S DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA DIARE DENGAN DIAGNOSA MEDIS
GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG BUGENVIL UPTD PUSKESMAS
KROYA 1
Disusun Oleh:
Ragil Andriyani
A22020239
Mengetahui
Halaman Judul..................................................................................................i
Halaman Pengesahan........................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian.............................................................................................1
B. Etiologi.................................................................................................1
C. Batasan Karakteristik............................................................................2
D. Patofisiologi dan Pathway....................................................................2
E. Masalah keprawatan lain yang Muncul................................................5
F. Intervensi Keperawatan .......................................................................5
BAB II TINJAUAN KASUS..........................................................................10
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Diare adalah suatu kondisi buang air besar yang tidak normal dimana
buang air besar >3 kali dalam sehari dengan konsistensi feses yang encer/cair
dapat disertai atau tanpa disertai dengan darah atau lender yang merupakan
akibat dari terjadinya proses implamasi pada lambung atau usus
(Wijayaningsih, 2013).
Diare merupakan buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengan cair (setengan padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada
frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang tersebut
dapat/tanpa disertai lender dan darah (Nurarif & Kusuma, 2015).
Diare adalah pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak terbentuk
(Tim POKJA SDKI DPP PPNI, 2017).
B. Etiologi
Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal.
2. Iritasi gastrointestinal.
3. Proses infeksi.
4. Malabsorsi.
Psikologis
1. Kecemasan.
2. Tinkat stres tinggi.
Situasional
1. Terpapar kontaminan.
2. Terpapar toksin.
3. Penyalahgunaan laksatif.
4. Penyalahgunaan zat.
5. Program pengobatan (Agen tiroid, analgesik, pelunak feses, ferosultat,
antasida, cimetidine dan antibiotik).
6. Perubahan air dan makanan.
7. Bakteri pada air.
(Tim POKJA SDKI DPP PPNI, 2017)
C. Batasan Karaktristik
1. Tanda dan Gejala Mayor
a. Subjektif
(tidak tersedia)
b. Objektif
1) Defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam.
2) Feses lembek atau cair.
2. Tanda dan Gejala Minor
a. Subjektif
1) Urgency.
2) Nyeri/kram abdomen.
b. Objektif
1) Frekuensi peristaltik meningkat.
2) Bising usus hiperaktif.
(Tim POKJA SDKI DPP PPNI, 2017)
D. Patofisiologi dan Pathway
Patofisiologi
Mekanisme dasar gangguan osmotik, akibat terdapatnya
makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit dalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini
akan merangsang usus, isi rongga usus yang berlebih ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat
terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup kedalam usus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare (Lestari, 2016).
Pathway
Malabsorbsi KH,
Hipersekresi lemak, dan
air hiperperistaltik
protein
Pergeseran air
dan elektrolit ke
usus
DIARE
Distensi
abdomen
Frekuensi
BAB Gangguan integritas
kulit Mual dan
Hilang cairan muntah
dan elektrolit
berlebihan
Nafsu makan
Asidosis
Gangguan metabolik
keseimbangan cairan Defisit
dan elektrolit nutrisi
sesak kurang dari
kebutuhan
dehidrasi
Gangguan
pertukaran gas
Hipovolemia
E. Masalah Keperawatan Lain yang Muncul
1. Gangguan integritas kulit adalah kerusakan kulit (dermis dan/atau
epidermis) atau jaringan (membrane mukosa, kornea, fasia, otot, tendon,
tulang, kartilago, kapsul sendi dan atau ligament).
2. Gangguan pertukaran gas adalah keadaan dimana terjadi perubahan
membran alveolus-kapiler sehingga menyebabkan membran alveolus
kapiler mengalami kelebihan atau kekurangan dan/atau eliminasi
karbondioksida.
3. Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)
F. Intervensi Keperawatan
No SLKI SIKI
Diagnosa (TUJUAN) (INTERVENSI)
1 Diare L : Eliminasi Fekal I : Manajemen Diare ( I.03101 )
berhubungan ( L.04033 ) 1. Observasi
dengan Setelah dilakukan a. Identifikasi penyebab diare (mis.
proses intevensi keperawatan Inflamasi gastrointestinal, iritasi
infeksi 3x24 jam diharapkan gastrointestinal)
( D.0020 ) eliminasi fekal pasien b. Identifikasi riwayat pemberian
membaik dengan KH : makanan
1. Konsistensi fases c. Identifikasi gejala invaginasi
membaik d. Monitor warna, volume, frekwensi,
2. Frekuensi defekasi dan konsistensi tinja.
membaik e. Monitor tanda dan gejala
3. Peristaltik usus hipovolemia
membaik f. Monitor iritasi dan ulserasi kulit
didaerah perineal
g. Monitor jumlah pengeluaran diare
h. Monitor keamanan penyiapan
makanan
2. Terapeutik
a. Berikan asupan cairan oral
b. Pasang jalur intravena
c. Berikan cairan intravena
d. Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
e. Ambil sampel feses untuk kultur,
jika perlu
3. Edukasi
a. Anjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
b. Anjurkan menghindari makanan,
pembentuk gas, pedas, dan
mengandung lactose
c. Anjurkan melanjutkan pemberian
ASI
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas
b. Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic/ spasmolitik
c. Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses.
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kroya
Status : Kawin
Tanggal Puskesmas : 07 September 2022 (di ruang Bugenvil)
Diagnosa Medis : GEA
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Kroya
Hub. dengan klien : Istri
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh BAB cair 5x sejak tadi malam.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan saat ini
Pasien masuk puskesmas dengan keluhan panas dingin, mual kurang
lebih 3 hari, perut sakit dan BAB cair 5x sejak tadi malam.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Sebelumnya pasien tidak pernah sakit sampai di rawat inap dan tidak
mempunyai riwayat alergi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan kluarganya tidak mempunya penyakit yang
menurun ataupun menular.
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki : Hubungan keluarga
: Meninggal : Pasien
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 08 September 2022
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
Leukosit 4210 3800-10.600 rb/ul
Eritrosit 5,21 4,40-5,90 Juta/L
Hemoglobin 14,3 13,2-17,3 gr/dl
Hematokrit 40 40-52 %
MCV 77 80-100 fL
MCH 27 26-34 pg
MCHC 36 32-36 g/dl
Trombosit 178 150-440 rb/dl
IMUNO-SEROLOGI
Widal Ty O Negatif ≤ 1/80
Ty H 1/80 ≤ 1/80
C. Program Terapi
Hipersekresi
air
Isi usus
Diare
dehidrasi
Resiko
hipovolemi
Nafsu makan
Resiko defisit
nutrisi
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare (D.0020) berhubungan dengan proses infeksi.
2. Resiko hipovolemia (D.0034) berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
3. Resiko defisit nutrisi (D.0032) berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan).
INTERVENSI
Hari/Tanggal: Rabu, 07/09/2022 Pukul : 12:00 WIB
No. DX SLKI SIKI RASIONAL
(D.0020) L : Eliminasi Fekal I : Manajemen Diare ( I.03101 )
( L.04033 ) Observasi
Observasi
Setelah dilakukan intevensi Untuk memonitor keadaan
Kolaborasi Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas. Mengkolaborasikan
intervensi mandiri perawat
dan kolaborasi untuk
memaksimalkan
pengobatan yang diberikan.
diharapkan status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan. gejala deficit nutrisi.
Implementasi Keperawatan
Gastroenteritis akut adalah suatu keadaan dimana seseorang buang air besar dengan
konsisteni lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering
(biasanya tiga kali atau lebih ) dalam satu hari (DEPKES, 2016). Menurut WHO secara klinis
diare didefinisikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200g
atau 200ml/24jm. Definisi lain memakai kriteria frekuaensiyaitu buang air besar encer
tersebut dapat atau tanpa di sertai lendir dan darah. Jadi dapat diartikan suatu kondisi buang
air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer
dapat di sertai atau tanpa di sertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
inflamasi pada lambung dan usus.
Penyakit gastroenteritis mempunyai manifestasi klinis yaitu frekuensi BAB lebih dari 3
kali/hari, dengan bentuk tinja yang cair, dapat disertai dengan mual muntah dan peningkatan
suhu tubuh (Widagdo, 2012). Masalah keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan
gastroenteritis akut adalah Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane alveolar – kapiler, diare berhubungan dengan proses infeksi dan inflamasi di usus,
kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan eksresi/ BAB sering, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan, resiko syok (hipovolemi)
berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit, ansietas berhubungan dengan
perubahan status kesehatan. Masalah keperawatan utama pada klien gastroenteritis akut yang
akan penulis lakukan penelitian adalah diare berhubungan dengan proses infeksi dan 3
inflamasi di usus. Oleh karena itu dibutuhkan manajemen diare yang baik untuk mengatasi
masalah yang dialami oleh pasien baik dalam bentuk kolaboratif maupun intervensi mandiri
perawat. Pada kasusu ini perawat melakukan kolaborasi dengan memberikan obat
antiemotilitas, obat ini diberikan untuk menghambat gerakan peristaltic usus..
DAFTAR PUSTAKA