Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN ANAK SAKIT ASUHAN PADA

ANAK DENGAN KEMASUKAN BENDA ASING

Oleh:
Ni Wayan Yamini (P07124217006)
Ni Komang Kumari Misel Aida (P07124217012)
I Gusti Ayu Bitha Maha Anjela (P07124217016)
Nikita Chroasita Mba’u (P07124217020)
Putu Nanda Kartika Sari (P07124217023)
Kade Liska Putraning Ayu (P07124217044)
Ni Putu Sri Supitadewi (P07124217048)
Theresia Rambu M. M.Pedjaga (P07124217049)
Ni Luh Sarinadi (P07124217055)
Ni Made Nia Lusyawati (P07124217064)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi


Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-NYAlah kami dapat
menyelesaikan “Makalah Asuhan Kebidanan Anak Sakit Pada Anak Dengan
Kemasukan Benda Asing”
Dalam penyusunan dan penulisan tugas atau makalah ini tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Sehingga dalam penulisan makalah ini penulis
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik dalam penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi menyempurnakan
pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini penulis juga menyampaikan ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
memberikan informasi tentang materi yang terkait.
Semoga materi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan dan menjadi
motifasi, khususnya bagi penulis.

Denpasar, Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi Corpus alineum......................................................................... 4
B. Bagian tubuh yang dapat kemasukan benda asing.................................5
BAB III TINJAUAN KASUS ...........................................................................23
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................26
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................27
B. Saran....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benda asing adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing di liang telinga
dapat bervariasi, baik berupa benda mati atau benda hidup. Sampai saat ini
benda asing merupakan salah satu kasus gawat darurat yang utama dan
menjadi masalah besar yang sering ditemukan oleh dokter bagian Telinga
Hidung Tenggorok (THT). Benda asing merupakan benda yang berasal
dari luar tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Kadang – kadang
benda dapat masuk dengan sengaja atau sengaja. Kemasukan benda asing
adalah keadaan darurat dimana bagian tubuh seperti mata, hidung, telinga
dan mulut secara tidak sengaja (tidak diinginkan) atau disengaja
kemasukan benda asing yang dapat mengganggu sistem vital tubuh siapa
saja dan kapan saja yang dapat menyebabkan kematian karena kurangnya
pengetahuan pertolongan pertama.
Keadaan darurat akibat kemasukan benda asing sangat membutuhkan
pertolongan dengan segera mengingat benda tersebut akan menggangu
fungsi vital dalam tubuh seperti menggangu jalan napas atau aliran udara
ke paru-paru. Kemasukan benda asing tersebut dapat terjadi pada bagian
tubuh seperti dimata, hidung dan telinga. Anak balita umumnya menelan
atau memasukkan sesuatu benda yang dipegangnya ke hidung atau telinga,
tanpa mengerti akibatnya. Untuk itulah, peran orangtua atau pengasuh
sangat dituntut perhatiannya kepada si anak. Namun ada saja kejadian
seorang anak menelan atau memasukkan benda ke hidung atau telinga.
Jika sudah terjadi, maka perlu kita perhatikan tatalaksana mengeluarkan
benda asing tersebut dengan tata cara yang benar dan jangan terlalu panik
(Bashirudin et al, 2007).
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

