Disusun Oleh:
1
HALAMAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
2013001085
Oleh:
Pembimbing : SUSANNA, SKM,M.Kes
NIDN : 1123036701
Tanggal : Maret 2023
Tanda tangan :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Penelitian
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan di terima sebagai syarat untuk
melanjutkan penelitian dalam menyusun KTI pada program studi Diploma lll
Kebidanan
Dewan
Nama Penguji Tanda Tangan
Penguji
Penguji Marice,SST,.M.K.M
utama NIDN: 1102108902
Susanna,SKM,M.Kes
Penguji 1
NIDN: 1123036701
Mengesahkan
Dekan fakultas Kesehatan Universitas St. Agustinus Hippo
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan proposal penelitian berjudul
“Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemanfaatan Aromaterapi Lavender Pada
Bayi 0-12 Bulan Di Pmb Mariam Pontianak Tahun 2023”.
Penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan,
pengarahan dan bantuan berbagai pihak, khususnya kepada Ibu Susanna,
SKM,M.Kes selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang dengan penuh
kesabaran membimbing serta memberi masukan dalam penulisan proposal
penelitian ini.
iv
7. Teman teman di Fakultas Kebidanan Angkatan 2020 yang telah
memberikan dukungan, motivasi, dan turut membantu dalam penyelesaian
proposal penelitian ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
C. Subjek penelitian .................................................................................... 17
D. Variabel................................................................................................... 18
E. definisi oprasional ................................................................................... 19
F. Teknik pengumpulan data....................................................................... 20
G. Instrumen penelitian .............................................................................. 20
H. Pengolahan dan analisa data ................................................................... 21
I. Etika penelitian ...................................................................................... 22
J. Rencana Penelitian.................................................................................. 23
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
penyakit menular dan defisiensi nutrisi adalah penyebab besar kematian di
negara-negara berpenghasilan rendah.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia terus menurun setiap
tahun. Namun, jalan memerangi AKB masih panjang. Hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan dari tahun ke
tahun AKB mengalami penurunan signifikan. Dari 68 kematian per 1.000
kelahiran hidup pada 1991, hingga 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun 2017. Jika di banding dengan negara lain, angka kematian bayi
di indonesia masih tergolong tinggi, seperti singapura yaitu 3 per 1.000
kelahiran hidup. Brunai Darussalam yaitu 8 per 1.000 kelahiran hidup dan
malaysia yaitu 10 per 1.000 kelahiran hidup ( Kesehatan,Upaya dan
kematian, 2019)
Jika dilihat kasus kematian Bayi yang terjadi pada tahun 2018
berdasarkan laporan seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Barat, tercatat sebanyak 677 kasus. Sehingga jika dihitung
berdasarkan kasus yang terjadi dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak
90.913, maka kematian Bayi di provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2018
adalah sebesar 7,4 per 1.000 kelahiran hidup.
Peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 20 Maret 2023
dan melakukan wawancara dengan 2 bidan yang berada di PMB Mariam
mengenai data bayi dari usia 0-12 bulan dan aromaterapi lavender Menurut
keterangan bidan data bayi 0-12 bulan periode Desember 2022 Sampai
Febuari 2023 yaitu 150 orang, dan untuk pengetahuan pasien mengenai
aromaterapi lavender belum mengetahui apa yang dimaksud dengan
aromaterapi. Selain kepada bidan peneliti juga melakukan wawancara
secara langsung kepada 10 pasien yang melakukan kunjungan di PMB
sebagai responden pada tanggal 20 februari 2023, dengan menayakan
pertanyaan yang sama. Dari 10 responden menyatakan bahwa belum
mengetahui apa manfaat menggunakan aromaterapi lavender dan belum
pernah dengar apa apa itu aromaterapi lavender
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian sebagai
berikut:“Apakah terdapat Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemanfaatan
Aromaterapi Lavender Pada Bayi 0-12 Bulan Di PMB Mariam Pontianak
Tahun 2023?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan dari proposal ini adalah
1. Tujuan Penelitian
a. Pengertian Tentang Aromaterapi Lavender pada bayi 0-12 Bulan
b. Dampak Aromaterapi Lavender pada bayi 0-12 bulan
c. Manfaat Aromaterapi Lavender pada bayi 0-12 Bulan
d. Efetifitas Pemanfaatan Aromaterapi Lavender pada bayi 0-12
Bulan
D. Manfataan Penelitian
1. Maanfaat teoritis
Menambah pengetahuan, bahan pustaka, pengalaman dan wawasan bagi
penulis dalam bidang asuhan kebidanan terhadap ibu bersalin tentang
Pengaruh Penerapan Aromaterapi Lavender Terhadap Nyeri Pada Ibu
Nifas
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi klien
Dapat dipahami dan dijadikan sebagai pengalaman atau pembelajaran
untuk ibu serta ibu dapat berbagi mengenai manfaat pemberian
aromaterapi lavender terhadap bayi 0-12 bulan.
