Dosen Pembimbing :
Herawati Mansyur., SST., M.Pd., M.Psi.
Disusun Oleh :
Anisa Fitria Ardiansyah (P17311191001)
Kamila Fauzia R. (P17311191002)
Farah Nabila Maharani (P17311191003)
Kharismah Ulumiyah (P17311191004)
Nur Alfiani Umami (P17311191005)
Ranindya Dwi Noviyanti (P17311191006)
Maulida Khofifah Meiriyantika (P17311191007)
Maylinda Rahmawati (P17311191009)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan.......................................................................................................3
BAB II TINJAUN TEORI...............................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................39
4.1 Pembahasan teori jurnal 1..........................................................................39
4.2 Pembahasan teori jurnal 2..........................................................................40
4.3 Pembahasan teori jurnal 3..........................................................................42
4.4 Pembahasan teori jurnal 4..........................................................................43
4.5 Pembahasan teori jurnal 5..........................................................................45
BAB V PENUTUP.............................................................................................46
5.1 Kesimpulan..............................................................................................46
5.2 Saran.........................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................47
BAB I
PENDAHULUAN
Masa bayi merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat
pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang
anak pada masa balita merupakan pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa,
kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan sangat
cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Supartini,
2010). Keterampilan dan peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses
perkembangan dan pertumbuhan anak secara keseluruhan karena orang tua
dapat segera mengenali kelebihan proses perkembangan anaknya dan
sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang
menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Stimulasi adalah
rangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar individu anak.
Perkembangan dan pertumbuhan bayi penting dijadikan perhatian khusus
bagi orang tua, khususnya ibu. Jika tumbuh kembang anak tanpa arahan
dan pendampingan serta perhatian orang tua, maka tumbuh kembang anak
tidak dapat maksimal.
1
Masa bayi adalah masa yang paling baik untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan bayi karena berpengaruh pada periode
selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan rutin
pada pertumbuhan bayi sehingga dapat terdeteksi apabila ada
penyimpangan pertumbuhan dan dapat dilakukan penanggulangan sedini
mungkin. Deteksi dini tumbuh kembang merupakan kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang agar lebih mudah dilakukan penanganan selanjutnya atau
diintervensi (Arief, 2010).
Bayi sampai anak usia 5 tahun (balita) dalam ilmu gizi
dikelompokkan sebagai golongan penduduk yang rawan terhadap
kekurangan gizi termasuk KEP. Periode penting dalam tumbuh kembang
anak adalah masa balita. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan
sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral dan dasar - dasar kepribadian juga dibentuk pada
masa balita ini. Tiga tahun pertama masa kehidupan anak merupakan masa
paling rawan sebab gangguan yang terjadi pada masa ini dapat
menyebabkan efek yang menetap. Usia 0-2 tahun adalah periode emas
sebab dalam periode ini terjadi perkembangan saraf otak tercepat
khususnya mielinisasi. Berdasarkan penelitian para ahli kecepatan
pertumbuhan otak manusia mencapai puncaknya 2 kali yaitu pada masa
janin di usia kehamilan minggu ke 15-20 dan usia kehamilan minggu ke
30 sampai bayi berusia 18 bulan.
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah
umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).
Saat usia balita, anak masih bergantung penuh kepada orang tua untuk
melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun
kemampuan lain masih terbatas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Pertumbuhan dan Perkembangan?
2. Apa Saja Teori dari Perkembangan?
3. Apa Ciri-ciri dari Pertumbuhan dan Perkembangan?
4. Apa Saja Tahapan dari Pertumbuhan dan Perkembangan?
5. Bagaimana Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan?
6. Apa Saja Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan?
7. Apa Saja Gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan.
2. Untuk Mengetahui Teori Perkembangan.
3. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan.
4. Untuk Mengetahui Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan.
5. Untuk Mengetahui Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan
Perkembangan.