1. Apa pengertian dari kemasukan benda asing?


2. Bagian tubuh mana yang dapat dimasuki benda asing pada anak?
3. Apa saja penyebab kemasukan benda asing pada anak?
4. Apa saja pengaruh dari kemasukan benda asing pada anak?
5. Bagaimana cara menangani kemasukan benda asing pada anak?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari kemasukan benda asing
2. Untuk mengetahui tentang bagian tubuh yang dapat dimasuki benda
asing pada anak
3. Untuk mengetahui apa penyebab masuknya benda asing ke dalam
tubuh pada anak
4. Untuk mengetahui apa pengaruh kemasukan benda asing pada tubuh
pada anak
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menangani tubuh yang kemasukan
benda asing pada anak
D. Manfaat
1. Agar mahasiswa memahami pengertian dari kemasukan benda asing
2. Agar mahasiswa memahami bagian tubuh mana yang dapat kemasukan
benda asing pada anak
3. Agar mahasiswa memahami apa penyebab kemasukan benda asing
pada anak
4. Agar mahasiswa mengetahui apa pengaruh dari kemasukan benda
asing pada anak
5. Agar mahasiswa memahami bagaimana cara menangani kemasukan
benda asing pada anak.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian
Corpus alineum atau benda asing adalah benda yang berasal dari
luar atau dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh.
Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen
(dari luar tubuh) dan benda asing endogen (dari dalam tubuh). Benda asing
eksogen terdiri dari benda padat, cair atau gas. Benda asing eksogen padat
terbagi terdiri dari zat organik seperti kacang-kacangan (yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan), tulang (yang berasal dari kerangka bintang) dan zat
organik seperti paku, jarum, peniti, batu dan lain-lain. Benda asing
eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat iritatif seperti zat
kimia, dan benda cair non iritatif yaitu cairan dengan pH 7,4. Benda asing
eksogen dapat berupa sekret kental, darah, bekuan darah, nanah, krusta.
Benda asing pada hidung merupakan masalah kesehatan keluarga yang
sering terjadi pada anak-anak. Pada anak-anak cenderung mengeksplorasi
tubuhnya, terutama daerah yang berlubang, termasuk telinga, hidung, dan
mulut. Benda-benda asing yang sering ditemukan pada anak-anak
antaranya kacang hijau, manik-manik, dan lain-lain (Hidayat, 2008).

B. Bagian tubuh yang dapat kemasukan benda asing


Pada anak-anak kejadian kemasukan benda asing dalam tubuh sangat
rentan terjadi dimana benda asing ini dapat masuk ke organ-organ tubuh
anak seperti:
1. Mata

(Sumber: https://www.google.com)
a. Pengertian
Corpus alineum adalah benda asing dimana istilah ini sering
digunakan dalam istilah medis. Merupakan salah satu penyebab cedera
mata yang paling sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva.
Trauma mata adalah cidera mata yang dapat mengakibatkan kelainan
mata (Mangunkusumo,1988). Meskipun kebanyakan bersifat ringan
tetapi beberapa cedera dapat bersifat serius. Apabila corpus alineum
masuk ke dalam bola mata anak maka biasanya terjadi reaksi infeksi
yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola dan terjadi indocylitis
serta panophthmitis. Karena itu perlu cepat mengenali benda asing
tersebut dan menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk
kemudian mengeluarkannya.
Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata
tergantung dari besarnya corpus alienum, kecepatannya masuk, ada
atau tidaknya proses infeksi dan jenis bendanya sendiri. Bila ini berada
pada segmen depan dari bola mata, hal ini kurang berbahaya jika
dibandingkan dengan bila benda ini berada pada segmen belakang.
Jika suatu benda masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi salah
satu dari ketiga perubahan berikut:
1) Efek Mekanik
Benda asing yang masuk akan menembus kornea, sehingga bisa
merayap ke dalam bilik mata depan. Bila benda tersebut kecil,
maka akan mengendap di sudut bilik mata. Namun, bila benda
tersebut terus masuk ke dalam, maka akan menembus bagian iris.
Jika mengenai lensa mata, maka akan menyebabkan katarak. Bila
masuk sampai retina, maka akan terlihat adanya cairan kental
berwarna putih serta adanya endapan sel darah merah pada retina.
Keadaan ini dapat merusak retina dan menyebabkan kebutaan.
2) Infeksi
Saat benda asing masuk ke dalam mata, risiko untuk terkena
peradangan dan infeksi akan terjadi. Benda asing biasanya
mengandung kuman, dan mata merupakan media yang baik untuk
perkembangan kuman. Setelah kuman masuk, jaringan sekitar mata
akan mulai terinfeksi, dan hal tersebut dapat menyebabkan
peradangan. Infeksi yang dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan
komplikasi berupa kebutaan.
3) Perubahan pada jaringan mata
Masuknya benda-benda tertentu dapat meninggalkan bekas yang
menetap, dan menyebabkan perubahan pada perkembangan
jaringan mata.
b. Macam-macam benda asing
Kemasukan benda asing pada anak dapat berupa helai bulu mata,
kotoran mata, butiran pasir, debu, serangga, dan partikel kecil lainnya
yang dapat tertiup oleh angin dan masuk ke dalam mata anak.

c. Tanda dan Gejala


1) Ekstra okuler, kerusakan yang terjadi pada kornea mata. Gejala
yang dirasakan yaitu sensasi terasa adanya benda asing dalam mata
yang menyebabkan mata anak selalu berkedip-kedip, rasa tidak
nyaman, silau saat melihat cahaya, mata berair, mata merah, perih
pada mata.
2) Intra okuler, merupakan kerusakan yang terjadi di bagian lebih
dalam dari kornea seperti iris dan lensa. Keadaan ini dapat
disebabkan karena hantaman keras. Seperti tertusuk jari, gejalanya
keluar cairan pada mata
d. Penyebab
1) Kurangnya pengawasan orang tua saat anak bermain
2) Anak bermain di tempat yang kurang bersih
3) Kebersihan lingkungan yang kurang
e. Pencegahan
Untuk menghindari masuknya benda asing ke dalam mata anak yaitu
orang tua mengawasi anak saat bermain, jangan biarkan anak
menyentuk mata dengan kedua tangannya karena bisa jadi tangan anak
terdapat partikel kecil seperti butiran pasir yang dapat masuk ke dalam
mata, orang tua juga harus menjaga kebersihan rumah agar tidak
terdapat debu atau serangga yang dapat menyebabkan anak kemasukan
benda asing pada matanya.
f. Penatalaksanaan
1) Jangan menggosok atau menekan mata anak
2) Jangan menggunakan alat – alat seperti penjepit dan cutton bud
untuk mengeleluarkan benda asing dari mata
3) Batasi gerakan bola mata
4) Guyur mata menggunakan air bersih selama 1-2 menit hingga
benda tersebut keluar
5) Jika benda tidak juga keluar, bawalah anak ke fasilitas kesehatan
untuk mengeluarkan benda asing tersebut dari mata anak.

2. Hidung

(Sumber: https://www.google.com)
a. Pengertian
Benda asing dapat kapan saja masuk ke dalam hidung dan
membuahkan risiko kesehatan. Diantaranya seperti serangga, mainan,
kacang dan benda lainnya. Masuknya benda asing pada hidung dapat
terjadi pada semua usia. Benda asing pada hidung dapat berupa benda
mati maupun benda hidup. Contoh benda mati seperti  seperti kacang,
manik-manik, koin, kapur, sobekan kertas, mainan kecil dan lainnya.
Contoh benda hidup seperti serangga yang masuk ke dalam hidung
dari mulai semut, lalat dan lintah. Jika benda mati biasanya terjadi
pada anak anak usia 1-8 tahun, namun jika benda hidup seperti
serangga dapat terjadi di segala usia.
b. Macam-macam
Masuknya benda asing ke dalam hidung anak dapat berupa
1) Benda mati: Sobekan kertas, kacang-kacangan, koin, mainan kecil,
makanan, air dan lain-lainnya.
2) Benda hidup: serangga mulai dari semut, lalat dan lintah.

c. Tanda dan Gejala


1) Hidung menjadi kering. Gejala ini akan muncul hanya pada lubang
hidung yang kemasukan benda asing.
2) Bau tak sedap pada hidung, menandakan adanya infeksi.
3) Hidung berdarah.
4) Suara seperti siulan saat bernapas.
5) Hidung tersumbat sehingga sulit bernapas.
d. Penyebab
1) Kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak.
2) Kurangnya pengetahuan anak terhadap benda-benda tertentu.
3) Kurang berhati-hati pada saat makan atau pun bermain.
e. Pencegahan
1) Memberikan pengawasan yang baik kepada anak.
2) Apabila anak melakukan kesalahan jangan langsung untuk
memarahinya, maka berikan pemahaman untuk anak.
3) Memberikan pendidikan atau pengetahuan sesuai usia anak, seperti
fungsi benda tertentu atau cara makan yang baik dan benar.
f. Penatalaksanaan
1) Apabila terjadi kemasukan pada hidung jangan mencoba
mengeluarkan benda asing dengan kapas atau alat lainnya.

2) Jangan mencoba menghirup bendanya dengan cara bernapas kuat-


kuat. Sebagai gantinya, bernapas melalui mulut sampai benda itu
dilepas.

3) Embuskan napas dari bagian hidung yang kemasukan benda asing


dengan lembut, untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Tutup
salah satu lubang hidung yang tidak kemasukan benda asing, lalu
embuskan napas lagi dengan lembut.

4) Jika benda asing terlihat dari luar, coba keluarkan dengan bantuan
pinset. Jangan mencoba mengeluarkan benda yang tidak terlihat
atau sulit dijangkau.

5) Jika cara-cara tersebut tidak berhasil, segera hubungi dokter Anda.

3. Mulut

(Sumber: https://www.google.com)
a. Pengertian
Benda asing dapat kapan saja masuk ke dalam mulut dan membuahkan
risiko kesehatan. Sering kita mendengar keluhan bayi dan anak
memasukan sesuatu ke mulut dan menelannya, baik dilakukan sendiri
sebagai keingintahuan anak terhadap benda yang baru dikenalnya,
ataupun diberikan oleh anak lainnya yang lebih besar. Kadang-kadang,
pengasuh atau orang tua menemukan sebuah benda asing yang telah
keluar bersama dalam kotoran dan membawa anak ke dokter untuk
mengecek lebih lanjut. Anak-anak yang menelan benda asing mungkin
tanpa gejala, suatu saat bila benda asing masih ada dalam badan akan
menimbulkan gejala atau komplikasi.
b. Macam-macam
Benda asing yang ada di rumah antara lain : mainan dengan berbagai
jenis bahan, kancing, baterei mainan, biji bijian, kertas, karet gelang,
paku, jarum, sabun, cairan dan masih banyak lagi. Bila dirinci lebih
lanjut benda asing tersebut bisa terbuat dari logam, magnet, plastik
baik yang berbahaya maupun tidak, besarnya ukuran benda, jumlah
dan lamanya dalam badan, jenis benda tumpul atau tajam
c. Tanda dan Gejala
1) Sensasi mengganjal di tenggorokan
2) Terasa nyeri pada tenggorokan
3) Anak merasa cemas
4) Terasa nyeri di dada
d. Penyebab
1) Kurangnya pengawasan orang tua pada anak
2) Rasa keingintahuan anak yang besar
3) Kurangnya pengetahuan anak mengenai bahaya memasukkan
benda asing ke dalam mulut
e. Pencegahan
1) Memberikan pengawasan yang baik kepada anak.
2) Apabila anak melakukan kesalahan jangan langsung untuk
memarahinya, maka berikan pemahaman untuk anak.
3) Memberikan pendidikan atau pengetahuan sesuai usia anak, seperti
fungsi benda tertentu atau cara makan yang baik dan benar.
f. Penatalaksanaan
1) Jangan panik, jika anak bisa diajak berbicara cobalah tanya benda
asing apa yang dimasukkan ke dalam mulutnya

2) Bila benda tersebut licin dan kecil, seperti kancing, kacang atau biji
jeruk dapat dikeluarkan secara alami oleh tubuh bersama kotoran.

3) Jika anak mengalami susah bernapas segera bawa anak ke fasilitas


kesehatan untuk mengeluarkan benda tersebut

4. Telinga

(Sumber: https://www.google.com)

a. Pengertian
Kasus benda asing pada telinga merupakan kasus yang sering
terjadi dibidang Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher (THT-
KL) (Bashirudin et al, 2007). Benda asing yang sering ditemukan
ditelinga antara lain cotton bud, karet, penghapus, kerikil, manik-
manik, peniti, spons dan juga kapur (Lucente & Har, 2011). Benda
asing di telinga adalah benda yang dalam keadaan normal tidak
ada dalam telinga.
b. Macam-macam
a) Benda hidup : serangga, cacing, semut, dan lainnya
b) Benda mati : mainan kecil, batu, pasir
Organik : kacang, daun, dan lainnya
Non organik: batu, manik manik, dan lainnya
c. Tanda dan Gejala
1) Rasa tidak nyaman
2) Anak merasa cemas
3) Anak terlihat mencoba mengeluarkan sesuatu dari telinganya
4) Telinga anak berwarna merah
5) Anak mengalami gangguan pendengaran
d. Penyebab
1) Kurangnya pengawasan orang tua
2) Kurangnya pengetahuan anak
3) Rasa ingin tau yang besar
4) Anak kurang berhati-hati saat bermain
e. Pencegahan
1) Orang tua lebih mengawasi anak saat bermain
2) Orang tua memberikan pengetahuan kepada anak mengenai
bahaya mainan di sekelilingnya
3) Menjauhkan benda-benda yang berbahaya bagi anak
4) Saat anak bermain perlu didampingi oleh orang dewasa
f. Penatalaksanaan
1) Benda asing serangga harus dimatikan terlebih dahulu dengan
meneteskan minyak, air garam, eter, atau alcohol, kedalam
liang telinga dan kemudian diekstraksi dangan menggunakan
forcep (jangan menggunakan alkohol jika ada perforasi sebab
ototoksik).
2) Benda asing organik yang kecil dapat di ektrasi dengan pengait
benda asing atau forcep.
3) Benda asing organik higrosopis mudah mengembang bila
terkena cairan, oleh karenanya benda asing higrosopis dihindari
agar tidak terkena ceiran.
4) Benda asing an organik yang terlihat dapat diekstraksi dengan
pengait kecil atau luup serumen, dan jika tidak terlihat cukup
disemprotkan dengan cairan (irigasi).
5) Jika kasusnya sulit misalnya benda asing terdapat di ismus atau
ressus anterior, perlu dilakukan operasi dengan melakukan
insisi endaural atau insisi post aurikuler.
5. Kulit

(Sumber: https://www.google.com)

a. Pengertian
Corpus alineum adalah benda asing dimana istilah ini sering digunakan
dalam istilah medis. Benda asing di bawah kulit seperti batu, pasir,
potongan kayu, beling, duri, dan lain-lain dapat menusuk langsung ke
kulit atau dapat masuk ke kulit saat terjadi perlukaan (misalnya karena
terdapat lecet yang tidak dibersihkan dengan baik). 
b. Macam-macam
Benda asing yang biasa masuk ke dalam kulit anak seperti
1) Batu
2) Pasir
3) Serpihan kayu
4) Duri
5) Beling
c. Tanda dan Gejala
1) Terasa nyeri
2) Kulit kemerahan
3) Kulit membengkak
4) Rasa tidak nyaman
d. Penyebab
1) Kurangnya pengawasan orang tua
2) Anak-anak bermain kurang hati-hati
3) Anak bermain di tempat yang tidak aman
4) Kurangnya pengetahuan anak
e. Pencegahan
1) Orang tua lebih mengawasi anak saat bermain
2) Orang tua memberikan pengetahuan kepada anak mengenai bahaya
benda-benda di sekelilingnya
3) Mengingatkan anak-anak untuk lebih berhati-hati saat bermain
f. Penatalaksanaan
1) Bila kemasukan benda kecil dan tidak menimbulkan rasa nyeri,
benda tersebut dapat dibiarkan saja karena nanti akan keluar
bersama dengan pus
2) Jangan mengeluarkan potongan duri atau serpihan kayu dengan
pinset karena mudah hancur saat dijepit
3) Tempelkan plester di permukaan benda yang ingin dikeluarkan lalu
cabut secara perlahan
4) Bila kemasukan batu, bersihkan kulit dengan menggunakan
alkohol
5) Gunakan ujug jarum untuk merobek kulit yang menutupi benda
asing
6) Gunakan pinset untuk mencabut benda asing tersebut dan cabut
secara perlahan
7) Setelah berhasil keluar berikan salep antibiotik pada kulit yang
terluka
6. Alat Kelamin
(Sumber: https://www.google.com)

a. Pengertian
Benda asing dalam kelamin bisa masuk karena segaja atau tidak
disengaja. Meski begitu, terkadang ditemukan benda-benda lain dalam
kemaluan yang masuk secara tidak sengaja. Benda asing dalam
kelamin lebih sering ditemui pada anak-anak dibandingkan wanita
dewasa.
b. Macam-macam
Anak memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga tanpa disadari
mereka sering memasukkan benda-benda ke dalam tubuhnya. Anak
juga memiliki rasa keingintahuan yang besar mengenai alat kelamin
yang dimiliki sehingga anak sering memegang kemaluannya. Benda
asing yang sering masuk ke dalam kelamin anak seperti tungau,
krayon, dan lain sebagainya.
c. Tanda dan Gejala
1) Rasa tidak nyaman
2) Anak merasa cemas
3) Anak terus memegang kemaluannya
4) Kemaluan anak berwarna merah
d. Penyebab
1) Kurangnya pengawasan orang tua
2) Rasa ingin tau yang besar
3) Kurangnya pengetahuan untuk anak mengenai bahaya memasukan
benda asing ke dalam tubuhnya
e. Pencegahan
1) Orang tua lebih dapat mengawasi anak saat bermain
2) Orang tua memberikan pendidikan mengenai bahaya benda asing
di sekelilingnya
3) Menjauhkan benda-benda yang membahayakan bagi anak
4) Menjaga kebersihan kemaluan anak dan menggunakan celana
dalam pada anak

f. Penatalaksanaan
1) Jangan panik
2) Tanyakan pada anak benda apa yang dia masukan
3) Periksa kemaluan anak apabila tidak terlihat gunakan senter untuk
membantu pencahayaan
4) Apabila terdapat serangga seperti tungau ambil menggunakan
pinset
5) Jika sudah keluar bersihkan kemaluan anak menggunakan air
bersih
6) Jika tidak keluar bawa anak ke pelayanan kesehatan untuk
mengeluarkan benda tersebut
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANAK SAKIT

PADA ANAK “N” DENGAN KEMASUKAN BENDA ASING

Tanggal pengkajian : 3 Maret 2020

Tempat : UGD RS Pucuk

I. Data Subyektif
1. Identitas

Identitas Anak
Nama An. N
TTL / umur Denpasar, 1 Maret 2014 / 6 tahun

Jenis kelamin Laki-laki


Agama Hindu
Pendidikan Sekolah Dasar
Suku/Bangsa Bali/Indonesia
Anak ke 1
Identitas Orang Tua
Nama ayah Tn. A
Umur 27 tahun
Pendidikan Diploma 2
Pekerjaan Pegawai swasta
Nama ibu Ny. S
Umur 26 tahun
Pendidikan SMA
Pekerjaan Ibu rumah tangga
No telepon 081739841236
Alamat Jln. Kasturi no 20 Denpasar
2. Alasan datang :
Ibu pasien datang membawa anaknya yang mengeluh nyeri
pada telinga dan seperti ada yang bergerak gerak
3. Riwayat Kesehatan Dulu :
Ibu mengatakan anak N tidak pernah menderita penyakit
sebelumnya seperti penyakit jamtung, asma, DM, kelainan
pendengaran, dan lain-lain.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Ibu mengatakan saat ini anak mengeluh nyeri pada telinga
sejak tadi siang dan seperti ada yang bergerak-gerak. Anak
merasakan penuh pada telinga. Anak tidak mengalami mual dan
muntah.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ibu mengatakan di keluarga pasien tidak ada yang
menderita penyakit seperti penyakit DM, asma, penyakit jantung,
hepatitis B, penyakit gangguan pendengaran seperti tuli.
6. Riwayat Biopsikososial :
 Biologis : anak tidak mengalami kesulitan bernafas. Anak
makan 3 kali sehari dengan porsi sedang komposisi nasi, ayam,
sayur kangkung dan minum 6 gelas sehari. Pola eliminasi anak
BAB satu kali sehari dengan konsistensi lembek berwarna
kecoklatan, BAK 4-5 kali sehari berwarna jernih kekuningan.
Pola kebersihan anak mandi 2 kali sehari dan keramas 3 kali
seminggu. Pola kebersihan lingkungan anak, ibu mengatakan
anak memiliki kebiasaan membuang sampah bekas makanan di
bawah kolong kasur sehingga membuat kebersihan kamar tidur
anak kurang.
 Psikososial : anak dirumah diasuh oleh orangtua, hubungan
anak dengan orang sekitar dan keluarga baik dan harmonis.

II. Data Objektif


1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV :
 HR : 86 kali per menit
 RR : 26 kali per menit
 Suhu : 37,2oC
4. Pemeriksaan fisik :
Kepala : simetris, rambut bersih
Muka : simetris, tidak ada oedema
Mata : simetris, tidak ada pengeluaran, konjungtiva merah
muda, sklera putih
Hidung : bersih, simtris, tidak ada pengeluaran
Mulut : mukosa bibir lembab, warna merah muda
Telinga : inspeksi telinga simetris, terdapat serumen,
terdapat serangga seperti kecoa
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid
Dada : simetris
Abdomen : simetris, tidak kembung
Genetalia : tidak dilakukan
Ekstremitas : tangan simetris, tidak ada
5. Pemeriksaan penunjang :
Tidak dilakukan
III. Analisa
Diagnosa :
An “N” usia 6 tahun dengan kemasukan benda asing di telinga.
Masalah :
Kebersihan lingkungan anak kurang
IV. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu pasien, ibu
mengetahui keadaan anaknya sekarang.
2. Melakukan informed consent untuk melakukan tindakan
selanjutnya, ibu setuju.
3. Melakukan eksplorasi serangga dengan menggunakan forcep
aligator, serangga berhasil dikeluarkan dengan kondisi serangga
mati.
4. Melakukan pembersihan telinga dengan air DTT, telinga bersih
tidak ada serumen.
5. Memberikan KIE kepada ibu mengenai pentingnya menjaga
kebersihan telinga anak, ibu mengatakan bersedia menjaga
kebersihan telinga anak.
6. Memberikan KIE kepada ibu mengenai menjaga kebersihan
lingkungan terutama kamar tidur anak, ibu memahami.
7. Melakukan kontrak kunjungan ulang, ibu bersedia melakukan
kunjungan ulang bila keadaan tidak membaik.
8. Melakukan pendokumentasian asuhan, hasil tercatat pada rekam
medis pasien.

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Berdasarkan kasus tersebut anak “N” mengeluh nyeri pada telinga seperti
ada yang bergerak-gerak. Keluhan tersebut didapatkan berdasarkan pola hidup
anak tersebut seperti pola kebersihan lingkungan anak, ibu mengatakan anaknya
memiliki kebiasaan membuang sampah bekas makanan di bawah kolong kasur
sehingga membuat kebersihan kamar tidur anak kurang. Berdasarkan pemeriksaan
semuanya dalam keadaan normal baik keadaan subjektif maupun objektif namun
untuk pemeriksaan objektif di dapati bahwa pada pemeriksaan telinga didapati
hasil keadaan simetris, terdapat serumen dan terdapat serangga seperti kecoa.
Dari hasil data objektif yang di dapat pada kasus ini dapat didiagnosa Anak “N”
usia 6 tahun dengan kemasukan benda asing di telinga. Pada saat dilakukan
eksplorasi terdapat serangga di dalam telinga anak “N” dengan menggunakan
forcep alligator kemudian serangga berhasil dikeluarkan dengan kondisi serangga
mati. Hal itu dikarena keadaan pola hidup anak “N” tidak bersih sehingga
menyebabkannya mengalami masalah pada telinga. Sehingga penanganan yang
dapat diberikan adalah memberitahu ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan
telinga anak, selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama kamar tidur anak,
dan sepakat untuk melakukan kontrak kunjungan ulang.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Corpus alineum atau benda asing adalah benda yang berasal dari
luar atau dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada pada tubuh.
Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda asing eksogen
(dari luar tubuh) dan benda asing endogen (dari dalam tubuh). Pada anak-
anak kejadian kemasukan benda asing dalam tubuh sangat rentan terjadi
dimana benda asing ini dapat masuk ke organ-organ tubuh anak seperti
mata, hidung mulut, telinga, kulit dan alat kelamin.
Pada kasus anak “N” mengeluh nyeri pada telinga seperti ada yang
bergerak-gerak. Berdasarkan pemeriksaan semuanya dalam keadaan
normal baik keadaan subjektif maupun objektif namun untuk pemeriksaan
objektif di dapati bahwa pada pemeriksaan telinga didapati hasil keadaan
simetris, terdapat serumen dan terdapat serangga seperti kecoa. Dari hasil
data objektif yang di dapat pada kasus ini dapat didiagnosa Anak “N” usia
6 tahun dengan kemasukan benda asing di telinga. Pada saat dilakukan
eksplorasi terdapat serangga di dalam telinga anak “N” dengan
menggunakan forcep alligator kemudian serangga berhasil dikeluarkan
dengan kondisi serangga mati. Hal itu dikarena keadaan pola hidup anak
“N” tidak bersih sehingga menyebabkannya mengalami masalah pada
telinga. Sehingga penanganan yang dapat diberikan adalah memberitahu
ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan telinga anak, selalu menjaga
kebersihan lingkungan terutama kamar tidur anak dan sepakat untuk
melakukan kontrak kunjungan ulang.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa:
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dalam memberikan pelayanan kebidanan secara dini mengenai Asuhan
Kebidanan Pada Anak Dengan Kemasukan Benda Asing sesuai dengan
wewenang bidan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat
memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam
pencegahan dan penanganan kasus tentang kemasukan benda asing
pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan


Kebidanan. Surabaya: Salemba Medika
Lahdji, Aisyah. 2015. Buku Ajar Sistem Telinga Hidung Dan Tenggorokan:
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadyah Semarang.

Anda mungkin juga menyukai