Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut data (world health organization)WHO tahun 2015, sebanyak

99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-

negara berkembang 81% angka kematian ibu (AKI) akibat komplikasi selama

hamil dan bersalin.Faktor langsung penyebab tingginya AKI adalah perdarahan

45%, terutama perdarahan post partum.Selain itu ada keracunan kehamilan 24%,

infeksi 11%, dan partus lama atau macet (7%).Komplikasi obstetric umumnya

terjadi pada waktu persalinan, yang waktunya pendek adalah sekitar 8 jam.

Angka kematian ibu, bayi dan anak balita di Indonesia masih cukup

tinggi. Tujuan Pembangunan Millenium (Millenuim Development Goals)2000-

2015 dan sekarang dilanjutkan dengan Sustainable Development

Goals(SDGs)2015-2030berkomitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). SDGs mempunyai 17 tujuan dan 169

target,tujuan pertama, kedua dan ketiga berhubungan dengan kesehatan.

Sedangkan tujuanyang berhubungan dengan penurunan AKI adalah tujuan yang

ketiga yaitu dengan target penurunan AKI sebesar70per 100.000 kelahiran

hidup(KH), AKB 12 per 1.000KH. Berdasarkan SurveiDemografi Kesehatan

Indonesia (SDKI2007) menunjukkan AKI masih 228 per 100.000 KH, AKB 34

per 100.000 KH, sedangkan menurut SDKI(2012)terdapat fakta bahwa AKI dan

AKB Indonesia kembali seperti pada tahun 1997. Data dari SDKI tahun 2012

menunjukkan AKI sebesar 359per 100.000 KHsetara dengan tahun 1997 dengan

AKI sebesar 334 per 100.000 KH(SDKI, 2012).

1
2

Penyebab tingginya angka kematian ibu antara lain, terlalu muda atau

terlalu tuasaat melahirkan, tidak melakukan pemeriksaan kehamilansecara

teratur, dan banyaknya persalinan yang ditolong oleh tenaga non professional

(Koblinsky et al, 2012).

AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan

nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas atau pengelolaanya

tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap

100.000 kelahiran hidup. Menurut Kementrian Kesehatan, indikator ini tidak

hanya mampu menilai program kesehatan ibu, namun juga mampu menilai

derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifikasi terhadap perbaikan pelayanan

kesehatan, baik dari sisi aksebilitas maupun kualitas. Data dari Kementrian

Kesehatan tahun 2019 menunjukan AKI di Indonesia masih sebesar 305 per

100.000 kelahiran hidup berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)

(Profil Kesehatan Indonesia, 2019).

Angka kematian ibu juga menjadi salah satu indikator penting dalam

menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita

yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan

kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)

selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)

tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI

mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan,

persalinan, dan nifas. Angka kematian ibu juga dapat digunakan dalam

pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini di pengaruhi status

kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan

melahirkan (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).


3

Sehingga bidan memililki peran dalam melakukan asuhan kebidanan

proaktif adalah dengan peningkatan cakupan ante natal care (ANC) yaitu

pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, bersalin pada tenaga kesehatan,

perawatan bayi baru lahir, kunjungan nifas, kunjungan neonatal, penanganan

komplikasi dan pelayanan kontrasepsi yaitu dilakukan secara komprehensif

(Syarifrudin, 2015).

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan

neonatal sampai pada keluarga berencana. Asuhan kebidanan ini diberikan

sebagai bentuk penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam

memberikan pelayanan kepada klien dan merupakan salah satu upaya untuk

menurunkan AKI dan AKB (Saifuddin, 2015).

Berdasarkan data Dinkes Provinsi Sumatera Selatan saat ini, sebanyak 148

kasus ibu meninggal per 100.000 kelahiran di Sumatera Selatan. Sejak tahun

2011 terjadi tren yang fluktuatif terhadap AKI yang dihitung per 100.000

kelahiran hidup. Pada tahun 2012 tercatat 120 kasus, meningkat menjadi 149

kasus pada tahun 2013, turun sedikit pada tahun 2014 menjadi 146 kasus, dan

kembali meningkat menjadi 155 pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Sumsel,

2017).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapathidup

dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahirannormal merupakan

proses pengeluaran janin yang terjadi padakehamilan cukup bulan (37-42

minggu), lahir spontan denganpresentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam waktu 18 jam,tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Jannah, 2015).
4

Berdasarkan data yang di peroleh dari Klinik Permata Bd.Hj.MarinaKota

Prabumulih Tahun 2018 jumlah ibu bersalin normal sebanyak 40 orang dan pada

tahun 2019 jumlah ibu bersalin normal sebanyak 45 orang (Rekam Medik Klinik

Permata Bd.Hj.Marina Kota Prabumulih).

Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil asuhan

kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. A G2P1A0

Umur 33 Tahun dengan Persalinan Normal di Kinik Permata Bd.Hj.Marina Kota

Prabumulih Tahun 2021”.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada Ny “A” dengan

persalinan normal dengan menggunakan pendokumentasian SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa telah melakukan pengkajian pada ibu bersalin Ny “A” dengan

persalinan normal.

2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial ibu

bersalin normal pada Ny “A”.

3. Mahasiswa dapat menginterprestasi data untuk menentukan diagnosa,

masalah dan kebutuhan pada ibu bersalin dengan persalinan normal.

4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau

kolaborasi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.

5. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan

persalinan normal pada Ny “A”.


5

6. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan ibu bersalin

dengan persalinan normal pada Ny “A”.

7. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada

persalinan normal pada Ny “A”.

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Bagi Lahan Praktik di Klinik Permata Bd.Hj.Marina Kota Prabumulih

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan

terutama dalam memberikan Asuhan Pelayanan Kebidanan secara komprehensif.

Bagi Klien

1. Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang sesuai dengan Standar Pelayanan

Kebidanan.

2. Klien mendapatkan asuhan kebidanan pada pemeriksaan kehamilan.

3. Sebagai masukan dalam mengambil kebijakan untuk perencanaa

pembangunan kedepan sehingga dapat meningkatkan kesejahteran bagi ibu

dan bayi.

1.3.2 Bagi Institusi

1. Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan Kebidanan serta

referensi bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan asuhan kebidanan

pada ibu bersalin.

2. Dapat mengalikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan

serta mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan yang

bermutu dan berkualitas.


6

1.3.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai referensi dan menambah wawasan serta

pengetahuan.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari studi kasus ini untuk melakukan asuhan kebidanan

komprehensifpada Ny ’’A’’ Umur 33 tahun G2P1A0 Hamil 38 minggu 2 hari

Inpartu kala I fase laten di Klinik Permata Bd.Hj.Marina Kota Prabumulih Tahun

2021.

1.5 Waktu dan Tempat Studi Kasus

1. Tempat : Klinik Permata Bd.Hj.MarinaKota Prabumulih

2. Waktu : Bulan Januari – Februari 2021


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antenatal Care (ANC)

2.1.1 Pengertian

Antenatal Care(ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh

perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan

secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta

mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi

peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).

2.1.2 Tujuan ANC

Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI

(2010) adalah :

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan

antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan

sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan antenatal yang

terpadu, komprehensif, serta berkualitas, memberikankonseling kesehatan dan

gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI; meminimalkan “missed

opportunity”pada ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal

terpadu, komprehensif dan berkualitas ; mendeteksi secara dini adanya

kelainan atau penyakit yang diderita ibu hamil ; dapat melakukan

intervensi yang tepat tehadap kelainan atau penyakit sedini mungkin

5
8

pada ibu hamil ; dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan

kesehatan sesuaidengan sistemrujukanyang sudahada.

2.1.3 Manfaat Pemeriksaan ANC

Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa

pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibudan janinnya,

antara lain :

1. Bagi Ibu

a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan

mengurangi penyulit masa antepartum.

b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jasmanidan rohani

ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan.

c. Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan dan untuk dapat

memberikan ASI.

d. Dapat melakukan proses persalinan secara aman.

2. Bagi Janin

Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara

kesehatan ibu sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati

dan berat bayi lahir rendah.

2.1.4 Jadwal Pemeriksaan ANC

Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan

guna memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya. Sehingga

diperlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut Yulianti (2014)

pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuansebagai berikut :

1. Minimal 1 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu).

2. Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14 –28 minggu).


9

3. Minimal 2 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai kelahiran).

2.1.5 StandarAsuhan Pelayanan Pemeriksaan ANC

Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut

Wagiyo(2016)adalah sebagai berikut :

1. Timbang Berat Badan (T1)

Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan

kunjungan. Kenaikan berat bada normal pada waktu kehamilan sebesar

0,5 kg per minggu mulai trimester kedua.

2. Ukur Tekanan darah(T2)

Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg,

apabila diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg maka

perlu diwaspadai adanya preeklamsi.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang

kemaluan ibu hingga batas pembesaran perut tepatnya pada puncak

fundus uteri. Dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan janin

sesuai dengan usia kehamilan.

4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan(T4)

Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa

pertengahan kehamilan, tekanan sistolik dan diastolik menurun 5 hingga

10 mmHg. Hal ini biasa terjadi karena vasodilatasi perifer akibat

perubahan hormonal selama kehamilan (Indriyani, 2013).

5. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid(T5)

Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah

terjadinya infeksi tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum yang


10

disebabkan oleh masuknya kuman Clostridium Tetani ke tubuh bayi

merupakan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkankematian bayi

dengan gejala panas tinggi, kaku kuduk, dan kejang. Imunisasi TT

dianjurkan 2 kali pemberian selama kehamilan, yaitu TT1 diberikan

pada kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada 4 minggu setelah suntikan

TT1 (Bartini, 2012).

6. Pemeriksaan Hb(T6)

7. Perawatan Payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T7)

8. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T8)

9. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T9)

Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai

rujukan apabila diketahui adanya masalah dalam kehamilan

termasuk rencana persalinan.

10. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T10)

11. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T11)

12. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T12)

13. Pemberian terapi anti-malaria untuk daerah endemis malaria (T13)

2.1.6 Tempat Pelayanan ANC

Menurut Prasetyawati(2011), pelayanan ANC bisa diperoleh di Klinik

bersalin, Rumah Sakit Bersalin, Dokter Umum, Puskesmas, Organisasi

Sukarela, Bidan, dan Perawatan mandiri.

2.1.7 Tenaga Pelayanan Pemeriksaan ANC

Dalam pelayanan antenatal juga dapat dilakukanoleh tenaga kesehatan

yang kompeten seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih, sesuai dengan

ketentuan pelayanan antenatal yang berlaku (Kemenkes RI, 2010).


11

2.2 Persalinan

2.2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup

dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal merupakan

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung

dalam waktu 18 jam,tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Jannah, 2015).

2.2.2 Tanda Persalinan

Menurut Sofian (2012), tanda dan gejala persalinan antara lain:

1. Rasa sakit karenahisdatang lebih kuat, sering dan teratur.

2. Keluarnyalendir bercampur darah (blood show) karena robekan-robekan kecil

pada serviks.

3. Terkadangketuban pecah dengan sendirinya.

4. Pada pemeriksaan dalam didapatiserviksmendatar dan pembukaan telah ada.

2.2.3 Tahap Persalinan

Menurut Sulistyawati (2010) persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :

1. Kala I (Kala pembukaan)

Kala pembukaan berlangsung antara pembukaan 0-10 cm. dalam

proses ini terdapat 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dimana

serviksmembuka sampai 3 cm dan fase aktif (7jam) dimana serviks

membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi akan lebih kuat dan sering

selama fase aktif. Lamanya kala 1 pada primigravida berlangsung 12 jam

sedangkan pada multigravida sekitar 8 jam.

2. Kala II (Kala pengeluaran bayi)

Kala II ini dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Kala

II biasanya akan berlangsung selama 2 jam pada primigravida dan 1 jam


12

pada multigravida. Pada tahap ini kontraksi akan semakin kuat dengan

interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik.

3. Kala III (Kala pelepasan plasenta)

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Proses

ini berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Tanda-tanda terlepasnya

plasenta yaituuterusmenjadi berbentuk bulat, tali pusat bertambah

panjang, terjadi semburan darah secara tiba-tiba.

4. Kala IV(Kala pengawasan)

Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Pada

kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pascapersalinan yang paling

sering terjadi pada 2 jam pertama.

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Rukiyah (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, antara

lain:

1. FaktorPower (Kekuatan)

Power adalah kekuatan janin yang mendorong janin keluar.Kekuatan

yang mendorong janin keluar dalam persalinan ialah his, kontraksi otot-

otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dariligament, dengan kerja sama

yang baik dan sempurna (Oxorn, 2010).

2. FaktorPassanger(Bayi)

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor

janin,yang meliputi sikap janin, letak janin, presentasi janin, bagian

terbawah janin, dan posisi janin (Rohani, 2011).

3. FaktorPassage(JalanLahir)

Passageatau faktor jalan lahir dibagi atas:


13

a. Bagian keras : tulang-tulang panggul (rangka panggul).

b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan, dan ligament-ligament

(Asrinah, 2010).

4. Faktor Psyche(Psikis)

Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukungan suami dan

anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan

kelahiran anjurkan mereka berperan aktif dalam mendukung dan

mendampingi langkah-langkah yang mungkinakan sangat membantu

kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk didampingi (Rukiyah, 2009).

5. Posisi Ibu (Positioning)

Posisi ibu dapat memengaruhi adaptasi anatomi danfisiologi

persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk

menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman,dan memperbaiki sirkulasi

(Sondakh, 2013).

2.2.5 Penyebab Persalinan

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui pasti. Namun menurut

Ujiningtyas (2009), terdapat beberapa teori yang menjelaskan penyebab

bermulainya persalinan, yaitu :

1. Teori penurunan hormon

Beberapa hari sebelum partus terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan

progesteron, sehingga otot rahim sensitif terhadap oksitosin. Penurunan kadar

progesteron pada tingkat tertentu menyebabkan otot rahim mulai kontraksi.

2. Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Apabila

batas tersebut telah terlewati maka akan terjadi kontraksi, sehingga persalinan

dapat dimulai.
14

3. Teori plasenta menjadi tua

Plasenta yang semakin tua seiring dengan bertambahnya usia kehamilan akan

menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron, sehingga pembuluh

darah mengalami kekejangan dan timbul kontraksi rahim.

4. Teori iritasi mekanik

Di belakang serviks terletak gangglion servikale atau fleksus Fran Kenhauser.

Bila gangglion ini digeser dan ditekan atau tertekan kepala janin maka akan

timbul kontraksi rahim.

5. Teori oksitosin internal

Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan

mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat dan kontraksi Braxton hicks

sering terjadi sehingga persalinan dapat dimulai.

6. Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dikeluarkan oleh decidua konsentrasinya meningkat sejak

usia kehamilan 15 minggu. Prostaglandin dianggapsebagai pemicu terjadinya

persalinan, pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi

otot rahim.

2.2.6 Mekanisme Persalinan

Keluarnya janin dalam rahim pada proses persalinan, janin harus melalui

beberapa mekanisme persalinan. Adapun mekanisme persalinan tersebut yaitu

(Cunningham, F. G, dkk, 2012) :

1. Engagement

Engagement adalah mekanisme yang digunakan oleh diameter

biparietal-diameter transversal terbesar kepala janin pada presentasi oksiput

untuk melewati pintu atas panggul.

2. Desensus
15

Desensus terjadi karena faktor tekanancairan amnion, tekanan langsung

fundus, usaha mengejan yang menggunakan otot-otot abdomen dan ekstensi

serta pelurusan badan janin.

3. Fleksi

Setelah kepala janin terjadi desensus, kepala akan tertahan oleh serviks,

dinding panggul atau dasar panggul, dengan demikian kepalaakan fleksi,

dagu janin akan mendekati dadanya dan diameter suboksipitobregmatika

yang lebih pendek menggantikan diameter oksipitofrontal yang lebih

panjang.

4. Rotasi internal

Kepala janin akan bergerak dari posisinya menuju anterior, menuju

simpisis pubis atau yang lebih jarang ke posterior, menuju lubang sakrum.

5. Ekstensi

Setelah kepala yang terfleksi maskimal mencapai vulva, kepala akan

mengalami ekstensi untuk melewati pintu keluar vulva yang mengarah ke

atas dan ke depan. Kepala dilahirkan melalui ekstensi terlebih dahulu,

kemudian lahir oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut dan dagu.

6. Rotasi eksternal

Gerakan yang sesuai dengan rotasi badan janin berfungsi membawa

diameter biakromionnya berhimpit dengan diameter anteroposterior pintu

bawah panggul, dengan demikiansatu bahu akan terletak anterior dibelakang

simfisisdan yang lain diposterior.

7. Ekspulsi

Setelah kedua bahu tersebut lahirsisa badan bayi lainnya akan segera

terdorong ke luar.

2.2.7Langkah-langkah Pertolongan Persalinan


16

60 langkah asuhan persalinan normal menurut (Prawirohardjo, 2014), yaitu:

Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua

1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua

a. Ibu mempunyai keiginan untuk meneran.

b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan

atau vaginanya.

c. Perineum menonjol.

d. Vulva-vagina dan spingter anal membuka.

Menyiapkan Pertolongan Persalinan

2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan

tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua

tangan dengan sabun dan air mengalir dan mengeringkan tangan dengan

handuk satu kali pakai atau pribadi yang bersih.

5. Memakai satu sarung DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam.

6. Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan memakai

sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakan kembalidi

partus set atau wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa

mengontaminasi tabung suntik).

Memastikan Pembukaan Lengkap dengan Janin Baik

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan

kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air
17

disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum, atau anus

terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan

cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kassa yang

terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika

terkontaminasi (meletakan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di

dalam larutan dekontaminasi).

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk

memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban

belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan

kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di

dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan.

10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk

memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali/menit).

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dalam semua

hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk Membantu Proses Meneran

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.

a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin

sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan

temuan-temuan.
18

b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat

mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada

saat ada HIS, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa

nyaman).

13. Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk

meneran :

a. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk

meneran.

b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan pilihannya

(tidak maminta ibu berbaring terlentang).

d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada

ibu.

f. Menganjurkan asupan cairan per oral.

g. Menilai DJJ setiap 5 menit.

h. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam

waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit

(1jam) untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai

keinginan meneran.

i. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi

yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu

untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan

beristirahat diantara kontraksi.


19

j. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera

setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan

handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15. Letakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong bayi.

16. Membuka partus set.

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Menolong Kelahiran Bayi

Lahirnya Kepala

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum

dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tanganyang lain di kepala

bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala

bayi, biarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran

perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.

19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kassa

yang bersih.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu

terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi:

a. Jika tali pusat melilit janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas

kepala bayi.

b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat

dan memotongnya.

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Lahirnya bahu
20

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di

masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat

kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah

luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan

lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu

posterior.

23. Setelah kedua bahu di lahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang

berada di bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior

lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat

melewati perineum, gunakan lengan bawah untuk menyangga tubuh bayi saat

dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan

siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas

(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat

punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati

membantu kelahiran kaki.

Penanganan Bayi Baru Lahir

25. Menilai bayi selintas dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan

bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari

tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang

memungkinkan). Bila bayi mengalami asfiksia, lakukan resusitasi.

26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan

kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin IM.


21

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira kira 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan memasang

klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan

memotong tali pusat di Antara dua klem tersebut.

29. Mengeringkan bayi, menganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi

dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala,

membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernafas,

ambil tindakan yang sesuai.

30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan untuk memeluk bayinya

dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.

Oksitosin

31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk

menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

32. Memberitahu kepada ibu baha ia akan disuntik.

33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10

unit. IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah

mengaspirasinya terlebih dahulu. Peregangan Tali Pusat Terkendali

34. Memindahkan klem pada tali pusat.

35. Meletakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat diatas tulang

pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan

menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan ke arah

bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan

arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan
22

belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah

terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,

hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut

mulai.

a. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga

untuk melakukan rangsangan puting susu.

Mengeluarkan Plasenta

37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali

pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir

sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.

a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar

5-10 cm dari vulva.

b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama

15 menit.

1) Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M.

2) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih

dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.

3) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

4) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

5) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak

kelahiran bayi.

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta

dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan

dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.

Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.


23

a. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat

tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.

Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat

tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

Pemijatan Uterus

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase uterus,

meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai Perdarahan

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan

selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban

lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat

khusus.

a. Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik

mengambil tindakan yang sesuai.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit

laserasi yang mengalami perdarahan aktif. Melakukan prosedur

pascapersalinan

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5 % membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut

dengan air desinfeksitingkat tinggi dan mengeringkan dengan kain yang

bersih dan kering.

44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau

mengikatkan disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat

sekitar 1 cm dari pusat.


24

45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang bersebrangan dengan

simpul mati yang pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan dan meletakkanya kedalam larutan klorin 0,5 %.

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan

handuk atau kainnya bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk memualai pemberian ASI.

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervagina.

a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.

b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan perawatan yang

sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

e. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan

dengan anastesi lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.

50. Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan

memeriksa kontraksi uterus.

51. Mengevaluasi kehilangan darah.

52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam

kedua pascapersalinan.

a. Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam

pertama pascapersalinan.

b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.

Kebersihan dan Keamanan

53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.
25

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang

sesuai.

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.

Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah. Membantu ibu memakai

pakaian yang bersih dan kering.

56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang

di inginkan.

57. Mendekontaminasi daerah yang di gunakan untuk melahirkan dengan larutan

klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.

58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,

membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan klorin

0,5 % selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

2.3 Masa Nifas

2.3.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan

akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, 2010).

Masa Nifas atau Puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai

6 minggu atau 42 hari. Asuhan selama periode nifas perlu mendapat perhatian

karena sekitar 60% angka kematian ibu terjadi pada periode ini (Martalina, 2012).
26

2.3.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Anggraini (2010) tujuan masa nifas antara lain sebagai berikut:

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati

atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi,

KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan KB dan konseling.

2.3.3 Tahapan Masa Nifas

Menurut Saleha (2009) tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah

sebagai berikut:

a. Periode ImmediatePostpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini

sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri.

Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan

kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.

b. Periode EarlyPostpartum (24 jam – 1 minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal, tidak

ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup

mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

c. Periode LatePostpartum (1 minggu – 5 minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-

hari serta konseling KB.

2.3.4 Perubahan Fisiologis

Menurut Anggraini(2010) secara Fisiologis, seorang wanita yang telah

melahirkan akan perlahan-lahan kembali seperti semula. Alat reproduksi sendiri


27

akan pulih setelah enam minggu. Pada kondisi ini, ibu dapat hamil kembali. Yang

perlu diketahui ibu hamil, keluarnya menstruasi bukanlah pertanda kembalinya

kesuburan, karena sebelum mens datang, pada saat habis masa nifas, orang bisa

saja hamil. Adapun perubahan-perubahan dalam masa nifas adalah sebagai

berikut :

1) Perubahan Alat Reproduksi

a. Involusio Uterus

Involusio atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60

gram.Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-

otot polos uterus.

b. Serviks

Segera setelah post partum bentuk serviks agak menganga seperti

corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan

kontraksi, sedangkan serviks uteri tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah

pada perbatasan antara korpus dan servik uteri terbentuk semacam cincin.

Serviks mengalami involusio bersama-sama uterus. Setelah persalinan,

ostium eksterna dapat dimasuki 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu

persalinan serviks menutup.

c. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat

besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama

sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap kendur. Setelah 3 minggu

akan kembali kepada keadaan tidak hamil, rugae berangsur-angsur muncul

dan labia menjadi lebih menonjol.


28

d. Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada

post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar

tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum

melahirkan.

e. Rahim

Setelah melahirkan rahim akan mengecil seperti sebelum hamil, rahim

setelah melahirkan teraba keras setinggi 2 jari dibawah pusar, 2pekan

setelah melahirkan rahim sudah tak teraba, 6 pekan akan seperti semula.

Akan tetapi biasanya perut ibu masih terlihat buncit dan muncul garis-garis

putih atau coklat berkelok.

2) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan, dikarenakan

waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan

kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu

persalinan, kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir. Untuk mengatasi hal

tersebut dapat diberikan makanan mengandung serat dan pemberian cairan

yang cukup (Anggraini, 2010).

3) Perubahan Tanda-tanda Vital

Sesudah partus suhu tubuh dapat naik sekitar 0,5ºC dari normal dan tidak

melebihi 8ºC. Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu badan

akan kembali normal.

Denyut nadi umumnya labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan

pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti


29

keadaan semula. Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi

postpartum namun akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terjadi

penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam setengah bulan tanpa

pengobatan (Saleha, 2009).

2.3.5 Asuhan Masa Nifas

1. Kunjungan I : Asuhan 6-8 jam setelah melahirkan

a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b. Pemantauan keadaan umum ibu.

c. Melakukan hubungan antara bayi dengan ibu (Bounding Attachment).

d. Asi ekslusif.

2. Kunjungan II : Asuhan 6 hari setelah melahirkan

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilicus, dan tidak ada tanda-tanda perdarahan abnormal.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi.

e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-

tanda penyulit.

3. Kunjungan III : Asuhan 2 minggu setelah persalinan

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus

dibawah umbilicus, dan tidak ada tanda-tanda perdarahan abnormal.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

d. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi.


30

e. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-

tanda penyulit.

4. Kunjungan IV : Asuhan 6 minggu setelah persalinan

a. Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami.

b. Memberi konseling untuk KB secara dini, imunisasi, senam nifas, dan

tanda-tanda bahaya yang dialami ibu dan bayi.

Anggraini (2010)

2.4 Bayi Baru Lahir

2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu

sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7

dan tanpa cacat bawaan. ( Rukiyah, dkk, 2010).

2.4.2 Tujuan

1. Membersihkan jalan nafas

2. Memotong dan merawat tali pusat

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi

4. Identifikasi

5. Pencegahan infeksi

2.4.3 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Marmi, Rahardjo (2012) menyebutkan ciri-ciribayi baru lahir

normal yaitu sebagai berikut:

1) Berat badan 2.500-4.000 gram.

2) Panjang badan 48-52 cm.


31

3) Lingkar dada 30-38 cm.

4) Lingkar kepala 33-35 cm.

5) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.

6) Pernafasan 40-60 x/menit.

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.

8) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas.

10) Genetalia

Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.

Laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.

11) Reflek hisap dan menelan sudah berbentuk dengan baik.

12) Refleks morro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.

13) Refleks graps atau menggenggam sudah baik.

14) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,mekonium

berwarna hitam kecoklatan.

2.4.4 Penilaian Awal Bayi Baru Lahir

Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering

yang disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan

menjawab 4 pertanyaan:

a. Apakah bayi cukup bulan ?

b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

c. Apakah bayi menangis atau bernapas ?

d. Apakah tonus otot bayi baik ?

Jika bayi cukup bulan dan atau air ketuban bercampur mekonium dan

atau tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap dan atau tonus otot

tidak baik lakukan langkah resusitasi (APN, 2008).


32

Setiap penilaian deberi nilai 0, 1, dan 2. Bila dalam 2 menit nilai apgar

tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut, oleh

karena bila bayi mendertita asfiksia lebih dari 5 menit,kemungkinan terjadinya

gejala-gejala neurologik lanjutan di kemudian hari lebih besar. berhubungan

dengan itu penilaian apgar selain pada umur 1 menit, juga pada umur 5 menit.

Skor
Tanda
0 1 2
Appearanc Sekuruh tubuh
Pucat Badan merah, ektrimitas biru
e kemerahan
Pulse Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
Sedikit gerakan mimik/
Grimace Tidak ada Batuk/ bersin
menyeringai
Activity Tidak ada Ekstrimitas dalam sedikit fleksi Gerakan aktif
Respiration Tidak ada Lemah/ tidak teratur Baik/ menangis

Tabel 2.3.4 Tabel Penilaian Afgar Score

Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut normal

atau asfiksia.

1. Nilai Apgar 7-10  : Bayi normal

2. Nilai Apgar 4-6    : asfiksia sedang ringan

3. Nilai Apgar 0-3    : asfiksia berat

(Prawirohardjo, 2009)

2.4.5 Penatalaksanaan Awal pada Bayi Baru Lahir

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2010) dan Saifuddin (2009),

penanganan pada bayi baru lahir normal diantaranya adalah :

1. Membersihkan jalan napas

Segera setelah lahir, sambil meletakkan bayi pada kain bersih dan

kering di atas perut bawah ibu lakukan penilaian apakah bayi menangis atau
33

bernapas/tidak megap-megap dan apakah tonus otot baik/bayi bergerak

aktif. Bersihkan jalan napas dengan jari tangan yang dibungkus kassa

steril. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya tanpa menghilangkan verniks karena akan membantu menghangatkan

bayi.

2. Memotong dan merawat tali pusat

Klem,potongdanikattali pusat tanpa dibubuhiapapun. Pemotongan dan

pengikatan tali pusat sebaiknya dilakukan sekitar 2 menit setelah lahir

(atausetelah bidan menyuntikkan oksitosin kepadaibu)untuk memberi

waktu tali pusat mengalirkan darah (dan juga zat besi) kepada bayi. Tali

pusat yang terbukadantidakdibubuhiapapun, akan lebihcepatmengering dan

puput serta komplikasi yang ditimbulkan lebi sedikit.

3. Menjaga agar bayi tetap hangat

Mengganti handuk/kain yang basah, meletakkan bayi tengkurap di dada

ibu kemudian menyelimuti ibu dan bayi dengan selimut dan memastikan

bahwa kepala bayi telah terlindung atau memakaikan topi untuk mencegah

keluarnya panas tubuh.

4. Melakukan inisiasi menyusu dini

Meletakkan kepala bayi diantara payudara ibu. Biarkan bayi mencari,

menemukan puting dan mulai menyusu. Meskipun bayi sudah berhasil

menemukan puting, biarkan kontak kulit bayi dan ibu sekurangnya 1 jam.

5. Menyuntikkan Vitamin K1
34

Untuk mencegah terjadinya perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi

vitamin K, semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1

(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri.

6. Memberikan obat tetes atau salep mata antibiotika profilaksis

Obat tetes mata atau salep mata dianjurkan untuk mencegah penyakit

mata karena penyakit menular seksual dan diberikan 1 jam pertama setelah

persalinan. Pencegahan infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata

antibiotik tetrasiklin 1%.

7. Melakukan pemeriksaan fisik

Pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin

kelainan pada bayi.

8. Melakukan identifikasi

Identifikasi bayi dilakukan dengan memberikan alat pengenalyang efektif

sampai bayi pulang.Alat pengenal yang digunakan dapat berupa gelang yang

berisi nama lengkap ibu, tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, dan hasil

pengukuran antropometri yang dipasang pada pergelangan tangan atau

pergelangan kaki bayi.

9. Memberikan imunisasi

Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam di paha kanan

setelah pemberian Vitamin K1 secara intramuskular,untuk mencegah

penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan

kerusakan hati.

2.4.6 Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir

1. pernafasan
35

Pernafasan pada bayi normal terjadi 30 detik sesudah kelahiran.

Pernafasan ini timbul akibat aktivitas normal dari susunan saraf pusat seperti

sentuhan, perubahan suhu dari dalam uterus ke luar uterus yang semuanya

mengarahkan diafragma serta alat-alat pernafasan lainnya.

2. Eliminasi

BAB yang pertama keluar berwarna kehitam-hitaman dan lengket yang

disebut mekonium. Mekonium mulai keluar dalam 24 jam setelah lahir dan

berlangsung sampai hari ke-2 atau ke-3.

3. Kulit

Biasanya diliputi verniks kaseosa terutama di daerah lipatan tubuh.

Makin muda usia kelahiran bayi, kulit bayi semakin lembek dan tampak

transparan.

4. Tali pusat

Tali pusat diperiksa dan dilihat kelengkapan arteri dan vena. Tali pusat

harus kering dan bila ada perdarahan harus dikencangkan.

5. Berat Badan

Pada hari ke-2 dan ke-3 berat badan bayi baru lahir biasanya akan

menurun. Hal ini disebabkan karena pemasukan cairan dan pengeluaran dari

tubuh bayi tidak seimbang.

6. Suhu

Mekanisme pengaturan panas pada bayi belum stabil mudah mendapat

pengaruh dari luar. Pusat pengaturan panas dalam otak baru berkembang pada

bulan terakhir masa fetus.


36

2.3.7 Pemantauan Bayi Baru Lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas

bayi normal atau tidak dan mengidentifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir

yang memerlukan perhatian keluarga dn penolong persalinan serta tindak lanjut

petugas kesehatan. Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama

sesudah lahir meliputi :

1. Kemampuan menghisap kuat atau lemah

2. Bayi tampak aktif atau lunglai

3. Bayi kemerahan atau biru

Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir yaitu :

1. Suhu badan dan lingkungan

2. Tanda-tanda vital

3. Berat badan

4. Mandi dan perawatan kulit

5. Pakaian

6. Perawatan tali pusat

(Manuaba,2012)

2.5 Keluarga Berencana (KB)

2.5.1 Pengertian

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak

dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah

mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan

(Sulistyawati, 2013).

2.5.2 Tujuan KB
37

Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga

kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara

pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan

sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).

2.5.3 Manfaat KB

Menurut Kusumaningrum (2009) Manfaat yang didapatkan apabila

mengikutiprogram keluarga berencana antara lain :

1. Menekan angka kematian akibat berbagai masalah yang melingkupi

kehamilan, persalinan dan aborsi yang tidak aman.

2. Mencegah kehamilan terlalu dini. Secara fisik belum matang organ

reproduksi, sehingga dapat mengganggu proses kelahiran dan membahayakan

janin.

3. Mencegah kehamilan terjadi di usia tua. Perempuan yang usianya > 35

tahun memiliki resiko tinggi untuk mengandung danmelahirkan. Berbagai

problema-problema kesehatan bari wanita yang sudah sering > 4 X

melahirkan antara lain : ancaman pendarahan hebat, infeksi dan kematian.

4. Menjarangkan kehamilan. Kehamilan dan persalinan membutuhkan banyak

energidankekuatantubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu

persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan

kebugaran, dan berbagaimasalah bahkan juga bahaya kematian akan

menghadang.

2.5.4 Ruang Lingkup KB

Sulistyawati (2012) ruang lingkup program KB mencakup sebagai

berikut:
38

1. Ibu (dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. adapun manfaat

yang diperoleh oleh ibu adalah tercegahnya kehamilan yang berulang

kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu

dapat terpelihara terutama kesehatan organ reproduksi; meningkatkan

kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang

cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirahat yang cukup karena

kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan)

2. Suami (dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal

berikut: memperbaiki kesehatan fisik, mengurangi beban ekonomi

keluarga yang ditanggungnya)

3. Seluruh Keluarga(dilaksanakannya programKB dapatmeningkatkan

kesehatan fisik, mental, dan sosial setiap anggota keluarga; dan bagi

anak dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal

pendidikan serta kasih saying orang tuanya).

2.5.5 Jenis-Jenis Metode Kontrasepsi

Metode kontrasepsi yang ada dalam program KB (Handayani, 2010)

1. Metode kontrasepsi sederhana

Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode

kontrasepsi sederhana tanpa alat (MAL, Coitus Interuptus, metode kalender,

metode lendir serviks, metode suhu basal badan, dan simptotermal) dan

metode kontrasepsi dengan alat (kondom, diafragma,dan spermisida).

2. Metode kontrasepsi hormonal

Metode ini pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi

(mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik seperti pada pil dan
39

suntik) dan yang hanya mengandung progesteron saja ( pil,suntik dan

implant).

3. Metode kontrasepsi AKDR

4. Metode kontrasepsi mantap

Metode ini terdiri dari 2 macam yaitu MOW dan MOP.

5. Metode kontrasepsi darurat

Metode ini dipakai pada saat keadaan darurat ada 2 macam yaitu pil dan

AKDR.
40

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A G2P1A0

UMUR 33 TAHUN DENGAN PERSALINAN NORMAL

DI KLINIK PERMATA Bd.Hj.MARINA

KOTA PRABUMULIH

PERIODE JANUARI

2021

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Tanggal pengkajian : 12 Januari 2021 Pukul : 10:00 WIB

1. DATA SUBJEKTIF

A. Biodata

Nama : Ny “A” Nama : Tn “F”

Umur : 33 Tahun Umur : 35 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Melayu Suku : Melayu

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl. Bawah Kemang Alamat :Jl.Bawah

Kemang

B. Keluhan utama

Ibu datang ke BPM Permata dengan keluhan sakit pinggang.

38
41

C. Riwayat Perjalanan Penyakit

Pada tanggal 12 januari 2021 pukul 10.00 WIB ibu datang ke BPM Permata,

mengeluh hamil anak ke 2 belum pernah keguguran hamil 37 minggu dengan keluhan

sakit pinggang.

D. Riwayat menstruasi

Menerche : 12 Tahun Warna : Merah

Siklus : 28 Hari Sifat darah : Cair

Lamanya : 7 Hari Dismenorrhea : Tidak Ada

Banyaknya : 3x ganti pembalut

E. Riwayat Kehamilan sekarang

HPHT : 28 April 2020 Keputihan : Tidak Ada

TP : 05 Februari 2021 Pendarahan : Tidak Ada

ANC : 5x di bidan Mual-muntah : Tidak Ada

TT : TT1 dan TT2

F. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Tahu Umur Jenis Tempat Keadaan anak
NO Ana Penolon
n kehamila persalina persalina J
. k ke- g BBL PBL
Lahir n n n K
3000g 50c
1. 1 2017 Aterm Bidan Normal RSUD ♂
r m
2. 2 Ini

G. Riwayat penyakit ibu


Penyakit Ada / Tidak ada
Jantung Tidak Ada
Hipertensi Tidak Ada
Diabetes melitus Tidak Ada
TBC Tidak Ada
Asma Tidak Ada
42

Alergi obat / makanan Tidak Ada


Riwayat operasi Tidak Ada

H. Riwayat penyakit keluarga


Penyakit Ada / Tidak ada
Jantung Tidak Ada
Hipertensi Tidak Ada
Diabetes melitus Tidak Ada
TBC Tidak Ada
Asma Tidak Ada

I. Riwayat KB
Jenis kontasepsi Lama pemakaian Alasan berhenti
Kondom 2 Tahun Ingin punya anak lagi

J. Riwayat Sosial Ekonomi

a. Status perkawinan

Kawin / tidak kawin : Kawin

Umur waktu kawin : 19 Tahun

Berapa kali kawin : 1x Kawin

Lama perkawinan : 14 Tahun

b. Respon ibu dan keluarga

Ibu

Harapan : Ibu sehat dan bayi lahir selamat

Persiapan yang diketahui : Perlengkapan ibu dan bayi

Suami dan keluarga

Harapan : Ibu sehat dan bayi lahir selamat

Persiapan yang dilakukan : Alat transportasi, uang, donor darah,

dll

Dukungan tehadap ibu : Dukungan fisik dan mental


43

Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

Rencana persalinan

Tempat Bersalin : BPM

Penolong : Bidan

K. Pola kehidupan sehari-hari


Pola kehidupan
Sebelum hamil Sekarang
sehari-hari
Pola nutrisi
 Frekuensi 3x sehari 4x sehari
 Komposisi I prg nasi, sayur,lauk pauk I prg nasi, sayur,lauk pauk, susu

 Suplemen Tidak ada Tidak ada

Kebiasaan merokok Tidak ada Tidak ada


dan obat-obatan
Pola seksual Dilakukan Dilakukan
Pekerjaan dan
aktifitas sehari-hari IRT IRT
Pola istirahat
 Tidur siang ±2 jam ±2 jam
 Tidur malam ±7 jam ±7 jam

 Keluhan Tidak ada Tidak ada

Pola eliminasi
 BAB
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsisten Lunak Lunak
keluhan Tidak ada Tidak ada
 BAK
Frekuensi 4x sehari 7x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Tidak ada
44

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. kesadaran : Composmentis

3. Vital Sign

Tekanan darah : 120/70mmhg

x
Nadi : 80
m

Suhu : 36,50 C

x
Pernafasan : 24
m

4. Berat badan

Sebelum Hamil : 52 kg

Selama Hamil : 65 kg

5. Tinggi Badan : 158 cm

6. Lingkaran lengan atas : 29 cm

7. Kepala : Bersih tidak ada ketombe dan rambut tidak

rontok

8. Mata : conjungtiva merah muda, sclera putih

9. Muka : Tidak ada cloasmagravidarum

10. Hidung : Tidak ada polip

11. Mulut dan Gigi : Tidak ada stomatitis dan caries dentis

12. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

vena jugularis
45

13. Dada : Simetris

14. Payudara

Pembesaran : Ada

Areola : Hyperpigmentasi

Papila : Menonjol

15. Abdomen

Pembesaran : Sesuai usia kehamilan

Linea : Nigra

Striae : Livide

16. Ekstermitas

Ekstermitas atas : Ka/ki aktif, tidak ada kelainan

Ektermitas bawah : Ka/ki aktif, tidak ada kelainan

B. Pemeriksaan Obstetrik/kebidanan

1. Inpeksi

Vulva Perineum :Tidak Ada

Varises : Tidak Dilakukan

Haemorroid : Tidak Dilakukan

Oedema : Tidak Dilakukan

Kondiloma : Tidak Dilakukan

Keputihan : Tidak Dilakukan

Elastisitas perineum : Tidak Dilakukan

Panjang perineum : Tidak Dilakukan

1. Palpasi

Leopold I : TFU 33 cm, 2 jari dibawah px


46

Leopold II : Teraba keras, datar, memanjang dibagian perut

kiri ibu

Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting dibagian

terbawah perut ibu

Leopold IV : Divergen

Kontraksi/his : Tidak Ada

1. Auskultasi

DJJ : Ada

Lokasi : 3 jari dibawah pusat (puki)

Frekuensi : 135x/m

1. Perkusi

Refleks patella : Ka/ki (+), tidak ada kelainan

5. Pemeriksaan dalam

Vagina : Tidak Dilakukan linea innominata : Tidak Dilakukan

Porsio : Tidak Dilakukan Spina isehiadrca : Tidak Dilakukan

Pembukaan : Tidak Dilakukan Promontorium : Tidak Dilakukan

Pendatara : Tidak Dilakukan Coeeygis : Tidak Dilakukan

Keadaan ketuban : Tidak Dilakukan Areus pubis : Tidak Dilakukan

Presentasi : Tidak Dilakukan Penunjuk : Tidak Dilakukan

Penurunan : Tidak Dilakukan

C. Pemeriksaan penunjang

1. Darah : Tidak Dilakukan

2. Urine : Tidak Dilakukan

3. Facces : Tidak Dilakukan

4. Rontgen / USG : Tidak Dilakukan

III. ASSESMENT
47

A. Diagnosa : G2P1A0, hamil 37 minggu, PUKI, Preskep,JTH

B. Dasar pemikiran : Data subjektif : Ibu datang ke Klinik Permata

mengatakan ingin

memeriksakankehamilannya mengaku

anak kedua belum pernah keguguran

Data objektif : KU : Baik L1 : 2jr dibwh px

Kes : CM L2 : PUKI

TD : 120/70 mmHg L3 : Presekep

P : 80 x/m L4 : Divergen

T : 36,5° c DJJ : 135 x/m

RR : 24 x/m

IV. PLANNING

1. Melakukan anamnesa pada ibu

(Anamnesa telah dilakukan)

2. Melakukan observasi KU dan TTV

( KU : Baik, Kes : CM. TD : 120/70mmHg, P : 80 x/m, T : 36,5° c , RR : 24 x/m )

3. Melakukan pemeriksaan abdomen (palpasi) pada ibu

( L1 : 2 Jr dibawah px, L2 : PUKI, L3 : Presekep, L4 : Divergen, DJJ : 135 x/m )

4. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan bayi sehat

( Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan )

5. Memberikan tablet Fe dan kalk pada ibu

( Ibu mau menerima dan mengkonsumsinya )

6. Menganjurkan ibu untuk megkonsumsi makanan yang bergizi

( Ibu mengerti dan mau melakukannya )

7. Memberikan KIE pada ibu tentang tanda bahaya trimester III

( Ibu mengerti penjelasan dari bidan )


48

8. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine

( Ibu mengerti dan mau melakukannya )

9. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

(Ibu mengerti dan mau melakukannya )

10. Menganjurkan ibu untuk datang kembali jika ada keluhan

( Ibu mengerti dan mau melakukannya )

12. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan pakaian ibu dan bayi untuk persalinan

( Ibu mengerti dan mau melakukannya )


49

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN

Tanggal Pengkajian : 26 Januari 2021 Pukul: 03.35 WIB

KALA I

1. DATA SUBJEKTIF

A. Biodata

Nama : Ny “A” Nama : Tn “F”

Umur : 33 Tahun Umur : 35 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Melayu Suku : Melayu

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl. Bawah Kemang Alamat :Jl.Bawah

Kemang

B. Keluhan utama

Ibu datang ke Klinik Permata mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang serta

keluar lendir bercampur darah .

C. Riwayat Perjalanan Penyakit

Ibu datang pada tanggal 26 Januari 2021 pukul 03.35 WIB ke Klinik Permata

Kota Prabumulih mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang serta keluar lendir

bercampur darah sejak pukul 20.00 WIB.

D. Riwayat menstruasi
50

Menerche : 12 Tahun Warna : Merah

Siklus : 28 Hari Sifat darah : Cair

Lamanya : 7 Hari Dismenorrhea : Tidak Ada

Banyaknya : 3x ganti pembalut

E. Riwayat Kehamilan sekarang

HPHT : 28 April 2020 Keputihan : Tidak Ada

TP : 04 Februari 2021 Pendarahan : Tidak Ada

ANC : 5x di bidan Mual-muntah : Tidak Ada

TT : TT1 dan TT2

F. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Anak Tahun Umur Jenis Tempat
NO Penolong JK BBL PBL
Ke Lahir Kehamilan Persalinan Persalinan
1. 1 2017 Aterm Bidan Normal RSUD ♂ 3000gr 50cm
2. Ini

G. Riwayat penyakit ibu


Penyakit Ada / Tidak ada
Jantung Tidak Ada
Hipertensi Tidak Ada
Diabetes melitus Tidak Ada
TBC Tidak Ada
Asma Tidak Ada
Alergi obat / makanan Tidak Ada
Riwayat operasi Tidak Ada

H. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit Ada / Tidak ada


Jantung Tidak Ada
Hipertensi Tidak Ada
Diabetes melitus Tidak Ada
TBC Tidak Ada
51

Asma Tidak Ada

I. Riwayat KB
Jenis kontasepsi Lama pemakaian Alasan berhenti
Kondom 2 tahun Ingin punya anak lagi
A. Riwayat Sosial Ekonomi

a. Status perkawinan

Kawin / tidak kawin : Kawin

Umur waktu kawin : 19 Tahun

Berapa kali kawin : 1x Kawin

Lama perkawinan : 14 Tahun

b. Respon ibu dan keluarga

Ibu

Harapan : Ibu sehat dan bayi lahir selamat

Persiapan yang diketahui : Perlengkapan ibu dan bayi

Suami dan keluarga

Harapan : Ibu sehat dan bayi selamat

Persiapan yang dilakukan : Alat transportasi, uang, donor darah,

dll

Dukungan tehadap ibu : Dukungan fisik dan mental

Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

Rencana persalinan

Tempat Bersalin : BPM

Penolong : Bidan

B. Pola kehidupan sehari-hari


Pola kehidupan
Sebelum hamil Sekarang
sehari-hari
Pola nutrisi
52

 Frekuensi 3x sehari 4x sehari


 Komposisi I prg nasi, sayur,lauk pauk I prg nasi, sayur,lauk pauk, susu

 Suplemen Tidak ada Tidak ada

Kebiasaan meroko Tidak ada Tidak ada


dan obat-obatan
Pola seksual Dilakukan Dilakukan
Pekerjaan dan
aktifitas sehari-hari IRT IRT
Pola istirahat
 Tidur siang ±2 jam ±2 jam
 Tidur malam ±7 jam ±7 jam

 Keluhan Tidak ada Tidak ada

Pola eliminasi
 BAB
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsisten Lunak Lunak
keluhan Tidak ada Tidak ada
 BAK
Frekuensi 4x sehari 7x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. kesadaran : Composmentis

3. Vital Sign

Tekanan darah : 120/70mmHg

x
Nadi : 80
m
53

Suhu : 36,70 C

x
Pernafasan : 24
m

4. Berat badan

Sebelum Hamil : 52 kg

Selama Hamil : 65 kg

5. Tinggi badan : 158 cm

6. Lingkaran lengan atas : 29 cm

7. Kepala : Bersih tidak ada ketombe dan rambut tidak

rontok

8. Mata : conjungtiva merah muda, sclera putih

9. Muka : Tidak ada cloasmagravidarum

10. Hidung : Tidak ada polip

11. Mulut dan Gigi : Tidak ada stomatitis dan caries dentis

12. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena

juguralis

13. Dada : Simetris

14. Payudara

Pembesaran : Ada

Areola : Hyperpigmentasi

Papila : Menonjol

15. Abdomen

Pembesaran : Sesuai usia kehamilan

Linea : Nigra

Striae : Livide
54

16. Ekstermitas

Ekstermitas atas : Ka/ki aktif, tidak ada kelainan

Ektermitas bawah : Ka/ki aktif, tidak ada kelainan

B. Pemeriksaan Obstetrik/kebidanan

1. Inpeksi

Vulva Perineum :Tidak Ada

Varises : Tidak Ada

Haemorroid : Tidak Ada

Oedema : Tidak Ada

Kondiloma : Tidak Ada

Keputihan : Tidak Ada

Elastisitas perineum : Tidak Ada

Panjang perineum : Tidak Ada

2. Palpasi

Leopold I : TFU 33 cm, 2 jari dibawah px

Leopold II : Teraba keras, datar, memanjang dibagian perut

kiri ibu

Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting dibagian

terbawah perut ibu

Leopold IV : Divergen

Kontraksi/his : Ada

3. Auskultasi

DJJ : Ada

Lokasi : 3 jari dibawah pusat (puki)

Frekuensi : 138x/m
55

4. Perkusi

Refleks patella : Ka/ki (+), tidak ada kelainan

1. Pemeriksaan dalam

Vagina : Tidak ada kelainan linea innominata : Teraba

Porsio : Lunak Spina isehiadrca : Normal

Pembukaan : 9 cm Promontorium : Tidak teraba

Pendataran : 90% Coeeygis : Tidak teraba

Ketuban : Utuh Areus pubis : Normal

Presentasi : Kepala Penunjuk : UUK

Penurunan : Hodge IV

C. Pemeriksaan penunjang

1. Darah : Tidak Dilakukan

2. Urine : Tidak Dilakukan

3. facces : Tidak Dilakukan

4. Rontgen / USG : Tidak Dilakukan

III. ASSESMENT

A. Diagnosa : G 2 P1 A0 hamil 38 minggu 2 hari, Inpartu Kala I fase

aktif, Puki, Preskep, JTH

B. Dasar pemikiran : Data subjektif : Ibu datang dengan keluhan sakit

perut menjalar kepinggang hamil

anak ke2 dan tidak pernah

keguguran.

Data objektif : Ku: baik LI : 33 cm

Kes: Composmentis LII : Puki

TD : 120/70 mmhg LIII : Preskep


56

x
P : 80 L : Divergen
m IV

x
RR :24 DJJ: 138x/m
m

T : 36,70 C Φ : 9cm

Kontraksi : baik

Tabel pemantauan Kala I

Vital Sign Pembuka Kontraksi Penuruna


Waktu DJJ
TD RR NADI TEMP an Uterus n Kepala
03.35 120/70 24 80 36,7 9 cm 4.10’.30” 138 H III
03.38 120/70 24 80 36,7 10cm 5.10’.48” 142 HIV

IV. PLANNING

1. Melakukan Anamnesa Ibu

( Anamnesa sudah dilakukan)

2. Melakukan observasi KU dan TTV

x x
(Ku : Sedang Kes : Composmentis TD : 120/70mmHg P : 80 RR : 24
m m

T : 36.70 C )

3. Melakukan observasi HIS dan DJJ

(His : 4x10' x30' ' DJJ : 138x/m)

4. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu dan janin dalam

keadaan normal dan sehat

(Ibu dan keluarga mengerti)


57

5. Menganjurkan ibu untuk bergerak dan berjalan untuk membantu penurunan

kepala janin

(Ibu mengerti dan mau melakukannya)

6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang mengandung energi seperti teh,

nasi dan roti

(Ibu mengerti dan mau melakukannya)

7. Menganjurkan kepada suami dan keluarga agar mendampingi dan memberikan

dukungan kepada ibu

(Suami dan keluarga sudah mendampingi dan memberi dukungan pada ibu)

8. Menganjurkan ibu rutin ke kamar mandi untuk BAK

(Ibu megerti dan mau melakukannya)

9. Menyiapkan pakaian bayi dan ibu

(Pakaian bayi dan ibu sudah disiapkan)

10. Menyiapkan perlengkapan alat, obat-obatan dan partus set

(Alat partus set yaitu ½ kocher, klem, umbilical cord clamp, gunting episiotomi,

gunting tali pusat dan obat-obatan sudah disiapkan)

11. Melakukan pemantauan TTV dan pemeriksaan dalam pada kala I

(Pemantauan tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam, Pemeriksaan dalam

dilakukan setiap 4 jam)

KALA II

Pukul : 03.38 WIB

I. DATA SUBJEKTIF

Keluhan Utama : Ibu mengeluh ada rasa ingin BAB

II. DATA OBJEKTIF

Tekanan Darah : 120/70mmHg


58

x
Nadi : 80
m

Suhu : 36,70 C

x
Pernafasan : 24
m

HIS : 5.10’.48”

x
DJJ : 144
m

Pembukaan : 10cm

Porsio : Tidak teraba

Ketuban : Utuh

KISAH PERSALINAN

Ketuban dipecahkan pada pukul 03.38 WIB Cairan berwana Jernih Sebanyak 500cc

Setiap ada his parturient dipimpin mengedan dengan baik, Sehingga kepala semakin

memaju kedepan vulva. Setelah subocciput berada 5-6cm didepan vulva,

tangan kanan menahan perineum dan tangan kiri berada di puncak kepala untuk

menahan kepala agar tidak terjadi defleksi terlalu kuat. Defleksi kepala diatur

perlahan-lahan sehingga lahirlah berturut-turut ubun-ubun kecil, dahi, muka, dan

dagu. Muka bayi langsung di bersihkan, dengan kassa steril, leher diperiksa ternyata

tidak ada Lilitan tali pusat. Lalu kepala mengadakan restitusi ke arah Kanan

Kemudian kepala di pegang secara biparietal, di gerakan secara perlahan-lahan ke

arah bawah untuk melahirkan bahu depan, di gerakan ke atas untuk melahirkan bahu

belakang. Kemudian lahirlah tubuh bayi dengan mudah pada pukul 03.40 WIB Jenis

kelamin Laki-Laki Lahir SpontanSetelah lahir bayi langsung menangis, lendir di

hidung dan mulut di bersihkan sampai bersih. Tali pusat di klem pada dua tempat.

Klem pertama ±3 cm dari pusat di potong diantaranya. Klem kedua ±2cm dari klem
59

pertama. Kemudian tali pusat dipotong diantaranya. Bekas potongan tali pusat

kemudian di bungkus dengan kassa steril. Bayi diperiksa, tidak ada kecacatan.

BB : 3300 gram

PB : 50 cm

Nilai 1 Menit 5 Menit 10 Menit


A 1 2 2
P 2 2 2
G 2 2 2
A 2 2 2
R 2 2 2
TOTAL 9 10 10

III. ASSESMENT

A. Diagnosa : G2 P1 A0 Kala II

B. Dasar Pemikiran :Data Subjektif : Ibu mengeluh ada rasa ingin BAB

Data Objektif : ɸ : 10cm

Portio : Tidak teraba

His : 5x10' x48 ' '

IV. PLANNING

1. Memberitahu Ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap

(Ibu dan keluarga mengerti)

2. Mengenali tanda persalinan kala II

(Tanda persalinan kala II sudah ada seperti dorongan meneran, tekanan pada

anus, perineum menonjol dan vulva membuka)

3. Memakai alat pelindung diri

(APD sudah dipakai)

4. Membantu Ibu untuk posisi litotomi

(Ibu sudah dalam posisi litotomi)


60

5. Memimpin Ibu untuk meneran pada saat ada kontraksi

(Ibu mengerti dan mau melakukannya)

6. Menganjurkan ibu makan dan minum di sela kontraksi

(Ibu mengerti dan mau melakukannya)

7. Memeriksa DJJ di sela kontraksi

(sudah di lakukan pemantauan djj ½ jam sekali)

8. Menolong persalinan sesuai dengan 58 langkah APN

(Bayi sudah lahir dengan selamat)

9. Melakukan penilaian sekilas pada bayi

(penilaian sudah dilakukan)

10. Mengeringkan tubuh bayi dan menyelimuti tubuh bayi

(bayi sudah di keringkan dan di selimuti)

11. Melakukan Pendokumentasian dan melengkapi Partograf

(Pendokumentasian dan partograf sudah di lengkapi)

KALA III

Pukul: 03.45 WIB

1. DATA SUBJEKTIF

Keluhan Utama : Ibu mengeluh perutnya mules

II. DATA OBJEKTIF

Keadaan Umum : Baik

Kesadaraan : Composmentis

Pemanjangan tali pusat : Ada

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/m
61

Suhu : 36,70 C

Pernafasan : 24x/m

TFU : sepusat

Kontraksi Uterus : Baik

Pendarahan : Normal

Luka Episiotomi : Derajat 1

Sambil menunggu lepasnya plasenta ibu diistirahatkan dan vesika urinaria dikosongkan,

ibu diberi minum air putih, setelah 5 menit dilakukan pemeriksaan lepasnya plasenta, dan

klem plasenta dipindahkan 5cm di depan vulva, kemudian tangan diletakkan diatas

simpisis dorong uterus kearah dorsokranial. Setelah plasenta lahir, selaput dikeluarkan

dengan menarik secara perlahan-lahan seaarah jarum jam. Sehingga plasenta lahir secara

normal pada pukul 03.50 WIB.

Berat Plasenta : 500 gram

Diameter : 20 cm

Panjang Tali Pusat : 50 cm

III. ASSESMENT

A. Diagnosa : P2 A 0 kala III

B. Dasar Pemikiran : Data Subjektif : Ny. A mengeluh perutnya mules

Data Objektif : Ku : Baik TP : 4 Januari 2021

Kes : Composmentis

TD :120/80 mmHg

HPHT : 28 April 2020

IV. PLANNING

1. Memeriksa kandung kemih ibu

(pemeriksaan sudah dilakukan, kandung kemih : kosong)


62

2. Melihat adanya tanda gejala kala III

(sudah ada tanda gejala kala III yaitu semburan darah tiba-tiba, tali pusat

memanjang dan uterus berbentuk globular)

3. Menyuntikan oksitosin pada bagian kiri paha ibu

(oksitosin 1 ampul sudah di suntikkan secara IM ke paha ibu bagian kiri)

4. Menjepitkan Klem pada tali pusat bayi

(klem dijepitkan 5-6 cm dari perut bayi kemudian klem yang satunya di

jepitkan dengan jarak 3-5 cm dari klem sebelumnya)

5. Memotong dan menjepit tali pusat

(tali pusat sudah dipotong di antara 2 klem, dan sudah di jepit)

6. Melakukan PTT dengan dorongan dorso kranial

(tangan kanan melakukan peregangan tali pusat terkendali dan tangan kiri

melakukan dorso kranial)

7. Melahirkan plasenta dan melakukan masase fundus uteri

(ketika tampak plasenta didepan vulva kemudian memilin plasenta dengan

kedua tangan searah dengan jarum jam, setelah plasenta lahir melakukan

masase pada fundus uteri ibu)

8. Memakaikan pakaian pada bayi

(bayi telah di beri pakaian )

9. Memeriksa kelengkapan plasenta

(plasenta, selaput serta kotiledon lengkap)

10. Memeriksa perdarahan dan laserasi jalan lahir

(tidak ada perdarahan dan ada laserasi jalan lahir)

11. Melakukan Pendokumentasian

(pendokumentasian sudah dilakukan)


63

KALA IV

Pukul: 04.00 WIB

1. DATA SUBJEKTIF

Keluhan Utama : Ibu mengeluh perutnya mules

II. DATA OBJEKTIF

Keadaan Umum : Baik

Kesadaraan : Composmentis

Tekanan Darah : 120/90 mmHg

Nadi : 80x/m

Suhu : 36.7oC

Pernafasan : 24x/m

TFU : 1 jari dibawah pusat

Kontraksi Uterus : Baik

Pendarahan : Normal

Luka Episiotomi : Ada

Vital Sign Tinggi


Jam Kontraks Kandung Perdarah
Waktu fundus
Ke Td Rr Nadi Temp i Uterus kemih an
uteri
04.00 120/70 24 80 36.7 2 jr ↓ pst Baik Kosong Normal
04.15 120/70 24 80 2 jr ↓ pst Baik Kosong Normal
1
04.30 120/70 24 80 2 jr ↓ pst Baik Kosong Normal
04.45 120/70 24 80 2 jr ↓ pst Baik Kosong Normal
05.15 120/70 24 80 36,5 2 jr ↓ pst Baik Kosong Normal
2
05.45 120/70 24 80 2 jr ↓ pst Baik Kosong Normal

III. ASSESMENT
64

A. Diagnosa : P2A0kala IV

B. Dasar Pemikiran : Data Subjektif : Ibu mengeluh perutnya mules

Data Objektif : Ku : Baik P : 80x/m

Kes : Composmentis T : 36,5oC

TD :120/90 mmH RR :24x/m

IV. PLANNING

1 Melakukan observasi KU dan TTV

(Ku : Baik, Kes : Composmentis,,TD : 120/70 mmHg, T : 36,5oC, P : 80x/m,

RR : 24x/m)

2 Melakukan observasi perdarahan, TFU, kontraksi, dan kandung kemih

(perdarahan : normal, TFU : 2 jr ↓ pst, kontraksi uterus : baik, kandung

kemih : kosong)

3 Melakukan pengawasan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit

pada jam ke 2

(sudah dilakukan pengawasan dan dalam batas normal)

4 Membersihkan dan mengganti pakaian ibu

(ibu sudah di bersihkan dan pakaian ibu sudah diganti)

5 Menganjurkan ibu makan dan istirahat

(ibu mengerti dan mau melakukannya)

6 Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi

(ibu menegerti dan mau melakukannya)

7 Menganjurkan ibu untuk mobilisasi seperti begerak dan berjalan

(ibu mengerti dan mau melakukannya)

8 Membersihkan alat, merendamnya di dalam larutan klorin dan di

sterilisasikan

(alat sudah di bersihkan dan di rendam larutan klorin serta di sterilkan)


65

9 Melakukan pendokumentasian dan mengisi partograf

(pendokumentasian dan pengisian partograf sudah dilakukan)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Tanggal pengkajian : 26 Januari 2021 Pukul : 08:00 WIB

I. DATA SUBJEKTIF

A. Biodata

Nama : Ny “A” Nama : Tn “F”

Umur : 33 Tahun Umur : 35 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Melayu Suku : Melayu

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl. Bawah Kemang Alamat :Jl.Bawah

Kemang

B. Keluhan Utama

Ibu P2A0 post partum 2 jam yang lalu mengeluh nyeri luka jahitan

C. Riwayat Perjalanaan Penyakit

Pada tanggal 26 Januari 2021 pukul post partum mengeluh nyeri luka jahitan
66

D. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu


Anak Tahun Umur Jenis Tempat
No. Penolong Keadaan anak Penyakit
ke- lahir Kehamilan Persalinan Persalinan
JK BBL PBL Kehamilan Persalinan Nifas
1. 1 2017 Aterm Bidan Normal RSUD ♂ 3000 50 Tdk ada Tdk ada Tdk ada
2. 2 2021 Aterm Bidan Normal BPM ♂ 3300 49 Tdk ada Tdk ada Tdk ada

E. Riwayat Persalinan

1. Waktu Persalinan

Kala I : 5 menit

Kala II : 5 menit

Kala III : 10 menit

Lama persalinan : 20 menit

2. Perdarahan

Kala III : 100 cc

Kala IV : 50 cc

F. Riwayat Penyakit Ibu


Penyakit Ada / Tidak ada
Jantung Tidak Ada
Hipertensi Tidak Ada
Diabetes melitus Tidak Ada
TBC Tidak Ada
Asma Tidak Ada
Alergi obat / makanan Tidak Ada
Riwayat operasi Tidak Ada

G. Riwayat KB
Jenis kontasepsi Lama pemakaian Alasan berhenti
Kondom 2 tahun Ingin punya anak lagi

H. Riwayat Sosial Ekonomi

Respon ibu dan keluarga terhadap bayi : Bahagia


67

Kehadiran anggota keluarga yang membantu : Suami dan keluarga

Pembuat keputusan : Suami

Kepercayaan adat istiadat : Tidak ada

Pola kehidupan sehari-hari


Pola kehidupan sehari-hari Sebelum hamil Sekarang
Pola nutrisi
 Frekuensi 3x sehari 3x sehari
 Komposisi Nasi, sayur, lauk pauk Nasi, sayur, lauk pauk, susu

 Suplemen Tidak ada Tidak ada

Kebiasaan merokok dan obat- Tidak ada Tidak ada


obatan
Pola seksual Dilakukan Tidak Dilakukan
Pekerjaan dan aktifitas sehari- IRT IRT
hari
Pola istirahat
 Tidur siang ±2 jam ±2 jam
 Tidur malam ±7 jam ±7 jam

 Keluhan Tidak ada Tidak ada

Pola eliminasi
 BAB
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsisten Lunak Lunak
keluhan Tidak ada Tidak ada
 BAK
Frekuensi 4x sehari 4x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Baik


68

2. Kesadaran : Composmentis

3. Vital Sign

Tekanan Darah : 110/80mmHg

Nadi : 80x⁄m

Suhu : 36,50 C

Pernafasan : 24x⁄m

4. Berat Badan : 65 kg

5. Tinggi Badan : 158 cm

6. Lingkaran lengan atas : 29 cm

7. Kepala : Bersih tidak ada ketombe dan rambut

tidak rontok

8. Mata : Conjungtiva merah muda, Sclera putih

9. Muka : Tidak ada cloasmagravidarum

10. Hidung : Tidak ada polip

11. Mulut dan Gigi : Tidak ada stomatitis dan caries dentis

12. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

dan vena jugularis

13. Dada : simetris

14. Payudara

Papila : Menonjol

Areola : Hyperpigmentasi

Pengeluaran ASI : Ada

Nyeri tekanan : Tidak ada

15. Abdomen

Tinggi Fundus Uteri : 2 Jari dibawah pusat

Linea : Nigra
69

Striae : Livide

Kontraksi / his : Baik

Konsitensi Uterus

16.Ekstremitas

Ekstermitas atas : Ka/Ki aktif, tidak ada kelainan

Ekstermitas bawah : Ka/Ki aktif, tidak ada kelainan

B. Pemeriksaan Obstetrik / Kebidanan

1. Vulva dan perineum

Vulva Higine : Dilakukan

Varises : Tidak ada

Uderma : Tidak ada

Kondilema : Tidak ada

Keputihan : Tidak ada

Perineum : Tidak ada infeksi

2. Lochea

Pengeluaran : Rubra

Bau : Amis

C. Pemeriksa Penunjang

1. Darah : Tidak dilakukan

2. Urine : Tidak dilakukan

3. Facces : Tidak dilakukan

4. Rontgn / USG : Tidak dilakukan

D. Pemeriksaan Bayi

x
Nadi : 135
m

Suhu : 36,80 C
70

x
Pernafasan : 46
m

Warna Kulit : Kemerahan

Keadaan Mata : Normal, tidak ada PUS/infeksi

Keadaan Tali Pusat : Tidak ada perdarahan tali pusat

Refleks : (+)

Vaksinasi : Hbo

BAB / BAK : (+)

Kelainan : Tidak ada

III. ASSESMENT

A. Diagnosa : P2A0 Post partum

B. Dasar Pemikiran : Data Subjektif : Ibu merasa bahagia telah melahirkan anaknya

Data Objektif : Ku : Baik Kes : Composmentis

TD : 110/80mmHg Kontraksi : Baik

x
P : 80 TFU: 2 Jari ↓ pusat
m

x
RR : 24 Perdarahan : 30cc
m

T : 36,50 C Kandung kemih : Kosong

IV. PLANNING

1. Mengobservasi Ku dan TTV

x x
(KU : Baik, Kes : Cm, TD : 110/80mmHg , P : 80 , RR :24 , T: 36,50 C )
m m
2. Mengobservasi kontraksi uterus, TFU, Kandung kemih, perdarahan dan lochea
71

(Kontraksi : Baik, TFU: 2 jari dibawah pusat, Kandung kemih : Kosong, Lochea :

Normal)

3. Menganjurkan ibu meminum obat yang telah diberikan

(Ibu mengerti dan mau meminum obat yang diberikan)

4. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan Personal Hygne

(Ibu sudah menjaga kebersihan)

5. Menganjurkn ibu untuk mobilisasi dini seperti bergerak dan berjalan

(Ibu mengerti dan sudah melakukannya)

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

(Ibu mengerti dan mau melakukannya)

7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang sehat dan bergizi

(Ibu mengerti dan mau melakukannya)

8. Menganjurkan ibu memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya

(Ibu mengerti dan sudah melakukannya)

9. Memberitahu ibu cara melakukan perawatan tali pusat pada bayinya

(Ibu mengerti dan mau melakukannya)

9. Melakukan Pendokumentasian

(Pendokumentasian sudah dilakukan)


72

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Tanggal : 26Januari 2021

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas bayi

Nama : By. Ny. H

Umur : 0 Hari

Jenis kelamin :♂

Tanggal Lahir : 26 Januari 2021

No.Med Ree :-

2. Identitas orang tua

Nama : Ny “A” Nama :Tn “F”

Umur : 33 Tahun Umur : 35 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam


73

Suku : Melayu Suku : Melayu

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jl. Bawah Kemang Alamat :Jl. Bawah

Kemang

Riwayat Kehamilan

a. Pemeriksaan antepartum

HPHT : 28 April 2020

TP : 04 Februari 2021

Frekuensi ANC : 5x di bidan

Pemeriksa : Bidan

Keluhan : Mual dan Muntah

Imunisasi : TT1 dan TT2

Golongan darah

Ibu :A

Ayah :B

b. Riwayat penyakit dalam kehamilan

Perdarahan : Tidak ada

Pre eklamsi : Tidak ada

Eklamsi : Tidak ada

Penyakit kelamin : Tidak ada

c. Kebiasaan ibu waktu hamil

Makanan penunjang : Roti, buah dan susu

Obat-obatan : Tablet Fe

Merokok : Tidak pernah


74

3. Riwayat persalinan ibu

a. Jenis persalinan : Normal

b. Penolong : Bidan

c. Lama persalinan : 30 menit

Kala I : 5menit

Kala II : 5 menit

Kala III : 10 menit

Kala IV : 10 menit

d. keadaan air ketuban : Jernih

e. Jumlah air ketuban : ±500cc

f. komplikasi / penyulit persalinan

Ibu : Tidak ada

Bayi : Tidak ada

4. Riwayat penyakit dalam keluarga

a. penyakit jantung : Tidak ada

b. Penyakit hipertensi : Tidak ada

c. Penyakit Asma : Tidak ada

d. Penyakit ginjal : Tidak ada

e. Penyakit DM : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF

I. Penilai APGAR
Nilai 1 Menit 5 Menit 10 Menit
A 1 2 2
P 2 2 2
G 2 2 2
A 2 2 2
R 2 2 2
Jumlah 9 10 10

II. Pemeriksa umum


75

Suhu : 36,80 C

x
Pernafasan : 40
m

x
Nadi : 135
m

Keaktifan : Aktif

III. Pemeriksaan fisik

Kepala : Tidak ada caput succedeneum dan cephalhematoma

Mata : Simetris, bersih tidak ada PUS

Muka : Tidak ada kelainan

Telinga : Bersih, simetris

Hidung : Lubang (+) , Cuping hidung simetris

Mulut : Tidak ada labiopalatohizis dan pembengkakan

Leher : Normal tidak ada lipatan dan tidak ada benjolan dan

pembengkakan

Dada : Simetris, puting sejajar

Perut : Tidak ada kelainan

Tali pusar : bulat dan Tidak ada perdarahan tali pusat

Genetalia : Normal (Testis sudah ada dalam skrotum, dan terdapat

Lubang Dibagian tengah penis)

Ekstremitas : Aktif, tidak ada kelainan

IV. Refleks

Refleks moro : (+)

Refleks rooting : (+)

Refleks isep : (+)

Refleks menggenggam : (+)


76

Refleks Tonus Neck : (+)

V. Pemeriksaan Antropometri

BBL : 3300 gram

PBL : 50 cm

LK : 32 cm

LD : 33 cm

VI. Eliminasi

Urine : (+)

Mekonium : (+)

1. ASSESMENT

Dasar pemikiran DS : Bayi lahir spontan dan menangis kuat

x x
Dasar pemikiraan DO :BB: 3300gr, PB:50cm, P:135 , RR:46 , T:36,80 C
m m

Diagnosa : Neonatus 0 hari

2. PLANING

3. Melakukan pemeriksaan KU, TTV, PB, dan BB

x x
(KU: Baik, T:36,80 C , P: 135 , RR: 46 , PB: 50cm, BB:3300gr)
m m

4. Memeriksa eliminasi bayi yaitu BAK dan BAB

(Bayi sudah BAK 2 kali dan BAB 1 kali)

5. Memandikan bayi setelah 6 jam lahir

(Bayi sudah dimandikan)

6. Memakaikan pakaian bayi dan topi bayi agar bayi tetap hangat

(Pakaian bayi sudah terpasang)

7. Melakukan perawatan tali pusat dibungkus dengan kassa steril

(Tali pusat sudah dibungkus kassa steril)

8. Memberikan imunisasi Hb0 pada bayi


77

(Imunisasi Hb0 sudah di suntikkan pada paha kanan bagian luar)

9. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin minimal 2-3 jam sekali

(Ibu mengerti dan mau melakukannya)

10. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat

(Ibu mengerti dan mau melakukannya)

11. Melakukan Pendokumentasian

(pendokumentasian sudah dilakukan)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kehamilan

Berdasarkan asuhan kehamilan pada Ny.A G2P1A0 telah dilakukan dan

didapatkan hasil anamnesa HPHT : 28 April2020, TP : 4 Januari 2021 dan hasil

pemeriksaan KU : Baik, Kes : Composmentis, TD : 120/70 mmHg, P : 80 x/m, T : 36,5

° c , RR : 24 x/m. Dengan pemeriksaan palpasi di dapatkan L1 : 2 jari dibawah px, L2 :

PUKI, L3 : Preskep, L4 : Divergen, DJJ : 135 x/m. Menganjurkan ibu untuk makan-

makanan yang bergizi, menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine,

menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet fe dan kalk , memberitahu ibu tentang

tanda bahaya trimester tiga dan tanda bahaya persalinan. Dari asuhan kehamilan yang

dilakukan pada Ny. A tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.
78

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh

perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara

fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan

proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai

orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).

4.2 Persalinan

Berdasarkan perkembangan kasus Ny.A melalui metode pendekatan

manajemen asuhan kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan didapatkan hasil

bahwa Ny.A umur 33 tahun alamat Jl. Bawah Kemang dengan persalinan normal anak

ke dua. Persalinan berlangsung selama 1 jam 20 menit, ibu dalam keadaan sehat dan

bayi lahir sehat. Menurut Jannah persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran

normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam waktu 18 jam,tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.(Jannah,


75
2015).

Fase persalinan pada Ny.A terbagi menjadi 4 kala, pada kala I diketahui

bahwa ibu masuk ruangan bersalin pukul 03.35 WIB, mengaku hamil anak kedua hamil

cukup bulan dan belum pernah keguguran mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang

dan keluar lendir bercampur darah. HPHT Ny.A adalah tanggal 28 April 2020 dan

Tafsiran Persalinan (TP) tanggal 4 Januari 2021, pada pemeriksaan didapatkan hasil

vital sign ibu dalam keadaan normal yaitu TD : 120/70mmHg, RR : 24x/m, P : 80x/m, T

: 36,50 C , Pemeriksaan luar hasilya leopold I : TFU 2 jari dibawah px, leopold II :

teraba keras, datar, memanjang dibagian perut kiri ibu, leopold III : teraba bulat, keras,

melenting dibagian terbawah perut ibu , leopold IV : divergen (3/5), Pemeriksaan dalam
79

(PD) hasilnya yaitu: porsio : lunak, pembukaan : 9 cm, pendataran : 90%, keadaan

ketuban : Utuh, penunjuk : Ubun-Ubun Kecil, Dari hasil pemeriksaan didapatkan

diagnosa Ny.’’A’’ G2P1A0 hamil aterm, inpartu kala I fase aktif, puki, jth, preskep,

divergen. Dari asuhan persalinan kala I yang dilakukan pada Ny. A terjadi kesenjangan

antara teori dengan praktik di Klinik yaitu pada saat ingin melakukan pemeriksaan

dalam tidak melakukan vulva hygine padahal teori menjelaskan bahwa pada saat ingin

melakukan pemeriksaan dalam harus dilakukan vulva hygine terlebih dahulu.

Karena pratek vulva hygine merupakan kegiatan yang rutin bidan lakukan

terutama pada ibu post partum, ataupun ibu dalam keadaan yang lain. Vulva hygine

adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan organ eksternal genetalia

wanita. Tindakan vulva hygine dilakukan kepada klien yang tidak mampu secara

mandiri dalam membersihkan vulva. Selain itu, tindakan vulva hygine juga merupakan

serangkaian tindakan yang dilakukan dalam prosedur asuhan kebidanan seperti

pemeriksaan dalam pada masa inpartu, pengambilan secret vagina dan lain lain. Karena

melakukan vulva hygine dapat menjaga kebersihan vulva, mencegah terjadinya infeksi,

dan mencegah masuknya mikroorganisme pada urogenetal tractus (Kusmiyati,Y.2009)

Menurut Sofian, 2012 tanda dan gejala persalinan yaitu rasa sakit karena his

datang lebih kuat, sering dan teratur, keluarnya lendir bercampur darah (blood show)

karena robekan-robekan kecil pada serviks,terkadang ketuban pecah dengan sendirinya,

pada pemeriksaan dalam didapati serviks mendatar dan pembukaan telah ada,pada

penatalaksanaan Ny.A tidak ditemukan kesenjangan teori dengan asuhan kebidanan

yang diberikan.

Kala II pada pukul 03.38 WIB ibu merasa ada dorongan ingin meneran tidak

tertahankan lagi. Pada saat dilakukan pemeriksaan dalam yaitu, porsio : tidak teraba,

pembukaan : 10 cm, pendataran : 100%, keadaan ketuban : (-) jernih, penunjuk : Ubun-
80

Ubun Kecil, Kemudian ketuban pecah pada pukul 03.38 wib lalu ibu dipimpin untuk

meneran setiap ada his/kontraksi. Pukul 03.40 WIB bayi lahir spontan dengan APGAR

SCORE : 9/10, jenis kelamin : laki-laki, BB : 3300gr, PB : 49cm, lama kala II : 3

menit. Pada saat menolong persalinan ada kesenjangan antara teori dengan praktik yaitu

tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap misalnya kacamata,

sepatu boots, topi dan sarung tangan panjang. Karena harus menyusuaikan pada situasi

dan kondisi yang diperlukan saja, sifat ergonomis dimana barang yang benar-benar

dibutuhkan atau diperlukan pada saat itu, terutama pada keadaan mendesak dan gawat

darurat.

Menurut Sulistyawati, 2013 Kala II adalah kala pengeluaran bayi. Kala II ini

dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Kala II biasanya akan

berlangsung selama 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada

tahap ini kontraksi akan semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-

100 detik.

Kala III terjadi pada pukul 03.45 WIB. Ibu mengeluh perutnya mulas dengan

hasil pemeriksaan data objektif yaitu KU : Baik, Kes : CM, TD : 120/70mmHg, RR :

24x/m, P : 80x/m, T : 36,70 C . Melakukan observasi TFU : sepusat, Kontraksi uterus :

Baik, Perdarahan : Normal. Setelah 5 menit dilakukan pemeriksaan lepasnya plasenta,

klem dimajukan, tangan kiri melakukan dorso kranial dan tangan kanan melakukan

peregangan tali pusat. Pukul 03.50 wib, plasenta lahir secara spontan dengan selaput

utuh dan kotiledon lengkap.

Menurut Sulistyawati, 2013 Kala III atau kala pelepasan plasenta. Dimulai

segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Proses ini berlangsung tidak

lebih dari 30 menit. Tanda-tanda terlepasnya plasenta yaitu uterus menjadi


81

berbentuk bulat, tali pusat bertambah panjang, terjadi semburan darah secara tiba-

tiba.

Kala IV pada Ny. A pukul 04.00 wib, dilakukan observasi 15 menit pada 1

jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua dengan keluhan utama ibu merasa lelah

setelah melahirkan. Dari hasil observasi diketahui TD : 120/70mmHg, RR : 24x/m, P :

80x/m, T : 36,60 C , TFU : 2 jari dibawah pusat, Kandung kemih : Kosong, Kontraksi :

Baik, Perdarahan : Normal, Laserasi : Ada.

Menurut Sulistyawati, 2013 Kala IV atau kala pengawasan. Kala IV dimulai

dari lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum. Pada kala IV dilakukan observasi

terhadap perdarahan pascapersalinan yang paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

4.3 Nifas

Nifas pada Ny.’’A’’ G2P1A0 post partum hari pertama telah dilakukan

pemeriksaan hasil yang didapatkan KU : Baik, Kes : Cm, TD : 120/70mmHg, RR :

24x/m, P : 80x/m, T : 36,60 C . Melakukan observasi perdarahan dan kontraksi uterus,

melakukan observasi TFU dan kandung kemih, manganjurkan ibu untuk memenuhi pola

nutrisi, menganjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI ekslusif, menganjurkan pada

ibu cara dan posisi menyusui yang benar, menganjurkan kepada ibu untuk menjaga

kebersihan diri, dan menganjurkan ada ibu untuk rutin imunisasi bayinya. Tidak ada

kesenjangan

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam

waktu 3 bulan (Anggraini, 2013).

4.4 Bayi Baru Lahir


82

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny.A neonatus 0 hari telah dilakukan

pemeriksaan dan didapatkan hasil pemeriksaan umum Suhu : 36,80 C , Pernafasan : 40

x x
, Nadi : 135 , APGAR SCORE : 9/10, BB : 3300gr, PB : 49cm, jenis kelamin :Laki-
m m

laki , LK : 32cm, LD : 33cm. Menyiapkan pakaian bayi dan lampu sorot untuk

mencegan hipotermi, mengeringkan dan menghangatkan tubuh bayi, membungkus tali

pusat bayi menggunakan kassa steril, memberikan injeksi Vit K dan Hb 0, memakaikan

pakaian bayi dan memeriksa refleks pada bayi.

Menurut Rukiyah dkk, 2010Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000

gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan

pada bayi baru lahir Ny.A pada neonatus 0 hari. Tidak terdapat kesenjangan pada bayi

baru lahir.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada bab ini penulis menarik kesimpulan dari asuhan komprehensif yang

dilakukan dalam laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny.”A” G2P1A0 dengan Persalinan Normal Di Klinik

Permata Bd.Hj.MARINA Kota Prabumulih Tahun 2021.”

1. Pengkajian pada Ny”A” mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru

lahir sudah sesuai dengan standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan

sesuai dengan teori Wagiyo (2016).


83

2. Interprestasi data ibu pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru

lahir pada Ny”A” dengan persalinan normal sudah sesuai dengan standar

operasional prosedur dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada ibu

diantaranya inpeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.

3. Indetifikasi diagnosa dan masalah potensial yang menyertai ibu pada masa

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny”A” dengan

persalinan normal sudah dilakukan melalui data objektif dengan melakukan

pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetrik kebidanan,

pemeriksaan dalam, semua pemeriksaan sudah sesuai dengan standar

operasional prosedur dan tidak ditemukan masalah potensial.

4. Identifikasi kebutuhan segera pada ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada

Ny”A” dengan persalinan normal sesaui dengan standar operasional prosedur

untuk mencegah adanya komplikasi selama persalinan dan kelainan pada bayi

baru lahir.

5. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny”A”

dengan persalinan normal. Perencanaan yang diberikan pada Ny”A” G2P1A0

antara lain observasi keadaan umum dan vital sign pada Ny”A” , observasi

kemajuan persalinan, DJJ, dan His, memberi informasi pada ibu dan keluarga

mengenai tindakan yang akan dilakukan, menganjurkan ibu untuk miring ke

kiri, memberi motivasi dan support mental pada ibu untuk mengurangi rasa

cemas.

6. Tindakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin, nifas, dan bayi baru lahir pada

Ny”A” G2P1A0 dengan persalinan normal sudah sesuai dengan perencanaan

yang telah ditetapkan dan sesuai dengan 60 langkah-langkah dalam asuhan

persalinan normal dan diperoleh hasil yang maksimal tetapi masih ditemukan
84

kesenjangan antara teori dan praktik karena pada saat proses persalinan

petugas tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) seacara lengkap seperti

kacamata, sepatu boot dan topi.

7. Nilai tindakan yang telah dilakukan pada ibu bersalin, nifas dan bayi baru

lahir pada ibu hasil dari evaluasi tindakan pada Ny”A” G2P1A0 hamil 38

minggu 2 hari mulai dari kala I sampai dengan kala IV dengan hasil keadaan

umum : Baik, TD : 120/70mmHg, RR : 24x/m, P : 80x/m, T : 36,7°C,

Perdarahan ± 50cc, kontraksi uterus teraba globuler, TFU 2 jari dibawah

pusat, lochea rubra, dan bayi lahir spontan.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pendidikan

Diharapkan dapat memberikan kemudahan dengan memfasilitasi

mahasiswa dalam mengembangkan ilmu praktek kebidanan maupun dalam

pembuatan laporan, dan membimbing mahasiswa guna tercapainya hasil yang

semaksimal mungkin.

5.2.2 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

a. Bagi tenaga kesehatan khususnya dokter dan bidan yang terus berhubungan

dengan ibu dan bayi diharapkan mampu mengenali tanda gejala dari suatu

kasus dan dapat menegakkan diagnosa yang cepat dan tepat sehingga mampu

menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

b. Diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan penjelasan pada setiap ibu

hamil, bersalin, nifas juga pada bayinya tentang apa saja yang harus ibu

ketahui tentang keadaan ibu dan bayinya dengan jelas sehingga apabila

terdapat tanda-tanda bahaya bisa cepat tertangani.


85

c. Perlu adanya komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien agar dapat

menciptakan suasana yang harmonis dan dapat meningkatkan pelayanan

kebidanan terutama dalam pelayanan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi

baru lahir.

5.2.3 Bagi Penulis

a. Diharapkan lebih mampu memahami berbagai kasus kebidanan dengan

mempelajari dari berbagai literatur sehingga dapat memberikan asuhan yang

tepat, sesuai dengan diagnosa yang telah ditegakkan.

b. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan yang lebih dan keterampilan

dengan perkembangan zaman yang semakin maju serta meningkatkan mutu

asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien langsung dalam asuhan

kebidanan komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. (http://repository.usu.ac.id di akses


10 Januari 2021).

Asrinah. 2010. Faktor Passage. (https://abstrak.ta.uns.ac.id di akses 09 Januari 2021).

Cunningham, F, G, dkk. 2012. Mekanisme Persalinan. (http://repository.unimus.ac.id di


akses 09 Januari 2021).

Fatmawati, Purwaningsih. 2010. Manfaat Pemeriksaan Antenatal Care. (- di akses 14


Januari 2021).

Handayani. 2010. Jenis-Jenis Metode Kontrasepsi. (https://docplayer.info.ac.id di akses


14 Januari 2021).

Indriyani. 2013. Pemberian Tablet Fe. (http://repository.unimus.ac.id di akses 14 Januari


2021).
Jannah. 2015. Pengertian Persalinan. (https://abstrak.ta.uns.ac.id di akses 16 Januari
2021).
86

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Antenatal Care. (http://repository.unimus.ac.id di akses


16 Januari 2021).

Koblinsky, et, al. 2012. Penyebab Angka Kematian Ibu. (http://eprints.ums.ac.id di akses
17 Januari 2021).

Kusumaningrum. 2009. Manfaat KB. (http://repository.uksw.edu.ac.id di akses 14 Januari


2021).

Martalina, D. 2012. Pengertian Masa Nifas. (http://repository.usu.ac.id di akses 10


Januari 2021).

Misar, 2015. Penyebab Angka Kematian Ibu. (http://eprints.ums.ac.id di akses 20 Januari


2021).

Oxorn, 2010. Pengertian Power. (https://abstrak.ta.uns.ac.id di akses 20 Januari 2021).

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Penilaian Awal Bayi Baru Lahir.


(http://creations.blogspot.com di akses 21 Januari 2021).

Prasetyawati. 2011. Tempat Pelayanan Antenatal Care. (http://repository.unimus.ac.id di


akses 22 Januari 2021).

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta:PT.Bina


Pustaka.
Putrono, Wagiyo. 2016. Pengertian Antenatal Care. (http://repository.unimus.ac.id di
akses 14 Januari 2021).

Rahardjo, Marmi. 2012. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal. (http://digilib.unimus.ac.id di


akses 11 Januari 2021).

Rohani. 2011. Faktor Passanger. (https://abstrak.ta.uns.ac.id di akses 23 Januari 2021).

Rukiyah. 2009. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan.


(https://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/R0313022_bab2.pdf di akses 24
Januari 2021).

Rukiyah. 2010. Pengertian Bayi Baru Lahir. (http://digilib.unimus.ac.id di akses 24


Januari 2021).

Saleha. 2009. Tahapan Masa Nifas. (http://repository.usu.ac.id di akses 25 Januari 2021).

SDKI. 2012. Angka Kematian Ibu Dan Angka Kematian Bayi Di Indonesia.
(http://eprints.ums.ac.id di akses 25 Januari 2021).

Sofian, 2012. Tanda Persalinan. (https://abstrak.ta.uns.ac.id di akses 25 Januari 2021).

Sondakh. 2013. Adaptasi Anatomi Posisi Ibu. (https://abstrak.ta.uns.ac.id di akses 25


Januari 2021).
87

Sulistyawati. 2013. Keluarga Berencana. (http://eprints.ums.ac.id di akses 26 Januari


2021).

Sulistyawati, 2013. Tahap Persalinan. (https://abstrak.ta.uns.ac.id di akses 27 Januari


2021).

Tim Penulis Akbid Rangga Husada. 2021. Pedoman Studi Kasus. Yayasan Darul Ma’arif
Al Insan Akbid Rangga Husada . Prabumuih.

Tim Penulis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2017. Profil Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera-Selatan. (http://dinkes.palembang.go.id di akses 27 Januari
2021).

Tim Penulis Klinik Permata Bd.Hj.Marina. 2021. Profil Klinik Permata Bd.Hj.Marina.
Prabumulih.

Ujiningtyas. 2009. Penyebab Persalinan. (http://repository.unimus.ac.id di akses 28


Januari 2021).

Wagiyo. 2016. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Antenatal Care.


(http://repository.unimus.ac.id di akses 28 Januari 2021).

World Health Organization (WHO). 2015. Angka Kematian Ibu Dalam Persalinan.
(http://eprints.umpo.ac.id di akses 29 Januari 2021).

Yulianti. 2014. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care. (http://repository.unimus.ac.id di


akses 30 Januari 2021).
RIWAYAT HIDUP

Nama : Chintya Yuliana Sari

Tempat/tanggal lahir : Prabumulih, 01 Juli 1999

Alamat : Jl. Alipatan Kelurahan Wonosari


88

Orang Tua : Ayah : Adi Hidayat

Ibu : Ratna Dewi

Nama Saudara : 1. Cindy eka putri

2. Adinda septriana

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 18 Kota Prabumulih Lulus Tahun 2012

2. SMP Yayasan Bakti Kota Prabumulih Lulus Tahun 2015

3. SMK Kesehatan Pelita Insani Kota Prabumulih Lulus

Tahun 2018

4. DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Rangga Husada

Kota Prabumulih Tahun 2019-2021

DOKUMENTASI

Persiapan Alat
89

Periksa DJJ

Melakukan pertolongan persalinan

Melakukan penghisapan lendir


90

Melakukan pengeluaran plasenta

Melakukan penjahitan perineum


91

Melakukan pengukuran TTV

Anda mungkin juga menyukai