b. Bagi Bidan
Sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan melalaui pendekatan manajemen kebidanan pada bayi 0-12
bulan
3
c. Bagi Institusi Pendidik DIII prodi kebidanan fakultas Kesehatan St.
Agustinus Hippo
Sebagai metode penelitian pada mahasiswa kebidanan dalam menyusun
laporan tugas akhir dan sebagai bahan pustaka di perpustakaan Prodi
Kebidanan St. Agustinus Hippo untuk bahan bacaan dan acuan bagi
mahasiswa selanjutnya.
d. Bagi Penulis Lain
Diharapkan dapat menggali wawasan serta mampu menerapkan ilmu
yang telah didapatkan tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan
sehingga dapat merencanakan dan melakukan asuhan secara
berkelanjutan dan dapat memecahkan permaslahan serta mengevaluasi
hasil asuhan yang telah diberikan.
4
E. Keaslian Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri. Pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (M. Dewi,
2018)
1) Tingkat pengetahuan
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.
b) Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana
dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh terhadap suatu objek yang dipelajari
6
c) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil.
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau
situasi yang lain.
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di
dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e) Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan
untukmelaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada
f) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, Soekidjo.
2012)
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu
yang menentukan manusia untuk untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Pendidikan diperlukan untuk mendapatakan informasi misalnya hal-
hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk
7
juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi
untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya
makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi
b) Perkerjaan
Menurut Thomas, pekerjaan adalah bukan sumber kesenangan
tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang, dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja
umumnya kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
c) Informasi/media massa
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas, misalnya televisi, radio, koran, dan
majalah. Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Seringkali, dalam penyampaian informasi sebagai
media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini seseorang, sehingga membawa pengaruh
besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Adanya
informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
d) Umur
Menurut Elisabeth BH, usia adalah umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan
menurut Hunlock semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa dipercaya dari
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
pengalaman dan kematangan jiwa.
8
e) Pengealaman
Pengalaman merupakan upaya memperoleh pengetahuan,
sejalan dengan bertambahnya usia seseorang maka pengalaman juga
semakin bertambah. Seseorang cenderung menerapkan
pengalamannya terdahulu untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok.
b) Faktor sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.
2. Aromaterapi
a. Pengertian Aromaterapi
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang artinya adalah
harum atau wangi, dan terapi yang artinya adalah cara
pengobatan atau penyembuhan. Aromaterapi adalah suatu cara
penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak essensial (Jaelani,
2010). Aromaterapi yang sering digunakan adalah lavender. Lavender
banyak dikembangkan di dunia karena memiliki banyak khasiat dan
dikenal sebagai minyak penenang, efek sedative, anti konvulsan,
antidepresi, anxiolytic, dan bersifat menenangkan. Ini terjadi karena
adanya senyawa-senyawa coumarin dalam minyak tersebut.
(Koensoemardiyah, 2010) Pemberian aromaterapi dengan inhalasi
dilakukan dengan berbagai cara dengan dihisap ditisu, dihirup melalui
telapak tangan, dan penguapan. (Dwijayanti.2014)
9
Ketika minyak esensial dalam aromaterapi dihirup, molekul
mengaktifkan sistem penciuman, pernapasan, gastrointestinal, dan/atau
integument berdasarkan jalur aktivasi. Molekul-molekul ini mampu
melepaskan neurotransmiter, seperti endorfin, untuk memicu rasa
sejahtera dan efek analgesic. Ada 2 jalur umum yang memicu respons
patofisiologis terhadap molekul aromaterapi. Jalur yang paling umum
adalah inhalasi, seperti dengan diffuser. Aktivasi stimulasi penciuman
menghasilkan perubahan langsung dalam parameter tekanan darah,
denyut nadi, ketegangan otot, pelebaran pupil, suhu tubuh, dan aliran
darah (Jaelani, 2010).
Pada saat kita menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan
masuk ke bulbus olfactory, kemudian ke sistem limbik pada otak. Limbik
adalah struktur bagian dalam otak yang berbentuk seperti cincin yang
terletak di bawah cortex cerebral. Sistem limbik merupakan bagian otak
yang dalam dan utama dalam mengendalikan emosi. Pada saat yang
sama, partikel dari minyak esensial dikirim ke paru-paru pada setiap
napas. Kemudian, partikel tersebut memasuki aliran darah dan dibawa ke
seluruh tubuh dan bekerja langsung di otak dan tubuh. Ketika minyak
esensial diterapkan secara topikal, minyak esensial akan terserap melalui
kulit dan masuk ke dalam aliran darah. Sinyal-sinyal yang menyebabkan
otak menyampaikan pesan-pesan neuro seperti serotonin dan endorfin.
Pesan neuro ini selanjutnya akan dikomunikasikan ke bagian limbik dan
hipotalamus dari otak besar untuk menghubungkan saraf dan bagian
tubuh lainnya untuk memberikan perasaan senang dan mengurangi rasa
nyeri. Aromaterapi efektif dalam mengatasi nyeri karena bekerja
langsung di amigdala dan pusat emosi otak (Jaelani, 2010).
10
b. Metode Aplikasi Aromaterapi (Jaelani, 2010)
Metode yang digunakan dalam penerapan aromaterapi ada tiga, yaitu:
a. Inhalasi yaitu aromaterapi diterapkan dengan cara menghirup aroma
miyak esensial baik dengan secara langsung dengan menggunakan
kapas atau secara tidak langsung menggunakan alat diffuser
b. Aplikasi topikal/ pijat yaitu aromaterapi diterapkan dengan cara
penyerapan minyak esensial melalui kulit, dapat dilakukan dengan
mengolesi minyak esensial pada kulit
c. Mandi (mandi seluruh tubuh, duduk atau kaki) yaitu aromaterapi
diterakan dengan cara campuran minyak esensial dan minyak
pembawa untuk disperse ditambahkan ke air hangat yang digunakan
untuk mandi atau berendam. Penerapan minyak esensial dengan
mandi dapat memberikan efek inhalasi dan kulit.
c. Manfaat Aromaterapi Lavender
Aromaterapi adalah terapi pengobatan alternatif yang dapat untuk
manajemen gejala nyeri, mual, kecemasan, depresi, stres, dan insomnia.
1. Peningkatan kualitas tidur bayi
Penambahan lavender essential oil untuk terapi pijat bayi
menjadi salah satu faktor peningkatan kualitas tidur bayi. Digunakan
sebagai pendukung terapi pijat bayi karena minyak lavender yang
memiliki khasiat memberikan ketenangan, rasa nyaman dan mengurai
stress (sedatif), antispasmodic, analgesic, antiseptic, mengobati
berbagai gangguan kulit dan senyawa ekster yang terkandung dalam
minyak lavender sangat baik dan mempunyai manfaat untuk
mengendurkan maupun meredakan ketegangan otot (Julianto, 2016).
2. Peningkatan Berat Badan Bayi
Pemberian aromaterapi lavender juga dapat memicu
pengeluaran oksitosin dengan cara mengubah homeostasis reseptor
dopamin subtipe D3 yang merupakan reseptor dopamine D2- like,
sehingga dopamin tersebut tidak dapat menginhibisi fingsi sel
laktotrof dan proliferasinya. Dimana oksitosin sendiri dapat
11
meningkatkan produksi air susu ibu dengan sifatnya sebagai pemiculet
down reflex dan sebagai Prolactin Releasing Hormone. Keberhasilan
peningkatan berat badan bayi dapat di pengaruhi
oleh faktor lain yaitu durasi menyusui, berat badan bayi lahir, paritas,
status gizi ibu, pendapatan keluarga. Berat badan bayi sangat
di pengaruhi oleh asupan nutrisi ASI yang di dominasi mendapat
keseimbangan formilk dan hindmilk. Durasi hisapan bayi yang sering
dapat memicu produksi oksitosin, sehingga ada hubungan antara
peningkatan berat badan dengan durasi hisapan bayi
3. Aromaterapi Lavender
Lavender (Lavandula angustifolia) termasuk genus tumbuhan
berbunga dalam suku Lamiaceae merupakan anggota dari keluarga mint
dan mengandung linalyl acetate, linalool, dan caryophyllene. Lavandula
angustifolia meningkatkan efek asam gamma Aminobutyric pada amigdala
dan memiliki efek narkotika dan obat penenang yang mirip dengan
benzodiazepine. Lavender memiliki sifat antijamur, antibakteri,
antidepresan, antiinflamasi, karminatif, analgesik dan obat penenang.
Lavender memiliki sifat antiinflamasi dikaitkan dengan penghambatan
sintesis prostaglandin. Lavender juga memiliki efek sedatif yang dapat
menghambat system prostanoid terkait dengan produksi prostglandin E2
dan F2α didalam uterus.
Aromaterapi Lavender adalah aromaterapi yang memiliki
zat aktif berupa linaloolacetate dan linalylacetate yang berguna sebagai
analgesik (Wolfgang & Michaela, 2008). Minyak lavender memiliki
kelebihan, kandungan racunnya lebih sedikit sehingga jarang
menimbulkan alergi dibandingkan dengan minyak esensial lain (Yunita,
2010).
Lavender berasal dari bahasa latin “lavera” yang artinya
menyegarkan. Bunga lavender berasal dari wilayah selatan
laut tengah sampai afrika tropis dan ke arah timur sampai
12
india. Bunga lavender memiliki 25-30 spesies. Bunga lavender biasanya
berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72
cm. Bunga lavender biasanya tumbuh di daerah dataran tinggi sekitar
antara 600- 1.350 m di atas permukaan laut. Lavender dapat membantu
menghantarkan pesan ke otak, melepaskan berbagai neurokimiawi seperti
relaksan, stimulan, sedatif dan sifat eforik menimbulkan rasa senang)
(Wijayanto & Sari, 2016).
Mekanisme Aromaterapi Lavender Terdapat dua jenis efek fisiologis
dari aroma : efek yang berindak melalui stimulasi sistem saraf dan efek
yang bertindak langsung pada organ atau jaringan melalui effector-
receptor mekanisme (Hongratanaeorakit, 2004).
Aromaterapi melalui inhalasi memicu perubahan dalam sistem
limbik, bagian dari otak yang berhubungan dengan memori dan emosi, lalu
repon fisiologis saraf dan endokrin atau sistem kekebalan tubuh terangsang
dan memperngaruhi denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, aktifitas
gelombang otak dan pelepasan berbagai hormon yang ada di seluruh tubuh
(Hongratanaworakit, 2004).
Pada otak akan berefek menjadikan tenang atau merangsang sistem
saraf, serta menormalkan sekresi hormon. Beberapa minyak esensial yang
diterapkan pada kulit berguna sebagai anti mikroba, antiseptik, anti jamur,
atau anti inflamasi (Hongratanaworakit, 2004).
Minyak aromaterapi lavender dianggap paling bermanfaat dari
semua minyak astiri. Lavender dikenal untuk membantu meringankan
nyeri, sakit kepala, insomnia, ketegangan dan stress (depresi) melawan
kelelahan dan sebagai relaksasi, minyak lavender juga bias merawat paru-
paru agar tidak terinfeksi, sinus, jamur vaginal, radang tenggorokan, asma,
kista dan peradangan lain. Bunga lavender mengandung minyak atsiri
lavender yang digunakan sebagai aromaterapi untuk menangani
kecemasan, nervous, stres mental, insomnia dan kelelahan. Minyak bunga
lavender dapat digunakan untuk desinfeksi luka dan juga berguna dalam
pengobatan alopesia areata, infeksi jamur, jerawat dan eksim (Geetha and
13
Roy, 2014). Minyak bunga Lavender merupakan salah satu tanaman yang
digunakan sebagai insektisida alami, karena efektif untuk pengendalian
serangga (termasuk nyamuk) (Kherissat, 2009).
14
4. Peningkatan Berat Badan Bayi
Pemberian aromaterapi lavender juga dapat memicu
pengeluaran oksitosin dengan cara mengubah homeostasis reseptor
dopamin subtipe D3 yang merupakan reseptor dopamine D2- like,
sehingga dopamin tersebut tidak dapat menginhibisi fingsi sel
laktotrof dan proliferasinya. Dimana oksitosin sendiri dapat
meningkatkan produksi air susu ibu dengan sifatnya sebagai
pemiculet down reflex dan sebagai Prolactin Releasing Hormone.
Keberhasilan peningkatan berat badan bayi dapat di pengaruhi
oleh faktor lain yaitu durasi menyusui, berat badan bayi lahir, paritas,
status gizi ibu, pendapatan keluarga. Berat badan bayi sangat
di pengaruhi oleh asupan nutrisi ASI yang di dominasi mendapat
keseimbangan formilk dan hindmilk. Durasi hisapan bayi yang sering
dapat memicu produksi oksitosin, sehingga ada hubungan antara
peningkatan berat badan dengan durasi hisapan bayi (Yunita, 2010).
15
8. Bayi 0-12 Bulan
a. Pengertian
Bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian
neonatal usia 0 – 28 hari, masa neonatal dini usia 0 – 7 hari, masa
neonatal lanjut usia 8 – 28 hari (Soetjiningsih, 2017).
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12
bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi
adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18
atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada
orang dewasa (Mahayu, 2016).
Bayi merupakan usia 0 – 12 bulan, masa bayi dikenal juga
masa golden age atau periode emas. Pada masa ini, proses tumbuh
kembang sangatlah cepat dan sangat menentukan perkembangan anak
di masa depan. Agar periode tersebut berkembang sesuai dengan
harapan, maka anak harus mendapat stimulasi yang tepat sejak dini
supaya otak anak dapat berkembang secara maksimal dan menghindari
terjadinya gangguan pertumbuhan (Mahayu,2016).
b. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Respons bayi terhadap rangsangan yang diberikan, mengalami
perkembangan. Bayi terus belajar mengembangkan kemampuan
motorik terhadap semua perlakuan yang diberikan kepadanya. Kontak
mata antara bayi dengan ibu, suara hangat sapaan ibu, dan sentuhan
lembutnya sangat penting bagi perasaan positif bayi (Subakti &
Anggraini, 2008).
Begitu bayi berusia tiga bulan atau lebih, cara komunikasinya semakin
maju. Ia semakin kreatif menemukan cara untuk belajar mengikuti
objek dengan matanya, melihat ke wajah orang sambil tersenyum, dan
bereaksi terhadap suara. Bayi seusia ini ingin sekali mengenal ibunya
dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak fisik
(Subakti & Anggraini, 2008).
16
Bayi mengungkapkan semua perasaannya dengan isyarat tangis dan
gerakan tubuh. Sebab, hanya suara tangisan yang mampu ia sampaikan.
Tangisan tersebut ia olah sedemikian rupa untuk menyampaikan pesan
yang berbeda. Tangis rindu bayi kepada ibunya akan disampaikan
dengan cara berbeda dengan tangis lapar. Demikian juga ketika ia
merasa sakit, tidak nyaman karena popok basah, gerah, pengap,
mengantuk dan marah (Subakti & Anggraini, 2008).
c. Respons Bayi Terhadap Sentuhan
Sejak masih dalam Rahim, bayi sensitive terhadap sentuhan.
Cobalah Anda menepuk-nepuk perut dengan lembut, janin pun akan
bergerak-gerak merespons. Meskipun bayi seolah tidak mengerti
makna benda-benda sekelilingnya, ia telah memiliki kepekaan (Subakti
& Anggraini, 2008).
Bayi dapat membedakan berbagai bentuk sentuhan. Sentuhan,
pijatan, atau kontak benda yang mengancam dan tidak bersahabat akan
dihindari meskipun ia tidak tahu jenis benda itu. Hal ini dapat kita lihat
ketika bayi menyentuh popok basah oleh ompolnya sendiri. Ia akan
bergerak berusaha menghindar karena basah ompol tidak bersahabat
dan berbahaya bagi kulitnya. Berbeda dengan bibir basah sang ibu yang
menciumnya. Ia justru gembira menerimanya dan merasa nyaman
(Subakti & Anggraini, 2008).
17
B. Kerangka Konsep
Gambar 2.1
Kerangka Konsep Penelitian
(Sumber Willington, 2013)
18
C. Kerangka teori
Faktor Internal :
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
d. Pendapatan
Pengetahuan
Faktor Eksternal :
a. Faktor Lingkungan
b. Sosial Budaya
c. Paparan Media Masa
Gambar 2.2
Kerangka Teori
(Sumber :Notoatmodjo 2010)
19
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan desain survey deskriptif yaitu suatu kegiatan
penelitian dengan pendekatan non eksperimental, serta dilakukan dengan
observasi secara deskriptif. Penelitian dilakukan sedemikian rupa dan
diupayakan diupayakan untuk mengulas deskriptif mungkin, tanpa
menyuguhkan hasil analisis dari fenomena yang diteliti (Notoatmodjo, 2016).
