Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PADA BAYI

BARU LAHIR BY NY “N” DENGAN HIPOGLIKEMI


DI PUSKESMAS GONDANG WETAN

Disusun oleh :
CHOLIFATUL FATMA, S. Keb

2021080024

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


HUSADA JOMBANG
TAHUN 2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Pada bayi baru lahir By Ny “N” Dengan Hipoglikemi
di Puskesmas Gondang Wetan.
Laporan ini disusun oleh :
Nama : Cholifatul Fatma, S. Keb
NIM : 2021080024
Telah disahkan dan disetujui pada :
Hari : ......................................................
Tanggal : ......................................................

MENGETAHUI
Pembimbing Praktek, Pembimbing Akademik,

Evi Susiyanti, S.ST., M. Kes. Fifi Ratna Aminati, S.ST., M. Kes

Ketua Stikes, Kaprodi,

Dra. Hj. Soelijah Hadi, M. Kes., MM Zeny fatmawati, S.ST., M.Ph


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Pada bayi baru lahir By Ny “N” Dengan
Hipoglikemi di Puskesmas Gondang Wetan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua
pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih tak lupa saya
sampaikan dengan hormat kepada:
1. Dra. Hj. Soelijah Hadi, M. Kes. M.M, selaku Ketua STIKES Husada Jombang.
2. Zeny Fatmawati, SST., M.Ph. selaku kaprodi profesi bidan STIKES Husada Jombang.
3. Evi Susiyanti, S.ST., M. Kes. selaku pembimbing praktek
4. Fifi Ratna Aminati, S.ST., M. Kes. selaku pembimbing akademik
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan asuhan kebidanan
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga asuhan kebidanan ini
bermanfaatbagi pembaca pada umumnya dan bagi Mahasiswa STIKES Husada pada
khususnya.

Pasuruan,

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian bayi (AKB) merpakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per
1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Angka kematian bayi (AKB)
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat
keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi.
Apabila angka kematian bayi di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah
tersebut rendah (Sri, 2018). Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi
terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penangan bayi baru lahir dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat seumur hidup dan
kematian. Pada bayi baru lahir, keseimbangan atau mempertahankan kadar glukosa darah
adalah hal yang utama. Kadar glukosa harus dipertahankan antara 75-100 mg/dl sebagai
substrat yang adekuat bagi otak. Kadar glukosa rendah akan menyebabkan eksitotoksik
asam amino sehingga akan memperluas infark, Kadar glukosa yang berkurang disebut
hipoglikemia (Sarwono, 2010 dalam Sri, 2018). Angka kejadian hipoglikemia di
Indonesia secara umum belum tercatat karena hipoglikemia bukan merupakan kelainan
namn merupakan suatu kegawatdaruratan yang harus segera diatasi. Kejadian
hipoglikemia biasanya tidak terlihat, bayi biasanya hanya diam dan pasif tidak banyak
bergerak dan disangkat tidur, maka dari itu banyak yang tidak mengetahui bahwa bayi
tersebut sedang mengalami hipoglikemia (Sarwono, 2010 dalam Sri, 2018).
Uraian diatas mendorong penulis dalam menangani masalah kasus dengan judul
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Pada bayi baru lahir By Ny “J” Dengan
Hipoglikemi di Puskesmas Gondang Wetan.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum


Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam
memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta mendapatkan pengetahuan dalam
memecahkan masalah.
1.2.2 Tujuan khusus
Dalam melakukan Asuhan kebidanan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir pada By
Ny ’’J” dengan Hipoglikemi, diharapkan mahasiswa mampu mengetahui tentang:
1. Pengkajian dan menganalisa data pada klien
2. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas masalah pada klien
3. Menyusun rencana kebidanan
4. Melaksanakan tindakan kebidanan
5. Evaluasi asuhan kebidanan
1.3 Manfaat
Bagi Penulis : Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah
didapatkan dalam perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan
asuhan kebidanan
Bagi Klien : Agar mengetahui masalah yang mungkin terjadi yang berkaitan dengan
asuhan kebidanan kegawardaruratan pada bayi baru lahir
Bagi Institusi : Sebagai perbandingan dalam memberikan asuhan kebidanan
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
Bagi lahan : Sebagai bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan acuan dan
perbandingan pada penanganan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode sebagai
berikut :
1.4.1 Studi Kepustakaan
Teori kebidanan pada remaja yang mengalami disminore primer di ambil dan buku
yang berkaitan dengan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir.
1.4.2 Wawancara
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung kepada sasaran atau klien
tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir.
1.4.3 Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan data melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
1.4.4 Dokumentasi
Pengambilan data dengan melihat data pada lembar status klien.
1.4.5 Observasi
Pemantauan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan asuhan kebidanan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir pada By
Ny ’’J” dengan Hipoglikemi terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, teknik pengumpulan data,
tempat dan waktu penyusunan dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri dari konsep dasar bayi baru lahir dengan hipoglikemi
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pengkajian data, identifikasi dignosa, masalah dan kebutuhan,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
BAB IV PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Hipoglikemi


2.1.1 Pengertian Hipoglikemi
Hipoglikemia merupakan istilah yang digunakan ketika kadar gula darah bayi
di bawah rata-rata bayi seusia dan memiliki berat badan sama. Adapun batasan
untuk menilai apakah bayi mengalami hipoglikemia atau tidak adalah pada bayi
aterm dengan berat badan 2500 gr atau lebih, kadar glukosa plasma darah lebih
rendah dari 30 mg/dl dalam 72 jam pertama dan 40 mg/dl pada hari berikutnya,
sedangkan pada berat badan lahir rendah kadar glukosa rendah jika di bawah 25
mg/dl (Putri, 2011). Glukosa merupakan sumber utama energi selama masa janin,
meskipun asam amino dan laktat ikut berperan pada kehamilan lanjut. Kecepatan
glukosa yang diambil janin sekitar dua per tiga kadar gula darah ibu. Karena
terputusnya hubungan plasenta dan janin maka terhenti pula pemberian glukosa,
bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah sekitar 50-60 mg/dl selama
72 jam pertama, sedangkan bayi berat lahir rendah dalam kadar 40 mg/dl (Putri,
2011). Frekuensi hipoglikemia secara keseluruhan berkisar 2-3/1000 kelahiran
hidup, secara bermakna lebih tinggi pada bayi berat lahir rendah dengan riwayat
komplikasi kehamilan atau sakit berat. Kejadian paling tinggi pada bayi dan ibu
diabetes (sekitar 75%), menyusul pada bayi dengan ibu diabetes waktu hamil, dan
lebih rendah pada berat badan lahir rendah (Putri, 2011).
2.1.2 Klasifikasi Hipoglikemi
1. Bayi dari ibu penderita diabetes melitus, pradiabetes melitus dan bayi
eritroblastosis berat. Bayi demikian cenderung menderita hiperinsulinisme,
mempunyai jumlah glikogen dan deposit lemak yang banyak dan mempunyai
respon terhadap glikemia dengan peninggian 5-20 kali pada pengeluaran
insulin.
2. Bayi berat badan lahir rendah, yang kemungkinan mengalami malnutrisi
intrauterine. Misalnya bayi dari ibu penderita toksemia, bayi dengan kelainan
plasenta, dan bayi kembar yang terkecil. Bayi seperti ini mempunyai kadar
glikogen pada hepar yang rendah dan perbandingan yang besar antara berat
otak dan berat hati dengan peninggian konsumsi oksigen dan peninggian
metabolism, kadar glikogen hati dan otot akan berkurang. Sebagian bayi
seperti ini tidak mampu meninggikan pengeluaran adrenalin untuk
memperbaiki hipoglikemia seperti yang terjadi pada bayi normal. Pada bayi
yang lebih tua yang menderita hipoglikemia sejak lahir dan tergolong pada
bayi kecil untuk masa kehamilannya ditemukan kadar katekolamin yang
sangat rendah oleh Brobeger dan Zettrstrom (1961).
3. Bayi yang sangat imatur, yang rentan terhadap komplikasi sindrom gangguan
pernapasan atau asfiksia dan membutuhkan metabolisme yang lebih tinggi
daripada kemampuan yang ada pada bayi tersebut.
4. Golongan terkecil ditemukan dan termasuk defek genetik atau defek
kembangan seperti galaktosemia, penyakit penimbunan glikogen, kepekaan
terhadap leusin, insulinismus dan gangguan metabolik, serta gangguan
anatomis lain.
1.1.3 Epidemiologi
Frekuensi hipoglikemia pada bayi atau anak lebih besar belum diketahui
