KB PASCA PERSALINAN
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
CI INSTITUSI CI LAHAN
FAMIKA MAKASSAR
T.A 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan setelah diberi penyuluhan tentang kontrasepsi pasca persalinan,
ibu dan suami mampu mengetahui dan memilih alat kontrasepsi yang sesuai
untuk keamanan dan kenyamanan ibu dan suami
2. Tujuan Khusus
Setelah diberi penyuluhan mengenai kontrasepsi pasca persalinan, pasien
yang ada di Ruangan PNC (Baji Gau) diharapkan mampu :
a. Mengetahui konsep dasar kontrasepsi pasca persalinan
b. Mengetahui jenis-jenis kontrasepsi pasca persalinan yang aman dan nyaman
bagi ibu
c. Mengetahui keunggulan dan efek samping kontrasepsi pasca persalinan
d. Mengetahui kontra indikasi masing-masing kontrasepsi pasca persalinan
C. Materi
1. Konsep dasar kontrasepsi pasca persalinan
2. Jenis-jenis kontrasepsi pasca persalinan yang aman dan nyaman bagi ibu
3. Keunggulan dan efek samping kontrasepsi pasca persalinan
4. Kontra indikasi masing-masing kontrasepsi pasca persalinan bagi ibu
D. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Media
1. Pembukaan 5 menit 1. Memperkenalkan diri 1. Menyambut salam
2. Menjelaskan tujuan dari dan mendengarkan
penyuluhan 2. Mendengarkan
3. Melakukan kontrak 3. Mendengarkan
waktu 4. Mendengarkan
4. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan
diberikan
5. Membagi leaflet
2. Penyuluhan 20 Menit 1. Menggali pengetahuan/ 1. Mendengarkan Leaflet
pengalaman ibu 2. Memperhatikan
2. Menjelaskan tentang: 3. Bertanya
Konsep dasar 4. Menjawab
kontrasepsi pasca
persalinan
Jenis-jenis kontrasepsi
pasca persalinan
Keuntungan dan efek
samping kontrasepsi
pasca persalinan
Kontra indikasi
masing-masing
kontrasepsi pasca
persalinan
3. Melakukan tanya jawab
kepada peserta
penyuluhan dan
pembagian doorprize
3. Penutup 5 menit 1. Menyatakan kegiatan 1. Mendengarkan Microphone
telah selesai 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan terima
kasih
3. Mengucapkan salam
E. Pengorganisasian
1. Waktu : 30 Menit
2. Alat : Leaflet
3. Metode : Penyuluhan, Diskusi & Tanya Jawab
4. Tempat : Ruangan PNC (Baji Gau) RSUD Labuang Baji
F. Kriteria Evaluasi
5.
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi penyuluhan
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media : Leaflet
d. Kesiapan daftar hadir peserta penyuluhan
e. Peserta hadir di tempat penyuluhan
f. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruangan PNC (Baji Gau)
RSUD Labuang Baji
g. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
5.1
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d. Tim bekerja sesuai dengan pengorganisasian
e. Suasana penyuluhan tertib
f. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
g. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang
4.
3. Evaluasi hasil
Peserta dapat :
a. Mengetahui konsep dasar kontrasepsi pasca persalinan
b. Mengetahui jenis-jenis kontrasepsi pasca persalinan
c. Mengetahui keuntungan dan efek samping kontrasepsi pasca persalinan
4. Antisipasi masalah
6.
7.
a. Apabila suasana kurang kondusif, moderator dapat mengingatkan peserta
penyuluhan.
b. Bila peserta tidak aktif dalam kegiatan, moderator dapat menstimulasi
dengan cara berdialog dengan penyaji materi dalam membahas materi yang
sedang diberikan.
c. Apabila tidak ada peserta yang bertanya pada saat sesi tanya jawab, maka
moderator dapat memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan.
Materi Penyuluhan
KB Pasca Persalinan
I. Pengertian
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan
penjarangan kehamilan, atau salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk
individu merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat
mencapai keluarga berkualitas.
II. Manfaat Keluarga Berencana
a. Perbaikan kesehatan badan ibu
b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak, beristirahat, dan
menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
c. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
d. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
III. Macam-Macam Metode Kontrasepsi
a. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila menyusui secara
penuh, belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan.
- Cara kerja:
Penundaan/penekanan ovulasi.
- Keuntungan kontrasepsi:
§ Efektivitas tinggi
§ Tidak mengganggu senggama
§ Tidak ada efek samping secara sistemik
§ Tidak perlu obat atau alat
§ Tanpa biaya
- Keterbatasan:
§ Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30
menit pasca persalinan.
§ Tidak melindungi terhadap IMS.
- Cara pemakaian:
§ Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngeksel).
§ Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.
§ Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam
membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
§ Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
§ Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera
mulai metode KB lainnya.
b. PIL mini
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat
digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
- Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan
tidak teratur)
- Cara kerja:
§ Menekan ovulasi.
§ Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan.
§ Mengentalkan lendir servik.
§ Mengganggu transportasi sperma.
- Keuntungan:
§ Tidak mengganggu hubungan seksual.
§ Tidak mempengaruhi ASI.
§ Kesuburan cepat kembali.
§ Dapat dihentikan setiap saat.
- Keterbatasan:
§ Mengganggu siklus haid.
§ Peningkatan atau penurunan berat badan.
§ Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
§ Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar.
§ Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat.
- Cara pemakaian:
§ Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.
§ Diminum setiap hari pada saat yang sama.
§ Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan
metode pelindung sampai akhir bulan.
§ Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.
c. Suntik Progestin.
Sangat efektif dan aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam
usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan, cocok
untuk masa menyusui, karena tidak menekan produksi ASI.
- Cara kerja :
§ Mencegah ovulasi.
§ Mengentalkan lendir servik.
§ Menghambat transportasi sperma.
- Keuntungan :
§ Sangat efektif
§ Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
§ Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre
menopause
§ Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
- Keterbatasan :
§ Gangguan siklus haid
§ Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
§ Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat
- Cara pemakaian :
§ Setiaap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
§ Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
§ Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan
seksual
§ Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
IM dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari
d. Kontrasepsi IMPLAN
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant,
dan Implanon, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi,
pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, kesuburan segera kembali setelah
implant di cabut, aman dipakai saat laktasi.
- Cara Kerja:
§ Lendir serviks menjadi kental
§ Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
§ Mengurangi transportasi sperma
§ Menekan ovulasi
- Keuntungan:
§ Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
§ Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
§ Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
§ Bebas pengaruh estrogen
§ Tidak mengganggu senggama
§ Tidak mengganggu produksi ASI
§ Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
- Keterbatasan:
§ Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah
darah haid, serta amenorhea.
§ Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual,
pening/ pusing kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
§ Membutuhkan tindak pembedahan minor.
- Cara Pemakaian:
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu
sampai 6 bulan pasca persalinan, pasca keguguran. Bila klien menggunakan
kontrasepsi hormonal atau AKDR dan ingin menggantinya dengan implant,
insersi dapat dilakukan setiap saat. Daerah pemasangan atau insersi pada
lengan kiri atas bagian dalam (sub kutan). Daerah insersi harus tetap kering
dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah infeksi pada luka insisi).
Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester
dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari). Setelah luka sembuh
daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan wajar. Bila
ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam peradangan, atau bila
ada rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera dilepas.
e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang, haid menjadi lebih
lama dan lebih banyak, pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan,
dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi, tidak boleh dipakai oleh
wanita yang terpapar Infeksi Menular Seksual, ada beberapa jenis : CuT-380A,
NOVA-T, Lípez Loops.
- Cara Kerja :
§ Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
§ Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
§ Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurang kemampuan sperma
untuk fertilisasi
§ Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
- Keuntungan :
§ Efektifitas tinggi ( 0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun pertama,
§ 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan ).
§ Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
§ Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan
seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
§ Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.
§ Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
§ Dapat digunakan sampai menoupouse (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir).
§ Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
- Kerugian :
§ Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada
3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan
banyak, perdarahan spooting antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
§ Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah
pemasangan perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid
yang memungkinkan penyebab anemia.
§ Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
§ Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti-ganti pasangan.
- Cara Pemakaian :
§ Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
§ Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
§ Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan setelah 6 bulan
dengan metode MAL.
§ Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
§ Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
§ AKDR dipasang di dalam rahim.
§ Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah pemasangan.
§ Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin
terutama setelah haid.
§ Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR,
merasakan bagian yang keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid
terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan vagina yang
mencurugakan, adanya infeksi.
§ Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.
- Evaluasi :
§ Ibu dapat menjelaskan kembali pengertian KB dan manfaat KB
§ Ibu dapat menyebutkan macam-macam metode kontrasepsi untuk ibu
menyusui.
§ Ibu dapat menyebutkan beberapa keuntungan pemakaian alat kontrasepsi.
§ Ibu dapat memilih atau menentukan metode kontrasepsi yang biasa cocok
bagi dirinya
IV. Konseling Keluarga Berencana
Pada umumnya, klien pasca persalinan ingin menunda kehamilan berikutnya
paling sedikit 2 tahun lagi, atau tidak ingin tambahan anak lagi. Konseling tentang
Keluarga Berencana atau metode kontrasepsi sebaiknya diberikan sewaktu asuhan
antenatal maupun pasca persalinan. Anjuran bagi klien pasca persalinan antara lain:
a. Memberikan ASI Ekslusif (hanya memberi ASI saja) kepada bayi sejak lahir
sampai berusia 6 bulan. Sesudah bayi berusia 6 bulan diberikan makanan
pendamping ASI, dengan pemberian ASI diteruskan sampai anak berusia 2
tahun.
b. Tidak menghentikan ASI untuk mulai suatu metode kontrasepsi
c. ASI atau kesehatan bayi
V. Infertilitas Pasca Persalinan
a. Pada klien pasca persalinan yang tidak menyusui, masa infertilitas rata-rata
berlangsung sekitar 6 minggu.
b. Pada klien pasca persalinan yang menyusui, masa infertilitasnya lebih lama.
Namun, kembalinya kesuburan tidak dapat ditentukan.
VI. Saat Mulai Menggunakan Kontrasepsi
- Waktu mulai menggunakan kontrasepsi pasca persalinan tergantung dari status
menyusui. Metode langsung dapat digunakan adalah :
a. Spermisida
b. Kondom
c. Koitus interuptus
VII. Perbedaan Klien Menyusui dan Tidak Menyusui
KLIEN MENYUSUI
a. Klien menyusui tidak memerlukan kontrasepsi pada 6 minggu pasca persalinan.
Pada klien yang mengggunakan MAL waktu tersebut dapat sampai 6 bulan.
b. Jika klien menginginkan metode selain MAL, perlu didiskusikan efek samping
metode kontrasepsi tersebut terhadap laktasi dan kesehatan bayi.
c. Sebagai contoh, pil kombinasi dan suntikan kombinasi merupakan pilihan
terakhir. Pil kombinasi, juga dengan pil dosis rendah (30-35 mikrogram EE)
akan mengurangi poduksi ASI, dan secara teoritis akan terpengaruh terhadpat
pertumbuhan normal bayi pada 6-8 minggu pasca persalinan. Tunggu hingga 8-
12 minggu pasca persalinan sebelum memulai pil kombinasi atau suntikan
kombinasi.
KLIEN TIDAK MENYUSUI
a. Klien tidak menyusui umumnya akan mendapat haid kembali dalam 4-6 minggu
pasca persalinan. Kurang lebih 1/3 nya berupa siklus ovulatoir. Oleh karena itu,
kontrasepsi harus mulai pada waktu atau sebelum mulai hubungan seksual
pertama pasca persalinan. Karena masalah pembekuan darah masih terdapat
pada 2-3 minggu pasca persalinan, kontrasepsi kombinasi jangan dimulai
sebelum 3 minggu pasca persalinan.
b. Sebaliknya, kontrasepsi progestin dapat segera dimulai pasca persalinan karena
metode ini tidak meningkatkan risiko masalah pembekuan darah.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Saifuddin. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.