Anda di halaman 1dari 4

7 Hati 7 Cinta 7 Wanita

Bismillahirrahmanirrahim

7 Hati 7 Cinta 7 Wanita adalah film drama Indonesia


yang di produseri Intan Kieflie melalui rumah produksi
Anak Negeri Films Indonesia yang dirilis pada 2010 dan
disutradarai oleh Robby Ertanto yang dibintangi oleh Jajang
C. Noer dan Marcella Zalianty.

Film ini menceritakan kehidupan 7 orang wanita


dengan berbagai latar belakang masalah kehidupan dan percintaannya. Mulai dari hamil di luar
nikah, korban selingkuh, ditipu pasangan, pekerjaan sebagai pelacur hingga membuat si wanita
menderita penyakit kelainan seksual.

Film yang berdurasi 94 menit ini menceritakan seorang dokter kandungan bernama
Kartini yang diperankan oleh Jajang C noer. Kartini yang sudah berumur 45 tahun masing
melajang karna terjebak oleh kisah masa lalunya dalam hal percintaan yang masih membuatnya
berpikir untuk memulai hubungan percintaan kembali. Ditambah dengan 6 wanita pasiennya
yang memilik kisah percintaan dan rumah tangga yang jauh dari kata bahagia membuatnya
semakin berpikir bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari seorang laki-laki. Di mata Kartini
semua laki-laki pada akhirnya akan menyakiti perempuannya.

Kisah yang pertama yaitu seorang perempuan bernama Lily yang di perankan oleh Olga
Lydia. Lily adalah istri dari Randy yang diperankan oleh Tegar Satrya. Randy memiliki hasrat
seksual yang sangat tinggi hingga ia menjadikan istrinya sebagai budak seks untuk memenuhi
hasrat seksualnya. Lily sendiri adalah pasien Kartini yang selalu mengkolsultasikan
kehamilannya. Kartini mengetahui apa yang terjadi sebenarnya pada Lily, Kartini sangat ingin
melaporkan Randy pada pihak berwajib namun ia menghargai hak Autonomy sang pasien dan
menjaga rahasian atay aib pasiennya.
Kisah kedua yaitu dialami oleh perempuan salehah dan pekerja keras bernama Ratna
diperani oleh Intan Kieflie yang sudah cukup lama menantikan kehadiran sang buah hati, hingga
akhirnya ia mendapatkannya setelah menunggu cukup lama. Sang suami yang bernama Marwan
yang diperani Achmad Zaki juga memiliki etika yang sangat baik dan menyayangi sang istri.
Namun pada akhirnya ia memilih berselingkuh dengan perempuan lain di belakang Ratna dan
memiliki seorang anak dari istri keduanya tersebut.

Kisah ketiga yaitu seorang gadis belia yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah
Pertama. Gadis bernama Rara yang di perani Tamara Tyasmara ini mengalami hal yang tidak
memiliki etika, ia hamil di luar nikah di usianya yang masih sangat belia. Acin yang berperan
sebagai pacar dari Rara dan sebagai ayah dari anak yang dikandung oleh Rara. Acin sendiri di
perankan oleh Albert Halim, ia adalah adik Lily yaitu perempuan yang mengalami kekerasan
seksual oleh suaminya sedangkan Rara adalah adik dari Ratna.

Kisah keempat yaitu seorang perempuan yang berprofesi sebagai wanita malam atau
pelacur, ia bernama Yanti di perankan oleh Happy Salma. Profesinya sebagai pelacur
menuntutnya harus berganti-ganti pasangan dan pada akhirnya membuatnya terjangkit Penyakit
Menular Seksual. Yanti memiliki seorang teman bernama Bambang yang selalu menemaninya
kemanapun ia pergi. Bambang diam-diam sangat menyayangi Yanti dan sangat ingin melindungi
Yanti. Ia selalu memberi semangat pada Yanti agar tidak menyerah ada penyakitnya. Disinilah
Kartini melihat sosok lain dari seorang laki-laki bahwa semua laki-laki tidaklah sama.

Kisah kelima yaitu hadir dari dua perempuan pasien Kartini yaitu Lastri dan Ningsih.
Lastri yang di perankan oleh Tizza Radia memiliki suami yang sangat menyanginya yaitu Hadi
yang diperankan oleh Verdi Solaiman. Rumah tangga mereka sangat harmonis walaupun belum
ada buah hati yang akan menambah keharmonisan mereka. Namun dibalik keharmonisan
tersebut sang suami Hadi ternyata tlah memiliki istri sebelumnya yaitu Ningsih. Hadi memilih
mendua dengan Lastri karna Ningsih tidak memiliki sopan santun pada suaminya. Kartini yang
awalnya ingin merubah persepsinya terhadap laki-laki namun karna kejadian yang tak ia duga
yang terjadi di depannya tersebut membuatnya sangat yakin bahwa laki-laki pada akhirnya akan
menyakiti perempuan.

Dari semua kisah diatas, Kartini sebagai dokter dari keeanam pasien tersebut merasa
sangat prihatin terhadap keadaan kaumnya. Ia ingin membela kaumnya dan membebaskannya
dari laki-laki. Namun, seorang dokter muda bernama Rohana datang dan berniat merubah
pemikiran deskrimitas yang sudah tertanam dalam benak Kartini. Ia berusaha dengan mengajak
Kartini berdiskusi tentang laki-laki dan perempuan dan pada akhirnya membuat Karntini
bertemu dengan masa lalunya yaitu Darmawan yang di perankan oleh Bom Bom Gumira sebagai
ayah dari Rohana.

Sebagai seorang dokter, Kartini tetap menjalakan tugasnya sesuai dengan profesionalisme
dan juga menerapkan 4 prinsip Kaidah Dasar Bioetik (KDB) serta sikap humanistic kepada
pasien-pasiennya dengan seolah-olah ikut turut apa yang dirasakan oleh pasien-pasiennya,
menghormati autonomy patient dengan menghargai privasi mereka dan tidak memaksakan
kehendaknya. Ia juga telah menerapkan prinsip beneficience dan non-maleficience dengan
melakukan penanganan yang terbaik kepada pasien-pasiennya dan tidak membuat kerugian
kepada mereka serta prinsip justice dengan tidak membedakan mereka antara satu dengan yang
lainnya walaupun dari golongan menengah ke bawah atau ke atas, orang terpandang atau bukan,
Kartini tetap melakukan penanganan kepada mereka sesuai dengan prosedur penanganan
berdasarkan keluhan sakit yang mereka rasakan. Hubungan yang tadinya hanya sebatas
hubungan dokter-pasien bisa berubah menjadi hubungan yang akrab seperti teman.

Mengenai etikanya terhadap pasien, Kartini sudah menunjukkan etika yang sangat baik
dengan sikap yang lemah lembut serta memperhatikan jenis penyakit pasien dan kondisi
pasiennya. Etika terhadap sejawat juga jelas diperlihatkan oleh Kartini dengan menghormati
rekan-rekannya seperti Anton, Rohana dan perawat dengan baik dan membantu mereka dalam
menjalani tugasnya.

Hal-hal yang dilakukan Kartini di film ini merupakan poin-poin kewajiban sebagai
seorang dokter yang sesuai dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) antara lain Pasal
7a yang memaparkan “seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan
pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa
kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia” ditunjukkan bagaimana
sikap Kartini kepada pasien-pasiennya.
Selain itu Kartini juga menerapkan pasal 12 “setiap dokter wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal
dunia” dibuktikan dengan Kartini menghormati autonomy pasiennya dan sangat menjaga privasi
mereka dari orang lain.

Pertemuan tersebut membuat Rohana kembali memikirkan tentang bagaimana


persepsinya terhadap laki-laki selama ini adalah salah. Ia harus melihat lebih jauh hingga bias
menilai dari berbagai sisi. Tidak melihat dari satu aspek. Kembalinya masa lalu Kartini mebuat
Kartini sadar akan penting laki-laki. Ia pun membuka hatinya untuk laki-laki dan menerima
lamaran dari sejawatnya yaitu Henky Solaiman.

. Pasal 8 “dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat
dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat
yang sebenar-benarnya” dibuktikan dengan dr. Kartini berusaha menasehati Yanti untuk memulai hidup
yang lebih baik dan berhenti menjadi pekerja seks.

Pasal 8 “dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat
dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat
yang sebenar-benarnya” dibuktikan dengan dr. Kartini berusaha menasehati Yanti untuk memulai hidup
yang lebih baik dan berhenti menjadi pekerja seks.

Pasal 8 “dalam melalukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan


masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotive,
kuratif, da rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan
pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya” dibuktikan dengan Kartini berusaha menasehati
Yanti untuk memulai hidup yang lebih baik dan berhenti menjadi pekerja seks.

Anda mungkin juga menyukai