Anda di halaman 1dari 23

Tugas : Kelompok

Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita

Dosen pembimbing : Endri Nisa, SKM., M.Kes

MAKALAH

‘’Perkembangan Motorik, Sosial, Bahasa Sesuai Tahap Perkembangannya”

Di Susun Oleh :
1. Risma (18.011)
2. Sisrah (18.013)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2020/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah “Perkembangan Motorik, Sosial, Bahasa Sesuai
Tahap Perkembangannya” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Perkembangan
Motorik, Sosial, Bahasa Sesuai Tahap Perkembangannya” . Sehubungan dengan tersusunnya
makalah ini kami menyampaikan terima kasih kepada ibu “Endri Nisa, SKM., M.Kes” selaku
dosen pembimbing mata kuliah kuliah “Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita”.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun kami sebagai penyusun tetap
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa menjadi acuan dalam
penyusunan makalah selanjutnya.

Makassar, 21 Maret 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A.    Latar Belakang Masalah........................................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................................................1
C.    Tujuan...................................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Kemampuan Motorik Kasar Dan Motorik Halus Bayi (0 –12 bulan).....................................................2
B. Kemampuan Bicara dan Bahasa Bayi (0-60 bulan)...............................................................................4
C. Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian Bayi (0-60 bulan )...............................................................6
D. Kemampuan Anak di Bawah Usia Lima Tahun (12 – 59 bulan)............................................................8
E. Masa Anak Pra Sekolah (usia 60-72 bulan atau 5-6 tahun)................................................................10
F. Perkembangan Aspek Bahasa (berbicara).........................................................................................11
G. Perkembangan Sosial.........................................................................................................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................17
A.  Kesimpulan...........................................................................................................................................17
B.  Kritik dan Saran.....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang mempunyai pengertian


yang berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat bahkan tidak dapat
dipisahkan antara yang satu dengan lainnya.  Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif yang
menunjukkan perubahan yang dapat diamati secara fisik. Sementara itu, perkembangan
merupakan proses kualitatif yang menunjukkan bertambahnya kemampuan (ketrampilan) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang beraturan dan dapat diramalkan
sebagai hasil dari proses pematangan.

Perkembangan motorik (motor skills)  sangat berkaitan erat dengan perkembangan fisik


anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan keterampilan
motorik meliputi keterampilan motorik kasar (gross motor skills) dan keterampilan motorik halus
(fine motor skills). Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.

Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan menggunakan otot-otot


halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting untuk dikembangkan agar anak-anak bisa
berkembang dengan optimal.

B.     Rumusan Masalah

Bagaimana pertumbuhan perkembangan motorik anak dari usia jani sampai usia PAUD?

C.    Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan motorik mulai dari janin sampai PAUD.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Perkembangan Motorik, Sosial, Bahasa Sesuai Tahap Perkembangannya

A. Kemampuan Motorik Kasar Dan Motorik Halus Bayi (0 –12 bulan)

Pada masa bayi baru lahir (0 sampai 28 hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan
terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya berfungsi organ-organ. Setelah 29 hari sampai
dengan 11 bulan, terjadi proses pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan yang
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem syaraf. Kemampuan
yang dimiliki bayi meliputi; 

a. Kemampuan Motorik

Kemampuan motorik merupakan sekumpulan kemampuan untuk menggunakan dan


mengontrol gerakan tubuh, baik gerakan kasar maupun gerakan halus. Motorik kasar merupakan
keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai
keseimbangan yang menunjang motorik halus. Motorik halus merupakan keterampilan yang
menyatu antara otot halus dan panca indera. Kemampuan motorik selalu memerlukan koordinasi
bagian-bagian tubuh, sehingga latihan untuk aspek motorik ini perlu perhatian.

Kemampuan motorik pada bayi berdasarkan usia yakni:

Usia Motorik kasar Motorik halus

 melihat, meraih dan menendang mainan gantung


 mengangkat kepala
0-3  memperhatikan benda bergerak
 guling-guling
bulan  melihat benda-benda kecil
 menahan kepala tetap tegak
 memegang benda

2
 memegang benda dengan kuat
 Menyangga berat
3-6  memegang benda dengan kedua tangan
 mengembangkan kontrol
bulan  makan sendiri
kepala Duduk.
 mengambil benda-benda kecil.

 memasukkan benda kedalam wadah


 Merangkak  bermain 'genderang', memegang alat tulis dan
6-9 menarik ke posisi berdiri mencoret-coret
bulan berjalan berpegangan  bermain mainan yang mengapung di air
berjalan dengan bantuan.  membuat bunyi-bunyian
 menyembunyikan dan mencari mainan

9-12   bermain bola, membungkuk, menyusun balok/kotak,menggambar, bermain di


bulan berjalan sendiri,naik tangga.  dapur.  

Usia Motorik Kasar Motorik Halus


12-15 bulan  Berjalan tanpa pegangan sambil menarik  Bermainan balok dan
mainan yang bersuara, menyusun balok. 
 Berjalan mundur,   Memasukkan dan
 Berjalan naik dan turun tangga, mengeluarkan benda
 Berjalan sambil berjinjit kedalam wadah.

 Menangkap dan melempar bola  Memasukkan benda yang


satu ke benda lainnya. 
15-18 bulan  Bermain di luar rumah. Bermain air  Menendang bola.
 Meniup,
 Membuat untaian.
18-24 bulan  Melompat,  Bermain puzzle
 Melatih keseimbangan  Menggambar wajah atau
 Mendorong mainan dengan kaki. bentuk
 Mengenal berbagai ukuran dan bentuk  Membuat berbagai bentuk
dari adonan kue/lilin

3
mainan.
24-36 bulan  Latihan menghadapi rintangan  Membuat gambar
 Melompat jauh, tempelan.
 Melempar dan menangkap bola besar.  Memilih dan
mengelompokkan benda-
benda menurut jenisnya.
 Mencocokan gambar dan
benda.
 Konsep jumlah
Bermain/menyusun
36-48 bulan  Menangkap bola kecil dan melemparkan  Memotong dengan
kembali. menggunakan gunting,
 Berjalan mengikuti garis lurus,  Menempel guntingan
 Melompat dengan satu kaki, gambar sesuai dengan
 Melempar benda-benda kecil ke atas, cerita.

 Menirukan binatang berjalan,  Menempel gambar pada

 Berjalan jinjit secara bergantian. karton.


 Belajar ‘menjahit’ dengan
tali rafia.
 Menggambar/menulis
garis lurus, bulatan,segi
empat, huruf dan angka.

B. Kemampuan Bicara dan Bahasa Bayi (0-60 bulan)

Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin sehingga dalam
masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar. Kemampuan bicara bayi masih dalam
bentuk pra bicara, yang diekspresikan dengan cara menangis, mengoceh, gerakan isyarat dan
ekspresi wajah seperti tersenyum.

4
Ekspresi emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi berbicara, sebagai cara untuk
mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau orang lain. Bayi akan bereaksi pada ekspresi
wajah dan tekanan suara, sebaliknya orangtua membaca ekspresi bayi dan merespon jika
ekspresi bayi menunjukkan tertekan atau gembira. Jika orangtua lebih banyak menunjukkan
suasana hati yang positif seperti selalu gembira, santai dan menyenangkan, akan mempengaruhi
pemahaman bayi terhadap sesuatu dan cenderung menimbulkansuasana hati yang
menyenangkan.

Kemampuan bicara pada bayi sebenarnya ada hubungannya dengan perkembangan otak,
terutama pada saat bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan menyampaikan apa yang ada
dalam pikirannya. Pada saat bayi berjalan, berbicara, tersenyum dan mengerutkan dahi,
sebenarnya tengah berlangsung perubahan dalam otak. Meski keterkaitan sel-sel syaraf (neuron)
yang dimiliki bayi, masih sangat lemah, namun akan sangat mempengaruhi pada perkembangan
sel syaraf pada tahap selanjutnya.

Bertambahnya kematangan otak dikombinasikan dengan peluang-peluang untuk


menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai penyumbang terbesar untuk lahirnya kemampuan
kognitif anak. Sejumlah kemampuan anak, seperti belajar membaca adalah berkaitan dengan
masukan dari mata anak yang ditransmisikan ke otak anak, kemudian melalui sistem yang ada di
otak, menterjemahkannya kedalam kode huruf-huruf, kata-kata dan asosiasinya. Akhirnya akan
dikeluarkan dalam bentuk bicara.

Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan perkembangannya memahami sesuatu.


Biasanya anak mulai berbicara sendiri, kemudian berkembang menjadi kemampuan untuk
bertindak tanpa harus mengucapkannya. Hal ini merupakan suatu transisi awal untuk dapat lebih
berkomunikasi secara sosial. 

Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi sbb:

Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa

5
0-3 bulan prabicara,meniru suara-suara, mengenali berbagai suara.

3-6 bulan mencari sumber suara, menirukan kata-kata..

menyebutkan nama gambar di buku majalah,


6-9 bulan
menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.

9-12 menirukan kata-kata, berbicara dengan boneka, bersenandung dan


bulan bernyanyi. 

Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa


12-15 bulan  Membuat suara dari dari barang2 yang dipilihnya;
 Menyebut nama bagian tubuh;
 Melakukan pembicaraan.  
15-18 bulan  Bercerita tentang gambar di buku/majalah;
 Permainan telepon-teleponan;
 Menyebut berbagai nama barang.
18-24 bulan  Melihat acara televisi;
 Mengerjakan perintah sederhana;
 Bercerita tentang apa yang dilihatnya.

24-36 bulan  Menyebut nama lengkap anak;


.  Bercerita tentang diri anak;
 Menyebut berbagi jenis pakaian; Menyatakan keadaan suatu benda
36-48 bulan  Berbicara dengan anak;
 Bercerita mengenai dirinya;
 Bercerita melalui album foto; 
 Mengenal huruf besar menurut alfabet di koran/majalah.

48-60 bulan  Belajar mengingat-ingat;


 Mengenal huruf dan simbol;
 Mengenal angka;

6
 Membaca majalah;
 Mengenal musim;
 Mengumpulkan foto kegiatan keluarga; Mengenal dan mencintai buku;
 dan menyelesaikan kalimat.

C. Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian Bayi (0-60 bulan )

Kemampuan sosialisasi dan kemandirian dapat dirangsang dengan sosialisasi pada masa
bayi diawali di dalam keluarga, dimana dalam keluarga terjadi hubungan timbal balik antara bayi
dan pengasuh atau orangtua. Melalui perhatian dan perilaku orangtua akan memberi kerangka
pada bayi dalam berinteraksi dan pengalaman yang terpenting bagi bayi karena keluarga adalah
melibatkan proses kasih sayang. Kemampuan bayi untuk bersosialisasi mulai muncul, dasar-
dasar sosial mulai dibentuk, yang diperoleh dengan cara mencontoh perilaku pada situasi sosial
tertentu.

Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi, maka pada masa ini mulai
berkembang. Dalam hal ini hubungan keluarga, orangtua-anak, antar saudara dan hubungan
dengan sanak keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun pertama berpusat pada
perawatan, berubah ke arah kegiatan-kegiatan seperti permainan, pembicaraan dan pemberian
disiplin, akhirnya mengajak anak untuk menalar terhadap sesuatu. Pada masa ini sebagai masa
bermain, anak mulai melibatkan teman sebayanya, melalui bermain, meski interaksi yang
dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial, namun sebagai kegiatan untuk menyenangkan
dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri.

Kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi sbb: 

Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian 

0-3 bulan memberi rasa aman dan kasih sayang,mengajak bayi


tersenyum, mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan di

7
sekitarnya, meniru ocehan dan mimik muka bayi,mengayun bayi,menina
bobokan.  

3-6 bulan bermain "ciluk ba', melihat dirinya di kaca,berusaha meraih mainan.

mulai bermain atau 'bersosialisasi' dengan orang lain.Mulai melambaikan


6-9 bulan
tangan jika ditinggal pergi.Mulai membalas lambaian tangan orang lain.

9-12 Minum sendiri dari sebuah cangkir, makan bersama-sama, menarik


bulan mainan yang letaknya agak jauh. 

Usia Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian


15-18  Belajar memeluk dan mencium, 
bulan  Membereskan mainan/membantu kegiatan di rumah,
 Bermain dengan teman sebaya,
 Permainan baru,
 Bermain petak umpet. 18-24 bulan
 Mengancingkan kancing baju,
 Permainan yang memerlukan interkasi dengan teman bermain.
 Membuat rumah-rumahan,
 Berpakaian,
 Memisahkan diri dengan anak.

24-36  Melatih buang air kecil dan buang air besar di WC/kamar mandi.
bulan  Berdandan/memilih pakaian sendiri.
 Berpakaian sendiri.  36-48 bulan
36-48  Mengancingkan kancing tarik,
bulan  Makan pakai sendok garpu,
 Membantu memasak,
 Mencuci tangan dan kaki,
 Mengenal aturan/batasan.  
48-60  Membentuk kemandirian dengan memberi kesempatan mengunjungi

8
bulan temannya tanpa ditemani.
 Membuat atau menempel foto keluarga, Membuat mainan/boneka dari
kertas.
 Menggambar orang,
 Mengikuti aturan permainan/petunjuk,
 Bermain kreatif dengan teman-temannya,
 Bermain ‘berjualan dan berbelanja di toko”

D. Kemampuan Anak di Bawah Usia Lima Tahun (12 – 59 bulan) 

Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi eksresi/pembuangan. Periode
penting dalam tumbuh kembang masa usia ini akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf
dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks.

a)        Kemampuan Motorik 

Masa ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa kehidupannya, karena tingkat
aktivitasnya dan perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh. Demikian halnya dengan
kemampuan motorik halus anak, sudah mulai meningkat dan menjadi lebih tepat pada saat
berusia 5 tahun. Koordinasi tangan, lengan dan tubuh dapat bergerak bersama dibawah
koordinasi yang lebih baik daripada mata. Kemampuan motorik yang dimiliki anak sbb;

Usia Gerak Kasar Gerak Halus

 Berjalan tanpa pegangan sambil


 Bermainan balok dan menyusun
menarik mainan yang bersuara
12-15 balok.
 Berjalan mundur
bulan  Memasukkan, mengeluarkan benda
 Berjalan naik dan turun tangga
kedalam wadah.
Menangkap dan melempar bola

9
 Bermain di luar rumah.
15-18  Meniup,
 Bermain air. 
bulan  Membuat untaian.
 Menendang bola.

 Mengenal berbagai ukuran dan


 Melompat,
18-24 bentuk
 Melatih keseimbangan tubuh,
bulan  Bermain puzzle
 Mendorong mainan dengan kaki.
 Menggambar wajah atau bentuk

 Latihan menghadapi rintangan  Membuat gambar tempelan


24-36  Melompat jauh  MMemilih dan mengelompokkan
bulan  Melempar dan menangkap bola benda-benda menurut jenisnya
besar.  BeBermain/menyusun balok-balok

 Menangkap bola kecil dan  Memotong dengan menggunakan


melemparkan kembali. gunting
 Berjalan mengikuti garis lurus  Belajar 'menjahit' dengan tali rafia
36-48
 Melompat dengan satu kaki  Menggambar/menulis garis lurus,
bulan
 Melempar benda-benda kecil ke bulatan,segi empat, huruf dan angka
atas  Mengenal campuran warna dengan
 Menirukan binatang berjalan. cat air.

 Mengenal konsep "separuh atau


satu"
 Lomba karung  Menggambar dan atau melengkapi
48-60
 Main engklek gambar
bulan
 Melompat tali  Membandingkan besar/kecil,
banyak/sedikit, berat/ringan
 Berkebun.

10
E. Masa Anak Pra Sekolah (usia 60-72 bulan atau 5-6 tahun)

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, aktivitas jasmani semakin
bertambah dan meiningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Anak mulai menunjukkan
keinginannya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, anak mulai
diperkenalkan dengan lingkungan luar selain lingkungan dalam rumah, sehingga anak mulai
senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman bahkan anak banyak keluarga
menghabiskan waktunya bermain di luar rumah, seperti bermain di taman atau ke tempat-tempat
yang menyediakan fasilitas bermain anak.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, oleh karenanya panca indera dan sistim
reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu
belajar dengan baik. Proses belajar yang tepat bagi usia ini adalah dengan cara
bermain. Kemampuan yang dimiliki pada anak pra sekolah adalah sbb:

Kemampuan  Keterangan

bermain bola dengan teman sebayanya, naik sepeda, bermain sepatu


Gerak kasar
roda.  

membuat sesuatu dari tanah liat/lilin, bermain "berjualan",mengenal


Gerak halus
kalender,mengenal waktu,belajar mengukur.  

mengenal benda yang serupa dan berbeda,bermain tebak-


Bicara dan bahasa
tebakan,berlatih mengingat-ingat,mengamati/meneliti keadaan sekitar. 

Bersosialisasi dan Berkomunikasi dengan anak, Berteman dan bergaul,Mematuhi peraturan


kemandirian. keluarga 

F. Perkembangan Aspek Bahasa (berbicara)

11
Perkembangan bahasa di tingkat pemula ( bayi) dapat dianggap semacam persiapan
berbicara.

a. Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan bayi dianggap
sebagai pernyataan rasa tidak senang.
b. Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang hendak
dinyatakannya.
c. Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi ( suara-suara ) yang banyak ragamnya. tetapi bunyi-bunyi
itu belum mempunyai arti , hanya untuk melatih pernapasan saja.
d. Menjelang ussia pertengahan di tahu pertama, ia meniru suara-suara yang didengarkannya,
kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi bukan karna dia sudah mengerti apa yang
dikatakan kepadanya.

Ada dua alasan mengapa bayi belum pandai berbicara: pertama, alat-alat bicaranya belum
sempurna. Kedua, untuk dapat berbicara, ia memerlukan kemampuan berpikir yang belum
dimiliki oleh anak bayi. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui belajar dan
berkomunikasi dengan orang lain secara timbal balik.

Ditingkat pemula ( bayi ) tidak ada perbedaan perkembangan bahasa antara anak yang
tuli dengan anak yang biasa. Anak tuli juga menyatakan perasaan tak senang dengan cara
menangis. sedangkan rasa senangnya dinyatakan dengan berbagai macam suara raban, tetapi
tingkat perkembangan bahasa yang selanjutnya tidak dialami olehnya. Ia tidak mampu
mengulangi suara-suara rabannya dan suara orang lain. Jika ia nanti sudah besar, ia akan menjadi
bisu.Pada mulanya motif anak mempelajari bahasa adalah agar dapat memenuhi:

1. Keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri sendiri, dan kawan-
kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah – 3 tahun.
2. Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.
3. Pergaulan social dengan orang lain.
4. Menyatakan pendapat dan ide-idenya.

12
Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan bangsa
Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa
kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.

a. Kalimat satu kata: satu tahun s.d satu tahun enam bulan

Dalam masa pertama ini seorang anak mulai mengeluarkan suara-suara raban yakni
permainan dengan tenggorokan, mulut dan bibir supaya selaput suara menjadi lebih lembut.
Selain itu di masa ini seorang anak sudah dapat menirukan suara-suara walaupun tidak begitu
sama persis dengan bunyi aslinya. Anak sudah mulai bisa mengucapkan kata seperti “ibu” dan
lainnya.

b. Masa memberi satu nama: satu setengah tahun s.d dua tahun

Dalam masa kedua ini terjadi masa apa itu, masa dimana mulai timbul suatu dorongan
dalam diri seorang anak untuk mengetahui banyak hal. Inilah yang menyebabkan anak akan
sering bertanya apa ini? apa itu? siapa ini? dan lainnya. Dan di masa ini kemampuan anak
merangkai kata mulai meningkat.

c. Masa kalimat tunggal: dua tahun s.d setengah tahun.

Dalam masa ketiga ini terdapat usaha anak untuk dapat berbahasa dengan lebih baik dan
sempurna. Anak mulai bisa menggunakan kalimat tunggal serta menggunakan awalan dan
akhiran pada kata. Namun tak jarang anak membuat kata-kata baru yang lucu didengar dengan
menggunakan caranya sendiri.

d. Masa kalimat majemuk : dua tahun enam bulan dan seterusnya.

Di tahap ini seorang anak sudah dapat mengucapkan kalimat yang lebih panjang dan
sempurna,baik berupa kalimat majemuk dan berupa pertanyaan, sehingga susunan bahasanya
terdengar lebih sempurna.

13
G. Perkembangan Sosial

Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilahirkan dengan sifat social


dansebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada bersama-sama
dengan orang lain, atau mereka yang bersifat social pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal
diluar dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah bersifat demikian, atau karena factor keturunan.
Juga orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti social.

1. Mulainya Perilaku Sosial

Pada waktu lahir, bayi tidak suka bergaul dengan orang lain. Selama kebutuhan fisik
mereka terpenuhi, mereka tidak mempunyai minat terhadap orang lain. Pada bulan pertama atau
kedua sejak bayai dilahirkan, mereka semata-mata bereaksi terhadap rangsangan dilingkungan
mereka, terlepas dari apakah asal rangsangan itu manusia atau benda.

Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala
bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka bereaksi
secara berbeda terhadap keduanya. Pada saat itu otot mereka cukup kuat dan terkoordinasi
sehingga memunginkan untuk menatap orang atau benda dan mengikuti gerak orang ataubenda
tersebut, dan melihat sasaran itu dengan jelas. Pendengaran mereka juga cukup berkembang
sehingga memungkinkan mereka mengenal suara.

2. Reaksi Terhadap Orang Dewasa

Reaksi social pertama bayi adalah terhadap orang dewasa karena, secara normal, orang
dewasa merupakan hubungan social pertama bayi. Pada masa bayi menginjak usia tiga bulan,
mereka memalingkan muka kearah suara maa dan tersenyum membalas senyuman atau berketuk.
Bayi mengeksperesikan kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan tersenyum,
menyepakkan kaki, atau melambaikan tangan. Senyuman social, atau senyuman sebagai reaksi
terhadap orang yang dibedakan dari senyuman reflek yang timbul olehrabaan pada pipi atau bibir
bayi, dipandang sebagai awal perkembangan social.

Pada bulan ketiga, bayi menangis ketika ditinggalkan sendiriran dan mereka berhenti
menangis jika diajak berbicara atau dialihkan perhatiannya dengan suara gemerincing atau bunyi

14
alat lainnya. Pada bulan keempat, bayi melakukan penyesuaian pendahuluan kalau akan
diangkat, memperlihatkan perhatian yang selektif terhadap wajah orang, melihat ke arah orang
yang meninggalkannya, tersenyum kepada seseorang yang berbicara dengannya, memperlihatkan
kegembiraan terhadap perhatian pribadi, dan tertawa bila diajak bermain.

Dari umur lima sampai enam bulan, bayi bereaksi secara berbeda kepada senyuman dan
omelan, dan dapat membedakan antara suara yang ramah dan suara yang bernada marah.
Padausia enam bulan, gerak social mereka semakin agresif. Sebagai contoh, bayi menarik rambut
orang yang membopongnya, mencekau hidung dan kacamatanya, dan meraba wajah orang
tersebut.

Pada umur tujuh atausembilan bulan, bayi berusaha menirukan suara pembicaraan dan
juga menirukan perbuatan dan isyarat yang sederhana. Pada umur 12bulan, mereka dapat
menahan diri untuk melakukan sesuatu sebagai reaksi atas kata-kata, “jangan-jangan!”. Dari
umur 15bulan, bayi memperlihatkan minat yang semakin bertambah terhadap orang dewasa dan
keinginan yang kuat untuk berada bersama atau menirukan mereka. Pada umur dua tahun,
merekadapaat bekerja sama dengan orang dewasa dalam sejumlah aktivitas sederhana, seperti
membantu ketika dimandikan atau dikenakan baju.

15
3. Reaksi Terhadap Bayi Lain

Petunjuk pertama yang nyata bahwa bayi memperhatikan bayi lain terjadi antara umur
empat dan lima bulan ketika mereka tersenyum kepada bayi lain atau memperlihatkan perhatian
pada tangis bayi lain. Hubungan yang ramah diantara bayi biasanya mulai antara umur enam
bulan dan delapan bulan yang mencakup melihat, dan meraba bayi lain. Usaha yang seringkali
menimbulkan perkelahian.

Reaksi social terhadap bayi lain dan anakanak berkembang pesatpada umur dua tahun.
Pada umur 12 dan 13 bulan, bayi tersenyum dan tertawa menirukan bayi lain atau anak-anak.
Minat mereka berpindah dari mainan ke bayi lain atau anak-anak, perkelahian berkurang dan
pada waktu bermain mereka lebih banyak bekerja sama. Pada pertengahan akhir tahun kedua,
bayi memandang mainan sebagai alat untuk membina hubungan social. Mereka bekerjasama
dengan teman bermain, mengubah perilaku untuk menyesuaikan diri dengan aktivitas ke teman
bermain, dan melibatkan diri dalam permainan yang sederhana dengan anak-anak kecil atau
anak-anak yang lebih tua.

4. Perkembangan Sosial Pada Masa Awal Kanak-Kanak

Dari umur dua sampai enam tahun, anak belajar melakukan hubungan social dan bergaul
dengan orang-orang di luar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang umurnya
sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain.

Masa kanak-kanak awal sering disebut “usia pragang” (pregang age). Pada masa ini
sejumlah hubungan yang dilakukan anak dengan anak-anak lain meningkat dan ini sebagian
menentukan bagaimana gerak maju perkembangan social mereka. Anak-anak yang mengikuti
pendidikan prasekolah, misalnya pendidikan untuk anak sebelum taman kanak-kanak (nursery
school), pusat pengasuhan anak pada siang hari (day care center), atau taman kanak-kanak
(kindergarden), biasanya mempunyai sejumlah besar hubungan social yang telah ditentukan
dengan anak-anak yang umurnya sebaya.

16
Salah satu diantara sejumlah keuntungan pendidikan prasekolah adalah bahwa pusat
pendidikan tersebut memberikan pengalaman social dibawah bimbingan para guru yang terlatih
yang membantu mengembangkan hubungan yang menyenangkan dan berusaha agar anak-anak
tidak mendapat perlakuan yang mungkin menyebabkan mereka menghindari hubungan social.
Akibatnya, semua reaksi negative kepada anak lain berkurang.

Setiap tahun berganti, anak kecil semakin kurang menggunakan waktunya dengan orang
dewasa dan hanya memperoleh kesenangan sedikit dari pergaulan dengan orang dewasa. Pada
saat yang sama, minat mereka terhadap teman sepermainan yang berusia sebaya semakin
bertambah dan kesenangan yang mereka peroleh dari pergaulan ini semakin kuat.

5. Hubungan Dengan Anak Lain

Sebelum usia dua tahun, anak kecil terlibat dalam permainan searah. Meskipun dua atau
tiga orang anak bermaindidalam ruangan yang sama dan dengan jenis mainan yang sama,
interaksi social yang terjadi sangat sedikit. Hubungan mereka terutama terdiri atas meniru atau
mengamati satu sama lain atau berusaha mengambil mainan anak lain.

Sejak umur tiga atau empat tahun, anak-anak mulai bermain bersma dalam kelompok,
berbicara satu sama lain pada saat bermain, dan memilih dari anak-anak yang hadir siapa yang
akan dipilih untuk bermain bersama. Perilaku yang umum dari kelompok ini ialah mengamati
satu sama lain, melakukan percakapan.

6. Perkembangan Sosial Pada Masa Kanak-Kanak Akhir

Setelah anak memasuki sekolah dan melakukan hubungan yang lebih banyak dengan
anak laindibandingakan degan ketika masa prasekolah, minat pada kegiatan keluarga berkurang.
Pada saat yang sama permainan yang bersifat individual menggantikan permainan kelompok.

Pada waktu mulai sekolah, anak memasuki “usia gang”, yaitu usia yang pada saat itu
kesadaran social berkembang pesat. Menjadi pribadi yang social merupakan salah satu tugas
perkembangan yang utama dalam periode ini. Anak menjadi anggota suatu kelompok teman
sebaya yang secara bertahap menggantikan keluarga dalam mempengaruhi perilaku. Kelompok

17
teman sebaya didefinisikan oleh Havighurst sebagai suatu “kumpulan orang yang kurang lebih
berusia sama yang berfikir dan bertindak bersama-sama”.

Pada masa transisi dari usia pragag masa kanak-kanak akhir, anak beralih dari satu
kelompok kekelompok lain atau dari aktivitas kelompk ke aktivitas individual.

18
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim
seorang ibu. Setelah melewati proses menjadi bayi akan tumbuh menjadi balita dan anak
prasekolah. Masa-masa inilah merupakan masa yang paling penting bagi orangtua memberikan
perhatian dan kasih sayangnya. Pada masa ini pula kebutuhan fisik dan psikologi harus dipenuhi
secara maksimal. Untuk membentuk pribadi yang baik di masa yang akan datang.

Pertumbuhan dan perkembangan anak harus sesuai dengan tahapan usianya. Orangtua harus
memantau pertumbuhan dan perkembangan agar dapat diketahui ada tidaknya gangguan pada
anak.

B.  Kritik dan Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan untuk pembaca dapat memahami seluk beluk
tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sehingga dapat memantau setiap anak yang
sedang mengalami tumbuh kembang. Selain itu, diharapkan pembaca dapat membantu tenaga
kesehatan untuk mengetahui ada atau tidaknya anak yang mengalami gangguan dalam tumbuh
kembang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Rusepno. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Marni dan Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

20

Anda mungkin juga menyukai