BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan organ yang berongga dan mempunyai katup dan
berhubungan langsung dengan pembuluh darah. Kelainan jantung, pembuluh
darah dan paru 3 adalah faktor utama penyebab orang meninggal. Kebanyakan
dari manusia di dunia, banyak yang mengidap penyakit kelainan jantung
(kardiovaskuler).
Pada pasien yang menderita penyakit kelainan jantung untuk pengobatannya
dilakukan dengan salah satu cara tindakan pembedahan.
Pembedahan kardiovaskuler membutuhkan waktu cukup lama dibanding dengan
pembedahan yang lainnya dan membutuhkan ketelitian dalam proses
pembedahannya.
B. Tinjaun Pustaka
1. Definisi bedah jantung
2. Indikasi pembedahan jantung
3. Tujuan operasi bedah jantung
4. Toleransi dan perkiraan resiko operasi
5. Diagnosis penderita penyakit jantung
6. Perawatan dan persiapan peri-operatif
7. Asuhan keperawatan post-op
C. Tujuan
1. Mampu membuat dan mengetahui asuhan keperawatan pre dan post-op bedah
kardiovaskuler
2. Mengetahui dan mampu mempersiapkan pasien pre-post operasi bedah
kardiovaskuler
2
BAB II
PEMBAHASAN
4. Replacement katup
Operasi penggantian katup yang mengalami kerusakan.
5. Bypass-koroner
Operasi yang dikerjakan untuk mengatasi stenosis/sumbatan arteri koroner.
6. Pemasangan inplant, seperti kawat pace maker permanen pada anak-anak
dengan total atrioventrikel.
7. Transplantasi jantung
Mengganti jantung seseorang yang tidak mungkin diperbaiki lagi dengan
jantung donor dari penderita yang meninggal atau sebab lain.
Dapat dibagi:
- perfusi myocardial dengan memakai talium zol
- melihat daerah infark dengan memakai technetium pyrophospateaa
- blood pool scaning
6. Kateterisasi jantung
Yaitu pemeriksaan jantung dengan memakai kateter yang dimasukkan ke
pembuluh darah dan didorong ke rongga jantung. kateterisasi jantung kanan
melalaui vena femoralis, keteterisasi jantung kiri melalui arteri femoralis.
Pemeriksaan keteterisasi bertujuan:
a. Pemeriksaan tekanan dan saturasi oksigen rongga jantung, sehingga
diketahui adanya peningkatan saturasi pada rongga jantung kanan akibat
suatu shunt dan adanya hypoxemia pada jantung bagian kiri
b. Angiografi; untuk melihat rongga jantung atau pembuluh darah tertentu,
misalnya; LV graf, aortografi, angiografi koroner, dan lain-lain
7. Pemeriksaan enzim khusu yaitu peemriksaan enzyme creatikinase dan fraksi
CKMB untuk penentuan adanya infark pada keadaan unstable angin
pectoris
2.5. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan jantung paru
Prosedur ini merupakan alat mekanis untuk sirkulasi dan oksigenasi darah
untuk seluruh tubuh pada saat memintas jantung dan paru.
2. Jantung buatan
Tujuan keseluruhan pemasangan ini adalah untuk memberikan kualitas hidup
yang tinggi bagia pasien yaitu bebas dari pemasangan jakerperkutaneus.
3. Transpalantasi jantung
Transpalantasi jantung dianggap sebagai usaha terakhir untuk mengatasi
penyakit jantung tahap akhir yang referakter terhadap pengobatan
konvensional dan pembedahan.
5
4. Eksisi tumor
Dilakukan hanya untuk mencegah obstruksi ruang jantung atau katup
tindakan bedah yang dikenal dalam kedokteran, antara lain
valvulotomi/kumisurotomi dan septostomi.
- Gula darah
- UL (urine lengkap)
- Hb SAg
- Gas darah
Bila ada kelainan hemotasis atau faktor pembeluan, maka harus
diselidiki penyebabnya dan bila perlu operasi ditunda sampai ada
kepastian bahwa kelainan tersebut akan menyebabkan pendarahan
pasca bedah
c. Persiapan darah untuk operasi
Permintaan darah pada PMI minimal 24 jam sebelum operasi, antara lain:
- Packet cell = 750 cc
- Frash frozen plasma = 1000 cc
- Trombosit = 3 unit
d. Mencari infeksi lokal
Biasanya dicari gigi berlubang atau tonsillitis kronis dan berkonsul-
tasikan ke bagian THT dan gigi. Kelainan kulit seperti dermatitis dan
furunkolosis/bisul harus diobati dan juga tidak dalam amsa
inkubasi/infeksi penyakit menular.
e. Fisioterapi dada
Untuk melatih dan meningkatkan fungsi paru selama di ICU dan
mengajarkan bagaimana caranya mengeluarkan sputum setelah operasi
untuk mencegah retensi sputum.
Bila penderita diketahui menderita astma dan penyakit paru, obstruktif
menahun (PPOM) maka fisioterapi harus lebih intensif dilakukan dan
spirometri digunakan untuk melihat kelainan yang dihadapi.
