DISUSUN OLEH :
TAHUN 2021
A. PENGERTIAN
aliran normal isi usus sepanjang saluran isi usus. Obstruksi usus dapat akut
dengan kronik, partial atau total.Intestinal obstruction terjadi ketika isi usus
Obstruksi usus mekanis adalah suatu penyebab fisik menyumbat usus dan
tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada
B. KLASIFIKASI
3. Menurut etiologinya
4. Menurut stadiumnya
antara lain :
sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi
sedikit.
aliran darah).
c. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai
C. ETIOLOGI
1. Hernia inkarserata :
reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus
2013).
b. Invaginasi (intususepsi)
jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering
ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini
(Indrayani,2013).
c. Askariasis
disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan
puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian
(Indrayani,2013).
d. Volvulus
e. Tumor
Menurut Ester (2001 : 49) pathofisiologi dari obstruksi usus atau illeus
adalah:
Secara normal 7-8 cairan kaya elektrolit disekresi oleh usus dan
hipovolemik dan penurunan aliran darah ginjal dan serebral. Pada awitan
obstruksi, cairan dan udara terkumpul pada bagian proksimal sisi yang
lebih tegas pada blok usus halus karena usus halus lebih sempit dan secara
normal lebih aktif, volume besar sekresi dari usus halus menambah distensi,
sekresi satu-satunya yang yang bermakna dari usus besar adalah mukus.
peritonitis.
E. MANIFESTASI KLINIK
abdomen.
5. Strangulasi
menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi
&Wilson, 2007)
F. KOMPLIKASI
volume cairan.
pembedahan.
G. PENATALAKSANAAN
1. Persiapan
2. Operasi
3. Pasca Bedah
1. Pengkajian
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama .
obat- obatan.
2. Pemeriksaan
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
c. Eliminasi
d. Makanan/cairan
pecah.Kulit buruk.
e. Nyeri/Kenyamanan
f. Pernapasan
3. Pemeriksaan Diagnostic
2012).
I. PATHWAY
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN SDKI DAN NANDA
NIC NOC
1. Inkontinensia fekal
3. Defisit nutrisi
4. Nyeri akut
5. Ansietas
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter%20II. pdf .
diakses pada tanggal 7 November 2015
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta : PPNI
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Terapeutik
Sediakan makanan yang tepat sesuai
kondisi pasien
Edukasi
Jelaskan jenis makanan yg bergizi
tinggi, terjangkau
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
D.0080 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 Observasi:
jam diharapkan tingkat ansietas menurun Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Pengertian : Kriteria Hasil: Identifikasi kemampuan mengambil
Kondisi emosi dan Memburu Cukup Sedang Cukup Menuru keputusan
pengalaman subjektif k Membur Menuru n Monitor tanda-tanda ansietas
individu terhadap objek uk n Terapeutik:
yang tidak jelas dan 1 Konsentrasi Ciptakan suasana teraupetik untuk
spesifik akibat antisipasi 1 2 3 4 5 menumbuhkan kepercayaan
bahaya yang 2 Pola tidur Temani pasien untuk mengurangi
memungkinkan individu 1 2 3 4 5 kecemasan, jika memungkinkan
melakukan tindakan Meningka Cukup Sedan Cukup Menurun Pahami situasi yang membuat ansietas
untuk menghadapi t Meningk g Menuru Dengarkan dengan penuh perhatian
at n Gunakan pendekatan yang tenang dan
ancaman
3 Perilaku gelisah meyakinkan
1 2 3 4 5 Motivasi mengidentifikasi situasi yang
4 Verbalisasi kebingungan memicu kecemasan
1 2 3 4 5 Edukasi
5 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
1 2 3 4 5 mungkin dialami
6 Perilaku tegang Informasikan secara faktual mengenai
1 2 3 4 5 diagnosis, pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
Latih teknik relaksasi
PERFUSI PERIFER TIDAK
EFEKTIF
DEFINISI Outcome Intervensi
Penurunan sirkulasi darah pada level Perfusi Perifer A. PERAWATAN SIRKULASI (I.02079)
kapiler yang dapat mengganggu Meningkat (L.02011) 1. Observasi
metabolisme tubuh. Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer,
PENYEBAB edema, pengisian kalpiler, warna, suhu,
Hiperglikemia angkle brachial index)
Penurunan konsentrasi Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
hemoglobin (mis. Diabetes, perokok, orang tua,
Penurunan tekanan darah hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
Kekurangan volume cairan Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
Penurunan aliran arteri dan/atau bengkak pada ekstremitas
vena 2. Terapeutik
Kurang terpapar informasi Hindari pemasangan infus atau pengambilan
tentang factor pemberat (mis. darah di area keterbatasan perfusi
Merokok, gaya hidup monoton, Hindari pengukuran tekanan darah pada
trauma, obesitas, asupan garam, ekstremitas pada keterbatasan perfusi
imobilitas) Hindari penekanan dan pemasangan
Kurang terpapar informasi torniquet pada area yang cidera
tentang proses penyakit (mis. Lakukan pencegahan infeksi
Diabetes mellitus, Lakukan perawatan kaki dan kuku
hyperlipidemia) Lakukan hidrasi
Kurang aktivitas fisik 3. Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek air mandi untuk
menghindari kulit terbakar
Anjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah, antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
Anjurkan minum obat pengontrol tekakan
darah secara teratur
Anjurkan menghindari penggunaan obat
penyekat beta
Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang
tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada
kaki)
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak
ikan, omega3)
Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
B. MANAJEMEN SENSASI PERIFER (I. 06195)
1. Observasi
Identifikasi penyebab perubahan sensasi
Identifikasi penggunaan alat pengikat,
prostesis, sepatu, dan pakaian
Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi
dan tekstur benda
Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
Monitor perubahan kulit
Monitor adanya tromboflebitis dan
tromboemboli vena
2. Terapeutik
Hindari pemakaian benda-benda yang
berlebihan suhunya (terlalu panas atau
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan