Anda di halaman 1dari 6

FAKULTAS KEDOKTERAN Makassar, 6 Agustus 2019

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BLOK IMUNOLOGI DAN HEMATOLOGI

TUGAS TERLAMBAT

BLOK IMUNOLOGI

PENDAHULUAN IMUNOLOGI

DISUSUN OLEH

ATIKA SOLEHA 110 2018 0166


I. Pendahuluan

Berbagai bahan organik dan anorganik, baik yang hidup maupun yang mati, asal hewan, tumbuhan,
jamur, bakteri, virus, parasit, debu rumah, uap, asap, berbagai iritan dalam polusi, ditemukan dalam
lingkungan hidup dan kerja kita. Bahan-bahan tersebut setiap masuk ke dalam tubuh kita dan
menimbulkan berbagai penyakit bahkan kerusakan jaringan. Selain itu, sel badan yang menjadi
bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diinginkan dan perlu disingkirkan. Dalam
pandangan sekarang, respons imun diperlukan untuk tiga hal, yaitu : pertahanan, homeostasis, dan
pengawasan. Yang pertama ditujukan terhadap infeksi mikroorganisme, yang kedua terhadap eliminasi
komponen-komponen tubuh yang sudah tua, dan yang ketiga dibutuhkan untuk menghancurkan sel-sel
yang bermutasi terutama yang menjadi ganas. Dengan perkataan lain, respons imun dapat diartikan
suatu sistem agar tubuh dapat mempertahankan keseimbangan antara lingkungan di luar dan di dalam
badan.

Sistim imun harus mampu melawan patogen intraseluler seperti virus, beberapa bakteri dan
protozoa serta patogen ekstraseluler seperti bakteri dan toksinnya, parasit dan virus bebas. Berbagai
faktor humoral dan seluler berfungsi dalam pengenalan dan eliminasi antigen baik intraseluler maupun
ekstraseluler. Jadi fungsi imun bersifat protektif. Namun bila hal-hal yang tidak diinginkan itu tidak dapat
disingkirkan oleh sistem imun, maka sistem imun akan menunjukkan reaksi yang menetap dan kronis
sehingga justru menimbulkan penyakit inflamasi kronis seperti asma bronkial, bronkitis kronik, fibrosis
paru, aterosklerosis, sirosis hati, artritis reumatoid, glomerulosklerosis dan pankreatitis kronik. Fungsi
sistem imun yang kurang berfungsi atau imunokompromais, baik primer maupun sekunder, dapat
bermanifestasi sebagai infeksi berulang atau predisposisi terhadap keganasan.

I. System imun

Yang dimaksudkan dengan sistem imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam
lingkungan hidup. Mikroba dapat hidup esktraseluler, mengeluarkan enzim dan mengguna- kan
makanan yang banyak mengandung nutrien. Mikroba lain meng- infeksi sel pejamu dan berkembang
biak intraseluler dengan mengguna- kan sumber energi dari sel pejamu. Baik mikroba ekstraseluler
maupun intraseluler dapat menginfeksi subyek lain, menimbulkan penyakit dan kematian, tetapi banyak
juga yang tidak berbahaya bahkan berguna untuk pejamu. Pertahanan imun terdiri dari sistem imun
alamiah atau non-spesifik (natural/innate) dan didapat atau spesifik (adaptive/acquired ).

SISTEM IMUN

NON-SPESIFIK SPESIFIK

FISIK LARUT SELULER


HUMORAL SELULER
Fisik : Kulit, selaput lender, silia, batuk, bersin

Larut: Biokimia (Lisozim, sekresi sebaseus, asam lambung)

Humoral (komplemen, Interferon, CRP)

Seluler : Fagosit (Mononukleir, Polimorfonuklier) , Sel NK, Sel Mast, Basofil

Humoral : Sel B ( IgD, IgM, IgG, IgE, IgA)

Sel T (Th1, Th2, Ts, Tdth, Tc)

Non-Spesifik Spesifik
Resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi berulang
(memori)
Spesifitas Umumnya efektif terhadap Spesifik untuk mikroorganisme
semua mikroorganisme yang sudah mensensitasi
sebelumnya
Sel yang penting Fagosit Sel NK Limfosit T&B
Molekul yang penting Lisozim Antibody
Komplemen Sitokin
Protein fase akut Mediator
Interferon

SISTEM IMUN NON-SPESIFIK

Mekanisme fisiologik imunitas non-spesifik berupa komponen normal tubuh yang tidak
memerlukan induksi oleh pajanan mikroba dari luar, meskipun jumlahnya dapat meningkat akibat
infeksi (misalnya jumlah sel darah putih meningkat selama fase akut pada banyak penyakit). Mekanisme
tersebut tidak menunjukkan spesifisitas, dan tidak tergantung atas pengenalan spesifik bahan asing.
Pertahanan tersebut mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. Sistem imun non-
spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme,
oleh karena dapat memberikan respons langsung, sedang sistem imun spesifik membutuhkan waktu
untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responsnya. Disebut sistem non-
spesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu, telah ada pada tubuh kita dan siap
berfungsi sejak lahir yang dapat berupa permukaan tubuh dan berbagai komponennya.

A. Determinan

Berbagai faktor yang disebut determinan berpengaruh terhadap system imun non-spesifik

1. Spesies : ada perbedaan kerentanan yang jelas terhadap berbagai mikroorganisme.


2. Faktor keturunan dan usia : peranan herediter yang menentukan resistensi terhadap infeksi.
Infeksi lebih berat sering terjadi pada anak usia balita disbanding dewasa. Hal tersebut karena
system imun yang belum matang pada usia muda.
3. Suhu : beberapa mikroba tidak menginfeksi manuisa karena tidak dapat hidup baik pada suhu 37
derajat.
4. Pengaruh hormone : pada penderita diabetes militus ditemukan resistensi yang menurun
terhadap infeksi, sebabnya belum diketahui.
5. Faktor nutrisi : nutrisi yang buruk menurunkan resistensi terhadap infeksi,
6. Flora bakteri normal : flora bakteri normal di kulit dapat membentuk berbagai bahan
antimicrobial.

B. Pertahanan fisik/ mekanik

Dalam sistem pertahanan fisik atau mekanik, kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin,
merupakan garis pertahanan ter- depan terhadap infeksi. Keratinosit dan lapisan epidermis kulit sehat,
dan epitel mukosa yang utuh tidak dapat ditembus kebanyakan mikroba. Kulit yang rusak akibat luka
bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok, akan meningkatkan risiko infeksi. Tekanan oksigen
tinggi di paru bagian atas, membantu hidup kuman obligat aerob seperti tuberkulosis.

C. Pertahanan Biokimia

Kebanyakan mikroorganisme tidak dapat menembus kulit yang sehat. Beberapa mikroorganisme dapat
masuk tubuh melalui kelenjar sebaseus dan folikel rambut. pH asam dari keringat dan sekresi sebaseus,
berbagai asam lemak yang dilepas kulit mempunyai efek denaturasi protein membran sel kuman
sehingga dapat mencegah infeksi melalui kulit
Pertahanan Humoral

1. Antibodi dan Komplemen

Antibodi dan komplemen Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan dalam pertahanan humoral.
Bahan-bahan tersebut antara lain berupa antibodi, komplemen, interferon dan CRP. Serum normal
dapat membunuh dan menghancur- kan beberapa bakteri Gram-negatif. Hal tersebut disebabkan oleh
kerja sama antara antibodi dan komplemen, keduanya ditemukan dalam serum normal. Komplemen
rusak oleh pemanasan pada 56°C untuk 30 menit. Antibodi diinduksi oleh infeksi subklinis (a.l. flora
normal) dan oleh komponen diit yang imunogenik. k mbuh mebla keh Antibodi dan komplemen dapat
menghancurkan membran lapisan lipopolisakarida (LPS) dinding sel. Diduga komplemen mempunyai
sied esterase yang berperan pada lisis tersebut. Begitu lapisan LPS melemah, lisozim, mukopeptida
dalam serum dapat masuk menembus membran bakteri dan menghancurkan lapisan mukopeptida.
Membrane Attack Complex (MAC) dari sistem komplemen dapat menimbulkan lubang- lubang kecil
dalam sel membran bakteri sehingga bahan sitoplasma yang mengandung bahan-bahan vital keluar sel
dan mengakibatkan mikroba mati Komplemen terdiri dari sejumlah besar protein yang bila diaktif- kan
akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respons inflamasi. Komplemen
diproduksi oleh hepatosit dan monosit dengan spektrum aktivitas yang luas. Komplemen dapat
diaktifkan secara langsung oleh mikroba atau produknya (jalur alternatif, dalam imunitas nonspesifik)
atau oleh antibodi (jalur klasik dalam imunitas spesifik) Komplemen berperan sebagai opsonin yang
meningkatkan fagositosis dan juga menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan parasite

1. Komplemen dapat menghancurkan sel membran banyak bakteri.

2. Komplemen dapat melepas bahan kemotaktik yang mengerahkan makrofag ke tempat bakteri.

3. Komplemen dapat mengendap pada permukaan bakteri yang memudahkan makrofag untuk
mengenal (opsonisasi) dan memakannya.

2. Interferon
Interferon (IFN) adalah sitokin berupa glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh yang
mengandung nucleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus.
3. C-Reactive Protein (CPR)
CPR merupakan salah satu contoh dari protein fase akut, termasuk golongan protein yang
kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut.

Pertahanan seluler
1. Fagosit
2. Makrofag
3. Sel NK

Sistem Imun Spesifik

Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi
dirinya. Benda asing yang pertama kali muncul dalam badan segera dikenal oleh system imun spesifik
sehingga terjadi sensitasi sel-sel system imun tersebut.

System imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan system imun non-spesifik untuk
menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh tetapi pada umumnya terjalin kerjasama yang
baik antara antibody komplemen-fagosit dan antara sel T-makrofag.

A. Sistem imun spesifik Humoral

Yang berperan dalam system imun spesifik humoral adalah lomfosit B atau sel B. Sel B sendiri
berasal dari sel asal multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda asing, sel akan berproliferasi dan
berkembang menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibody. Fungsi utama antibody ini adalah
pertahanan terhadap infkesi ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralisasi toksinnya.

B. Sistem imun spesifik seluler

Yang berperan dalam system imun spesifik seluler adalah limfosit T atau sel T. Sel tersebut juga
berasal dari sel asal yang sama seperti sel B. Faktor timus yang disebut tomosin dapat ditemukan dalam
peredaran darah sebagai hormone asli dan dapat memberikan pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T
perifer. Fungsi utama system imun spesifik seluler adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup
intraseluler, virus, jamur, parasit, dan keganasan.

C. Sistem Limfoid

Sel-sel system imun ditemukan dalam jaringan dan organ yang disebut system limfoid. Sitem
tersebut terdiri dari limfosit, sel epitel, dan stroma yang tersusun dalam organ dengan kapsul atau
berupa kumpulan jaringan limfoid dan difus. Organ limfoid dapat dibagi dalam organ limfoid primer dan
sekunder.

Organ limfoid primer atau sentral diperlukan untuk pematangan sel T dan B, diferensiasi dan
proliferasi sehingga menjadi limfosit yang dapat mengenal antigen. Organ tersebut berisikan limfosit
dalam berbagai fase diferensiasi.

D. Sistem Imun Mukosa (Mucosal Associated Lymphoid Tissue/MALT)

MALT ditemukan di jaringan mukosa saluran napas bagian atas, saluran cerna, saluran urogenital dan
kelenjar mammae berupa limfoid tanpa kapsul.

Anda mungkin juga menyukai