dengan pasti. Di Amerika dilaporkan sekitar 14000 bayi mengalami
hipoglikemia. Menurut Gutberlet dan Cornblath melaporkan frekuensi
hipoglikemia 4,4 per 1000 kelahiran hidup dan 15,5 per 1000 kelahiran Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR). Dan hanya 200-240 penderita hipoglikemia
persisten dan intermitten setiap tahunnya yang masuk rumah sakit. Angka ini
berdasarkan observasi bahwa penderita hipoglikemia berjumlah 2-3 per 1000
anak yang masuk rumah sakit, sedangkan anak yang dirawat berjumalah 80.000
pertahun. Untuk Indonesia sendiri, belum terdapat data mengenai hipoglikemia
pada bayi atau anak lebih besar (Zul, 2013).
4.1.4 Etiologi
Terdapat beberapa penyebab dapat terjadinya hipoglikemia pada bayi baru
lahir yaitu sebagai berikut:
1. Menurunnya pembentukan glukosa pada bayi kecil masa kehamilan (KKMK)
(Zul, 2013).
2. Hiperinsulinemia, adalah gangguan yang terjadi akibat tingginya kadar
hormon insulin dalam aliran darah dibandingkan dengan kadar gula darah
(Nurfitri, 2015).
3. Defisiensi glukagon (Zul, 2013).
4. Peningkatan kecepatan pemakaian glukosa (Zul, 2013).
5. Pemantauan dan terapi hipoglikemia pada neonatus (Zul, 2013).
Hipoglikemia pada anak dapat terlihat saat terjadi gangguan pada
keseimbangan normal antara produksi dan pemakaian glukosa, kelainaan sekresi
hormon, interkonversi substrat, dan mobilisasi bahan bakar metabolik berperan
dalam menyebabkan kelainan pada produksi dan penggunaan glukosa atau bisa
pada kombinasi.
4.1.5 Patofisiologi
Pengaturan kadar glukosa darah sebagian besar bergantung pada hati. Terdapat
beberapa kinerja hati yaitu mengekstrasi glukosa, menyintesis glikogen,
melakukan glukoneogenesis, dan jaringan-jaringan perifer hingga otot dan
adiposa juga ikut berperan dalam mempertahankan kadar glukosa plasma. Jumlah
glukosa di hati bergantung pada keseimbangan fisiologis beberapa hormon.
Hormon tersebut dibagi menjadi dua, yang pertama adalah hormon yang bekerja
merendahkan kadar glukosa, sedangkan yang kedua adalah hormon yang bekerja
meninggikan kadar glukosa (Zul, 2013).
1. Hormon yang merendahkan kadar glukosa Dalam hal ini, hormon yang
merendahkan kadar glukosa adalah hormon insulin. Insulin adalah hormon
predominan yang mengendalikan kadar glukosa darah, karena hormon ini
adalah satu-satunya hormon yang secara langsung berefek menurunkan
produksi glukosa endogen dan mempercepat pemakaian glukosa. Biasanya
hormon insulin digunakan pada pasien yang mengalami penyakit diabetes dan
harus menggunakan insulin untuk merendahkan kadar glukosa dalam darah
(Zul, 2013).
2. Hormon yang meninggikan kadar glukosa Terdapat beberapa hormon yang
bekerja untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Hormon tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Glukokortikoid oleh sekresi korteks adrenal (Zul, 2013).
b. Glukagon oleh sekresi sel-sel alfa pula langerhans (Zul, 2013).
