Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN GDD

(GLOBAL DEVELOPMENT DELAY)

A. Konsep Dasar

1. Definisi
Perkembangan yang terlambat (developmental delay) adalah ketertinggalan
secara signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau
perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan anak normal seusianya.2
Seorang anak dengan developmental delay akan tertunda dalam mencapai satu atau
lebih perkembangan kemampuannya. Seorang anak dengan Global Developmental
Delay (GDD) adalah anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga
semua tahapan perkembangan pada usianya. Prevalensi GDD diperkirakan 5-10
persen dari populasi anak di dunia dan sebagian besar anak dengan GDD memiliki
kelemahan pada semua tahapan kemampuannya.1

2. Etiologi

Perkembangan yang terlambat (Developmental Delay) adalah ketertinggalan


secara signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau
perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan anak normal seusianya.
Beberapa etiologi yang diturunkan secara genetik. Seorang anak dengan
Developmental Delay akan tertunda dalam mencapai satu atau lebih perkembangan
kemampuannya. Seorang anak dengan Global Developmental Delay (GDD) adalah
anak yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga semua tahapan
perkembangan pada usianya. Ciri khas GDD biasanya adalah fungsi intelektual yang
lebih rendah dari pada anak seusianya disertai hambatan dalam berkomunikasi yang
cukup berarti, keterbatasan kepedulian terhadap diri sendiri, keterbatasan
kemampuan dalam pekerjaan, akademik, kesehatan dan keamanan dirinya. Lima
etiologi terbanyak: 21,9% disgenesis cerebral; 11,9% palsi cerebral; 9,9% infeksi
TORCH 7,3% sindrom genetik dan 4,6% kelainan metabolik kongenital.
Banyak faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat perkembangan motorik
menurut antara lain ialah:
a. Faktor genetik: Individu mempunyai beberapa faktor ketrunan yang dapat
menunjang perkembangan motorik misalnya otot kuat, syaraf baik, cerdas
menyebabkan perkembangan motorik individu tersebut menjadi baik dan cepat.
b. Faktor kesehatan pada periode prenatal: Janin yang selama dalam kandungan
dalam keadaan sehat, tidak keracunan, tidak kekurangan gizi, tidak kurang
vitamin, dapat membantu memperlancar perkembangan motorik anak.
c. Faktor kesulitan dalam kelahiran: Bayi yang mengalami kesulitan dalam
kelahiran, misalnya dalam perjalanan kelahiran dengan bantuan alat (vacum,
tang) sehingga bayi mengalami kerusakan otak, akam memperlambat
perkembangan motorik bayi.
d. Kesehatan dan gizi: Kesehatan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca lahir
akan mempercepat perkembangan motorik bayi.
e. Rangsangan: Adanya rangsangan, bimbingan dan kesempatan anak untuk
menggerakan semua bagian tubuh, akan mempercepat perkembangan motorik.
f. Perlindungan: Perlindungan yang berlebihan sehingga anak tidak ada waktu
untuk bergerak, misalnya anak hanya digendong terus, ingin naik tangga tidak
boleh, akan menghambat perkembangan motorik anak.
g. Prematur: Kelahiran sebelum masanya disebut prematur, biasanya
memperlambat perkembangan motorik.
h. Kelainan: Individu yang mengalami kelainan, baik fisik maupun psikis, social,
mental, biasanya mengalami hambatan perkembangan motorik.

3. Patofisiologi

Terdapat beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan Global Delayed


Development dan beberapa penyebab dapat diterapi. Seperti yang dijelaskan di atas
ada 5 etiologi tertinggi penyebab Developmental Delay ini selain, pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam kandungan dan kelahiran prematur. Salah satu contoh
pada plasi serebral dimana terjadi malformasi hambatan pada vaskuler, atrofi,
hilangnya neuron dan degenarasi laminar. Serebral palsi digambarkan sebagai
kekacauan pergerakan dan postur tubuh yang disebabkan oleh cacat nonprogressive
atau luka otak pada saat anak-anak. Suatu presentasi serebral palsi dapat
diakibatkan oleh suatu dasar kelainan (struktural otak : awal sebelum dilahirkan ,
perinatal, atau luka-luka kerugian setelah kelahiran dalam kaitan dengan ketidak
cukupan vaskuler, toksin atau infeksi).

4. Manifestasi klinis

Sebagian besar pada anak dengan Developmental Delay difokuskan pada


keterlambatan perkembangan kemampuan kognitif, motorik dan bahasa. Gejala
yang terlihat:
a. Keterlambatan perkembangan sesuai tahap perkembangan pada usia: anak
terlambat untuk bisa duduk, berdiri, tengkurap dan berjalan
b. Keterlambatan kemampuan motorik halus atau kasar
c. Rendahnya kemampuan sosial
d. Pelaku agresif
e. Masalah dalam berkomunikasi.