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional yaitu data
penelitian dapat dikumpulkan secara kondisi atau situasi saat peneliti tersebut
berlangsung, sehingga menggumpulkan data cukup dilakukan sekali atau
pada waktu penelitian dilakukan, tanpa harus melihat latar belakang atau
kejadian yang telat lalu atau pun yang akan datang (Notoatmodjo,2016).
D. Subjek penelitian
a) Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 150 orang, terhitung 3 bulan
terakhir saat studi pendahuluan dari bulan Desember-Febuari anak yang
berusia dari 0-12 bulan yang ada di PMB Mariam pontianak tahun 2023
20
b) Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo,2018). Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 20%
dari 150 balita sebanyak 30 orang di PMB Mariam Pontianak
c) Cara penghitungan sampel
Bila subjek kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel. Jika
subjek lebih dari 100, maka diambil 10-15% atau 20-25% dari populasi
(Arikanto, 2012).
Adapun kriteria inklusi subjek penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran pengetahuan
a. Pengukuran pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan di interpretasikan dengan skala ordinal yang bersifat kualitatif,
yaitu:
a) Baik : hasil presentase 76%-100%
b) Cukup : hasil presentase 56%-75%
c) Kurang : hasil presentase <56%
b. Pemberian penilaian pada pengetahuan adalah:
a) Bila petanyaan benar: skor 1 untuk jawaban benar
b) Bila pertanyaan salah: skor 0 untuk jawaban salah
c. Kuesioner pengetahuan berjumlah 20 pertanyaan dengan poin
tertinggi adalah 20 poin. Jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban
salah.
a) Baik : skor 13-20
b) Cukup: skor 6-12
c) Kurang : skor <6
E. Variabel
Variable adalah suatu yang digunakan dengan ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep
21
pengertian tertentu. Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variable tunggal yaitu Gambaran pengetahuan
F. Definisi oprasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
(Hidayat,2017).
22
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Gambaran
Kemampuan ibu menjawab
1
Pengetahuan Ibu
kuesioner mengenai segala
Tentang Baik 76-100%
sesuatu yang berhubungan
Ordinal
Pemanfaatan Cukup 57-75%
dengan pemanfaatan Kuesioner
Aromaterapi Kurang ≤ 56%
Aomaterapi Lavender :
Lavender Pada Bayi
a. Pengertian Tentang
0-12 Bulan
Aromaterapi Lavender
pada bayi 0-12 Bulan
b. Cara menggunakan
Aromaterapi Lavender
pada bayi 0-12 bulan
c. Dampak Aromaterapi
Lavender pada bayi 0-12
Bulan
d. Efetifitas Pemanfaatan
Aromaterapi Lavender
pada bayi 0-12 Bulan
23
atau pengamatan langsung di lapangan (Sugiyono,2016). Data primer
dalam penelitian ini dilakukan langsung kepada responden dengan
memberi kueisioner
2) Data Skunder
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain
atau lewat dokumen. Sumber data sekunder digunakan untuk
mendukung informasi yang didapatkan dari sumber data primer
(Sugiyono,2016).
Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari data pasien PMB
Mariam Pontianak.
H. Instrumen penelitian
Instrumen Penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data . instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner (daftar
pertanyaan) yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya
(Notoadmodjo, 2012).
Pada penelitian ini penulisan menggunakan instrument penelitian
kuesioner yang berisi pertanyaan, kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyan model
pengisian setuju atau tidak setuju, jawaban setuju diberi skor 1 dan jawaban
tidak setuju diberi skor 0. Kuesioner dan dibagikan dan di isi oleh responden
yang sebelumnya diberikan penjelasan terlebih dahulu cara pengisiannya.
Table 3.2
Kisi Kisi Kuesioner
No Aspek Pengetahuan No. Item Soal Jumlah Soal
24
3 Manfaat Aromaterapi Lavender 9,10,11,12,13,14 6
Pada Bayi 0-12 Bulan
4. Efektivitas Aromaterapi 15,16,17,18,19,20 6
Lavender Pada Bayi 0-12 Bulan
Jumlah Soal 20
𝐹
𝑃= X 100%
𝑁
Keterangan
P = Persentase
N = Jumlah soal
25
3. Nilai <56% : Kurang
Setelah data ditabulasi selanjutnya di interprestasikan untuk memudahkan
pemaparan dengan menggunakan skala sebagai berikut (Arikumto, 2016):
J. Etika penelitian
Masalah etika yang harus di perhatikan antaralain sebagai berikut:
a. Informrd cosent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan
sebelum penelitian dilakukan.Tujuan informed consent adalah agar
subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
b. Anonimity (tanpa nama)
Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan
subjek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya.Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti.
26
K. Rencana Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan pada anak berusia dari 0-12 bulan di PMB
Mariam Pontianak. Jalannnya penelitian dilakukan dari mulai persiapan,
pelaksanaan, penelitian, sampai pada tahap penyusunan laporan.Adapun tahap-
tahap dalam penelitian meliputi :
1. Tahap persiapan
a. Izin penelitian dari Prodi Kebidanan Universitas St. Agustinus Hippo
Pontianak.
b. Pengumpulan data di PMB Mariam Pontianak.
Pengumpulan data yang di ambil adalah data primer, melalui pembagian
kuesioner, kepada responden, sedangkan data sekunder diambil dari data
ibu hamil tahun 2022. Tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Meminta izin kepada responden untuk membagikan kuesioner
b. Memperkenalkan diri serta menjelaskan tujuan penelitian
c. Membagikan kuesioner kepada responden yang dilakukan di PMB
Mariam Pontianak
2. Tahap Akhir
Setelah data diperoleh, membuat daftar distribusi, melakukan tabulasi data,
mengganalisis data dengan melakukan klasifikasi sesuai karakteristik
responden dan mengkategorikan laporan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Devi and Azmi, Khulul (2020) Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada
Pontianak.http://repository.polita.ac.id/id/eprint/117/
Dewi Ariani, Nur Aini Retno Hastuti, Agnestia Naning Dian Lovita, Ni Luh Putu
Handini, Audria Eka (2021) Pemanfaatan Lavender Essential Oil Dalam Baby
http://jurnal.stikesalmaarif.ac.id/index.php/cendekia_medika/article/view/130
Cipta
Soleha, M., & Novitasari, A. (2022). Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Dengan
Minyak Aroma Lavender Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 0-12 Bulan
https://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/54/
28
WHO. (2019). Maternal mortality key fact. https://www.who.int/news-
room/factsheets/detail/maternal-mortality
Willington, Ashley k. 2013. Natural Cure for Sinus without Drugs. Lulu: Noah
Publishing
29
LAMPIRAN
30
KUESIONER
Identitas responden
No responden :
Nama Ortu :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Nama Anak :
Umur Anak :
Jenis kelamin :
A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Berisi 20 pertanyaan, Berikan Jawaban sesuai dengan pengetahuan Anda
Mengenai Uap Minyak kayu putih Untuk Batuk pilek pada Balita
2. berikan tanda ceklis (✓) sesuai dengan Jawaban Anda
B = BENAR
S = SALAH
31
Pilihan
NO Pertanyaan Jawaban
B S
A. Pengertian Aromaterapi Lavender
1. Essential oil Aromaterapi Lavender Pada Bayi 0-12 Bulan dapat
berbagai penyembuhan penyakit
Aromaterapi Lavender banyak di kembangkan karna memiliki
2. banyak khasiat
3. Aromaterapi Lavender memiliki kelebihan, kandungan racunnya
lebih sedikit sehingga jarang menimbulkan alergi
B. Dampak Aromaterapi Lavender
4. Aromaterapi lavender dapat mengakibatkan alergi
32
15.
16 Aromaterapi lavender dapat membuat bayi menjadi dapat
merespon dengan tanggap
17. Aromaterapi lavender tidak dapat meredakan rasa nyeri
18. Aromaterapi lavender dapat merawat paru-paru agar tidak infeksi
33
LEMBAR JAWABAN
No Jawaban
1. Benar
2. Benar
3. Benar
4. Benar
5. Benar
6. Salah
7. Salah
8. Salah
9. Benar
10. Salah
11. Benar
12. Salah
13. Salah
14. Salah
15. Benar
16. Benar
17. Salah
18. Benar
19. Benar
20. Salah
34