A. Pengertian
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada
mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks
biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks
berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju
kedalam rahim (Sarjadi, 2001).
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli penulis dapat
menyimpulkan bahwa kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang abnormal
yang terdapat pada organ reproduksi wanita yaitu serviks atau bagian terendah
dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
B. ETIOLOGI
Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah
secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan
terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau
ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara pasti,
Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih
tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18 tahun).
4. Berganti - ganti pasangan seksual.
keguguran.
7. Pemakaian Pil KB.
Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima
tahun dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko
relative pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat
sesuai dengan lamanya pemakaian.
Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek
samping antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi
diare gastritis, sulit membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan ( biasa
terdapat pada terapi eksternal radiasi ). Efek samping tersebut menimbulkan
masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan efek
dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan kering sehingga akan
timbul masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi
akan berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan atau
kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan
muncul.
Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahim ini
merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bias
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
E. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
a. Golongan yang terdiri atas obat - obatan yang mematikan semua sel
pada siklus termasuk obat - obatan non spesifik.
c. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel
lebih besar, termasuk obat - obatan siklus spesifik.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
untuk prosedur. Selama terapi yaitu memilih kulit yang baik dengan
menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan deodorant. Pertahankan
untuk enema atau buang air besar selama beberapa hari, memasang kateter
sesuai indikasi, latihan nafas panjan dan latihan rom dan jelaskan pada
semi fowler, berikan makanan berserat dan cairan parenteral sampai 300ml
dan memberikan support mental. Perawatan post pengobatan antara lain
bukti invasi.
Tahap I : Karsinoma yang benar - benar berada dalam serviks. Proses
Tahap IIa : Penyebarah hanya perluasan vagina, parametrium masih bebas dari
infiltrate tumor.
Tahap IIb : Penyebaran keparametrium, uni atau bilateral tetapi belum sampai
pada dinding panggul.
Tahap III : Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau telah meluas
kesalah satu atau kedua dinding panggul. Penyakit nodus limfe
Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina, sedang ke
parametrium tidak dipersoalkan.
Tahap IIIb : Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak ditemukan
daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul
(frozen pelvic ) atau proses pada tingkatan klinik I dan II, tetapi
sudah ada gangguan faal ginjal.
Tahap IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan
mukosa rektum dan atau kandang kemih (dibuktikan secara
Tahap Iva : Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi
mukosa rektrum dan atau kandung kemih.
1. Sitologi
Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous ( tes PAP ) sangat
yang tampak sehat dan tanpa gejala untuk kemudian diseleksi. Kanker hanya
dapat didiagnosis secara histologik.
2. Kolposkopi
Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkopi, suatu
3. Biopsi
Biopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat ) terlihat
seluruhnya dengan kolposkopi. Jika SSP tidak terlihat seluruhnya atau hanya
terlihat sebagian kelainan didalam kanalis serviskalis tidak dapat dinilai, maka
contoh jaringan diambil secara konisasi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat
dan alat biopsy harus tajam sehingga harus diawetkan dalam larutan
formalin 10%.
4. Konisasi
yodida 10g, air 100ml ) dan eksisi dilakukan diluar daerah dengan tes positif (
daerah yang tidak berwarna oleh larutan lugol ). Konikasi diagnostik
A. PENGKAJIAN FOKUS
Usia saat pertama kali melakukan hubungan seksual salah satu faktor yang
menyebabkan kanker serviks ini adalah menikah dibawah umur 18 tahun.
Sosial ekonomi rendah dikaitkan erat karena tidak dapat melakukan pap
smear secara rutin dan pola hubungan seksual yang tidak sehat.
3. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang rendah dapat juga dihubungkan dengan
4. Aspek mental: harga diri, identitas diri, gambaran diri, konsep diri, peran
diri, emosional.
Nyeri bisa diakibatkan oleh karena sel kanker yang sudah mendesak dan
abnormalita pada organ - organ daerah panggul.
Gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan - makanan cepat saji dapat
memicu sel kanker untuk tumbuh dengan cepat, pada orang – orang dengan
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi perdarahan diantara siklus
haid adalah salah satu tanda gejala kanker leher rahim.
1. Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan kematian
sel.
Kriteria :
a. Pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala nyeri 0 - 3.
Intervensi :
a. Kaji riwayat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, intensitas, dan skala nyeri.
Rasional :
Intervensi :
a. Kaji status nutrisi pasien
darah, keputihan ).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam pasien tidak terjadi
Intervensi :
a. Kaji adanya infeksi disekitar area serviks.
takut.
e. Pasien mendapat informasi yang akurat, serta prognosis dan pengobatan
menyentuh klien.
d. Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi
Rasional :
a. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan ketakutannya.
prosedur pengobatan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi
kerusakan intergritas kulit.
Kriteria hasil :
a. Pasien atau keluarga dapat mempertahankan keberhasilan pengobatan
setelahnya.
Intervensi :
radiasi.
d. Anjurkan memakai pakaian yang lembut dan longgar pada, biarkan
Kriteria hasil :
a. Pasien dapat meningkatkan keamanan ambulasi.
b. Pasien mampu menjaga keseimbangan tubuh ketika akan melakukan
aktifitas.
c. Pasien mampu meningkatkan posisi fungsional pada ektremitas.
Intervensi :
a. Intruksikan dan bantu dalam mobilitas secara tepat.
Kriteria hasil :
a. Pasien mampu memahami tentang arti seksualitas, seksualitas dapat
mengenai seksualitas
c. Evaluasi faktor- faktor budaya dan religius/ nilai dan konflik- konflik yang
d. Tingkatkan keleluasaan diri bagi pasien dan orang- orang yang penting
bagi pasien.
Rasional :
a. Faktor- faktor seperti menoupose dan proses penuan remaja dan dewasa
awal yang perlu masukan dalam pertimbangan mengenai seksualitas