6. Untuk Mengetahui Prinsip Pertumbuhan dan Perkembangan.
7. Untuk Mengetahui Gangguan tumbuh-kembang yang sering
ditemukan
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Masa Prenatal atau masa Intra uterin (masa janin dalam kandungan). Masa
prenatal dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Masa zigot/ mudigah: sejak konsepsi sampai umur kehamilan 2
minggu
b. Masa embrio : umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu
c. Masa janin/ fetus : umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir
kehamilan. Pada masa janin ada 2 periode:
1) Masa fetus dini sejak usia kehamilan 9 minggu sampai
trimester ke 2 kehamilan,
2) Masa fetus lanjut, yaitu trimester akhir kehamilan.
2. Masa Bayi/ Infancy (umur 0-12 bulan). Masa bayi dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Masa neonatal usia 0-28 hari, terbagi menjadi: Neonatal dini
(perinatal) usia 0-7 hari, dan Neonatal lanjut usia 8-28 hari.
b. Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 12 bulan.
3. Masa Balita dan prasekolah usia 1-6 tahun. Masa balita dan prasekolah
terbagi menjadi:
a. Masa balita, usia 12-60 bulan
b. Masa pra sekolah, usia 60-72 bulan.
Setiap anak akan melewati tahapan tersebut secara flexible dan
berkesinambungan. Misalnya pencapaian kemampuan tumbuh
kembang pada masa bayi, tidak selalu dicapai pada usia 1 tahun
secara persis, tetapi dapat dicapai lebih awal atau lebih dari satu
tahun. Masing-masing tahap memiliki ciri khas dalam anatomi,
fisiologi, biokimia dan karakternya.
Hampir sepertiga masa kehidupan manusia dipakai
mempersiapkan diri untuk menghadapi dua pertiga masa kehidupan
berikutnya. Oleh karena itu, upaya untuk mengoptimalkan tumbuh
kembang pada awal-awal kehidupan bayi dan anak adalah sangat
penting. Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda-
beda, tetapi ada patokan umur tertentu untuk mencapai kemampuan
tersebut yang sering disebut dengan istilah milestone. Tumbuh
kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan
beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah
sebagai berikut:
Masa Prenatal
Periode terpenting pada masa prenatal adalah trimester I kehamilan. Pada
periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh
lingkungan janin. Kehidupan bayi pada masa pranatal dikelompokkan tiga
periode, yaitu
1) Masa Zigot/ mudigah
Sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
2) Masa Embrio
Masa embrio dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan delapan
minggu. Pada masa ini, ovum yang telah dibuahi dengan cepat
menjadi suatu organisme yang berdiferensiasi dengan cepat untuk
membentuk berbagai sistem organ tubuh.
3) Masa Fetus
Masa fetus yaitu sejak kehamilan 9 minggu sampai kelahiran.
Masa fetus ini terbagi dua yaitu masa fetus dini (usia 9 minggu
sampai trimester dua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan
pembentukan manusia sempurna dan alat tubuh mulai berfungsi.
Berikutnya adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai
dengan pertumbuhan tetap berlangsung cepat disertai
perkembangan fungsi-fungsi. Pada 9 bulan masa kehamilan,
kebutuhan bayi bergantung sepenuhnya pada ibu. Oleh karena itu
kesehatan ibu sangat penting dijaga dan perlu dihindari faktor-
faktor risiko terjadinya kelainan bawaan / gangguan penyakit pada
janin yang dapat berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangannya. Agar janin dalam kandungan tumbuh dan
berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa intra uterin,
seorang ibu diharapkan:
Menjaga kesehatannya dengan baik.
Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang
dikandungnya.
Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana
kesehatan.
Memberi stimulasi dini terhadap janin.
Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan
keluarganya.
Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi
kehamilannya.
Masa Neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi
perubahan sirkulasi darah serta organ-organ tubuh mulai berfungsi. Saat
lahir berat badan normal dari ibu yang sehat berkisar 3000 gr - 3500 gr,
tinggi badan sekitar 50 cm, berat otak sekitar 350 gram. Pada sepuluh hari
pertama biasanya terdapat penurunan berat badan sepuluh persen dari berat
badan lahir, kemudian berangsur-angsur mengalami kenaikan. Pada masa
neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat fisiologis akan muncul.
a. Refleks moro yaitu reflek merangkul, yang akan menghilang pada
usia 3--5 bulan
b. Refleks menghisap (sucking refleks)
c. Refleks menoleh (rooting refleks)
d. Refleks mempertahankan posisi leher/kepala (tonick neck refleks)
e. Refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan menghilang
pada usia 6--8 tahun.
Refleks-refleks tersebut terjadi secara simetris, dan seiring
bertambahnya usia, refleks-refleks itu akan menghilang. Pada masa
neonatal ini, fungsi pendengaran dan penglihatan juga sudah mulai
berkembang. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:
a) Masa Neonatal dini, umur 0-7 hari
b) Masa Neonatal lanjut, umur 8-28 hari.
Hal yang penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang sehat adalah ;
Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di
sarana kesehatan yang memadai
Untuk mengantisipasi resiko buruk pada saat bayi
dilahirkan, jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila
dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan
Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang
dapat menenangkan perasaan ibu.
Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita
dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini dapat
membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya
Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks
menghisap, karena berhubungan dengan masalah
pemberian nutrisi pada bayi.
Masa Prasekolah
Pada usia 5 tahun, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Anak
kelihatan lebih langsing. Pertumbuhan fisik juga relatif pelan. Anak
mampu naik turun tangga tanpa bantuan, demikian juga berdiri dengan
satu kaki secara bergantian atau melompat sudah mampu dilakukan. Anak
mulai berkembang superegonya (suara hati) yaitu merasa bersalah bila ada
tindakannya yang keliru.
Pada masa ini anak berkembang rasa ingin tahu (curious) dan daya
imajinasinya, sehingga anak banyak bertanya tentang segala hal di
sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan
inisiatif anak, akan membuat anak merasa bersalah. Anak belum mampu
membedakan hal yang abstrak dan konkret sehingga orang tua sering
menganggap anak berdusta, padahal anak tidak bermaksud demikian.
Anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-
laki. Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua
sehingga mempunyai kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang
dewasa disekitarnya. Pada akhir tahap ini, anak mulai mengenal cita-cita,
belajar menggambar, menulis, dan mengenal angka serta bentuk/warna
benda. Orang tua perlu mulai mempersiapkan anak untuk masuk sekolah.
Bimbingan, pengawasan, pengaturan yang bijaksana, perawatan kesehatan
dan kasih sayang dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya sangat
diperlukan oleh anak.
a. Faktor Herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku, ras,
dan jenis kelamin. Jenis kelamin ditentukan sejak dalam kandungan. Anak
laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan tinggi daripada anak
perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah mengalami masa pra-
pubertas. Ras dan suku bangsa juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih
pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam.
b. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan Pra natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain
gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang baik,
gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang mendapatkan
terapi sitostatika atau mengalami infeksi rubella, toxoplasmosis, sifilis dan
herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat
menyebabkan kerusakan pada organ otak janin.
2. Lingkungan Postnatal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan setelah bayi lahir adalah :
Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam
menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.
Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan nutrisi
yang berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu
terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam
sel/jaringan bahkan pada pembuluh darah. Penyebab status nutrisi
kurang pada anak:
Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif
Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang
Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan
kebutuhan nutrisi
Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya
nafsu makan atau absorbsi makanan tidak adekuat
Budaya lingkungan
Budaya keluarga masyarakat akan mempengaruhi
bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami
kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu hamil
dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan
untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Keyakinan untuk melahirkan di dukun beranak daripada di
tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan
atau berdasarkan lingkungan budaya masyarakat setempat.
Iklim/cuaca
Olahraga/latihan fisik
Status kesehatan.