- Denyut jantung
- Wedge pressure dan PAP
- Tekanan darah
- Curah jantung
- Obat-obatan inotropik yang digunakan untuk support fungsi jantung
dosisnya ruteng, dan lain-lain
- Alat lain yang dipakai untuk membantu seperti ABP puch jantung,
dan lain-lain
b. EKG
Pemantauan EKG harus dikerjakan setiap saat untuk melihat irama
jantung dan adanya kelainna jantung, seperti AF, VES, blok
atrioventrikal dan lain-lain. Pencatatan EKG lengkap minimal 1 x / per
hari dan tergantung pada masalah yang ada (bila ada perubahan irama
dasar jantung)
c. Sistem pernafasan
Biasanya pasien masuk ICU belum sadar, biasanya diberikan sedative
sebelum masuk ICU, sampai di ICU segera dipasang respirator untuk
melihat:
- tube dan ukuran yang dipakai, melalui mulut/hidung
- tidak volume dan minut volume, RR, FiO2, FEEP
- dilihat aspirasi yang keluar dari bronkus/tube, apakah lendirnya
normal, kehijauan, kental/berbusa kemerahan sebagai tanda odema
paru, bila perlu dibuat kultur.
d. Sistem neurologi
Kesadaran dilihat dari/waktu penderita nulai bangun/masih diberikan
obat-obatan sedative pelumpuh obat. Bila penderita mulai bangun maka
disuruh menggunakan ke 4 ekstremitasnya.
e. Sistem ginjal
Dilihat produksi urine tiap jam dan perubahan warna yang terjadi akibat
hemolisis, dan lain-lain.
8
f. Gula darah
Bila penderita adalah diabetes mellitus, maka kadar gula darah harus
dikerjakan tiap 6 jam dan bila perlu infuse insulin (bila gula tinggi)
g. Laboratorium
Yang diperiksa:
- HB, HT, thrombosit
- ACT, analisa, gas darah
- LFT/albumin
- Ureum, kreatinin, gula darah
- Enzim CK dan CKMB untuk penderita di lintas koroner
h. Drain
Drain 2/6 dipasang harus diketahui sehingga pendarahan dan dapat
diketahui dari mana asalnya. Jumlah drain satuan waktu biasanya 1 jam,
tetapi bila ada pendarahan maka observasi dilakukan tiap jam / jam.
Pendarahan > 200 cc pada penderita dewasa tiap jam dianggap sebagai
pendarahan pasca bedah dan mungkin dilakukan retorakotomi untuk
menghentikan pendarahan.
i. Foto thotaks
Pemeriksaan foto thoraks segera dilakukan untuk melihat ke CVP,
kateter swan ganz.
j. Fisioterapi
Fisoterpi harus segera dilaksanakan termasuk penderita dengan ventilator
karena penting untuk mencegah retensi sputum (nafas dalam, veibrilasi,
paostural drinase).
2. Perawatan di luar ICU
a. Setelah penderita keluar dari ICU maka pemantauan fungsi organ yubuh
terus dilakukan/dilanjutkan. Umumnya pemeriksan yang dilakukan
antara lain hematologi urine, thoraks foto, terasuk laboratorium, LFT,
enzim CK dan CKMB.
b. Obat-obatan
Biasanya diberikan analgetik karena rasa sakit daerah dada waktu batuk
akan mengganggu penafasan. Obat-obatan lain seperti anti hipertensi,
9
2. Diagnosa post op
(NOC) (NIC)
Respiratory Monitoring
aktivitas
Activity Therapy
- Kasa steril
- Mangkok steril
- Handscom steril
- Bengkok
- Obat luka
- Plaster/pembalut
Cara Kerja
- Menyapa dan memerkenalkan diri pada pasien
- Menjelaskan mengenai tindakan yang akan diberikan
- Cuci tangan
- Menggunakan sarung tangan steril
- Membuka plester dan balutan dengan menggunakan pinset
- Bersihkan luka dengan menggunakan larutan savlon atau lai-lain, lakukan
hingga bersih
- Angkat jahhitan dengan menarik simpul jahitan sedikit ke atas, kemudian
gunting bennag dan tarik dengan hati-hati, lalu buang pada kasa yang
disediakan
- Tekan daerah jahitan luka
- Berikan obat luka - Catat perubahan keadaan luka
- Tutup luka dengan kasa steril - Cuci tangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedah kardivaskuler merupakan proses tindakan pembedahan untuk
melakukan koreksi atau perbaikan kelainan di dalam jantung atau pembuluh darah
utama. Dengan indikasi pembedahan, cardiovascular pada pasien yang
mempunyai kelainan dan gangguan pada sistem kardiovaskuler, sebelum
melakukan suatu tindakan prosedur pembedahan baisanya dilakukan persiap-
persiapan trelebih dahulu, baik persiapan pra operasi fisik atau mental, serta
penjelasan resiko operasi, persiapan alat dan lain-lain.
18
B. Saran
Asuhan keperawatan pre dan post operasi serta tindakan pembedahan
kardiovaskuler harus dipahami secara cermat, teliti sampai selesai mengetahui dan
memahami persiapan-persiapan.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PRE-POST OP BEDAH
KARDIOVASKULER
20
OLEH:
Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ASKEP
PRE-POST OP BEDAH KARDIOVASKULER.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan pada
kelompok kami.
21
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kata
sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan
guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
penyusun khususnya.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........ i
DAFTAR ISI .......... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....... 1
B. Tinjaun Pustaka ...... 1
22
C. Tujuan ......... 1
BAB II PEMBAHASAN
- Definisi Bedah Jantung ...... 2
- Klasifikasi Pembedahan Jantung ... 2
- Tujuan Operasi Bedah Jantung ... 2
- Pemeriksaan Penunjang ...... 3
- Penatalaksanaan ...... 4
- Persiapan Penderita Pre-Op. Bedah .... 5
- Perawatan Post Op. Bedah Jantung .... 6
- Askep Pre-Post Op. CABG .... 9
- Patoflow Diagnosa Keperawatan Pada CABG ... 13
- Cara Pengangkatan Jahitan Luka Operasi ... 14
ii