Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA DIARE DENGAN DIAGNOSA MEDIS
GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG BUGENVIL UPTD PUSKESMAS
KROYA 1

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Asuhan Keperawatan Praktik


Keperawatan Stase KMB di Ruang Rawat Inap UPTD Puskesmas Kroya 1

Disusun Oleh:

Ragil Andriyani

A22020239

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA DIARE DENGAN DIAGNOSA MEDIS
GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG BUGENVIL UPTD PUSKESMAS
KROYA 1

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


Ragil Andriyani
A22020239

Asuhan keperawatan ini telah disetujui dan disahkan


pada tanggal : Septembert 2022

Mengetahui

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Khasan Taufik, S.Kep.,Ners Dadi Santoso, M.Kep.


DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................i
Halaman Pengesahan........................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian.............................................................................................1
B. Etiologi.................................................................................................1
C. Batasan Karakteristik............................................................................2
D. Patofisiologi dan Pathway....................................................................2
E. Masalah keprawatan lain yang Muncul................................................5
F. Intervensi Keperawatan .......................................................................5
BAB II TINJAUAN KASUS..........................................................................10
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal dimana
buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang encer/cair
dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau lender yang merupakan
akibat dari terjadinya proses implamasi pada lambung atau usus
(Wijayaningsih, 2013).
Diare merupakan buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengan cair (setengan padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada
frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang tersebut
dapat/tanpa disertai lender dan darah (Nurarif & Kusuma, 2015).
Diare adalah pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak terbentuk
(Tim POKJA SDKI DPP PPNI, 2017).
B. Etiologi
Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal.
2. Iritasi gastrointestinal.
3. Proses infeksi.
4. Malabsorsi.
Psikologis
1. Kecemasan.
2. Tinkat stres tinggi.
Situasional
1. Terpapar kontaminan.
2. Terpapar toksin.
3. Penyalahgunaan laksatif.
4. Penyalahgunaan zat.
5. Program pengobatan (Agen tiroid, analgesik, pelunak feses, ferosultat,
antasida, cimetidine dan antibiotik).
6. Perubahan air dan makanan.
7. Bakteri pada air.
(Tim POKJA SDKI DPP PPNI, 2017)
C. Batasan Karaktristik
1. Tanda dan Gejala Mayor
a. Subjektif
(tidak tersedia)
b. Objektif
1) Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam.
2) Feses lembek atau cair.
2. Tanda dan Gejala Minor
a. Subjektif
1) Urgency.
2) Nyeri/kram abdomen.
b. Objektif
1) Frekuensi peristaltik meningkat.
2) Bising usus hiperaktif.
(Tim POKJA SDKI DPP PPNI, 2017)
D. Patofisiologi dan Pathway
Patofisiologi
Mekanisme dasar gangguan osmotik, akibat terdapatnya
makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit dalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini
akan merangsang usus, isi rongga usus yang berlebih ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat
terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup kedalam usus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare (Lestari, 2016).
Pathway

Infeksi Makanan Psikologis

Berkembang Toksis tak Ansietas


diusus didapat diserap

Malabsorbsi KH,
Hipersekresi lemak, dan
air hiperperistaltik
protein

Isi usus Penyerapan Osmotik


makanan

Pergeseran air
dan elektrolit ke
usus

DIARE

Distensi
abdomen
Frekuensi
BAB Gangguan integritas
kulit Mual dan
Hilang cairan muntah
dan elektrolit
berlebihan
Nafsu makan
Asidosis
Gangguan metabolik
keseimbangan cairan Defisit
dan elektrolit nutrisi
sesak kurang dari
kebutuhan
dehidrasi
Gangguan
pertukaran gas
Hipovolemia
E. Masalah Keperawatan Lain yang Muncul
1. Gangguan integritas kulit adalah kerusakan kulit (dermis dan/atau
epidermis) atau jaringan (membrane mukosa, kornea, fasia, otot, tendon,
tulang, kartilago, kapsul sendi dan atau ligament). 
2. Gangguan pertukaran gas adalah keadaan dimana terjadi perubahan
membran alveolus-kapiler sehingga menyebabkan membran alveolus
kapiler mengalami kelebihan atau kekurangan dan/atau eliminasi
karbondioksida.
3. Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
F. Intervensi Keperawatan

No SLKI SIKI
Diagnosa (TUJUAN) (INTERVENSI)
1 Diare L : Eliminasi Fekal I : Manajemen Diare ( I.03101 )
berhubungan ( L.04033 ) 1. Observasi
dengan Setelah dilakukan a. Identifikasi penyebab diare (mis.
proses intevensi keperawatan Inflamasi gastrointestinal, iritasi
infeksi 3x24 jam diharapkan gastrointestinal)
( D.0020 ) eliminasi fekal pasien b. Identifikasi riwayat pemberian
membaik dengan KH : makanan
1. Konsistensi fases c. Identifikasi gejala invaginasi
membaik d. Monitor warna, volume, frekwensi,
2. Frekuensi defekasi dan konsistensi tinja.
membaik e. Monitor tanda dan gejala
3. Peristaltik usus hipovolemia
membaik f. Monitor iritasi dan ulserasi kulit
didaerah perineal
g. Monitor jumlah pengeluaran diare
h. Monitor keamanan penyiapan
makanan
2. Terapeutik
a. Berikan asupan cairan oral
b. Pasang jalur intravena
c. Berikan cairan intravena
d. Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
e. Ambil sampel feses untuk kultur,
jika perlu
3. Edukasi
a. Anjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
b. Anjurkan menghindari makanan, 
pembentuk gas, pedas, dan
mengandung lactose
c. Anjurkan melanjutkan pemberian
ASI
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
b. Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
c. Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses.

2 Hipovolemia L : Status Cairan  Manajemen Hipovolemia (I.03116)


D.0023 b.d (L.03028) 1. Observasi
Kehilangan Setelah dilakukan a. Periksa tanda dan gejala
cairan aktif intervensi keperawatan hipovolemia (mis. frekuensi nadi
selama 3 x 24 jam meningkat, nadi teraba lemah,
diharapkan status tekanan darah menurun, tekanan
Cairan Membaik nadi menyempit,turgor kulit
dengan kriteria hasil : menurun, membrane mukosa
Kriteria hasil : kering, volume urine menurun,
1. Membran mukosa hematokrit meningkat, haus dan
membaik lemah)
2. Intake cairan b. Monitor intake dan output cairan
membaik 2. Terapeutik
3. Frekuensi nadi a. Hitung kebutuhan cairan
membaik b. Berikan posisi modified
4. Membran mukosa trendelenburg
membaik c. Berikan asupan cairan oral
3. Edukasi
a. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
b. Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian cairan IV
issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
b. Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
c. Kolaborasi pemberian cairan
koloid (mis. albumin, plasmanate)
d. Kolaborasi pemberian produk
darah

3 Gangguan L : Pertukaran Gas I : Pemantauan respirasi (I.01014)


Pertukaran (L.01003) 1. Observasi :
Gas Setelah dilakukan a. Monitor frekuensi, irama,
(D.0003) b.d intervensi keperawatan, kedalamanan dan upaya napas
Ketidakseim diharapkan pertukaran b. Monitor pola napas (mis.
bangan gas meningkat dengan bradipnea, takipnea, hiperventilasi)
ventilasi- kriteria hasil : c. Monitor kemampuan batuk efektif
perfusi 1. Pola nafas membaik d. Monitor adanya produksi sputum
2. Warna kulit e. Monitor adanya sumbatan jalan
membaik napas
3. Sianosis membaik f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
4. Takikardi membaik g. Auskultasi bunyi napas
h. Monitor saturasi oksigen
i. Monitor nilai AGD (Analisa Gas
Darah)
j. Monitor x-ray toraks
2. Terupetik :
a. Alur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
4 Gangguan L : Integritas Kulit dan I : Perawatan Integritas Kulit
integritas Jaringan (L.14125) (I.11353)
kulit Setelah dilakukan 1. Observasi :
(D.0129) b. intervensi keperawatan, a. Identifikasi penyebab gangguan
d Perubahan diharapkan integritas kulit (mis. Perubahan
status nutrisi integritas kulit dan sirkulasi perubahan status nutrisi)
jaringan meningkat 2. Teraupetik :
dengan a. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
Kriteria hasil : baring
1. Elastisitas meningkat 41
2. Hidrasi meningkat b. Bersihkan perineal dengan air
hangat, terutama selama periode
diare
c. Gunakan produk berbahan
petrolium atau minyak bada kulit
kering
d. Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik pada
kulit sensitive
e. Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
3. Edukasi
a. Anjurkan menggunakan pelembab
(mis. lotion, serum)
b. Anjurkan minum air yang cukup
c. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
d. Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
e. Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrem
f. Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada
diluar rumah
g. Anjurkan mandi dan menggunakan
sabun secukupnya
5 Defisit L : Status Nutrisi I : Manajemen Nutrisi (I.03119)
nutrisi (L.03030) 1. Observasi :
(D.0019) b.d Setelah dilakukan a. Identifikasi status nutrisi
faktor intervensi keperawatan, b. Identifikasi alergi dan intoleransi
psikologis diharapkan makanan
(kengganan status nutrisi membaik c. Identifikasi makanan yang disukai
untuk (L.03030) dengan d. Identifikasi kebutuhan kalori dan
makan) Kriteria hasil : jenis nutrient
1. Porsi makan yang e. Monitor asupan makanan
dihabiskan f. Monitor berat badan
meningkat g. Monitor hasil pemeriksaan
2. Diare menurun laboratorium
3. Frekuensi makan 2. Teraupetik :
membaik a. Berikan makanan tinggi serat
4. Nafsu makan untuk mencegah konstipasi
membaik b. Lakukan oral hygiene sebelum
5. Berat badan makan, jika perlu
membaik c. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinngi protein
d. Berikan suplemen makanan, jika
perlu
3. Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
b. Anjurkan diet yang diprogramkan
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
antimek jika pelu
b. Kolaborasi engan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
43 jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kroya
Status : Kawin
Tanggal Puskesmas : 07 September 2022 (di ruang Bugenvil)
Diagnosa Medis : GEA
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Kroya
Hub. dengan klien : Istri
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh BAB cair 5x sejak tadi malam.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat ini
Pasien masuk puskesmas dengan keluhan panas dingin, mual kurang
lebih 3 hari, perut sakit dan BAB cair 5x sejak tadi malam.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Sebelumnya pasien tidak pernah sakit sampai di rawat inap dan tidak
mempunyai riwayat alergi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan kluarganya tidak mempunya penyakit yang
menurun ataupun menular.
Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Hubungan keluarga

: Perempuan : Tinggal serumah

: Meninggal : Pasien

4. Pola Fungsional Menurut Virginia Henderson


a. Kebutuhan bernafas dengan normal
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan
pernafasan.
2) Saat sakit : Pasien saat dikaji tidak merasa sesak, napas normal.
b. Kebutuhan nutrisi
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan lauk
seadanya dan minum 5-6 gelas sedang sehari
2) Saat sakit : Pasien mengatakan nafsu makan menurun, makan 3x
sehari setiap makan hanya habis 2-3 sendok dan minum hanya 3-4
gelas sehari karena setiap makan dan minum muncul mual.
c. Kebutuhan eliminasi
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1 x/hari dengan
konsistensi lunak berwarna kuning, dan berbau khas. Klien BAK 5-
6 x/hari.
2) Saat sakit : Pasien mengatakan BAB 5x sejak tadi malam dengan
konsistensi cair berwarna kuning kecoklatan dan berbau khas.
Klien BAK 5-6 x/hari tidak banyak seperti sebelum sakit.
d. Kebutuhan bergerak dan membertahankan postur
1) Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas dengan mandiri.
2) Saat sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas dengan bantuan.
e. Kebutuhan tidur dan istirahat
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur 6-8 jam/hari.
2) Saat sakit : Selama sakit pasien sulit untuk tidur, apalagi sejak tadi
malam sebentar-sebentar terbangun karena harus ke kamar kecil.
f. Kebutuhan berpakaian
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berpakaian secara
mandiri.
2) Saat sakit : Pasien membutuhkan bantuan keluarga untuk
berpakaian.
g. Mempertahankan suhu tubuh
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan jika panas menggunakan
pakaian tipis dan jika dingin menggunakan selimut.
2) Saat sakit : Pasien mengatakan selalu menggunakan selimut karena
badan rasanya panas dingin.
h. Kebutuhan kebersihan diri
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan bisa melakukan kebersihan diri
seperti mandi secara mandiri tanpa bantuan.
2) Saat sakit : Pasien dibantu seka oleh keluarganya.
i. Kebutuhan menghindari bahaya
1) Sebelum sakit : Pasien dapat menghindar jika merasa berbahaya.
2) Saat sakit : Pasien terpasang pembatas tempat tidur untuk
menghindari jatuh saat tidur.
j. Kebutuhan komunikasi
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan
baik dan lancar.
2) Saat sakit : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.
k. Kebutuhan mempercayai keimanan
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan beribadah 5 kali dalam sehari,
dan selalu berdoa agar selalu diberi kesehatan.
2) Saat sakit : Pasien tetap beribadah dengan tayamum.
l. Kebutuhan pekerjaan dan penghargaan
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan bekerja sebagai guru.
2) Saat sakit : Pasien tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai guru
selama sakit.
m. Kebutuhan hiburan dan rekreasi
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya pergi untuk berekreasi
setiap 1 bulan sekali bersama keluarga.
2) Saat sakit : Pasien tidak berekreasi selama sakit.
n. Kebutuhan belajar
1) Sebelum sakit : Pasien tidak mengerti akan proses perjalanan
penyakit yang dialaminya karena tidak pernah tahu akan
mengalami sakit seperti ini.
2) Saat sakit : Pasien tampak mengerti dengan penyakit dan
kondisinya saat ini.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum cukup
b. TTV
Tekanan darah : 133/85 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 37.8 ℃
Respirasi : 22 x/menit
SpO2 : 99 %
GCS : 15/Composmentis (E4, M6, V5)
c. Kepala
Wajah simetris, rambut agak sedikit kotor dan tidak rapi, tidak ada
benjolan, sedikit lembab, mukosa bibir lembab.
d. Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan
baik, serta tidak ada benjolan disekitar mata.
e. Hidung
Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada pembesaran
polip, tidak ada nyeri tekan, tidak terpasang nasal kanul..
f. Telinga
Telinga bersih, tidak ada benjolan abnormal, pendengaran normal.
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan.
h. Integuman
Warna kulit sawo matang, turgor kulit lembab, akral hangat, tidak
ada lesi, CRT < 2 detik.
i. Dada
Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat retraksi dinding
dada, irama teratur.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Bunyi sonor
Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan seperti ronchi/wheezing
j. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka, dan benjolan
Auskultasi : Bising usus 28 x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, hepar teraba
Perkusi : Suara timpani
k. Genetalia
Tidak terpasang kateter, tidak ada nyeri tekan.
l. Ekstremitas
Tidak ada luka/benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelemahan
ekstremitas atas dan bawah, terpasang infus RL.

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 08 September 2022
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Leukosit 4210 3800-10.600 rb/ul
Eritrosit 5,21 4,40-5,90 Juta/L
Hemoglobin 14,3 13,2-17,3 gr/dl
Hematokrit 40 40-52 %
MCV 77 80-100 fL
MCH 27 26-34 pg
MCHC 36 32-36 g/dl
Trombosit 178 150-440 rb/dl
IMUNO-SEROLOGI
Widal Ty O Negatif ≤ 1/80
Ty H 1/80 ≤ 1/80

C. Program Terapi

Program Terapi Dosis


Infus RL 20tpm
Inj. Ranitidin 2 x1 A
Inj. Ondancentron 2x1A
Inj. B12 1A
Paracetamol 3x500mg
Zink 2x20mg
Antacid 3x200mg
Attapulgit 3x600mg
ANALISA DATA
Hari/Tanggal: Rabu, 07/09/2022 Pukul : 12:00 WIB
No Data Pathway Etiologi Problem
1 DS: Pasien mengatakan BAB cair 5x Proses infeksi Diare (D.0020)
dalam sehari. Infeksi

DO: Bising usus 28x/mnt


Berkmbang di
usus

Hipersekresi
air

Isi usus

Diare

2 DS: Pasien mengatakan BAB cair 5x Kehilangan Resiko


dalam sehari. Frekuensi BAB cairan
hipovolemia
aktif
DO: (D.0034)
Hilangnya cairan
o Suhu : 37.8 ℃ dan elektrolit
o Mukosa bibir lembab berlebihan
o CRT < 2 detik
Gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit

dehidrasi

Resiko
hipovolemi

3 DS : Pasien mengatakan nafsu makan Faktor psikologis Resiko defisit nutrisi


Distensi (keengganan untuk (D.0032)
menurun, makan hanya 5 sendok
abdomen makan)
dalam sehari.

DO : Tampak makanan yang diberikan Mual dan


muntah
puskesmas tidak habis.

Nafsu makan

Resiko defisit
nutrisi
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare (D.0020) berhubungan dengan proses infeksi.
2. Resiko hipovolemia (D.0034) berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
3. Resiko defisit nutrisi (D.0032) berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan).
INTERVENSI
Hari/Tanggal: Rabu, 07/09/2022 Pukul : 12:00 WIB
No. DX SLKI SIKI RASIONAL
(D.0020) L : Eliminasi Fekal I : Manajemen Diare ( I.03101 )
( L.04033 ) Observasi
Observasi
Setelah dilakukan intevensi Untuk memonitor keadaan

keperawatan 3x24 jam 1. Identifikasi penyebab diare. diare.

diharapkan eliminasi fekal 2. Monitor warna, volume, frekuensi


dan konsistensi tinja.
pasien membaik dengan KH :
1. Konsistensi fases membaik. 3. Identifikasi riwayat pemberian makanan.

2. Frekuensi defekasi 4. Monitor tanda dan gejala hipovolemia.

membaik. 5. Monitor keamanan penyiapan makanan.

3. Peristaltik usus membaik. Terapeutik


6. Berikan asupan cairan oral.
Terapeutik
7. Pasang jalur intravena.
Untuk menggantikan cairan
8. Berikan cairan intravena.
yang hilang.
9. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
darah lengkap dan elektrolit.
Edukasi Edukasi
10. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering Agar pasien dan keluarga
secara bertahap. paham cara mengembalikan
11. Anjurkan menghindari makanan,  nutrisi yang hilang dan apa
pembentuk gas, pedas, dan mengandung saja yang dapat memicu
lactose. diare.

Kolaborasi Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas. Mengkolaborasikan
intervensi mandiri perawat
dan kolaborasi untuk
memaksimalkan
pengobatan yang diberikan.

(D.0034) L : Status Cairan ( L. 03028 ) I : Pemantauan Cairan (I.03121)


Setelah dilakukan intervensi Observasi Observasi
Untuk memonitor tanda –
3x24 jam keperawatan, 1. Monitor TTV. tanda hipovolemia.
diharapkan status cairan 2. Monitor turgor kulit.
membaik dengan KH : 3. Monitor hasil pemriksaan serum (misal :
1. Membran mukoasa Hematokrit).
membaik. 4. Monitor intake dan output.
2. Frekuensi nadi membaik. 5. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia.
3. Turgor kulit meningkat. Teraupetik
Teraupetik Untuk memantau kondisi
6. Atur interval waktu pemantauan sesuai kondisi pasien.
pasien. Edukasi

Edukasi Agar pasien dan keluarga

7. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan. paham tujuan dari


pemantauan.
(D.0032) L : Status Nutrisi ( L.03030 ) I : Manajemen Nutrisi ( I.03119)
Setelah dilakukan intervensi Observasi Observasi

keperawatan 3x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi. - Mengetahui tanda dan

diharapkan status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan. gejala deficit nutrisi.

membaik dengan KH : 3. Identifikasi makanan yang disukai. - Meningkatkan nafsu

1. Porsi makan yang dihabiskan 4. Monitor asupan makanan. makan pasien.

meningkat Teraupetik - Mengetahui nutrisi yang

2. Diare menurun 5. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah masuk.

3. rekuensi makan membaik konstipasi. Teraupetik

4. Nafsu makan membaik Edukasi Makanan yang tinggi serat


6. Anjurkan posisi duduk, jika mampu. untuk mencegah terjadinya
7. Anjurkan diet yang diprogramkan. konstipasi.
Edukasi
- Membantu pasien pada
saat makan.
- Akan meningkatkan
pencapaian dan
mempertahankan berat
badan yang sehat serta
gaya hidup yang lebih
kuat dan aktif.
Kolaborasi Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian obat antimek jika pelu. Mengatasi mual dan
muntah.

Implementasi Keperawatan

Tgl/jam No. DX. Implementasi Respon TTD


Rabu, 07 1
September 1. Memonitor warna, volume, frekuensi S: Pasien mengatakan BAB 5x
2022. dan konsistensi tinja. sejak tadi malam dengan
12.15 konsistensi cair berwarna kuning
kecoklatan dan berbau khas.
O ; Pasien tampak lemas.
12.30 2. Memonitor tanda dan gejala hipovolemia. O : Mukosa bibir lembab
CRT <2 detik
12.35 3. Memasang jalur intravena O: Infus set terpasang
12.40 4. Memberikan cairan intravena O : Terpasang infus RL 20 tpm
12. 45 5. Berkolaborasi untuk pemberian obat antimotilitas O : Attapulgit diminum oleh pasien
12.20 2 (attapulgit) O:
8. Memonitor TTV. Tekanan darah: 133/85 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 37.8 ℃
Respirasi : 22 x/menit
12.25 S : Pasien mengatakan BAK 5-6x
9. Memonitor intake dan output cairan sehari tidak banyak seperti
sebelum sakit, minum hanya 3-4
gelas sehari.
12.30 O : Mukosa bibir lembab
12.55 10.Mengidentifiksai tanda – tanda hipovolemia O : CRT < 2 detik
13.00 3 11. Monitor turgor kulit O : TB : 168 cm
12.Mengidentifikasi status nutrisi. BB : 70 kg
IMT : 24.8 ( Normal)
13.05 S : Pasien mengatakan tidak
13.Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan. mempunyai riwayat alergi
makanan.
13.10 S ; Pasien mengatakan makan
14.Memonitor asupan makanan. hanya 2- 3sendok sekali makan.

Kamis, 08 1 1. Memonitor warna, volume, frekuensi S : Pasien mengatakan BAB 2x


September dan konsistensi tinja. sejak pagi dengan konsistensi
2022. cair berwarna kuning
pukul kecoklatan dan berbau khas.
13.10
WIB
13.15
13.20
13.25 2. Memberikan attapulgit O : Attapulgit diminum oleh pasien
13.30 3. Memonitor pemberian cairan intravena. O : Infus Rl 20 tpm lancer
4. Menganjurkan makanan porsi kecil dan sering secara O : Pasien kooperatif
bertahap.
15.35 5. Menganjurkan menghindari makanan,  pembentuk gas, O : Pasien kooperatif
pedas, dan mengandung lactose.
2 6. Memonitor TTV. O:
Tekanan darah: 124/81 mmHg
Nadi : 92 x/menit
15.40 Suhu : 37.2 ℃
Respirasi : 22 x/menit
15. 45 7. Memonitor intake dan output cairan S : Pasien mengatakan BAK 4x
15. 50 sejak tadi pagi, minum 5 gelas.
8. Mengidentifiksai tanda – tanda hipovolemia O : Mukosa bibir lembab
16. 00 9. Memonitor turgor kulit. O : CRT < 2 detik
10.Memonitor hasil pemriksaan serum (misal : Hematokrit). O : 40%
3 11.Memonitor asupan makanan. S : Pasien mengatakan
16. 05 menghabiskan ½ porsi makanan
16. 30 yang diberikan puskesmas.
12.Menganjurkan untuk meningkatkan asupan makanan. O : Pasien kooperatif
13.Memberikan makanan tinggi serat. O : Pasien mengkonsumsi buah dan
sayuran yang diberikan puskesmas.
Jumat, 09 1 1. Memonitor warna, volume, frekuensi S : Pasien mengatakan BAB 1x
September dan konsistensi tinja. dengan konsistensi agak
2022. lembek berwarna kuning
Pukul kecoklatan.
13. 00

13.05 2. Memonitor pemberian cairan intravena. O : Infus Rl 20 tpm lancer


13.10 3. Menganjurkan menghindari makanan,  pembentuk gas, O : Pasien kooperatif
pedas, dan mengandung lactose.
14.00 2 4. Memonitor TTV. O:
Tekanan darah: 128/82 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36.8 ℃
Respirasi : 20 x/menit
14.05 5. Memonitor intake dan output cairan. S : Pasien mengatakan BAK 3x
sejak tadi pagi, minum 4 gelas.
14.10 3 6. Memonitor asupan makanan. S : Pasien mengatakan
menghabiskan 1 porsi makanan
yang diberikan puskesmas.
O : Pasien tampak segar.
Evaluasi Keperawatan

Tgl/jam Dx SOAP TTD


Rabu, 07 1 S : Pasien mengatakan BAB 5x sejak tadi malam dengan konsistensi cair berwarna kuning kecoklatan
September 2022 dan berbau khas.
14.00 O :Pasien tampak lemas.
15. O: N : 98x/mnt
S : 37.8 C
Mukosa bibir lembab
CRT <2 detik
A: Masalah keperawatan diare belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
2 S : Pasien mengatakan BAB 5x sejak tadi malam dengan konsistensi cair berwarna kuning kecoklatan
dan berbau khas.
O :Pasien tampak lemas.
O: N : 98x/mnt
S : 37.8 C
Mukosa bibir lembab
CRT <2 detik
A: Masalah keperawatan resoko hipovolemia belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
3 S : Pasien mengatakan makan hanya 2-3 sendok sekali makan, tidak mempunya riwayat alergi
makanan.
O : Porsi makan masih tersisa banyak.
O : TB : 168 cm
BB : 70 kg
IMT : 24.8 ( Normal)
A: Masalah keperawatan resiko deficit nutrisi belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
Kamis, 08 1 S: Pasien mengatakan BAB 2x sejak masuk puskesmas dengan konsistensi cair berwarna kuning
September 2022 kecoklatan dan berbau khas.
17.00 O: Tekanan darah : 124/81 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 37.2 ℃
Respirasi : 22 x/menit
Mukosa bibir lembab
CRT < 2 detik
A: Masalah keperawatan diare belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
2 S : Pasien mengatakan BAB 2x sejak tadi pagi dengan konsistensi cair berwarna kuning kecoklatan
dan berbau khas.
O : Pasien masih tampak lemas.
Tekanan darah : 124/81 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Suhu : 37.2 ℃
Respirasi : 22 x/menit
Mukosa bibir lembab
CRT < 2 detik
A: Masalah keperawatan resoko hipovolemia belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
3 S : Pasien mengatakan menghabiskan ½ porsi makanan yang diberikan puskesmas.
O : Porsi makan masih tersisa.
A: Masalah keperawatan resiko deficit nutrisi belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi
Jumat, 09 1 S: Pasien mengatakan BAB 1x dengan konsistensi agak lembek berwarna kuning kecoklatan.
September 2022 O : Pasien tampak segar.
17.00
Tekanan darah : 128/82 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36.8 ℃
Respirasi : 20 x/menit
A: Masalah keperawatan diare teratasi.
P: Menganjurkan menghindari makanan,  pembentuk gas, pedas, dan mengandung lactose.
2 S : Pasien mengatakan BAB 1x sejak tadi pagi dengan konsistensi agak lembek berwarna kuning
kecoklatan dan berbau khas.
O : Pasien tampak segar.
Tekanan darah : 128/82 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36.8 ℃
Respirasi : 20 x/menit
A: Masalah keperawatan resoko hipovolemia teratasi.
P: Intervensi dihentikan
3 S : Pasien mengatakan menghabiskan 1 porsi makanan yang diberikan puskesmas.
O : Porsi makan yang diberikan habis.
A: Masalah keperawatan resiko deficit nutrisi teratasi.
P: Intervensi dihentikan
BAB III
PEMBAHASAN

Gastroenteritis akut adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar dengan
konsisteni lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari (DEPKES, 2016). Menurut WHO secara klinis
diare didefinisikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200g
atau 200ml/24jm. Definisi lain memakai kriteria frekuaensiyaitu buang air besar encer
tersebut dapat atau tanpa di sertai lendir dan darah. Jadi dapat diartikan suatu kondisi buang
air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer
dapat di sertai atau tanpa di sertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
inflamasi pada lambung dan usus.
Penyakit gastroenteritis mempunyai manifestasi klinis yaitu frekuensi BAB lebih dari 3
kali/hari, dengan bentuk tinja yang cair, dapat disertai dengan mual muntah dan peningkatan
suhu tubuh (Widagdo, 2012). Masalah keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan
gastroenteritis akut adalah Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane alveolar – kapiler, diare berhubungan dengan proses infeksi dan inflamasi di usus,
kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan eksresi/ BAB sering, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan, resiko syok (hipovolemi)
berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit, ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan. Masalah keperawatan utama pada klien gastroenteritis akut yang
akan penulis lakukan penelitian adalah diare berhubungan dengan proses infeksi dan 3
inflamasi di usus. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen diare yang baik untuk mengatasi
masalah yang dialami oleh pasien baik dalam bentuk kolaboratif maupun intervensi mandiri
perawat. Pada kasusu ini perawat melakukan kolaborasi dengan memberikan obat
antiemotilitas, obat ini diberikan untuk menghambat gerakan peristaltic usus..
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Departemen


Kesehatan RI.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda
Nic Noc. Yogyakarta
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Defenisi dan Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia. Defenisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Widagdo. (2012). Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak dengan Demam. Jakarta: Sagung
Seto.
Wijayaningsih, K. S. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai