KEPERAWATAN KOMUNITAS I
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh:
Nurhillah (821181009)
TAHUN AJARAN
2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I ASUHAN KEPERAWATAN GIZI BURUK
A. Kusioner
B. Asuhan Keperawatan
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi
A. SAP
B. Materi SAP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
ASUHAN KEPERAWATAN GIZI BURUK
A. Kusioner
Kuesioner Pengkajian Keperawatan Komunitas
1
Kode Data
a. JK (Jenis Kelamin) f. Pendidikan h. Golongan darah
1. Laki-laki 1. Belum sekolah 1. A
2. Perempuan 2. SD 2. B
b. Umur
3. Tamat SD 3. AB
1. 0 - 1 tahun
4. Tidak tamat SD 4. O
2. 1 - <6 tahun
5. SMP sederajat i. Keadaan fisik
3. 6 – 12 tahun
6. SMA sederajat 1. Sehat
4. 12 -18 tahun
7. D III 2. ISPA
5. 18 – 25 tahun
8. S1 3. Diare reumatik
6. 25 – 45 tahun
9. Pasca sarjana 4. Gastritis
7. 45 – 59 tahun
5. Hipertensi
8. 60 tahun atau lebih
6. Tb Paru
7. Typhoid
8. Penyakit kulit
9. Gangguan jiwa
10. Lain-lain...
2
2. Protestan
3. Katolik
4. Hindu
5. Budha
Gizi
3. Frekuensi makan per hari:
Satu Kali Dua kali Tga kali
4. Cara pengolahan makanan di keluarga:
Dipoting-cuci-masak Dicuci-potong-masak Potong-masak
5. Konsumsi laujk pauk (daging, tahu, tempe, ikan, dsb):
Setiap hari Kadang-kadang Tidak pernah
6. Konsumsi sayur-sayuran:
Setiap hari Kadang-kadang Tidak pernah
7. Konsumsi buah-buahan:
Setiap hari Kadang-kadang Tidak pernah
8. Konsumsi garam yodium:
Setiap hari Kadang-kadang Tidak pernah
9. Pantangan makan dalam keluarga:
Ikan/daging Sayur/buah Telur
Tidak ada
Lingkungan Fisik
a. Perumahan
10. Kepemilikan rumah:
Sewa Menumpang Milik sendiri
3
11. Jenis rumah:
Permanen Semi permanen Tidak permanen
12. Lantai:
Tanah Papan Tegel/semen
13. Ventilasi:
>10% dari luas santai <10% dari luas santai Tidak ada ventilasi
14. Pencahayaan sinar matahari:
Masuk ke dalam rumah Tidak masuk ke dalam rumah
15. Luas bangunan per orang:
<8m2/orang >8m2/orang
16. Pemanfataan pekarangan:
Syuran/buah-buahan Tanaman hias/bunga
Tanaman obat keluarga Tidak ditanami
b. Pembuangan
17. Di mana keluarga buang air besar:
WC Sembarang tempat
Sungai Lain-lain, sebutkan....
Selokan
18. Bila menggunakan WC, jenis jamban yang digunakan:
Septic tank WC cemplung
19. Jarak WC dengan sumber air:
<10 m >10 m
20. Kondisi jamban:
Terawat Tidak terawat
c. Sumber air
21. Sumber air untuk mandi/cuci:
PDAM Sumur gali Sungai
Sumur pompa Mata air
22. Penyediaan air minum:
PDAM Sumur gali Sungai
Sumur pompa Mata air
23. Pengelolaan air minum:
Dimasak Tidak dimasak
4
24. Jenis tempat penampungan air:
Bak Ember Lain-lain.....
Gentong Torn/blong air
25. Kondisi:
Tertutup Terbuka
26. Pengurasan:
Setiap hari Satu minggu sekali Satu bulan sekali
Lain-lain, sebutkan.....
27. Kondisi airnya:
Berbau Berasa
Berwarna Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna
f. Kandang ternak/unggas
32. Kepemilikan kandang ternak:
Ya Tidak
33. Jika ya, letak kandang ternak dengan rumah:
Menempel dengan rumah < 10 meter
≥ 10 meter
34. Kondisi kandang:
Terawat Tidak terawat
Status Kesehatan
a. Sarana kesehatan
5
35. Sarana kesehatan terdekat dengan rumah:
Rumah sakit Posyandu Perawat
Puskesmas Dokter praktek Bidan
Balai pengobatan
36. Pemanfaatan sarana kesehatan:
Ya Tidak
37. Bila tidak, alasannya....
Sulit dijangkau Biaya
Lain-lain, sebutkan......
b. Masalah kesakitan
38. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit (3 bulan terakhir):
Ya Tidak
39. Sarana pelayanan kesehatan yang sering digunakan keluarga jika anggota keluarga sakit:
Rumah sakit Dokter praktek Lain-lain, sebutkan...
Puskesmas Mantri/bidan praktek
c. Kematian
40. Apakah ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir:
Ya Tidak
41. Bila ya, disebabkan oleh:
Sakit Kecelakaan Lain-lain, sebutkan...
d. KIA/KB
Pasangan usia subur (PUS)
42. Untuk PUS yang akseptor KB, jenis kontrasepsi yang digunakan:
IUD Pil Alami/sistem kalender
Suntik Kondom Tidak ikut KB
6
46. Umur kehamilan:
1-12 minggu 12-24 minggu
24-36 minggu > 36 minggu
47. Faktor resiko kehamilan:
Ada satu/lebih faktor resiko
Tidak ada faktor resiko
No Faktor Resiko Jawaban
Ya Tidak
a. Usia bumil <20 atau > 35 tahun
b. Tinggi badan < 150 cm
c. Jarak kehamilan < 2 tahun
d. Kehamilan > 4 kali
e. Riwayat keguguran sebelumnya
f. Mempunyai riwayat tekanan darah tinggi
(>140/90 mmHg
g. Menderita penyakit berat (jantung, asma, DM,
dll)
h. Muntah-muntah yang berlebihan
i. Sering pusing
j. Kaki bengkak
k. Anemia (Hb < 10 gr%), lihat KMS bumil
l. Protein urine (+), lihat KMS bumil
7
51. Apakah bumil mengkonsumsi tablet penambah darah saat ini:
Ya Tidak
Persalinan
52. Pertolongan persalinan dilakukan oleh:
Tenaga kesehatan (dokter/bidan) Dukun
53. Bila ke dukun, alasannya:
Tidak tahu Budaya/kebiasaan masyarakat
Biaya lain-lain......
54. Tempat pertolongan persalinan:
Rumah sakit Polindes di rumah
Puskesmas Bidan/dokter praktek
55. Kondisi bayi:
Lahir hidup/sehat Lahir mati Lahir cacat
56. Adakah neonatus yang meninggal dalam 1 tahun terakhir:
Ya Tidak
57. Bila ya apa sebabnya:
Tetanus ISPA
Diare Lain-lain.....
Buteki
58. Apakah ada buteki:
Ya Tidak
59. Bila ya, apakah ibu meneki anaknya:
Ya Tidak
60. Bila ya, berapa usia anak:
1hr – 6 bulan 6 bln – 2 tahun > 2 tahun
61. Bila tidak, alasannya:
Dilarang suami Tidak tahu pekerjaan
Penyakit Kecantikan Lain-lain sebutkan...
e. Kesehatan Balita
62. Apakah anak diimuisasi:
Ya Tidak
63. Bila tidak diimunisasi, apa alasannya:
Tidak tahu Tidak ada manfaatnya Lain-lain, sebutkan....
64. Apakah anak memiliki KMS:
8
Ya Tidak
65. Bila ya, bagaimana BB anak (lihat KMS):
Bawah garis hijau Atas garis hijau Di garis hijau
66. Apakah setiap bulan anak mengunjungi posyandu:
Ya Tidak
67. Bila tidak, alasannya:
Jauh dari posyandu Merasa tidak ada manfaatnya
Tidak punya waktu Lain-lain sebutkan....
68. Status gizi balita:
Baik Kurang
Buruk Lebih
Stunting
69. Pada umur berapa anak mendapatkan makanan pendamping ASI:
< 6 bulan > 6 bulan
g. Kesehatan Dewasa
77. Status gizi saat ini:
BB normal Overweight
9
Kurang Obesitas
h. Kesehatan lansia
78. Apakah lansia saat ini bekerja:
Ya Tidak
79. Upaya yang dilakukan jika lansia sakit:
Berobat ke dokter praktek Mengobati sendiri
Berobat ke mantri Pergi ke dukun/paranormal
Berobat ke Puskesmas Tidak berobat/dibiarkan
80. Penggunaan waktu senggang lansia:apakah lansia ikut kegiatan yang dilaksanakan
posyandu lansia
Senam/Jogging Mengobati sendiri
Berkebun/bertani Pengajian/membaca buku/menulis
Nonton TV/dengarkan radio Lain-lain sebutkan..............
81. Kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas berdasarkan KATZ indeks:
Indeks A: semua aktivitas mandiri
Indeks B: satu aktvitas tidak mandiri
Indeks C: aktivitas mandi dan satu aktivitas lain tidak mandiri
Indeks D: aktivitas mandi, berpakaian dan satu aktivitas lain tidak mandiri
Indeks E: aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan satu aktivitas lain tidak
mandiri
Indeks F: aktivitas mandi, berpakaian, pergi ke toilet dan berpindah tidak mandiri
Indeks G: ketergantungan semua aktivitas
10
. n
1. Tn. A L Ayah SMA Buruh Sehat
2 Ny. N P Ibu SD IRT Sehat
3 An. Z P Anak SMA Pelajar Sehat
4 An. M L Anak Belum Bayi/ Gizi
sekolah anak- Buruk
anak
7) Genogram
Keterangan
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Tinggal
serumah
8) Tipe keluarga
Nuclear Family (Keluarga Inti): keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan satu atau
lebih anak. Jenis keluarga ini cenderung memiliki anggota keluarga yang lebih
sedikit disbanding extended family [CITATION Sis13 \p 2 \l 1033 ].
9) Suku
Suku Madura, pada perkembangan seorang anak/balita lebih mementingkan
makan-makanan keras/ berat dari pada pemberian MPASI pada usia 0-6 bulan.
10) Agama
Agama islam, Tn. A dan keluarga sering mengikuti kajian, kumpulan-kumpulan
agama, dan pergi ke musholla untuk melakukan sholat berjamaah.
11) Rekreasi
Tidak pernah rekreasi, karena kesulitan biaya
b. Data Komunitas
1) Sejarah /riwayat
11
Tn. A betempat tinggal di daerah pinggiran kota, terdapat tokoh masyarakat yaitu
RT/RW.
2) Nilai & keyakinan
Keluarga Tn. A meyakini, jika sakit berobat ke dukun/paranormal. Anak usia <6
bulan sudah di lepas asi dan sudah di beri makan seperti pisang, kacang-kacangan
yang di haluskan.
3) Subsistem komunitas
a) Lingkungan fisik
Fasilitas umum yang ada dilingkungan sekitar, yaitu sungai, tempat ibadah/
musholla, pembuangan sampah yang tidak tertutup, udara yang tidak segar
karena dekat dengan pembangan sampah, air yang kurang memadai karena
untuk PDAM sendiri belum memasuki daerah pinggiran kota, dan ventilsai
pada rumah sangatlah kecil.
b) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan di pinggiran kota, yaitu puskesmas dan posyandu. Jarak
puskesmas dan rumah warga sangat lah jauh ±10Km, sedangkan posyandu
dan rumah warga ±50m.
c) Ekonomi
Penghasilan dari seorang buruh per bulan Rp. 200.000. Pekerjaan Tn. A
sebagai buruh yang kerja nya serabutan dan Ny. N sebagai IRT . Jumlah
orang yang bekerja 1 orang.
d) Politik & pemerintah
Adanya RT& RW, posyandu, dan puskesmas di dalam lingkungan .
e) Pendidikan
Rumah Tn.A dekat dengan sekolahan (SD), dan sangat jauh jika dengan
sekolahan lainnya (SMP, SMA, dan Kampus).
f) Rekreasi
Tempat rekreasi dipinggiran kota hanyalah terdapat sungai.
2. Diagnosa keperawatan
a. Defisit nutrisi b.d faktor ekonomi
12
b. Menyusui tidak efektif b.d kurang terpapar informasi tentang pentingnya dan/ atau
metode menyusui
c. Ketidakmampuan koping keluarga b.d resistensi keluarga terhadap perawatan/
pengobatan yang kompleks
d. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d status sosio-ekonomi rendah
e. Defisit pengetahuan b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi
3. Intervensi/ Rencana keperawatan
a. Defisit nutrisi b.d faktor ekonomi
Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme (SDKI, 2016, hal:56).
Ds:
- ibu klien mengatakan tidak bisa memberi gizi yang cukup anaknya
- ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah dikasi asupan seperti daging saat
MPASI
Do:
- klien tampak kurus
- klien tampak lemas
- ibu klien tampak sedih
- rumah klien tampak kecil dan tidak layak
- BB: 4,5
- TB: 50cm
Intervensi:
1) Berikan konseling laktasi
2) Berikan konseling nutrisi
3) Anjurkan pemberian makanan
b. Menyusui tidak efektif b.d kurang terpapar informasi tentang pentingnya dan/ atau
metode menyusui
Menyusui tidak efektif adalah kondisi dimana ibu dan bayi mengalami
ketidakpuasaan atau kesukaran pada proses menyusui (SDKI, 2016, hal: 75).
Ds:
- Ibu klien mengatakan waktu menyusui ASI ibu tidak lancer
13
- Ibu klien mengatakan klien menyusu hanya sampai 2 bulan
Do:
- Klien tampak hanya meminum air putih sedikit
Intervensi :
1) Berikan edukasi menyusui
2) Berikan konseling laktasi
c. Ketidakmampuan koping keluarga b.d resistensi keluarga terhadap perawatan/
pengobatan yang kompleks
Ketidakmampuan koping keluarga adalah perilaku orang terdekat (anggota keluarag
atau orang berarti) yang membatasi kemampuan dirinya dank lien untuk beradaptasi
dengan masalah kesehatan yang dihadapi klien (SDKI, 2016, hal: 204).
Ds:
- Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang posyandu
- Ibu klien mengatakan k
- Ibu klien tidak mempunyai biaya buat memberikan pengobatan untuk anaknya
Do:
- Ibu klien tampak bingung
- Klien tampak menangis
Intervensi:
1) Berikan dukungan koping keluarga
2) Berikan bimbingan system kesehatan
d. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d status sosio-ekonomi rendah
Perilaku kesehatan cenderung beresiko adalah hambatan kemampuan dalam
mengubah gaya hidup/ perilaku untuk memperbaiki status kesehatan.
Ds:
- Ibu klien mengatakan anaknya biasa muntah, tidak mau untuk makan
- Ibu klien mengatakan anaknya sering menangis
Do:
- Ibu klien tampak bingung dengan kondisi anaknya
- Klien tampak lemes
- Klien tampak menangis terus-menerus
14
Intervensi:
1) Berikan dukungan koping keluarga
2) Berikan promosi koping
3) Berikan edukasi kesehatan
e. Defisit pengetahuan nutrisi anak b.d ketidaktahuan menemukan sumber informasi
Defisit pengetahuan nutrisi anak adalah ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif
yang berkaitan dengan topik tertentu.
Ds:
- ibu klien mengatakan, memberikan makanan yang salah seperti makan lauk yang
jarang dan diberikan nya susu kental manis
Do:
- klien tampak sangat kurus
- rewel, selalu meminta di gendong
Intervensi:
1) Edukasi kesehatan
2) Edukasi nutrisi
15
BAB II
PROMOSI KESEHATAN (PROMKES)
3. Materi Pengajaran
a. Pengertian Gizi Buruk
b. Penyebab Gizi Buruk
c. Tanda dan gejala Gizi Buruk
d. Penatalaksanaan Gizi Buruk
e. Pencegahan Gizi Buruk
4. Metode Pengajaran
16
a. Ceramah
b. Diskusi/ Tanya jawab
17
1. Menyimpulkan materi yang Mendengar dan
telah disampaikan memperhatikan
2. Mengajukan pertanyan pada Merespon pertanyaan
klien tentang materi yang
sedang disampaikan Memperhatikan dan
3. Menutup pertemuan dan menjawab salam
mengucapkan salam penutup.
6. Media Pengajaran
a. LCD
b. Laptop (PPT)
c. Leaflet
Keterangan :
A B
A : Penyaji
C C
B : Pembawa Acara/ Moderator
C : Peserta
D
D : Observer
b. Waktu
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Desember 2020
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Lokasi : Kantor Lurah Siantan Tengah
8. Evaluasi
Metode Evaluasi : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan (Langsung)
18
Jumlah Soal : 4 soal
a. Pengertian Gizi Buruk
b. Penyebab Gizi Buruk
c. Tanda dan gejala Gizi Buruk
d. Cara mencegah Gizi Buruk
Jenis soal : Menguraikan secara lisan
B. Materi SAP
1. Pengertian Gizi Buruk
Gizi buruk adalah kondisi tubuh terparah yang mengalami kekuranagn gizi dalam
kurun waktu yang lama (menahun). Hal ini umumnya terjadi pada anak-anak. Gizi buruk
pada anak seringkali disebabkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi seimbang
(Irwan, 2020).
Malnutrisi (gizi buruk) adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis
yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan
dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau
kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi
(overnutrition) yang disebabkan oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik
secara berlebihan ke dalam tubuh. Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak
mengkonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang mencukupi untuk diet sehat selama
suatu jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang berlangsung lama dapat
mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi.
Tanda-tanda dari banyak kasus malnutrisi yaitu ketika cadanagn nutrisi dihabiskan
dan nutrisi serta energi yang masuk tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari atau tidak memenuhi tanbahan metabolic yang meningkat.
2. Penyebab Gizi Buruk
Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu:
a. Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah
makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang
dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan.
19
b. Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh
rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan
secara baik
c. Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu:
1) Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat
2) Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak
3) Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai
4) Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk
pada balita, yaitu:
a) Keluarga miskin
b) Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak
c) Faktor penyakit bawaan pada anak, seperti: jantung, TBC, HIV/AIDS, saluran
pernapasan dan diare.
20
dengan memberikan tips praktis dalam merawat anak atau dalam memilih menu
makanan yang bergizi agar terhindar dari kekambuhan.
d. Setelah kondisi anak benar-benar pulih, ia dapat dirawat di rumah dan dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan secara berkala baik itu di rumah sakit atau klinik anak
untuk mendapatkan perawatan lanjutan yang memadai. Demikianlah pengobatan
yang dapat Anda lakukan jika sang anak mengalami kekurangan gizi.
5. Pencegahan Gizi Buruk
a. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan
b. Anak diberi makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya
c. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program posyandu.
d. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada
petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah
sakit.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi buruk adalah kondisi tubuh terparah yang mengalami kekuranagn gizi dalam kurun
waktu yang lama (menahun). Hal ini umumnya terjadi pada anak-anak. Gizi buruk pada
anak seringkali disebabkan oleh kurangnya asupan makanan bergizi seimbang (Irwan,
2020).
Tanda-tanda dari banyak kasus malnutrisi yaitu ketika cadanagn nutrisi dihabiskan dan
nutrisi serta energi yang masuk tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
atau tidak memenuhi tanbahan metabolic yang meningkat.
B. Saran
Perawat harus meningkatkan kemampuan dalam pemberian asuhan keperawatan gizi buruk
dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang penatalaksanaan pasien dengan
gizi buruk dengan tidak mengesampingkan savety (keamanan) baik bagi pasien, perawat dan
lingkungan.
22