Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HUBUNGAN SEKSUAL PADA IBU HAMIL

DISUSUN OLEH :

Giska Sakinah

Nim PO7247319018

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI

TAHUN AJARAN 2020/2021


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Hubungan seksual pada ibu hamil

Sasaran : Ibu hamil

Hari/tanggal : Kamis, 18 Februari 2021

Waktu : 09.00-09.45 Wita

Tempat : Balai Desa Pangkung

Nama penyuluh : Giska Sakinah

1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan ibu-ibu hamil di Desa Pangkung dapat
mengerti dan memahami tentang Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, ibu hamil diharapkan mampu :
1) Menjelaskan pengertian seksual pada ibu hamil.
2) Menyebutkan waktu yang disarankan untuk membatasi hubungan seksual.
3) Menyebutkan posisi seksual untuk ibu hamil.
4) Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menjalankan hubungan
seksual pada saat hamil.
2. POKOK-POKOK MATERI
a. Pengertian seksual pada ibu hamil.
b. Waktu yang disarankan untuk membatasi hubungan seksual.
c. Posisi seksual untuk ibu hamil.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menjalankan hubungan seksual pada
saat hamil.
3. MATERI
Terlampir

4. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. MEDIA
a. Power Point
b. Leaflet

6. REFERENSI
- https://pkbi-diy.info/pengertian-seks-dan-seksualitas/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kegiatan_seksual_manusia
- https://studylibid.com/doc/4293122/sap-seks-pada-kehamilan
- https://sardjito.co.id/2019/09/30/hubungan-seks-saat-kehamilan/
7. KEGIATAN PENYULUHAN

NO Langkah-Langkah Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu

1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam

 Memperkenalkan diri  Memperhatikan

 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan


penyuluhan Menyimak
5 Menit

 Menyebutkan  Memberikan
materi/pokok bahasan respon dengan
yang akan disampaikan baik

2 Pelaksanaan  Menjelaskan pengertian  Menyimak dan


hubungan seksual pada memperhatikan
ibu hamil pemaparan materi

 Menjelaskan waktu  Mencermati materi


yang disarankan untuk yang disampaikan
membatasi melakukan
hubungan seksual
 Menyebutkan serta
 Mencermati materi
menjelaskan posisi
yang disampaikan
seksual untuk ibu hamil

 Menyebutkan faktor- 25 Menit


 Mencermati materi
faktor yang
yang disampaikan
mempengaruhi dalam
melakukan hubungan

 Memberi kesempatan
kepada peserta untuk  Memberi respon
bertanya dan menjawab dan partisipasi
pertanyaan yang aktif

3 Penutup  Menanyakan kembali  Menjawab


materi yang telah
disampaikan

 Menyimpulkan materi  Menyimak dan


penyuluhan yang telah Memperhatikan 10 Menit
disampaikan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
8. EVALUASI
Evaluasi dilakukan secara lisan :

a. Meminta salah satu peserta untuk menjelaskan pengertian hubungan seksual


Jawab : Segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual baik dengan lain
jenis atau sesama jenis
b. Memberikan kesempatan kepada salah satu peserta menyebutkan waktu yang
disarankan untuk membatasi hubungan seksual
Jawab :
 Setiap kali terjadi perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya
 Selama trimester pertama, bila wanita memiliki riwayat keguguran
atau ancaman keguguran, atau menunjukkan tanda-tanda ancaman
keguguran
 Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita memiliki riwayat keguguran
atau ancaman keguguran, atau menunjukkan tanda-tanda ancaman
keguguran
c. Memberikan kesempatan kepada salah satu peserta menyebutkan posisi hubungan
seksual untuk ibu hamil
Jawab :
 Pasangan berbaring pada satu sisi
 Wanita berbaring di pinggir atau di kaki tempat tidur dengan kedua
lutut di tekuk serta bokkong dan kaki berada pada pinggir kasur
 Berbaring saling menyamping satu arah atau biasa dikenal dengan
posisi sendok
 The womwn on top position, dimana istri duduk diatas suami
sementara suami duduk di kursi
d. Meminta salah satu peserta menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
menjalankan hubungan seksual pada saat hamil.
Jawab :
1) Kondisi fisik
 Mual dan muntah
 Keletihan
 Perubahan bentuk fisik tubuh
 Menyempitnya genital
 Kebocoran kolostrum
 Perubahan pada cairan vagina
 Perdarahan yang disebabkan oleh kepekaan leher rahim
2) Kondisi psikologi
 Takut menyakiti janin atau menyebabkan keguguran
 Takut bahwa orgasme akan merangsang terjadinya krguguran atau
persalinan dini
 Takut terjadi infeksi pada saat penis masuk ke dalam vagina
 Kecemasan akan peristiwa persalinan yang akan dating

Tolitoli, 18 Februari 2021

Dosen Pengajar Penyuluh

Hasni, S,ST.M.Keb Giska Sakinah


Lampiran

MATERI

A. Pengertian
Hubungan seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual atau
kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku atau
segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual baik dengan lain jenis atau sesama
jenis. Hubungan seksual adalah kontak seksual yang dilakukan berpasangan dengan
lawan jenis atau sesama jenis. Contohnya: pegangan tangan, cium kering, cium basah,
petting, intercourse dan lain-lain.
Hubungan seksual adalah tindakan yang dilakukan manusia untuk mengalami dan
menunjukkan seksualitasnya. Manusia melakukan berbagai tindakan seksual, mulai dari
yang dilakukan sendiri (masturbasi) sampai yang dilakukan bersama-sama dengan
manusia lain (misalnya persetubuhan, seks non-penetrasi, seks oral, dan lain-lain) dalam
beragam pola frekuensi dan untuk bermacam alasan. Hubungan seksual biasanya
membangkitkan berahi dan menimbulkan perubahan fisiologis pada manusia yang
terangsang, beberapa di antaranya tampak jelas, sedangkan yang lain tidak begitu jelas.
Kegiatan seksual juga dapat meliputi tindakan dan aktivitas yang dimaksudkan untuk
meningkatkan ketertarikan seksual atau melengkapi kehidupan seks manusia lain,
misalnya strategi untuk mencari atau memikat pasangan (masa pacaran) ataupun
interaksi antarpribadi (misalnya percumbuan atau BDSM).

B. Waktu yang disarankan untuk membatasi melakukan hubungan seksual


1) Setiap kali terjadi perdarahan yang tidak diketahui sebabnya.
2) Selama trimester pertama, bila wanita memiliki riwayat keguguran atau ancaman
keguguran, atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.
3) Selama 8-12 minggu terakhir, bila wanita memiliki riwayat keguguran atau
ancaman keguguran, atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.

