PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Distosia adalah persalinan yang abnormal atau sulit dan ditandai dengan
terlalu lambatnya kemajuan persalinan. Kelainan persalinan ini menurut ACOG
dibagi menjadi 3 yaitu kelainan kekuatan (power), kelainan janin (passenger), dan
kelainan jalan lahir (passage).2 30% ibu dengan persalinan berkepanjangan
mengalami disproporsi sefalopelvik, sedangkan kelainan ini didiagnosis pada 45%
ibu yang mengalami gangguan kemacetan persalinan (Cunningham,2015).
Pengetahuan yang baik tentang CPD ini sepatutnya dimiliki oleh setiap
dokter muda sebagai bekal dalam praktek kedokteran umum agar dapat
mengambil keputusan dan penatalaksanaan yang tepat. Sebab, penatalaksanaan
yang tepat terhadap CPD dapat mengurangi angka mortalitas dan morbiditas pada
ibu maupun janin
Berdasarkan uraian diatas, maka penyusun tertarik dan termotivasi untuk
menyusun Laporan Kasus dengan mengambil kasus berjudul “Asuhan Kebidanan
pada Ny. V dengan Sectio Caesarea ex ChepaloPelvik Disproportion DI RSU
Universitas Sumatera Utara (USU)”.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswi mampu mengetahui asuhan kebidanan pada klien dengan sectio
caesarea (Pre, Intra dan Post Operatif) di kamar bedah.
2. Tujuan khusus
a Memahami definisi Kehamilan Sectio Caesarea.
b Mengetahui Penyebab CPD
c Mengetahui Faktor CPD
d Mengetahui Ukuran CPD
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kehamilan
B. Pengertian CPD
D. Faktor CPD
a Diabetes
b Faktor keturunan
c Posisi bayi yang tidak normal
d Kondisi bayi dalam kandungan yang terlalu besar
e Mengalami postmaturity, belum kunjung melahirkan padahal sudah
memasuki usia ke-42 minggu
Karena banyaknya faktor tersebut, pada panggul sempit relative dilakukan partus
percobaan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Pasien
1) Nama pasien : Ny. V
2) Umur : 29 tahun
3) Suku/bangsa : Batak
4) Agama : Kristen
5) Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7) Alamat : Huta IV Tinjowan
8) Status : Menikah
9) Cara Masuk Rumah Sakit : Masuk melalui IGD atas
rujukan
dokter SPOG
10) Diagnosa Medis : G1P0A0 aterm dengan CPD
11) Alasan dirawat : G1P0A0 aterm dengan CPD indikasi
sectio
caesaria
12) Keluhan Utama : G1P0A0 aterm dengan CPD
untuk Pre operasi sectio caesaria
2. Identitas Penaggung Jawab
1) Nama suami : Tn. D
2) Umur : 32 tahun
3) Suku/bangsa : Batak
4) Agama : Kristen
5) Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : Wiraswasta
7) Alamat : Huta IV Tinjowan
8) Status : Menikah
9) Hubungan dengan klien : Suami
B. Riwayat Kesehatan
2. Riwayat Obstetri
Klien mengatakan pertama kali haid umur 13 tahun, lama 5-6 hari, siklus
teratur 28 hari, banyaknya darah haid ± 50-70 cc, warna merah kehitaman, encer,
kadang ada sedikit gumpalan darah, kadang-kadang nyeri pinggang 2 hari
sebelum haid. HPHT tanggal 02 Mei 2020 dan perkiraan partus tanggal 09
Februari 2020 dengan presentasi kepala, posisi puka, DJJ positif 146 x/ menit,
janin tunggal, hidup intra uterina, TFU 32 cm.
7) Sistem Muskuloskeletal
a) Ekstremitas Atas
Kedua tangan dapat digerakkan, reflek bisep dan trisep
positif pada kedua tangan. ROM (range of motion) pada
kedua tangan maksimal, tidak ada atrofi otot kedua tangan,
terpasang infuse pada tangan kiri.
b) Ekstremitas Bawah
Kedua kaki dapat digerakkan dengan sedikit tahanan,
tidak ada lesi, reflek patella positif, reflek babinski negative,
tidak ada varises, tidak ada edema, homans sign (-).
Kekuatan otot :
5 5
4 4
Keterangan :
Skala 0 : Paralisis berat
Skala 1 : Tidak ada gerakkan, teraba / terlihat adanya
kontraksi
otot sedikit
Skala 2 : Gerakan otot penuh menentang gravitasi
Skala 3 : Rentang gerak lengkap / normal menentang
gravitasi
Skala 4 : (jari pergelangan tangan dan kaki, siku dan
lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh sedikit tekanan
Skala 5 : (jari, pergelangan tangan dan kaki, siku dan
lutut, bahu
dan panggul) gerakan otot penuh menentang
gravitasi dengan penahanan penuh
8) Sistem Reproduksi
Payudara membesar simetris, tegang, hiperpigmentasi
areola, puting susu menonjol, secresi ASI (+) sedikit, tidak
terdapat benjolan abnormal dan tidak ada nyeri tekan. Tinggi
Fundus Uteri 2 jari dibawah pusat, kotraksi uterus kuat,
teraba keras dan bundar. Pada vulva tidak ada
oedema/varises, lochea rubra pada pembalut, konsistensi
encer, tidak ada benjolan yang abnormal, tidak ada
pembengkaan kelenjar bartholini.
9) Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, keadaan kulit kepala bersih,
rambut tumbuh merata, turgor kulit baik, kuku pendek dan
bersih.
10) Sistem Persyarafan
Orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
a) Nervus I (Olfaktorius)
Fungsi penciuman hidung baik, terbukti klien dapat
membedakan bau kopi dan kayu putih.
b) Nerfus II (Optikus)
Fungsi penglihatan baik, klien dapat membaca koran pada
jarak sekitar 30 cm.
c) Nerfus III (Oculomotorius)
Reflek pupil mengecil sama besar pada saat terkena
cahaya, klien dapat menggerakkan bola matanya ke atas.
d) Nerfus IV (Tochlearis)
Klien dapat menggerakkan bola matanya kesegala arah.
e) Nerfus V (Trigeminus)
Klien dapat merasakan sensasi nyeri dan sentuhan.
f) Nerfus VI (Abdusen)
Klien dapat menggerakkan matanya ke kanan dan ke kiri.
g) Nerfus VII (Facialis)
Klien dapat menutup kedua mata, menggerakkan alis dan
dahi, klien dapat tersenyum, ada rangsangan nyeri saat
dicubit.
h) Nerfus VIII (Aksutikus)
Fungsi pendengaran baik, klien dapat menjawab
pertanyaan perawat tanpa diulang.
i) Nerfus IX (Glosofaringeal)
Fungsi pengecapan baik, klien dapat membedakan rasa
manis, asam, asin dan pahit.
j) Nerfus X (Vagus)
Reflek menelan baik.
k) Nerfus XI (Asesorius)
Leher dapat digerakkan ke segala arah, klien dapat
menggerakkan bahunya.
l) Nerfus XII (Hipoglosus)
Klien dapat menggerakkan dan menjulurkan lidahnya.
CAIRAN
a. Intake
Oral
Jenis Air putih Air putih
Intra vena
- Asering
Jenis
- 1500 cc/hari
jumlah
b. Out put
Urine
± 1200 cc/hari ± 1200 cc/hari
Paru, kulit, faeces
± 1100 cc/hari ± 1100 cc/hari
2) Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1 x/ sehari 2 hari belum BAB
Konsistensi Lembek -
Tidak -
Obat pencahar
b. BAK
Frekuensi
Jumlah 4-5 x/hari Terpasang catheter
± 1200 cc ± 350 cc (6 jam)
Warna
Kuning jernih Kuning jernih
Olahraga Kadang-kadang -
Rekreasi -
Kegiatan waktu luang
Keluhan
- Sakit saat bergerak
7) Pola Kebiasaan yang
Mempengaruhi Kesehatan
Merokok Tidak Tidak
6. Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan klien dengan anggota keluarga, saudara dan dengan
lingkungan tempat tinggal klien baik. Klien juga kooperatif terhadap
dokter dan perawat.
7. Aspek Spiritual
Klien beragama islam dan meyakini bahwa segala sesuatu
terjadi pada dirinya merupakan cobaan dari Allah SWT, sehingga
klien merasa yakin bahwa dirinya akan sembuh. Dalam kesehariannya
di rumah, klien selalu melakukan shalat 5 waktu, namun selama klien
dirawat di rumah sakit, klien merasa ada hambatan untuk menunaikan
kewajiban sholatnya, namun klien selalu berdoa agar cepat diberi
kesembuhan.
D. DIAGNOSA KEBIDANAN DAN PRIORITAS
1. Nyeri abdomen bawah atas simpisis berhubungan dengan adanya luka
operasi
2. Gangguan aktifitas fisik berhubungan dengan adanya nyeri pada luka
operasi
3. Perubahan peran berhubungan dengan adanya peran peran baru setelah
melahirkan
4. Ineffective breast feeding berhubungan dengan terhambatnya
pengeluaran ASI
5. Kurang pengetahuan tentang cara menyusui yang baik dan benar
berhubungan dengan kurangnya informasi.
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan operasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Agar diagnosis pada pasien ditegakkan secara baik lewat anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang cermat maupun lewat pemeriksaan penunjang. Sehingga
keputusan untuk penatalaksanaan yang tepat kedepannya sesuai dengan diagnosis
yang tepat pula. Sebaiknya pasien yang ingin hamil, harus benar-benar melakukan
konseling pra konsepsi yang baik menyangkut kehamilannya serta rutin
melakukan pemeriksaan antenatal.
DAFTAR PUSTAKA