3.1 Tingkat Perkembangan Anak Pra Sekolah Usia 3-5 tahun yang
Mengikuti dan tidak Mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
PENDAHULUAN
TELAAH JURNAL
1. Judul Jurnal
Dari judul jurnal ini penulis mengambil lingkup yang lebih kecil mudah
saat meneliti. Judul pada jurnal tersebut adalah “Tingkat Perkembangan Anak
Pra Sekolah Usia 3-5 tahun yang Mengikuti dan tidak Mengikuti Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). Dari jurnal tersebut perkembangan mereka yang
mencakup : keterampilan motorik, sosial dan bahasa. Pendidikan anak usia
dini (PAUD) akan membantu pencapaian tugas-tugas perkembangan ini.
2. Latar Belakang
3. Tujuan
4. Variabel Penelitian
5. Metode Penelitian
6. Hipotesis
7. Hasil Penelitian
8. Pembahasan
Kesimpulan dari peneliti anak pada periode pra sekolah perlu untuk
mencapai tugas-tugas perkembangan mereka yang mencakup : keterampilan
motorik, sosial dan bahasa. Anak yang mengikuti PAUD mendapatkan
stimulasi yang lebih baik dan terarah, yang didapatkan melalui program
pendidikan sesuai usianya seperti pengenalan berbagai sikap dan perilaku
sehingga anak yang mengikuti PAUD memiliki tingkat perkembangan personal
sosial, motorik halus, bahasa, serta motorik kasar yang lebih baik dari anak
yang tidak mengikuti PAUD.
PENDAHULUAN
Pengambilan Artikel Jurnal penelitian ini diambil dari database :
http://scholar.google.co.id dengan kata kunci dalam kotak pencarian yaitu “Jurnal
Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatal, Bayi, Balita dan Anak pra sekolah”
dengan alamat website: http://forikes-ejournal.com/ojs-
2.4.6/index.php/SF/article/view/648
Deskripsi Umum
Judul : Pemberian Stimulasi Pertumbuhan dan
perkembangan oleh Ibu Berhubungan Dengan Perkembangan Anak
Usia 1-3 Tahun Penulis: Devi Nurhayati dan Latifah Susilowati
Publikasi : Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume 11
Nomor Khusus, Januari-April 2020.
Telaah Jurnal
1. Judul
2. Latar Belakang
3. Tujuan
4. Variabel
5. Metode
6. Hasil
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
Ibu perlu meningkatkan pengetahuan dan perilaku yang lebih baik lagi
dalam stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu dengan
mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan maupun posyandu balita yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan terkait dan kader posyandu.
3.4 Jurnal “Faktor penyebab anak Stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan
Sukorejo Kota Blitar”
PENDAHULUAN:
Pengambilan Artikel Jurnal penelitian ini diambil dari database :
http://scholar.google.co.id dengan kata kunci dalam kotak pencarian yaitu
“JURNAL NERS DAN KEBIDANAN ” dengan alamat website:
https://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/374/pdf
TELAAH JURNAL :
1. Judul jurnal
Dari judul jurnal ini penulis mengambil lingkup yang lebih kecil agar
lebih mudah saat meneliti. Judul jurnal yang kami telaah yaitu “Faktor
penyebab anak Stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota
Blitar”
- Penulisan judul sudah baik karena penulis telah mencantumkan
tempat penelitian tetapi akan lebih baik lagi jika penulis juga
mencantumkan tahun penelitian agar lebih jelas lingkupnya.
2. Latar belakang
3. Tujuan
6. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat hambatan yang menjadi Faktor
penyebab anak Stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar
7. Hasil Penelitian
PENDAHULUAN:
Pengambilan Artikel Jurnal penelitian ini diambil dari database :
http://scholar.google.co.id dengan kata kunci dalam kotak pencarian yaitu
“JURNAL KEBIDANAN ” dengan alamat website: https://akbid-dharmahusada-
kediri.e-journal.id/JKDH/index
TELAAH JURNAL :
1. Judul jurnal
Dari judul jurnal ini penulis mengambil lingkup yang lebih kecil agar
lebih mudah saat meneliti. Judul jurnal yang kami telaah yaitu “Perbedaan
Masa Perkembangan Anak Prasekolah Usia 48-60 Bulan Berdasarkan
Jenis Kelamin Dengan Menggunakan Instrumen Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)”
Penulisan judul kurang baik karena penulis tidak
mencantumkan tempat penelitian dan tidak mencantumkan
tahun penelitian. seharusnya tempat dan tahun penelitian
dicantumkan agar lebih jelas lingkupnya.
2. Latar belakang
Penulis melakukan penelitian ini karena Pada periode usia 0-5 tahun,
terjadi peningkatan yang pesat pada pertumbuhan dan perkembangan
balita. Tahapan tumbuh kembang pada anak terbagi menjadi dua, yaitu
Tumbuh (growth) merupakan perubahan fisik dan dapat diukur; Kembang
(development) yaitu adanya pertambahan kemampuan struktur dan fungsi
tubuh yang kompleks Masa ini disebut juga periode emas (golden age).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan
perkembangan pada anak, yaitu adanya faktor internal dan eksternal.
Faktor internal antara lain jenis kelamin, perbedaan ras, usia, genetik, dan
kromosom, sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan
sosial, ekonomi, nutrisi, dan stimulasi psikologis. Keterlambatan yang
dialami anak bisa pada satu atau beberapa ranah perkembangan, atau
disebut dengan istilah keterlambatan perkembangan umum atau global
development delay bila ditemukan dua atau lebih ranah perkembangan.
Menurut Medis 2013, terdapat 5 hingga 10% anak dengan keterlambatan
perkembangan dan 1-3% anak dibawah usia 5 tahun dengan keterlambatan
perkembangan umum. Hal tersebutlah yang menarik peneliti untuk
melakukan penelitian “Perbedaan Masa Perkembangan Anak
Prasekolah Usia 48-60 Bulan Berdasarkan Jenis Kelamin Dengan
Menggunakan Instrumen Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)”
3. Tujuan
4. Variabel Penelitian
5. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian ini merupakan penelitian
Deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional
adalah rancangan penelitian pada beberapa populasi yang diamati pada
waktu yang sama. Dalam penelitian ini akan menggambarkan
perkembangan pada anak prasekolah usia 48-60 bulan dengan kuesioner
pra skrining perkembangan (KPSP) di TK Dharma Wanita Desa
Tanggulkundung, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. KPSP
adalah salah satu instrumen penilaian perkembangan pada anak yang
sangat penting dilakukan agar bila ditemukan kecurigaan penyimpangan
dapat segera dilakukan stimulasi dan intervensi dini sebelum kelainan
terjadi.
6. Hipotesis
7. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian Hasil rata-rata jumlah jenis kelamin laki –
laki dengan masa perkembangan seluruhnya normal atau 100%, sedangkan
rata-rata jumlah jenis kelamin perempuan dengan kriteria masa
perkembangan meragukan 18% dan kriteria normal sebanyak 99,82%.
8. Pembahasan
Hasil analisis 18 responden hasil observasi dengan KPSP yang
diberikan pada anak yang menjadi responden diketahui anak usia 48-53
bulan bahwa sejumlah 66,67 % memiliki perkembangan dengan kriteria
normal, 33,33 % kriteria meragukan, dan 0 % kriteria abnormal.
Berdasarkan hasil uji Independent Sampel Test dilihat pada nilai t dan
signifikansi Equal Variances Assumed. Jika signifikansi kurang dari 0.05,
maka kesimpulannya ada perbedaan antara masa perkembangan anak
prasekolah usia 48 –60 bulan berdasarkan jenis kelamin. Dari output
diketahui nilai signifikansi dari t sebesar 2,105 dan signifikansi 0,043.
Karena signifikansi kurang dari 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara masa perkembangan
anak prasekolah usia 48 – 60 bulan berdasarkan jenis kelamin dengan
kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) di TK Dharma Wanita Desa
Tanggulkundung, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung.
Timbulnya penyimpangan perkembangan anak pada masalah di atas dapat
disebabkan oleh karakter anak yang pendiam. Anak terlalu malu untuk
berinteraksi dengan teman sebayanya. Anak merasa takut dan tidak
nyaman yang mempengaruhi skor penilaian. Anak masih bergantung
dengan orang tuanya. Diharapkan agar orang tua juga ikut berperan dalam
pemberian stimulasi atau pengajaran dalam bentuk berkomunikasi secara
aktif dengan anak sehingga anak akan lebih mudah berinteraksi dan
bergaul dengan temannya serta memberikan kebebasan pada anak untuk
dekat dengan teman sebayanya supaya anak bisa bersosialisasi dengan
baik di lingkungan sekolahnya.
9. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adanya perbedaan perkembangan antara
anak perempuan dan laki-laki perkembangan anak dengan jenis kelamin
perempuan 99,82% Normal dan 18% dengan kriteria Meragukan,
sedangkan perkembangan anak laki-laki yaitu 100% dengan kriteria
Normal. Adanya perbedaan antara masa perkembangan anak dengan jenis
kelamin perempuan dan laki-laki. Disarankan Bagi Instansi tempat
pelayanan kesehatan disarankan agar terus melakukan sosialisasi stimulasi
perkembangan pada anak di fasilitas pendidikan seperti di TK, Posyandu
maupun kepada orang tua
BAB IV
PEMBAHASA
N
4.1 Jurnal “Tingkat Perkembangan Anak Pra Sekolah Usia 3-5 Tahun Yang
Mengikuti dan Tidak Mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini ”(PAUD)
Pada jurnal “Tingkat Perkembangan Anak Pra Sekolah Usia 3-5 Tahun
Yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini” membahas
tentang mengukur perbedaan tingkat perkembangan anak yang mengikuti dan
tidak mengikuti PAUD. Keterlambatan perkembangan pada anak dikarenakan
kurangnya orangtua mengenal tanda bahaya (redflag) perkembangan anak,
kurangnya pemeriksaan deteksi dini atau skrining perkembangan pada anak dan
kurangnya keterlibatan langsung orangtua dengan anak atau stimulasi dari selain
orangtua. Pendidikan yang tepat untuk memberikan stimulasi pada anak usia
prasekolah yaitu PAUD. Studi tentang kesiapan bersekolah di enam kabupaten di
Indonesia menunjukkan bahwa program PAUD telah membantu mengembangkan
kompetensi psikososial dan kognitif anak (Kementerian Pendidikan Nasional,
2012). Pendidikan prasekolah merupakan pemberian upaya untuk menstimulasi
perkembangan anak. Oleh sebab itu layanan pendidikan anak usia dini merupakan
dasar yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan anak hingga
dewasa.
Berdasarkan jurnal, teori yang didapat adalah Anak yang banyak medapatkan
stimulasi yang terarah akan cepat bekembang dibandingkan dengan anak yang
kurang mendapatkan stimulasi. pada anak-anak pra sekolah yang mengikuti
PAUD, mereka diberikan stimulus dengan diberikan permainan edukatif seperti
menyusun balok, balok numerik, membedakan warna, bermain dengan alam dan
sebagainya baik secara mandiri maupun berkelompok. Sedangkan pada anak-anak
usia prasekolah yang tidak mengikuti PAUD kurang diberikan stimulasi untuk
perkembangan mereka,beberapa orang tua anak yang tidak mengikutkan anaknya
ke PAUD mengutarakan keluhan bahwa anak kurang mandiri dan sebagian orang
tua beranggapan bahwa anak dengan usia kurang dari 5 tahun orang tua masih
mampu mengasuh dan mendidik anak sendiri tanpa mengikutsertakan anak ke
PAUD. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi orang tua untuk
mengikutsertakan anaknya dalam program PAUD antara lain tingkat pengetahuan,
sikap, lingkungan, kemampuan ekonomi, dan sebagainya. Hal ini penting di
ketahui oleh orang tua untuk memahami pentingnya memberikan stimulasi untuk
perkembangan anak terutama pada masa golden age agar perkembangan anak
dapat tercapai secara optimal. Deteksi dini dengan upaya pejaringan yang
dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh
kembang dan mengatuhi serta mengenal faktor risiko seperti : fisik, biomdeik,
psikososial pada balita untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita
secara dini sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan
serta pemulihan yang dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin
pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang
1. Faktor Lingkungan
keadaan gizi anak, karena nutrisi adalah salah satu komponen yang
penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan
dan perkembangan.
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila
anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah
Peran orang tua sangat penting dalam menunjang aspek-aspek
motoric pada anak. Pola asuh yang baik akan meningkatkan
perkembangan anak dalam segala aspek. Pemberian stimulasi
merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan anak. Stimulasi
harus dilakukan sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam
kandungan. Sebaiknya dilakukan stimulasi terhadap semua aspek
perkembangan, dengan melibatkan semua anggota keluarga.
2. Faktor Budaya dan Lingkungan
4.4 Jurnal “Faktor penyebab anak Stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan
Sukorejo Kota Blitar”
Pada jurnal dengan judul “Faktor penyebab anak Stunting usia 25-60
bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar” membahas mengenai stunting,
dimana stunting atau balita pendek adalah balita dengan masalah gizi kronik, yang
memiliki status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut umur balita
jika dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth
Reference Study) tahun 2005, memiliki nilai z-score kurang dari -2SD dan apabila
nilai z-scorenya kurang dari-3SD dikategorikan sebagai balita sangat pendek
(Pusdatin, 2015). Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru
nampak saat anak berusia dua tahun.
Berdasarkan jurnal, teori yang didapatkan adalah status gizi
mempengaruhi stunting dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada
teori yang terdapat di makalah nutrisi terdapat dalam beberapa factor yaitu :
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan Pra natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam
uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin antara lain gangguan nutrisi karena ibu
kurang mendapat asupan gizi yang baik.
Lingkungan Post natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan setelah bayi lahir adalah :
a. Nutrisi
Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral,
vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak
atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Budaya lingkungan
Pola perilaku ibu dipengaruhi oleh budaya yang
dianutnya, misalnya larangan untuk makan
makanan tertentu padahal zat gizi tersebut
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak.
c. Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan di keluarga yang
berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan
gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan
dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang
berekonomi sedang atau kurang
d. Status pendidikan orangtua
keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih
mudah menerima arahan terutama tentang
peningkatan pertumbuhan dan perkembangan anak,
penggunaan fasilitas kesehatan, dll dibandingkan
dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan
rendah.
4.5 Jurnal “Perbedaan Masa Perkembangan Anak Prasekolah Usia 48-60
Bulan Berdasarkan Jenis Kelamin Dengan Menggunakan Instrumen
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)”
5.1 Kesimpulan
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang
sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan
anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Dari hasil telaah jurnal yang kami lakukan pertumbuhan dan perkembangan
balita ada beberapa faktor yang mempengaruhi, berikut faktor tersebut :
1) Faktor Herediter : faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan
yaitu suku, ras, dan jenis kelamin. Jenis kelamin ditentukan sejak dalam
kandungan
2) Faktor Lingkungan
- Lingkungan Pra natal : Kondisi lingkungan yang mempengaruhi
fetus dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin antara lain gangguan nutrisi karena ibu kurang
mendapat asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu
(diabetes mellitus),
- Lingkungan Postnatal : Lingkungan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan setelah bayi lahir adalah nutrisi,
Budaya lingkungan, status sosial, iklim/cuaca.
3) Faktor Hormonal : Faktor hormonal yang berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak adalah somatotropin yang berperan
dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid dengan
menstimulasi metabolisme tubuh, glukokortikoid yang berfungsi
menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi
testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon
tersebut akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki
maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya
5.2 Saran
Dwienda R Octa, Liva Maita, Eka Maya dkk. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan.
Yogyakarta : Deepublish.
Masganti Sit. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Mulya Sarana