5. Prognosis
Developmental Delay memiliki kemungkinan penyebab yang beraneka
ragam. Keterlambatan perkembangan dapat terjadi pada otak anak saat otak terbentuk
pada masa gestasi. Penyebab yang mungkin antara lain: lahir premature, kelainan
genetik dan herediter, infeksi, tetapi seringkali penyebabnya tidak dapat ditentukan.
Secara umum, perjalanan penyakit Developmental Delay ini akan
mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya, keterlambatan tengkurap juga akan
diikuti dengan keterlambatan merangkak, berdiri dan berjalan. Anak juga dapat
mengalami pertumbuhan yang normal jika orang tua menyadari keterlambatan
anaknya dengan melakuakan intervensi seperti fisioterapi.
6. Pemeriksaan penunjang

Beberapa pedoman memberikan rekomendasi diagnosis:

a. Pemeriksaan sitogenik
b. Pemeriksaan fragile X molecular genetic.
c. Pemeriksaan metabolic
d. Pemeriksaan neurologis: EEG, MRI

7. Penatalaksanaan

Tidak ada terapi khusus bagi penderita GDD, tetapi untuk beberapa
keadaan dapat dilakukan penatalaksanaan. Jika ditemukan masalah dalam
pendengaran atau penglihatan, dapat dilakukan koreksi. Perlu mengingat bahwa
penyebab GDD dapat saja tidak diketahui. Kepekaan terhadap keadaan-keadaan yang
dapat membuat keterlambatan perkembangan menolong tenaga medis, orang tua,
maupun guru penderita GDD.

8. Perkembangan Anak dengan GDD


Komponen perkembangan yang diperiksa pada anak dengan GDD8:
a) Komponen motorik (kemampuan motorik kasar seperti bangkit berdiri, berguling,
danmotorik halus seperti memilih benda kecil).
b) Kemampuan berbicara dan bahasa(berbisik, meniru kata, menebak suara yang
didengar, berkomunikasi non verbal misalnya gesture, ekspresi wajah, kontak
mata).
c) Kemampuan kognitif (kemampuan untuk mempelajari hal baru, menyaring dan
mengolah informasi, mengingat dan menyebutkan kembali, serta memberikan
alasan).
d) Kemampuan sosial dan emosi (interaksi dengan orang lain dan perkembangan
sifat dan perasaan seseorang).

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a.       Data Umum


1)      Nama kepala keluarga
2)      umur
3)      alamat dan telepon
4)      Pekerjaan kepala keluarga
5)      Pendidikan kepala keluarga
6)      Komposisi keluarga dan genogram :
a) Nama / inisial
b) Jenis Kelamin
c) Tanggal lahir/umur
d) Hubungan dengan kepala keluarga
e) Pendidikan
f) Pekerjaan
7)      Tipe keluarga
8)      Latar belakang budaya
9)      Identifikasi religious
10)  Status ekonomi
11)  Aktifitas rekreasi/waktu luang
b.      Pengkajian Lingkungan
1)      Karakteristik rumah
2)      Mobilitas geografis keluarga
3)      Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
4)      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
5)      Sistem pendukung keluarga.
c.       Struktur keluarga.
1)      Pola komunikasi keluarga.
2)      Struktur Kekuatan keluarga.
3)      Struktur Peran.
d.      Fungsi keluarga
1)      Fungsi Afektif.
2)      Fungsi Sosialisasi.
3)      Fungsi ekonumi.
e.       Stres dan koping keluarga.
1)      Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
2)      Strategi koping yang diigunakan.
f.       Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
1)      Tahap perkembangan keluarga saat ini
2)      Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan sesuaii dengan tahap
perkembangan saat ini.
3)      Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini.
4)      Riwayat keluarga sebelumnya.
Pengkajian focus:
a. Review kembali catatan medik masalah kesehatan yang berkaitan dengan
gangguan pada perkembangan anak
b. Kaji pengetahuan keluarga akan penyakit/masalah yag berkaitan dengan
gangguan tumbang anak
c. Tentukan perkembangan anak sesuai umurnya (dengan DDST)
d. Kaji kemampuan fungsional anak yang meliputi kemampuannya dalam
makan,mandi,berpakaian,berjalan,memecahkan masalah dan berkomunikasi.
e. Kaji persepsi orang tua kan tingkat perkembangan anak dan pengharapan mereka
terhadap anaknya.
f. Kaji tentang hubungan orang tua denagan anak
g. Kaji sumber-sumber yang mendukung seperti tingkat perekonomian keluarga dll
yang dapat mendukung perkembangan anak.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN dan INTERVENSI
a) Gangguan tumbuh kembang b.d. Ketidakmampuan keluarga memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
c) Resiko cedera b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
d) Cemas pada keluarga berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
e) Kurang pengetahuan b/d Ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kesehatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan KH Intervensi
1 Gangguan tumbuh Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 1. Kaji tingkat perkembangan anak
kembang b.d. selama 3 kali pertemuan, maka klien tidak 2. Dorong atau libatkan anak dalam melakukan
Ketidakmampuan mengalami kegagalan dalam tumbang  dengan aktifitas
keluarga memutuskan kriteria hasil: 3. Berikan aktifitas sesuai kemampuan anak
tindakan kesehatan 1. Mampu membina hubungan saling 4. Ajarkan hal-hal yang perlu diketahuai anak (aktifitas
yang tepat bagi percaya  dasar)
keluarga 2. Anak mau terlibat dalam aktifitas 5. Pantau tingkat perkembangan anak
menggambar dan komunikasi
3. Tidak ada kemunduran mental
4. Anak mampu melakukan kegiatan sesuai
tahap perkembangan  secara optimal

2 Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi kurang dari
  Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutrition Management
kebutuhan tubuh b.d Kriteria Hasil : 1. Kaji adanya alergi makanan
Ketidakmampuan 1. Adanya peningkatan berat badan sesuai 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
keluarga merawat dengan tujuan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
anggota keluarga yang 2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
mengalami gangguan badan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
kesehatan 3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi vitamin C
4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi 5. Berikan substansi gula
5. Tidak terjadi penurunan berat badan yang 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
berarti serat untuk mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
5. Monitor lingkungan selama makan
6. Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama
jam makan
7. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar
Ht
12. Monitor makanan kesukaan
13. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
14. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
15. Monitor kalori dan intake nuntrisi
16. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
17. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

4 Resiko cedera b.d NOC : NIC : Environment Management (Manajemen


Ketidakmampuan  Risk Kontrol lingkungan)
keluarga merawat Kriteria Hasil : 1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
anggota keluarga yang 1. Klien terbebas dari cedera 2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
mengalami gangguan 2. Klien mampu menjelaskan cara/metode dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif  pasien dan
kesehatan
untukmencegah injury/cedera riwayat penyakit terdahulu pasien
3. Klien mampu menjelaskan factor resiko 3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
dari lingkungan/perilaku personal (misalnya memindahkan perabotan)
4. Mampumemodifikasi gaya hidup 4. Memasang side rail tempat tidur
untukmencegah injury 5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada 6. Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
6. Mampu mengenali perubahan status dijangkau pasien.
kesehatan 7. Membatasi pengunjung
8. Memberikan penerangan yang cukup
9. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
10. Mengontrol lingkungan dari kebisingan
11. Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
12. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.

5 Cemas pada keluarga Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Anxiety Reduction
berhubungan dengan 3 x 24 jam,   cemas pasien berkurang dengan 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Ketidaktahuan keluarga kriteria hasil: 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
mengenal masalah Anxiety Control pasien
kesehatan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
 Coping selama prosedur
 Vital Sign Status 4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
1. Menunjukan teknik untuk mengontrol mengurangi takut
cemas teknik nafas dalam 5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
2. Postur tubuh pasien rileks dan ekspresi tindakan prognosis
wajah tidak tegang 6. Dorong keluarga untuk menemani anak
3. Mengungkapkan cemas berkurang 7. Lakukan back / neck rub
4. TTV dalam batas normal 8. Dengarkan dengan penuh perhatian
5. TD = 110-130/ 70-80 mmHg 9. Identifikasi tingkat kecemasan
6. RR = 14 – 24 x/ menit 10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
7. N   = 60 -100 x/ menit kecemasan
8. S    = 365 – 375 0C 11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
12. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
13. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

6 Kurang pengetahuan NOC : NIC :


b/d  Ketidaktahuan
  Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
keluarga mengenal
  Kowledge : health Behavior 1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
masalah kesehatan Kriteria Hasil : pasien tentang proses penyakit yang spesifik
1. Pasien dan keluarga menyatakan 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana
pemahaman tentang penyakit, kondisi, hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi,
prognosis dan program pengobatan dengan cara yang tepat.
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
prosedur yang dijelaskan secara benar pada penyakit, dengan cara yang tepat
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan 4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara
kesehatan lainnya. yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat
9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau proses pengontrolan
penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
atau diindikasikan
12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika

Wiyono. Joko, Asuhan Keperawatan Keluarga, Buntara Media, 2005.

Stanhope. Marcia, Perawatan Kesehatan Masyarakat, 2008

Wong DL, 1995, Nursing Care Of Infant and Children Fifth Edition,Mosby Year
Book,Philadelpia USA.
Mansjoer A, 2007.,kapita selekta Kedokteran Jilid II,media Aesculapius FK UI Jakarta
Potter and Perry,1993,Fundamental Of Nursing, Mosby Year Book,Philadelpia USA.
Short JR, 1994 Penyakit anak Jilid 2,Bina Aksara,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai