Anda di halaman 1dari 10

BAB X DOKUMENTASI ASUHAN PADA NEONATUS, BAYI, DAN BALITA RENGERTIAN DOKUMENTASI

ASUHAN DENGAN SISTEM A. SOAP Tungpalan (1983) menyatakan bahwa "Dokumen adalah suatu
catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam masalah bukum". Sedangkan
pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau merekam peristiwa dan objek atau aktifitas
mempersembahkan jasa yang berharga dan penting. Dokumentasi asuhan dalam pelayanan kebidanan
adalah bagian. dari kegiatan yang harus dikerjakan oleh perawat dan bidan setelah memberi asuhan
kepada paslen. Dokumentasi merupakan suatu informasi lengkap termasuk status kesehatan pasen,
kebutuhan pasen, kagiatan asuhan kebidanan serta respons pasen terhadap asuhan yang diterimanya.
Dengan demikian dokumentasi kebidanan mempunyai porsi yang besar dari catatan klinis pasen yang
memberi tahu faktor faktor tertentu atau situasi yang terjadi selama pelaksanaannya. Disamping itu
catatan juga dapat sebagai wahana komunikasi dan koordinasi antar profesi (Interdisipliner) yang dapat
digunakan untuk mengungkap suatu fakta aktual untuk dipertanggungjawabkan. Dokumentasi asuhan
kebidanan merupakan bagian integral dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan sesuai standar. Dengan
demikian pemahaman dan ketrampilan dalam menerapkan dengan baik merupakan suatu hal yang
mutlak bagi setiap tenaga kebidanan agar 491 BAB X Dokumentosi Asuhan poda Neonatus, Bayi, dan
Balita

mampu membuat dokumentasi kebidarnan scara baik dan benas Manajamen kebidanan merupakan
netode atau bentuk dekatan yang digunakan bidan dalam mitreberskan suhan kebidanan sehingga
latgkah-langkah dalam manajemen kebidanan merupal alur pikir bidan dalam masalah dan mengambil
keputusan klinis. Asuhan yang dilakukan harus dilakukan secara benar, sederhan jelas dan logis sebagai
pendokumentasian (Mustika Sofyan, 50 talu IHI Bidae Menyomgsong Masa Depan, 2001). Metode
pendokumentasian yang dilakakan dalam asuhan kebidanan adalah metode SOAP vana merupakan
catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis darn singkat SOAP merupakan singkatan dari S- Subyektif,
Menggambarkan pendokumentasian hasil data kliem rmelalui anamnesa sehapai langkah 1 Varney S
(Subyektif) ini merupakan informasi yang diperoleh langsung dari klien. Iufornmasi tersebut disebut
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan dingnosa. Catatan ini berhubungan
dengan sudut pandang pasien Ekpresi pasien yang berkaitan dengan informasi dan keluhannya, sehingga
kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa (data primer) Pada bayi atau data
kecil yang subjektif ini dapat diperoleh dari orang tuanya (Data Skunder). Data subjektif yang akan
menguatkan diagnosa yang akan dibuat. Tanda gejala yang diperoleh dari hasil bertanya dari pasien,
suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit
keturunan, riwayat psikososial, polahidup ) Pada orang yang bisu, dibagian data dibelakang "S" diberi
tanda "0" atau "X" ini menandakan orang itu bisu. Metodologi subjektif data yang akan dibuat diagnosis
yang akan dibuat. O = Objektif, Menggambarkan pendokumentasian hasil peme- riksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan tes diagnosis lain yang 492 ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK
PRASEKOLAH
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesmet sebag langkah 1 varney. Data yang diperoleh
dari aps yang dilat dan dirasakan oleh bidan pada waktu pemerikaan termak ga ha pemeriksaan
laboratorium, USG, dan lain-lain. Apa yang dapat dibser oleh bidan akan menjadi komponen yang
berarti dari dia yang akan ditegakkan. la ini menunjukkan gejala klinis pasien dan takta yang
berhubungan dengan diagnosa. Tanda obyektif yang diperolah dari hasil pemeriksaan (tanda KU,
Fitalsign, Fisik, khusus, kebidanan, pemeriksaan dalam laboratorium dan pemeriksaan penunjang).
Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasidan perkusi Data yang digolongkan dalam kategori ini,
antara lain: Dat psikologik, Hasil observasi yang jujur, Informasi kajian teknolog i basil pemeriksaan
laboratorium, RO, CTG, USG dan lain-laini Anda mendapat yang memuaskan laporan dari keluarga yang
masuk kategori ini. Apa yang dapat diobserfasikan oleh bidan atau perawat akan menjadi komponen
yang penting dari diagnosis yang ditegakkan. A = Assessment, Menggambarkan pendokumentasian hasil
analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu laporan: 1. Diagnosa atau masalah
(Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien: hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir. Berdasarkan analisa data yang didapat Masalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga
kebutuhan klien tidak terganggu, kemungkinan gangguan kehamilan atau kesehatan tetapi tidak masuk
dalam diagnosa.), 2. Antisipasi diagnosis atau masalah potensi. Perlunya tindakan segera oleh Bidan
atau Dokter, konsultasi atau kolaborasi atau rujukan sebagai 2 3 dan 4 Masalah atau diagnosis yang
ditegakkan berdasarkan data atau informasi subjektif atau data atau informasi subjektif atau objektif
yang dikumpulkan dan disingkirkan varney. 493 BAB X Dekumentasi Asuhan pada Neonatus, Bay, don
Balita

Karena keadan pasien terus berubah dan selalu adda inte baru baik subjekif maupun obyektif dan
syringe secara terpisah-pisah, maka proses analisa adalah proses yang dinamika Sering menganalisis S
penting 1 mengikuti perkembangan pasien dan menjamin segala perbuata baru dapat diketahui dan
dapnal diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat. P- Planning, Menggambarkan
pendokumentasian dari peren canaan, tindakan dan evaluasi berdasarkan penilaian sebagai langkah 5,
6, 7, Varmey (Mustika Sofyan, 2001), Membuat perencanaan tindakan saat itu atau yang akan datang
untuk mengusahakan mencapai kondisi pasien sebaik mungkin atau menjaga atau mempertahankan
kesejahteraan. Proses ini termasuk kriteria yang memenuhi kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam
batas waktu tertentu. Tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan dalam
kesejahteraannya yang pasalnya dan harus mendukung rencana Dokter bila itu dalam manajemen
kolaborasi atau rujukan Alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentaian Asuhan kebidanan, yaitu:
SOAP merupakan pencatatan yang memuat kemajuan informasi yang sistematis, mengorganisasikan
penemuam dari 1. sehingga terbentuk suatu rencana asuhan. SOAP merupakan intisari dari manajemen
kebidanan untuk penyediaan pendokumentasian. SOAP urutan-urutan yang dapat membantu bidan
mengorganisasikan pikiran dalam mempersembahkan asuhan yang bersifat komprehensif. Karena
keadaan pasien yang terus berubah dan selalu ada informasi baru yang subjektif dan objektif, dan
syringe secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian adalah suatu proses yang dinamik. Sering
menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam 2. 3.494 ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK
PRASEKOLAH
HOM mengikuti perkembangan, pasien dan memamin suatu perabot baru cepat diketahui dan dapat
diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat B. PENDOKUMENTASI MANFAAT 1. Sebagai dokumen
yang sah Sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan 2. Sebagai dokumen berharga untuk
mengikuti perkembangan 3. dan evaluasi pasien Sebagai sumber data yang penting untuk penelitian
dan pen- 4. didikan Sebagai sarana bagi bidan dalam pernanannya sebgai 5. pembela (advokat) pasien,
misalnya dengan catatan teliti pada penkajian dan pemeriksaan awal dapat membantu pasien misalnya
pada kasus pengamiayaan, pemerkosaan, yang dapt membantu polisi dalam pengusutan dan
pembuktian C. CARA PENDOKUMENTASIAN Tahap 1: Pendokumentasian data Subyektif dan Obyektif 1.
Semua data yang telah dikumpulkan didokumentasikan kedalam format pendokumentasian sesuai
dengan situasi klien pada saat itu. Penting sekali data - data didokumentasikan dengan lengkap 2. Tahap
Il: Pendokumentasian hasil penilaian Setelah data subyektif dan obyektif didokumentasikan hasil
penilaian data yang akurat berupa diagnosa atau masalah yang spesifik didokumentasikan sesuai dengan
nomenklatur diagnosa kebidanan. Contoh: Diagnosa: BBLN CK SMK dengan Palatoskizis Masalah:
Gangguan Pemenuhan Nutrisi (ganggian menetek) Yang perlu akses di Assesment: Diagnosa dan
masalah Diagnosa dan masalah potensial Kebutuhan akan tindakan segera 495 BAB X Dokumentas
Asuhan pada Neonatus, Boyi, dan Bolite

Tahap II: Menyusun Rencana asuhan Rencana Asuhan yang sudalh dirumuskan dengan menmeakun
etiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan yang disetujui oleh kedua belah pihak,
yaitu bidan dan ktien didokume 3. tasikan agar dapat dilaksanakan dengan efektif Tahap IV: Pelaksanaan
Dengan Memperhatikan Efisiensi Dan Keamanan Tindakan Pelaksanaan asuhan didokumentasikan
dalam lembar 4. Yang Telah Direncanakan pelaksanaan asuhan. Bidan tidak melakukan sendiri semua
asuhan Bidan perlu memonitor pendokumentasian setiap tindakan merupakan data yang menjadi bahan
kajian bidan 5. Tahap V: Mendokumentasikan Evaluasi Keefektivitas Pelaksanaan Rencana Asuhan 6.
Mengapa SOAP Pendokumentasian dimulai lagi ??? Bidan kebutuhan perlu keefektifan pelaksanaan
rencana asuhan termasuk pemenuhan akan bantuan, apakah benar - benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi, bidan melakukan data lagi. Data diinterpretasikan lagi dan
menyusun kembali rencana asuhan tersebut Manajemen langkah 7 Langkah Langkah 1 5 Langkah
Pencatatan Asuhan SOAPIIE Langkah 1 - sO Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6
Langkah 7 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Bagan Kerangka Konsep Proses Manajemen
Kebidanan 496 ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH

UNS BG THNS DALAM KEHIDUPAN KITA MUNCULKAN KEBENARAN ihe 479 Hom FORMAT
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN NEONATUS, E. BAYI DAN BALITA ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
FISIOLOGIS (MODEL NARATIF) fonggal Nama pengkajian Jam lempat pengkajian Nama Mahasiswa NIM
SUBJEKTIF 1. Identitas Identitas Bayi P'asien Identitas . Umur Bayi Tanggal lahir C. P. Jenis kelamin
Identitas penanggung jawah 2. a. Nama Ayah / lbu Umur Ayahilbu b. Agama Suku / Bangsa C. d.
Pendidikan bekerja Alamat Alasan Datang Riwayat Kesehatan Riwayat Kesehatan Maternal Penyakit
Jantung a. b. Diabetes Militus Penyakit Ginjal d. Penyakit Hati Hipertensi c. e. BAB X Dokumentasi
Asuhan pada Neonatus Boyi, dan Baita 499

P'enyakit Kelamin RH atau isoimunisasi Riwayat Abortus h. Riwayat Kesiehatan Prenatal HPHT b. ANC
Imunisasi TT d. BB Ibu Keluhan TM 1, 11, II Dardarahan f. Pra Eklampsi Eklampsi h. Gestasional
Diabetes Polyhidramnion atau Oligohydramni k. Infeksi 3. Riwayat Kesehatan Intranatal Tanggal lahir b.
Sebuah. Tempat Penolong Jenis Persalinan C. d. e Lama Persalinan f. KK pecah Penyulit h. Penggunaan
obat selama persalinan Riwayat Postnatal Usaha nafas dengan bantuan atau tanpa bantuan 4. a. b.
Skor APGAR No Kriteria 1 Menit 5 Menit 10 Menit 1. Denyut Jantung 2 Usaha Nafas Tonus Otot 4 Reflek
Warna Kulit TOTAL 500 ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH

ADA SAYA ALDT RESUSITAS RESUSITAS ENIS Jemaat Wiut Ketutuhan A Pemeriksaan Umum Keadaam
Umum Kesadaran 2. Tanda-tanda Vital 3. Antropometri BB 4. PB LK LD LILA Pemeriksaan Fisik atau
Status Hadir Kepala Ubun- ubun a. Sutura, Molase Caput Succedaneum atau Cephal Hematoma b. 2.
Muka 3. Mata 4. Hidung 5. Telinga 6. Mulut a. Bibir atau Palatum b. Pemeriksaan adanya bibir sumbing
7. Leher 8. Dada a. Bentuk Puting susu Bunyi nafas Bunyi Jantung Bahu, Lengan dan tangan: b. C. d.
BAB X Dokumentasi Asuhan pada Neonatus, Bayi, dan Balita

BAB IX SISTEM RUJUKAN 4. PENGERTIAN SISTEM RUJUKAN Sistem rujukan upaya keselamatan adalah
suatu sistem jaringan tasilitas pelayanan kesehatan yang mendukung pelaksanaan penye-rahan
tanggung jawab secara timbal balik atas masalah secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas
pelayanan yang khih kompeten, terjangkau, rasional, dan tidak mengatur oleh wilayah administrasi
Tujuan sistem rujukan adalah untuk meningkatkan muhu dan efisiensi pelayanan kesehatan secara
terpadu. Seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 1972 tentang
Sistem Rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggungjawabtimbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan vertikal
dalam arti dari unit yang berkemam- puan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal
dalam arti antar unit-unit yang setingkat keniampuannya. Sistem rujukan adalah sistem yang dikelola
secara strategis, proaktif, pragmatif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal yang paripurna dan melayani masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu
dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi manapun agar dapat
dicapai derajat kesehatan ibu dan bayi melalui peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kese-
hatan dan neonatal di wilayah mereka berada. (Drpkes RI, 2016). yang timbul, BAB IX Sistem Rujukan
Sedangkan secara sederhana yang dimaksud dengan ruukan neonatus adalah suatu sistem yang
memberikan suatu yambaran tata cara pengiriman neonatus risiko tinggi dari tempat yang kurang
mampu memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang tata letaknya mampu dalam hal
penatalaksanaannya secara fasilitas yang lebih menyeluruh (yaitu mempunyai fasilitas yang lebih, dalam
hal ten medis, laboratorium perawatan dan pengobatan). Sistem rujukan neonatus tersebut memiliki
ruang 3 tujuan utama, yaitu, 1 Memberikan pelayanan keschatan pada neonatus dengan cepat dan
tepat; 2). Menggunakan fasilitas kesehatan neonalus seefesien mungkin dan; 3). Mengadakan
pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit kesehatan sesuai dengan lokasi dan
kemampuan unit unit tersebut. Dalam rujukan tersebut terjadi antara lain Penyerahan tanggung jawab
timbal balik perawatan pendenita dari suatu unit kesehatan vertikal dan horizontal pada unit kesehatan
yang mampu, Penyaluran pengetahuan dan keterampilan dari unit kesehatan Suek 2. yang lebih mampu
pada unit kesehatan yang lebih kecil 3. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium dan unit
kesehatan yang kecil pada unit kesehatan yang lebih mampu dan pengiriman hasil kembali pada unit
kesehatan yang mengirimnya B. JENIS-JENIS RUJUKAN Se ara konseptual rujukan dibedakan menjadi 2.
yakni Rujukan medik, yang pada mengamati masalah pelayanan medik perorangan yang antara lain
termasuk: 1) Tran of vatient, rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan tindakan
dan lain-lain, 2) Transfer spesimen, tujak spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lengap
3) Transfer of knowledge, rujukan ilmu pengetahuan antara mendatangkan atau mengirim Tenaga yang
lebih kompeten bagi ahli untuk mela kukan tindakan, memberi pelayanan, alih peve 478 ASUHAN
NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH

whuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas pelayanan Rujukan masalah kesehatan masyarakat,
vaitu hubungan dalam engiriman. pemeriksaan bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan
lengkap Ini adalah rujukan yang masalah kesehatan yang sifatnya preventif dan promotif. Pada
pengetahuan masalah kesehatan masyarakat luas yang meliputi: 1) Rujukan sarana berupa antara lain
bantuan laborato rium kesehatan, teknologi kesehatan, 2) Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain
dukungan tenaga ahli untuk penyidikan sebab dan asal usul penularan penyakit serta
penanggulangannya pada bencana alam dan gangguan kamtibmas dan, 3) Rujukan operasi- onal berupa
antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan spesimen jika terjadi
keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk. Menurut tata hutbunganinya, sistem rujukan
ferdiri dari: rujukan internal dan rujukan eksternal Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang
terjadi antar unit pelampung tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke
puskesmas induk Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari
puskesmas ke rumah sakit umum daerah) Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari
rujukan Medik dan rujukan Kesehatan. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama
penyembuhan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, pajak pasien puskesmas
dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.
Rujukan Kesehatan, adalah rujukan pelayanan yang berkaitan dengan upaya peningkatan promosi
kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, mencerminkan pasien dengan BAB IX
Sitem Rujukon

masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (Pojok Gin Puskesma). atau pasien dengan masalah kesehatan kerja
ke klinik savitasi puskesmas (Pos Unit Kesehatan Kerja). Jenie Rujukan Penderta ahan-Bahan Kasehatan
Masalah Kesahetan Masyarakat Kujukan Kesuhatan Gambar Jenis Rujukan C. TINGKAT RUJUKAN Salah
satu bentuk pelaksanaan dan upaya pengembangan kese hatan dalam Sistem kesehatan Nasional (SKN)
adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil
guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit
pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam pengertiannya, sistem rujukan
kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan penyerahan tanggung jawab secara
timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masya- rakat, baik secara
vertikal maupun horizontal, dengan cara yang diatur dan dilakukan secara rasional Tingkatan rujukan
berdasarkan pada bentuk pelayanan: 1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (pelayanan kesehatan
primer) Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan masyarakat
sehat untuk meningkatkan kese- hatan mereka atau promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok
dalam suatu populasi sangat besar (kurang lebih 85%). ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK
PRASEKOLAH

elayanan yang diperlikan oleh kelompok ini bersifat pelayanan Aysehatan dasar (htste health serives).
Bentuk pelayanan ini di keliling dan balkesmas: elayanan Kesehatan tingkat kedua fsecondary services)
Pdayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masya- rakat yang membutuhkan perawatan
nginap, yang sudah tidak dapat mendukung oleh pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini
misalnya Rumah Sakit tipe C dan D dan memerlu- kan tersedianya tenaga spesialis 3 Pelayanan
kesehatan tingkat ketiga (layanan kesehatan tersier) Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok
masyarakat atau pasien yang sudah tidak dapat mendukung pelayanan kesehatan sreekunder.
Pelayanan sudah komplek, dan memerlukn henaga-tenaga super spesialis. Contoh di Indonesia RS tipe
A dan B. Contoh Jenjang Rujukan Medis dan Spesimen berdasarkan PP Gubernur Jawa Barat tahun 2011:
seusaysnd njuequad seursaysnd seursaysnd yeepe esa (1). Pelayanan kesehatan bersumber masyarakat
Kader dan dukun bayi b. Posyandu (2). Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai
Pelaksana Pelayanan Kesehatan tingkat 1 (PPK 1) Praktik Bidan b. Praktik Perawat Klinik Bersalin Praktik
Dokter Umum Praktik Dokter Gigi Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, Poskesdes dan Polindes) h. Puskesmas DTP mampu PONED (3). Fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat kedua atau spesialistik sebagai Pelaksana Pelayanan Kesehatan tingkat 2 (PPK 2) BAB IX Sistem
Rujukon 18

Kumah Sakit Umum Daerah (RSUD) b. Rumah Sakit Swasta BKKM BKPM Laboratorium Klinis atau
Kesehatan Kabupaten atau Kotal 1 ahoratorium Klinis atau Kesehatan Swasta (4). Fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat ketiga atau sub spesialista sebagai Pelaksana l'elayanan Keschatan tingkat 3 (PIK)
Rumah Sakit Vertikal: Contoh Rumah Sakit Rujukan Tertinggi atau Top Keteral (Rumah Sakit Hasan
Sadikin, KS Jantung Harapan Kita dan RS Kanker Dharmais). Kumah Sakit Jiwa Cisarua, Rumah Sakit Paru
Rotinsulu, Rumah Sakit Marzuki Mahdi) b. Rumah Sakit Provinsi Contoh (Rumah Sakit Al Ikhsan, Rumah
Sakit liwa Provinsi, Rumah Sakit Paru Sidawangi) Rumah Sakit Wilayah Contoh: (Rumah Sakit Gunung Jati
Kota Cirebon, Rumah Sakit Karawang Kabupaten Karawang Rumah Sakit Cbinong Kabupaten Bogor,
Rumah Sakit Syamsudin Kota Sukabums Rumah Sakit Tasikmalaya Kota Tasikmalaya) Balai Laboratorium
Kesehatan Provinsi Sesuai dengan pembagian tingkat perawatan, maka unit perawatan bayi baru lahir
dapat dibagi menjadi: Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III merupakan penerimaan rujukan bayi
baru lahir di rumah atau pondok bersalin dengan memberikan pelayanan daar pada bayi yang baru lahir
di Puskesmas dengan tempat tidur (rawat inap) dan rumah bersalin. Kasus rujukan yang dapat diaku kan
adalah: Bayi kurang bulan, sindrom gangguan pemafasan kejang, cacat bawaan yang memerlukan
tindakan segera, gang guan pengeluaran mekonium yang kembung dan muntah kuning yang timbul
terlalu awal atau lebih dari 2 minggu dan dam ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA , DAN ANAK
PRASENOLAN

Pada unit ini perlu penguasaan ferhadap pertolongan pertama krgawatdaruratan Fayi baru lahir seperti
pengenalan tanda-tanda gangguan nafas, infeksi atau sepsis, cacat bawaan yang memerlukan tindakan
segera, masalah ikterus, muntah, per- darahan, BBL R dan Diare Unit perawatan bayi baru lahir Tingkat
II Pada unit ini telalı ditempatkan sekurang-kurang empat tenaga dokter dimana pelayanan yang
diberikan berupa pelayanan kehanıilan dan persalinan normal maupun risiko tinggi Perawatan bayi baru
lahir pada unit ini termasuk kemam-puan pertolongan resusitasi neonatus dan resusitasi kegawat-
daruratan selama pemasangan pita endotrakheal , terapi oksigen. memberikan cairan intravena, terapi
sinar dan tranfusi pertukaran, penatalaksanaan hif oglikemi, perawatan bayi BBLR dan bayi lahir dengan
tindakan. Sarana penunjang berupa laboratorium dan pemeriksaan radiologis yang tersedia pada unit
ini disamping telah dapat dilakukan tindakan bedah segera pada bayi-bayi karena telah adanya dokter
bedalı. Unit perawatan bayi baru lahir pada unit ini semua aspek yang berhubungan dengan masalah
perinatologi dan neonatologi dapat diberikan disini. Unit ini nierupakan pusat rujukan sehingga kasus
yang mengangkat se- bagian besar merupakan kasus risiko tinggi baik dalan keha- milan, persalinan
maupaun bayi baru lahir. D. JALUR RUJUKAN Jalur Rujukan Keselhatan. Rujukan Pelayanan Medis
Antara masyarakat dengan puskesmas Antara Puskesmas Pembantu atau Bidan di Desa dengan
Pustesmas Intern antara petugas Puskesinas atau Puskesmas Rawat Inap BAB IX Sitem Rujukan

r s n urtup se eng y y Facility for service Rupukan Pelayanan Kesehatan du uek ue eurisut a seusagan baik
intrasektoral maupun lintas sektoral ungag ssu vy ne uedngr Ip urgninu menanggulangl. Dapat
diteruskan ke Prvini lau Puse r S Pos Rumah ka di C / D ws / n Faluranshan Deter Prait S ge VS POvelasg
epuelan Haryarakat Gombar Skema Sistem Rujukan E. KASUS-KASUS YANG HARUS DIRUJUK 1.
Menentukan Perlunya Rujukan Segera Jika akan melakukan rujukan, petugas juga harus menjelaskan
bahwa bayi muda yang mudah terserang penyakit, dan kunjungan mereka sakit mudah jatuh menjadi
lebih berat bahkan kematian sehingga tindakan rujukan ini merupakan kebutuhan bagi bayi sakit untuk
mendapatkan perawatan yang lebih baik di rumah sakit. Siapkan pula surat rujukan dan pada ibu an
saudara jelas bayinya. Ajari ibu segala sesuatu yang perlu seje ede 484 ASUHAN NEONATUS, BAYI,
BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH

dilakukn selam.a pejalanan seperti pemeliharaan kestahilan suhu tubuh havi dan memberikan ASI yang
tetap diberikan lika bavi muda menderita KI ASIFIKASI berat (BERWARNA MERAI) seperti Piru uenlu)
Hipotermia berat Mungkin intek bakteri sistemik atau lokal berat Gangguan saluran cerna yikuped
snuayI Dehidrasi berat Diare persisten Mungkin disentri atau gangguan saluran Cerma Masalah bayi
sangat rendah dan gangguan pemohon ASI berat Bayı muda dengan klasitikasi merah, penanganan
penanganan awal segera, selesaikan pemeriksaan secara cepat dan lakukan penanganan sehingga
rujukan tidak terlambat. Telah terulang pula bahwa neonatus yang akan dirujuk ke adlaah yang
tergolong bayi risiko tinggi. Disampaing itu perlu diketahui pula bahwa neonatus dengan risiko tinggi
lahir dan ibu dengan kehamilan risiko tinggi pula Pleh karena itu, dalam tahap awal penolong persalinan
harusnva dapat menyatakan bahwa kehamilan yang dihadapinya adalah suatu kelahiran dengan risiko
tinggi. seperti tertulis dibawah ini Ketuban Pecah Dini Amnion Tercemar Mekonium Kelahiran Prematur
<37 minggu Kelahiran Post matur> 42 minggu Toksemia Ibu menderita Diabetes Mellitus Primigravida
muda («17 tahun) Primigravida Tua (> 15 tahun) BAB IX Sistem Rujukan 485

Kehamilan kembar Kecanduan obat-obatan Lahir dengan SC atau Ekstraksi Vakum atau Ekstraksi Foecep
Dicurigai adanya kelainan bawaan Komplikasi obstetri lainnya Ketidakcocokan golongan darah atau
Rhesus Hipertensi Penyakit jantung pada ibu Penyakit ginjal ibu Penyakit epilepsi pada ibu ibu demam
atau sakit Perdarahan ibu Berikut ini merupakan kriteria Hayi baru lahir dengan risiko menderita
Prematur atau berat badan lahir rendah (<1750-2000 gram) Umur kehamilan 32-36 minggu Bayi dari ibu
DM Bayi dengan riwayat apneu Bayi dengan kejang berulang Sepsis Asfiksia berat Bayi dengan gangguan
perdarahan Bayi dengan gangguan nafas distress) Tindakan Pra Rujukan 2. Membebaskan jalan napas
dan anggota oksigen (jika ada). Latihan kejang dengan obat anti kejang. Lakukan tindakan untuk
mencegah agar gula darah tidak turun. Memberikan dosis antibiotik pertam intramuskuler. Menasihati
ibu cara merawat bayi tetap hangat selama perja- lanan rujukan. Tindakan ini dapat dilakukakan dengan
metode kanguru (kontak kulit ibu), Agar kehangatan alami 98 ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN
ANAK PRASEKOLAH

d. ke rumah sakit yang sesuai persetujuan bayi selama perjalanan rujukan Menghangatkan tubuh bayi
segera sebelum dirujuk, khusus untuk bayi dengan klasifikasi hipotermia berat dan hipotermia sedang
Rujuk segera ke rumah sakit dan nasehat ibu untuk tetap memberikan ASI dan memberikan larutan
oralit ndikit demi sedikit ( Pada dehidrasi berat) dalam perjalanan 3 Merujuk Bayi Muda Selain
melakukan tindakan pra rujukan, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum bayı muda, yaitu
Jelaskan kepada ibu pentingnya rujukan Mintalah persetujuannya untuk mei ibawa bayi mudanya ke
rumah sakit. Jika ada kemungkinan dia tidak mau membawa bayinya, taplak. Alasan - alasan yang
mungkin adalah Adanya anggapan bahwa rumah sakit adalah tempat dimana orang sering meninggal
dan ditakutkan bayi yang dirujuk akan meninggal di rumah sakit. Ketidaknyamanan bahwa rumah sakit
dapat menolong bayinya. Ibu atau keluarga tidak dapat meninggalkan rumah untuk merawat bayinya
selama tinggal di rumah sakit karena tidak ada yang akan merawat anak-anaknya yang lain, Dia harus
bertani, Dia dapat kehilangan pekerjaannya Masalah biaya untuk membayar biaya transportasi, pera-
watan di rumah sakit, obat -obatan atau makanan selama menjaga di rumah sakit. b. Hilangnya
permainan ibu dan tolonglah untuk mengatasi setiap masalah, misalnya: Jika ibu khawatir bayi mudanya
akan meninggal di rumah sakit, dan bagaimana hal tersebut akan menolong bayinya Terangkan apa yang
akan terjadi di rumah sakit dan bagai- mana hal tersebut akan menolong bayinya. 487 BAB IX Sidem
Rujukan

la ibu meminta bantuan di rumah wlama da di rumah sakit, ktanvakan dan usahakan anggota saran
tentang siap yang mungkin dapat membantu di rumah sakit Misalnya tanyakan apakah suami, keluarga
yang lain daput membuntu merawat anak yang lain dan mengatur makanan dan tugasnya selama di
rumah sakit Diskusikan dengan ibu bagaimana menjangkau rumah sakit yang perlu, bantulah membina
cara transportavinya Petugas mungkin tidak mampu membantu ibu dalam memecah kan dan tidak
dapat memastikan hahwa dia benar-benar pergi ke rumah sakit petugas harus melakukan apapun yang
dapat petugas lakukan untuk menolong Tulis surat napkan untuk ditawa ke rumah sakit Katakan kepada
ibu untuk memberikannya kepada bidan di rumah sakit Tulistah biarawati uep eueN Tanggal dan waktu
rujukan Diskripsa masalah bayi muda terebut kasi berat) sery Munynpuau Suek eelad uep epuri) uryninu
uesery Tindakan yang telah memberikan Setiap informasi lain yang mungkin perlu di ketahui bidan yang
akan m erawat anak di rumah sakit, seperti tindakan yang telah diberikan sebelumnya Nama saudara
dan nama klinik saudara Berikan kepada ibu obat dan tanda yang diperlukan untuk merawat bayi
mudanya selama perjalanan ke rumah sakit Tika keadaan penyakit bayi sangat berat, lebih baik bayi dan
keluarga saudara dampingi ke tempat rujukan Bawalah perawatan dan obat yang diperlukan selama
dalam perjalanan lika bdan tidak mendampingi dan rumah sakit jauh, berikan ASUHAN NEONATUS BAY,
BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH

kepada ibu dosis antibiotika oral berikutnya. Katakan pada- nya, kapan antibiotika tersebut harus
dibenkan (menurut jadwal dosis pada bagan pengobatan). Jika saudara menyimpulkan bahwa ibu tidak
akan benar-benar membawa bayinya ke rumah sakit, diberikan kepada seluruh keperluan anti- biotika
dan ajarkan bagaimana cara mempersembahkannya. Mintalah ibu penjaga bayinya tetap hangat selama
per- jalanan. Nasihati ibu untuk melanjutkan menetei. Jika bayinya mengalami dehidrasi ringan, sedang
atau berat dan dapat minum, berikan kepada ibu oralit untuk memberikan sedikit demi sedikit tapi
sering dalam perjalanan KENDALA DALAM PROSES RUJUKAN Yang paling banyak menimbulkan masalah
rujukan adalah transportasi, terutama fasilitas yang harus ada sewaktu-waktu neonatus komunikasi,
disamping alat transportasi itu sendiri. Disamping dua hal tersebut, masalah yang lain adalah masalah
geografis dimana jalan- jalan yang harus dilalui sangat menghambat atau sulit dilewati, bahkan tak
jarang meskipun diberikan penerangan tentang rujukan tersebut kepada orang tua atau keluarga tetapi
akhirnya mereka setuju dengan anak bayinya dibawa ke rumah sakit yang lebih mampu merawat
bayinya, ditambah lagi di tempat rujukan terbayang oleh mereka berapa lagi uang yang harus
dikeluarkan untuk perawatan nantinya Kendala lain dalam merujauk bayi merupakan pelayanan yang
dapat kita rasakan, adakah tempat rujukan sudah sesuai seperti yang diharapkan. Apakah kelas rumah
sakitnya sudah memiliki fasilitas yang teori harus ada, ini juga merupakan suatu hal yang menyebabkan
kejadian rujukan langsung ke rumah sakit kelas A atau rumah sakit kelas B. BAB IX Sistem Rujukan 689

G. PROSEDUR SISTEM PELAKSANAAN RUJUKAN Dalam membina sistem runikan ini perlu
ditentukanlyherapa hal 1. Regionalisasi. Regionalisasi adalah pembagian wilayah pelaksanaan sistem
rujukan. l'embagian wilayah ini dulasarkan atas pembagian wilayah secara administratif, tetapi perlu
didasarkan atas lokasi atau sistem mudahnya rujukan itu dwapai. Hal ini untuk menjaga agar sistem
pusat memperhatikan arus penderita secara merata. iap tingkat unit kesehatan diharapkan melakukan
penyaringan terhadap penderita vang akan disalurkan dalam sistem rujukan Penderita yang dapat
melayani oleh unit kesehatan tersebut, tidak perlu dikirim ke unit lain yang lebih mampu 2. Penyaringan
(screening) oleh tiap tingkat unit kesehatan. Tiapunit kesehatan diharapkan melakukan penyaringan
terhadap penderita yang akan disalurkan dalam sistem rujukan. Penderita yang dapat melayani oleh
unit kesehatan tersetuut, tidak perlu dikirim ke unit lain yang lebih mampu. 3. Kemampuan unit
kesehatan tergantung pada petugas dan peralatannya. Walaupun demikian diharapkan mereka dapat
melaku- kan keterampilan keterampilan tertentu dalam perawatan ibu dijabar-keterampilan yang
diharapkan dari unit kesehatan, beserta petugasnya. Unit kemampuan kesehatan dan petugas. ANAK
FRASEKOLAH

Anda mungkin juga menyukai