C. Posisi seksual selama kehamilan


 Pasangan berbaring pada satu sisi
 Wanita berbaring di pinggir atau di kaki tempat tidur dengan kedua lutut di tekuk
serta bokkong dan kaki berada pada pinggir kasur
 Berbaring saling menyamping satu arah atau biasa dikenal dengan posisi sendok
 The womwn on top position, dimana istri duduk diatas suami sementara suami
duduk di kursi
Yang paling penting dari semua posisi seks selama kehamilan adalah jangan
meletakkan berat badan suami ke perut istri yang hamil selama hubungan seksual dan
batasilah tekanan di perut ibu hamil.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menjalankan hubungan seksual pada saat hamil.
Menurut Eisenberg (2006), banyak sekali perubahan fisik dan psikilogis yang
mempengaruhi gairah dan kenikmatan seksual, baik yang
bersifat positif maupun negatif.
Namun untuk beberapa faktor yang membuat pasangan harus membiasakan diri dengan
keadaan tersebut, yaitu:
a. kondisi fisik
1) Mual dan muntah (pada waktu hamil muda), bila serangan mual hanya terjadi
pada pada waktu-waktu tertentu, gunakanlah saat waktu tenang untuk
berhubungan seksual. Hal itu akan menghilang di akhir trimester pertama.
2) Keletihan biasanya terjadi pada bulan keempat, dapat mempengaruhi hasrat untuk
bercinta. Hal ini dapat diatasi dengan tidur siang diselingi acara bercinta dengan
pasangan anda.
3) Perubahan bentuk fisik tubuh, perut buncit, kaki bengkak dan wajah sembab.
Bercinta pada waktu hamil dapat menjadi kaku dan tidak nyaman karena
terhalang dengan perut yang membesar. Bentuk tubuh wanita yang berubah dapat
membuat pasangannya menjadi tidak bergairah. Anda harus dapat mengatasi
perasaan ini dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa besar itu indah.
4) Menyempitnya genital dapat menyebabkan seks kurang memuaskan (terutama
pada waktu hamil tua), karena terasa penuh pada vagina setelah orgasme sehingga
membuat wanita merasa seolah tidak puas. Bagi pria, menyempitnya alat kelamin
wanita dapat meningkatkan kenikmatan atau mengurangi gairahnya karena penis
terasa terjepit sehingga kehilangan ereksinya.
5) Kebocoran kolostrum. Pada akhir kehamilan beberapa wanita mulai memproduksi
kolostrum. Kolostrum ini dapat bocor karena adanya rangsangan seksual
payudara.
6) Perubahan pada cairan vagina, bertambahnya pelicin ini dapat membuat hubungan
seksual menjadi lebih nikmat bagi pasangan yang cairan vaginanya kering atau
terlalu sempit. Tetapai dapat membuat saluran vagina menjadi terlalu basah dan
licin sehingga pasangan prianya sulit untuk mempertahankan ereksi.
7) Perdarahan yang disebabkan oleh kepekaan leher rahim. Selama kehamilan leher
rahim menjadi sempit dan lebih lunak. Ini berarti bahwa penetrasi yang dalam
kadang-kadang menyebabkan perdarahan, terutama pada kehamilan tua.
(Eisenberg, 2006).
b. Kodisi Psikologis
1) Takut menyakiti janin atau menyebabkan keguguran. Pada kehamilan yang
normal hubungan seksual tidak akan menyebabkan keguguran karena janin
terlindung dari bantalan amnion dan rahim.
2) Takut bahwa orgasme akan merangsang terjadinya keguguran atau persalinan
dini. Pada saat orgasme uterus akan mengalami kontraksi tetapi ini bukan tanda
persalinan dan tidak menimbulkan bahaya pada kehamilan normal. Tapi orgasme
yang kuat yang ditimbulkan masturbasi dilarang pada kehamilan beresiko tinggi
terhadap keguguran dan kelahiran premature.
3) Takut terjadi infeksi pada saat penis masuk ke dalam vagina. Apabila suami tidak
memiliki penyakit menular seksual, tidak ada bahaya infeksi bagi ibu dan janin
melalui hubungan seksual selama kehamilan, asal kantong amnion tetap utuh.
Untuk pencegahan infeksi, pasangan dianjurkan untuk menggunakan kondom
selama hubungan seksual.
4) Kecemasan akan peristiwa persalinan yang akan datang. Calon ibu dan ayah dapat
mengalami perasaan yang bercampur aduk dalam menghadapi peristiwa
persalinan, pemikiran tentang tanggung jawab dan perubahan cara hidup yang
akan datang dan biaya emosional membesarkan anak, semua ini dapat
menghambat hubungan cinta. Perasaan mendua tentang bayi harus dibicarakan
secara terbuka.
5) Kemarahan yang tidak didasari dari calon ayah terhadap ibu karena cemburu
bahwa istrinya sekarang menjadi pusat perhatian ataupun sebaliknya karenawanita
merasa bahwa dirinya harus menanggung penderitaan selama kehamilan
(terutama jika ditemukan komplikasi).
6) Takut menyakiti janin, ketika kepala janin sudah turun ke rongga panggul.
DAFTAR PUSTAKA

https://pkbi-diy.info/pengertian-seks-dan-seksualitas/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kegiatan_seksual_manusia

https://studylibid.com/doc/4293122/sap-seks-pada-kehamilan

https://sardjito.co.id/2019/09/30/hubungan-seks-saat-kehamilan/
LEAFLET

Anda mungkin juga menyukai