A. Pariwisata di Bali
Bidan merupakan tenaga kerja professional dan akuntabel yang bekerja sebagai
mitra khususnya perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasihat selama
hamil, persalinan, dan nifas terkait pariwisata yang memberikan pelayanan baik kepada
pasien domestik maupun mancanegara. Keberadaan bidan sebagai tenaga kesehatan
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia,
khususnya dalam hal meminimalisir angka kematian bayi dan angka kematian ibu.
B. Pendekatan dalam Manajemen Kesehatan Pariwisata
C.
Sumber Ambient Manusia Dampak
Komponen
Kesehatan
1. a.
Alamiah 1. Udara
lingkungan
2. Penderita 2. Air 1. Akut
berada dalam
D. penyakit 3. Makanan darah, lemak, 2. Subklink
infeksi 4. Binatang urine, jaringn, 3. Samar
E. 3. Mobil penular dll 4. sehat
4. industri
Pada simpul pertama dari sumber yang ada misalnya hewan,tumbuhan, manusia,
virus, bakteri, cacing, parasit, dapat dikenali jenis-jenis sumber yang dapat
membehayakan atau berpotensi menjadi sumber penularan penyakit pada daerah wisata.
Kondisi daerah yang menjadi tujuan wisata haruslah melengkapi diri dengan informasi
yang jelas mengenai penyakit endemic, kondisi wabah/KLB yang terakhir serta hal-hal
penting yang harus diperhatikan denganpencegahan.
Sedangkan pada simpul 2 yang merupakan media perantara, dapat berupa air,
udara, tanah, makanan, minuman, serangga, atau vector. Sehngga penyakit-penyakit yang
memakai media penularan tersebut dapat dikontrol melalui media perantaranya, misalnya
kegiatan infect control yang secara rutin, inspeksi sanitasi, montoring kualitas udara,
tanah dan air,
Untuk simul 3, yang menunjukkan kelompk orang-orang yang berada pada
kondisi sehat menjadi populasi yang berisiko. Pemeriksaan prakunjungan atau pasca
mengunjungi daerah wisata dengan peringatan akan adanya risiko suatu penyakit, dengan
pemeriksaan bio makerpadadarah,urn, tinja, atau tindakan pencegahan melalui vaksinasi
Bila telah terjadi kondisi sakit dan sudah terjadi korban, maka upaya kuratif dan
rehabiltatif serta pencegahan segera penulatan berlanjut. Upaya karantina dan menutup
pintu-pintu masuk suatu wilayah melalui udara, air, laut dapat dilakukan dengan
kerjasama antar regional, Negara dan internasional. Hal ini pernahterjadi saat terjadi
kasus Flu Burung pertama kalidi Hongkong, penyakit Mulut dan Kuku.
Adanya tingkat penderita sakit dimulai dari penderita akut, subklinik dan samar,
sehingga penanggulangan yang diperlukan juga berbeda. Bila dibandingkan dari segi
jumlah, maka penderita dengan gejala samar, jumlahnya paling banyak,hal ini dapat
diakibatkan karena pemaparan pada lingkungan dengan dosis kecil atau intensitas rendah.
Misalnya, sekelompok orang yang mengkonsumsi makanan dengan pewarna sintesis
yang berbahaya, atau pestisida, kelompok samar ini dapat berkembang menjadi gangguan
kesehatan lain, misalnya gejala kanker dan bersifat karsinogen.
Hal yang perlu dicermati dalam manajemenkesehatan [ada daerah wisata ialah
kondisi rentan yang memang telah ada terlebih dahulu, kondisi saat iniyang
memungkinkan untuk terjadi mekanisme transisi penyakit dan sarana serta upaya
pelayanan kesehatan yang tersedia untuk mencegah dan mengatasi kmungkinan yang
dapat terjadi pada suatu daerah wisata.
Jika suatu daerah yang pada awalnya belum terbuka atau terpublikasi secara
regional nasional atau internasional kemuda dibuka dan terkenalsebagai daerah wisata,
contoh: di pulau bali, Lombok, ataupun batam, kondisi endemic yang dari dahulu seperti
penyaki malaia, diare, suadah biasa dan pemerintah telah punya persiapan. Dengan
dibukanya daerah tersebut lalu lintas perjalanan antar wilayah dan Negara membuka
kesempatan luas terjadinya mekanisme penularan berbagai penyakit.
Prinsip dari sebuah aplikasi epidemiologi pada faktor resiko lingkungan menurut
WHO, 1993: 28, dinyatakan bahwa metode epidemiologi dikembangkan untuk
menyelidiki distribusi dan determinan dari penyakit menular, namun ruang lingkupnya
pada saat sekarang telah meluas hingga kesemua aspek kesehatan dan kesejahteran yang
berhubungan dengan agen biologi dan non-biologi.
Berkaitan dengan manajemen kesehatan pada daerah wisata, agen peyakit dapat
saja terdiri dari agen kimia, fisik, biologi yang memerlukan pengukuran, pengamatan,
dan pencegahan dengan cara berbeda. Daerah wisata dapat menjadi daerah transit
penularan yang potensial untuk beberapa penyakit menular.