Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gastroenteritis atau diare sampai saat ini masih merupakan masalah

kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga di negara maju.

Menurut Word Health Organization (WHO), di negara maju walaupun sudah

terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden

gastroenteritis atau diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah

kesehatan. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga

merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai

dengan kematian (Kemenkes RI,2018).

Menurut world health organization (WHO), penyakit

gastroenteritis atau diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan

bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3 kali atau

lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang

berdarah.

Gastroenteritis disebabkan beberapa faktor, antara lain Karena

kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi yang belum

memuaskan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat yang secara

langsung atau 2 tidak langsung mempengaruhi terjadinya diare. Selain itu,

diare juga bisa disebabkan karena makanan yang tidak sehat atau makanan

1
yang diproses dengan cara yang tidak bersih sehingga terkontaminasi bakteri

penyebab diare seperti Salmonella, Shigella dan Campylobacter jejuni

(Purwaningdyah, 2015).

Gastroenteritis Ditandai dengan meningkatnya kandungan cairan

dalam feses pasien erlihat sangat lemas, kesadaran menurun, kram perut,

demam, muntah, gemuruh usus (borborigimus), anoreksia, dan haus. Kontraksi

spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif pada anus, dapat

terjadi setiap defekasi. Perubahan tanda-tanda vital seperti nadi dan respirasi

cepat, tekanan darah turun, serta denyut jantung cepat. Pada kondisi lanjut akan

didapatkan tanda dan gejala dehidrasi, meliputi: Turgor kulit menurun <3 detik,

pada anak-anak ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan di

sertai penurunan berat badan akut, keluar keringat dingin (Muttaqin,2011). Jika

Gastroenteritis tidak dapat ditangani dengan benar maka akan menyebabkan

komplikasi seeperti Kehilangan air (dehidrasi), Gangguan keseimbangan asam

basa (metabolik asidosis), Hipoglikemia, Gangguan gizi, Gangguan sirkulasi

(Maryunani,2010).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) ada 2 milyar

kasus Gastroenteritis pada orang dewasa diseluruh Dunia setiap tahun. Di

Amerika Serikat, insidens kasus Gastroenteritis mencapai 200 juta hingga 300

juta kasus/tahun. Sekitar 900.000 kasus Gastroenteritis perlu perawatan di

rumah sakit. Diseluruh dunia sekitar 2,5 juta kasus kematian karena

diare/tahun. Di Amerika Serikat, gastroenteritis terkait mortalitas tinggi pada

lanjut usia. Satu studi data mortalitas nasional melaporkan lebih dari 280.000

2
kematian akibat gastroenteritis dalam waktu 9 tahun, 51% kematian terjadi

pada lanjut usia. Selain itu, gastroenteritis masih merupakan penyebab

kematian anak di seluruh dunia, meskipun tatalaksana sudah maju (WHO,

2015).

Menurut Kemenkes RI (2018), Target cakupan pelayanan penderita

Gastroenteritis semua umur (SU) yang datang ke sarana kesehatan adalah 10%

dari perkiraan jumlah penderita gastroenteritis SU (Insidens gastroenteritis SU

dikali jumlah penduduk di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun). Tahun

2017 jumlah penderita gastroenteritis SU yang dilayani di sarana kesehatan

sebanyak 4.274.790 penderita dan terjadi peningkatan pada tahun 2018 yaitu

menjadi 4.504.524 penderita atau 62,93% dari perkiraan gastroenteritis di

sarana kesehatan. Insiden gastroenteritis semua umur secara nasional adalah

270/1.000 penduduk (Rapid Survey Diare tahun 2015). Terjadi 10 kali KLB

gastroenteritis pada tahun 2018 yang tersebar di 8 provinsi, 8 kabupaten/kota

(Kemenkes RI,2018).

Pada Tahun 2016 di Provinsi sumatera Barat jumlah kasus

gastroenteritis yang ditemukan dan 28 dilayani sebanyak 115.442 orang

(102 %) , sedangkan tahun 2015 jumlah kasus gastroenteritis yang

ditemukan dan dilayani sebanyak 110.122 orang (99 %). Pada tahun

2016 dari 20 kabupaten/ kota di sumatera barat daerah tertinggi di

temukan kasus gastroenteritis atau diare yaitu di kabupaten agam dengan

angka kejadian 234 dan kejadian terendah yaitu di kabupaten solok

dengan angka kejadian 40 (Dinkes Sumbar,2016).

3
Tindakan atau peran perawat yang harus dilakukan pada pasien

gastroenteritis adalah pemberian makanan yang mengandung zat besi dan

pemberian makanan yang sedikit berserat, pemberian cairan khusus yang

mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi bila di

perlukan, pemberian obat-obatan pemberian anti biotik. Pemberian cairan

sangat penting mengingat komplikasi tersering yang juga dapat menyebabkan

kematian penderita dehidrasi (Rustam,2017).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

memberikan Asuhan Keperawatan Pada Tn.M dengan Gastroenteritis Akut di

Ruangan Ar-Rahmah Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh.

B. Tujuan

Adapun tujuan penulisan dari karya tulis ini adalah:

1. Tujuan Umum

Mampu mendeskripsikan dan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien

dengan gastroenteritis di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit Islam

Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

4
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Tn.M dengan

Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah Rumah Sakit

Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

f. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan pada pada

Tn.M dengan Gatroenteritis Akut di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

C. Metode Penulisan

1. Penulisan

Menggunakan metode deskriptif yang berbentuk Studi Kasus, yaitu

mengumpulkan data, mengelompokkan data, merumuskan diagnosa,

menetapkan intervensi dan mengevalusi tindakan terhadap klien pada

Tn.M dengan Gatroenteritis Akut di rungan Arrahmah Rumah Sakit Islam

Ibnu Sina Payakumbuh tahun 2019.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan kasus adalah di Ruang Raawat Inap Arrahmah

Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Payakumbuh.

5
3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dari pembuatan karya tulis, dalam pembuatan karya tulis ini penulis

mendapatkan data dengan cara:

a. Wawancara

Di lakukan terhadap keluarga klien, perawat, serta tim tenaga kesehatan

lainnya. Data yang didapatkan tersebut dikumpulkan dengan teknik

wawancara meliputi bidata pasien, penanggung jawab pasien, riwayat

kesehatan, keluhan pasien, dan kebiasaan pasien.

b. Observasi

Pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap klien.

c. Pemeriksaan Fisik

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemeriksaan head to toe, baik

dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

d. Dokumentasi

Data dengan cara mengumpulkan informasi dari catatan yang ada di

Rumah Sakit yaitu meliputi terapi obat yang diberikan dokter dan hasil

pemeriksaan labolatorium.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Subjektif

Data yang di dapat dari pasien dan keluarga pasien.

