Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

R UMUR 36 TAHUN,
G10P5A4, HAMIL 41 MINGGU, INPARTU KALA I FASE AKTIF JANIN
TUNGGAL, HIDUP, INTRA UTERI, DENGAN ANEMIA SEDANG DI
RUANG VK RSUD SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :

UNI DESTRI

11194992110037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS

SARI MULIA BANJARMASIN

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny. R Umur 36


Tahun, G10P5A4, Hamil 41 Minggu, Inpartu Kala I
Fase Aktif Janin Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Dengan
Anemia Sedang Di Ruang VK RSUD Sultan
Suriansyah Banjarmasin
NAMA MAHASISWA : Uni Destri
NIM : 11194992110037

Banjarmasin, Juli 2021

Menyetujui

RSUD Sultan Suriansyah Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Hj. Aminah, SST Zulliati, M. Keb


NIP. 19680817 199002 2 003 NIK 1166112011047

iii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny. R Umur 36


Tahun, G10P5A4, Hamil 41 Minggu, Inpartu Kala I
Fase Aktif Janin Tunggal, Hidup, Intra Uteri, Dengan
Anemia Sedang Di Ruang VK RSUD Sultan
Suriansyah Banjarmasin
NAMA MAHASISWA : Uni Destri
NIM : 11194992110037

Banjarmasin, Juli 2021

Menyetujui

RSUD Sultan Suriansyah Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Hj. Aminah, SST Zulliati, M. Keb


NIP 19680817 199002 2 003 NIK 1166112011047

Penguji Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Desilestia Dwi S, SST., M. Kes Ika Mardiatul Ulfa, SST, M. Kes


NIK.1166012011037 NIK.1166122009027

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat
Nya sehingga dapat meyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny. R Umur
36 Tahun, G10P5A4, Hamil 41 Minggu, Inpartu Kala I Fase Aktif Janin Tunggal,
Hidup, Intra Uteri, Dengan Anemia Sedang Di Ruang VK RSUD Sultan
Suriansyah Banjarmasin. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan stage
persalinan di Ruang VK.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah
Banjarmasin.
2. dr. H. R. Soedarto WW, Sp.OG selaku Rektor Universitas Sari Mulia.
3. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan.
4. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
Sistem Informasi
5. Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor III
Bidang Sumber Daya Manusia dan Kemitraan.
6. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan
7. Ika Mardiatul Ulfa, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas
Sari Mulia
8. Zulliati, M. Keb selaku seketaris jurusan Profesi Bidan dan selaku CT yang
senantiasa memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan
perbaikan penulisan laporan asuhan kebidanan ini.
9. Hj. Aminah, SST selaku pembimbing lahan (CI) Di Ruang VK RSUD Sultan
Suriansyah Banjarmasin yang telah membimbing penulisan laporan asuhan
kebidanan ini.
10. Kakak – kakak senior yang bekerja di ruang VK RSUD Sultan Suriansyah
Banjarmasin yang telah membimbing selama dinas.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan asuhan kebidanan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangta penulis harapkan demi kesempurnaan laporan
asuhan kebidanan.

v
Banjarmasin Juli 2021
Penulis

(Uni Destri)

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Manfaat......................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
A. Pengertian Anemia.....................................................................................4
B. Etiologi Anemia..........................................................................................4
C. Patofisiologi Anemia...................................................................................4
D. Tanda dan Gejala Anemia..........................................................................5
E. Komplikasi/ Penyulit Persalinan.................................................................6
F. Penatalaksaan Medis.................................................................................7
G. Penatalaksaan Kebidanan..........................................................................7
H. Pathway.....................................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................33
BAB V PENUTUP..............................................................................................37
A. Kesimpulan..............................................................................................37
B. Saran....................................................................................................... 37
Daftar Pustaka...................................................................................................39

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan dengan angka prevalensi
kejadian yang tinggi khususnya pada ibu hamil. World Health Organization
(WHO) mendefinisikan bahwa anemia pada kehamilan adalah bila kadar
hemoglobin (Hb) <11 g/dl. Hal ini terjadi karena peningkatan volume plasma
yang lebih besar dari pada volume hemoglobin yang terjadi pada ibu hamil
normal. Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan
dengan anemia dalam kehamilan dapat meningkatkan risiko ibu saat proses
kehamilan sampai proses persalinan, bahkan hal ini dapat mempengaruhi
kesehatan ibu saat postpartum (Risnawati, 2017).
Riskesdas tahun 2018 menyatakan bahwa persentase ibu hamil yang
mengalami anemia meningkat dibandingkan Riskesdas tahun 2013 yaitu
menjadi 48,9%. Anemia pada kehamilan merupakan masalah kesehatan
yang perlu mendapat perhatian khusus karena berhubungan dengan
meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas pada ibu saat melahirkan
(Kemenkes RI, 2018).
Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu
kesehatan. Dampak pada ibu dapat menyebabkan abortus, persalinan
prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika
Hb kurang dari 6,0 g/dl (Pratami, 2016). Menurut penelitian Putri, Rosalina &
Trisnasari tahun 2015 diketahui bahwa dari 224 ibu hamil dengan anemia
yang mengalami abortus sebanyak 91 orang (40,6%).
Bahaya terhadap janinya adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri,
resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat
bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau
tingkat intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016). Menurut penelitian Budiastuti
& Muhartati tahun 2012-2013 didapatkan sebagian besar (81,8%) ibu hamil
dengan anemia ringan pada trimester III melahirkan bayi BBLR. Sedangkan
anemia sedang pada ibu hamil trimester III yang melahirkan bayi BBLR
sebanyak 4 ibu hamil (12,1%), dan yang melahirkan BBSLR sebanyak 2 ibu
hamil dengan persentase 6,1%.
Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya
maka pencegahan anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan
2

selalu mengkonsumsi nutrisi yang baik selama kehamilan. Makan makanan


yang tinggi kandungan zat besi yang dapat membantu tubuh menjaga
pasokan besi yang yang diperlukan diperlukan untuk tubuh. Selain itu
pemberian vitamin C juga dapat mencukupi zat besi dan folat (Proverawati,
2011). Ibu hamil tersebut sebaiknya melakukan pemeriksaan sebelum hamil
sehingga diketahui data-data dasarnya. Pemeriksaan kesehatan juga
dilakukan pemeriksaan laboratorium (Manuaba,dkk, 2007). Menurut
penelitian Putri, Sulistyono & Mahmuda Ibu hamil yang tidak teratur
melakukan pemeriksaan kehamilan kemungkinan anemia 4,421 kali lebih
besar dibandingkan dengan ibu hamil yang teratur melakukan pemeriksaan
kehamilan.
Pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, mengkonsumsi daging
(terutama daging merah) seperti sapi, zat besi juga dapat di temukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang
polong serta kacang kacangan. penyerapan zat besi, seperti vitamin C
(Irianto, 2014). Mengurangi resiko terjadinya anemia dalam masalah
kehamilan dapat diupayakan dengan pemberian tablet Fe yang di minum
secara teratur, dan memberitahu keluarga untuk memantau ibu agar selalu
tepat waktu minum tablet Fe, kunjungan ANC secara teratur, ANC terpadu
dan pada saat persalinan apabila terjadi perdarahan dapat dilakukan
transfusi darah dan kolaborasi dengan dr. SpOG (Manuaba,2010).
Sehubungan dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk
membahas dalam laporan kasus dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan
Pada Ny. R Umur 36 Tahun, G10P5A4, Hamil 41 Minggu, Inpartu Kala I
Fase Aktif Janin Tunggal, Hidup, Intra Uteri Dengan Anemia Sedang Di
Ruang VK RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu Bersalin dengan anemia
Sedang dengan menggunakan pendekatan managemen kebidanan pada
Ny. “R” di Ruang VK RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin 2021.
2. Tujuan Khusus
Melakukan asuhan kebidanan ibu berasalin dengan Sedang Pada Ny. R
Umur 36 Tahun, G10P5A4, Hamil 41 Minggu, Inpartu Kala I Fase Aktif
3

Janin Tunggal, Hidup, Intra Uteri Dengan Anemia di Ruang VK RSUD


Sultan Suriansyah Banjarmasin.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Sebagai informasi ilmu pengetahuan yang berguna khususnya kebidanan
sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan tentang ibu hamil
dengan kasus persalinan dengan anemia Sedang yang berkualitas dan
bermutu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Bidan
Memberikan Asuhan Kebidanan secara kepada klien dengan kasus
persalinan dengan anemia Sedang serta dapat dijadikan acuan untuk
memperhatikan mutu pelayanan.
b. Bagi Klien
Klien mendapat Asuhan Kebidanan dengan kasus persalinan dengan
Anemia Sedang.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anemia
Anemia adalah keadaan massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin
yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan tubuh. WHO menyatakan bahwa diagnosis anemia dalam
kehamilan ditegakkan bila kadar hemoglobin (Hb) <11g/dL (7,45 mmol/L)
dan hematokrit <0,33 (Hollingworth, 2014).
Prevalensi umum anemia umumnya berbeda disetiap negara,
khususnya di negara berkembang sekitar 56% dari seluruh ibu hamil
menderita anemia. Anemia dalam kehamilan menjadi masalah karena
memiliki dampak yang signifikan bagi mortalitas dan morbiditas maternal dan
perinatal di seluruh dunia, terlebih di negara berkembang (Hollingworth,
2014).
Anemia selama kehamilan biasanya lebih berhubungan dengan
defisiensi zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam
tubuh, biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan sehingga
penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat membantu
mengembalikan kadar haemoglobin. Kebutuhan zat besi selama kehamilan
lebih kurang 1000 mg atau rata-rata 6-7 mg/hari (Saiffudin, 2014). Anemia
dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr
% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas
tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil adalah terjadi
karena hemodilusi, terutama pada trimester 2.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan dengan Sahli dapat digolongkan
sebagai berikut. Hb 11 g% : tidak anemia
Hb 9-10g% : anemia ringan
Hb 7-8% : anemia sedang
Hb <7g% : anemia berat
B. Etiologi Anemia
Anemia sering terjadi selama kehamilan, dikarenakan terjadi
peningkatan kadar cairan plasmaselama kehamilan mengencerkan darah
(hemodilusi).Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil.Jumlah
darah dalam tubuh meningkat sekitar 20-30%, sehingga memerlukan
5

peningkatan kebutuhan pasokan zat besi dan vitamin untuk membuat


hemoglobin.Ketika hamil tubuh membuat lebih banyak darah untuk berbagi
dengan bayinya.Tubuh mungkin memerlukan darah hingga 30% lebih
banyak dari pada ketika tidak hamil.Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi,
tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang di butuhkan untuk
membuat darah ekstra.Banyak wanita mengalami defesiensi besi pada TM II
dan TM III (Proverawati, 2011).
C. Patofisiologi Anemia
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara
lain; kurang zat besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses
penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya; peningkatan
kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan, kebutuhan oksigen
lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropenin. Akibatnya,
volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun,
peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi Hb (Prawirohardjo, 2010).
Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit
(Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak
menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa
anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal
sehingga meningkatkan perfusi plasenta dan membantu penghantaran
oksigen serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo, 2010).
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan
mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus
meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma
sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi
hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke 7 sampai
ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16 sampai 22 ketika
titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010).
Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml.
Volume plasma meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut
mengakibatkan terjadinya pengenceran darah karena jumlah eritrosit tidak
sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada akhirnya, volume
plasma akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan dan
6

kembali normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume


plasma yang terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel
darah 18%, dan hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma
meningkat pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju
peningkatan melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada trimester II
dan memuncak pada trimester III (Pratami, 2016).
D. Tanda dan Gejala Anemia
Menurut Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia pada ibu hamil
sebagai berikut :
1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah
merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkonsentrasi
10. Rambut rontok
11. Malaise
Sedangkan menurut (Hollingworth, 2014) tanda dan gejala anemia
meliputi pucat pada membran mukosa, keletihan, pusing, pingsan, sakit
kepala, nafas dangkal, peningkatan frekuensi jantung (takikardia),
penurunan nafsu makan, dan palpitasi.
E. Komplikasi/ Penyulit Persalinan
Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil Menurut (Pratami, 2016). Kondisi
anemia sangat menggangu kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan
hingga masa nifas. Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat
menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang
janin dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa,
hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban pecah dini.
Anemia juga dapat menyebabkan gangguan selama persalinan seperti
gangguan his, gangguan kekuatan mengejan, kala pertama yang
7

berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga dapat melelahkan ibu dan
sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga yang retensi
plasenta dan perdaraan postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan
postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala keempat. Bahaya yang
dapat timbul adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang mengakibatkan
perdarahan postpartum, resiko terjadinya dekompensasi jantung segera
setelah persalinan, resiko infeksi selama masa puerperium, atau
peningkatan resiko terjadinya infeksi payudara.
Komplikasi Anemia Pada Janin Menurut (Pratami, 2016). Anemia yang
terjadi pada ibu hamil juga membahayakan janin yang dikandungnya.
Karena asupan nutrisi, O2 dan plasenta menurun kedalam tubuh janin
sehingga dapat timbul pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-
uteri, resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya
cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian
perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.
F. Penatalaksaan Medis
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk
mengatasi anemia pada awal untuk mencegah atau meminimalkan
konsekuensi serius perdarahan. Penanganan anemia secara efektif perlu
dilakukan. Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal selama kehamilan dan
memperoleh pengobatan yang aman dan efektif. Pengobatan yang aman
dan efektif akan memastikan ibu hamil memiliki kadar Hb yang normal dan
mencegah pelaksanaan tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen
melalui tranfusi darah telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu,
tindakan tranfusi beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi
virus dan bakteri (Pratami, 2016). Konsumsi suplemen zat besi setiap hari
berkaitan erat dengan peningkatan kadar Hb ibu sebelum dan sesudah
pelahiran. Selain itu, tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia yang
berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam
folat, baik harian maupun intermiten, tidak menunjukan perbedaan efek yang
signifikan. Konsumsi zat besi oral yang melebihi dosis tidak meningkatkan
hematokrit, tetapi meningkatkan kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi
oral sering kali menimbulkan efek samping mual dan sembelit.
D. Penatalaksaan Kebidanan
Anemia dalam kehamilan merupakan kehamilan yang berisiko tinggi.
Asuhan kebidanan dapat dilakukan secara mandiri maupun kolaborasi.
8

Asuhan kebidanan secara mandiri dilakukan dengan memberikan pelayanan


ANC, memberikan terapi penambah darah, memberikan konseling informasi
dan edukasi sesuai dengan keluhan ibu. Asuhan kebidanan yang tidak dapat
dilakukan secara mandiri dapat dilakukan asuhan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan seperti dokter dan tenaga analis untuk mendeteksi adanya
penyulit dan komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi
(Rochjati, 2011).
9

E. Pathway
A. Anemia
pada ibu

Transpor O2 ke ibu Nutrisi kejanin dan plasenta

Kebutuhan O2 tidak terpenuhi


Suplai O2 tidak Janin kekurangan Kekuatan selaput
terpenuhi zat besi plasenta
Aliran darah ke jaringan menurun

Janin kekurangan Resiko terhambatnya Ketuban pecah


Hipoksia, lemah, pucat O2 dan kadar CO2 pertumbuhan dan dini
bertambah perkembangan janin

Kelahiran
Penurunan fungsi Cacat prematur
Gagal jantung Kerja jantung
Syok respirasi bawaan
meningkat
10

BAB IIII
TINJAUAN KASUS

A. SUBJECTIVE DATA
1. Identitas
Istri (pasien)

Nama : Ny. R

Umur : 36 tahun

Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Banjar/ WNI

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Kelayan Besar

Suami (penanggung jawab)

Nama : Tn. AH

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Suku/ Bangsa : Banjar/ WNI

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Kelayan Besar


11

2. Keluhan Utama
mengeluh mules – mules di perut tembus ke belakang sejak tadi subuh
jam 03. 30 wita, sifatnya teratur, makin lama makin sering dan kekuatan
makin besar, terdapat pengeluaran lendir bercampur darah. Selama
mules ibu tidak dapat melakukan aktivitas hanya bisa miring kiri, mules –
mules yang dirasakan agak menganggu aktivitas (skala nyeri 4).
3. Riwayat perjalanan Penyakit
Pasien datang dengan suami, mengatakan hamil anak ke 10 usia
kehamilan 41 minggu, Ibu merasakan nyeri perut tembus ke belakang
sejak tanggal 29 juni 2021 pukul 03.30 Wita, dan terdapat pengeluaran
lendir bercampur darah. sifatnya teratur, makin lama makin sering dan
kekuatan makin besar, lendir (+) , air – air (-).
4. Riwayat Perkawinan
Nikah 1 kali, nikah pertama kali umur 19 tahun, lama menikah sudah 17
tahun.
5. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 12 tahun
b. Siklus : 28 Hari
c. Teratur/ tidak : Teratur
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/hari
f. Dismenorhoe : Tidak ada
g. HPHT : 15 Oktober 2020
h. Taksiran partus : 22 Juni 2021
i. Usia kehamilan : 41 minggu
6. Riwayat Obstetri
G10 P5 A4
Penyul Ke
Kehamilan Persalinan Bayi
N it Nifas t
Thn
o Penyuli Tempat/Penolo Penyul Sek Keadaa
UK UK Cara BB PB
t ng it s n Lahir

1 200 2 Ab. - - - - - - - - - M
4 bula sponta
n n

2 200 ater - ater Sptbk PMB/bidan - 2500g lup P Normal Normal H


12

5 m m r a

3 200 ater - ater Sptbk PMB/Bidan - 3.900 lup L Normal Normal H


7 m m gr a

4 201 ater - ater Sptbk PMB/Bidan - 3.300 lup P Normal Normal H


2 m m gr a

5 201 ater - ater Sptbk PMB/Bidan - 3.300 lup L normal H


5 m m gr a

6 201 8 premat 8 Premat Dokter/RS - 2.130 lup L prematu Normal M


6 bula ur bula ur gr a r
n n

7 201 2 Ab. - - - - - - - - - M
8 bula sponta
n n

8 201 3 Ab. - - - - - - - - - M
9 bula sponta
n n

9 202 2 Ab. - - - - - - - - - M
0 bula Inkompl
n it

10 Ini

7. Riwayat Keluarga Berencana


a. Jenis : Pil
b. Lama :4 bulan
c. Masalah : tidak ada
8. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit
seperti jantung, hipertensi, asma, diabetes militus, ibu tidak memiliki
riwayat penyakit menular sepertiTubercuolosis (TBC), malaria,
hepatitis, dan penyakit menular seksual (PMS). Ibu mengatakan
tidak ada riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-obatan
dan ibu tidak mempunyai riwayat operasi, dan sebelumnya ibu juga
pernah di opname di klinik dilakukan curattege pada tahun 2020.
b. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu
mengatakan tidak ada riwayat memiliki penyakit keturunan seperti
13

penyakit jantung, hipertensi, asma, diabetes militus, ibu tidak


memiliki riwayat penyakit menular sepertiTubercuolosis (TBC),
malaria, hepatitis, dan penyakit menular seksual (PMS)
9. Keadaan Kehamilan Sekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : PKM
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 12 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 2 kali
Trimester III : 3 kali
d. TT I : - TT II :-
e. Keluhan/ masalah yang dirasakan ibu :
No Keluhan/Masalah Umur Kehamilan Tindakan Oleh Ket

1 Mual muntah, 12 Minggu Makan sedikit Bidan -


Pusing tapi sering
Miring kiri
sebelum
duduk, ,
Pemberian B6,
Asam Folat,
kontrol 1 bulan
lagi

2 Pusing 20 minggu Miring kiri


sebelum duduk,
tablet Fe
Pemberian B6,
Asam Folat,
kontrol 1 bulan
lagi

3 Tidak ada 24 minggu Pemberian, SF, Bidan


Calc, kontrol 1
bulan lagi

4 Tidak ada 28 Minggu Istirahat cukup, Bidan -


Pemberian SF,
14

Calc, kontrol 1
bulan lagi

5 Kontrol kehamilan 34 minggu Istirahat cukup, Bidan -


kontrol ulang 2
minggu lagi atau
ada keluhan

6 Kontrol kehamilan 38 minggu Persiapan Bidan


persalinan,
Istirahat cukup,
kontrol ulang 1
minggu lagi atau
ada keluhan

10. Pola Kebutuhan Sehari-hari


a. Nutrisi
Terakhir makan dan minum : 4 jam yang lalu
Banyaknya : 1 porsi
b. Eliminasi
BAB

Terakhir BAB : 4 jam yang lalu


Konsistensi : lembek
Warna : kekuningan
BAK

Terakhir BAK : 1 jam yang lalu


Banyaknya : 150 cc
Warna :kekuningan
c. Personal hygiene
Terakhir mandi dan gosok gigi : 5 jam yang lalu
d. Aktifitas
Selama di RS ibu miring kiri
e. Tidur dan istirahat
Terakhir tidur 16 jam yang lalu
f. Data seksual
15

1 minggu yang lalu


11. Data Psikososial dan Spiritual
g. Ibadah yang diinginkan ibu saat ini : Berdoa
h. Perasaan ibu saat ini dalam proses persalinan yang akan dilaluinya:
sedikit cemas
i. Pengetahuan ibu tentang proses persalinan : Cukup
j. Pendamping persalinan yang diharapkan ibu : Suami
k. Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
B. OBJECTIVE DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 49 kg

