Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
Kanker lambung merupakan bentuk neoplasma maligna gastrointestinal. Karsinoma
lambung merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan
menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker. Kanker lambung
merupakan neoplasma maligna yang ditemukan dilambung. Kanker lambung merupakan
neoplasma maligna yang ditemukan di lambung, biasanya adenokarsinoma. Neopasma
ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus-menerus
secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi
tubuh. kanker lambung adalah neoplasma gastrointestinal yang menyebabkan mutasi sel
gaster.

2. Etiologi
Penyebab kanker lambung adalah bakteri Helicobacter Pylori yang ditemukan oleh
dua warga Australia peraih hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 2005, yakni J. Robin
Warren dan Barry J. Marshall. Akan tetapi, penyebab keberadaan bakteri Helicobacter
Pylori di dalam lambung masih belum diketahui dengan pasti. Banyak hal yang menjadi
penyebabnya. Misalnya pola makan yang tidak sehat, seperti kurang mengkonsumsi buah
dan sayur. Juga gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol, dan
makan makanan yang dibakar (barbeque). Polip lambung, suatu pertumbuhan jinak yang
berbentuk bundar, yang tumbuh ke dalam rongga lambung, diduga merupakan pertanda
kanker dan oleh karena itu polip selalu diangkat. Selain itu juga terdapat factor genetic
karena dapat terjadi jika ada anggota keluarga lain yang juga mengalami kanker
lambung. Frekuensi lebih besar timbul pada individu dengan golongan darah A. Riwayat
keluarga meningkatkan resiko individu tetapi minimal, hanya 4% dari organ dgn
karsinoma lambung mempunyai riwayat keluarga.
Faktor makanan tertentu diperkirakan berperan dalam pertumbuhan kanker lambung.
Faktor-faktor ini meliputi :
a. Asupan garam yang tinggi.
b. Asupan karbohidrat yang tinggi.
c. Asupan bahan pengawet (nitrat) yang tinggi.
d. Asupan sayuran hijau dan buah yang kurang.
e. Ada kaitannya dengan : diet, genetic, komposisi tanah, lambung kronis

1
Faktor risiko dari ca lambung antara lain:
a. Infeksi Helicobacter pylori
Infeksi kronis bakteri Helicobacter pylori merupakan faktor risiko yang kuat terkena
kanker lambung. Beberapa studi menunjukkan bahwa bakteri ini mungkin penyebab
untuk 90 persen kanker lambung.
b. Umur
Penyakit ini jarang terjadi sebelum usia 40 tahun, tapi insiden penyakit ini
meningkat terus setelahnya.
c. Jenis Kelamin
Pria memiliki risiko dua kali lipat, dibandingkan dengan wanita.
d. Diet
Asupan makanan tinggi dari makanan asin, asap, dan acar diketahui meningkatkan
risiko. Kadar garam tinggi dapat merusak selaput lender lambung dan usus.Asupan
tinggi buah dan sayuran menurunkan risiko.
e. Penyakit lambung
Riwayat gastritis kronis, anemia pernisiosa, atau gastrektomi parsial meningkatkan
risiko.

3. Klasifikasi
a. Early gastric cancer (tumor ganas lambung dini).
Berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan
histopatologis dapat dibagi atas :
1) Tipe I (pritrured type)
Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa
yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan
dengan atau tanpa ulserasi.
2) Tipe II (superficial type)
Dapat dibagi atas 3 sub tipe:
a) Elevated type
Tampak sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat
sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.
b) Flat type
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat
perubahan pada warna mukosa.
2
c) Depressed type
Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular)
hiperemik / perdarahan.
3) Tipe III. (Excavated type)
Menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering disertai kombinasi
seperti II c & III atau III & II c dan II a & II c.
b. Advanced gastric cancer (tumor ganas lanjut).
Menurut klasifikasi Bormann dapat dibagi atas :
1) Bormann I.
Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai
fungating dan mukosa di sekitar tumor atropik dan iregular.
2) Bormann II
Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta
mukosa sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrotik
dengan warna kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus
tampak sangat hiperemik.
3) Bormann III.
Berupa infiltrating Carsinomatous type, tidak terlihat batas tegas pada dinding
dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.
4) Bormann IV
Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding
dan infiltrasi difus pada seluruh mukosa.

4. Manifestasi Klinis
Gejalanya samar dan telah ada selama beberapa bulan meliputi :
a. Tidak dapat mencerna
b. Ketidaknyamanan epigastrik
c. Ras penuh setelah makan
d. Nyeri punggung
e. Muntah setelah makan
f. Cepat kenyang
g. Malaise
h. Kehilangan nafsu makan
i. Disfagia
3
j. Hematemesis

5. Patofisiologi
Sekitar 95% kanker lambung adalah jenis adenokarsinoma, dan 5%- nya bisa berupa
limfoma, leimiosarkoma, karsinoid, atau sarkoma. Menurut Fuccio. 2009,
adenokarsinoma lambung terdiri atas dua tipe, yaitu tipe intestinal ( tipe struktur
glandular) dan tipe difus ( tipe infiltratif pada dinding lambung).
Dengan adanya kanker lambung, lesi tersebut akan menginvasi muskulatis propia dan
akan melakukan metastasis pada kelenjar getah bening regiaonal. Lesi pada kanker
lambung memberikan berbagai macam keluhan yang timbul, gangguan dapat diradakan
pada pasien biasanya jika sudah pada fase orogesif, dimana berbagai kondisi akan
muncul seperti dispepsia, anoreksis, penurunnan BB , nyeri abdomen, konstipasi,
anemia, mual serta muntah. Kondisi ini akan memberikan berbagai masalah
keperawatan.

4
6. Pathway
Helicobacter Zat-zat korosif Stres

Infeksi mukosa Stimulan nervus


Gangguan difus
lambung vagus
barrier mukosa

Refleks enteric
dinding lambung

Hormon gastrin
Peningkatan asam
lambung
Stimulan sel
parietal
Irirtasi mukosa
lambung

Peradangan
mukosa lambung

Hiperemis Ansietas Nyeri Hipotalamus

Atrofi gaster/mukosa Kurang informasi Aktivitas lambung


menipis meningkat

Defisit pengetahuan
Kehilangan fungsi Asam lambung
kelenjar fundus meningkat

Faktor intrinsik Kontraksi otot


lambung
Penurunan absorpsi vitamin B12
Masukkan nutrient Anoreksia,
Anemia pernisiosa inadekuat mual, muntah

Defisit nutrisi Masukkan cairan tidak adekuat


Penurunan volume darah merah
/ kehilangan cairan

Penurunan suplai O2 ke jaringan


Hipovolemia

Kelemahan fisik

Intoleransi aktivitas

5
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan jenis penyakit ini adalah


endoskopi, endoskopi merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik
untuk mendiagnosa ca lambung. Endoskopi dengan resolusi tinggi dapat mendeteksi
perubahan ringan pada warna, relief arsitektur dan permukaan mukosa gaster yang
mengarah pada karsinoma dini gaster.
b. Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan sitologi pada gaster dilakukan melalui sitologi brushing. Pada
keadaan normal, tampak kelompok sel-sel epitel superfisial yang reguler membentuk
gambaran seperti honey comb. Sel-sel ini mempunyai inti yang bulat dengan
kromatin inti yang tersebar merata.
Pada keadaan gastritis, sel tampak lebih kuboidal dengan sitoplasma yang
sedikit dan inti sedikit membesar.Pada karsinoma, sel-sel menjadi tersebar ataupun
sedikit berkelompok yang irreguler, inti sel membesarn hiperkromatin dan
mempunyai anak inti yang multipel atau pun giant nukleus.
Pemeriksaan sitologi brushing ini jika dilakukan dengan benar, mempunyai
nilai keakuratan sampai 85% tetapi bila pemeriksaan ini dilanjutkan dengan biopsi
lambung maka nilai keakuratannya dapat mencapai 96%.
c. Pemeriksaan makroskopis
Secara makroskopis ukuran karsinoma dini pada lambung ini terbagi atas dua
golongan, yaitu tumor dengan ukuran < 5 mm disebut dengan minute dan tumor
dengan ukuran 6 – 10 mm disebut dengan small.
Lokasi tumor pada karsinoma lambung ini adalah pylorus dan antrum (50-
60%), curvatura minor (40%), cardia (25%), curvatura mayor (12%).
d. CT Staging pada karsinoma lambung
Stage I : Massa intra luminal tanpa penebalan dinding.
Stage II : Penebalan dinding lebih dari 1 cm.
Stage III : Invasi langsung ke struktur sekitarnya.
Stage IV : Penyakit telah bermetastase.
e. Pemeriksaan fisis.
Pemeriksaan fisis dapat membantu diagnosis berupa berat badan menurun dan
anemia. Didaerah epigastrium mungkin ditemukan suatu massa dan jika telah terjadi

6
metastasis ke hati,teraba hati hati yang ireguler, dan kadang kadang kelenjar limfe
klavikula teraba.
f. CT Scan
Pemeriksaan CT Scan dilakukan sebagai evaluasi praoperatif dan untuk
melihat stadium dengan dan penyebaran ekstrak lambung yang penting untuk
penentuan intervensi bedah radikal dan pemberian informasi prabedah pada pasien.
g. Pemeriksaan darah pada tinja
Pada ca lambung sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood)
untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan tes benzidin.

8. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Kanker lambung dapat dicegah dengan cara-cara anatara lain :
1) Makan lebih banyak buah dan sayuran.
2) Mengurangi jumlah makanan diasap dan asin yang dikonsumsi.
3) Berhenti merokok.
b. Pengobatan
1) Kemoterapi dan terapi radiasi
Bila karsinoma telah menyebar ke luar dari lambung, tujuan pengobatannya
adalah untuk mengurangi gejala dan memperpanjang harapan hidup.
Kemoterapi dan terapi penyinaran bisa meringankan gejala.
2) Reseksi bedah.
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah
pembedahan. Pembedahan sudah dapat dilakukan sebagai tindakan paliatif.
3) Obat multiple (fluorosil, mitomisin C dan doksorubisin)
Di antara obat yang di gunakan adalah 5 FU, trimetrexote, fluorosil, mitomisin
C, doksorubisin, hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %.
4) Hiperalimentasi (nutrisi intravena).
Nutrisi intravena yag disuntikan melalui intravena yang berfunsi untuk
menggantikan nutrisi karena kanker lambung ini. Karena kanker lmbung proses
penyerapan nutrisi yang terjadi di lambung terganggu dan mengakibatkan
kekurangan nutrisi dari kebutuhan yang diperlukan. Maka diberikan
hiperalimentasi ini.

7
c. Perawatan
1) Klien dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien
harus tetap berbaring sampai beberapa hari setelah tanda dan gejala terjadi, dan
7 hari setelah dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya komplikasi
perdarahan usus atau perforasi usus.
2) Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan-perubahan posisi
berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus.
d. Diet
1) Pada mulanya klien diberikan makanan diet cair atau bubur saring kemudian
bubur kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi usus.
2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat secara dini
yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang sayuran dengan serat kasar)
dapat diberikan dengan aman kepada klien.

9. Komplikasi
a. Perforasi
Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.
b. Hematemesis.
Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung
sehingga dapat menimbulkan anemia.
c. Obstruksi.
Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan
mintah-muntah.
d. Adhesi.
Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi
dengan organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut

8
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Adapun lingkup pengkajian yang dilakukan pada klien dengan penyakit kanker lambung
adalah sebagai berikut :
a. Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan , agama, alamat,
status perkawinan, suku bangsa
b. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
1) Apakah ada riwayat kanker pada keluarga
2) Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan.
3) Lingkungan tempat tinggal klien
4) Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien
5) Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol,
obat-obatan, polusi, lingkungan, ventilasi.
c. Nutrisi metabolic
1) Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari
2) Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
3) Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
4) Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
5) Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)
6) Adanya makanan tambahan
7) Nafsu makan berlebih/kurang
8) Kebersihan makanan yang dikonsumsi
d. Eliminasi
1) Pola BAK dan BAB seperti frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah
pengontrolan
2) Adanya mencret bercampur darah
3) Adanya Diare dan konstipasi
4) Warna feses, bentuk feses, dan bau
5) Adanya nyeri waktu BAB
e. Aktivitas dan latihan
1) Kebiasaan aktivitas sehari hari
2) Kebiasaan olah raga
3) Rasa sakit saat melakukan aktivitas

9
f. Tidur dan istirahat
1) Adanya gejala susah tidur/insomnia
2) Kebiasaan tidur per 24 jam
g. Persepsi kognitif
1) Gangguan pengenalan (orientasi) terhadap tempat, waktu dan orang
2) Adanya gangguan proses pikir dan daya ingat
3) Cara klien mengatasi rasa tidak nyaman(nyeri)
4) Adanya kesulitan dalam mempelajari sesuatu
h. Persepsi dan konsep diri
1) Penilaian klien terhadap dirinya sendiri
i. Peran dan hubungan dengan sesame
1) Klien hidup sendiri/keluarga
2) Klien merasa terisolasi
3) Adanya gangguan klien dalam keluarga dan masyarakat
4) Reproduksi dan seksualitas
5) Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
6) Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
j. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stess
1) Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah
k. Mekanisme koping yang biasa digunakan
1) Respon emosional klien terhadap status saat ini
2) Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
l. Sistem kepercayaan
1) Kegiatan ibadah tergangu

Pemeriksaan Fisik
a. Status hemodinamik : tekanan darah hipotensi, nadi, akral dan pernafasan akan naik
saat nyeri dan turun pada saat terjadi perdarahan.
b. Berat badan kurang, kaheksia, konjungtiva kadang–kadang anemis
c. Pemeriksaan Abdomen daerah epigastrium dapat teraba massa, nyeri epigastrium.
Pada keganasan dapat ditemukan hepatomegali, asites.
d. Bila ada keluhan melena, lakukan pemeriksaan colok dubur.
90

10
2. Diagnosa
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis
c. Hipovolemia
d. Defisit nutrisi
e. Defisit pengetahuan
f. Intoleransi aktivitas

3. Rencana Keperawatan
NO SDKI SLKI SIKI
1. Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajamen Nyeri
Definisi : Definisi : Definisi :
Pengalaman sensorik Pengalaman sensorik atau Mengidentifikasi dan
atau emosional yang emosional yang berkaitan mengelola pengalaman
berkaitan dengan dengan kerusakan jaringan sesorik atau emosional
kerusakan jaringan actual actual atau fungsional yang berkaitan dengan
atau fungsional, dengan dengan onset mendadak kerusakan jaringan atau
onset mendadak atau atau lambat dan fungsional dengan onset
lambat dan berintensitas berintensitas ringan hingga mendadak atau lambat
ringan hingga berat yang berat dan konstan. dan berintensitas ringan
berlangsung kurang dari hingga berat dan
3 bulan. Kriteria Hasil : konstan.
1. Keluhan nyeri
Penyebab : 2. Gelisah Tindakan
1. Agen pencedera 3. Anoreksia 1. Identifikasi lokasi,
fisiologis (mis. 4. Mual karakteristik, durasi,
Inflamasi, iskemia, 5. Muntah frekuensi, kualitas,
neoplasma) 6. Tekanan darah intensitas nyeri.
7. Nafsumakan 2. Identifikasi factor
Kondisi KlinisTerkait
8. Pola tidur yang memperberat
1. Kondisi Pembedahan
dan memperingan
2. Infeksi Keterangan :
nyeri
1 : Menurun
3. Identifikasi respon
2 : Cukup menurun

11
3 : Sedang nyeri non verbal
4 : Cukup menurun 4. Identifikasi
5 : Menurun pengetahuan
dankeyakinan
tentang nyeri
5. Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahyaan,
kebisingan).

2. Nyeri kronik Tingkat Nyeri Manajamen Nyeri


Definisi : Definisi : Definisi :
Pengalaman sensorik Pengalaman sensorik atau Mengidentifikasi dan
atau emosional yang emosional yang berkaitan mengelola pengalaman
berkaitan dengan dengan kerusakan jaringan sesorik atau emosional
kerusakan jaringan actual actual atau fungsional yang berkaitan dengan
atau fungsional, dengan dengan onset mendadak kerusakan jaringan atau
onset mendadak atau atau lambat dan fungsional dengan onset
lambat dan berintensitas berintensitas ringan hingga mendadak atau lambat
ringan hingga berat yang berat dan konstan. dan berintensitas ringan
berlangsung lebih dari 3 hingga berat dan
bulan. Kriteria Hasil : konstan.
1. Keluhan nyeri
Penyebab : 2. Gelisah Tindakan
1. Infiltrasi tumor 3. Anoreksia 1. Identifikasi lokasi,
2. Gangguan gungsi 4. Mual karakteristik, durasi,
metabolic 5. Muntah frekuensi, kualitas,
3. Tekanan emosional 6. Tekanan darah intensitas nyeri.
7. Nafsumakan 2. Identifikasi factor
Kondisi klinis Terkait
8. Pola tidur yang memperberat
1. Tumor
dan memperingan
nyeri

12
Keterangan : 3. Identifikasi respon
1 : Menurun nyeri non verbal
2 : Cukup menurun 4. Identifikasi
3 : Sedang pengetahuan
4 : Cukup menurun dankeyakinan
5 : Menurun tentang nyeri
5. Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahyaan,
kebisingan).
3. Hipovolemia Status Cairan Manajemen
Definisi : Definisi : hipovolemia
Penurunan volume cairan Kondisi volume cairan Definisi :
intravaskuler, interstisiel, intravaskuler, interstisiel, Mengidentifikasi dan
dan/atau intraseluler. dan/atau intraseluler mengelola pnurunan
volume cairan
Penyebab Kriteria Hasil : intravaskuler.
1. Kehilangan cairan 1. Turgor kulit
aktif 2. Berat badan Tindakan :
2. Kekurangan intake 3. Perasaan lemah 1. Periksa tanda dan
cairan 4. Tekanan darah gejala hipovolemia
5. Frekuensi nadi 2. Monitor intake dan
Kondisi Klinis Terkait
6. Kadar hb outuput cairan
1. Muntah
7. Oliguria 3. Anjurkan
8. Suhu tubuh memperbanyak
asupan cairan oral
Keterangan :
4. Anjurkan
1 : Menurun
menghindari
2 : Cukup menurun
perubahan posisi
3 : Sedang
mendadak
4 : Cukup menurun

13
5 : Menurun

4. Defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi


Definisi : Definisi : Definisi:
Asupan nutrisi tidak Ketidakadekuatan asupan Mengidentifikasi dan
cukup untuk memenuhi nutrisi untuk memenuhi mengelolaasupan
kebutuhan metabolisme. kebutuhan metabolisme. nutrisiyang seimbang

Penyebab : Kriteria Hasil : Tindakan


1. Ketidakmampuan 1. Porsi makanan yang 1. Identifikasi alergi
mengabsobsi nutrient dihabiskan dan intolernasi
2. Peningkatan 2. Verbalisasi keinginan makanan
kebutuhan untuk mngingkatkan 2. Identifikasi
metabolisme nutisi makanan yang
3. Faktor psikologis 3. Pengetahuan tentang disukai
(mis. Stress, pilihan makanan yang 3. Identifikasi perlunya
keengganan untuk sehat penggunaan selang
makan) 4. Penyiapan dan nasogastrik
penyimpanan makanan 4. Monitor berat badan
Kondisi Klinis Terkait
yang aman
1. Kanker
5. Sikap terhadap
makanan/minuman
sesuai dengan tujuan
kesehatan
5. Defisit Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan
Definisi : Definisi : Definisi :
Ketiadaan atau Perasaan tidak nyaman pada Mengajarkan
kurangnya informasi bagian belakang tenggorok pengelolaan factor
kognitif yang berkaitan atau lambing yang dapat risiko penyakit dan
dengan topic tertentu. mengakibatkan muntah. perilaku hidup bersih
serta sehat.
Penyebab : Kriteria Hasil :
1. Kurang terpapar 1. Nafsu makan Tindakan
informasi 2. Keluhan mual 1. Identifikasi kesiapan

14
2. Kurang minat dalam 3. Perasaan ingin muntah dan kemampuan
belajar 4. Pucat menerima informasi
3. Kurang mampu 5. Takikardia 2. Identifikasi factor-
megingat faktor yang dapat
Keterangan : meningkatkan dan
1 : Menurun menurunkan
Kondisi Klinis Terkait
2 : Cukup menurun motiviasi perlaku
1. Penyakit akut
3 : Sedang hidup bersih dan
2. Penyait kronis
4 : Cukup menurun sehat.
5 : Menurun 3. Berikan kesempatan
untuk bertanya
4. Jelaskan factor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan.
5. Anjarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat

6. Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas Terapi KAtivitas


Definisi : Definisi Definisi :
Ketidakckupan energy Respon fisiologis terhadap Menggunakan aktivitas
untuk melakukan aktivitas yang fisik, kognitif, social,
aktivitas sehari-hari membutuhkan tenaga dan spiritual tertentu
untuk memulihkan
Penyebab : Kriteria Hasil : keterlibatan, frekuensi,
1. Ketidakseimbangan 1. Frekuensi nadi atau durasi aktivitas
antara suplai dan 2. Saturasi oksigen individu atau
kebutuhan oksigen 3. Keluhan lelah kelompok.
2. Kelemahan 4. Perasaan lemah
3. Imobilitas 5. Sianosis Tindakan
6. Warna kulit 1. Identifikasi deficit
Kondisi Klinis Terkait
7. Tekanan darah tingkat aktivitas
1. Gangguan metabolik
2. Identifikasi

15
8. Frekuensi napas kemampuan
berpartisipasi dalam
Keterangan :
aktivitas tertentu
1 : Menurun
3. Berikan penguatan
2 : Cukup menurun
positif atas
3 : Sedang
parisipasi dalam
4 : Cukup menurun
aktiivitas
5 : Menurun
4. Anjurkan
melakukan aktivitas
fisik, social,spiritual,
dan kognitif dalam
menjaga fungsi dan
kesehatan.
5. Anjurkan keluarga
untuk memberi
penguatan positif
atas partisipasi
dalam aktivitas

16
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin dan Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Suzanne dan Brenda. 2002. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta: EGC

Shirley. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC

Tim Pokja, SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja, SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja, SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.

17

Anda mungkin juga menyukai