Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN

IBU PADA MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


KABUPATEN PIDIE TAHUN 2021

Proposal

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Terapan Kebidanan pada Prodi D-IV Kebidanan
Stikes Darussalam Lhokseumawe

Disusun oleh :

SABARINA
NIM 202204185

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DARUSSALAM


PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN LHOKSEUMAWE
TAHUN 2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa angka ibu nifas

meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2008 diperkirakan 60% atau sekitar 598.000

dari jumlah tersebut sebanyak 10% ibu meninggal dunia ketika masa nifas terjadi

dalam 24 jam pertama. Pada tahun 2010 ibu nifas sebanyak 80% atau sekitar

860.000 dan yang meninggal dunia sekitar 20%. Sementara pada tahun 2014

jumlah ibu nifas mengalami peningkatan 5% dari tahun sebelumnya atau sekitar

928.000 dengan angka kematian ibu nifas sebanyak 398.000. Karena itu ibu nifas

sering kali merasa cemas dalam menghadapi masa post partum.

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya berkesinambungan

yang meliputi seluruh masyarakat bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas

mewujudkan tujuan nasional yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

optimal (Syafruddin, 2009).

Angka Kematian Ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu,

dewasa ini masih tinggi di Indonesia dibandingkan dengan AKI di Negara

ASEAN lainnya. Menurut data dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2012-2014, AKI di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup. Hal ini

berarti bahwa lebih dari 18.000 ibu meninggal setiap tahun atau 2 ibu meninggal

setiap jam, oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

(Depkes RI, 2010).

1
2

Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa

ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini

merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh besar terhadap

keberhasilan pembangunan kesehatan. Asuhan yang diberikan oleh seorang

pemberi pelayanan sangat mempengaruhi kualitas asuhan yang diberikan dalam

tindakan kebidanan seperti upaya pelayanan antenatal, intranatal dan postnatal.

Sebagai seorang bidan yang profesional, bidan perlu mengembangkan ilmu dan

kiat asuhan kebidanan yang salah satunya mampu mengintegrasikan model

konseptual, khususnya dalam pemberian ashuan kebidanan masa nifas (Saleha,

2012).

Asuhan masa nifas diperlukan dalam masa ini karena merupakan masa

kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu termasuk

kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian ibu pada masa nifas

terjadi dalam 24 jam. Oleh karena itu, peran dan tanggung jawab bidan untuk

memberikan asuhan kebidanan ibu nifas sangat diperlukan (Sunarsih dkk, 2011).

Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti kaeadaan semula. Masa ini berlangsung selama kira-

kira 6 minggu. Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami

banyak perubahan, baik secara fisiologis maupun psikologis. Sebenarnya sebagian

besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan maka tidak

menutup kemungkinan akan mengalami keadaan yang patologis (Sulistyawati,

2012).
3

Masa ini merupakan masa-masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan

untuk selalu melakukan pemantauan, karena pelaksanaan yang kurang maksimal

akan menyababkan ibu mengalami berbagai masalah baik psikologis maupun

fisiologis. Pada masa ini sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik,

tetapi sebagian lainnya ada juga yang tidak berhasil menyesuaikan diri dan akan

mengalami gangguan psikologis dengan berbagai gejala misalnya kecemasan

(Dewi dkk, 2011).

Kecemasan adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang

atau suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam

beberapa tingkatan dimana penyebabnya tidak pasti / tidak ada objek yang nyata

(Kusumawati, 2010).

Banyak faktor yang berperan pada masa ibu nifas dalam proses adaptasi

psikologis, salah satunya yang penting adalah dukungan keluarga dan suami.

Dalam menjalani peran sebagai seorang ibu yang baru perlu adaptasi yang baik,

dengan dorongan dan perhatian dari seluruh anggota keluarga akanmemberikan

dukungan yang positif bagi ibu dalam menjalani peran baru setelah melahirkan.

Dengan respon positif dari keluarga, akan mempercepat proses adaptasi peran

sehingga akan memudahkan ibu dalam menjalani peran barunya menjadi seorang

ibu, dan akan mengurangi rasa kecemasan apalagi pada ibu yang baru pertama

kali melahirkan akan sangat membutuhkan dukungan, karena ia belum

sepenuhnya berada pada kondisi yang stabil, baik fisik maupun psikologisnya

(Sulistyawati, 2012).
4

Menurut para ahli gangguan ini merupakan afeksi yang paling sering

dijumpai pada masa post partum (Gorrie, 2012). Walaupun insidensinya sulit

untuk diketahui secara pasti, namun diyakini 10-15% ibu yang melahirkan

mengalami gangguan ini, maka dari itu sangat diperlukan suatu dukungan dari

keluarga (Green, 2010).

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Kecemasan Ibu pada Masa Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Pidie

Tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disusun rumusan masalah

“Bagaimana Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu pada

Masa Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Pidie Tahun 2021”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Kecemasan Ibu pada Masa Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten

Pidie Tahun 2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Kecemasan Ibu pada Masa Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten

Pidie Tahun 2021.
5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta melatih peneliti untuk

mengembangkan kemampuan berfikir secara objektif dan menjadi peneliti

yang lebih baik.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Memberikan masukan dalam rangka mengurangi tingkat kecemasan pada ibu

dalam menghadapi masa nifas.

3. Bagi STIKes Darussalam Lhokseumawe

Untuk kajian keilmuan dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dengan

pengembangan ilmu melalui penelitian ini.

4. Bagi Responden

Diharapkan mampu mengurangi kecemasan dalam menghadapi masa nifas.

E. Keaslian Penelitian

1. Cut Ti Arafah (2015) dengan judul “Kecemasan Ibu Primigravida Dalam

Menghadapi Persalinan di Klinik Hj.Hadijah Medan setelah menonton video

proses persalinan normal didapatkan hasil penelitian diketahui mayoritas

tingkat kecemasan ibu primigravida sebelum menonton video proses

persalinan dalam menghadapi proses persalinan normal adalah cemas berat

53,3% (n=8). Setelah diberi intervensi, mayoritas tingkat kecemasan ibu

menjadi cemas sedang 86,7% (n=13). Hasil analisa uji Wilcoxon diperoleh p =

0,020 (p < 0,05), yang berarti Ho ditolak

Anda mungkin juga menyukai