Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN HIPOGLIKEMI

DI RSUD AM PARIKESIT

Disusun Oleh :

Riska Emilia Rimbawati

NIM. P07224219031

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI DIII KEBIDANAN SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN HIPOGLIKEMI

Asuhan kebidanan pada bayi dengan hipoglikemi telah di periksa dan disetujui
oleh pembimbing ruangan dan pembimbing institusi

Samarinda, November 2021


Mahasiswa

Riska Emilia Rimbawati

NIM.P07224219031

Mengetahui,
Pembimbing Ruangan Pembimbing Institusi

Nursyahid Siregar, M. Keb

NIP. NIP.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan yang berjudul “Laporan
Komprehensif Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Hipoglikemi” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini memuat dasar teori dan konsep manajemen asuhan kebidanan
pada neonatus. Penulis yakin bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu
secara moril maupun materil dalam pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat
menyempurnakan laporan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.

Samarinda, November 2021

Riska Emilia Rimbawati

NIM. P07224219031

DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................................i
Lembar Pengesahan............................................................................................................ii
Kata Pengantar ..................................................................................................................iii
Daftar Isi ...........................................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................................1
1. Tujuan umum .................................................................................................3
2. Tujuan khusus ................................................................................................3
Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................................................4
A. Konsep Dasar Teori Hipoglikemi..............................................................................4
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Neonatus Dengan
Hipoglikemi..............................................................................................................11
Bab III Tinjauan Kasus .....................................................................................................25
Bab IV Penutup.................................................................................................................31
Daftar Pustaka....................................................................................................................32
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipoglikemia merupakan masalah yang umum ditemukan pada bayi baru
lahir. Angka kejadian hipoglikemia pada bayi cukup bulan sehat adalah 1%-
5%, dan pada bayi kecil masa kehamilan dan bayi yang lahir prematur adalah
15%-25% (Jia et al., 2017). Konsentrasi glukosa darah pada fetus kira- kira 15
mg/dL lebih rendah daripada konsentrasi glukosa maternal. Konsentrasi
glukosa menurun segera pada periode postnatal. Konsentrasi dibawah 45
mg/dL digolongkan sudah terjadi hipoglikemia. Pada 3 jam pertama,
konsentrasi glukosa pada bayi cukup bulan yang stabil berkisar diantara 40 –
80 mg/dL (Hay Jr et al., 2014). Untuk neonatus cukup bulan berusia kurang
dari 72 jam dipakai batas kadar glukosa plasma 35 mg/dL. Sedangkan untuk
neonatus prematur dan Kecil Masa Kehamilan (KMK) berusia kurang dari 1
minggu disebut mengalami hipoglikemia bila kadar glukosa plasma kurang
dari 25 mg/dL (Batubara et al., 2015).
Terdapat 2 kelompok bayi cukup bulan berisiko tinggi untuk mengalami
hipoglikemia, yaitu bayi yang lahir dari ibu yang diabetes dan bayi yang
mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim atau Intrauterine Growth
Restriction (IUGR) (Hay Jr et al., 2014). Penyebab hipoglikemia pada neonatus
meliputi Persistent Hyperinsulinemic Hypoglicemia of Infancy, penyimpanan
glikogen yang terbatas, misalnya pada prematur dan IUGR, peningkatan
penggunaan glukosa, seperti pada kasus hipotermia, polisitemia, sepsis,
defisiensi hormon pertumbuhan, dan lain sebagainya (Cranmer, 2017).
Perkembangan otak merupakan proses kompleks yang
berkesinambungan. Otak yang berkembang menggunakan banyak substrat
seperti glukosa, badan keton, laktat, asam lemak dan asam amino untuk energi,
pembelahan sel dan biosintesis nukleotida, protein dan lipid. Metabolisme
krusial untuk memberikan energi kepada semua proses selular yang dibutuhkan
untuk otak berkembang dan berfungsi termasuk formasi ATP, sinaptogenesis,
sintesis, pelepasan dan pengambilan neurotransmiter, menjaga gradien ion dan
status redox, myelinasi (McKenna et al., 2015).
Tanda hipoglikemia pada bayi baru lahir dapat tidak spesifik atau jelas
yaitu letargi, iritabilitas, tremor, jittering, apnea, dan kejang. Hipoglikemia
karena naiknya insulin merupakan keadaan yang paling berat dan paling
resisten terhadap terapi. Gagal jantung dapat terjadi dalam kasus yang berat,
terutama dalam kasus bayi yang lahir dari ibu diabetes dengan kardiomiopati.
Hipoglikemia dalam status hiperinsulinemia dapat berkembang dalam 30- 60
menit pertama kehidupan. Glukosa darah dapat diukur pada tumit bayi dengan
menggunakan bedside-glucometer. Semua bayi baru lahir yang berisiko perlu
dilakukan skrining, termasuk bayi yang lahir dari ibu yang diabetes, bayi yang
mengalami IUGR, bayi prematur dan bayi lain dengan gejala sugestif. Semua
nilai rendah atau pada ambang batas perlu dikonfirmasi dengan mengukur
konsentrasi glukosa darah. Penting untuk terus memantau konsentrasi glukosa
sampai bayi bisa minum sepenuhnya dari mulut tanpa suplementasi intravena
dalam 24 jam, sehingga relaps hipoglikemia kecil kemungkinannya untuk
terjadi. Bayi dengan hipoglikemia membutuhkan infus glukosa IV lebih dari 5
hari perlu di evaluasi untuk kelainan yang lebih jarang, seperti inborn error
metabolism, hyperinsulinemic states, dan defisiensi hormon kontraregulator
(Hay Jr et al., 2014).
Hipoglikemia berat dapat menyebabkan kematian sel otak, yang akan
membuat disfungsi otak yang ireversibel, disfungsi neurologi yang disebabkan
hipoglikemia termasuk kesulitan dalam perkembangan gerak, penglihatan,
belajar dan tingkah laku dan epilepsi jangka panjang, dan kejang yang khas
termasuk mengangguk–ngangguk atau klonik, aritmia pada Electrocardiogram
(ECG), dan keterlambatan perkembangan psikomotor. Prognosis dari penyakit
ini buruk, dimana dapat menuju ke disfungsi neurokognitif yang parah (Jia et
al., 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi dengan hipoglikemi
dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam
bentuk catatan SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar teori bayi dengan hipoglikemi
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada bayi dengan
hipoglikemi
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan hipoglikemi dengan
pendekatan varney yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian pada bayi dengan hipoglikemi
2) Menginterpretasikan data dasar pada bayi dengan hipoglikemi
3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada bayi dengan
hipoglikemi
4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada bayi dengan hipoglikemi
5) Merancang intervensi pada bayi dengan hipoglikemi
6) Melakukan implementasi pada bayi dengan hipoglikemi
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan
d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak dengan Hipoglikemi
I. PENGKAJIAN
Pengkajian data subyektif dan data obyektif menggunakan konsep
refocusing atau menggunakan data fokus yang disesuaikan dengan
kebutuhan klien, berlandaskan teori yang ada, untuk menegakkan
diagnosis.

Tanggal Pengkajian :
Waktu Pengkajian :
Tempat Pengkajian :
Nama Pengkaji :

A. Data Subyektif
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama :
Umur : 1 – 2 jam
Umumnya hipoglikemia terjadi pada neonatus
umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena
bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu,
sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan
kadar glukosa darah yang menurun. (Sarwono,
2008 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
: 6 – 12 Jam
Hipoglikemia simtomatik pada neonates cenderung
terjadi selama 6-12 jam kehidupan (Sarwono, 2008
& Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
Jenis kelamin :
Tanggal MRS :
b. Identitas orang tua
Nama ayah :
Nama ibu :
Usia ayah/ibu :
Pendidikan ayah/ibu :
Pekerjaan ayah/ibu :
Agama :
Suku/bangsa :
Alamat :
2. Alasan Masuk Rumah Sakit (MRS) dan Keluhan Utama
Lemah, gelisah, keringat dingin, gemetar dan takikardi, nausea
(Sarwono, 2008).
a. Pada neonatus tidak spesifik, antara lain :
Hipoglikemia neonatus simtomatik gejalanya tidak khas,
misalnya : apati, anoreksia, hipotoni, apneu, sianosis, pernapasan
tidak teratur, kesadaran menurun, tremor, kejang tonik/klonik,
menangis tidak normal dan cengeng. Kebanyakan gejala pertama
timbul sesudah 24 - 48 jam kehidupan (Cunningham, F. Gary, dkk,
2005)
Tremor, sianosis, apatis, kejang, apnea intermitten tangisan
lemah/melengking, letargi, kesulitan minum, gerakan mata
berputar/nistagmus, keringat dingin, pucat, hipotermi, efleks
hisap kurang, muntah (Djoko Wahono S, 2006)

b. Pada Bayi/Anak:
Gejala-gejala dapat berupa : sakit kepala, nausea, cemas,
lapar, gerakan motoric tidak terkoordinasi, pucat, penglihatan
berkunang-kunang, ketidakpedulian, cengeng, ataksia,
strabismus, kejang, malas/lemah, tidak ada perhatian dan
gangguan tingkah laku (Sarwono, 2008).
3. Riwayat Kesehatan Klien
a. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Hal – hal yang perlu ditanyakan :
1) Apakah bayi memiliki riwayat asfiksia?
2) Apakah bayi mengalami hipotermi, hipertemi, gangguan
pernafasan?
3) Apakah bayi lahir premature?
4) Apakah ibu memiliki DM ?
b. Riwayat Kesehatan yang Lalu
1) Defek pada pelepasan glukosa (defek siklus krebs, defek
“respiratory chain”)
Kelainan ini sangat jarang, mengganggu pembentukan
ATP dari oksidasi glukosa, disini kadar laktat sangat tinggi
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
2) Defek pada produksi energy alternative (defisiensi
carnitine acyl tranferase, defisiensi HMG CoA, defisiensi
rantai panjang dan sedang acyl-coenzym A dehydrogenase,
defisiensi rantai pendek acyl-coenzym A dehydrogenase.
Kelainan ini mengganggu penggunaan lemak menjadi
energy, sehingga tubuh sangat tergantung hanya pada glukosa.
Ini akan menyebabkan masalah bila puasa dalam jangka lama
yang seringkali dengan dengan penyakit gastrointestinal
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
3) Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran:
a) Riwayat Antenatal
(1) Usia Kehamilan : (Sarwono, 2008)
Prematur (< 37 minggu) atau Postmatur (> 42
minggu)
Deposit glukosa berupa glikogen biasanya baru
terbentuk pada trimester ke-3 kehamilan, sehingga
bilabayi lahir terlalu awal, persediaan glikogen ini
terlalu sedikit dan akan lebih cepat habis terpakai,
sedangkan Bayi lebih bulan fungsi plasenta pada bayi
lebih bulan sudah mulai berkurang. Asupan glukosa
dari plasenta berkurang, sehingga janin menggunakan
cadangan glikogennya. Setelahbayi lahir, glikogen
tinggal sedikit, sehingga bayi mudah mengalami
hipoglikemia.
(2) Komplikasi kehamilan: Kelainan ari–ari, Ibu
dengan DM, ibu dengan penyakit ginjal, Toxemia
gravidarum, perdarahan antepartum, malnutrisi,
anemia, Hidramnion, KPD, Inkompatibilitas darah
oibu dan janin (rhesus)
Kelainan fungsi plasenta (ari-ari) selama bayi
berada dalam kandungan (Sarwono, 2008).
Bayi yang ibunya menderita diabetes seringkali
memiliki kadar insulin yang tinggi karena ibunya
memiliki kadar gula darah yang tinggi; sejumlah besar
gula darah ini melewati plasenta dan sampai ke janin
selama masa kehamilan. Akibatnya, janin
menghasilkan sejumlah besar insulin.Peningkatan kadar
insulin juga ditemukan pada bayi yang menderita
penyakit hemolitik berat. Kadar insulin yang tinggi
menyebabkan kadar gula darah menurun dengan cepat
pada jam-jam pertama kehidupan bayi setelah
dilahirkan, dimana aliran gula dari plasenta secara tiba-
tiba terhenti (Sarwono, 2008).
Ibu dengan penyakit ginjal, retinal atau jantung
mempunyai kecenderungan melahirkan bayi kecil
untuk masa kehamilan atau prematur, melahirkan bayi
dengan kondisi yang buruk, gawat janin atau kematian
janin.
b) Riwayat Intranatal
(1) Persalinan dengan SC
Dapat menyebabkan kelainan kardiorespiratori
sehingga menyebabkan penyakit membran hyaline
(HMD) yang dampaknya bayi akan mengalami
hipoglikemia (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005).
(2) Bayi dengan Asfiksia
Pada asfiksia, akan terjadi metabolisme anaerob
yang banyak sekali memakai persediaan glukosa. Pada
metabolisme anaerob, 1 gram glukosa hanya
menghasilkan 2 ATP, sedang pada keadaan normal 1
gram glukosa bisa menghasilkan 38 ATP.
c) Riwayat Postnatal
(1) BB bayi Lahir : BBLR
Gutberlet dan Cornblath melaporkan frekuensi
hipoglikemia 4,4 per 1000 BBLR (Cunningham, F.
Gary, dkk, 2005)
(2) Makrosomia
(3) Gemelli
(4) Cacat bawaan
(5) Kelaianan kromosom
(6) Infeksi misal: rubella,sifilis,toksoplasmosis
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Diabetes Melitus
Pada bayi yang lahir dari ibu diabetes 8%-25% mengalami
hipoglikemia. (Sarwono, 2008)
b) Ibu menderita penyakit misal: Tifus abdominalis, malaria, TBC,
Jantung, hipertensi, ginjal.

5. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
PolaNutrisi Kesulitan untuk minum ASI, muntah
Terjadi penurunan refleks hisap pada bayi
sehingga bayi kesulitan untuk minum ASI
(Djoko Wahono, 2006 & Cunningham, F. Gary,
dkk, 2005)
Pola Eliminasi
Pola Istirahat Insomnia
Karena bayi akan sering menangis (Djoko
Wahono S, 2006 & Cunningham, F. Gary, dkk,
2005)
Pola Personal Hygiene
Pola Aktivitas Menurun
Anak dengan hipoglikemia akan lemas dan
kesadarannya menurun. Hal ini akan
mempengaruhi aktifitas bayi yang biassanya
aktif menjadi tidak aktif (Djoko Wahono S,
2006 & Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)

6. Riwayat Psikososialkultural Spiritual


a. Komposisi, fungsi dan hubungan keluarga
b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitarnya
c. Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Apatis, Coma
Tanda Vital : (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
Nadi : Takikardia
Pernapasan : Tidak teratur / Apnea
Suhu : Hipotermia (< 36,5 0C)
Antropometri : PB :
BB : < 2500 gr atau > 4200 gr
BBLR maupun makrosomia dapat
menyebabkan hipoglikemia
(Sarwono, 2008)
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
Lingkar lengan :
LILA : < 11 cm
Menandakan bayi
mengalami malnutrisi.
Komplikasi malnutrisi
ialah hipoglikemia
(Djoko Wahono S,
2006)

2. Pemeriksaan Fisik Head to Toe


Inspeksi
Kepala :
Wajah : Tampak Lemas, pucat, gelisah, tidak
oedema
Tanda – tanda bayi dengan
hipoglikemia antara lain lemas, gelisah dan
pucat (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
Mata :
Tanda – tanda bayi dengan hipoglikemia
antara lain nistagmus (Cunningham, F.
Gary, dkk, 2005)
Telinga :
Hidung : Tampak Apnea, nafas cepat irreguler,
terdapat pernafasan cuping hidung
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
Mulut :
Leher :
Dada :
Abdomen : Tampak simetris, tidak membusung, pusat
infeksi, tidak tampak perdarahan tali pusat,
terdapat 2 arteri 1 vena pada tali pusat dan
tidak ada kelainan
Penyebab hipoglikemia salah satunya
ialah karena infeksi neonatorum
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
Punggung :
Genetalia eksterna :
Anus :
Kulit :

Ekstremitas : Tampak Sianosis, tremor, paristisia


pada jari
Tanda gejala dari hipoglikemia
adalah sianosis, tremor, paristisia pada jari
(Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)

Palpasi
Kepala :
Wajah :
Mata :
Telinga :
Hidung :
Leher :
Abdomen :
Genetalia eksterna :
Anus :
Ekstremitas : Teraba dingin, tidak oedema
Teraba dingin karena bayi
mengalami hipotermia (Cunningham, F.
Gary, dkk, 2005)

Auskultasi
Dada
Jantung : Mur – mur (-), BJ 1/BJ 2 normal, teratur
Paru : Wheezing (-), ronchi (-), krekels (-)
Abdomen : Bising usus (+)

Perkusi :
Dada : Terdengar Sonor
Abdomen : Tidak terdengar hipertimpani

3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks :
a. Refleks Morro : Positif, terkejut saat ada suara (Asuhan
Persalinan Normal,2008)
b. Refleks Rooting : Positif, membuka mulut jika ada yang
menyentuh bibir (Asuhan Persalinan
Normal,2008)
c. Refleks Sucking : Berkurang, kadang Negatif (-)
Pada bayi normal : Positif, dapat
menghisap putting susu
d. Refleks Swallowing : Negatif (-)
Pada bayi normal : Positif, dapat menelan
(JNPK-KR,2008)
e. Refleks Babinsky : Positif, jari kaki menekuk ke bawah
f. Refleks Graft : Negatif (-)
Pada bayi normal : Positif, dapat
menggenggam dengan baik (Sitiava, 2012)

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium :
1) Kadar glukosa serum
Diperiksa dengan dextrostix pada saat persalinan dan pada usia
½, 1, 2, 4, 8, 12, 24, 36, dan 48 jam. Pengukuran <45 mg/dL
dengan dextrostix harus diverifikasi oleh pengukuran serum
glukosa
2) Kadar serum kalsium
Pada usia 6, 24 dan 48 jam : Jika kadar serum kalsium rendah,
kadar serum magnesium harus diukur
3) Hematokrit

Pada saat lahir dan pada usia 24 jam

4) Kadar serum bilirubin


5) Tes lain
a) Kadar gas darah arteri
b) Hitungan sel darah lengkap (CBC), kultur dan pewarnaan
gram dilakukan sesuai indikasi klinis
b. Pemeriksaan radiologi
Tidak diperlukan kecuali ada bukti masalah jantung, pernafasan atau
kerangka
1) Electrocardiography dan echocardiography
Jika dicurigai adanya hypertropic cardiomyopathy atau
malformasi jantung.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : (Varney, 2007)
NKB/NCB/NLB KMK/SMK/BMK usia …. (jam/hari)...
dengan Hipoglikemia
Masalah : Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang
sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
Kebutuhan : Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Dehidrasi (Cunningham, F. Gary, dkk, 2005)
Letargi
Kejang
Hipoksia otak
Kerusakan sistem saraf pusat.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang harus
dilakukan. Rumusan ini mencakup tindakan segera yang bisa dilakukan
secara mandiri,kolaborasi,atau bersifat rujukan.
V. INTERVENSI
1. Bina hubungan saling percaya pada ibu dan keluarga klien.
RASIONAL : Terbina hubungan yang baik dan menciptakan
kepercayaan keluarga klien terhadap tenaga
kesehatan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
RASIONAL : Mencegah terjadi infeksi.
3. Jelaskan tentang manfaat perawatan, penatalakanaan medis, dan
komplikasi hipoglikemi kepada keluarga pasien.
RASIONAL : Informasi mengenai semua tindakan yang
dilakukan, komplikasi yang mungkin terjadi dan
tujuan dari suatu tindakan tertentu merupakan hak
pasien dan keluarga.
4. Observasi TTV tiap 1-2 jam.
RASIONAL : TTV sebagai paramereter untuk mengetahui
keadaan pasien apakah dalam keadaan baik atau
tidak.
5. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien
RASIONAL : Penjelasan mengenai keadaan dan hasil
pemeriksaan merupakan salah satu hak klien.
6. Pemberian ASI sedini dan sesering mungkin. Anjurkan ibu untuk
menyusui 2 - 3 jam atau selama bayi menginginkannya
RASIONAL : ASI mengandung glukosa yang dibutuhkan oleh
tubuh bayi sehingga hal ini akan membantu
pemenuhan glukosa pada tubuh bayi
7. Berikan dukungan kepada ibu agar terus menyusui bayinya
RASIONAL : Para orang tua akan merasa kurang percaya diri
untuk memberikan ASI nya karena melihat kondisi
bayinya yang tidak sesuai dengan apa yang mereka
harapkan
8. Jaga kehangatan bayi
RASIONAL : Bayi yang hipotermi banyak menggunakan glukosa
didalam tubuhnya sehingga menyebabkan
hipoglikemia
9. Cek intake dan output
RASIONAL : Berikan cairan  sesuai dengan  kebutuhan bayi /kg
BB/24 jam
10. Kaji intoleransi minum bayi
RASIONAL : Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI
11. Memantau kadar glukosa darah
Semua neonatus berisiko tinggi harus ditapis :
a. Pada saat lahir
b. 30 menit setelah lahir
c. Kemudian setiap 2-4 jam selama 48 jam atau sampai pemberian
minum berjalan baik dan kadar glukosa normal tercapai
RASIONAL : Pemeriksaan kadar glukosa berguna untuk
memantau perkembangan bayi mengenai kondisinya
setelah dilakukan terapi
12. KIE Pencegahan hipoglikemia
RASIONAL : Pemberian KIE dapat meberikan informasi
tambahan kepada keluarga sehingga akan
mempermudah keluarga ketika bayi dilakukan
perawatan dirumah
13. Kolaborasi dengan Sp.A dalam pemberian terapi dan tindakan
selanjutnya
RASIONAL : Dilakukannya kolaborasi agar penanganan pada
bayi lebih efektif sehingga membantu proses
pemulihan kesehatan bayi
14. Monitor pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu
DM) perlu dimonitor dalam 3 hari pertama
RASIONAL : Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam.
Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai
pemeriksaan glukosa normal dalam 2 kali
pemeriksaan. Kadar glukosa ≤  45 mg/dl atau gejala
positif tangani hipoglikemia
15. Bolus 200 mg/kg dextrose 10% dilanjutkan dg dextrose 5-8
mg/kg/menit, dpt sampai 12-15 mg/kg/menit
RASIONAL : Hipoglikemia simptomatik diberikan terapi seperti
diatas yang bertujuan untuk pemenuhan glukosa
darah bayi
16. Periksa GDR 30 menit sesudah bolus dextrose 10 %
RASIONAL : Sebagai pemantau kenaikan glukosa dalam tubuh
bayi pada kasus hipoglikemia simptomatik
17. Pasang nasogastric tube (sonde)
RASIONAL : Dengan pemasangan NGT akan mempermudah
masuknya input cairan dan nutrisi ke dalam tubuh
bayi.
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan efektiofan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentukSOAP
DAFTAR PUSTAKA
ADA. 2018. Good to Know - Hypoglycemia. 30(1): 30. Journal ADA. 2019.
Glycemic targets: Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care
Volume;42 (Suppl. 1); S61-S70.

American Diabetes Association Workgroup on Hypoglycemia. Defining and


reporting hypoglycemia in diabetes. Diabetes Care 2015; 28: 1245 – 9

Cranmer H, Shannon M, (2009). Hypoglycemia. Available from:


http://www.medscape.com/viewarticle/ 802334 Diakses: 8 Agustus 2021

Cunningham, FG. Leveno, KJ. Bloom, SL. Hauth, JC.Rause, DJ. Sponge, CY.
(2013). Obstetric Williams Edisi 23 volume 1. (Terjemahan: BrahmPendit).
Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai