PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang alamiah tetapi pandangan yang
menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara
sosiocultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat. Maksud dari
kalimat tersebut karena tidak selamanya kehamilan berjalan dengan keadaan
yang normal (fisiologis) bisa saja sewaktu-waktu terjadi keadaan yang
abnormal (patologis), jika keadaan yang abnormal tersebut tidak ditangani
dengan tepat maka keadaan tersebut bisa berlanjut pada saat persalinan
maupun nifas bahkan bisa menyebabkan kematian ibu maupun bayi.
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat
penurunanAngka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada
dasarnyamengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”
yaitu meliputi :Keluarga Berencana, Antenatal Care, Persalinan Bersih dan
Aman, dan PelayananObstetri Essensial. Pendekatan pelayanan obstetrik dan
neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making
Pregnancy Safer (MPS), yangmempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu :
1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang
adekuat.
3. Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan
danpenatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran.
Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/ Sustainable Development
Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals
(MDGs) dan disebut juga dengan Global Goalsterdiri dari: 17 goals/ tujuan,
169 target. Tujuan ke-3 dari SDGs yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Target dari tujuan
tersebut adalah pada 2030 mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah
70 per 100.000 kelahiran hidup dan pada 2030 mengakhiri kematian bayi dan
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan
Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka
Kematian Balita 25 per 1.000 KH. (KemenKes RI, 2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-
2019 dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah mengalami
penurunan pada periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390
per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran
hidup, tahun 2002sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007
sebesar 228 per 100.000kelahiran hidup, namun pada tahun 2012 Angka
Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Untuk AKB dapat dikatakan penurunan on the track (terus menurun)
dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada
tahun 2015, berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus 2015 baik AKI
maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305/ 100.000 KH; AKB 22,23/
1000 KH). (KemenKes RI, 2015). Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota,
jumlah kasus kematian ibu di Provinsi NTB selama tahun 2015 adalah 95
kasus, menurun dibandingkan tahun 2014 dengan 111 kasus. Trend jumlah
kematian ibu tahun 2006-2015. Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun
2015 sama dengan tahun 2014 yakni terjadi pada saat nifas sebesar 42,11%,
KN3 sekita 97 %, sedangkan kejadian kematian ibu bersalin sekitar 35,78%,
dan kematian ibu pada saat hamil sekitar 22,11%. Berdasarkan kelompok
umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34 tahun sebanyak 66,52%,
usia ≥35 tahun sebanyak 27,37% dan usia <20 tahun sebanyak 6,31%. (Dikes
NTB, 2015).
Laporan rutin (pencatatan) petugas kesehatan di Provinsi NTB mencatat
bahwa kasus kematian bayi pada tahun 2015 mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2014. Kasus kematian bayi pada tahun 2014 adalah 1.070
kasus kematian bayi dari 104.358 kelahiran hidup, sedangkan kasus kematian
bayi tahun 2015 terdiri dari 1.086 kasus kematian bayi dari 104.597 kelahiran
hidup. (Dikes NTB, 2015)
Pada saat melakukan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan ≥32
minggu ini mahasiswa mendapat lokasi di sekitar wilayah kerja Puskesmas
Karang Pule. Berdasarkan hasil PWS KIA Puskesmas Karang Pule pada bulan
Desember 2019 yaitu cakupan kunjungan ANC sejumlah 58 ibu hamil,
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sejumlah 2 ibu bersalin.
(Laporan PWS KIA Puskesmas Karang Pule 2019).
Untuk menciptakan tenaga bidan professional yang berjiwa nasional,
tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi (IPTEK), maka
pendidikan program D III Kebidanan melaksanakan kasus pendampingan
pasien. Hal ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan
mahasiswa dalam memberikan asuhan kebidanan
Hal ini sangat menarik agar dapat melaksanakan asuhan kebidanan
kehamilan 32 minggu, disamping untuk membantu ibu hamil tersebut untuk
memperoleh pelayanan kebidanan secara memadai, dapat pula membantu
suksesnya program KB dan NKKBS yang pada tujuan akhir dapat
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di
Indonesia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan pendekatan
Manajemen Kebidanan pada kasus normal/masalah mulai dari ANC
(Umur Kehamilan ≥32 minggu), INC, PNC, BBL, Neonatus, serta KB.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data Subjektif dengan benar pada
Ny. “F” mulai dari ANC, INC, PNC, BBL, Neonatus, serta KB.
b. Mampu melakukan pengumpulan data Objektif dengan benar pada Ny.
“F” mulai dari ANC, INC, PNC, BBL, Neonatus, serta KB.
c. Mampu melakukan Analisa dengan benar pada Ny. “F” mulai dari
ANC, INC, PNC, BBL, Neonatus, serta KB.
d. Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan benar sesuai dengan
analisa yang sudah ditetapkan pada Ny. “F” mulai dari ANC, INC,
PNC, BBL, Neonatus, serta KB.
C. Manfaat
1. Bagi lahan praktek
Dapat mempertahankan kualitas pelayanan kebidanan umumnya dan
pelayanan bagi ibu hamil khususnya mulai dari ANC, INC, PNC, BBL,
Neonatus, serta KB.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Menambah pengetahuan dan pelayanan institusi pendidikan dalam
pelaksanaan kasus 32 minggu bagi mahasiswa
b. Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu
pendidikan yang di peroleh mahasiswa di bangku kuliah.
c. Dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan asuhan
kebidanan yang telah diberikan, sehingga tercapai asuhan sesuai
standar dan tetap tercermin bidan yang professional.
3. Bagi Masyarakat
a. Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat
umumnya dalam perawatan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
nifas dan keluarga berencana.
b. Klien atau masyarakat dapat mengenali tanda-tanda bahaya dan resiko
terhadap kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatal dan
keluarga berencana.
c. Klien khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menolong
dirinya sendiri terhadap perubahan Fisiologis dalam masa kehamilan,
persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir, neonatal dan keluarga
berencana.
4. Bagi Penulis
a. Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu haml, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi baru lahir dan neonatal seta keluarga berencana sehingga nantinya
pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang
pada akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan
dampak menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
b. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan
perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di dalam kelas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan normal adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya lahir normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
( WHO, 2015).
Kehamilan adalah sebuah proses di mana walanya sel telur
matang keluar ke saluran telur kemudian bertemu sel sperma dan
menyatu. Kemudan keduanya membentuk sel yang kemudian tumbuh
dari waktu ke waktu ( BKKBN, 2015).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
dan bila dihitung kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan atau 9 bulan 7 hari. (Nurul jannah,2011 hal :
49)
Kehamilan normal yaitu setiap wanita akan mengalami proses
kehamilan yaitu dimulai dari konsepsi yang berlangsung 280 hari atau
40 minggu atau 9 bulan lunar sampai lahirya janin dan memerlukan
edikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal.(Sarwono
Prawirohardjo,2012 )
b. Etiologi
Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap
spermatozoa terdiri dari tiga bagian yaitu : kaput/kepala yang
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor,
dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor, dan
getaran ekor spermatozoa dapat bergerak cepat (Hanifa
Wiknjosastro,2011).
c. Fisiologi
1) Konsepsi
Tiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dan
indung telur atau sering dinamakan ovulasi. Sel telur ini
ditangkap oleh fimbria masuk ke dalam saluran telur. Saat
bersetubuh semen ditumpahkan dalam vagina dan jumlahnya
berjuta juta, sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur. Pembuahan ovum oleh sperma biasanya
terjadi di ampulla tuba. Masuknya sel sperma dan bersatu dengan
sel telur disebut fertilisasi (Risanto dan Ova Emilia, 2012).
2) Ovum dan Transpor Ovum
Pada waktu ovulasi, sel telur yang telah masak dilepaskan
dan dilempar ke infundibulum. Selanjutnya ia masuk ke dalam
ampula sebagai hasil gerakan silia dan kontraksi otot. Sebuah
ovum mungkin ditangkap/masuk ke dalam infundibulum tuba
yang berlawanan. Keadaan ini disebut migrasi ekstema. Ovum
biasanya dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi, dan akan mati bila
dalam 24 jam tidak segera dibuahi (Risanto dan Ova Emilia,
2011).
Ga
mbar 3 Skema implantasi fase awal. (A) Hari ke-6;
trofoblas meekat pada epitel endometrium di kutub
embrionik blastokista. (B) Hari ke-1 0.
G
ambar 4. Desidua Gambar 5. Potongan sagital uterus
gravid
Selaput janin terdiri atas korion, amnion, saccus vitellinus
(kantung kuning telur) dan alantois. Bagian korion di mana vili
tetap berkembang (yaitu pada tempat embrioblas) kelak
berkembang menjadi plasenta. Plasenta selain terdiri atas
komponen janin, juga terdiri atas komponen maternal yaitu
desidua (desidua basalis).
Desidua adalah bagian dan stratum fungsionale
endometrium yang mengalami perubahan-perubahan tertentu
selama kehamilan. Desidua inilah yang dilepaskan bersamaan
dengan proses persalinan.
Dikenal tiga daerah desidua, yaitu:
1) Desidua basalis, yaitu bagian endometrium yang ada di
bawah konseptus,
2) Desidua kapsularis, yaitu endometrium yang superfisial, yang
menutupi janin,
3) Desidua parietalis, yaitu bagian endometrium selain kedua
desidua di atas.
Desidua kapsularis bersatu dengan desidua parietalis, dan
akhirnya berdegenerasi pada minggu ke-22.
7) Plasenta
Menurut Risanto dan Ova Emilia (2011), kira-kira pada
minggu ke delapan seluruh kantong korion teiah ditutupi
(ditumbuhi) vili koriales. Dengan makin besamya kantong ini vili
yang ada di seberang janin (pada daerah desidua kapsularis)
makin terjepit, dan akhirnya mengalami degenerasi, sehingga
daerah ini menjadi halus, dan disebut korion halus atau korion
laeve. Sebaliknya vili yang ada di pihak desidua basalis tumbuh
dan berkembang dengan cepat, dan bagian korion ini disebut
frondosum, yang akan membentuk plasenta (piasenta pars fetalis).
Dengan makin tumbuhnya vili, desidua basalis makin
tererosi, sehingga terbentuk sekat-sekat yang disebut sekat
piasenta. Sekat ini membagi piasenta fetalis menjadi kira-kira 15-
30 lobuli yang disebut kotiledon. Tiap kotiledon berisi vilus utama
dengan beberapa vilus cabang.
Spatium interviliosum merupakan perluasan lakuna-lakuna
yang terbentuk dalam sinsisiotrofoblas. Spasium intervilosum
dibatasi oieh lempeng korion di sebelah dalam dan desidua basaiis
di sebelah luar. Spasium intervilosum dibagi menjadi ruang-ruang
lebih kecil oleh sekat plasenta, meskipun pembagian ini tidak
sempurna karena sekat piasenta tidak mencapai lempeng korion.
Bagian yang paling pinggir dan ruang intervilus disebut sinus
marginalis.
Janin pada bulan ke-3 Demikian pula bagian luar telinga sudah
ada pada fase ini. Pangkal gigi pun mulai
terbentuk pada tulang rahang yang kecil,
dan organ-organ sex yang bagian dalam
sudah mulai tumbuh.
Janin pada bulan ke-4 Pada fase ini, detak jantung janin
sudah dapat terdengar dengan
menggunakan alat khusus (dopller).
Kepala yang bersambung dengan bagian
tubuh lainnya menjadi bertambah besar
pada bulan keempat, dan panjang janin
akan segera bertambah.
Pada akhir bulan keempat, panjang
tubuh janin akan mencapai kira-kira 7
inci 917,78 cm) dan berat badannya
mencapai 4 ons. Ia sudah memiliki
rambut, alis dan bulu mata, serta mulai
mengisap ibu jari tangannya.
Sepanjang bulan kelima, berat
badan janin berkisar pada 1/2 hingga 1
pon (0,24 hingga 0,45 kg) dan panjang
tubuhnya antara 10 hingga 12 inci (25,4
J hingga 30,5 cm). Otot-ototnya sudah
anin pada bulan ke-5 mulai berfungsi, sehingga ia senantiasa
bergerak. Biasanya pada bulan kelima ini
gerakan janin jelas dapat dirasakan oleh
ibunya.
24
20
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada
di atas pintu panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun
kembali, karena kepala
janin masuk ke rongga
panggul.
e) Tinggi fundus dalam cm atau menggunakan jari – jari tangan
sesuai dengan usia kehamilan (dengan cara Mc. Donald) :
Posisi uterus diketengahkan, letakkan ujung meteran pada
simfisis, kemudian diukur sampai fundus uteri maka akan
terlihat hasil dalam cm. Menurut standar kebidanan 2006, TFU
dengan cm dihitung mulai umur kehamilan 24 minggu.
Gambar 18. Posisi tangan untuk pengukuran tinggi
fundus uteri menggunakan pita pengukur
Menggunakan penunjuk
UK TFU (cm)
badan
Hanya teraba di atas
12 mgg -
shymfisis pubis
Di tengah antara shymfisis
16 mgg -
pubis dan umbilikus
20 mgg 20 (± 2 cm) Pada umbilikus
22-27 mgg 22 (± 2 cm) -
Di tengan antara umbilikus
28 mgg 28 (± 2 cm)
dan PX
29-35 mgg 29 (± 2 cm) -
36 mgg 36 (± 2 cm) Pada PX
5) Cara menghitung denyut jantung janin :
Auskultasi :
Dengan stetoskop Laennec bunyi jantung janin baru dapat didengar
pada kehamilan 18 – 20 minggu. Dengan dopler dapat terdengar
sejak usia kehamilan 12 minggu.
DJJ = 5’’1 + 5’’3 + 5’’5 = …. x 4 = …. x/menit
j. Pemeriksaan Haemoglobin
Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan, pada
trimester pertama dan pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia 30
minggu terjadi puncak hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb <
11 gr%, dan anemia berat < 8 gr%. Dilakukan juga pemeriksaan
golongan darah, protein dan kadar glukosa pada urine. Untuk saat ini
anemia dalam kehamilan di Indonesia ditetapkan dengan kadar Hb <
11 gr% pada trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr% pada trimester.
Anjuran program nasional Indonesia adalah pemberian 60 mg/hari
elemental besi dan 50 g asam folat untuk profilaksis anemia. Program
Depkes memberikan 90 tablet besi selama 3 bulan (Pengurus IBI,
2011).
k. Perubahan Fisiologis Dalam Kehamilan
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,
khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna pada payudar
(mamma). Dalam hal ini hormon somatomammotropin, estrogen, dan
progesteron mempunyai peranan penting. Perubahan yang terdapat
pada wanita hamil ialah antara lain sebagai berikut :
1) Perubahan pada organ reproduksi
a) Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna
selaput lendir membiru (tanda chadwick),kekenyalan/elastisitas
vagina bertambah artinya daya renggang bertambah sebagai
persiapan persalinan.
b) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan
fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada
umum 16 minggu.
c) Uterus
Selama kehamilan berat uterus naik dari 60 gr menjadi
1000 gr pada usia kehamilan aterm. Ukurannya menjadi
panjang 30cmx23cmx20cm. Seluruh komponen jaringan yang
ada dalam uterus berperan dalam pertumbuhan kehamilan.
Uterus menjadi tebal, disebut decidua oleh karena pertambahan
besar dan jumlah sel baru. Pada awal kehamilan uterus menjadi
tebal, tetapi pada akhir kehamilan uterus melar dan menipis,
dimana saat kehamilan matang lapisan uterus hanya setebal 0,5
– 1 cm. Bentuk uterus berubah dari seperti buah pir menjadi
bulat pada 12 minggu I kehamilan.
d) Vulva dan perineum
Selama masa kehamilan terjadi peningkatan vaskularisasi
yamg menyebabkan pembesaran struktur eksterna vulva dan
terjadi hiperemia serta perlunakan jaringan ikat di kulit dan
otot-otot perinerum serta vulva. Terjadi hipertropi badan–
badan perineum dan deposisi lemak. Pada nulipara kedua labia
mayora saling mendekat dan menutupi introitus vagina, pada
wanita yang pernah melahirkan atau terjadi cedera vagina
kedua labia memisah dan menganga.
e) Servik
Selama kehamilan terjadi pelebaran servik. Pasokan darah
ke servik meningkat akibat dari pengaruh estrogen yang
menyebabkan warna ungu pucat yang disebut tanda chadwick.
Selaim itu terjadi tekstur jaringan yang lebih lunak pada servik
yang disebut tanda goodell.
2) Perubahan pada sistem endokrin
Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit sebagai kompensasi
konsentrasi yodium yang rendah, kelenjar hipofise dapat membesar
tetapi tidak berperan dalam kehamilan dan kelenjar adrenal tidak
berpengaruh.
Adapun hormon yang dapat dijumpai dalam kehamilan sebagai
berikut :
a) Plasenta adalah kelenjar hormon aktif yang khusus untuk
kehamilan. Hormon yang dihasilkannya adalah human
chorionic gonadotrophin (HCG), estrogen, progesterone dan
human placental lactogen (HPL). Semua hormone ini sangat
berguna dalam mendukung kehidupan janin dan ibu selama
masa kehamilan.
b) HCG. Hormon ini diproduksi oleh sel tropoblast yang
berkembang pada saat mulai menempelnya sel telur yang telah
dibuahi. Hormon ini akan dilepaskan ke darah ibu dan akan
menstimulus pertumbuhan korpus luteum pada trimester I
kehamilan. Corpus luteum ini akan memproduksi hormone
estrogen dan progesterone yang merupakan hormone yang
sangat pentung untuk mempertahankan kehamilan.
c) Estrogen. Produksi estrogen pada usia kehamilan sampai
dengan 12 minggu diproduksi dalam jumlah besar oleh korpus
luteum dan sesudahnya diproduksi oleh plasenta. Fungsinya
adalah menstimulus pertumbuhan di dalam uterus. Duktus –
duktus dalam mamae. Puting susu ibu dan mempengaruhi
vagina. Estrogen juga berperan meretensi atau menahan cairan
dan elektrolit dalam jaringan tubuh wanita hamil, menekan
ovulasi dan menghambat proses laktasi pada masa kehamilan.
d) Progesterone. Berfungsi membuat uterus menjadi tebal
sehingga bisa digunakan untuk penempelan hasil konsepsi,
mematangkan funsi mamae untuk siap memproduksi ASI.
3) Perubahan pada sistem lain
a) Perubahan pada system kardiovaskuler
Selama kehamilan diafragma terdorong ke atas secara
progresif, jantung terdesak ke atas. Akibatnya apex jantung
akan sedikit ke lateral bila dibandingkan dengan posisi wanita
normal.
b) Sistem pernafasan
Wanita hamil kadang mengeluh sesak dan pendek nafas. Ini
disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat
uterus yang membesar.
c) Sistem pencernaan
Semakin bertambahnya umur kehamilan lambung dan usus
terdesak oleh uterus yang membesar. Tonus otot – otot saluran
pencernaan melemah dan makanan akan lebih lama berada
dalam saluran pencernaan. Reabsorbsi makanan sempurna
tetapi akan menimbulkan obstipasi.
d) Sistem muskuloskeletal
Lordosis yang progresif merupakan komplikasi posisi ke depan
akibat uterus yang membesar, lordosis menggeser pusat daya
berat ke belakang ke arah tungkai yang pada gilirannya
menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah pinggang
terutama pada akhir kehamilan.
e) Sistem urinaria
Pembesaran dan penekanan uterus akibat bertambah besarnya
kehamilan mengakibatkan meningkatnya frekuensi kencing.
f) Sistem integumen
Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yaitu pada muka, payudara,
perut dan vulva.
g) Pertambahan berat badan selama hamil berdasarkan IMT
Tabel 6. Pertambahan berat badan selama hamil
berdasarkan IMT.
c) Gerakan Relaksasi
Posisi tidur miring kekanan, dengan kepala ditopang tangan
atau bantal, kaki dibawah lurus, kaki atas ditekuk, tarik nafas
dan hembuskan lewat mulut. Lakukan gerakan dengan
mengangkat kaki atas setinggi pinggul, kemudian turunkan,
lanjutkan dengan mengangkat kaki atas, tekuk ke arah perut
dengan kaki bawah sejajar, luruskan dan kembali keposisi
semula, ulangi semua gerakan dengan posisi miring kekiri.
Masing-masing 8x.
d) Gerakan Pergerakan Kaki Dan Menganyuh
Posisi tubuh terlentang. Kedua kaki lurus
tekanlah jari-jari kaki lurus kebawah dan tekuk
keatas kembali. Putar pergelangan kaki dari arah
kanan kekiri dan sebaliknya. Lanjutkan
pergerakan dengan kaki seolah-olah mengayuh
sepeda dengan kedua tangan disisi samping
untuk menahan. Lakukan gerakan masing-
masing 8x.
e) Mengangkat Panggul
Posisi tidur terlentang
dengan kedua kaki ditekuk.
Kedua tangan diletakan
disamping untuk menahan
badan. Tarik napas, tahan
sambil mengencangkan otot
panggul, tahan beberapa
detik, lalu kembali keposisi semula sambil menghembuskan
napas. Lakukan gerakan 8x.
f) Latihan Mengeran
Posisi tidur
terlentang, rangkul paha
dengan tangan sampai siku.
Lakukan dengan posisi
miring kekiri dan kenan
lanjutkan dengan posisi
terlentang dan merangkul
kedua paha dengan lengan sampai siku. Sambil menarik napas
angkat kepala, pandangan keperut lalu hembuskan napas
lanjutkan dengan pergelangan kaki. Lakukan 8x.
g) Melenturkan Punggung
Posisi merangkak, bahu sejajar dengan
kedua lengan dibuka sejajar. Dengan
membuka kaki, angkat punggung dan
tundukan kepala, sambil menarik napas
tahan beberapa detik kemudian kembali
ke posisi semula, pada posisi kembali otot punggung rileks. Ulangi
gerakan sampai 8x
h) Gerakan Anti Sungsang
Posisi menungging.
Tangan rileks disamping
tubuh dan kedua kaki
terbuka, ditekuk sejajar
bahu. Letakan kepala
dikedua tangan, turunkan
dada perlahan-lahan
sampai menyentuh kasur, kepala menolek ke samping kiri atau
kanan. Letakan siku diatas kasur, geser sejauh mungkin dan
tubuh kesamping. Ulangi gerakan sampai 8x.
o. Imunisasi Tetanus 0,5 cc Pada Ibu Hamil
Memberikan imunisasi TT 0,5 cc, jika sebelumnya telah
mendapatkan. Dengan jadwal sebagai berikut :
2) Komplikasi
Pada kehamilan komplikasi yang sering ditemukan :
a) Perdarahan nidasi merupakan hal yang fisiologis bila
jumlahnya sedikit, sebentar dan tidak berpengaruh buruk pada
kehamilan
b) Abortus
c) Kehamilan unembrionik (Blighted Ovom) dimana sejak
awal mudigah terbentuk kemudian mati
d) Mola hidatidosa
e) Kehamilan Ektopik
f) Hiperemesis gravidarum
g) Preeklampsia dan Eklampsia
h) Perdarahan antepartum
i) Kehamilan kembar
j) Kelainan dalam lamanya kehamilan.
r. Kesimpulan Hasil Pemeriksaan Hamil (Sarwono,2012)
Setelah melakukan pemeriksaan dengan seksama, hasil akhir
harus dapat menjawab pertanyaan berkaitan dengan keadaan hamil
sebagai berikut :
1) Umur ibu ( hanya dicantumkan bila umur ibu kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun )
a) Wanita hamil dibawah usia 20 tahun mempunyai resiko
komplikasi kehamilan dan persalinan yang lebih tinggi.
Mereka lebih mungkin menderita hipertensi yang diinduksi
kehamilan atau anemia dan melahirkan bayi dengan BBLR
b) Primigravida tua (diatas 35 tahun ) mempunyai resiko lebih
tinggi menderita hipertensi essensial, hipertensi yang diinduksi
kehamilan diabetes kehamilan dan perdarahan antepartum.
Kemungkinanan mendapatkan bayi Down syndrome juga lebih
besar serta melahirkan dengan secio caesaria juga lebih besar.
4) Umur kehamilan
Cara menentukan umur kehamilan (Manuaba, 2008. hal :120 )
a) Mempergunakan rumus naegle
(1) Hari + 7, Bulan +3, Tahun +1
(2) Hari + 7, Bulan + 9
b) Perkiraan tinggi fundus uteri
Tabel 11. Umur kehamilan berdasarkan TFU
Umur TFU Keterangan
kehamilan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg Di atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg Di pinggir bawah pusat --
24 mgg 24 minggu tepat di atas --
pinggir pusat
28 mgg 3 jr ats pusat / 1/3 pusat --
– Px
32 mgg ½ pusat – Px --
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih
berada di atas pintu
panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun
kembali, karena
kepala janin masuk
ke rongga panggul.
(Wiknjosastro, 2013)
c) Dengan USG
Penentuan umur kehamilan dengan menggunakan USG
memerlukan ilmu pengetahuan yang lebih mendetail dan hanya
bisa dilakukan oleh orang atau ahli yang berkompeten didalam
bidangnya
8) Letak anak
Letak janin dapat diketahui dengan :
a) Palpasi abdomen : Leopold I dan III
b) Mendengarkan tempat dimana paling jelas denyut jantung
janin terdengar
(1) Bila DJJ terdengar diatas pusat, maka
letak janin adalah letak sungsang
(2) Bila DJJ terdengar dibawah pusat,
maka letak janin adalah letak kepala
c) Pemeriksaan USG
9) Keadaan umum ibu dan janin
a) Pemeriksaan kesehatan umum ibu hamil dilakukan melalui
anamnese, pemeriksaan kesehatan umum ibu hamil dilakukan
melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboraturium
dasar.keadaan umum ibu dikatakan baik apabila hasil anannesa
pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak didapatkan hasil
abnormal.
b) Sedangkan keadaan umum janin dikatakan baik apabila
gerkan janin dirasakan aktif oleh ibu dan DJJ dalam batas normal.
b) Descensus = penurunan
Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul.
Faktor – faktor yng
mempengaruhi
descensus : tekanan
air ketuban, dorongan langsung fundus uteri pada bokong
janin, kontraksi otot – otot abdomen, ekstensi badan janin.
c) Fleksi
Ialah menekannya
kepala di mana
dagu mendekati
sternum sehingga
lingkaran kepala menjadi mengecil suboksipito
bregmatikus (9,5 cm). Fleksi terjadi pada waktu kepala
terdorong His ke bawah kemudian menemui jalan lahir.
Pada waktu kepala tertahan jalan lahir, sedangkan dari
atas mendapat dorongan, maka kepala bergerak menekan
ke bawah.
d) Putaran Paksi Dalam (internal rotation)
Ialah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga
ubun - ubun kecil berada di bawah symphisis (HIII).
Faktor-faktor yang mempengaruhi : perubahan arah
bidang PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang
melengkung, kepala yang bulat dan lonjong.
e) Defleksi
Ialah
mekanisme
lahirnya kepala
lewat perineum.
Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan
panggul sebelah depan lebih pendek dari pada yang
belakang. Pada waktu defleksi, maka kepala akan
berputar ke atas dengan suboksiput sebagai titik putar
(hypomochlion) di bawah symphisis sehingga berturut –
turut lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan akhirnya
dagu.
f) Putaran paksi luar (external rotation)
g. Prosedur Diagnostik
Untuk menentukan persalinan sudah pada waktunya adalah :
(Saifuddin, AB. 2012)
1) Tanyakan :
a) P
ermulaan timbulnya kontraksi
b) P
engeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau
cairan ketuban
c) R
iwayat kehamilan
d) R
iwayat medik
e) R
iwayat sosial
f) T
erakhir kali makan dan minum
g) M
asalah yang pernah ada
2) Pemeriksaan Umum :
a) T
anda vital, BB, TB. Oedema
b) K
ondisi puting susu
c) K
andung kemih
3) Pemeriksaan Abdomen :
a) B
ekas luka operasi
b) T
inggi Fundus Uteri
c) K
ontraksi
d) P
enurunan Kepala
e) L
etak janin
f) B
esar janin
g) D
enyut jantung janin
4) Pemeriksaan vagina :
a) P
embukaan dan penipisan servik
b) S
elaput ketuban penurunan dan molase
c) A
nggota tubuh janin yang sudah teraba
5) Pemeriksaan Penunjang :
a) U
rine :
warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain
b) D
arah :
Hb, BT/CT, dan lain-lain.
3) Vaksin Poliomielitis
Gambar 29. Vaksin polio
a) Poliomelitis ialah penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh virus polio.
b) Gejalan umumnya yaitu anak mendadak lumpuh pada salah
satu anggota geraknya, setelah ia menerita demam selama 2
– 5 hari. Bila kelumpuhan itu terjadi dapat otot pernapasan,
mungkin anak akan meninggal karena sukar bernapas
penyakit ini dapat lansung menular dari seorang penderita
polio atau dengan melalui makanan.
c) Dosis: 1 dosis di berikan 2 tetes = 0,5 ml sebanyak 4 kali
pemberian.
d) Cara pemberian : oral tetes.
e) Reaksi imunisasi:biasanya tidak ada, mungkin pada bayi
akan tidak berak ringan.
f) Efek samping
Pada imunisasi polio hampir tidak terdapat efek samping
bila ada, mungkin berupa kelumpuhan anggtao seperti pada
penyakit polio sebenarnya.
g) Indikasi kontra
Pada anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah
imunisasi polio sebaiknya di tangguhkan. Demikian pula
pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan
(defisiensi imunisasi) tidak diberikan imunisasi polio.
Apabila diberikan imunisasi polio pada anak yang diare
berat kemungkinan terjadi diare yang lebih parah. Tapi
pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam, atau diare
ringan imunisasi polio dapat diberikan seperti biasanya.
4) Vaksin Campak
6. Nifas
a. Pengertian
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus
selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi,
seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sarwono Prawirohardjo,2013).
Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan
setelah kelahiran. Namun secara popular, diketahui istilah tersebut
mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan
normal (Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Neonatal dan
Maternal.2012).
Masa nifas atau puerperium yaitu dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari).
(Sarwono Prawirohardjo.(2011)
b. Etiologi
Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta
dan selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga
kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.
(Varney, 2013)
c. Fisiologi
Setelah plasenta dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi
pusat, segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kira-kira ± 2
jari di bawah pusat. Uterus menyerupai suatu buah advokat gepeng
berukuran panjang ± 15 cm, lebar ± 12 cm, dan tebal ± 10 cm.
Sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih tipis dari bagian
lain. Korpus uteri sekarang sebagian besar merupakan miometrium
yang dibungkus serosa dan dilapisi desidua. Dinding anterior dan
posterior menempel dengan tebal masing-masing 4-5 cm. Oleh
karena adanya kontraksi rahim, pembuluh darah tertekan sehingga
terjadi ischemia. Selama 2 hari berikut uterus tetap dalam ukuran
yang sama baru 2 minggu kemudian turun ke rongga panggul dan
tidak dapat diraba lagi diatas symfisis dan mencapai ukuran normal
dalam waktu 4 minggu.
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena involusio 1
minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram, dan pada akhir
minggu kedua menjadi 300 gram dan segera sesudah minggu
kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel otot tidak berkurang
banyak hanya saja ukuran selnya yang berubah.
Setelah 2 hari persalinan desidua yang tertinggal dalam
uterus berdeferensiasi menjadi 2 lapisan. Lapisan superficial
menjadi nekrotik terkelupas keluar bersama lochea sementara
lapisan basalis tetap utuh menjadi sumber pembentukan
endometrium baru. Proses regenerasi endometrium berlangsung
cepat kecuali tempat plasenta. Seluruh endometrium pulih kembali
dalam minggu ketiga.
Segera setelah persalinan tempat plasenta kira-kira
berukuran sebesar telapak tangan. Pada akhir minggu kedua ukuran
diameternya 2-4 cm.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak
pembuluh darah yang mengalami trombus. Setelah kelahiran,
ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil menjadi sama atau
sekurang-kurangnya mendekati ukuran sebelum hamil.
Servik dan segmen bawah uterus menjadi struktur yang
tipis, kolaps dan kendur setelah kala II persalinan. Mulut servik
mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa hari setelah persalinan,
porsio masih dapat dimasuki 2 jari, sewaktu mulut servik sempit,
servik kembali menebal dan salurannya akan terbentuk kembali.
Miometrium segmen bawah uterus yang sangat tipis
berkontraksi tetapi tidak sekuat korpus uteri. Beberapa minggu
kemudian segmen bawah menjadi isthmus uteri yang hampir tidak
dapat dilihat.
Vagina dan pintu keluar vagina akan membentuk lorong
yang berdinding lunak yang ukurannya secara perlahan-lahan
mengecil. Rugae terlihat kembali pada minggu ketiga, hymen
muncul kembali sebagai potongan jaringan yang disebut sebagai
carunculae mirtiformis.
Pada dinding kandung kencing terjadi edema dan
hyperemia, disamping itu kapasitasnya bertambah besar dan relatif
tidak sensitif terhadap tekanan cairan intravesika.
d. Tanda dan Gejala
Nifas ditandai dengan :
1) Adanya perubahan fisik
(1) Uterus (Rahim)
Setelah persalinan uterus seberat ± 1 kg, karena
involusio 1 minggu kemudian beratnya sekitar 500 gram,
dan pada akhir minggu kedua menjadi 300 gram dan segera
sesudah minggu kedua menjadi 100 gram. Jumlah sel-sel
otot tidak berkurang banyak hanya saja ukuran selnya yang
berubah.
Setelah persalinan tempat plasenta terdiri dari banyak
pembuluh darah yang mengalami trombus. Setelah
kelahiran, ukuran pembuluh darah ekstra uteri mengecil
menjadi sama atau sekurang-kurangnya mendekati ukuran
sebelum hamil (Saifuddin AB, 2012).
Proses involusi uterus disertai dengan penurunan
tinggi fundus uteri (TFU). Pada hari pertama, TFU di atas
simfisis pubis atau sekitar 12 cm. proses ini terus
berlangsung dengan penurunan TFU 1 cm setiap harinya,
sehingga pada hari ke-7 TFU berkisar 5 cm dan pada hari
ke-10 TFU tidak teraba di simfisis pubis (Bahiyatun, 2012).
(2) Serviks (Leher rahim)
Serviks menjadi tebal, kaku dan masih terbuka
selama 3 hari. Namun ada juga yang berpendapat sampai 1
minggu. Bentuk mulut servik yang bulat menjadi agak
memanjang dan akan kembali normal dalam 3-4 bulan
(Saifuddin AB, 2012).
(3) Vagina
Vagina yang bengkak serta lipatan (rugae) yang
hilang akan kembali seperti semula setelah 3-4 minggu
(Saifuddin AB, 2012).
(4) Abdomen
Perut akan menjadi lembek dan kendor. Proses
involusio pada perut sebaiknya diikuti olahraga atau senam
penguatan otot-otot perut. Jika ada garis-garis biru (striae)
tidak akan hilang, kemudian perlahan-lahan akan berubah
warna menjadi keputihan (Saifuddin AB, 2011).
(5) Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di
sekitar putting susu, ini menandakan dimulainya proses
menyusui. Pada hari ke-2 hingga ke-3 akan diproduksi
kolostrum atau susu jolong yaitu ASI berwarna kuning
keruh yang kaya akan antibody dan protein yang sangat
bagus untuk bayi (Raihan, 2011).
(6) Kulit
Setelah melahirkan, pigmentasi akan berkurang,
sehingga hiperpigmentasi pada muka, leher, payudara dan
lainnya akan menghilang secara perlahan-lahan (Saifuddin
AB, 2011).
2) Involusio uterus dan pengeluaran lochea
Dengan involusio uteri, maka lapisan luar dari desidua
yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik.
Desidua yang mati akan keluar bersama-sama dengan sisa
cairan, campuran antara darah yang dinamakan lochea.
Biasanya berwarna merah, kemudian semakin lama semakin
pucat, dan berakhir dalam waktu 3-6 minggu.
a) Lochea Rubra
Sesuai dengan namanya yang muncul pada hari
pertama post partum sampai hari ke empat. Warnanya
merah yang mengandung darah dan robekan/luka pada
tempat perlekatan plasenta serta serabut desidua dan korion.
b) Lochea Serosa
Berwarna kecoklatan, mengandung lebih sedikit
darah, banyak serum, juga lekosit. Muncul pada hari ke
lima sampai hari ke Sembilan
c) Lochea Alba
Warnanya lebih pucat, putih kekuning-kuningan dan
mengandung leukosit, selaput lendir servik serta jaringan
yang mati. Timbulnya setelah hari ke sembilan.
3) Laktasi atau pengeluaran ASI
Selama kehamilan hormon estrogen dan progesteron
menginduksi perkembangan alveolus dan duktus laktiferus
didalam payudara dan juga merangsang produksi kolostrum.
Namun produksi ASI akan berlangsung sesudah kelahiran bayi
saat kadar hormon estrogen dan progesteron menurun.
Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro-endokrin,
rangsangan sentuhan payudara (bayi mengisap) akan
merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel
mioepitel.
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus
mammae melalui duktus ke sinus lactiverus.
Cairan pertama yang diperoleh bayi sesudah ibunya
melahirkan adalah kolostrum, yang mengandung campuran
yang lebih kaya akan protein, mineral, dan antibody daripada
ASI yang telah mature. ASI yang mature muncul kira-kira pada
hari ketiga atau keempat setelah kelahiran.
4) Perubahan sistem tubuh lain
a) Endokrin
Endokrin diproduksi oleh kelenjar hypofise anterior,
meningkat dan menekan produksi FSH (Folicle Stimulating
Hormon) sehingga fungsi ovarium tertunda. Dengan
menurunnya hormon estrogen dan progesteron, kondisi ini
akan mengembalikan fungsi ovarium kepada keadaan
semula.
b) Hemokonsentrasi
Volume darah yang meningkat saat hamil akan kembali
normal dengan adanya mekanisme kompensasi yang
menimbulkan hemokonsentrasi, umumnya terjadi pada hari
ke tiga dan ke lima.
c) Diastasis rekti abdominalis
Yaitu pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5
cm pada tepat setinggi umbilikus sebagai akibat pengaruh
hormon terhadap linea alba serta akibat perenggangan
mekanis dinding abdomen. Kasus ini sering terjadi pada
multi paritas, bayi besar, poli hidramnion, kelemahan otot
abdomen dan postur yang salah. Selain itu, juga disebabkan
gangguan kolagen yang lebih ke arah keturunan, sehingga
ibu dan anak mengalami diastasis.
Penanganan: melakukan pemeriksaan rektus untuk
mengkaji lebar celah antara otot rektus; memasang
penyangga tubigrip (berlapis dua jika perlu), dari area xifoid
sternum sampai di bawah panggul; latihan transversus dan
pelvis dasar sesering mungkin, pada semua posisi, kecuali
posisi telungkup-lutut; memastikan tidak melakukan latihan
sit-up atau curl-up; mengatur ulang kegiatan sehari–hari,
menindaklanjuti pengkajian oleh ahli fisioterapi selama
diperlukan (Lusa, 2011).
d) Tanda Hofman
Sakit di betis dan area popliteal pada dorsofleksi pasif
kaki, menunjukkan trombosis vena dalam dari betis. Juga
dikenal sebagai tanda dorsofleksi. Faktor Pembekuan
biasanya meningkat selama kehamilan. Dalam hal ini,
penurunan aktivitas setelah melahirkan sekunder untuk
anestesi atau trauma atau pengiriman operasi dapat
meningkatkan risiko pengembangan bekuan darah atau
trombus. Penilaian tanda Hofman menyediakan informasi
tentang perkembangan trombi dan harus dievaluasi secara
berkesinambungan. Untuk melakukan tanda Hofman, pasien
harus di tempat tidur dengan kaki santai dan diperpanjang.
Refleks dorsal kaki kuat (satu per satu) dan mengevaluasi
rasa sakit pada otot betis. Hasil positif adanya tanda Hofman
yaitu adanya rasa sakit yang tidak normal dan harus
dilaporkan kepada penyedia perawatan kesehatan segera.
Indikator lain dari trombi mungkin meliputi kehangatan,
kemerahan atau nyeri di kaki dicurigai. Sedangkan hasil
negatif adanya tanda Hofman yaitu tidak adanya rasa sakit
bilateral adalah respon yang diinginkan.
II 2 minggu PP a. Memastikan
(8 – 14 hari) involusi uterus barjalan
dengan normal, uterus
berkontraksi dengan baik,
tinggi fundus uteri di bawah
umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal.
b. Menilai adanya
tanda-tanda demam, infeksi
dan perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu
mendapat cukup makanan,
cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu
menyusui dengan baik dan
tak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit.
e. Memberikan
konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari-hari.
III 6 minggu PP a. Menanyakan pada
(36 – 42 hari) ibu tentang penyulit-penyulit
yang ia alami.
b. Memberikan
konseling KB secara dini.
(Bahiyatun, Asuahan Kebidanan Nifas Normal. 2011).
1) Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu
hamil :
a) Kebersihan diri
(1) Menjaga kebersihan seluruh tubuh.
(2) Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air.
(3) Menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali
mandi, BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam
supaya ganti pembalut.
(4) Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum menyentuh daerah kelamin.
(5) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun
dengan air mengalir sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kemaluan.
(6) Jika ibu mempunyai luka operasi atau laserasi, tidak
diperkenankan untuk menyentuh daerah luka.
b) Istirahat
(1) Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan.
(2) Tidur siang atau istirahat pada saat bayi tidur.
(3) Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-
lahan
(4) Mengatur kegiatan rumah tangga sehingga ibu dapat
menyediakan waktu untuk istirahat pada siang hari 2
jam dan malam hari 7-8 jam.
c) Latihan
(1) Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut
dan panggul, kembali seperti keadaan sebelum hamil.
(2) Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap
hari akan sangat membantu, seperti misalnya latihan
kegel.
d) Gizi
(1) Makan dengan diit berimbang, cukup karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral.
(2) Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800 kalori /
hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500
kalori setiap hari.
(3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu
minum setiap kali setelah selesai menyusui)
(4) Pil besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca persalinan
(5) Mengkonsumsi vitamin A (200.000 IU). Pemberian
vitamin A dalam bentuk suplementasi dapat
meningkatkan kualitas ASI.
(6) Makanan yang harus dikonsumsi ibu nifas :
Tabel 2.18 Contoh asupan makanan
Ukuran Rumah
Bahan Makanan Berat (Gram)
Tangga
Beras 500 2½ gelas
Daging 75 3 potong
Tempe 125 5 potong
Sayuran 300 3 mangkok
Buah 200 1 potong
Susu 200 1 gelas
Gula Pasir 30 3 sendok makan
Minyak 40 4 sendok makan
7. Keluarga Berencana
a. Pengertian
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat
perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan.
(Perawatan Ibu Paska Melahirkan, 2011)
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang dapat bersifat sementara, dan dapat juga bersifat
permanen (Wiknjosastro,2012)
Keluarga berencana (KB) adalah suatu program yang
dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat dalam Pendewasaan Usia Perkawinan
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
(repository.ac.id/.../chapter%2011.pdf)
b. Tujuan
(WHO Expert Commite 2012)
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk :
1) Mendapatkan obyek tertentu
2) Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan
3) Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4) Mengatur interval diantara kehamilan
5) Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
suami istri
6) Menentukan jumlah anak yang diinginkan.
c. Macam-macam Macam-macam metode kontrasepsi
1) Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
a) Metode Amenorea Laktasi (MAL)
(1) Pengertian
Adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Metode ini dapat
dipakai sebagai kontrasepsi bila menyusui secara
penuh yaitu ≥ 8 kali sehari, ibu belum mendsapat haid
dan umur bayi kurang dari 6 bulan.
(2) Cara kerja
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi
menyebabkan perubahan hormonal dimana
hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan
pengeluaran hormon LH dan menghambat ovulasi
(3) Keuntungan
(a)Efektivitas tinggi kehamilan terjadi pada 2 per 100
wanita pada 6 bulan setelah melahirkan, 6 per 100
wanita setelah 6-12 bulan setelah melahirkan.
(b)Segera efektif
(c)Tidakmengganggu senggama
(d)Tidak ada efeksamping secara sistemik
(e)Tidak perlu pengawasan medis.
(f) Tidak perlu obat atau alat
(g)Tanpa biaya alias ekonomis
(4) Kerugian
Tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria,
tidak melindungi dari PMS.
b) Senggama terputus
Adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum
pria mencapai ejakulasi.
(1) Cara kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi
sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga
tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum dan
kehamilan dapat dicegah.
(2) Keuntungan
(a) Efektivitas bila dilaksanakan dengan benar
(b) Tidak mengganggu produksi ASI
(c) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB
lainnya.
(d) Tidak ada efeksamping
(e) Dapat digunakan setiap waktu
(f) Tanpa biaya alias ekonomis
(3) Kerugian
(a) Efektivitas sangat bergantung pada kesediaan
pasangan untukmelakukan sanggama terputus
setiap melaksanakannya (angkakegagalan 4 – 27
kehamilan per 100 perempuan pertahun).
(b) Efektivitas akan jauh menurun apabila sperma
dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada
penis.
(c) Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
2) Metode Barier
a) Kondom
Adalah selubung/ sarung karet yang terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual.
(1) Cara kerja
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung
selubung karet yang dipasang pada penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan.
(2) Keuntungan
(a) Efktivitas : kehamilan terjadi pada 3-14 per 100
wanita pada 1 tahun penggunaan pertama
(b) Dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya
kontrasepsi yang mencegah PMS, infeksi GO,
klamidia
(3) Kerugian
Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan
benar, alergi lateks pada orang yang sensitif.
(b) Eliminasi
BAB Sebelum hamil Setelah hamil
Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari
Konsistensi Padat-Lunak Padat-Lunak
Warna Kuning Kuning
Masalah Tidak ada Tidak ada
(c) BAK
BAK Sebelum hamil Setelah hamil
Frekuensi 4 x sehari ±6 x sehari
Konsistensi Cair Cair
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Masalah Tidak ada Tidak ada
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosi : Stabil
HTP : 06 Desember 2019 (USG)
Pemeriksaan Antropometri
BB sebelum hamil : 37 kg
BB sekarang : 47 kg
Kenaikan BB : 10 kg
TB : 150,9 cm
Lila : 23 cm
2) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,6 oC
Respirasi : 20 x/menit
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Inspeksi : Warna rambut hitam, distribusi merata, tidak
rontok, tidak ada lesi, kulit kepala bersih.
Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
b) Wajah
Inspeksi : Simetris, tidak pucat, ada cloasma gravidarum
Palpasi : Tidak ada edema
c) Mata
Inspeksi : Seklera tidak ikterus dan konjungtiva tidak
anemis.
d) Hidung
Inspeksi : Tidak ditemukan pernafasan cuping hidung, tidak
ada polip, tidak ada secret
e) Telinga
Inspeksi : Tidak ada secret
f) Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir tidak kering, gusi tidak pucat, terdapat
karies
g) Leher
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis.
h) Payudara
Inspeksi : Payudara simetris (+/+), puting susu menonjol (+/
+), retraksi ( - / - ), hiperpigmentasi pada areola
(+/+).
Palpasi : Massa atau benjolan ( - / - ), nyeri tekan, ( - / - ),
pengeluaran colostrums ( - / + )
i) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea
nigra, terdapat striae albican
Palpasi :
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bokong pada fundus
uteri (terasa bulat, tidak melenting dan
lunak).
Leopold II : Punggung kanan (teraba keras, panjang,
dan datar seperti papan di sebelah kanan
ibu, dan teraba bagian kecil janin di sebelah
kiri ibu)
Leopold III : Presentasi kepala (teraba seperti bulat
melenting dan keras), kepala belum masuk
PAP.
Leopold IV : Tidak dilakukan pemeriksaan.
PBBJ : 2635 gram (TFU-11 X 155)
Auskultasi : Denyut Jantung Janin ( + ), irama teratur
12-12-12, frekuensi : 144x/menit.
j) Ekstremitas atas
Inspeksi : Kuku tidak pucat
Palpasi : Tidak ada odema
k) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Kuku tidak pucat, tidak ada varises
Palpasi : Tidak ada oedema
Perkusi : Reflex patella ( + /+ )
4) Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 6 oktober 2018
HB : 12,2 gr%
Protein urine : ( - )
c. ANALISA
Diagnosa :
1) Ibu : G2P1A0H1 usia kehamilan 33-34 minggu keadaan umum ibu
baik.
2) Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala,
keadaan janin baik.
d. PENATALAKSANAAN
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Oktober 2019
Waktu : 10.30 WITA
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan
umum ibu dengan TD: 110/70 mmHg, usia kehamilan ibu
memasuki 8 bulan (33-34 minggu) dan keadaan janin baik, DJJ:
144x/menit, posisi janin baik yaitu posisi kepala di bagian bawah
perut ibu, kepala janin belum masuk kedalam jalan lahir, perkiraan
berat janin 2635 gram, dan hari tapsiran persalinan ibu tanggal 06
Desember 2019. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Menginformasikan pada ibu bahwa yang dirasakan ibu seperti
keadaan sering kencing yang ibu alami itu normal karena usia
kehamilan ibu sudah tua sehingga bagian terendah janin menekan
kandung kemih sehingga ibu sering BAK, cara mengatasinya
kurangi minum pada malam hari dan mengurangi mengkonsumsi
minuman yang dingin dan minuman seperti teh, kopi dan yang
bersoda. Ibu mengerti dan mampu mengulang yang sudah
diinformasikan.
3) Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester
III antara lain nyeri kepala hebat, pandangan kabur, pendarahan,
janin tidak bergerak seperti biasanya, bengkak pada ekstremitas,
anjurkan ibu untuk segera memeriksa kandungannya pada fasilitas
kesehatan terdekat apabila ada tanda-tanda tersebut (satpel
terlampir). Ibu mengerti dengan apa yang dijelasakan dan bersedia
mengikuti anjuran.
4) Menjelaskan kepada ibu bagaimana cara melakukan perawatan
payudara. Dan ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan.
5) Menganjurkan ibu untuk meminum tablet penambah darahnya 1
kali sehari setelah makan malam sebelum tidur. Ibu bersedia
mengikuti anjuran dengan meminum tablet penambah darahnya
setiap hari.
6) Membuat kesepakatan jadwal kunjungan ulang pada tanggal 24
Oktober 2019. Ibu bersedia datang untuk kunjungan ulang.
2. Kunjungan Antenatal Care II
Tanggal : 02 Novenber 2019
Jam : 09.00 Wita
Tempat : Puskesmas Karang Pule
a. ( S ) SUBJEKTIF
1) Ibu mengatakan dirinya dalam keadaan sehat sejak kunjungan
terakhir tanggal 17 Oktober 2019 dan tidak mengalami tanda
bahaya sejak pemeriksaan terakhir sampai sekarang.
2) Ibu mengatakan tetap minum tablet tambah darah yang diberikan
bidan secara teratur sesuai dosis yang dianjurkan.
3) Ibu sudah menghitung gerakan janinnya dan mengatakan gerakan
janin > 10 kali dalam 12 jam.
b. ( O ) DATA OBJEKTIF
1) Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosi stabil,
BB : 47 kg.
2) Tanda-tanda vital : TD 100/70 mmHg, Suhu 36,5 ºC, Nadi : 82
x/menit, Respirasi 20 x/mnt.
3) Pemeriksaan fisik
a) Wajah
Inspeksi : Tidak terdapat cloasma gravidarum
Palpasi : Tidak ada odema
b) Mata
Inspeksi : Konjungtiva tidak anemis, seklera tidak ikterus
c) Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir tidak kering, terdapat karies.
d) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea
nigra dan tidak ada strie albican
Palpasi :
Leopold I : TFU 28 cm teraba bokong pada fundus uteri
(terasa bulat, tidak melenting dan lunak).
Leopold II : Punggung kiri (teraba keras, panjang, dan datar
seperti papan di sebelah kiri ibu, dan teraba
bagian kecil janin di sebelah kanan ibu).
Leopold III : Presentasi kepala (teraba seperti bulat melenting
dan keras), kepala belum masuk PAP
Leopold IV : -
PBBJ : 2635 gram (TFU-11 X 155)
Auskultasi : DJJ (+), irama teratur 11-12-11, frekuensi 136
x/mnt.
e) Ekstremitas bawah
Inspeksi : Varises ( - / - ), kuku pucat ( - / - )
Palpasi : Tidak terdapat odema
c. ( A ) ANALISA
Diagnosa :
1) Ibu : G2P1A0H1 usia kehamilan 35-36 minggu keadaan
umum ibu baik.
2) Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala,
keadaan janin baik.
d. ( P ) PENATALAKSANAAN
Hari/tanggal : Sabtu, 02 November 2019
Pukul : 09.20 WITA
a. ( S ) SUBJEKTIF
1) Ibu mengatakan keadaannya sehat sejak kunjungan terakhir.
2) Ibu mengatakan tetap minum tablet tambah darah secara teratur
sesuai dosis yang dianjurkan.
b. ( O ) DATA OBJEKTIF
1) Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, BB : 47 kg.
2) Tanda-tanda vital : TD 100/70 mmHg, Suhu 36,7 ºC, Nadi: 80
x/menit, Respirasi 22 x/mnt.
3) Pemeriksaan abdomen
Leopold I : TFU 28 cm teraba bokong pada fundus uteri.
(terasa bulat, tidak melenting dan lunak).
Leopold II : Punggung kanan (teraba keras, panjang, dan datar
seperti papan di sebelah kanan ibu, dan teraba
bagian kecil janin di sebelah kiri ibu).
Leopold III : Presentasi kepala (teraba seperti bulat melenting dan
keras), kepala belum masuk PAP
Leopold IV : -
PBBJ : 2635 gram
Auskultasi : DJJ (+) irama teratur 11-12-11, frekuensi 136 x/mnt.
c. ( A ) ANALISA
Diagnosa :
1) Ibu : G2P1A0H1 usia kehamilan 37-38 minggu keadaan umum ibu
baik.
2) Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala, keadaan
janin baik.
d. ( P ) PENATALAKSANAAN
Hari/tanggal : Sabtu,16 November 2018
Pukul : 09.20 WITA
a. Subjektif (S)
1) Ny. “F” berusia 23 tahun, hamil ke-2, tidak pernah mengalami
keguguran dan umur kehamilan sekarang 9 bulan.
2) Ibu mengeluh sakit perut bagian bawah menjalar ke pinggang.
sejak tanggal 08 Desember 2019 pukul 16.00 wita, dan
pengeluaran lender campur darah (+) sejak tanggal 09 Desember
2019 pukul 02.30 wita, pengeluaran air ketuban (-) saat pengkajian
di lakukan gerakan janin masih dirasakan aktif oleh ibu. Ibu
merasakan gerakan janin > 10x dalam 12 jam terakhir.
3) Ibu makan terakhir tanggal 09 Desember 2019 pukul 02.00 wita
dengan porsi 1 piring, komposisi nasi, lauk dan sayur. Ibu minum
terakhir tanggal 09 Desember 2019 pukul 02.10 wita.
4) Ibu BAB terakhir tanggal 08 Desember 2019 pukul 15.30 wita dan
BAK terakhir tanggal 09 Desember 2019 pukul 02.10 wita.
5) Ibu sudah membawa perlengkapan untuk dirinya dan bayinya yang
akan digunakan setelah bersalin nanti.
b. Objektif (O)
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmetis
c) Emosi : Stabil
d) Tanda – tanda vital
(1) Tekanan darah : 100/70 mmHg
(2) Nadi : 80 x/menit
(3) Suhu : 36,6C
(4) Respirasi : 20 x/menit
2) Pemeriksaan fisik
a. Wajah
Inspeksi : Simetris, tidak pucat, ada cloasma gravidarum
Palpasi : Tidak ada odema
b. Mata
Inspeksi : Seklera tidak ikterus dan konjungtiva tidak anemis.
c. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae
albican
Palpasi :
Leopold I : TFU 31 cm, teraba bokong pada fundus uteri
(terasa bulat, tidak melenting dan lunak).
Leopold II : Punggung kanan (teraba keras, panjang, dan
datar seperti papan di sebelah kanan ibu, dan
teraba bagian kecil janin di sebelah kiri ibu).
Leopold III : Presentasi kepala (teraba seperti bulat
melenting dan keras), sudah masuk PAP.
Leopold IV : Teraba kepala 4/5 bagian, kepala masuk 1/5
bagian
His : 2x dalam 10 menit lamanya 20 detik
PBBJ : 2945 gram
Auskultasi : Denyut Jantung Janin ( + ), irama teratur 11-
11-12, frekuensi : 136 x/menit.
d. Ekstremitas atas
Inspeksi : Kuku tidak pucat
Palpasi : Tidak ada odema
e. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Kuku tidak pucat, tidak ada varises
Palpasi : Tidak terdapat Oedema
Perkusi : Reflex patella ( + /+ )
f. Genetalia
Inspeksi : Oedema pada vulva ( - ), varises pada vagina ( - ),
luka parut pada perineum ( - ), bloody show ( +)
3) Pemeriksaan dalam
Hari/ tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Pukul : 01.25 wita
VT Ø 3 cm, eff 25 %, ketuban (+), presentasi kepala denominator
belum jelas, Penurunan kepala HI, tidak teraba bagian kecil janin
atau tali pusat
4) Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 09 Desember 2019
Hb : 9 gr%
Protein urine :(-)
c. Analisa (A)
Diagnosa : KALA I FASE LATEN
d. Penatalaksanaan (P)
Hari/Tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Pukul : 01.30 WITA
1) Menginformasikan pada ibu hasil pemeriksaan yang didapatkan
yaitu keadaan umum ibu baik, TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, S:
36,6˚C, RR: 20 x/menit. Dan saat ini ibu sudah memasuki proses
persalinan dengan pembukaan 3 cm, ketuban (+), posisi janin
normal yaitu kepala berada di bawah, PBBJ 3100 gram dan keadaan
umum janin baik.
Ibu mengetahui keadaannya dan bayinya.
2) Menginformasikan kepada ibu bahwa rasa sakit pinggang menjalar
ke perut bagian bawah adalah hal yang wajar di alami semua ibu
bersalin, karena terjadi peregangan tulang panggung untuk dilewati
bayi saat kelahiran nanti. Rasa sakit yang semakin sering timbul
akan semakin mempercepat proses persalinan. Ibu memahami
informasi yang di sampaikan.