c. Epinefrin oleh sekresi medulla adrenal dan jaringan kromafin lainnya (Zul,
2013).
d. Growth hormone oleh sekresi kelenjar hipofisis anterior (Zul, 2013).
Hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah juga disebut dengan hormon
counter regulatory. Hormon yang melawan efek hipoglikemia dan pengaruh
insulin berlebih adalah kerja hormon adrenokortikotropok (ACTH), kortisol,
glukagon, epinefrin, dan hormon pertumbuhan. Hasil akhir dari hormon ini
adalah meningkatkan konsentrasi glukosa darah dengan menghambat penyerapan
glukosa oleh otot (epinefrin, kortisol, dan hormon pertumbuhan). Meningkatkan
ketersediaan asam amino glukoneogenik endogen dengan meningkatkan
proteolisis otot (kortisol), mengaktifkan lipofisis, dan menyediakan asam lemak
bebas sebagai sumber energi dan gliserol untuk glukoneogenesis (epinefrin,
glukagon, hormon pertumbuhan ACTH, dan kortisol), menghambat sekresi
insulin dari pankreas (epinefrin), mengaktifkan secara akut enzim glukogenolitik
dan glukoneogenik (epinefrin dan glukagon), dan memicu sintesis enzim
glukoneogenik (glukagon dan kortisol) secara terus menerus (Zul, 2013).
4.1.6 Penanganan
Bila tanpa kejang, bolus intravena 200 mg/kg BB (2 ml/kg BB) glukosa 10%
cukup efektif untuk meninggikan kadar gula darah. Bila terdapat kejang
digunakan larutan glukosa 10-25% dengan dosis total 1-2 g/kg BB. Kemudian
dilanjutkan dengan infus glukosa 4-8 mg/kg BB/menit. Bila hipoglikemia
berulang, digunakan infus glukosa 15-20% dan bila tidak mencukupi diberikan
hidrokortison 2,5 mg/kg BB/12 jam atau prednisone 1 mg/kg BB/24 jam.
Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan setiap 2 jam sampai beberapa hasil
menunjukkan kadar diata 40 mg/dl. Kemudian pemeriksaan dilanjutkan setiap 4-6
jam, pengobatan dikurangi dan dihentikan bila kadar gula darah sudah normal dan
bayi tidak menunjukkan gejala selama 24-48 jam. Biasanya diperlukan
pengobatan selama beberapa hari sampai satu minggu, jarang sampai beberapa
minggu (Putri, 2011). Diazoksida, epinefrin, dan fruktosa tidak banyak
bermanfaat. Epinefrin dan fruktosa dapat menimbulkan asidosis laktik. Bila
terdapat hiperinsulinisme neonatal, seperti pada nesidioblastosis, dan tidak
responsif terhadap pemberian glukosa dan steroid, dapat digunakan diazoksida
dan SusPhrine. Pada nesidioblastosis dan adenoma sel pulau pankreas pengobatan
definitifnya adalah operasi; pada beberapa kasus diperlukan pula glukagon dan
somatostatin (Putri, 2011). Bayi dengan risiko hipoglikemia memerlukan
pemeriksaan kadar gula darah sejak 1 jam kehidupan dan diulangi setiap1-2 jam
selama 6-8 jam pertama, kemudian setiap 4-6 jam selama 24 jam kehidupan. Bayi
demikian, walaupun normoglikemik, memerlukan susu formula secara oral sejak
2-3 jam pertama dengan interval 2 jam selama 24-48 jam. Bila hal ini tidak dapat
ditoleransi atau terjadi hipoglikemia neonatal asimtomatik sementara, perlu
diberikan glukosa 4 mg/kg/menit secara intravena (Putri, 2011).

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PADA


BAYI BARU LAHIR BY NY “J” DENGAN HIPOGLIKEMI
DI PUSKESMAS GONDANG WETAN

3.1.  PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 8 Februari 2022 Jam : 09.00 WIB

3.1.1 Data Subyektif


1. Identitas
a. Identitas bayi
Nama : By ny “ N ”
Tanggal Lahir : 8 Februari 2022
Umur : 0 hari
Anak Ke- :1
Jenis Kelamin : Perempuan
b. Identitas orang tua
Nama Ibu : Ny. “N” Nama Ibu : Tn. “R”

Umur : 24 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Penghasilan : - Penghasilan : ± Rp. 3.500.000

Lama kawin : 3 tahun Lama kawin : 3 tahun

Kawin ke- : 1 Kawin ke- : 1

Golongan : O Golongan : O
darah darah

Alamat : Ds. Pasrepan Alamat : Ds. Pasrepan


Gondang Wetan Gondang Wetan

1. Keluhan utama
Bayi tampak menangis pelan, ekstremitas kebiruan, gerakan kurang aktif
2. Riwayat persalinan :
Tanggal : 8 Februari 2022
Pukul : 07.45
Tempat : Puskesmas Gondangwetan
Komplikasi : Tidak ada
Usia : Aterm (39 minggu)
3. Riwayat Kesehatan Yang lalu
Klien tidak pernah menderita penyakit menular seperti (hepatitis, TBC), penyakit
menurun (DM, asma), menahun (jantung, hipertensi)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
seperti (hepatitis, TBC), penyakit menurun (DM, asma), menahun (jantung,
hipertensi).
5. Riwayat Keseshatan Sekarang
Klien saat ini mengalami hipoglikemi
6. Pola Kebutuhan Dasar
a. Nutrisi Orang tua mengatakan bayinya tidak mau menyusui dan terpasang infus
pada bayi.
b. Pola Eliminasi BAB : Bayi sejak lahir belum BAB BAK : 2x sejak 3 jam lalu.
c. Kebersihan Bayi Orang tua mengatakan bayi sudah dimandikan sekali setelah
lahir.
7. Riwayat psikososial dan psikokultural
Orang tua dan keluarga mengatakan dirinya cemas akan keadaan bayinya.
8. Latar belakang social budaya
Klien berasal dari jawa dan tidak ada pantangan makanan, tidak pernah minum
jamu-jamuan selain obat yang diberikan oleh dokter/ petugas kesehatan, dalam
keluarga tidak ada binatang peliharaan seperti kucing/burung.
3.1.2 Data Obyektif
a. Pemeriksaan fisik umum
1. Keadaan Umum
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda Vital
Tensi :-
Suhu : 35° C
Nadi : 170 x/menit
RR : 70 x/menit
TB/BB : 51cm/4800gram
LK : 34cm
LD : 33 cm
LL : 10cm
b. Reflek
Reflek mengisap : (Tidak Ada) Bayi tidak mau mengisap sesuatu yang
menempel di mulut.
Reflek kaki : (Lemah) Bayi tampak lembah menendangkan kakinya.
Reflek graping : (Ada) Terhadap benda yang diikatkan pada jari.
Reflek moro : (Ada) bayi tampak bisa memeluk bila dikejutkan.
c. APGAR
Score Menit 1 : apperance 1, pulse 1, grimace 1, activity 1, respiratory 1
Menit 2 : Apperance 1, pulse1, Grimace 1, Activity 1, Respiratory 2
Total : 5-6
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala UUB : Cembung
UUK : Datar
Molase : Tidak ada
Chepal hematoma : Tidak ada
Bentuk kepala : Bundar
Odema : Tidak ada
Luka : Tidak ada
Keadaan luka :-
Diameter : 3 cm
2) Mata
Bentuk mata : Bulat simetris kanan dan kiri
Strabismus : Tidak ada
Pupil mata : Normal
Sklera : Putih
Keadaan : Bersih
Bulu mata : Normal
Konjungtiva : Merah muda
3) Hidung
Bentuk : Simetris, tidak ada polip
Lubang hidung : Normal
Pernapasan : Normal, tidak ada pernapasan cuping hidung
Keadaan : Terdapat sedikit cairan atau lendir
4) Mulut
Bentuk : Simetris, tidak ada kelainan
Palatum : Tidak ada kelainan
Gusi : Baik
Bibir : Merah muda, tidak ada kelainan, simetris
5) Telinga
Posisi : Simetris
Keadaan : Bersih, tidak keluar cairan
6) Leher
Kelenjar Limfe : Normal
Kelenjar Tiroid : Normal
Vena Jugularis : Normal
7) Dada
Posisi : Simetris
Payudara : Tidak ada benjolan
8) Perut
Bentuk : Bulat, tidak ada nyeri tekan
Punggung bokong : Tidak ada kelainan
9) Ekstremitas atas
Posisi : Simetris tangan kanan dan kiri, pada punggung tangan kanan
terpasang infus
Jari-jari tangan : Lengkap
Pergerakkan : Lemah
Varises : Tidak ada
Tonus sendi : Tidak ada
Keadaan : Tidak ada kelainan
10) Ekstremitas bawah
Jari-jari kaki : Lengkap
Pergerakan : Lemah
Varises : Tidak ada
Tonus sendi : Tidak ada
Keadaan : Tidak ada kelainan
11) Genetalia
Jenis kelamin : Perempuan
Vagina : Simetris
Lubang uretra : Ada
Anus : Ada
e. Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 18, 6 gr%
Eritrosit : 4,5 juta/ul
Leukosit : 9700 juta/ul
Trombosit : 20500/ul
GDS : 46 Bilirubin
Total : 8,42 mg/dl
Direk : 2,9 mg/dl
Indirek : 5,52 mg/dl

3.1 ANALISA DATA


Diagnosa : By Ny “N” usia 0 hari Dengan Hipoglikemi

3.2 PENATALAKSANAAN
Tanggal: 8 Februari 2022 Jam: 09.30 WIB
Intervensi :

1. Memberitahu keluarga bayi bahwa saat ini bayi mengalami hipooglikemi


2. Melakukan tindakan observasi terhadap keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital
dan menginformasikan hasilnya kepada ibu.
3. Melakukan tindakan pencegahan kehilangan panas berupa membungkus tubuh bayi
dengan handuk kering dan menyalakan radiant warmer.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis untuk memberikan IVFD dekstrose
10% + aminofilin 2 cc dengan kecepatan 10 tetes/menit, ampisilin 2x250 mg secara
intravena, serta memberikan oksigen.
5. Memasang sonde berukuran 8 F untuk pemberian nutrisi kepada bayi.
6. Melakukan pemantauan pada hasil laboratorium yaitu HB, eritrosit, leukosit,
trombosit, dan GDS.
7. Melakukan rangsangan taktil dengan cara mengusap-usap punggung bayi dan
menyentil kaki bayi.
8. Melakukan penilaian terhadap bayi berupa pernapasan dan denyut nadi.
9. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI eksklusif dan mengajarkan teknik
menyusui yang benar.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipoglikemia merupakan istilah yang digunakan ketika kadar gula darah bayi di
bawah rata-rata bayi seusia dan memiliki berat badan sama. Glukosa merupakan sumber
utama energi selama masa janin, meskipun asam amino dan laktat ikut berperan pada
kehamilan lanjut. Kecepatan glukosa yang diambil janin sekitar dua per tiga kadar gula
darah ibu. Karena terputusnya hubungan plasenta dan janin maka terhenti pula
pemberian glukosa, bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah sekitar 50-60
mg/dl selama 72 jam pertama. Terdapat beberapa jenis hipoglikemia yang dapat dialami
oleh bayi atau balita menurut perbedaan patofisiologinya dan dua jenis menurut usianya.
Hipoglikemia memiliki gejala yang berbeda-beda, namun yang paling nyata adalah
keadaan bayi yang lemah dan tidak aktif bergerak karena kekurangan energi. Untuk
prognosis hipoglikemia, bila tidak dijumpai kelainan bawaan yang membahayakan serta
mendapat penanganan yang cepat dan tepat, prognosisnya baik. Oleh karena itu
penanganan yang cepat dan tepat diperlukan dalam kasus hipoglikemia agar bayi selamat
dan bisa menjadi normal kembali.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Institusi
Lebih banyak menyediakan literature yang berkaitan degan kasus sehingga lebih
memudahkan dalam penyusunan Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Pada bayi
baru lahir.
4.2.2 Bagi Lahan Praktek
Diharapkan para petugas bisa cepat dan tepat dalam memberikan Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Pada bayi baru lahir.sesuai Standart Pelayanan
4.2.3 Bagi Penulis
Agar Mahasiswa dapat menggali ilmu lebih dalam lagi serta lebih giat belajar
dalam memahami teori sehingga dapat diterapkan dilahan praktek.
4.2.4 Bagi Remaja
Diharapkan klien lebih kooperatif, sehingga dalam pengobatan dapat dilakukan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Nurfitri, Wita. 2015. Waspada Hiperinsulinemia pada Bayi. Ayah Bunda.
https://www.ayahbunda.co.id/balita-gizi-kesehatan/waspadahiperinsulinemia-pada-
bayi. Putri, Jannah Isnaini. 2011. Hipoglikemia pada Neonatus. Academia.
https://www.academia.edu/16893683/Hipoglikemia_pada_Neonatus

Sri, S. 2018. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada By. Ny. I Umur 1 Jam Dengan
Hipoglikemia Di Puskesmas Karangrayung 1 Kabupaten Grobogan (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).

Zul. 2013. Hipoglikemia pada Neonatus. Scribd.


https://www.scribd.com/doc/129456412/Hipoglikemi-Pada-Neonatus

Anda mungkin juga menyukai