Sekarang : 60.2 kg

d. Tinggi badan : 152 cm


e. LILA : 23,5 cm (dari buku KIA)
f. Tanda vital : TD 119/80 mmHg, nadi 96x/menit, suhu
36.5 oC, respirasi 20 x/menit.
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, tidak ada lesi
Muka : Simetris, tidak ada cloasma gravidarum,
tidak ada edema
Mata : Simetris, conjungtiva pucat, sklera putih
Telinga : Simetris,bersih, tidak ada pengeluaran
serumen/cairan
Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran sekret
Mulut : Tidak pucat, bersih, tidak ada caries, tidak
ada sariawan dan bibir tidak pucat
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelejar
limpe dan tidak ada pembesaran tiroid
16

Dada/ mamae : Sismetris dan tidak ada retraksi dinding


dada, adanya hiperpigmentasi pada areola,
putting susu menonjol
Abdomen : pembesaran perut sesuai dengan UK,
Tidak ada bekas operasi, linea nigra, ada
striae gravidarum
Tungkai : Sismetris
Genitalia : tidak ada varises, tidak ada oedema,
tidak ada pembesaran kelenjar bartholin,
dan tampak pengeluaran lendir bercampur
darah dat tidak ada keputihan
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid
dan vena jagularis
Dada/ mamae : Kolustrum (+), tidak ada pembengkakan,
tidak ada nyeri tekan
Abdomen
Leopold I : TFU 2 jari dbwah px, Mcd 30 cm. Pada
fundus teraba bagian bundar lunak tidak
melenting (bokong).
Leopold II : pada bagian kiri perut teraba bagian keras,
memanjang seperti papan (punggung kiri)
pada bagian kanan perut ibu teraba bagian
kecil kecil janin (ekstremitas).
Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba
bagian bundar, keras (kepala), tidak bisa di
goyangkan
Leopold IV :Bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul (kepala sudah masuk PAP), ujung
–ujung jari kedua tangan tidak dapat saling
bertemu (Divergen)

TBJ : (30 – 11) x 155 = 2.945 gr


His : Frekuensi 3 kali dalam 10
menit, selama 35 - 40 detik.
17

Tungkai : Tidak ada varises dan tidak


ada edema

c. Auskultasi
DJJ ( + ), terdengar teratur di sebelah kiri perut ibu, frekuensi
136 x/menit
d. Perkusi
Refleks patella : Kiri/ kanan, ( + )/ ( + )
Cek ginjal : Kiri/ kanan, ( - )/ ( - )
e. Pemeriksaan panggul luar
Tidak dilakukan
f. Periksa dalam
Jam 22.40 Wita
Keadaan vagina : tidak ada kelainan
Arah serviks : anterior
Pembukaan serviks : 7 cm
Portio : Tipis
Selaput ketuban : utuh
Presentasi :Kepala
Posisi titik penunjuk : Ubun-ubun kecil
Penurunan : Hodge II
Molase :0
Penumbungan : Tidak ada
Kesan panggul : Normal
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Rapid Tes : Non Reaktif
HB : 7.2 gr%
Albumin : (-)
Reduksi : (-)
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : G10P5A4, hamil 41 minggu, inpartu kala I
fase aktif janin tunggal, hidup, intra uteri,
dengan Anemia Sedang
18

2. Masalah : tidak ada


3. Kebutuhan : transfusi darah untuk meningkatkan kadar
Hb

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
ibu memasuki masa persalinan dan TTV : TD 119/80 mmHg, nadi
96x/menit, suhu 36.5 oC, respirasi 20 x/menit. His : Frekuensi 3 kali dalam
10 menit, selama 35 - 40 detik. DDJ : 140x/menit, Pemeriksaan dalam :
Pembukaan 7 cm, Ketuban utuh, Kesan panggul normal.
Rasional : Agar ibu dan keluarga mengetahui keadaan ibu dan janinnya,
ibu dan keluarga merasa tenang dalam menghadapi proses
persalinannya dan kecemasan ibu berkurang, serta keluarga dapat
memberikan dukungan psikologis yang dapat mengurangi kecemasan ibu
dan siap menghadapi persalinan.
Evaluasi : ibu dan suami sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan tentang keluhan yang dirasakan yaitu nyeri di perut sampai
pinggang merupakan hal normal karena sudah memasuki masa
persalinan dan untuk cara mengatasinya yaitu teknik relaksasi dan
pengaturan nafas pada saat kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung
dan dikeluarkan melalui mulut selama timbul kontraksi.
Rasional : Teknik relaksasi memberikan rasa nyaman dan mengurangi
rasa nyeri dan memberikan suplai okseigen yang cukup kejanin.
Evaluasi : Ibu mengerti dan sudah mampu melakukan tekhnik relaksasi
3. Memberitahu ibu dan keluarga tentang anemia sedang. Anemia sedang
dalam kehamilan ialah kondisi dimana ibu dengan kadar Hemoglobin
dibawah 8-7g% . Dan akan dilakukan transfusi darah untuk meningkatkan
kadar HB ibu.
Rasional : memberitahu ibu tentang anemia sedang, agar ibu
mengetahui betul apa yang sedang dialaminya.
Evaluasi : ibu dan keluarga bersedia dilakukan transfusi darah.
3. Menganjurkan kepada ibu untuk makan dan minum untuk menambah
tenaga.
19

Rasional : Untuk memantau agar ibu memiliki tenaga untuk mengedan


pada saat persalian
Evaluasi : Ibu sudah mengikiti anjuran yang diberikan
4. Melakukan pemantauan kala I dalam patograf.
Rasional : Merupakan Standarisasi dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan dan memudahkan pengambilan keputusan klinik
Evaluasi :
Jam : 00. 10 Wita
 DJJ : 140x/menit
 Nadi : 98x/menit
 His : 4 x 10 menit durasi 40 – 45 detik
Pemeriksaan dalam, pemeriksaan : Portio : Pembukaan : 10 cm, Portio :
Tidak teraba, Ketuban : Pecah jernih, Presentasi : Kepala, Titik
petunjuk :Ubun-ubun kecil dan Penurunan : Hodge IV, Molase : 0.
5. Mempersiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang
diperlukan untuk menolong persalinan serta tempat penerangan dan
lingkungan BBL.
Rasional : Agar penolong lebih mudah dalam menambil dan
menggunaka alat saat melakukan tindakan yang diperlukan untuk
menolong persalinan.
Evaluasi: alat, bahan dan obat – obatan telah disiapkan
a. Alat Perlindungan Diri
1) Penutup kelapa
2) Masker medis
3) Kacamata
4) Celemek
5) Sepatu tertutup (sepatu boot)
b. Partus Set
1) Handscoon steril
2) 2 buah klem kocher
3) ½ kocher
4) 1 buah gunting episiotomi
5) 1 buah gunting tali pusat
6) 1 klem tali pusat
7) 1 buah kateter nelaton
20

8) Kasa steril
9) Pengisap lendir
c. Pakaian ibu dan bayi
1) 2 buah handuk kering dan bersih
2) Pakaian bersih ibu dan bayi meliputi baju, pembalut, sarung, celana
dalam, pakaian bayi, popok, topi/tutup kepala, sarung tangan/kaki,
kain selimut untuk membedong.
d. Hecting set
1) 1 buah pinset chirurgis
2) 1 buah pinset anatomi
3) 1 Nalfuder
4) 2 buah jarum (1 jarum circle dan 1 jarum V1 circle)
5) Gunting benang
6) Benang chromic
7) 1 pasang sarung tangan streril
e. Obat-obatan esensial
1) Lidocaine 1 ampul
2) Oksitosin 10 IU 1 ampul
3) Cairan RL, Infus set 5.1, spuit 3 cc dan spuit 1 cc
4) Metilergometrin 1 strip
f. Peralatan lain
1) Larutan klorin 0,5%
2) Air DTT
3) Kantong plastik
4) Tempat sampah kering dan basah
5) Safety box
6) Bengkok
7) Waslap
Menyiapkan tempat, penerangan dan lingkungan untuk kelahiran bayi,
dengan memastikan ruangan sesuai kebutuhan bayi baru lahir , meliputi
ruangan bersih, hangat, pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
21

E. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/

NO. TANGGAL/ CATATAN PERKEMBANGAN

JAM

1. Rabu, Subjective:
30/06/2021  Ibu mengatakan sakit yang dirasakan semakin kuat
00:10 Wita  Ibu mengatakan ingin BAB dan ibu merasakan adanya
tekanan pada anus
 Ibu mengatakan adanya dorongan untuk meneran
 Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan tembus
kebelakang
Objective:
a. TD : 119/80 mmHg, N: 110x/menit, T: 36.0oC, R: 20
x/menit
b. His : 4 x / 10 mnt /40 – 45 dtk.
c. DJJ: 144x/mnt.
d. Genitalia: Tampak tanda dan gejala kala II dimana
tampak :
 Tampak Perineum menonjol.
 Pembukaan sudah lengkap
 Vulva, vagina dan sfingter ani membuka.
 Meningkatnya pengeluaran lender bercampur dengan
darah.
 Pemeriksaan dalam
 Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
 Portio : Tidak teraba
 Pembukaan : 10 cm
 Ketuban : Pecah berwarna mekonium
 Presentasi : kepala
22

 Titik petunjuk : Ubun-ubun kecil


 Penurunan : Hodge IV
 Molase : 0
 Penumbungan : Tidak ada
 Kesan panggul : Normal
Assesment: G10P5A4, hamil 41 minggu, JTHIU inpartu kala II
dengan anemia sedang
Planning:
1. Melihat adanya tanda dan gejala persalinan kala II
Rasional : untuk memastikan ibu sudah memasuki kala II.
Evaluasi : tampak tanda dan gejala kala II
 Adanya dorongan kuat untuk meneran
 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan vagina
 Perineum menonjol
 Vulva, vagina dan spingter ani membuka
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan
termasuk mematahkan 1 ampul oksitosin dan memasukkan
alat suntik sekali pakai ke dalam wadah partus set.
Rasional : mempersiapkan diri sebelumnya dapat mencegah
diri dari infeksi nosokomial.
Evaluasi : alat dan bahan telah siap
3. Memakai celemek plastik.
Rasional : mencegah terjadinya infeksi silang.
Evaluasi : celemek telah di pakai
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir.
Rasional : mencegah infeksi.
Evaluasi : tangan telah di cuci
5. Menggunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi pada
tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.
Rasional : mencegah terjadinya infeksi
Evaluasi : sarung tangan telah dipakai
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung
23

tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam


wadah partus set.
Rasional : mempersiapkan peralatan dalam keadaan siap
pakai.
Evaluasi : spoit telah di isi dengan oksitosin dan telah di
letakkan kembali di wadah partus set
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah
yang telah dibasahi oleh air desinfeksi tingkat tinggi dengan
gerakan vulva ke perineum.
Rasional : mencegah terjadinya infeksi silang.
Evaluasi : Hasil : vulva dan perineum telah dibersihkan
8. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5%.
Rasional : mencegah terjadinya infeksi silang.
Evaluasi : sarung tangan telah dibuka secara terbalik dan
didekontaminasi di larutan clorin 0,5 % selama 10 menit.
9. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi
uterus selesai dan pastikan denyut jantung janin (DJJ)
dalam batas normal (120 – 160 per menit).
Rasional : untuk mengetahui keadaan janin.
Evaluasi : DJJ terdengar jelas, kuat, dan teratur pada
kuadran kanan perut ibu bagian bawah dengan frekuensi
144 x/menit.
10. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila
ibu sudah merasa ingin meneran.
Rasional : agar ibu tidak khwatir dengan keadaan bayinya
dan mempersiapkan diri dalam proses persalinan.
Evaluasi : ibu dan keluarga telah di beritahu
11. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
Rasional : dapat membantu memperlancar proses
24

persalinan
Evaluasi : ibu telah memilih posisi litotomi
12. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran.
Rasional : memperlancar proses berlangsungnya
persalinan.
Evaluasi : telah dilakukan pimpinan meneran, ibu
beristirahat dan minum diantara kontraski, serta ibu telah
diberi semangat.
dengan posisi miring kiri
13. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm.
Rasional : untuk mengeringkan tubuh bayi
Evaluasi : handuk bersih telah di letakkan diatas perut ibu
14. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu atau gunakan underped.
Rasional : sebagai alas untuk menyokong perineum
Evaluasi : telah dilakukan
15. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
Rasional : mempersiapkan alat dalam keadaan siap pakai
Evaluasi : alat dan bahan telah lengkap
16. Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi pada
kedua tangan.
Rasional : mencegah terjadinya infeksi silang
Evaluasi : sarung tangan steril telah dipakai
17. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6
cm, memasang handuk bersih pada perut ibu untuk
mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan
bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Setelah
itu kita melakukan perasat stenan (perasat untuk
melindungi perineum dengan satu tangan, dibawah kain
bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum
dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain
25

pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi


agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara
bertahap melewati introitus dan perineum).
Rasional :dengan menyokong yang baik, maka akan
mengurangi trauma danm mencegah terjadinya ruptur
perineum.
Evaluasi : telah dilakukan penyokongan dan kepala bayi
telah lahir.
18. Setelah kepala keluar, menyeka mulut dan hidung bayi
dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali
pusat pada leher janin.
Rasional : membersihkan jalan nafas dari air ketuban dan
lilitan tali pusat dapat menyebabkan asfiksia dan kematian
janin.
Evaluasi : tidak terjdi lilitan tali pusat
19. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran
paksi luar secara spontan.
Rasional : menghilangkan torsi pada leher yang terjadi
akibat putaran paksi luar.
Evaluasi : kelapa telah melakukan putaran paksi luar
secara spontan
20. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
secara bipariental dan menganjurkan kepada ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala
kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang.
Rasional : membantu mengeluarkan bayi agar tidak terjadi
robekan perineum
Evaluasi : pengangan biparietal telah dilakukan, dan kedua
bahu telah lahir.
21. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum
ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah
bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.
26

Rasional : dengan tekhnik sanggah susur akan membantu


pengeluaran tubuh bayi seluruhnya dan mencegah agar
bayi tidak jatuh
Evaluasi : telah dilakukaan bahu dan lengan bayi telah
lahir.
22. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri
punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk
memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri
diantara kedua lutut janin)
Rasional : membantu mengeluarkan bayi secara
keseluruhan dan mencegah agar bayi tidak jatuh.
Evaluasi : telah dilakukan, dan bayi lahir spontan tanggal
30 Juni 2020 pukul 00.20 wita dengan jenis kelamin
perempuan.
23. Melakukan penilaian selintas :
 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan?
 Apakah bayi bergerak aktif?
Rasional: untuk mengetahui apakah bayi ada penyulit atau
tidak.
Evaluasi : bayi lahir segera menangis, bernafas tanpa
kesulitan, bergerak aktif dan kulit tubuh kemerahan.
24. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi di atas perut
ibu.
Rasional: mencegah agar bayi tidak mengalami hipotermi
Evaluasi : bayi telah dibersihkan dan di keringkan
2. Rabu, Subjective:
30/06/2021  Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
00.21 Wita  Ibu tampak senang dengan kelahiran bayinya.
Objective:
o
a. TD : 109/69 mmHg, N: 88x/menit, T: 36.5 C, R:
20x/menit
27

b. Tinggi fundus uteri : setinggi pusat


c. Kontraksi uterus: baik, teraba bundar dan keras
d. Genitalia: Perdarahan 200 cc
Assesment:
P6A4 Kala III dengan anemia sedang
Planning:
25. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
lagi bayi dalam uterus.
Rasional : untuk memastikan kehamilan tunggal atau ganda
Evaluasi : ibu hamil tunggal
26. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik.
Rasional : mempercepat proses pengeluaran plasenta
Evaluasi : ibu telah di beritahu dan ibu bersedia di suntik
27. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 unit secara intramuskuler (IM) di 1/3 paha atas
bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan
oksitosin).
Rasional : penyuntikan oksitosin untuk membantu kontraksi
uterus
Evaluasi : oksitosin telah disuntikkan
28. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat
ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama.
Rasional : untuk memudahkan memotong tali pusat
Evaluasi : tali pusat telah diklem
29. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut.
Rasional : agar bayi dapat dipisahkan dari plasenta
Evaluasi : tali pusat telah digunting
30. Menjepit tali pusat dengan klem tali pusat pada satu sisi,
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
28

Rasional : agar darah tidak keluar dari pusat bayi.


Evaluasi : tali pusat telah di ikat dengan klem tali pusat
31. Meletakkan bayi secara tengkurap di dada ibu agar ada
kontak kulit ibu dan bayi, Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada
diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting
payudara ibu.
Rasional : agar terbentuknya hubungan kasih sayang antara
ibu dan bayi.
Evaluasi : telah dilakukan
32. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
memasang topi di kepala bayi.
Rasional : agar ibu dan bayi tidak hipotermi dan bisa
melakukan kontak kulit.
Evaluasi : telah dilakukan
33. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10
cm dari vulva.
Rasional : agar dapat memudahkan proses peregangan tali
pusat terkendali.
Evaluasi : klem telah di pindahkan
34. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di
tepi atas simfisis, untuk mendeteksi dan tangan lain
meregangkan tali pusat.
Rasional : memudahkan plasenta terlepas dari tempat
implantasinya.
Evaluasi : telah dilakukan
35. Setelah uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat
dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan
uterus dengan hati-hati kearah dorsokrainal. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan peregangan tali
pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
mengulangi prosedur.
Rasional : dorsokranial memudahkan plasenta terlepas dari
tempat implantasinya
Evaluasi : telah dilakukan dorongan dorso cranial
29

36. Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial


hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong meregangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap
lakukan tekanan dorsokranial).
Rasional : memudahkan plasenta keluar sesuai dengan
kurva jalan lahir sehingga tampak pada vulva.
Evaluasi : telah dilakukan
37. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan
melahirkan plasenta dengan hati-hati, pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah jarum jam
untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah
robeknya selaput ketuban.
Rasional : mencegah robekan dan mencegah tertinggalnya
selaput ketuban yang dapat menyebabkan perdarahan.
Evaluasi : palsenta telah lahir 5 menit setelah bayi lahir
pada tanggal 30 Juni 2021 pukul 00.25 wita
38. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada
fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler
menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
Rasional : agar kontraksi baik dan mencegah perdarahan
Evaluasi : telah dilakukan masase uterus
39. Memeriksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta
dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh
kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
masukkan kedalam kantong plastik yang tersedia.
Rasional : adanya sisa plasenta dan selaput ketuban yang
tertinggal dapat menyebabkan perdarahan
Evaluasi : plasenta lahir lengkap kotiledon dan selaput
ketubannya
40. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum.Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan
perdarahan.
Rasional : penjahitan laserasi dapat mencegah terjadinya
30

perdarahan.
Evaluasi : telah dilakukan,dan tidak ada laserasi.
41. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam.
Rasional : kontraksi uterus yang baik dapat mencegah
perdarahan akibat atonia uteri.
Evaluasi : telah dilakukan, dan uterus berkontraksi dengan
baik teraba bundar dan keras.
42. Setelah satu jam, melakukan penimbangan/pengukuran
bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1
mg secara intramuskuler (IM) di paha kiri anterolateral.
Rasional : agar bayi mendapat perlindungan dini terhadap
komplikasi yg akan terjadi.
Evaluasi : bayi telah di beri tetes mata/salep mata antibiotic
profilaksis, dan telah di suntikkan vitamin K secara
intramuskuler di paha kiri anterolateral. Hasil
penimbangan/pengukuran
BB = 2950 gram
PB = 49 cm
43. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, memberikan
suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Rasional : mengurangi resiko bayi terkena penyakit hepatitis
Evaluasi telah dilakukan penyuntikkan hepatitis B di paha
kanan antero lateral secara intramuscular

3. Rabu, Subjective:
30/06/2021 ibu merasa lelah setelah persalinannya
00.40 wita Objective:
a. TD :109/69 mmHg, N: 88x/menit, T: 36.5 oC, R: 20x/menit
b. Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat
c. Kontraksi uterus: baik
d. Genitalia: perdarahan 250 cc, tidak ada Laserasi
Assesment: P6A4 Kala IV dengan Anemia sedang
Planning:
44. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
31

perdarahan pervaginam.
Rasional : mencegah terjadinya perdarahan pervaginam
Evaluasi : telah dilakukan pemantauan dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam, serta kontraksi uterus baik teraba
bundar dan keras.
45. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi.
Rasional : agar kontraksi uterus baik (teraba keras dan
bundar)
Evaluasi : telah dilakukan dan ibu mengerti yang diajarkan
46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah setiap 15
menit pada jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
jam pada jam kedua pasca persalinan.
Rasional : mengetahui jumlah darah yang keluar.
Evaluasi : jumah perdarahan tanggal 30 Juni 2021 pada
pukul 02.11 wita adalah dalam batas normal.
47. Melakukan pemantauan di patograf, meliputi tanda-tanda
vital ibu, tinggi fundus uteri kontraksi dan keadaan kandung
kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca
persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
Rasional : tanda-tanda vital yang normal dan kandung
kemih yang kosong menandakan kala IV berlangsung
normal.
Evaluasi : telah dilakukan
48. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernapas dengan baik.
Rasional : agar bayi dalam keadaan aman dan nyaman
Evaluasi : telah dilakukan pemeriksaan dan bayi bernafas
normal dengan pernapasan 44 x/menit dan suhu tubuh
normal yaitu 36.5oc.
49. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah di dekontaminasi.
Rasional : larutan klorin 0,5% dapat membunuh bakteri
32

yang dapat mengakibatkan infeksi.


Evaluasi : telah dilakukan, dan peralatan telah direndam
dilarutan klorin untuk didekontaminasi.
50. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai.
Rasional : mencegah terjadinya infeksi.
Evaluasi : Telah dilakukan
51. Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi
tingkat tinggi (DDT), membersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan
kering.
Rasional : agar ibu terhindar dari kuman.
Evaluasi : ibu telah dibersihkan, dan ibu telah memakai
pakaian bersih dan kering.
52. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga
untuk membantu apabila ibu ingin makan dan minum.
Rasional : dengan makan dan minum akan memberikan
tenaga ibu yang telah terkuras selama proses
persalinannya.
Evaluasi : ibu telah merasa nyaman, ibu telah menyusui
bayinya, dan ibu telah makan dan minum di bantu oleh
keluarga.
53. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin
0,5%.
Rasional : untuk membunuh kuman
Evaluasi : telah dilakukan
54. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5.
Rasional : mencegah infeksi silang dan sebagai tindakan
desinfeksi infeksi.
Evaluasi : telah dilakukan
55. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Rasional : dekontaminasi agar tidak terkontaminasi
dengan bakteri
33

Evaluasi : telah dilakukan dan tengan telah di cuci.


Melengkapi partograf
Rasional : sebagai catatan pemantauan persalinan.
Evaluasi : patograf telah di lengkapi
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tenatang asuhan kebidanan pada
Ny. R dengan anemia di Ruang VK RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin.
Dalam hal ini, pembahasan akan diuraikan secara narasi berdasarkan
pendekatan asuhan kebidanan dengan SOAP.

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada kala I yang telah di


dapatkan pada Ny “R” usia 36 tahun, G10P5A4, datang ke IGD Ponek RSUD
Sultan Suriansyah Banjarmasin pada pukul 19.40 wita dengan keluhan nyeri
pada perut bagian bawah yang menjalar kepinggang, yang di sertai dengan
adanya pelepasan lendir bercampur dengan darah dan rasa nyeri yang
dirasakan oleh ibu hilang timbul dan semakin lama semakin sering dan
bertambah kuat. Pada pemeriksaan dalam pertama tanggal 29 Juni 2021
pukul 22.40 wita yaitu, tidak ditemukan kelainan pada vulva dan vagina,
keadaan portio lunak dan tipis, terdapat pembukaan 7 cm, ketuban masih
utuh, presentasi kepala, titik petunjuk yaitu ubun-ubun kecil, penurunan hodge
II, molase 0, dan tidak ada penumbungan, serta kesan panggul normal. Lama
kala I dari pembukaan 7 ke 10 cm selama 1 jam 30 menit.

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada kala II yang telah di


dapatkan pada kasus Ny “R” didapatkan data subjektif Ibu merasakan adanya
desakan untuk mengedan yang tidak bisa lagi ditahan-tahan dan ibu
merasakan adanya tekanan pada anus serta ibu merasakan kepala bayinya
seperti mulai menyembul mau keluar lewat vaginanya. Data objektif didapat
His : 4 x / 10 mnt /40 – 45 dtk, tampak perineum menonjol, vulva-vagina dan
sfingter ani mulai membuka, meningkatnya produksi pengeluaran lendir
bercampur dengan darah dan pada pemerisaan dalam : Pembukaan : 10 cm,
ketuban : pecah berwarna jernih, Hodge IV dan terlihatnya bagian kepala bayi
melalui introitus vagina dan lamanya proses kala II berlangsung 10 menit.
Tangaal 30 Juni 2021 Pada pukul 00.20 wita, bayi lahir Spontan Belakang

34
kepala, segera menangis dengan jenis kelamin perempuan.BB 2950 kg, dan
PB 49 cm.

Berdasarkan pengkajian data asuhan kebidanan perlangsungan kala III


pada kasus Ny “R” didapatkan data subjektif ibu lelah setelah melahirkan dan
merasakan nyeri pada perut bagian bawah. Data objektif didapatkan dari hasil
pemeriksan yaitu bayi lahir spontan pada tanggal 30 Juni 2021 pukul 00.25
Wita, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar) tinggi fundus uteri
setinggi pusat, serta tali pusat memanjang nampak di vulva dan lamanya
proses kala II berlangsung 5 menit

Dan berdasarkan data pengkajian asuhan kebidanan pada kasus Ny”R”


dengan perlangsungan kala IV didapatkan data subjektif ibu merasa lelah
setelah persalinannya dan ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah. Data
objektif di dapatkan hasil kala III berlangsung ± 5 menit, plasenta lahir lengkap
tanggal 30 Juni 2021 jam 00.30 wita, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar), perdarahan ± 250 cc dan
kandung kemih kosong.

Dalam kasus Ny. R penatalaksanaan yang dilakukan seperti


pencegahan infeksi dan perdarahan, memberikan asuhan secara rutin dan
pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir termasuk dalam
penggunaan partograf, memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama
persalinan, termasuk menjelaskan kepada ibu dan keluarganya mengenari
proses kelahiran bayi dan meminta suami ibu atau keluarga lainnya ikut
berpartisipasi dalam proses persalinan dan kelahiran bayi, memberikan
asuhan bayi baru lahir, termasuk mengeringkan dan menghangatkan tubuh
bayi, memberi ASI secara dini, mengenal sejak dini komplikasi dan melakukan
tidakan yang bermanfaat secara rutin, memberikan asuhan dan pemantauan
ibu dan bayi baru lahir termasuk pada masa nifas secara rutin dan pada pukul
01.30 wita dilakukan transfusi darah 1 klof untuk meningkatkan kadar Hb ibu.

Menurut asumsi penulis, pada kasus ini faktor – faktor penyebab


terjadinya anemia yang Ny. R yaitu : umur, paritas, jarak kehamilan dan

35
kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe. Berikut penulis menguraikan secara
narasi berdasarkan jurnal yang telah didapatkan.

Dalam penelitian Vevi Gusnidarsih (2020) dengan judul Hubungan Usia


Dan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Anemia Klinis Selama Kehamilan.
Hasil Penelitian Menyebutkan Anemia pada kehamilan berhubungan
signifikan dengan umur ibu hamil. Semakin muda dan semakin tua umur
seorang ibu yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi
yang diperlukan. Kurangnya pemenuhan zat-zat gizi selama hamil terutama
pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun akan meningkatkan
resiko terjadinya anemia. Umur ibu hamil >35 tahun juga terkait dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta kondisi organ biologis ibu
hamil mengalami penurunan yang membuat produksi hemoglobin menjadi
berkurang sehingga rentan terjadi anemia. Kemudian, ibu hamil dengan jarak
kehamilan yang terlalu dekat dapat meyebabkan anemia. Hal ini terjadi karena
kondisi ibu yang belum terlalu pulih sehingga pemenuhan kebutuhan asupan
zat gizi untuk tubuh ibu kurang optimal. Jika asupan gizi selama hamil tidak
mencukupi maka dapat menyebabkan ibu hamil kekurangan energi kronik dan
bisa menyebabkan ibu mengalami anemia.

Abriha et al (2014) menyebutkan bahwa ibu dengan paritas dua atau


lebih, berisiko 2.3 kali lebih besar mengalami anemia daripada ibu dengan
paritas kurang dari dua. Hal ini dapat dijelaskan karena wanita yang memiliki
paritas tinggi umumnya dapat meningkatkan kerentanan untuk perdarahan
dan deplesi gizi ibu. Dibandingkan dengan keadaan tidak hamil, setiap
kehamilan meningkatkan risiko perdarahan sebelum, selama, dan setelah
melahirkan. Paritas yang lebih tinggi memperparah risiko perdarahan. Di sisi
lain, seorang wanita dengan paritas tinggi memiliki ukuran jumlah anak yang
besar yang berarti tingginya tingkat berbagi makanan yang tersedia dan
sumber daya keluarga lainnya dapat mengganggu asupan makanan wanita
hamil.

Dalam penelitian Maria F. Kondia, Appolonaris T. Berkanis, dkk (2017)


Berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil Di

36
Puskesmas Padediwatu Kabupaten Sumba Barat. Penelitian menyebutkan
kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe. ibu hamil perlu mengkonsumsi
tablet Fe selama kehamilan, karena kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat
selama kehamilan. Tablet Fe adalah garam besi dalam bentuk tablet/kapsul
yang apabila dikonsumsi secara teratur dapat meningkatkan jumlah sel darah
merah. Wanita hamil mengalami pengenceran sel darah merah sehingga
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
dan untuk sel darah merah janin.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada


ibu bersalin Ny. R Umur 36 Tahun, G10P5A4, hamil 41 minggu, inpartu kala I
fase aktif janin tunggal, hidup, intra uteri, dengan anemia sedang di Ruang
VK RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin, maka penulis dapat membuat
kesimpulan.

1. Berdasarkan fakta pada Berdasarkan fakta pada tanggal 29 Juni Ny. R


mengeluh nyeri pada perut bagian bawah yang menjalar kepinggang, yang
di sertai dengan adanya pelepasan lendir bercampur dengan darah sejak
tanggal 29 Juni 2021 pukul 03.30 wita, dan rasa nyeri yang dirasakan oleh
ibu hilang timbul dan semakin lama semakin sering dan bertambah kuat.
2. Pada tanggal 30 Juni 2021, pukul 00.20 ibu melahirkan bayi berjenis
kelamin perempuan, BB 2940 gr PB 49 cm. Pada pukul 00.25 plasenta
lahir lengkap. Perdarahan 250 cc, tidak ada laserasi.
3. Assesment pada kasus ini yaitu : G10P5A4, hamil 41 minggu, inpartu kala
I fase aktif janin tunggal, hidup, intra uteri, dengan anemia sedang.

37
4. Pelaksanakan pada ibu hamil Ny. R bertujuan agar rencana yang disusun
tercapai dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya
agar dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.
B. Saran
1. Teoritis
Diharapkan bagi institusi pendidikan menambah referensi terbaru tentang
asuhan persalinan normal dengan anemia dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan yang menyeluruh dalam melaksanakan asuhan kebidanan
khususnya pada ibu bersalin sesuai dengan asuhan kebidanan.
2. Praktik
a. Bidan
diharapkan mampu memberikan pelayanan yang professional sehingga
dapat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian perinatal (AKP). Oleh karena itu bidan harus meningkatkan
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, melalui program pendidikan,
pelatihan-pelatihan, seminar agar menjadi bidan yang berkualitas sesuai
dengan perkembangan IPTEK.

b. Klien
Diharapkan ibu untuk selalu memperhatikan keadaan bayinya,
mengomsumsi makanan dengan gizi seimbang serta untuk menjaga
kebersihan organ genetalianya.
.

38
Daftar Pustaka

Abriha A, Yesuf ME, Wassie MM. 2014. Prevalence and associated factors of
anemia among pregnant women of Mekelle town : A cross sectional study
Prevalence and associated factors of anemia among pregnant women of
Mekelle town : a cross sectional study. BMC Res Notes. 2015;7(888):1–6.
Diakses pada 27 Juli 2021 Pukul 17.20 WITA.

Hollingworth, T. 2014. Differential Diagnosis in Obstetrics and Gynecology : An


A-Z. Jakarta: EGC. Hal. 313-315.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 31 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

Kuswanti, Ina dan Fitria Melina. 2014. ASKEB II Persalinan, Yogyakarta :


Pustaka Pelajar

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah obstetri,Jakarta: EGC

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Maria F. Kondia, Appolonaris T. Berkanis, dkk. 2017. Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Padediwatu
Kabupaten Sumba Barat. CHMK Midwifery Scientific Journal, 1(1).
https://doi.org/https://doi.org/10.37792/midwifery.v1i1.288. Diakses pada 27
Juli 2021 Pukul 17.20 WITA.
Nelly Agusti, Liliek Pratiwi, dkk. 2019. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan
Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Susukan
Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon Tahun 2019. Jurnal Ilmu
Kesehatan. Diakses pada 18 Juni 2021 Pukul 17.20 WITA.
Ni Wayan Noviani,Ni Wayan Sukma Adnyani. 2020. Pengaruh prenatal yoga
terhadap lama kala II persalinan dan kejadian robekan perinium. Jurnal

39
Kebidanan. DOI: 10.26714/jk.9.2.2020.115-122. Diakses pada 22 Juni
2021 Pukul 12.30 WITA

Pratami, E. (2016). Evidence Based Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Proverawati. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Risnawati, I., 2017. Pengaruh Anemia dan Pendarahan Postpartum terhadap


perubahan tekanan darah pada ibu post partum. Yogyakarta:Urecool

Rochjati, P. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.

Saifuddin, A. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharohardjo.
Sri Wahyuni, Ika Wijayanti, Dkk. 2021. Efektivitas Birth Ball Exercise Pada Ibu
Bersalin Kala I Terhadap Lama Kala I Fase Aktif Dan Lama Kala Ii Di
Ruang Bersalin Puskesmas Arso 3 Kabupaten Keroom Provinsi Papua.
Jurnal Ilmiah Keperawatan. Vol. 9 No. 1, Januari 2021. Diakses pada 22
Juni 2021 Pukul 12.20 WITA

Vevi Gusnidarsih. 2020. Hubungan Usia Dan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian
Anemia Klinis Selama Kehamilan. Jurnal Asuhan Ibu Dan Anak, 5(1), 35-
40. https://doi.org/10.33867/jaia.v5i1.155. Diakses pada 27 Juli 2021 Pukul
17.20 WITA.

NB:

1. Pada pathway bisa dikembangkan dengan menambahkan perjalanan


penyakitnya hingga terjadi anemia.

40
2. Pada Pembahasan akan lebih baik jika lebih di perdalam lagi, misalya
dari sudut pandang faktor resiko yang ada pada kasus tersebut yang
dikaiutkan dengan kasus anemia.

41

Anda mungkin juga menyukai