Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA TN. K DENGAN HEMOROID

DI RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN RS OMNI PULOMAS

DISUSUN OLEH:

Vinny Maulina, S.Kep

NIM : 202107084

PROGRAM PROFESI NERS STIKES IMC BINTARO

Komp. RS IMC Jl. Raya Jombang No.56

Ciputat, Tangerang Selatan

Tahun 2021-2022
LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Penyakit


1. Pengertian

Hemoroid merupakan pembesaran atau pelebaran vena Hemoroidialis yang melalui


kanal anus atau rektum yang disebabkan oleh peradangan pada usus yang ditandai dengan
nyeri dan rasa tidak nyaman yang bermanifestasi perdarahan setelah buang air besar (Tri
Utami dan Ganik Sakitri, 2020)

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena
Hemoroidales (bacon) pada poros usus dan usus yang di sebabkan karena otot dan
pembuluh darah sekitar anus/dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan
membesar (Rudi Haryono, 2012)

Hemoroid adalah pembesaran vena (varises) dari pleksus venosis Hemoroidalis yang
diketemukan pada anal kanan (Diyono dan Sri Mulyanti, 2013).

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus Hemorrhoidalis (Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma, 2015)

Hemoroid adalah pembengkakan (varikosa) vena pada anus atau rectum. Hemoroid
ekternal menonjol keluar menyerupaigumpalan di sekitar anus. Hemoroid ini
menyebabkan rasa sakit, khususnya jika Pasien mengalami konstipasi dan mengedan saat
defakasi (Rosdahl & Kowalski,2017).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hemoroid


merupakan pelebaran pembuluh darah vena dari pleksus Hemoroidalis yang berada pada
daerah sekitar anus.

2. Etiologi
Menurut Diyono dan Sri Mulyanti (2013), penyebab Hemoroid dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Peningkatan tekanan intra-abdomen, mis: kegemukan, kehamilan konstipasi.
b. Komplikasi dari penyakit cirrhosis hepatis.
c. Terlalu banyak duduk
d. Tumor abdomen / pelvis.
e. Mengejan saat BAB
f. Hipertensi portal

Sedangkan menurut Amin Huda Nuararif dan Hardhi Kusuma (2015), Hemoroid
timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena Hemoroid yang disebabkan oleh
faktor-faktor resiko / pemcetus, seperti:
a. Menegjan pada buang air besar yang sulit
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk,terlalu
lama duduk di jamban sambil membaca, merokok)
c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor abdomen)
d. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal)
e. Usia tua
f. Kontipasi kronik
g. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
h. Hubungan seks perianal
i. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserta (sayur dan buah)
j. Kurang olahraga / imobilasi

3. Manifestasi Klinis
Menurut Kardiyudiani & Susanti (2019), tanda dan gejala umum hemoroid meliputi:
a. Perdarahan tanpa rasa sakit saat buang air besar
b. Gatal atau iritasi di darah anus
c. Nyeri atau ketidaknyaman
d. Pembekakan di sekitar anus
e. Benjolan dekat anus, yang mungkin sensitive atau menyakitkan (wasir thrombosis)

4. Patofisiologi
Hemoroid umunya menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran, peradangan,
atau prolaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk feses menjadi kecil, yang bias
mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan tekanan ini menyebabkan
pembengkakan dari hemoroid, kemungkinan gangguan oleh venous rectum. Kehamilan
atau obesitas memberikan tegangan abnormal dari otot sfingter internal juga dapat
menyebabkan masalah hemoroid, mungkin melalui mekanisme yang sama. Oenurunan
venous retrun dianggap sebagai mekanisme aksi. Kondisi terlalu lama duduk di toilet
(atau saat membaca) diyakini menyebabkan penurunan relative venous retrun di daerah
perianal (yang disebut dengan efek tourniquet), mengakibatkan kongesti vena dan
terjadilah hemoroid. Kondisi penuaan menyebabkan melemahnya struktur pendukung,
yang memfasilitasi prolapse (Muttaqin & Sari,2011).
Mengejan dan konstipasi telah lama dianggap sebagai penyebab dalam pembentukan
hemoroid. Pasien yang melaporkan hemoroid memiliki tonus kanal istirahat lebih tinggi
dari biasanya. Tonus istirahat setelah hemorrhoidektomi lebih rendah dari pada sebelum
prosedur. Perubahan dalam tonus istirahat adalah mekanisme aksi dilatasi (Muttaqin &
Sari,2011).
Hipertensi portal telah sering disebutkan dalam hubungannya dengan hemoroid.
Perdarahan massif dari hemoroid pada pasien dengan hipertensi portal biasanya bersifat
massif. Varises anorektal merupakan kondisi umum pada pasien dengan hipertensi portal.
Varises terjadi di midrektum, di antara sistem portal dan vena inferior rektal. Varises
terjadi lebih sering pada pasien yang nonsirosis dan mereka jarang mengalami perdarahan
(Muttaqin & Sari,2011).
Kondisi hemoroid dapat memberikan berbagai manifestasi klinis berupa nyeri dan
perdarahan anus. Hemoroid interna tidak menyebabkan sakit karena berada di atas garis
dentate dan tidak ada inervasi saraf. Namun, mereka mengalami perdarahan, prolaps dan
sebagai hasil dari deposisi dari suatu iritasi ke bagian sensitive kulit perianal sehingga
menyebabkan gatal dan iritasi. Hemoroid internal dapat menghasilkan rasa sakit perianal
oleh prolaps dan menyebabkan spasme sfingter di sekitar hemoroid. Spasme otot ini
mengakibatkan ketidaknyamanan sekitar anus. Kadang perdarahan hemoroid yang
berulang dapat berakibat timbulnya anemia berat (Muttaqin & Sari,2011).
Hemoroid eksternal menyebabkan thrombosis akut yang mendasari vena hemoroid
eksternal dapat terjadi. Konsisi hemoroid eksternal juga memberikan manifestasi kurang
higienis akibat kelembapan dan rangsangan akumulasi mucus (Muttaqin & Sari,2011).
5. Pathway

Konsumsi makanan Terlalu lama duduk Kehamilan Peradangan pada usus,


rendah serat di toilet (atau saat obesitas seperti colitis ulseratif atau
membaca) penyakit Crohn

Peningkatan
Fases kecil dan Penurunan relative venous return di
frekuensi BAB
mengejan selama daerah perianal (yang disebut
BAB dengan efek tourniquet)
Seringnya penggunaan
otot-otot prianal
Peningkatan Pelebaran dari vena-vena
vena portal di dalam pleksus
hemoroid Melemahnya struktur
pendukung dan Kondisi
menfasilitasi prolaps penuaan

Hemoroid Anoreksia

Kompresi saraf Peradangan pada Intake nutrisi


Nyeri
lokal pleksus hemoroidalis tidak adekuat

Perdarahan anus Ruptur Prolaps Risiko


fases darah vena pleksus ketidakseimbangan
keluar anus nutrisi kurang dari
Intoleransi kebutuhan
Anemia
aktivitas

Intervensi Intervensi bedah Gangguan Respons


Risiko
skleroterapi hemoroidektomi defekasi psikologis
infeksi

Preoperatif Kecemasan
Port de Respons
pemenuhan
entree serabut lokal
informasi

Luka Kerusakan
Pasca bedah (Muttaqin & Sari,2011)
pascabedah jaringan lunak
pascabedah
6. Pemeriksaan penunjang
Menurut Nuararif & Kusuma (2015, pemeriksaan penunjang pada hemoroid yaitu
sebgai berikut:
a. Pemeriksaan colok anus
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada hemoroid
interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi biasanya
tidak nyeri.
b. Anoskopi
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.
c. Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh prosesradang atau proses
keganasan di tingkat yang lebih tinggi.

7. Penatalaksanaan Medis
Menurut Kardiyudiani & Susanti(2019), penatalaksanaan medis pada hemoroid sebgai
berikut:
a. Pebobatan di rumah
1) Konsumsi maknan berserta tinggi
2) Menggunakan perawatan topical. Oleskan krim wasir atau suposiroria yang
mengandung hidrokortison
3) Merendam anus secar teratur dalam air hangat
4) Menjaga kebersihan area anal
5) Menempatkan kompres es
6) Mengonsumsi pereda nyeri oral
Pasie dapat menggunakan acetaminophen, aspirin, atau ibuprofen sementara
untuk membantu meringankan ketidaknyamanan
b. Obat-obatan
Jika hermoroid hanya menimbulkan ketidaknyaman ringan, maka terapi yang
diberikan yaitu pemberian krim, salep, supositoria, atau bantalan.
c. Thrombectomy hemoroid ekternal
Jika gumpalan darah (thrombosis) telah berbentuk pada wasir ekternal, dokter
dapat menghilangkan bekuan dengan sayatan dan drainase sederhana
d. Prosedur minimal invasive
Untuk perdarahan persistenatau wasir yang menyakitkan, dokter dapat
merekomendasikan sala sat prosedur minimal invasif lain yang tersedia, meliputi
ligase karet gelang, injeksi (skleroterapi), dan koagulasi (inframerah, laser, dan
bipolar).
e. Prosedur operasi
Jika prosedur lain tidak berhasil atau pasien meiliki wasir yang parah, dokter
dapat merekomendasikan prosedur pembedahan berupa hemoroidektomi.
Perawatan prioperatif menurut Rosdahl & Kowalski (2017)
8. Komplikasi
Menurut Haryono (2012), komplikasi hemoroid yang paling seirng terjadi adalah:
a. Perdarahan, dapat sampai dengan anemia
b. Thrombosis (pembekuan darah dalam hemoroid)
c. Hemoroidal strangulasi dalah hemoroid yang prolapse dengan suplai darah dihalangi
olehsfingterani.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. K DENGAN HEMOROID

DI RUANG RAWAT INAP FLAMBOYAN RS OMNI PULOMAS

DISUSUN OLEH:

Vinny Maulina, S.Kep

NIM : 202107084

PROGRAM PROFESI NERS STIKES IMC BINTARO

Komp. RS IMC Jl. Raya Jombang No.56

Ciputat, Tangerang Selatan

Tahun 2021-2022
Pengkajian
Nama Mahasiswa : Vinny Maulina
Tanggal pengkajian : 12 September 2021
Tanggal masuk Pasien: 11 September 2021
Nomor register : 00-43-25-18
Diagnose medis : Hemoroid
Ruang/kelas : Anggrek

Identitas Pasien
Nama : Tn. A
NRM : 00-43-25-18
Jenis Kelamin/Umur : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : 17 April 1982
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Alamat : Jl. Sawo V/06 Rawamangun Rt 011 Rw 008
dr.Penanggung jawab : dr. Tony Sukentro, Sp.B
Sumber informasi : Pasien dan Keluarga

Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri pada bagian bekas operasi, nyeri yang
dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 4, nyeri bertambah jika bergerak dan
seperti disayat - sayat
b. Riwayat Penyakit sekarang : Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi, Pasien
juga mengeluh tidak nyaman serta tidak bisa banyak bergerak.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Riwayat penyakit sebelumnya : tidak ada
2) Riwayat alergi obat : tidak ada
3) Riwayat alergi makanan : tidak ada
d. Riwayat yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko : tidak
ada
e. Riwayat kesehatan keluarga (Genogram) :

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Garis Pernikahan
: Pasien
: Tinggal Satu Rumah
Pemeriksaan Fisik
1. Pernafasan : Suara nafas vesikuler, tidak ada sesak, RR = 18
kali/menit
2. Kardiovaskular : Irama jantung regular, tidak ada nyeri dada,
bunyi jantung normal, < 3 dtk, akral Pasien hangat. TD= 100/60 mmHg, HR= 60
kali/menit
3. Persyarafan : E4 M6 V5 GCS : 15
4. Penginderaan : Penglihatan
Fungsi penglihatan normal, reflek cahaya +/+,
diameter pupil 2 mm/2 mm, penglihatan normal
Pendengaran

Tidak ada gangguan pendengaran

Penciuman

Simetris, bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung,


tidak ada deformitas dan tidak ada gangguan
penciuman

5. Perkemihan : Tidak ada keluhan


6. Musculoskeletal/Integument : Tidak ada oedem, kelainan tidak ada, tidak ada
Deformitas
kekuatan otot
5 5

5 5
Kulit :
Akral hangat, turgor kulit elastis, tidak ada luka pada
ekstremitas S = 36,7
7. Endokrin : Tidak ada pembesaran tyroid
8. Urogenital : Balance cairan
 Intake : ± 600 cc
 Output 450 cc
Warna BAK : kuning jernih, bau khas urine
Data Biologis dan Fisiologis

1. Pola aktivitas harian


 Pola nutrisi
Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
Frekuensi makan 3-4 x/hari 3 x/hari
Jenis makanan Nasi, lauk pauk, sayur Nasi, lauk pauk, sayur
Porsi makan 1 porsi ½ porsi

 Pola eliminasi
Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
BAB Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
BAK Tidak ada kelainan Tidak ada keluhan

 Pola kebutuhan istirahat dan tidur


Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
8 jam/hari 6-7 jam/hari

 Personal hygiene
Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
Mandi 2 x/hari Hanya di lap dengan washlap
 Mobilitas fisik
Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

TEST RESULT REFERENCE UNITS


Imunoserologi
HBsAg (ECLIA) Non reaktif : 0.280 Non reaktif : < 1.0 IU/ml
Reaktif : > = 1.0
Anti HCV Non reaktif : 0.103 Non reaktif : Index < INDEX
1.0
Reaktif : index > =1.0
Anti HIV Non reaktif Non reaktif
HEMATOLOGI
Laju endap darah 6 <=10 mm
hemoglobin 14.7 14.0 – 16.0 g/dl
Hematokrit 44 4.0 – 48 %
lekosit 8.1 5.0 – 10.0 10^3/ul
Trombosit 275 150 – 400 10^3/ul
Eritrosit 4.74 4.50 – 5.50 10^6/ul
Hitung jenis
Basofil 0 0–1 %
Eosinofil 7 1–3 %
Neutrofil batang 0 2-6 %
Neutrofil segmen 55 50 - 70 %
Limfosit 31 20 - 40 %
Monosit 7 2-8 %
NLR 1.77
ALC 2.51 10^3/ul
HEMOSTASIS
Masa Protrombini
PT pasien 14.4 11.7 – 15.3 Detik
PT kontrol 14.1 12 – 16.5 Detik
APTT
APTT Pasien 26.2 25 – 0 – 40.0 Detik
APTT kontrol 32.2 25 – 39 Detik
Kimia Klinik
AST (SGOT) 23 10 – 35 U/L
ALT (SGPT) 34 9 – 43 U/L
Ureum 17 15 – 40 mg/DL
Kreatinin 0.9 0.5 – 1.5 mg/DL
eGFR (CKD-EPI) 107.21 >=90 Ml/mnt/1.73m2
Glukosa darah sewaktu 77 <140
PCR Negatif Negatif
Thorax

Janutng tidak membesar, cardiothorac ratio < 50%

Aorta dan mediastinum superior tidak melebar

Trakhea di garis tengah. Kedua hilus tidak menebal

Corakan bronkhovaskular kedua paru dalam batas normal

Lengkung diafragma regular. Sinus kostofrenikus lancip

Tulang – tulang tak tampak kelainan

Kesan : cor dan pulmo dalam batas normal


ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif : Agen pencedera fisik Nyeri akut
 Pasien mengatakan nyeri
 Pasien mengatakan nyeri
pada bagian bekas operasi
(anus)
 Pasien mengatakan nyeri
hilang timbul
 Pasien mengatakan nyeri
seperti disayat- sayat dengan
skala nyeri 4
 Nyeri memberat jika banyak
digerakkan

Data Objektif :
 Pasien tampak meringis
kesakitan
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak beberapa kali
memegangi kaki sebelah
kanan
 TD= 100/60 mmHg,
 HR= 60 kali/menit
 E: 4 M: 6 V:5 , GCS = 15
2 Data Subjektif : Pasca bedah Gangguan rasa nyaman
 Pasien mengatakan tidak
nyaman karena nyeri setiap
di kali digerakkan
 Pasien mengatakan jadi
terganggu jika tidur
 Pasien mengatakan dirinya
jadi tidak tenang
Data Objektif :
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak meringis
kesakitan
 Pasien tampak gelisah
 Pasien tampak tidak nyaman
 TD= 100/60 mmHg,
 HR= 60 kali/menit
 Suhu = 36.7
3 Data Subjektif : Efek prosedur invasif Resiko infeksi
 Pasien mengatakan khawatir
dengan bekas operasinya
 Pasien mengatakan nyeri
pada bagian bekas operasi

Data Objektif :
 Pasien tampak lemas
 Pasien tampak tegang
 Tampak tidak ada kemerahan
 Tidak tampak ada
pembengkakan
 Tidak tampak ada nanah

PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Cairan : Ringer Laktat


2. Diet : Diet Lunak
3. Obat : Plasminex 2 x 500 mg, sanmol 3 x 500mg, levocin 1 x 500mg, ardium 3 x
1000 mg, salep racikan oles pada anus.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berbuhungan dengan agen pencedera fisik


2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan pasca bedah
3. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif

INTERVENSI KEPERAWATAN

No/ Hari/Tgl Luaran dan Kriteria Perencanaan Keperawatan


Dx hasil Intervensi Implementasi
1. 12 Tingkat nyeri Manajemen nyeri 1. Mengidentiikasi
September (L.08066) (I.08238) PQRST
2021 Setelah dilakukan Observasi 2. Mengidentiikasi
intervensi selama 1. Identiikasi PQRST respon nyeri
3x24 jam diharapkan 2. Identifikasi respon
intensitas nyeri nyeri nonverbal nonverbal
berkurang Terapeutik 3. Mengidentiikasi
Kriteria Hasil 3. Identifikasi faktor faktor yang
Tingkat Nyeri yang memperberat memperberat dan
1. Keluhan dan meringankan meringankan nyeri
skala nyeri nyeri 4. Memberikan teknik
menurun 4. Berikan teknin nonfarmakologis
(skala nyeri nonfarmakologis untuk mengurangi
4) untuk mengurangi nyeri
2. Meringis nyeri 5. Memfasilitasi
menurun 5. Fasilitasi istirahat istirahat dan tidur
3. Frekuensi dan tidur 6. Menjelaskan tujuan
nadi Edukasi Teknik Nafas dan manfaat teknik
membaik Edukasi nafas
4. Pola nafas 1. Jelaskan tujuan dan 7. Menjelaskan
teratur manfaat teknik prosedur teknik nafas
nafas 8. Menganjurkan
2. Jelaskan prosedur memposisikan tubuh
teknik nafas senyaman mungkin
3. Anjurkan 9. Mengajarkan
memposisikan melakukan ekspirasi
tubuh senyaman dengan
mungkin menghembuskan
4. Ajarkan melakukan udara mulut mencucu
ekspirasi dengan secara perlahan
menghembuskan 10. Mendemostrasikan
udara mulut menarik nafas dalam
mencucu secara 4 detik, menahan
perlahan nafas selama 2 detik
5. Demostrasikan dan menghembuskan
menarik nafas nafas selama 8 detik
dalam 4 detik, 11. Mengatur interval
menahan nafas waktu pemantauan
selama 2 detik dan sesuai dengan kondisi
menghembuskan pasien
nafas selama 8 detik 12. Mendokumentasi
Pemantauan Nyeri hasil pemantauan
(I.08242) 13. Menjelaskan tujuan
Terapeutik dan prosedur
1. Atur interval waktu pemantauan
pemantauan sesuai 14. Menginformasikan
dengan kondisi hasil pemantauan,
pasien jika perlu
2. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
2. 12 Status kenyamanan Terapi relaksasi 1. Menciptakan
September (L.08064) (I.09326) lingkungan yang
2021 Setelah dilakukan terapeutik tenang dan tanpa
Tindakan 1. Ciptakan gangguan dengan
keperawatan selama lingkungan yang pencahayaan dan
2x24 jam diharapkan tenang dan tanpa suhu ruang nyaman,
adanya rasa nyaman gangguan dengan jika memungkinkan
kriteria hasil: pencahayaan dan 2. Menggunakan
Status kenyamanan suhu ruang nyaman, pakaian longgar
1. Keluhan tidak jika memungkinkan 3. Menggunakan nada
nyaman 2. Gunakan pakaian suara lembut dengan
menurun longgar iraman lambat dan
2. Gelisah 3. Gunakan nada suara berirama
menurun lembut dengan 4. Menganjurkan
3. Merintih iraman lambat dan mengambil posisi
menurun berirama nyaman
Edukasi 5. Mendemonstrasikan
1. Anjurkan mengambil dan latih teknik
posisi nyaman relaksasi (mis. Nafas
2. Demonstrasikan dan dalam, peregangan,
latih teknik atau imajinasi
relaksasi (mis. terbimbing)
Nafas dalam, 6. Menganjurkan rileks
peregangan, atau dan merasakan
imajinasi sensasi relaksasi
terbimbing)
3. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
3. 12 Tingkat infeksi Pencegahan Infeksi 1. Memonitor apakah
September (L.14137) (1.14539) ada tanda gejala
2021 Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan seperti, kemerahan,
asuhan keperawatan gejala infeksi peningkatan suhu
diharapkan tidak ada 2. Jelaskan tanda dan tubuh serta adanya
tanda-tanda infeksi. gejala infeksi pus
Kriteria hasil: 3. Ajarkan cara 2. Menjelaskan kepada
Tingkat infeksi memeriksa kondisi Pasien tanda dan
1. Kemerahan luka gejala infeksi agar
menurun 4. Ajarkan cara dapat dilakukan
2. Kebersihan mencuci tangan secara mandiri
tangan dengan benar dirumah
meningkat Pemantauan tanda 3. Mengajarkan cara
3. Kebersihan vital (02060) memeriksa kondisi
badan 1. Monitor tekanan luka yang benar
meningkat darah 4. Mengajarkan cara
Kontrol risiko 2. Monitor suhu tubuh mencuci tangan
4. Kemampuan 3. Jelaskan tujuan dan 5. Mengecek tekanan
mencari prosedur darah Pasien. Td :
informasi pemantauan 110/80 mmhg
tentang 6. Mengecek suhu
faktor resiko Pasien : 36.5
7. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan dari
tanda infeksi agar
lebih mudah
dipahami

No/ Hari/Tgl Luaran dan Perencanaan Keperawatan


Dx Kriteria hasil Intervensi Implementasi
1. 13 Tingkat nyeri Manajemen nyeri 1. Mengidentiikasi
September (L.08066) (I.08238) PQRST
2021 Setelah dilakukan Observasi 2. Mengidentiikasi
intervensi selama 1. Identiikasi PQRST respon nyeri
3x24 jam diharapkan 2. Identifikasi respon nonverbal
intensitas nyeri nyeri nonverbal 3. Mengidentiikasi
berkurang Terapeutik faktor yang
Kriteria Hasil 3. Identifikasi faktor memperberat dan
Tingkat Nyeri yang memperberat meringankan nyeri
1. Keluhan dan meringankan 4. Memberikan teknik
skala nyeri nyeri nonfarmakologis
menurun 4. Berikan teknin untuk mengurangi
(skala nyeri nonfarmakologis nyeri
4) untuk mengurangi 5. Memfasilitasi
2. Meringis nyeri istirahat dan tidur
menurun 5. Fasilitasi istirahat 6. Mendokumentasi
3. Frekuensi dan tidur hasil pemantauan
nadi Edukasi Teknik Nafas 7. Menjelaskan tujuan
membaik Edukasi dan prosedur
4. Pola nafas 1. Jelaskan tujuan dan pemantauan
teratur manfaat teknik nafas 8. Menginformasikan
2. Jelaskan prosedur hasil pemantauan,
teknik nafas jika perlu
3. Anjurkan memposisikan
tubuh senyaman
mungkin
4. Ajarkan melakukan
ekspirasi dengan
menghembuskan
udara mulut mencucu
secara perlahan
5.Demostrasikan
menarik nafas
dalam 4 detik,
menahan nafas
selama 2 detik dan
menghembuskan
nafas selama 8 detik
Pemantauan Nyeri
(I.08242)
Terapeutik
1. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
2. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
2. 13 Status kenyamanan Terapi relaksasi 1. Menciptakan
September (L.08064) (I.09326) lingkungan yang
2021 Setelah dilakukan Terapeutik tenang dan tanpa
Tindakan 1. Ciptakan gangguan dengan
keperawatan selama lingkungan yang pencahayaan dan
2x24 jam diharapkan tenang dan tanpa suhu ruang nyaman,
adanya rasa nyaman gangguan dengan jika memungkinkan
kriteria hasil: pencahayaan dan 2. Menggunakan
Status kenyamanan suhu ruang nyaman, pakaian longgar
4. Keluhan jika memungkinkan 3. Menggunakan nada
tidak nyaman 2. Gunakan pakaian suara lembut dengan
menurun longgar iraman lambat dan
5. Gelisah 3. Gunakan nada suara berirama
menurun lembut dengan 4. Menganjurkan
6. Merintih iraman lambat dan mengambil posisi
menurun berirama nyaman
Edukasi 5. Mendemonstrasikan
1. Anjurkan mengambil dan latih teknik
posisi nyaman relaksasi (mis. Nafas
2. Demonstrasikan dan dalam, peregangan,
latih teknik relaksasi atau imajinasi
(mis. Nafas dalam, terbimbing)
peregangan, atau 6. Menganjurkan rileks
imajinasi terbimbing) dan merasakan
3. Anjurkan rileks dan sensasi relaksasi
merasakan sensasi
relaksasi
3. 13 Tingkat infeksi Pencegahan Infeksi 1. Memonitor apakah
September (L.14137) (1.14539) ada tanda gejala
2021 Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan seperti, kemerahan,
asuhan keperawatan gejala infeksi peningkatan suhu
diharapkan tidak ada 2. Jelaskan tanda dan tubuh serta adanya
tanda-tanda infeksi. gejala infeksi pus
Kriteria hasil: 3. Ajarkan cara 2. Menjelaskan kepada
Tingkat infeksi memeriksa kondisi Pasien tanda dan
1. Kemerahan luka gejala infeksi agar
menurun 4. Ajarkan cara dapat dilakukan
2. Kebersihan mencuci tangan secara mandiri
tangan dengan benar dirumah
meningkat Pemantauan tanda vital 3. Mengajarkan cara
3. Kebersihan (02060) memeriksa kondisi
badan 5. Monitor tekanan luka yang benar
meningkat darah 4. Mengajarkan cara
Kontrol risiko 6. Monitor suhu tubuh mencuci tangan
4. Kemampuan 7. Jelaskan tujuan dan 5. Mengecek tekanan
mencari prosedur darah Pasien.
informasi pemantauan 6. Mengecek suhu
tentang 7. Menjelaskan tujuan
faktor resiko dan prosedur
pemantauan dari
tanda infeksi agar
lebih mudah
dipahami

No/ Hari/Tgl Luaran dan Perencanaan Keperawatan


Dx Kriteria hasil Intervensi Implementasi
1. 14 Tingkat nyeri Manajemen nyeri 1. Mengidentiikasi
September (L.08066) (I.08238) PQRST
2021 Setelah dilakukan Observasi 2. Mengidentiikasi
intervensi selama 1. Identiikasi PQRST respon nyeri
3x24 jam diharapkan 2. Identifikasi respon nonverbal
intensitas nyeri nyeri nonverbal 3. Mengidentiikasi
berkurang faktor yang
Kriteria Hasil Terapeutik memperberat dan
Tingkat Nyeri 3. Identifikasi faktor meringankan nyeri
1. Keluhan yang memperberat 4. Memberikan teknik
skala nyeri dan meringankan nonfarmakologis
menurun nyeri untuk mengurangi
(skala nyeri 4. Berikan teknin nyeri
4) nonfarmakologis 5. Memfasilitasi
2. Meringis untuk mengurangi istirahat dan tidur
menurun nyeri 6. Mendokumentasi
3. Frekuensi 5. Fasilitasi istirahat hasil pemantauan
nadi dan tidur 7. Menjelaskan tujuan
membaik Edukasi Teknik Nafas dan prosedur
4. Pola nafas (1.12451) pemantauan
teratur Edukasi 8. Menginformasikan
1. Jelaskan tujuan dan hasil pemantauan,
manfaat teknik nafas jika perlu
2. Jelaskan prosedur
teknik nafas
3. Anjurkan memposisikan
tubuh senyaman
mungkin
4. Ajarkan melakukan
ekspirasi dengan
menghembuskan
udara mulut
mencucu secara
perlahan
5. Demostrasikan menarik
nafas dalam 4 detik,
menahan nafas selama
2 detik dan
menghembuskan nafas
selama 8 detik
Pemantauan Nyeri
(I.08242)
Terapeutik
1. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien
2. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
2. 14 Status kenyamanan Terapi relaksasi 1. Menciptakan
September (L.08064) (I.09326) lingkungan yang
2021 Setelah dilakukan Terapeutik tenang dan tanpa
Tindakan 1. Ciptakan lingkungan gangguan dengan
keperawatan selama yang tenang dan pencahayaan dan
2x24 jam diharapkan tanpa gangguan suhu ruang nyaman,
adanya rasa nyaman dengan pencahayaan jika memungkinkan
kriteria hasil: dan suhu ruang 2. Menggunakan
Status kenyamanan nyaman, jika pakaian longgar
1. Keluhan memungkinkan 3. Menggunakan nada
tidak nyaman 2. Gunakan pakaian suara lembut dengan
menurun longgar iraman lambat dan
2. Gelisah 3. Gunakan nada suara berirama
menurun lembut dengan 4. Menganjurkan
3. Merintih iraman lambat dan mengambil posisi
menurun berirama nyaman
Edukasi 5. Mendemonstrasikan
1. Anjurkan mengambil dan latih teknik
posisi nyaman relaksasi (mis. Nafas
2. Demonstrasikan dan dalam, peregangan,
latih teknik relaksasi atau imajinasi
(mis. Nafas dalam, terbimbing)
peregangan, atau 6. Menganjurkan rileks
imajinasi terbimbing) dan merasakan
3. Anjurkan rileks dan sensasi relaksasi
merasakan sensasi
relaksasi
3. 14 Tingkat infeksi Pencegahan Infeksi 1. Memonitor apakah
September (L.14137) (1.14539) ada tanda gejala
2021 Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan seperti, kemerahan,
asuhan keperawatan gejala infeksi peningkatan suhu
diharapkan tidak ada 2. Jelaskan tanda dan tubuh serta adanya
tanda-tanda infeksi. gejala infeksi pus
Kriteria hasil: 3. Ajarkan cara 2. Menjelaskan kepada
Tingkat infeksi memeriksa kondisi Pasien tanda dan
1. Kemerahan luka gejala infeksi agar
menurun 4. Ajarkan cara dapat dilakukan
2. Kebersihan mencuci tangan secara mandiri
tangan dengan benar dirumah
meningkat Pemantauan tanda vital 3. Mengajarkan cara
3. Kebersihan (02060) memeriksa kondisi
badan 5. Monitor tekanan luka yang benar
meningkat darah 4. Mengajarkan cara
Kontrol risiko 6. Monitor suhu tubuh mencuci tangan
4. Kemampuan 7. Jelaskan tujuan dan 5. Mengecek tekanan
mencari prosedur darah Pasien.
informasi pemantauan 6. Mengecek suhu
tentang 7. Menjelaskan tujuan
faktor resiko dan prosedur
pemantauan dari
tanda infeksi agar
lebih mudah
dipahami

EVALUASI

Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Evaluasi


1. 12 Nyeri akut berhubungan S :
September dengan agen pencedera fisik - Pasien mengatakan masih nyeri
2021 - Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi (anus)
- Pasien mengatakan nyeri hilang
timbul
- Pasien mengatakan nyeri seperti
disayat- sayat dengan skala nyeri 4
Nyeri memberat jika banyak
digerakkan
O:
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak beberapa kali
memegangi kaki sebelah kanan
- TD= 110/80 mmHg,
- HR= 78 kali/menit
A:
- Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik
P:
- Lanjutkan intervensi.
2. 12 Gangguan rasa nyaman S :
September berhubungan dengan persepsi - Pasien mengatakan masih merasa
2021 nyeri tidak nyaman karena nyeri setiap di
kali digerakkan
- Pasien mengatakan jadi terganggu
jika tidur
- Pasien mengatakan dirinya jadi tidak
tenang

O :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tidak nyaman
- TD= 110/80 mmHg,
- HR= 78 kali/menit
- Suhu = 36.7
A:
- Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan persepsi nyeri
P:
- Lanjutkan intervensi
3. 12 Resiko infeksi berhubungan S :
September dengan perlukaan didaerah - Pasien mengatakan khawatir dengan
2021 anus bekas operasinya
- Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi
O:
- Pasien tampak masih lemas
- Pasien tampak masih tegang
- Tampak tidak ada kemerahan
- Tidak tampak ada pembengkakan
- Tidak tampak ada nanah
A:
- Resiko infeksi berhubungan dengan
perlukaan didaerah anus
P:
- Lanjutkan intervensi
1. 13 Nyeri akut berhubungan S :
September dengan agen pencedera fisik - Pasien mengatakan masih nyeri
2021 - Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi (anus)
- Pasien mengatakan nyeri hilang
timbul
- Pasien mengatakan nyeri seperti
disayat- sayat dengan skala nyeri 3
- Nyeri memberat jika banyak
digerakkan
O:
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak beberapa kali
memegangi kaki sebelah kanan
- TD= 100/80 mmHg,
- HR= 78 kali/menit
A:
- Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik
P:
- Lanjutkan intervensi.
2. 13 Gangguan rasa nyaman S :
September berhubungan dengan persepsi - Pasien mengatakan masih merasa
2021 nyeri tidak nyaman karena nyeri setiap di
kali digerakkan namun lebih baik
dari pada kemarin
- Pasien mengatakan jadi terganggu
jika tidur
- Pasien mengatakan dirinya jadi tidak
tenang
O :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tidak nyaman
- TD= 100/80 mmHg,
- HR= 78 kali/menit
- Suhu = 36.7
A:
- Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan persepsi nyeri
P:
- Lanjutkan intervensi
3. 13 Resiko infeksi berhubungan S :
September dengan perlukaan didaerah - Pasien mengatakan khawatir
2021 anus dengan bekas operasinya
- Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi
O:
- Pasien tampak masih lemas
- Pasien tampak masih tegang
- Tampak tidak ada kemerahan
- Tidak tampak ada pembengkakan
- Tidak tampak ada nanah
A:
- Resiko infeksi berhubungan dengan
perlukaan didaerah anus
P:
- Lanjutkan intervensi
1. 14 Nyeri akut berhubungan S :
September dengan agen pencedera fisik - Pasien mengatakan masih nyeri
2021 - Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi (anus)
- Pasien mengatakan nyeri hilang
timbul
- Pasien mengatakan nyeri seperti
disayat- sayat dengan skala nyeri 2
Nyeri memberat jika banyak
digerakkan
O:
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak beberapa kali
memegangi kaki sebelah kanan
- TD= 110/80 mmHg,
- HR= 80 kali/menit
A:
- Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik
P:
- Lanjutkan intervensi.
2. 14 Gangguan rasa nyaman S :
September berhubungan dengan persepsi - Pasien mengatakan masih merasa
2021 nyeri tidak nyaman karena nyeri setiap di
kali digerakkan namun lebih baik
dari pada kemarin
- Pasien mengatakan jadi terganggu
jika tidur
- Pasien mengatakan dirinya jadi tidak
tenang
O :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tidak nyaman
- TD= 110/80 mmHg,
- HR= 80 kali/menit
- Suhu = 36.5
A:
- Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan persepsi nyeri
P:
- Lanjutkan intervensi
3. 14 Resiko infeksi berhubungan S :
Desember dengan perlukaan didaerah - Pasien mengatakan khawatir dengan
2021 anus bekas operasinya
- Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi
O:
- Pasien tampak masih lemas
- Pasien tampak masih tegang
- Tampak tidak ada kemerahan
- Tidak tampak ada pembengkakan
- Tidak tampak ada nanah
A:
- Resiko infeksi berhubungan dengan
perlukaan didaerah anus
P:
- Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai