DISUSUN OLEH:
NIM : 202107084
Tahun 2021-2022
LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID
TINJAUAN PUSTAKA
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena
Hemoroidales (bacon) pada poros usus dan usus yang di sebabkan karena otot dan
pembuluh darah sekitar anus/dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan
membesar (Rudi Haryono, 2012)
Hemoroid adalah pembesaran vena (varises) dari pleksus venosis Hemoroidalis yang
diketemukan pada anal kanan (Diyono dan Sri Mulyanti, 2013).
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus Hemorrhoidalis (Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma, 2015)
Hemoroid adalah pembengkakan (varikosa) vena pada anus atau rectum. Hemoroid
ekternal menonjol keluar menyerupaigumpalan di sekitar anus. Hemoroid ini
menyebabkan rasa sakit, khususnya jika Pasien mengalami konstipasi dan mengedan saat
defakasi (Rosdahl & Kowalski,2017).
2. Etiologi
Menurut Diyono dan Sri Mulyanti (2013), penyebab Hemoroid dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Peningkatan tekanan intra-abdomen, mis: kegemukan, kehamilan konstipasi.
b. Komplikasi dari penyakit cirrhosis hepatis.
c. Terlalu banyak duduk
d. Tumor abdomen / pelvis.
e. Mengejan saat BAB
f. Hipertensi portal
Sedangkan menurut Amin Huda Nuararif dan Hardhi Kusuma (2015), Hemoroid
timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena Hemoroid yang disebabkan oleh
faktor-faktor resiko / pemcetus, seperti:
a. Menegjan pada buang air besar yang sulit
b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk,terlalu
lama duduk di jamban sambil membaca, merokok)
c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor (tumor usus, tumor abdomen)
d. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal)
e. Usia tua
f. Kontipasi kronik
g. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
h. Hubungan seks perianal
i. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserta (sayur dan buah)
j. Kurang olahraga / imobilasi
3. Manifestasi Klinis
Menurut Kardiyudiani & Susanti (2019), tanda dan gejala umum hemoroid meliputi:
a. Perdarahan tanpa rasa sakit saat buang air besar
b. Gatal atau iritasi di darah anus
c. Nyeri atau ketidaknyaman
d. Pembekakan di sekitar anus
e. Benjolan dekat anus, yang mungkin sensitive atau menyakitkan (wasir thrombosis)
4. Patofisiologi
Hemoroid umunya menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran, peradangan,
atau prolaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk feses menjadi kecil, yang bias
mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan tekanan ini menyebabkan
pembengkakan dari hemoroid, kemungkinan gangguan oleh venous rectum. Kehamilan
atau obesitas memberikan tegangan abnormal dari otot sfingter internal juga dapat
menyebabkan masalah hemoroid, mungkin melalui mekanisme yang sama. Oenurunan
venous retrun dianggap sebagai mekanisme aksi. Kondisi terlalu lama duduk di toilet
(atau saat membaca) diyakini menyebabkan penurunan relative venous retrun di daerah
perianal (yang disebut dengan efek tourniquet), mengakibatkan kongesti vena dan
terjadilah hemoroid. Kondisi penuaan menyebabkan melemahnya struktur pendukung,
yang memfasilitasi prolapse (Muttaqin & Sari,2011).
Mengejan dan konstipasi telah lama dianggap sebagai penyebab dalam pembentukan
hemoroid. Pasien yang melaporkan hemoroid memiliki tonus kanal istirahat lebih tinggi
dari biasanya. Tonus istirahat setelah hemorrhoidektomi lebih rendah dari pada sebelum
prosedur. Perubahan dalam tonus istirahat adalah mekanisme aksi dilatasi (Muttaqin &
Sari,2011).
Hipertensi portal telah sering disebutkan dalam hubungannya dengan hemoroid.
Perdarahan massif dari hemoroid pada pasien dengan hipertensi portal biasanya bersifat
massif. Varises anorektal merupakan kondisi umum pada pasien dengan hipertensi portal.
Varises terjadi di midrektum, di antara sistem portal dan vena inferior rektal. Varises
terjadi lebih sering pada pasien yang nonsirosis dan mereka jarang mengalami perdarahan
(Muttaqin & Sari,2011).
Kondisi hemoroid dapat memberikan berbagai manifestasi klinis berupa nyeri dan
perdarahan anus. Hemoroid interna tidak menyebabkan sakit karena berada di atas garis
dentate dan tidak ada inervasi saraf. Namun, mereka mengalami perdarahan, prolaps dan
sebagai hasil dari deposisi dari suatu iritasi ke bagian sensitive kulit perianal sehingga
menyebabkan gatal dan iritasi. Hemoroid internal dapat menghasilkan rasa sakit perianal
oleh prolaps dan menyebabkan spasme sfingter di sekitar hemoroid. Spasme otot ini
mengakibatkan ketidaknyamanan sekitar anus. Kadang perdarahan hemoroid yang
berulang dapat berakibat timbulnya anemia berat (Muttaqin & Sari,2011).
Hemoroid eksternal menyebabkan thrombosis akut yang mendasari vena hemoroid
eksternal dapat terjadi. Konsisi hemoroid eksternal juga memberikan manifestasi kurang
higienis akibat kelembapan dan rangsangan akumulasi mucus (Muttaqin & Sari,2011).
5. Pathway
Peningkatan
Fases kecil dan Penurunan relative venous return di
frekuensi BAB
mengejan selama daerah perianal (yang disebut
BAB dengan efek tourniquet)
Seringnya penggunaan
otot-otot prianal
Peningkatan Pelebaran dari vena-vena
vena portal di dalam pleksus
hemoroid Melemahnya struktur
pendukung dan Kondisi
menfasilitasi prolaps penuaan
Hemoroid Anoreksia
Preoperatif Kecemasan
Port de Respons
pemenuhan
entree serabut lokal
informasi
Luka Kerusakan
Pasca bedah (Muttaqin & Sari,2011)
pascabedah jaringan lunak
pascabedah
6. Pemeriksaan penunjang
Menurut Nuararif & Kusuma (2015, pemeriksaan penunjang pada hemoroid yaitu
sebgai berikut:
a. Pemeriksaan colok anus
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum. Pada hemoroid
interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak cukup tinggi biasanya
tidak nyeri.
b. Anoskopi
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol keluar.
c. Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh prosesradang atau proses
keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
7. Penatalaksanaan Medis
Menurut Kardiyudiani & Susanti(2019), penatalaksanaan medis pada hemoroid sebgai
berikut:
a. Pebobatan di rumah
1) Konsumsi maknan berserta tinggi
2) Menggunakan perawatan topical. Oleskan krim wasir atau suposiroria yang
mengandung hidrokortison
3) Merendam anus secar teratur dalam air hangat
4) Menjaga kebersihan area anal
5) Menempatkan kompres es
6) Mengonsumsi pereda nyeri oral
Pasie dapat menggunakan acetaminophen, aspirin, atau ibuprofen sementara
untuk membantu meringankan ketidaknyamanan
b. Obat-obatan
Jika hermoroid hanya menimbulkan ketidaknyaman ringan, maka terapi yang
diberikan yaitu pemberian krim, salep, supositoria, atau bantalan.
c. Thrombectomy hemoroid ekternal
Jika gumpalan darah (thrombosis) telah berbentuk pada wasir ekternal, dokter
dapat menghilangkan bekuan dengan sayatan dan drainase sederhana
d. Prosedur minimal invasive
Untuk perdarahan persistenatau wasir yang menyakitkan, dokter dapat
merekomendasikan sala sat prosedur minimal invasif lain yang tersedia, meliputi
ligase karet gelang, injeksi (skleroterapi), dan koagulasi (inframerah, laser, dan
bipolar).
e. Prosedur operasi
Jika prosedur lain tidak berhasil atau pasien meiliki wasir yang parah, dokter
dapat merekomendasikan prosedur pembedahan berupa hemoroidektomi.
Perawatan prioperatif menurut Rosdahl & Kowalski (2017)
8. Komplikasi
Menurut Haryono (2012), komplikasi hemoroid yang paling seirng terjadi adalah:
a. Perdarahan, dapat sampai dengan anemia
b. Thrombosis (pembekuan darah dalam hemoroid)
c. Hemoroidal strangulasi dalah hemoroid yang prolapse dengan suplai darah dihalangi
olehsfingterani.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH:
NIM : 202107084
Tahun 2021-2022
Pengkajian
Nama Mahasiswa : Vinny Maulina
Tanggal pengkajian : 12 September 2021
Tanggal masuk Pasien: 11 September 2021
Nomor register : 00-43-25-18
Diagnose medis : Hemoroid
Ruang/kelas : Anggrek
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
NRM : 00-43-25-18
Jenis Kelamin/Umur : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : 17 April 1982
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Alamat : Jl. Sawo V/06 Rawamangun Rt 011 Rw 008
dr.Penanggung jawab : dr. Tony Sukentro, Sp.B
Sumber informasi : Pasien dan Keluarga
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri pada bagian bekas operasi, nyeri yang
dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 4, nyeri bertambah jika bergerak dan
seperti disayat - sayat
b. Riwayat Penyakit sekarang : Pasien mengatakan nyeri pada bekas operasi, Pasien
juga mengeluh tidak nyaman serta tidak bisa banyak bergerak.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Riwayat penyakit sebelumnya : tidak ada
2) Riwayat alergi obat : tidak ada
3) Riwayat alergi makanan : tidak ada
d. Riwayat yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko : tidak
ada
e. Riwayat kesehatan keluarga (Genogram) :
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Garis Pernikahan
: Pasien
: Tinggal Satu Rumah
Pemeriksaan Fisik
1. Pernafasan : Suara nafas vesikuler, tidak ada sesak, RR = 18
kali/menit
2. Kardiovaskular : Irama jantung regular, tidak ada nyeri dada,
bunyi jantung normal, < 3 dtk, akral Pasien hangat. TD= 100/60 mmHg, HR= 60
kali/menit
3. Persyarafan : E4 M6 V5 GCS : 15
4. Penginderaan : Penglihatan
Fungsi penglihatan normal, reflek cahaya +/+,
diameter pupil 2 mm/2 mm, penglihatan normal
Pendengaran
Penciuman
5 5
Kulit :
Akral hangat, turgor kulit elastis, tidak ada luka pada
ekstremitas S = 36,7
7. Endokrin : Tidak ada pembesaran tyroid
8. Urogenital : Balance cairan
Intake : ± 600 cc
Output 450 cc
Warna BAK : kuning jernih, bau khas urine
Data Biologis dan Fisiologis
Pola eliminasi
Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
BAB Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
BAK Tidak ada kelainan Tidak ada keluhan
Personal hygiene
Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
Mandi 2 x/hari Hanya di lap dengan washlap
Mobilitas fisik
Sebelum masuk RS Sesudah masuk RS
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Data Objektif :
Pasien tampak meringis
kesakitan
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak beberapa kali
memegangi kaki sebelah
kanan
TD= 100/60 mmHg,
HR= 60 kali/menit
E: 4 M: 6 V:5 , GCS = 15
2 Data Subjektif : Pasca bedah Gangguan rasa nyaman
Pasien mengatakan tidak
nyaman karena nyeri setiap
di kali digerakkan
Pasien mengatakan jadi
terganggu jika tidur
Pasien mengatakan dirinya
jadi tidak tenang
Data Objektif :
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak meringis
kesakitan
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak tidak nyaman
TD= 100/60 mmHg,
HR= 60 kali/menit
Suhu = 36.7
3 Data Subjektif : Efek prosedur invasif Resiko infeksi
Pasien mengatakan khawatir
dengan bekas operasinya
Pasien mengatakan nyeri
pada bagian bekas operasi
Data Objektif :
Pasien tampak lemas
Pasien tampak tegang
Tampak tidak ada kemerahan
Tidak tampak ada
pembengkakan
Tidak tampak ada nanah
PENATALAKSANAAN MEDIS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
EVALUASI
O :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tidak nyaman
- TD= 110/80 mmHg,
- HR= 78 kali/menit
- Suhu = 36.7
A:
- Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan persepsi nyeri
P:
- Lanjutkan intervensi
3. 12 Resiko infeksi berhubungan S :
September dengan perlukaan didaerah - Pasien mengatakan khawatir dengan
2021 anus bekas operasinya
- Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi
O:
- Pasien tampak masih lemas
- Pasien tampak masih tegang
- Tampak tidak ada kemerahan
- Tidak tampak ada pembengkakan
- Tidak tampak ada nanah
A:
- Resiko infeksi berhubungan dengan
perlukaan didaerah anus
P:
- Lanjutkan intervensi
1. 13 Nyeri akut berhubungan S :
September dengan agen pencedera fisik - Pasien mengatakan masih nyeri
2021 - Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi (anus)
- Pasien mengatakan nyeri hilang
timbul
- Pasien mengatakan nyeri seperti
disayat- sayat dengan skala nyeri 3
- Nyeri memberat jika banyak
digerakkan
O:
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak beberapa kali
memegangi kaki sebelah kanan
- TD= 100/80 mmHg,
- HR= 78 kali/menit
A:
- Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik
P:
- Lanjutkan intervensi.
2. 13 Gangguan rasa nyaman S :
September berhubungan dengan persepsi - Pasien mengatakan masih merasa
2021 nyeri tidak nyaman karena nyeri setiap di
kali digerakkan namun lebih baik
dari pada kemarin
- Pasien mengatakan jadi terganggu
jika tidur
- Pasien mengatakan dirinya jadi tidak
tenang
O :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tidak nyaman
- TD= 100/80 mmHg,
- HR= 78 kali/menit
- Suhu = 36.7
A:
- Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan persepsi nyeri
P:
- Lanjutkan intervensi
3. 13 Resiko infeksi berhubungan S :
September dengan perlukaan didaerah - Pasien mengatakan khawatir
2021 anus dengan bekas operasinya
- Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi
O:
- Pasien tampak masih lemas
- Pasien tampak masih tegang
- Tampak tidak ada kemerahan
- Tidak tampak ada pembengkakan
- Tidak tampak ada nanah
A:
- Resiko infeksi berhubungan dengan
perlukaan didaerah anus
P:
- Lanjutkan intervensi
1. 14 Nyeri akut berhubungan S :
September dengan agen pencedera fisik - Pasien mengatakan masih nyeri
2021 - Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi (anus)
- Pasien mengatakan nyeri hilang
timbul
- Pasien mengatakan nyeri seperti
disayat- sayat dengan skala nyeri 2
Nyeri memberat jika banyak
digerakkan
O:
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak beberapa kali
memegangi kaki sebelah kanan
- TD= 110/80 mmHg,
- HR= 80 kali/menit
A:
- Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik
P:
- Lanjutkan intervensi.
2. 14 Gangguan rasa nyaman S :
September berhubungan dengan persepsi - Pasien mengatakan masih merasa
2021 nyeri tidak nyaman karena nyeri setiap di
kali digerakkan namun lebih baik
dari pada kemarin
- Pasien mengatakan jadi terganggu
jika tidur
- Pasien mengatakan dirinya jadi tidak
tenang
O :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tidak nyaman
- TD= 110/80 mmHg,
- HR= 80 kali/menit
- Suhu = 36.5
A:
- Gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan persepsi nyeri
P:
- Lanjutkan intervensi
3. 14 Resiko infeksi berhubungan S :
Desember dengan perlukaan didaerah - Pasien mengatakan khawatir dengan
2021 anus bekas operasinya
- Pasien mengatakan nyeri pada
bagian bekas operasi
O:
- Pasien tampak masih lemas
- Pasien tampak masih tegang
- Tampak tidak ada kemerahan
- Tidak tampak ada pembengkakan
- Tidak tampak ada nanah
A:
- Resiko infeksi berhubungan dengan
perlukaan didaerah anus
P:
- Lanjutkan intervensi