M G1 P1 A0 USIA 23
TAHUN DENGAN POST NATAL CARE HARI KE 20 DI DESA TELUKJAYA
KECAMATAN PAKISJAYA KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2021
DOSEN PEMBIMBING :
Nurti Y.K Gea, S.Kep., Ners., M.Kep
DISUSUN OLEH :
Fhikka Aulia, S.Kep
201560311045
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny.M G1 P1 A0 Usia 23 Tahun Di
Desa Teukjaya Karawang sebagai Tugas dari stase Keperawatan Maternitas.
Asuhan Keperawatan Maternitas ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Asuhan Keperawatan
Maternitas ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan Asuhan Keperawatan Maternitas ini.
Dan harapan penulis semoga Asuhan Keperawatan Maternitas ini mampu memenuhi
persyaratan untuk tugas Stase Keperawatan Maternitas . Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi Asuhan Keperawatan Maternitas agar menjadi
lebih baik lagi. Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan Asuhan Keperawatan Maternitas ini.
( Fhikka Aulia )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu prioritas utama
dalam pembangunan kesehatan. Salah satu tujuannya yaitu guna mencapai target
Millenium Development Goals (MDG’s) ke-5 yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Namun pada kenyataannya, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurut mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup,
meningkat dibandingkan dengan data SDKI tahun 2007 yaitu 228 per 100.000
kelahiran hidup. Kementrian Kesehatan RI membentuk Puskesmas Mampu Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). PONED adalah pelayanan untuk
menanggulangi kasuskasus kegawatdaruratan obstetri (kebidanan) dan neonatal (bayi
baru lahir). PONED turut berkontribusi mempercepat penurunan angka kematian ibu
dan bayi dengan cara meningkatkan deteksi dan penanganan ibu hamil dengan resiko
tinggi serta kasus komplikasi obstetri dan neonatal. Salah satu pelayanan yang
diberikan yaitu pelayanan Postnatal care (PNC) atau pelayanan nifas Masa nifas
dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas dimulai dari 6 jam sampai 42 hari pasca
persalinan.
Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada
saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah
terjadinya proses kehamilan dan persalinan. Ibu nifas juga mengalami perubahan
psikologis yaitu melanjutkan pencapaian proses peran maternalnya dan kelekatan
dengan bayinya. Sehingga ibu nifas perlu mendapatkan asuhan pelayanan nifas yang
bermutu. Mutu pelayanan kesehatan ibu nifas dapat terlihat dari standar waktu dimana
ibu nifas dianjurkan untuk melakukan kunjungan nifas paling sedikit 3 kali kunjungan
dengan standar operasionalnya meliputi pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu); pemeriksaan tinggi fundus uteri; pemeriksaan lokhia dan
pengeluaran per vaginam lainnya; pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif;
pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi
baru lahir, termasuk keluarga berencana; serta pelayanan KB pasca persalinan.
Kunjungan nifas ini bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga
untuk mencegah, mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi.
Menurut Hasanah (2014), kunjungan post partum merupakan kunjungan yang
dilakukan ibu nifas ke tenaga kesehatan selama masa nifas. Namun fenomena yang
terjadi di masyarakat kunjungan post partum jarang dilakukan sesuai standar,
seringkali hanya dua kali atau satu kali kunjungan selama post partum, selama tidak
ada keluhan pada ibu maupun bayinya (Ima AzizahOktiaworo Kasmini Handayani,
2017)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan maternitas pada Ny.A dengan Post Natal care
2. Tujuan Khusus
a. Memahami tentang konsep dasar Post Natal Care
b. Melakukan pengkajian pada Ny.A dengan Post Natal care
c. Menentukan masalah keperawatan pada Ny. N dengan Post Natal Care
d. Merencanakan tindakan keperawatan pada Ny. A dengan Post Natal Care
e. Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada Ny.A dengan Post
Natal Care
f. Mengevaluasi tindakan yang diberikan pada Ny.A dengan Post Natal Care
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Masa pasca partum merupakan suatu masa antara pelahiran sampai
organorgan reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil. Masa pascapartum
merupakan masa transisi fisik dan psikologis mayor bagi ibu baru dan seluruh
keluarga.(Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2011)
Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut
puerperium yaitu dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous melahirkan. Jadi,
puerperiumn berarti masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih
kembali, mulai persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-
hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Dewi & Sunarsih, 2012).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium
dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya placenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)
setelah itu. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum
sehingga pelayanan pascapersalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa
itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Wahyuni, 2014).
Kehamilan
Persalinan
Masa Nifas
Involus Laktasi
Lochia
Pembentukan Air Susu
Pengeluaran Air Susu
1. Kebersihan diri
a. Anjurkan menjaga kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah alat kelamin dengan sabun
dan air. Pastikan bahwa klien mengerti untuk membersihkan daerah vulva
terlebih dahulu dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah
sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan vulva setiap kali buang air
kecil atau besar
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2x
sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan
dikeringkan dibawah matahari dan disetrika.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan.
b. Sarankan untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-
lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam
d. Mengurangi jumlah asi yang diproduksi
3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya otot-otot panggul kembali normal. Ibu akan merasa
lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga
mengurangi rasa sakit pada panggul.
b. Jelaskan pentingnya latihan untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar
panggul (kelgel exercise). Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk
setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak.
Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan
sebanyak 30 kali.
4. Gizi
b. Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui.
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
post partum.
5. Perawatan Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama pada puting sus
b. Menggunakan Bra yang menyokong payudara
c. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali menyusui. Tetap menyusui dimulai dari puting
susu yang tidak lecet.
f. Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu dan gunakan sisi tangan
untuk mengurut payudara.
g. Keluarkan ASI sebagian dari depan payudara sehingga puting susu menjadi
lunak.
h. Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI,
sisanya keluarkan dengan tangan.
6. Senggama
a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam vagina tanpa
rasa nyeri
b. Banyaknya budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri
sampai pada masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
I. Perawatan Post Partum
1. Perineum
Luka pada perineum akibat episiotomi, ruptura atau laserasi merupakan daerah
yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Pengamatan dan
perawatan khusus diperlukan untuk menjamin agar daerah tersebut sembuh
dengan cepat dan mudah. Pencucian daerah perineum memberikan kesempatan
untuk melakukan inspeksi secara seksama pada daerah tersebut dan mengurangi
rasa sakitnya.
2. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin ibu harus istirahat tidur terlentang selama 8 jam
post partum, kemudian boleh miring-miring kekiri dan kekanan untuk mencegah
terjadinya trobosis dan tramboemboli. Pada hari kedu duduk-duduk, hari ketiga
jalan-jalan dan pada hari keempat atau lima boleh pulang. Mobilisasi diatas
mempunyai variasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan nifas dan
sembuhnya luka-luka
3. Diet
Makanan harus bermutu dan bergizi cukup kalori. Sebaiknya makan makanan
yang mengandung protein, banyak cairan sayuran-sayuran dan buah-buahan.
4. Miksi
Hendaknya berkemih dapat dilakukan sendiri dngan secepatnya. Kadang-
kadang wanita sulit berkemih karena sphineter uretrae mengalami tekanan oleh
kepala janin dan spasme otot iritasi musculus sphicterani selama persalinan bila
kandung kemih penuh dan wanita sulit berkemih sebaiknya lakukan kateterisasi.
5. Defakasi
Buang air besar harus dilakukan 3 – 4 hari post partum. Bila masih sulit buang
air besar dan terjadi optipasi apabila faeces keras harus diberikan obat laksans atau
perectal, jika masih belum bisa dilakukan klisma.
6. Laktasi
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu tidak
keras, lemas dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Laktasia
dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI).