6
2) Data Objektif

Data yang di dapat berdassarkan hasil pemeriksaan head to toe

kepada pasien.

b. Sumber Data

1) Data Primer

Data yang di peroleh langsung dari pasien dan keluarga pasien.

2) Data Sekunder

Data yang di peroleh dari catatan medis, catatan perawat, hasil

labolatorium, rontgent, dan pemeriksaan lainnya.

c. Teknik Pengolahan Data

Data yang di olah secara manual yaitu dengan menklasifikasi data,

menegakkan diagnosa, membuat intervensi, melakukan implementasi

sampai mengevaluasi serta menyajikan data secara berurutan.

D. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Bab ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang isi secara

keseluruhan terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang

lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan Teoritis

Bab ini berisikan tentang teori yang mendukung penulisan sesuai judul yang

meliputi defenisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi, penatalaksanaan dan

asuhan keperawatan teoritis

7
BAB III: Tinjauan Kasus

Bab ini menjelaskan tentang studi kasus yang di laksanakan dalam situasi yang

nyata.

BAB IV: Pembahasan

Bab ini membahas kasus yang berpedoman pada tinjauan kepustakaan untuk

mengatasi masalah pada pasien.

BAB V: Penutup

1) Kesimpulan :Merupakan isi dari pembahasan.

2) Saran :Tanggapan terhadap kesenjangan kesimpulan dan

alternatif pemecahan masalah yang realitis operasional.

8
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Defenisi Gastroenteritis

Gastroenteritis secara luas digunakan untuk menguraikan pasien

yang mengalami perkembangan diare dan muntah akut yang mengacu

pada terdapat proses inflamasi dalam lambung dan usus. Diare adalah

defekasi cair lebih dari 3 kali sehari, tanpa atau dengan lendir dan atau

darah dalam feses (Sodikin, 2011).

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan

usus besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal

dengan tanda gejala diare, disertai dengan atau tanpa muntah dan

ketidaknyamanan pada abdomen. Diare pada situasi gastrointestinal

merupakan keadaan peningkatan frekuensi, konsistensi feses yang lebih

cair, feses dengan kandungan air yang banyak dan feses bisa disertai

dengan lendir atau darah (Muttaqin&Sari,2011).

2. Klasifikasi Gastroenteritis

Klasifikasi gastroenteritis/ diare dibagi menjadi:

a. Gastroenteritis Akut

Gastroenteritis akut didefinisikan sebagai keadaan peningkatan dan

perubahan tiba-tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh

agens infeksius dalam traktus GI. Gastroenteritis akut biasanya sembuh

9
sendiri (lamanya sakit kurang dari 14 hari) dan akan mereda tanpa

terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.

b. Gastroenteritis Kronik

Gastroenteritis Kronik didefinisikan sebagai keadaan

meningkatnya frekuensi defekasi dan kandungan air dalam feses dengan

lamanya sakit lebih dari 14 hari dengan di sertai dengan kehilangan

berat badan atau berat badan tidak bertambah selama masa diare

tersebut. Kerap kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis seperti

sindrom malabsorpsi, penyakit inflasi usus, defisiensi kekebalan, alergi

makanan, intoleransi laktosa atau diare nonspesifik yang kronis, atau

sebagai akibat dari pelaksanaan diare akut yang memadai

(Kemenkes,2011).

3. Etiologi Gastroenteritis

Etiologi Gastroenteritis menurut Ngastiyah (2014) antara lain

a. Faktor Infeksi

1) Infeksi enternal: infeksi saluran pencernaan makanan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak.Meliputi infeksi

eksternal sebagai berikut :

a) Infeksi bakteri: Vibrio’ E coli, Salmonella, Shigella,

Campylobacter, Yersinia, aeromonas, dan sebagainya.

b) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsacki,

Poliomyelitis) Adeno-virus, Rotavirus, astrovirus, dan lain-lain.

10
c) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxcyuris,

Strongyloides) protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia

lamblia, Trichomonas hominis), jamur (Candida albicans)

2) Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan

seperti: otitits media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis,

bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini

terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

b. Faktor malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa,dan galaktosa).

Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi

laktosa).

2) Malabsorbsi lemak

3) Malabsornsi protein

4) Faktor makanan, makanan basi,beracun, alergi, terhadap makanan.

5) Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi

pada anak yang lebih besar.

4. Patofisiologi Gastroenteritis

Menurut Mutaqqin dan Sari (2011) kondisi peradangan pada

gastrointestinal disebabkan oleh infeksi dengan melakukan invasi pada

mukosa, memproduksi enterotoksin. Mekanisme ini menghaasilkan

peningkatan sekresi cairan dan atau menurunkan absorpsi cairan sehingga

11
akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit. Mekanisme dasar

yang menyebabkan diare, meliputi:

a. Gangguan osmotik, kondisi ini berhubungan dengan asupan makanan

atau zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal dan akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga

usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b. Respons inflamasi mukosa, terutama pada seluruh permukaan intestinal

akibat produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respon

peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke

dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat

peningkatan isi rongga usus.

c. Gangguan motilitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan

mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap

makanan sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang

selanjutnya dapat menimbulkan diare.

12
5. WOC Gatroenteritis

Infeksi (Virus, Bakteri, Molabsorbsi KH, Makanan Faktor


Parasit) Protein, lemak Beracun psikologis

Berkembang diusus Makanan tidak ansietas


Tek Osmotik meningkat
diserap

Peningkatan sekresi
cairan dan elektrolit Pergeseran cairan
& elektrolit ke
rongga usus
Penyerapan makanan diusus
Isi usus meningkat
menurun

Hipertermia GASTROENTERITIS/ Defisit


DIARE pengetahuan

Frek. BAB meningkat


Distensi abdomen

Gangguan
Hilangnya cairan dan
intergritas kulit Mual dan
elektrolit berlebih
perianal muntah

dehidrasi Asidosis Nafsu makan


metabolik menurun

Kurang Resiko syok


Sesak Ketidakseimbangan
volume (Hipovolemik)
nutrisi kurang dari
cairan
kebutuhan tubuh
Gangguan
pertukaran gas

Pathway Gastroenteritis (Muttaqin,2011)

13
6. Manifestasi Klinis Gastroenteritis

Tanda dan gejala gastroenteritis adalah sebagai berikut:

a. meningkatnya kandungan cairan dalam feses

b. Pasien terlihat sangat lemas

c. Kesadaran menurun

d. Kram perut

e. Demam

f. Muntah

g. gemuruh usus (borborigimus)

h. Anoreksia

i. Haus

j. Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak efektif

pada anus, dapat terjadi setiap defekasi.

k. Perubahan tanda-tanda vital seperti nadi dan respirasi cepat, tekanan

darah turun, serta denyut jantung cepat.

l. Pada kondisi lanjut akan didapatkan tanda dan gejala dehidrasi,

meliputi: Turgor kulit menurun <3 detik, pada anak-anak ubun-ubun

dan mata cekung membran mukosa kering dan di sertai penurunan berat

badan akut, keluar keringat dingin(Muttaqin,2011).

14
7. Komplikasi Gastroenteritis

Beberapa komplikasi dari diare menurut Suryadi (2016) :

a. Hypokalemia (dengan gejala matiorisme hipotoni, otot lemah,

bradikardi,perubahan elektro kardiogram)

b. Hipokalsemia

c. Cardic dysrhythimias akibat hypokalemia dan hipokalsemia

d. Hiponatremi

e. Syok hipofolemik

f. Asidosis

g. Dehidrasi

8. Penatalaksanaan Gastroenteritis

a. Penanganan fokus pada penyebab.

b. Pemberian cairan dan elektrolit secara oral seperti pedialyte atau oralit

atau terapi parenteral.

c. Pada bayi pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.

d. Pemberian makanan dengan kualitas dan kuantitas cukup, mudah di

adsorbsi, tidak merangsang, di berikan pada porsi kecil tapi sering

(Muttaqin, 2011).

9. Pemeriksaan Diagnostik

a. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

b. Pemeriksaan tinja makroskopis dan mikroskopis, Ph dan kadar gula jika

diduga adda intoleransi gula, biakan kuman untuk mencari kuman

15
penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare

persisten).

c. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan

elektrolit.

d. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal

ginjal.

e. Intubasi duodenal untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif

dan kualitatif terutama pada diare kronik (Muttaqin,2011).

16
B. Asuhan Keperawatan Teoritis

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dan paling

penting dalam menyusun proses keperawatan. Pengkajian meliputi

proses pengumpulan data, validasi, dan klasifikasi data. Pengkajian

keperawatan terdiri atas data subjektif dan data objektif yang keduanya

di dapatkan dari pemeriksaan diagnostik,pengkajian individu terdiri atas

riwayat kesehatan ( data subjektif) dan pemeriksaan fisik (data objektif).

( Kardiyudiani dan Susanti,2019 )

Menurut Wijaya putri (2013) pengkajian yang akan di dapat

pada pasien gastroenteritis adalah :

a. Identitas klien

Pengkajian meliputi nama,umur,jenis kelamin,agama, suku,

pendidikan,status perkawinan,pekerjaan,alamat,tanggal masuk

Rs,tanggal pengkajian

b. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

P : apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah

dilakukan, diare dapat disebabkan infeksi,faktor makanan dan

faktor malabsorbsi.

Q : frekuensi Bab lebih dari 3x dalam sehari,dengan

darah/lendir, konsistensi cair,mual,muntah,badan terasa lemah

sehingga mengganggu aktifitas sehari-hari.

17
R : Perut terasa sakit, anus terasa perih.

S: skala/keparahan, kondisi lemah dapatmenurunkan aktifitas

sehari-hari

T : Diare dapat terjadi sewaktu-waktu , lamanya diare akut 3-5

hari. Diare berkepanjangan >7 hari dan diare kronis 14 hari.

2) Riwayat Penyakit Sebelumnya

Infeksi parenteral seperti Infeksi saluran pernafasan atas

(ISPA), infeksi saluran kemih, otitis media akut (OMA)

3) Riwayat Kesehatan Keluuarga

Apakah ada keluarga yang menderita diare?

c. Keluhan Utama Pasien Saat Ini

1) Pola Nutrisi

Makanan dan minuman yang krang hygiene dapat berpengaruh

terhadap diare, sehingga status gizi dapat terganggu dan

dapat terjadi hipoglikemi dan dapat menyebabkan penurunan

berat badan serta dapat menyebabkan dehidrasi.

2) Pola Eliminasi

Frekuensi buang air besar meliputi (konsistensi, warna, bau) adakah

darah atau lendir, dan pola buang air kecil perlu di kaji untuk output

terhadap kehilangan cairan lewat urin.

18
3) Pola Istirahat dan Tidur

Kebutuhan istirahat akan terganggu karena frekuensi buang air

besar yang berlebihan,sehingga klien tidak dapat istirahat secara

optimal.

4) Pola Aktivitas

Klien mengalami gangguan dalam beraktifitas karena tubuh

klien yang lemah, sehingga perlu bantuan untuk kebutuhan

sehari-harinya.

d. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala

Inspeksi : kesimetrisan muka, warna rambut dan kebersihan

kepala.

Palpasi : Apakah ada benjolan atau tidak.

2) Mata

Inspeksi: : Apakah ada gangguan penglihatan, konjungtiva

adakah anemis,sklera adakah ikterus,reflek mata dan pupil

terhadap cahaya,pada keadaan diare yang lebih lanjut atau

syock hipovolemik reflek pupil (-)

Palpasi : Apakah ada benjolan atau tidak.

3) Hidung

Inspeksi : Pada klien yg mengalami dehidrasi berat

dapat menimbulkan asidosis metabolik sehingga kompensasinya

19
adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan

mengambil O2, nampak adanya pernafasan cuping hidung

Palpasi : Apakah ada benjolan atau tidak.

4) Mulut

Inspeksi : lihat kebersihan mulut dan mukosa bibir

Palpasi : apakah ada massa atau tidak

5) Telinga

Inspeksi : lihat kesimetrisan telinga, bersih atau tidak

Palpasi : apakah ada massa atau tidak

6) Leher

Inspeksi : apakah ada bekas luka atau tidak

Palpasi : apakah ada massa atau tidak, apakah ada

pembesaran kelenjar tyroid atau tidak

7) Dada

Inspeksi : bentuk simetris, kaji

frekuensi,irama, dan tingkat kedalaman pernafasan,adakah

penumpukan sekresi stidor

Palpasi : Kaji adanya massa, nyeri tekan

Perkusi : Sonor

Auskultasi : dengan menggunakan stetoskop kaji suara

nafas vaskuler, adakan suara nafas tambahan.

8) Abdomen

20
Inspeksi : buang air besar,

konsistensi,bau,warna, frekuensi lebih dari 3 kali dalam 1

jam. Adakah disertai dengan lendir atau darah

Auskultasi : bising usus meningkat >20 detik dengan

durasi 1 menit

Palpasi : tidak teraba pembengkakan pada perut

Perkusi : mendengar adanya gas,cairan atau massa (-),hepar

tidak membesar, suara tymphani.

9) Genetalia

Inspeksi : terdapat kemerahan dan lecet pada anus klien.

10) Ektremitas

Inspeksi : tampak simetris kiri kanan, dan estremitas klien

tampak lemah

Palpasi : kulit kering, turgor kulit tidak elastis

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Gastroenteritis menurut NANDA

International 2015, adalah :

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume

cairan aktif (diare)

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karena

diare

21
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan muntah, hilangnya nafsu makan

e. Resiko syok hipovelemik berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah gambaran atau tindakan yang akan

dilakukan untuk memecahkan masalah keperawatan yang dihadapi

pasien.Adapun rencana keperawatan yang sesuai dengan penyakit

gastroenteritis akut atau diaremenurut Nurarif dan Hardhi (2015)adalah

sebagai berikut:

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1. Diare berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC:
dengan proses keperawatan 2x24 jam Diarhea Management
infeksi diharapkan Diare pada 1) Evaluasi efek samping
pasien teratasi. pengobatan terhadap
gastrointestinal
NOC : Electrolyte and
2) Ajarkan pasien untuk
Acid base balance
menggunakan obat anti
Kriteria hasil : diare
1) Feses berbentuk, BAB 3) Evaluasi intake makanan
sehari sekali tiga hari yang masuk
2) Menjaga daerah sekitar 4) Identifikasi faktor
rectal dari iritasi penyebab dari diare
3) Tidak mengalami diare 5) Monitor tanda dan gejala
4) Menjelaskan penyebab diare
diare dan rasional 6) Observasi turgor kulit
tindakan secara rutin
5) Mempertahankan turgor 7) Ukur diare/keluaran BAB

22
kulit 8) Hubungi dokter jika ada
kenaikan bising usus
9) Monitor persiapan
makanan yang aman
10)Monitor turgot kulit
11)Monitor mual dan muntah

2. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan NIC:


cairan berhubungan keperawatan 2x24 jam Fluid management
dengan kehilangan diharapkan pasien tidak 1) Timbang popok/pembalut
volume cairan aktif kekurangan cairan jika diperlukan
(Diare) NOC : Status nutrisi: 2) Pertahankan intake dan
Intake makanan dan output yang akurat
cairan 3) Monitor status hidrasi dan
Kriteria Hasil: kelembaban membran
1) Mempertahankan urine mukosa
output sesuai dengan 4) Monitor vital sign
usia dan BB (urine
5) Monitor masukan
normal)
makanan
2) Tekanan darah nadi suhu
6) Kolaborasi obat dengan
dalam batas normal
dokter
3) Tidak ada tanda- tanda
7) Monitor berat badan
dehidrasi
4) Elastisitas turgor kulit
baik, membran mukosa
lembab
5) tidak ada rasa haus yang
berlebihan.

3. Ketidakseimban gan Setelah dilakukan tindakan NIC:


nutrisi kurang dari keperawatan 2x24 jam Manajemen Nutirisi
kebutuhan tubuh diharapkan nutrisi pasien 1) Kaji adanya alergi
berhubungan dengan terpenuhi makanan
output yang 2) Kolaborasi dengan ahli
NOC: Status nutrisi:
berlebihan. gizi untuk menentukan
Intake makanan dan
jumlah kalori dan nutrisi
cairan
yang dibutuhkan pasien

23
3) Monitor jumlah nutrisi
Kriteria Hasil:
dan kandungan kalori
1) Adanya peningkatan
4) Berikan informasi
berat badan sesuai
tentang kebutuhan
dengan tujuan
nutrisi
2) Berat badan ideal
5) Kaji kemampuan pasien
sesuai dengan tinggi
untuk mendapatkan
badan
nutrisi yang dibutuhkan
3) Mampu
Nutrition Monitoring
mengidentifikasi
1) BB pasien dalam batas
kebutuhan nutrisi
normal
4) Tidak ada tanda- tanda
2) Monitor adanya
malnutrisi
penurunan berat badan
3) Monitoring kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
4) Monitor turgot kulit
5) Monitor mual dan
muntah

4. Kerusakan Setelah dilakukan tindakan NIC:


intergritas kulit keperawatan 2x24 jam Pressure Management
berhubungan dengan diharapkan tidak terjadi 1) Jaga kebersihan kulit
seringnya BAB dan infeksi. agar tetap kering dan
iritasi oleh fases bersih
NOC: Tissue Integrity
yang bersifat asam 2) Monitor kulit adanya
skin
kemerahan
Kriteria Hasil: 3) Mandikan pasien dengan
1) Integritas Kulit yang sabun dan air hangat
baik bisa 4) Anjurkan pasien untuk
dipertahankan (sensasi, menggunakan pakaian
elastisitas, temperatur, yang longgar
hidrasi) 5) Hindari kerutan pada

2) Tidak ada luka atau tempat tidur

lesi pada kulit


3) Mampu melindungi

24
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
5. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan NIC:
pengetahuan keperawatan 2x24 jam Teaching : disease process
berhubungan dengan diharapkan pengetahuan
1) Berikan penilaian
keterbatasan paparan pasien dan keluarga
tentang tingkat
informasi tentang penyakit pasien
pengetahuan pasien
bertambah.
tentang proses penyakit
NOC : Knowledge: yang spesifik
disease process 2) Gambarkan tanda dan
gejala yang biasa
Kriteria Hasil :
muncul pada penyakit,
1) Pasien dan keluarga
dengan cara yang tepat
menyatakan pemahaman
3) Gambarkan proses
tentang penyakit,
penyakit dengan cara
prognosis dan progam
yang tepat
pengobatan
4) Sediakan informasi pada
2) Pasien dan keluarga
pasien tentang kondisi,
mampu melaksanakan
dengan cara yang tepat
prosedure yang
5) Diskusikan pilihan terapi
dijelaskan secara benar
atau penanganan
3) Pasien mampu
menjelaskan kembali
apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan
lainya.

6. Resiko syok Setelah dilakukan tindakan NIC:


hipovelemik keperawatan 2x24 jam Manajemen Syok
berhubungan dengan diharapkan tidak terjadi 1) Monitor status sirkulasi
kehilangan cairan syok pada pasien BP, warna kulit, suhu
aktif NOC : Syok pervention kulit, denyut jantung,
Kriteria Hasil: HR, dan ritme, nadi
1) Nadi dalam batas yang perifer, dan kapiler refill

25
diharapkan 2) Monitor oksigenasi
3) Monitor input dan
2) Irama jantung dalam
output
batas yang diharapkan
pernafasan
3) Frekuensi nafas dalam
4) Monitor tanda awal syok
batas normal
5) Kolaborasi obat dengan
dokter

Tabel Intervensi Keperawatan

4. Impelementasi

Implementasi merupakan fase dimana perawat

mengimplementasikan intervensi keperawatan. Fase implementasi

memberikan tindakan keperawatan aktual dan respon klien yang dikaji

pada fase akhir, fese evaluasi. Perawat melaksanakan atau mendelegasikan

tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap

perencanaan yaitu intervensi latihan batuk efektif, manajemen jalan napas,

dan pemantauan respirasi, kemudian mengakhiri tahap implementasi

dengan mencatat tindakan keperawatan dan respons klien terhadap

tindakan tersebut (Koizer,Erb,Berman,& Snyder, 2010)

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun

tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi

merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan

(Suara,dkk,2013).

26
BAB III

TINJAUAN KASUS

Seorang laki-laki berumur 64 tahun di bawa ke Rumah Sakit Islam Ibnu

Sina Payakumbuh pada tanggal 15 Juni 2019 dengan keluhan mencret kurang

lebih 20 kali sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Setelah di lakukan

pemeriksaan TD: 110/80, N: 80x/i, T: 36,0℃, R: 20x/i. Pada pemeriksaan pasien

di diagnosis Gastroenteritis Akut (GEA), sehingga pasien di anjurkan untuk rawat

inap supaya bisa di lakukan perawatan lebih lanjut.

A. Pengkajian

INFORMASI UMUM Tanggal: 18 juni 2019 Waktu: 08.00 WIB

1. Data Umum

a. Identitas Klien

Nama : Tn.M

No.MR : 148687

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan Terakhir : SLTA

Umur : 64 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Alamat : JR. Nagari Gadang Sariak Laweh

Diagnosa Medis : Gastrienteritis Akut

27
b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.I

Umur : 23 tahun

Pendidikan Terakhir : SLTA

Pekerjaan : Mahasiswa

Hubungan : Anak Kandung

No.Telp : 082258321876

Alamat : JR. Nagari Gadang Sariak Laweh

2. Keluhan Utama

PBM melalui IGD ke rawat inap pada tanggal 15 Juni 2019 dengan

keluhan utama mencret 20 kali dari kemarin dengan konsistensi cair dan

berlendir, badan letih (+), pusing (+), nafsu makan menurun, mual (+),

perut kembung (+).

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan masih mencret 10 kali dalam 1 hari,

konsistensi cair dan berampas (+), klien mengatakan pusing (+), badan

terasa letih, nafsu makan menurun, perut kembung (+), mual (+),

muntah (-), demam (+).

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan pernah mengalami penyakit dyspepsia.

c. Riwayat Penyakit Keturunan

28
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan.

4. Riwayat Operasi

Klien mengatakan tidak pernah di operasi.

5. Alergi

a. Obat : klien mengatakan tidak ada alergi dengan obat

b. Makanan : klien mengatakan tidak ada alergi makanan

c. Lainnya : klien mengatakan tidak ada alergi

6. Terapi Yang Di Berikan

a. RL 20 tetes/menit

b. PCT Oral 3xsehari

c. Oralit Sachet k/p

d. Cotri Forte Oral 2xsehari

e. Lansoprazole 1xsehari

7. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Compos Mentis

TD: 110/80 N:83x/menit RR: 20x/menit T: 36,0℃

a. Kepala

I : 1) Rambut terlihat bersih

2) Tekstur rambut agak kasar

3) Rambut pasien terlihat ikal

4) Tidak terlihat bekas luka

Pa : 1) Tidak teraba massa

2) Tidak teraba lesi

29
b. Mata

I : 1) Sklera tidak ikterik

2) Konjungtiva terlihat anemis

3) Mata terlihat agak cekung

Pa : Tidak teraba massa

c. Hidung

I : 1) Hidung tampak simetris

2) Hidung tampak bersih

Pa : Tidak teraba massa

d. Telinga

I : 1) Terlihat simetris kiri dan kanan

2) Telinga tampak bersih

Pa : Tidak teraba massa

e. Mulut

I : 1) Mukosa bibir tampak pucat dan kering

2) Gigi tampak bersih

Pa : Tidak teraba massa

f. Leher

I : 1) Trakea terlihat simetris

2) Tidak terlihat bekas luka atau lesi

Pa : 1) Tidak teraba massa

2) Tidak teraba pembesaran tiroid

30
3) Tidak teraba pembesaran kelenjer limfa

g. Dada

1) Paru-paru

I : 1) Pergerakan terlihat simetris

2) Irama pernafasan teratur

3) Frekuensi pernafasan 20x/i

Pa : 1) Tidak teraba massa

2) Tidak ada nyeri tekan

Pe : Sonor

A : Vesikuler

2) Jantung

I : Iktus kordik tidak terlihat

Pa : IC tidak bergeser

Pe : Sonor

A : Normal

h. Abdomen

I : 1) Perut cekung kedalam

2) Tidak terlihat bekas luka

A : Peningkatan bising usus (Hiperperistaltik)

Pa : Tidak teraba pembengkakan pada perut

Pe : Hypertimpani

i. Ekstremitas

I : 1) simetris kiri kanan

31
2) kulit tampak kering

3) turgor kulit buruk/ tidak kembali dalam 1 detik

Pa : Tidak teraba adanya pembengkakan

Kekuatan Otot

Kiri Kanan

5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5

8. Nutrisi

a. Antropometri

TB : 160 Cm

BB : 54 Kg

BMI : 21,1 (Normal)

LILA : 29 Cm

b. Clinical Sign

1) Sakit dan kram perut

2) Diare berair

3) Mual

4) Nafsu makan menurun

5) Letih dan lemah

6) Turgor kulit menurun

7) Membran mukosa pucat dan kering

32
8) Kulit kering

9. Pola Aktifitas dan Istirahat

NO AKTIFITAS SEHAT SAKIT


1 Makan
Pola Makan 3x/sehari 2x/sehari
seperempat porsi
Jenis Makan MB MLTS
Alergi Tidak ada Tidak ada
2 Eliminasi
BAB
Pola BAB 1 x sehari 10 x sehari
Konsistensi Lembek Cair
Warna Kekuningan Hijau
BAK
Frekuensi 5-6 x sehari 5-6 x sehari
Warna Bening kekuningan Bening kekuningan
3 Istirahat 7-8 jam 5 jam
4 Personal hygiene
Mandi 2 x sehari 1 x sehari
Cuci rambut 1 x sehari 1x sehari
Gosok gigi 2 x sehari 2 x sehari
Tabel Pola Aktivitas dan Istirahat

10. Proteksi dan Perlindungan

Resiko jatuh : Skala morse


Faktor resiko Skala Poin Skor pasien

Riwayat jatuh Ya 25
Tidak 0 0
Diagnosa sekunder Ya 15
Tidak 0 0
Alat bantu Berpegangan pada perabot 30
Tongkat/alat penompang 15
Tidak ada/kursi roda/perawat 0 0
Terpasang infus Ya 20 20
Tidak 0
Gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10
Normal/tirah 0 0
baring/immobilisasi
Status mental Sering lupa akan keterbatasan 15
yang di miliki 33
Sadar akan kemampuan 0 0
sendiri
Total 20
Tabel skala morse
Ket :

Resiko tinggi : > 44

Resiko sedang :25-44

Resiko rendah : 0-25

11. Sensori

Nyeri P : Mual muntah

Q : Dikocok-kocok akibat mules

R : Abdomen

S :5

T : Tidak ada waktu spesifik

34
Pain Rating Score

Penglihatan ketajaman : visus normal, konjungtiva anemis,sklera tidak

ikterik

Reflek cahaya : +/+

Penciuman : kanan +/+ kiri +/+

Pengecapan : manis asin asam

Pendengaran : kanan +/+ kiri +/+

12. Cairan dan Elektrolit

Intake

Minum : 2500 ml/24 jam

Intravena : 1500 ml/24 jam

Total = 3500 ml/24 jam

Output

Urine : 1500 ml/24 jam

Diare : 1300 ml/24 jam

35
IWL : 810 cc/24 jam

Total = 3610 ml/24 jam

Balance = 3500-3610= -110 cc

Tanda

Dehidrasi ya

Distensi ya

Vena Jugularis (-)

13. Neurologi

Status mental

LOC :

Memori : panjang

Perhatian : dapat mengulang

Bahasa : baik

Kongnisi : baik

Orientasi : orang tempat waktu

14. Endokrin

Kelenjer tiroid pembesaran : tidak

Pankreas tremor : tidak

Trias DM : tidak

36
15. Hasil Pemeriksaan Penunjang

Lab Pada tanggal: 15 Juni 2019

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 12.5 mg/dl 12.0-15.0
Hematokrit 36% 36.0-46.0
Trombosit 178.000/mm3 150.000-400.000
Leukosit 9.500/mm3 5.000-10.000

Tabel Pemeriksaan Darah

ANALISA DATA

37
Data fokus Etiologi Masalah
keperawatan

DS : Output yang Defisien volume cairan


1) klien mengatakan mencret berlebih
(+)
2) warna BAB berwarna Sumber: NANDA hal
kehijauan dan 181
berampas(+)
3) badan letih (+)

DO:
1) membran mukosa klien
kering
2) kulit klien tampak kering
3) klien tampak letih
4) suhu tubuh klien
meningkat
5) penurunan turgor kulit

DS : Agen Cidera Nyeri Akut


1) klien mengatakan perut Biologis
kembung
2) klien mengatakan selera Sumber: NANDA hal
makan berubah 445
3) Nyeri
P :Mual muntah
Q :Dikocok-kocok
akibat mules
R :Abdomen
S :5
T :Tidak ada waktu
spesifik
4)
DO :
5) ku sedang
6) TD : 110/80

38
7) N: 80 x/m
8) T : 36
9) R : 20 x/m
10) klien tampak menahan
kesakitan
11) Klien terlihat memegang
area yang nyeri

Ds : Anoreksia Ketidakseimbangan
1) klien mengatkan tidak nutrisi kurang dari
nafsu makan kebutuhan tubuh
2) Klien mengatakan badan
terasa letih
3) Mual muntah (+) Sumber: NANDA hal
4) Klien mengatakan nyeri 153
abdomen
Do :
1) klien tambah malas makan
2) Klien tampak letih dan
lelah
3) Membran mukosa klien
pucat
4) Klien enggan makan
5) BB klien menurun

DS: Dehidrasi Hipertermi


1) Klien mengatakan
badannya terasa panas
2) Klien mengatakan kurang
nyaman
DO:
1) Suhu Klien 39,2℃
2) Kulit terlihat agak merah
3) Kulit terasa hangat
4) Klien tampak kurang
nyaman

39
B. Diagnosa Keperawatan

1. Defisien volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia

4. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

C. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
1. Defisien volume NOC:1.Keseimbangan NIC: Manajemen Cairan
cairan Cairan 1) Monitor tanda-tanda
berhubungan 2.Hidrasi vital pasien
dengan output Kriteria Hasil: 2) Monitor status hidrasi
yang berlebihan 1) TTV dalam rentang normal pasien
2) Mempertahankan turgor 3) Berikan terapi IV, sesuai
kulit yang di tentukan
3) Membran mukosa lembab 4) Monitor makanan/
4) Intake dan output seimbang cairan yang di konsumsi
5) Mempertahankan output urin 5) Monitor status gizi
sesuai dengan usia dan BB\ 6) Tingkatkan asupan oral
6) Bola mata tidak cekung dan 7) Jaga intake/ asupan yang
lunak akurat dan catat output

40
pasien
8) Dukung pasien dan
keluarga untuk
membantu dalam
pemberian makan
dengan baik

2. Nyeri akut NOC:1.Kontrol Nyeri NIC: Manajemen nyeri


berhubungan 2.Tingkat Nyeri 1) Lakukan pengkajian
dengan agen Kriteria Hasil: nyeri komprehesif yang
cidera biologis 1) Mampu mengenali kapan meliputi lokasi,
nyeri terjadi karakteristik, onset/
2) Mampu menggunakan teknik durasi, frekuensi,
non analgetik untuk kualitas, intensitas atau
mengurangi nyeri beratnya nyeri dan faktor
3) Melaporkan bahwa nyeri pencetus
berkurang atau terkontrol 2) Observasi adanya
4) Tanda-tanda vital dalam petunjuk non verbal
rentang normal mengenai
5) Menyatakan rasa nyaman ketidaknyamanan
setelah nyeri berkurang 3) Gunakan strategi
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4) Gali bersama pasien
faktor-faktor yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri
5) berikan informasi
mengenai nyeri
6) kendalikan faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
7) dorong pasien untuk

41
untuk memonitor nyeri
dan menangani nyerinya
dengan tepat
8) ajarkan metode non
farmakologi untuk
menurunkan nyeri
9) dukung istirahat/ tidur
yang adekuat membantu
penurunan nyeri
10) berikan pasien penurun
nyeri yang optimal
dengan resepan
analgesik

3. Resiko NOC:1.Status Nutrisi: NIC: Manajemen nutrisi


ketidakseimbanga Asupan makanan 1) Tentukan status gizi
n nutrisi kurang dan cairan pasien dan kemampuan
dari kebutuhan 2. Status Nutrisi pasien untuk memenuhi
tubuh Kriteria Hasil: kebutuhan gizi
berhubungan 1) Asupan makanan secara oral 2) Identifikasi adanya alergi
dengan anoreksia adekuat atau intoleransi makanan
2) Asupan cairan secara oral yang di miliki pasien
dan intravena adekuat 3) Instruksikan pasien
3) Berat badan dalam rentang mengenai kebutuhan
normal sesuai dengan tinggi nutrisi
badan 4) Atur diet yang di
4) Status hidrasi dalam rentang perlukan oleh pasien
normal 5) Ciptakan lingungan yang
5) Asupan makanan dan cairan optimal pada saat
tidak menyimpang dari mengkonsumsi makanan
rentang normal 6) Monitor kalori dan
asupan makanan
7) Monitor kecendderungan
terjadinya penurunan
berat badan

42
NIC: Monitor nutrisi

1) Timbang Berat badan


pasien
2) Identifikasi perubahan
berat badan terakhir
3) Monitor turgor kulit dan
mobilitas
4) Monitor adanya mual
dan muntah
5) Monitor diet dan asupan
nutrisi
6) Identifikasi perubahan
nafsu makan pasien
7) Tentukan pola makan
pasien
8) Monitor adanya warna
pucat, kemerahan dan
jaringan konjungtiva
yang kering

4. Hipertermi NOC : Termoregulasi NIC : Perawatan Demam


berhubungan Kriteria Hasil : 1) Pantau suhu dan tanda-
dengan proses 1) Suhu tubuh dalam rentang tanda vital lainnya
penyakit normal 2) Monitor warna kulit dan
2) Nadi dan RR dalam rentang suhu pasien
normal 3) Monitor asupan dan
3) Tidak ada perubahan warna keluaran, perubahan
kulit dan tidak ada pusing, kehilangan cairan yang
merasa nyaman tidak di rasakan
4) Dorong pasien untuk
mengkonsumsi cairan
5) Tingkatkan sirkulasi

43
udara
6) Tutup pasien dengan
selimut atau pakaian
ringan
7) Pantau komplikasi-
komplikasi yang
berhubungan dengan
demam serta tanda dan
gejala kondisi penyebab
demam
8) Lembabkan bibir dan
mukosa hidung yang
kering
NIC: Pengaturan Suhu
1) Monitor suhu paling
tidak setaip 2 jam
2) Monitor Tekanan
Darah, Nadi dan
Respirasi
3) Monitor suhu dan
warna kulit
4) Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
adekuat
5) Sesuaikan suhu
lingkungan dengan
kebutuhan pasien
6) Monitor dan laporkan
adanya tanda dan
gejala hipertermi

44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
BAB IV

56
PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan ashuan keperawatan selama 3 hari berturut-turut

terhadap klien Tn.M mulai dari tanggal 17 sampai 20 Juni 2019, melalui proses

keperawatan sebagai penyelesaian masalah yang ditemukan. Selama melakukan

studi kasus penulis telah mencoba sebaik mungkin menerapkan proses

keperawatan tersebut, maka dalam pembahasan ini dapat di uraikan sesuai dengan

proses keperawatan yang di mulai dari pengkajian sampai evaluasi.

A. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan Gastroenteritis akut, awal

dari pengkajian yaitu dengan mengumpulkan data dasar untuk memperoleh

informasi lengkap tentang status kesehatan klien. Untuk mendapatkan data

dasar yang memadai perlu penerapan pengetahuan, keterampilan dan

komunikasi terapeutik sehingga dapat terjalin hubungan kekeluargaan dan

saling percaya, agar lebih memudahkan dalam proses pengumpulan data.

Pendukung lain dari pengumpulan data ini adanya format pengkajian yang di

dapat dari pendidikan. format ini merupakan pedoman untuk memperoleh

informasi yang lebih lengkap tentang status kesehatan lain.

1. Data Riwayat Kesehatan

57
a. Data Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada riwayat kesehatan sekarang, ada beberapa gejala-gejala yang

ada pada tinjauan teoritis tidak di temukan pada tinjauan kasus seperti

klien tidak mengalami penurunan kesadaran dan muntah karena di kasus

di temukan kesadaran klien Compos Mentis dengan KU letih.

b. Data Riwayat Kesehatan Dahulu

Sebelumnya klien pernah di bawa ke rumah sakit dengan penyakit

dyspepsia, tidak ada riwayat alergi.

c. Data Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita

penyakit yang sama.

2. Data Psikologis

Klien tetap berusaha untuk sembuh dan keadaan emosional klien stabil.

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah penulis mengkaji klien dan menyesuaikannya dengan teoritis

proses keperawatan maka penulis menemukan beberapa diagnosa teoritis di

antaranya:

1. Diare berhubungan denganproses infeksi

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume

cairan aktif (diare)

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rektal karena

diare

58
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan muntah, hilangnya nafsu makan

5. Resiko syok hipovelemik

6. Defisit pengetahuan tentang gastroenteritis akutberhubungan

dengan kurangnya informasi.

Sedangkan diagnosa di tinjauan kasus adalah:

5. Diare berhubungan dengan infeksi bakteri

6. Resiko defisien volume cairan berhubungan dengan output yang

berlebihan

7. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

8. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia

9. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

Diagnosa-diagnosa yang ditemukan pada prinsipnya sama dengan

teoritis, penulis menemukan 3 perbedaan diagnosa keperawatan dari 6

diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis, disini penulis mengangkat

diagnosa keperawatan berdasarkan diagnosa yang didapatkan selama

melaksanakan asuhan keperawatan.

C. Intervensi

Dalam intervensi keperawatan hal yang mendukung penulis melakukan

tindakan yaitu adanya sikap kooperatif dan kerja sama antara penulis dengan

59
perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Perencanaan ini disusun sesuai diagnosa

keperawatan yang muncul berdasarkan data dan masalah yang ditemukan.

Dari diagnosa yang penulis tegakkan maka penulis membuat rencana

tindakan sebagai berikut:

1. Diare berhubungan dengan infeksi bakteri.

Tidak semua intervensi yang ada pada teoritis bisa diaplikasikan di

kasus, hal ini di karenakan ada beberapa yang tidak di butuhkan oleh

pasien.

2. Defisien volume cairan berhubungan dengan output yang berlebih.

Tidak semua intervensi yang ada pada teoritis bisa diaplikasikan di

kasus, hal ini di karenakan ada beberapa yang tidak di butuhkan oleh

pasien.

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.

Tidak semua intervensi yang ada pada teoritis bisa diaplikasikan di

kasus, hal ini di karenakan ada beberapa yang tidak di butuhkan oleh

pasien.

4. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia.

Tidak semua intervensi yang ada pada teoritis bisa diaplikasikan di

kasus, hal ini di karenakan ada beberapa yang tidak di butuhkan oleh

pasien.

5. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

60
Tidak semua intervensi yang ada pada teoritis bisa diaplikasikan di

kasus, hal ini di karenakan ada beberapa yang tidak di butuhkan oleh

pasien.

D. Implementasi

Pada tahap implementasi yang merupakan penerapan dalam tindakan yang

nyata untuk mencapai hasil yang di inginkan. Hampir semua rencana

keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang dapat penulis lakukan

dalam tindakan. Penulis tidak mengalami hambatan yang berarti karena

tindakan yang penulis lakukan banyak memberikan informasi kepada klien dan

keluarga. Hal ini juga di dukung adanya Adanya bimbingan, bantuan, dan kerja

sama dengan tim kesehatan atau staff ruangan dan sedikit pengetahuan yang

penulis miliki mengenai masalah GEA dan adanya informasi yang kuat dan

kerja sama klien, keluarga dan penulis.

E. Evaluasi

Pada evaluasi tahap perkembangan kondisi akan menggambarkan mutu

atau langkah rencana asuhan keperawatan. Dari 5 diagnosa yang penulis

tegakkan sesuai data yang ditemukan saat pengkajian, 5 diagnosa keperawatan

yang penulis tegakkan 1 diantaranya teratasi pada hari ke 3 rawatan pasien, dan

4 lagi di hari ke 5 rawatan pasien.

61
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil proses keperawatan yang penulis lakukan pada Tn.M dengan

Gastroenteritis Akut di ruang rawat inap Arrahmah RSI Ibnu Sina

Payakumbuh, maka dapat penulis simpulkan:

1. Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian penulis tidak banyak menemukan

hambatan, hal ini disebabkan karena sikap partisipasif dari keluarga klien

yang terbuka serta adanya status klien, semua data yang penulis sajikan

dalam pembahasan dapat ditemukan pada asuhan keperawatan yang

penulis terapkan.

2. Diagnosa keperawatan

Setelah dilakukan pengkajian,data dikelompokkan dan di analisa.

Maka di temukan diagnosa keperawatan antara lain :

a. Diare berhubungan dengan infeksi bakteri

b. Defisien volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan

c. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

62
d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia

e. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

3. Intervensi Keperawatan

Penyusunan rencana tindakan sesuai dengan masalah yang

ditemukan pada pengkajian. Dari 4 diagnosa keperawatan yang penulis

tegakan, maka disusun intervensi keperawatan berdasarkan tujuan dan

kriteria hasil NANDA NIC NOC, 2018-2020.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan selama 3 hari yaitu mulai tanggal 17-19 Juni

2019 di Ruang Rawat Inap Ar-Rahmah RSI Ibnu Sina Payakumbuh.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan terhadap klien dilakukan dengan

membandingkan hasil keperawatan yang telah dilakukan di Ruang Rawat

Inap Ar-Rahmah RSI Ibnu Sina Payakumbuh sesuai dengan tujuan dan

kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam perencanaan keperawatan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penerapan proses keperawatan pada laporan ilmiah ini

maka di berikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk Institusi Pendidikan

a. Diharapkan dapat menerapkan literature untuk kasus-kasus

Gastroenteritis Akut (GEA).

63
b. Dapat memberikan bimbingan kepada penulis berupa masukan dan

saran demi kesempurnaan makalah ini.

2. Untuk Mahasiswa

a. Diharapkan mahasiswa dapat lebih mempersiapkan diri baik dari segi

teori, skill, maupun mental dalam memnghadapi klien agar dapat

memberikan konstribusi yang maksimal bagi peningkatan status

kesehatan klien.

b. Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien

dengan melihat aspek bio-psiko-sosio-spritual.

3. Untuk Rumah Sakit

Diharapkan meningkatkan kinerja dan pelayanan yang lebih

maksimal dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

64
65
66

Anda mungkin juga menyukai