R UMUR 36 TAHUN,
G10P5A4, HAMIL 41 MINGGU, INPARTU KALA I FASE AKTIF JANIN
TUNGGAL, HIDUP, INTRA UTERI, DENGAN ANEMIA SEDANG DI
RUANG VK RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN
DISUSUN OLEH :
UNI DESTRI
11194992110037
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Penguji Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat
Nya sehingga dapat meyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny. R Umur
36 Tahun, G10P5A4, Hamil 41 Minggu, Inpartu Kala I Fase Aktif Janin Tunggal,
Hidup, Intra Uteri, Dengan Anemia Sedang Di Ruang VK RSUD Sultan
Suriansyah Banjarmasin. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan stage
persalinan di Ruang VK.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah
Banjarmasin.
2. dr. H. R. Soedarto WW, Sp.OG selaku Rektor Universitas Sari Mulia.
3. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan.
4. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sistem Informasi
5. Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor III
Bidang Sumber Daya Manusia dan Kemitraan.
6. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan
7. Ika Mardiatul Ulfa, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas
Sari Mulia
8. Zulliati, M. Keb selaku seketaris jurusan Profesi Bidan dan selaku CT yang
senantiasa memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan
perbaikan penulisan laporan asuhan kebidanan ini.
9. Hj. Aminah, SST selaku pembimbing lahan (CI) Di Ruang VK RSUD Sultan
Suriansyah Banjarmasin yang telah membimbing penulisan laporan asuhan
kebidanan ini.
10. Kakak – kakak senior yang bekerja di ruang VK RSUD Sultan Suriansyah
Banjarmasin yang telah membimbing selama dinas.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan asuhan kebidanan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangta penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
asuhan kebidanan.
v
Banjarmasin Juli 2021
Penulis
(Uni Destri)
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Manfaat......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Pengertian Anemia.....................................................................................4
B. Etiologi Anemia..........................................................................................4
C. Patofisiologi Anemia...................................................................................4
D. Tanda dan Gejala Anemia..........................................................................5
E. Komplikasi/ Penyulit Persalinan.................................................................6
F. Penatalaksaan Medis.................................................................................7
G. Penatalaksaan Kebidanan..........................................................................7
H. Pathway.....................................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................33
BAB V PENUTUP..............................................................................................37
A. Kesimpulan..............................................................................................37
B. Saran....................................................................................................... 37
Daftar Pustaka...................................................................................................39
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan dengan angka prevalensi
kejadian yang tinggi khususnya pada ibu hamil. World Health Organization
(WHO) mendefinisikan bahwa anemia pada kehamilan adalah bila kadar
hemoglobin (Hb) <11 g/dl. Hal ini terjadi karena peningkatan volume plasma
yang lebih besar dari pada volume hemoglobin yang terjadi pada ibu hamil
normal. Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan
dengan anemia dalam kehamilan dapat meningkatkan risiko ibu saat proses
kehamilan sampai proses persalinan, bahkan hal ini dapat mempengaruhi
kesehatan ibu saat postpartum (Risnawati, 2017).
Riskesdas tahun 2018 menyatakan bahwa persentase ibu hamil yang
mengalami anemia meningkat dibandingkan Riskesdas tahun 2013 yaitu
menjadi 48,9%. Anemia pada kehamilan merupakan masalah kesehatan
yang perlu mendapat perhatian khusus karena berhubungan dengan
meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas pada ibu saat melahirkan
(Kemenkes RI, 2018).
Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu
kesehatan. Dampak pada ibu dapat menyebabkan abortus, persalinan
prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika
Hb kurang dari 6,0 g/dl (Pratami, 2016). Menurut penelitian Putri, Rosalina &
Trisnasari tahun 2015 diketahui bahwa dari 224 ibu hamil dengan anemia
yang mengalami abortus sebanyak 91 orang (40,6%).
Bahaya terhadap janinya adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri,
resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat
bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau
tingkat intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016). Menurut penelitian Budiastuti
& Muhartati tahun 2012-2013 didapatkan sebagian besar (81,8%) ibu hamil
dengan anemia ringan pada trimester III melahirkan bayi BBLR. Sedangkan
anemia sedang pada ibu hamil trimester III yang melahirkan bayi BBLR
sebanyak 4 ibu hamil (12,1%), dan yang melahirkan BBSLR sebanyak 2 ibu
hamil dengan persentase 6,1%.
Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya
maka pencegahan anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah keadaan massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin
yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan tubuh. WHO menyatakan bahwa diagnosis anemia dalam
kehamilan ditegakkan bila kadar hemoglobin (Hb) <11g/dL (7,45 mmol/L)
dan hematokrit <0,33 (Hollingworth, 2014).
Prevalensi umum anemia umumnya berbeda disetiap negara,
khususnya di negara berkembang sekitar 56% dari seluruh ibu hamil
menderita anemia. Anemia dalam kehamilan menjadi masalah karena
memiliki dampak yang signifikan bagi mortalitas dan morbiditas maternal dan
perinatal di seluruh dunia, terlebih di negara berkembang (Hollingworth,
2014).
Anemia selama kehamilan biasanya lebih berhubungan dengan
defisiensi zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam
tubuh, biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga
penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu
mengembalikan kadar haemoglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan
lebih kurang 1000 mg atau rata-rata 6-7 mg/hari (Saiffudin, 2014). Anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr
% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas
tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil adalah terjadi
karena hemodilusi, terutama pada trimester 2.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan dengan Sahli dapat digolongkan
sebagai berikut. Hb 11 g% : tidak anemia
Hb 9-10g% : anemia ringan
Hb 7-8% : anemia sedang
Hb <7g% : anemia berat
B. Etiologi Anemia
Anemia sering terjadi selama kehamilan, dikarenakan terjadi
peningkatan kadar cairan plasmaselama kehamilan mengencerkan darah
(hemodilusi).Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil.Jumlah
darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan
5
berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga dapat melelahkan ibu dan
sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga yang retensi
plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan
postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala keempat. Bahaya yang
dapat timbul adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang mengakibatkan
perdarahan postpartum, resiko terjadinya dekompensasi jantung segera
setelah persalinan, resiko infeksi selama masa puerperium, atau
peningkatan resiko terjadinya infeksi payudara.
Komplikasi Anemia Pada Janin Menurut (Pratami, 2016). Anemia yang
terjadi pada ibu hamil juga membahayakan janin yang dikandungnya.
Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta menurun kedalam tubuh janin
sehingga dapat timbul pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-
uteri, resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya
cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian
perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.
F. Penatalaksaan Medis
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk
mengatasi anemia pada awal untuk mencegah atau meminimalkan
konsekuensi serius perdarahan. Penanganan anemia secara efektif perlu
dilakukan. Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan
memperoleh pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman
dan efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang normal dan
mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen
melalui tranfusi darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu,
tindakan tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi
virus dan bakteri (Pratami, 2016). Konsumsi suplemen zat besi setiap hari
berkaitan erat dengan peningkatan kadar Hb ibu sebelum dan sesudah
pelahiran. Selain itu, tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia yang
berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam
folat, baik harian maupun intermiten, tidak menunjukan perbedaan efek yang
signifikan. Konsumsi zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan
hematokrit, tetapi meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi
oral sering kali menimbulkan efek samping mual dan sembelit.
D. Penatalaksaan Kebidanan
Anemia dalam kehamilan merupakan kehamilan yang berisiko tinggi.
Asuhan kebidanan dapat dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi.
8
E. Pathway
A. Anemia
pada ibu
Kelahiran
Penurunan fungsi Cacat prematur
Gagal jantung Kerja jantung
Syok respirasi bawaan
meningkat
10
BAB IIII
TINJAUAN KASUS
A. SUBJECTIVE DATA
1. Identitas
Istri (pasien)
Nama : Ny. R
Umur : 36 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Nama : Tn. AH
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
2. Keluhan Utama
mengeluh mules – mules di perut tembus ke belakang sejak tadi subuh
jam 03. 30 wita, sifatnya teratur, makin lama makin sering dan kekuatan
makin besar, terdapat pengeluaran lendir bercampur darah. Selama
mules ibu tidak dapat melakukan aktivitas hanya bisa miring kiri, mules –
mules yang dirasakan agak menganggu aktivitas (skala nyeri 4).
3. Riwayat perjalanan Penyakit
Pasien datang dengan suami, mengatakan hamil anak ke 10 usia
kehamilan 41 minggu, Ibu merasakan nyeri perut tembus ke belakang
sejak tanggal 29 juni 2021 pukul 03.30 Wita, dan terdapat pengeluaran
lendir bercampur darah. sifatnya teratur, makin lama makin sering dan
kekuatan makin besar, lendir (+) , air – air (-).
4. Riwayat Perkawinan
Nikah 1 kali, nikah pertama kali umur 19 tahun, lama menikah sudah 17
tahun.
5. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Teratur/ tidak : Teratur
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/hari
f. Dismenorhoe : Tidak ada
g. HPHT : 15 Oktober 2020
h. Taksiran partus : 22 Juni 2021
i. Usia kehamilan : 41 minggu
6. Riwayat Obstetri
G10 P5 A4
Penyul Ke
Kehamilan Persalinan Bayi
N it Nifas t
Thn
o Penyuli Tempat/Penolo Penyul Sek Keadaa
UK UK Cara BB PB
t ng it s n Lahir
1 200 2 Ab. - - - - - - - - - M
4 bula sponta
n n
5 m m r a
7 201 2 Ab. - - - - - - - - - M
8 bula sponta
n n
8 201 3 Ab. - - - - - - - - - M
9 bula sponta
n n
9 202 2 Ab. - - - - - - - - - M
0 bula Inkompl
n it
10 Ini
Calc, kontrol 1
bulan lagi
Sekarang : 60.2 kg
c. Auskultasi
DJJ ( + ), terdengar teratur di sebelah kiri perut ibu, frekuensi
136 x/menit
d. Perkusi
Refleks patella : Kiri/ kanan, ( + )/ ( + )
Cek ginjal : Kiri/ kanan, ( - )/ ( - )
e. Pemeriksaan panggul luar
Tidak dilakukan
f. Periksa dalam
Jam 22.40 Wita
Keadaan vagina : tidak ada kelainan
Arah serviks : anterior
Pembukaan serviks : 7 cm
Portio : Tipis
Selaput ketuban : utuh
Presentasi :Kepala
Posisi titik penunjuk : Ubun-ubun kecil
Penurunan : Hodge II
Molase :0
Penumbungan : Tidak ada
Kesan panggul : Normal
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Rapid Tes : Non Reaktif
HB : 7.2 gr%
Albumin : (-)
Reduksi : (-)
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : G10P5A4, hamil 41 minggu, inpartu kala I
fase aktif janin tunggal, hidup, intra uteri,
dengan Anemia Sedang
18
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
ibu memasuki masa persalinan dan TTV : TD 119/80 mmHg, nadi
96x/menit, suhu 36.5 oC, respirasi 20 x/menit. His : Frekuensi 3 kali dalam
10 menit, selama 35 - 40 detik. DDJ : 140x/menit, Pemeriksaan dalam :
Pembukaan 7 cm, Ketuban utuh, Kesan panggul normal.
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinnya,
ibu dan keluarga merasa tenang dalam menghadapi proses
persalinannya dan kecemasan ibu berkurang, serta keluarga dapat
memberikan dukungan psikologis yang dapat mengurangi kecemasan ibu
dan siap menghadapi persalinan.
Evaluasi : ibu dan suami sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan tentang keluhan yang dirasakan yaitu nyeri di perut sampai
pinggang merupakan hal normal karena sudah memasuki masa
persalinan dan untuk cara mengatasinya yaitu teknik relaksasi dan
pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung
dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul kontraksi.
Rasional : Teknik relaksasi memberikan rasa nyaman dan mengurangi
rasa nyeri dan memberikan suplai okseigen yang cukup kejanin.
Evaluasi : Ibu mengerti dan sudah mampu melakukan tekhnik relaksasi
3. Memberitahu ibu dan keluarga tentang anemia sedang. Anemia sedang
dalam kehamilan ialah kondisi dimana ibu dengan kadar Hemoglobin
dibawah 8-7g% . Dan akan dilakukan transfusi darah untuk meningkatkan
kadar HB ibu.
Rasional : memberitahu ibu tentang anemia sedang, agar ibu
mengetahui betul apa yang sedang dialaminya.
Evaluasi : ibu dan keluarga bersedia dilakukan transfusi darah.
3. Menganjurkan kepada ibu untuk makan dan minum untuk menambah
tenaga.
19
8) Kasa steril
9) Pengisap lendir
c. Pakaian ibu dan bayi
1) 2 buah handuk kering dan bersih
2) Pakaian bersih ibu dan bayi meliputi baju, pembalut, sarung, celana
dalam, pakaian bayi, popok, topi/tutup kepala, sarung tangan/kaki,
kain selimut untuk membedong.
d. Hecting set
1) 1 buah pinset chirurgis
2) 1 buah pinset anatomi
3) 1 Nalfuder
4) 2 buah jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle)
5) Gunting benang
6) Benang chromic
7) 1 pasang sarung tangan streril
e. Obat-obatan esensial
1) Lidocaine 1 ampul
2) Oksitosin 10 IU 1 ampul
3) Cairan RL, Infus set 5.1, spuit 3 cc dan spuit 1 cc
4) Metilergometrin 1 strip
f. Peralatan lain
1) Larutan klorin 0,5%
2) Air DTT
3) Kantong plastik
4) Tempat sampah kering dan basah
5) Safety box
6) Bengkok
7) Waslap
Menyiapkan tempat, penerangan dan lingkungan untuk kelahiran bayi,
dengan memastikan ruangan sesuai kebutuhan bayi baru lahir , meliputi
ruangan bersih, hangat, pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
21
E. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/
JAM
1. Rabu, Subjective:
30/06/2021 Ibu mengatakan sakit yang dirasakan semakin kuat
00:10 Wita Ibu mengatakan ingin BAB dan ibu merasakan adanya
tekanan pada anus
Ibu mengatakan adanya dorongan untuk meneran
Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus
kebelakang
Objective:
a. TD : 119/80 mmHg, N: 110x/menit, T: 36.0oC, R: 20
x/menit
b. His : 4 x / 10 mnt /40 – 45 dtk.
c. DJJ: 144x/mnt.
d. Genitalia: Tampak tanda dan gejala kala II dimana
tampak :
Tampak Perineum menonjol.
Pembukaan sudah lengkap
Vulva, vagina dan sfingter ani membuka.
Meningkatnya pengeluaran lender bercampur dengan
darah.
Pemeriksaan dalam
Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Pecah berwarna mekonium
Presentasi : kepala
22
persalinan
Evaluasi : ibu telah memilih posisi litotomi
12. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran.
Rasional : memperlancar proses berlangsungnya
persalinan.
Evaluasi : telah dilakukan pimpinan meneran, ibu
beristirahat dan minum diantara kontraski, serta ibu telah
diberi semangat.
dengan posisi miring kiri
13. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm.
Rasional : untuk mengeringkan tubuh bayi
Evaluasi : handuk bersih telah di letakkan diatas perut ibu
14. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu atau gunakan underped.
Rasional : sebagai alas untuk menyokong perineum
Evaluasi : telah dilakukan
15. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
Rasional : mempersiapkan alat dalam keadaan siap pakai
Evaluasi : alat dan bahan telah lengkap
16. Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi pada
kedua tangan.
Rasional : mencegah terjadinya infeksi silang
Evaluasi : sarung tangan steril telah dipakai
17. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6
cm, memasang handuk bersih pada perut ibu untuk
mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan
bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Setelah
itu kita melakukan perasat stenan (perasat untuk
melindungi perineum dengan satu tangan, dibawah kain
bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum
dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain
25
perdarahan.
Evaluasi : telah dilakukan,dan tidak ada laserasi.
41. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam.
Rasional : kontraksi uterus yang baik dapat mencegah
perdarahan akibat atonia uteri.
Evaluasi : telah dilakukan, dan uterus berkontraksi dengan
baik teraba bundar dan keras.
42. Setelah satu jam, melakukan penimbangan/pengukuran
bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1
mg secara intramuskuler (IM) di paha kiri anterolateral.
Rasional : agar bayi mendapat perlindungan dini terhadap
komplikasi yg akan terjadi.
Evaluasi : bayi telah di beri tetes mata/salep mata antibiotic
profilaksis, dan telah di suntikkan vitamin K secara
intramuskuler di paha kiri anterolateral. Hasil
penimbangan/pengukuran
BB = 2950 gram
PB = 49 cm
43. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, memberikan
suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Rasional : mengurangi resiko bayi terkena penyakit hepatitis
Evaluasi telah dilakukan penyuntikkan hepatitis B di paha
kanan antero lateral secara intramuscular
3. Rabu, Subjective:
30/06/2021 ibu merasa lelah setelah persalinannya
00.40 wita Objective:
a. TD :109/69 mmHg, N: 88x/menit, T: 36.5 oC, R: 20x/menit
b. Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat
c. Kontraksi uterus: baik
d. Genitalia: perdarahan 250 cc, tidak ada Laserasi
Assesment: P6A4 Kala IV dengan Anemia sedang
Planning:
44. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
31
perdarahan pervaginam.
Rasional : mencegah terjadinya perdarahan pervaginam
Evaluasi : telah dilakukan pemantauan dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam, serta kontraksi uterus baik teraba
bundar dan keras.
45. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi.
Rasional : agar kontraksi uterus baik (teraba keras dan
bundar)
Evaluasi : telah dilakukan dan ibu mengerti yang diajarkan
46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah setiap 15
menit pada jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
jam pada jam kedua pasca persalinan.
Rasional : mengetahui jumlah darah yang keluar.
Evaluasi : jumah perdarahan tanggal 30 Juni 2021 pada
pukul 02.11 wita adalah dalam batas normal.
47. Melakukan pemantauan di patograf, meliputi tanda-tanda
vital ibu, tinggi fundus uteri kontraksi dan keadaan kandung
kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
Rasional : tanda-tanda vital yang normal dan kandung
kemih yang kosong menandakan kala IV berlangsung
normal.
Evaluasi : telah dilakukan
48. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernapas dengan baik.
Rasional : agar bayi dalam keadaan aman dan nyaman
Evaluasi : telah dilakukan pemeriksaan dan bayi bernafas
normal dengan pernapasan 44 x/menit dan suhu tubuh
normal yaitu 36.5oc.
49. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah di dekontaminasi.
Rasional : larutan klorin 0,5% dapat membunuh bakteri
32
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tenatang asuhan kebidanan pada
Ny. R dengan anemia di Ruang VK RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin.
Dalam hal ini, pembahasan akan diuraikan secara narasi berdasarkan
pendekatan asuhan kebidanan dengan SOAP.
34
kepala, segera menangis dengan jenis kelamin perempuan.BB 2950 kg, dan
PB 49 cm.
35
kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe. Berikut penulis menguraikan secara
narasi berdasarkan jurnal yang telah didapatkan.
36
Puskesmas Padediwatu Kabupaten Sumba Barat. Penelitian menyebutkan
kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe. ibu hamil perlu mengkonsumsi
tablet Fe selama kehamilan, karena kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat
selama kehamilan. Tablet Fe adalah garam besi dalam bentuk tablet/kapsul
yang apabila dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah sel darah
merah. Wanita hamil mengalami pengenceran sel darah merah sehingga
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
dan untuk sel darah merah janin.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
37
4. Pelaksanakan pada ibu hamil Ny. R bertujuan agar rencana yang disusun
tercapai dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya
agar dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.
B. Saran
1. Teoritis
Diharapkan bagi institusi pendidikan menambah referensi terbaru tentang
asuhan persalinan normal dengan anemia dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan yang menyeluruh dalam melaksanakan asuhan kebidanan
khususnya pada ibu bersalin sesuai dengan asuhan kebidanan.
2. Praktik
a. Bidan
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang professional sehingga
dapat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian perinatal (AKP). Oleh karena itu bidan harus meningkatkan
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, melalui program pendidikan,
pelatihan-pelatihan, seminar agar menjadi bidan yang berkualitas sesuai
dengan perkembangan IPTEK.
b. Klien
Diharapkan ibu untuk selalu memperhatikan keadaan bayinya,
mengomsumsi makanan dengan gizi seimbang serta untuk menjaga
kebersihan organ genetalianya.
.
38
Daftar Pustaka
Abriha A, Yesuf ME, Wassie MM. 2014. Prevalence and associated factors of
anemia among pregnant women of Mekelle town : A cross sectional study
Prevalence and associated factors of anemia among pregnant women of
Mekelle town : a cross sectional study. BMC Res Notes. 2015;7(888):1–6.
Diakses pada 27 Juli 2021 Pukul 17.20 WITA.
39
Kebidanan. DOI: 10.26714/jk.9.2.2020.115-122. Diakses pada 22 Juni
2021 Pukul 12.30 WITA
Rochjati, P. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.
Vevi Gusnidarsih. 2020. Hubungan Usia Dan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian
Anemia Klinis Selama Kehamilan. Jurnal Asuhan Ibu Dan Anak, 5(1), 35-
40. https://doi.org/10.33867/jaia.v5i1.155. Diakses pada 27 Juli 2021 Pukul
17.20 WITA.
NB:
40
2. Pada Pembahasan akan lebih baik jika lebih di perdalam lagi, misalya
dari sudut pandang faktor resiko yang ada pada kasus tersebut yang
dikaiutkan dengan kasus anemia.
41