Keuntungan ASI yakni :
a. Bagi ibu
Mudah didapatkan
Praktis dan murah
Memberi kepuasan
b. Bagi Bayi
ASI mengandung zat ASI yang sesuai dengan kebutuhan
7. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan episiotomy. Pasien mengatakan nyeri
bertambah saat bergerak
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan saat ini merasakan nyeri pada bekas luka jahitan
epiostomi.
b. Riwayat Penyakit Yang Lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan baik dari pihak dirinya maupun suaminya tidak ada
yang mempunyai riwayat penyakit menurun seperti diabetes, hipertensi,
jantung, dan riwayat penyakit menular seperti asma, TBC, dan HIV/AIDS dan
pasien mengatakan tidak memiliki riwayat operasi.
9. Riwayat Menstruasi
a. Menarche
Pasien mengatakan haid pertama kali pada umur 13 tahun.
b. Siklus
Pasien mengatakan siklus haidnya 28-30 hari.
c. Lama
Pasien mengatakan lama haidnya 6-7 hari.
d. Banyaknya
Pasien mengatakan 2-3 kali ganti pembalut/hari.
e. Teratur/Tidak Teratur
Pasien mengatakan haidnya teratur setiap bulan.
f. Sifat darah
Pasien mengatakan sifat darahnya encer kecoklatan.
g. Dismenorhoe
Pasien mengatakan mengeluh sakit perut jika hari pertama haid.
10. Masalah prenatal
Tidak ada masalah pada kehamilan. Pasien hamil selama 38 minggu.
11. Riwayat KB
Pasien mengatakan belum pernah memakai KB.
12. Rencana KB
Pasien mengatakan rencana setelah kelahiran anak pertama ini pasien akan
menggunakan KB suntik dan pasien ingin mengatur jarak usianya masing-masing
anaknya supaya pas.
6. Hemorroid
Klien mengatakan tidak terjadi pembengkakan/pembesaran pada bagian rectum
(tidak terjadi hemorrhoid)
7. Varises
Klien mengatakan tidak terjadi pembengkakan/pelebaran pembuluh darah vena
(tidak terjadi varises)
8. Homan’s sign
Klien mengatakan tidak terjadi nyeri betis pada saat dersofleksi kaki.
9. Pola Kebiasaan Selama Post Partum
No. Aktivitas Pre Partum Post Partum
1. Pola nutrisi Makan Makan
Klien mengatakan Klien mengatakan
makan 1 kali sehari makan 3 kali sehari
sebelum melahirkan setelah melakirkan
dengan porsi makan dengan porsi makan
dikit, nafsu makan sedang, nafsu makan
kurang. baik.
Minum Minum
Klien minum sehari 5- Klien mengatakan
6 gelas air putih dan sehari 6-8 gelas.
diselingi minum susu,
teh manis hangat.
2. Pola eliminasi BAB BAB
Klien mengatakan Klien mengatakan
BAB 1 kali sehari BAB 1 kali sehari
dengan konsistensi setelah melahirkan
kadang lunak kadang dengan konsistensi
keras, warna kuning kadang lunak kadang
dan bau yang khas. keras, warna kuning,
dan bau yang khas.
BAK BAK
Klien mengatakan Klien mengatakan
selama hamil BAK BAK setelah
lebih sering terutama melahirkan yaitu 4-5
pada trimester ke-3 kali sehari dengan
yaitu 7-9 kali dalam warna kuning jernih
sehari dengan warna dan bau yang khas.
kuning jernih dan bau
yang khas.
3. Pola aktivitas Klien mengatakan selama Klien mengatakan dibantu
hamil masih bekerja dalam sepenuhnya oleh keluarga
mengurus rumah tapi karena merasa letih dan
dengan hati-hati dan tidak lemah. Pasien juga
terlalu capek. mengatakan tidak banyak
bergerak karena masih
takut dengan luka
jahitannya dank pasien
masih merasakan nyeri
pada luka jahitan
episiotomy.
4. Pola istirahat Klien mengatakan tidur Klien mengatakan setelah
tidur malam kurang lebih 8 jam melahirkan tidur hanya 1-
yaitu jam 21.00-05.00 2 jam.
WIB, tidur siang kurang
lebih 2 jam dari jam 13.00-
15.00 WIB.
5. Pola personal Klien mengatakan mandi 2 Klien mengatakan
hygiene kali sehari pagi dan sore, kebersihan diri dibantu
mandi secara menyeluruh oleh keluarganya.
dari ujung rambut sampai
ujung kaki. Keramas hanya
3 kali dalam satu minggu.
b. Palpasi
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, tidak ada
tumor, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada Tidak ada pembengkakan pada mamae, tidak ada
tumor, simetris kanan dan kiri, putting susu bersih dan
menonjol, kolostrum/ASI sudah keluar.
Abdomen Tidak ada nyeri tekan.
Ekstermitas Tidak ada varises, tidak ada odema.
DATA FOKUS
Data Objektif :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Hasil pemeriksaan TTV :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Suhu : 37OC
Pernapasan : 24 x/menit
4. Klien tampak meringis
5. Perineum dan Anus : Terdapat luka jahitan di
perineum 3 jahitan.
2. Data Subjektif: Resiko Infeksi b.d
1. Klien mengatakan mengganti pembalut 2x/hari. Kerusakan Integritas Kulit
Data Objektif:
2. Perineum dan Anus : Terdapat luka jahitan di
perineum 3 jahitan.
3. Pengkajian Perineum
Utuh, episiotomy, rupture : Epiostomi
Reednes : Tampak kemerahan pada daerah
jahitan.
3. Data Subjektif: Kesiapan Peningkatan
4. Klien mengatakan dalam perawatan bayinya masih Pengetahuan Perawatan
dibantu oleh keluarganya. Bayi b.d Kurang Terpapar
5. Klien mengatakan merasa tidak bisa dalam merawat Informasi
bayi karna bayi pertama.
Data Objektif:
Klien tampak bingung
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisik (Luka Jahitan Episiotomi
2. Resiko Infeksi b.d Kerusakan Integritas Kulit
3. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Perawatan Bayi b.d Kurang Terpapar Informasi
Data Diagnosa Keperawatan
Dx. Kep
Nursing
Kode
Care
Hasil
Plan Kode Interveni Kode
Data Subjektif : Nyeri Akut b.d Agen D.0077 Setelah dilakukan tindakan asuhan Manajemen Nyeri 08238
1. Klien mengatakan nyeri pada Pencedera Fisik (Luka keperawatan selama 3 x 24 jam Tindakan Observasi :
luka jahitan epiostomi Jahitan Episiotomi) diharapkan nyeri dapat teratasi dengan Identifikasi lokasi, karakteristik,
2. Klien mengatakan nyeri kriteria hasil : 08066 durasi, frekuensi, kualitas dan
bertambah saat bergerak. Tingkat Nyeri : intensitas nyeri.
3. Pengkajian nyeri : Keluhan nyeri pasien menurun. Identifikasi faktor yang
P : Luka jahitan episiotomi 3 Pasien tidak tampak meringis lagi. memperberat dan memperingan
jahitan. Kontrol Nyeri : nyeri.
Q : Seperti disayat-sayat Melaporkan nyeri terkontrol Identifikasi pengetahuan dan
R : Pada luka jahitan epiostomi meningkat. keyakinan tentang nyeri.
S : Skala nyeri 6 Kemampuan mengenali penyebab
T : Ketika pasien BAK dan nyeri meningkat. Tindakan Terapeutik :
nyeri hilang timbul. Kemampuan menggunakan teknik Berikan teknik non farmakologis
non farmakologi meningkat. untuk mengurangi nyeri seperti
Data Objektif : teknik relaksasi nafas dalam.
1. Keadaan umum : Baik Anjurkan pasien untuk istirahat
2. Kesadaran : Composmentis dan tidur.
3. Hasil pemeriksaan TTV :
Tekanan darah: 120/80 mmHg Tindakan Edukasi:
Nadi : 89 x/menit Jelaskan penyebab, pemicu dan
Suhu : 37 CO
periode nyeri.
Pernapasan : 24 x/menit Anjurkan pasien untuk memonitor
4. Klien tampak meringis nyeri secara mandiri.
5. Perineum dan Anus : Terdapat
luka jahitan di perineum 3
jahitan.
Data Subjektif: Resiko Infeksi b.d D.0142 Setelah dilakukan tindakan asuhan Perawatan Perineum 07226
1. Klien mengatakan mengganti Kerusakan Integritas Kulit keperawatan selama 3 x 24 jam Tindakan Observasi :
pembalut 2x/hari. diharapkan resiko infeksi dapat teratasi 1. Inspeksi insisi atau robekan
dengan kriteria hasil : 14137 perineum (misalnya, episiotomy)
Data Objektif: Tingkat Infeksi :
1. Perineum dan Anus : Terdapat Tidak ada kemerahan pada daerah Tindakan Terapeutik :
luka jahitan di perineum 3 jahitan. 2. Fasilitasi dalam membersihkan
jahitan. Cairan tidak berbau busuk. perineum.
2. Pengkajian Perineum 3. Pertahankan perineum tetap
Utuh, episiotomy, rupture : kering.
Epiostomi 4. Berikan posisi nyaman.
Reednes : Tampak 5. Berikan kompres es (jika perlu)
kemerahan pada daerah 6. Bersihkan area perineum secara
jahitan. teratur.
7. Berikan pembalut yang menyerap
cairan.
Tindakan Edukasi :
1. Ajarkan pasien dan keluarga
mengobservasi tanda abnormal
pada perineum (misalnya, infeksi,
kemerahan, pengeluaran cairan
yang abnormal)
Tindakan Kolaborasi :
2. Kolaborasi pemberian
antiinflamasi (jika perlu)
3. Kolaborasi pemberian analgesic
(jika perlu)
Data Subjektif: Kesiapan Peningkatan D.0111 Setelah dilakukan tindakan asuhan Edukasi Perawatan Bayi 12419
1. Klien mengatakan dalam Pengetahuan Perawatan keperawatan selama 3 x 24 jam Tindakan Edukasi :
perawatan bayinya masih Bayi b.d Kurang Terpapar diharapkan deficit pengetahuan 1. Jelaskan manfaat perawatan bayi.
dibantu oleh keluarganya. Informasi perawatan bayi dapat teratasi dengan 2. Ajarkan memandikan bayi dengan
2. Klien mengatakan merasa kriteria hasil : memperhatikan suhu ruangan 21-
khawatir akan Pengetahuan Perawatan Bayi : 1819 24OC dan dalam waktu 5-10 menit,
ketidakmampuannya dan rasa 1. Pertumbuhan dan perkembangan sehari 2 kali.
tanggungjawabnya dalam yang normal. 3. Ajarkan perawatan tali pusat.
merawat bayi. 2. Memegang bayi dengan tepat 4. Anjurkan memantau tanda-tanda
3. Memposisikan bayi dengan tepat vital bayi terutama suhu 36,5OC-
4. Membedong bayi dengan tepat dan 37,5 OC
Data Objektif: benar 5. Anjurkan untuk menjemur bayi
1. Klien tampak bingung 5. Memandikan bayi dengan benar sebelum jam 9 pagi.
6. Perawatan tali pusat 6. Ajarkan pijat bayi.
7. Memakaikan popok bayi 7. Anjurkan segera mengganti popok
8. Pakaian sesuai suhu lingkungan jika basah.
9. Teknik relaksasi bayi 8. Anjurkan penggunaan pakaian
bayi dari bahan katun.
9. Anjarkan menyusui sesuai
kebutuhan bayi.
No Diagnosa Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Minggu, 02 Mei 2021 Manajemen Nyeri Subjektif :
Pencedera Fisik (Luka Jam 10.00 WIBCatatan Perkembangan
Tindakan Observ Hari Pertama
Klien mengatakan mengetahui lokasi nyerinya yaitu di
Jahitan Episiotomi) asi : bagian perineum jika nyerinya timbul seperti disayat-
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, sayat durasi nyerinya sekitaran 5-8 menit.
kualitas dan intensitas nyeri. Klien mengatakan nyeri pada bagian perineumnya.
Identifikasi faktor yang memperberat dan
Klien mengatakan mengetahui jika nyerinya timbul
memperingan nyeri.
disaat ketika sedang BAK.
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri. Klien mengatakan sudah mengetahui faktor
memperingan nyeri yaitu dengan istirahat dan
Tindakan Terapeutik : meminum obat pereda nyeri (analgesic)
1. Berikan teknik non farmakologis untuk
Klien mengatakan sudah mengetahui teknik tarik
mengurangi nyeri seperti teknik relaksasi nafas
nafas dalam jika nyeri sedang timbul.
dalam
2. Anjurkan pasien untuk istirahat dan tidur. Klien mengatakan skala nyeri 6.
Objektif :
Tindakan Edukasi:
1. Ekspresi wajah klien tampak meringis
Jelaskan penyebab, pemicu dan periode nyeri.
Anjurkan pasien untuk memonitor nyeri secara 2. Klien tampak melakukan teknik untuk mengurangi
Tindakan Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian antiinflamasi (jika perlu)
2. Kolaborasi pemberian analgesic (jika perlu)
3. Kesiapan Peningkatan Senin, 03 Mei 2021 Edukasi Perawatan Bayi Subjektif
Pengetahuan Perawatan Jam 10.00 WIB Tindakan Edukasi : 1. Klien mengatakan masih takut untuk memandikan bayi
Bayi b.d Kurang Terpapar 1. Jelaskan manfaat perawatan bayi. secara mandiri.
Informasi 2. Ajarkan memandikan bayi dengan 2. Klien mengatakan belum bisa membedong bayi secara
memperhatikan suhu ruangan 21-24 C dan O
mandiri.
dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 kali.
3. Ajarkan perawatan tali pusat. Objektif
4. Anjurkan memantau tanda-tanda vital bayi 1. KLien tampak memandikan bayi dibantu oleh
terutama suhu 36,5OC-37,5 OC keluarganya.
5. Anjurkan untuk menjemur bayi sebelum jam 9 2. Klien tampak membedong bayi dibantu oleh
pagi. keluarganya.
6. Ajarkan pijat bayi.
7. Anjurkan segera mengganti popok jika basah. Analisa : Masalah belum teratasi.
8. Anjurkan penggunaan pakaian bayi dari bahan Planning :Lanjutkan intervensi.
katun.
9. Anjarkan menyusui sesuai kebutuhan bayi.
No Diagnosa Hari/Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi
Catatan Perkembangan Hari Ketiga
Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Selasa, 04 Mei 2021 Manajemen Nyeri Subjektif :
Pencedera Fisik (Luka Jam 08.00 WIB Tindakan Observasi : Klien mengatakan nyeri pada bagian perineumnya
Jahitan Episiotomi) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, berkurang..
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri.
Klien mengatakan melakukan teknik tarik nafas dalam
Identifikasi faktor yang memperberat dan
untuk pereda nyeri.
memperingan nyeri.
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang Klien mengatakan skala nyeri 2.
nyeri.
Objektif :
Klien tampak melakukan teknik untuk mengurangi
Tindakan Terapeutik :
nyerinya yaitu tarik nafas dalam.
Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri seperti teknik relaksasi nafas Analisa : Masalah teratasi
dalam
Planning : Intervensi dihentikan.
Anjurkan pasien untuk istirahat dan tidur.
Tindakan Edukasi:
Jelaskan penyebab, pemicu dan periode nyeri.
Anjurkan pasien untuk memonitor nyeri secara
mandiri.
2. Resiko Infeksi b.d Selasa, 04 Mei 2021 Perawatan Perineum Subjektif
Integritas Kulit Jam 09.00 WIB Tindakan Observasi : 4. Klien mengatakan ganti pembalut 4-5x/hari
2. Inspeksi insisi atau robekan perineum 5. Klien mengatakan darah yang keluar dari daerah luka
(misalnya, episiotomy) jahitan episiotomy sedikit.
Tindakan Terapeutik : Objektif
3. Fasilitasi dalam membersihkan perineum. 6. Tampak adanya sedikit perdarahan didaerah luka jahitan
4. Pertahankan perineum tetap kering. episiotomy.
5. Berikan posisi nyaman.
6. Berikan kompres es (jika perlu) Analisa : Masalah teratasi sebagian.
7. Bersihkan area perineum secara teratur.
8. Berikan pembalut yang menyerap cairan. Planning : Lanjutkan intervensi
Tindakan Edukasi :
9. Ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi
tanda abnormal pada perineum (misalnya,
infeksi, kemerahan, pengeluaran cairan yang
abnormal)
Tindakan Kolaborasi :
10. Kolaborasi pemberian antiinflamasi (jika perlu)
11. Kolaborasi pemberian analgesic (jika perlu)
3. Kesiapan Peningkatan Selasa, 04 Mei 2021 Edukasi Perawatan Bayi Subjektif
Pengetahuan Perawatan Jam 10.00 WIB Tindakan Edukasi : 3. Klien mengatakan sudah mulai berani untuk
Bayi b.d Kurang Terpapar 10. Jelaskan manfaat perawatan bayi. memandikan bayi secara mandiri.
Informasi 11. Ajarkan memandikan bayi dengan 4. Klien mengatakan sudah mulai bisa untuk membedong
memperhatikan suhu ruangan 21-24 C dan O
bayi secara mandiri.
dalam waktu 5-10 menit, sehari 2 kali. Objektif
12. Ajarkan perawatan tali pusat. 3. Klien tampak memandikan bayi secara mandiri.
13. Anjurkan memantau tanda-tanda vital bayi 4. Klien tampak membedong bayi secara mandiri.
terutama suhu 36,5 C-37,5 C
O O
14. Anjurkan untuk menjemur bayi sebelum jam 9 Analisa :Masalah teratasi
pagi. Planning :Intervensi dihentikan.
15. Ajarkan pijat bayi.
16. Anjurkan segera mengganti popok jika basah.
17. Anjurkan penggunaan pakaian bayi dari bahan
katun.
18. Anjarkan menyusui sesuai kebutuhan bayi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa pasca partum merupakan suatu masa antara pelahiran sampai organorgan
reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil. Masa pascapartum merupakan masa
transisi fisik dan psikologis mayor bagi ibu baru dan seluruh keluarga.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam
setelah lahirnya placenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
B. Saran
Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya perawat dan
memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan keperawatan secara
intensif serta mampu berfikir kritis dalam melaksanakan proses keperawatan apabila
mendapati klien dengan kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
Moctar, Rustam. Sinopsis obstruksi : Obstetri Fisiologis, obstetri patologis, Edisi 2, Jilid 1.
Jakarta. EGC, 1998
Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta, EGC, 2004
Wikojosostro, Hanifa, Ilmu Kebidanan. Edisi 3, cetakan 3, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiraharjo, 1994.
Doengus, Merillyn E. Rencana Perawatan Maternal/bayi, Pedoman untuk Perencanaan dan
Dokumentasi Perawatan Klien, edidi 2, jakarta, EGC, 2001.
.