3) Mengajarkan ibu teknik relaksasi jika sewaktu-waktu tiba-tiba ibu
mulai merasakan sakit pinggang menjalar kepertut, dengan jika sakit
atau kontraksi datang, menarik nafas panjang dari hidung buang
lewat mulut, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pada ibu.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
4) Menjelaskan pada ibu pentingnya BAK jika timbul rasa ingin BAK
dan menganjurkan ibu untuk tidak menahan kencing karena bisa
menghambat penurunan kepala bayi.
Ibu sudah mengetahui hal tersebut.
5) Menganjurkan keluarga untuk tetap menemani ibu dan memberikan
dukungan moril agar ibu bisa tetap semangat melewati persalinan.
Keluarga ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran.
6) Melakukan persiapan persalinan :
a) Persiapan lingkungan yaitu menutup pintu dan menjaga
keprivasian ruangan tempat ibu akan bersalin, menyiapkan
tempat sampah infeksiosus dan noninfeksiosus, air DTT, dan
larutan klorin 0,5%
b) Persiapan ibu : melonggarkan BH ibu, menyiapkan kain untuk
alas dan selimut ibu, serta makanan dan minuman yang manis-
manis untuk persiapan tenaga mengedan.
c) Persiapan bayi : kain, lampin, baju, popok, topi, sarung tangan
dan sarung kaki dalam satu rangkaian.
d) Persiapan alat yaitu :
(1) Partus set : handscoon 2 buah, ½ kocher 1 buah, 1 gunting
episiotomi, 2 klem, 1 gunting tali pusat, 4 buah kasa, 1 spuit
3 cc, alat resusitasi.
(2) Obat-obatan : oxytocine, lidocain, dan betadine.
(3) Heating set : benang heating, piset 1 buah, 1 jarum untuk
heating, 1 nealpuder
e) Persiapan kegawatdaruratan yaitu : cairan infus RL, infus set,
abocath, kasa, gunting, plester, betadine.
f) Persiapan alat resusitasi yaitu satu set resusitasi, balon isap
lendir/ delee.
g) Menyiapkan tempat sampah infeksius dan non infeksius
h) Sudah dilakukan persiapan persalinan.
7) Mengobservasi kesejahteraan ibu, kesejahteraan janin, dan
kemajuan persalinan dengan partograf.
Tabel Observasi Kesejahteraan Ibu Dan Janin Serta Kemajuan Persalinan
Penge
TTV HIS DJJ Keluhan Ket
luaran
Waktu
No Respiras
(WITA) TD Nadi Suhu Frek Lama Inten Frek
i + / -Irama
(mmHg) (x/mnt) (0C) (x) (dektik) (x/menit)
(x/mnt)
1 01.20 100/70 80 20 36,6 2 35 sedang + 11-11- 136 Bloody Ibu VT Ø 3 cm,
12 show mengat eff 25%, ket
(-) akan (+), teraba
sakit kepala,
pinggan denominator
g belum jelas
menjala Penurunan
r ke kepala HII,
perut tidak teraba
bagian bagian kecil
bawah janin/ tali
pusat
2 03.00 100/7 82 20 36 5 45 kuat + 11-11- 136 Bloody Ibu VT Ø 10 cm,
0 12 show mengat eff 100%, ket
(+) akan (-) pecah
Ketuba ingin spontan warna
n pecah BAB jernih, teraba
spontan dan kepala,
warna menged denominator
jernih an UUK didepan.
Penurunan
kepala HIII,
tidak teraba
bagian kecil
janin/ tali
pusat.
2. Kala II
Hari/Tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Pukul : 03.00 WITA
Tempat : Puskesmas Karang Pule
a. Subjektif (S)
1) Ibu mengatakan keluar lendir campur darah dari jalan lahir.
2) Ibu merasakan sakit perutnya semakin sering.
3) Ibu merasakan ingin BAB dan mengedan.
b. Objektif (O)
1) Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosi stabil.
2) Tanda – tanda vital, TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,60C,
R : 20 x/menit.
3) His 5x dalam 10 menit lamanya 50 detik, intensitas kuat.
4) DJJ (+) irama teratur (11-11-12), frekuensi 136 x / menit.
5) Ada dorongan untuk mengedan, tekanan pada anus, perineum
menonjol dan vulva membuka.
6) VT Æ 10 cm, eff 100%, ketuban (-) pecah spontan warna jernih,
presentasi kepala, UUK di depan. Penurunan kepala HIII, tidak
teraba bagian kecil janin/tali pusat.
c. Analisa (A)
Diagnosa : Kala II
d. Penatalaksanaan (P)
Hari/Tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Pukul : 03.05 WITA
1) Menginformasikan kepada ibu hasil
pemeriksaan bahwa pembukaan sudah lengkap dan menganjurkan
ibu untuk mengedan setiap ada his (saat ibu merasakan sakit).
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan bersedia
melakukan apa yang di anjurkan.
2) Menginformasikan ketidaknyamanan yang
di rasakan ibu merupakan hal yang wajar karena bayi yang di
dalam perut ibu akan segera keluar.
Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
3) Menginformasikan ibu tentang tindakan
yang akan di lakukan. Ibu mengetahui tindakan yang akan
dilakukan.
4) Memberikan dukungan moril dan meminta
suami atau keluarga untuk menemani selama proses persalinan.
Keluarga mengerti dan bersedia mendampingi ibu selama proses
persalinan.
5) Mengajarkan ibu cara mengedan yang benar
yaitu menarik nafas panjang lewat hidung kemudian ibu mengedan
sekuat – kuatnya, mata melihat ke perut, gigi di rapatkan, dagu
menempel di dada, dorsal recumben(kedua kaki di angkat dengan
kedua siku tangan berada di bawah paha ibu kemudian di tarik ke
atas), apabila rasa sakit atau kontraksi hilang ibu diminta untuk
istirahat dan menganjurkan keluarga untuk membantu ibu minum
dan makan.
Ibu mengerti dan bersedia melakukan apa yang di ajarkan.
6) Menolong persalinan sesuai APN :
a) Mengamati tanda dan gejala kala II yaitu keinginan untuk
meneran tekanan anus,perinium menonjol, vulva membuka.
b) Memastikan perlengkapan,bahan dan obat-obatan, mematahkan
ampul oksitosin 10 IU dan menempatkan tabung suntik steril
3cc kedalam wadah partus set.
c) Menggunakan celemek, cuci tangan, lalu menggunakan
handscoon. Memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik.
d) Membersihkan vulva dan perinium dengan kapas DTT,
kemudian melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap.
e) Mendekontaminasi sarung tangan yang telah digunakan untuk
pemeriksaan dalam kedalam clorin 0.5% dan merendamnya
selama 10 menit.
f) Memeriksa DJJ untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal dan DJJ (+) frekuensi 136 x/menit,irama 11-11-12
g) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janinnya baik. Membantu ibu dalam posisi yang
nyaman yaitu meminta bantuan kepada keluarga untuk
membatu ibu dalam posisi setengah duduk
h) Melakukan pimpinan untuk meneran saat ibu merasakan
dorongan yang kuat untuk meneran dan menganjurkan ibu
untuk istirahat jika hisnya berhenti, anjurkan keluarga untuk
member makan dan minum saat ibu beristirahat.
i) Pada saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-
6 cm, meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayinya,dan meletakkan kain yang bersih di
bawah bokong
j) Membuka partus set
k) Memakai sarung tangan steril dan DTT
l) Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
tadi, meletakkan tangan yang lain di kepala bayi sehingga tidak
terjadi defleksi yang terlalu cepat. Menganjurkan ibu untuk
meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat dan dangkal.
m) Memeriksa lilitan tali pusat dan ternyata tidak ada lilitan tali
pusat.
n) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi secara
spontan. Lahirkan bahu.
o) Menempatkan kedua tangan dalam posisi biparietal kemudian
melahirkan bahu depan dengan menarik perlahan ke arah
bawah dan luar secara lembut. Selanjutnya melahirkan bahu
belakang dengan cara menarik ke arah atas secara perlahan.
p) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang berada dibagian bawah ke arah perineum
tangan,membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat
melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterior menyangga leher, kepala, bahu dengan ibu jari serta
punggung,bahu belakang dengan jari-jari lain,sementara tangan
kiri menyusuri bahu bagian depan dan keseluruhan lengan bayi,
bokong dan tungkai bawah lalu menyelipkan telunjuk diantra 2
kaki bayi.
q) Tanggal: 09 Desember 2019 Pukul 03.33 WITA
Bayi lahir spontan (♂), hidup, letak belakang kepala, bayi
langsung menangis, warna kulit kemerahan ekstremitas biru,
tonus otot aktif.
r) Setelah keseluruhan badan bayi lahir, melakukan penilaian
awal pada bayi yang meliputi apakah menangis atau bernafas
tanpa kesulitan? (ya), apakah warna kulit bayi kemerahan?
(ya), apakah bayi bergerak aktif? (ya). Selanjutnya dilakukan
penilaian APGAR pada 1 menit pertama, yaitu: Sudah
dilakukan pertolongan persalinan sesuai APN.
ASPEK
NO 1’ PERTAMA NILAI
PENILAIAN
1 Warna kulit Badan merah dan ekstremitas pucat 1
2 Denyut jantung > 100 x/menit 2
3 Reflex Sedikit gerakan 1
4 Tonus otot Gerakan sedikit 1
5 Pernafasan Menangis kuat 2
JUMLAH 7
a. Subjektif (S)
1) Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya.
2) Ibu mengatakan perutnya terasa mules.
b. Objektif (O)
1) Keadaan umum ibu baik, kesadaran composentis, emosi stabil.
2) Bayi lahir spontan, langsung menangis, jenis kelamin laki-laki.
3) TFU Sepusat.
4) Plasenta belum lahir.
c. Analisa (A)
Diagnosa : Kala III
d. Penatalaksan
aan (P)
Hari/Tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Pukul : 03.40 WITA.
1) Menginformasikan pada ibu bahwa proses persalinan ibu berjalan
dengan baik dan sedang menunggu kelahiran plasenta. Ibu
mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
2) Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal,
dengan cara mengukur tinggi fundus uteri yaitu sepusat dan
ternyata tidak ada bayi kedua. Sudah dilakukan pemeriksaan tinggi
fundus uteri.
3) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik, lalu menyuntikkan
oksitosin 10 IU IM pada 1/3 paha kanan anterolateral. Sudah
dilakukan penyuntika oksitosin 10 IU IM pada 1/3 paha kanan
anterolateral.
4) Kemudian penolong mengklem tali pusat 2-3 cm dari umbilikus
dan tali pusat di urut ke arah ibu dan dipasang klem kedua 2 cm
dari klem pertama. Sudah dilakukan klem tali pusat.
5) Kemudian tali pusat dipegang dan dipotong diantara kedua klem
(lindungi perut bayi), ikat tali pusat dengan benang tali pusat pada
satu sisi, kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatkan dengan simpul mati pada sisi lainnya dan melakukan
IMD dengan cara bayi ditelungkupkan seperti menunggang kuda,
kepala bayi lebih rendah dari payudara ibu. Sudah dilakukan
pemotongan tali pusat, mengikat benang tali pusat dan bayi sudah
ditaruh diatas perut ibu (IMD).
6) Kemudian penolong memindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva dan melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT),
lakukan dengan satu tangan di atas perut ibu, ditepi atas symphisis
untuk mendeteksi kontraksi uterus, tangan yang lain menegangkan
tali pusat. Apabila uterus telah berkontraksi, lakukan penegangan
tali pusat dan tangan kiri mendorong uterus ke arah dorso kranial
(belakang atas) secara hati – hati (untuk mencegah inversion uteri).
Sudah dilakukan PTT.
7) Menilai tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, tali
pusat bertambah panjang dan semburan darah tiba-tiba. Terdapat
tanda-tanda pelepasan plasenta.
8) Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan cara tangan
kiri berada di atas simfisis ibu dan mendorong ke arah dorso
kranial untuk mencegah inversio uteri. Tangan kanan meregangkan
tali pusat sejajar dengan lantai, setelah terlihat adanya tanda-tanda
pelepasan plasenta, minta ibu untuk mengedan sedikit, tali pusat
diregangkan ke bawah dan keatas sesuai kurve jalan lahir, bagian
fetal plasenta nampak vulva, pegang dengan kedua tangan dan
putar searah jarum jam sampai selaput ketuban terputus.
9) Plasenta lahir lengkap secara schultze pukul 03.38 WITA
4. KALA IV
Hari/Tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Pukul : 03.58 WITA
Tempat : Puskesmas Karang Pule
a. Subjektif (S)
Ibu mengatakan sangat lelah dan perutnya masih mules.
b. Objektif (O)
1) Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosi stabil,
TD:100/70 mmHg.
2) Plasenta lahir secara schultze.
3) TFU sepusat.
4) Kontraksi uterus baik.
5) Jumlah perdarahan ± 100 cc.
6) Kandung kemih kosong.
7) Ada robekan jalan lahir derajat 1 pada mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum.
c. Analisa (A)
Diagnosa : Kala IV
d. Penatalaksanaan (P)
Hari/Tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Pukul : 04.00 WITA
1) Melakukan masase pertama
segera setelah plasenta lahir dan memastikan uterus berkontraksi
dengan baik
2) Menginformasikan kepada
ibu bahwa keadaan ibu dan bayinya baik, Tekanan darah 100/70
mmHg, perdarahan ± 15 cc, kontraksi uterus baik. Ibu sudah
mengetahui keadaannya dan bayinya.
3) Memeriksa adanya robekan
jalan lahir, ternyata terdapat robekan derajat II
4) Memeriksa kelengkapan
plasenta. Kotiledon lengkap, selaput amnion dan korion, tali pusat
2 arteri satu vena, panjang tali pusat ± 50 cm.
5) Melakukan masasse fundus
uteri untuk memastikan uterus berkontraksi dengan baik sambil
mengajarkan ibu cara massase sendiri yaitu dengan cara tangan ibu
berada di atas fundus kemudian di putar searah jarum jam selama
15 detik atau lima belas kali agar kontraksi ibu tetap baik. Ibu bisa
melakukan massase sendiri.
6) Lalu melakukan hecting pada
mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum dengan teknik
satu-satu.
7) Melakukan masasse kembali
untuk memastikan kontraksi uterus tetap dalam keadaan baik, dan
meminta ibu untuk melakukan sendiri. Ibu bisa melakukan masasse
sendiri.
8) Membersihkan ibu dengan air
DTT dan kemudian membersihkan tempat tidur ibu dengan air
klorin 0,1%. Ibu sudah dibersihkan.
9) Memasangkan pembalut pada
ibu kemudian memasang kain ibu. Ibu sudah dipasangkan
pembalut dan kain yang bersih.
10) Memantau TD, nadi, TFU,
kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama
dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua.
11) Mendekontaminasi alat 10
menit di air klorin 0,5%, kemudian dicuci dengan air sabun dan
dibilas dengan air mengalir, mendekontaminasi celemek yang
dipakai dengan larutan klorin 0,5%.
12) Mencelupkan sarung tangan
yang kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % lalu membalikannya,
merendam dalam larutan klorin0,5 % tersebut selama 10 menit.
13) Mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, kemudian celemek dibuka.
14) Melengkapi partograf.
15) Menganjurkan keluarga untuk
memberi ibu makan dan minum. Ibu sudah makan dan minum.
16) Memberi penyuluhan tentang
tanda-tanda bahaya masa nifas seperti demam tinggi, keluar darah
yang banyak dari jalan lahir, bau busuk dari jalan lahir, pusing luar
biasa, mengalami penyulit dalam menyusui, kram perut yang luar
biasa, penglihatan mendadak kabur, bengkak di wajah, tangan, dan
kaki, serta nyeri ulu hati, anjurkan ibu dan keluarga untuk segera
memanggil petugas kesehatan jika mengalami salah satu keluhan
tersebut.(satpel terlampir)
17) Menganjurkan ibu untuk
melakukan mobilisasi dini seperti miring kiri, kanan, duduk di
tempat tidur setelah 2 jam post partum, kemudian Ibu bisa berjalan
jika Ibu tidak pusing. Ibu bersedian melakukan anjuran yang
diberikan.
18) Memberikan obat oral yaitu
amoxicillin 500 mg 10 tablet dengan dosis (3x1), paracetamol 500
mg 10 tablet dengan dosis (3x1), tablet tambah darah 200 mg 30
tablet dengan dosis (1x1), vitamin A 200.000 IU kapsul dengan
dosis (1x1) .
19) Setelah melakukan IMD dan
ternyata IMD berhasil bayi kemudian dilakukan asuhan BBL, yaitu
pengukuran antropometri, memeberikan salep mata dan injeksi Vit.
K. Hasil yang di dapat yaitu BB 3100 gram, PB 49 cm, LIKA 30
cm, LIDA 30 cm, dan LILA 10 cm. Pemberian Vit K 1 mg di
lakukan secara IM di paha kiri anterolateral. Setelah 1 jam
pemberian vitamin K, berikan imunisasi HB 0 pada paha kanan
anterolateral.
PEMANTAUAN KALA IV
Jam Tanda Vital Kandung Jumlah
Waktu TD N S TFU CUT
ke Kemih Perdarahan
1. 03.58 100/60 80 36,70C 1 jari bawahpusat Baik Kosong ±15 cc
04.13 100/70 82 1 jari bawah pusat Baik Kosong ±10 cc
04.28 100/60 82 1 jari bawah Baik Kosong ±10 cc
pusat
04.43 110/60 80 1 jari bawah pusat Baik Kosong ±5 cc
2. 05.13 110/70 81 36,70C 2 jari bawah pusat Baik Kosong ±5 cc
05.43 110/70 81 2 jari bawah pusat Baik ±200 cc ±5 cc
C. Bayi Baru Lahir dan Neonatus
1. Bayi Baru Lahir
Hari/Tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Jam : 03.33 WITA
Tempat : Puskesmas Karang Pule
a. Subjektif (S)
1) Ibu mengatakan sudah IMD segera setelah lahir
2) Ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan sudah BAK.
b. Objektif (O)
1) Keadaan umum
Keadaan umum bayi baik, Kepala, badan, dan ekstermitas tampak
kelihatan normal, tonus otot dan tingkat aktifitas baik, warna kulit
dan ekstrimitas kemerahan, tangisan kuat, Apgar Score 7-9.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital :
a) Denyut jantung : 136 x/ menit
b) Suhu : 36,8º C
c) Respirasi : 48x/ menit
Ukuran keseluruhan :
a) Berat badan : 3100 gram
b) Panjang badan : 49 cm
c) Lingkar kepala : 30 cm
d) Lingkar dada : 30 cm
e) Lingkar lengan : 10 cm
3) Pemeriksaan Fisik :
a) Kepala
Caput succedaneum (-), cephal hematoma (-), ubun – ubun
berdenyut, sutura tidak molase.
b) Wajah
Tidak ikterus, terdapat bulu alis.
c) Telinga
Simetris dengan mata, kelenturan daun telinga tampak normal.
d) Mata
Simetris, sklera tidak ikterus, kelopak mata sudah membuka dan
menutup bersamaan, tidak ada pus pada mata.
e) Hidung
Tampak normal, bersih, tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada
benjolan dan tanda – tanda infeksi, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
f) Mulut
Bibir dan palatum normal, tidak sumbing.
g) Leher
Tidak ada pembengkakan dan dapat bergerak kekiri dan
kekanan.
h) Dada
Tidak ada retraksi dinding dada,simetris, puting susu sejajar
kanan dan kiri, tidak ada kelainan bunyi nafas dan bunyi
jantung,
i) Abdomen
Bentuk simetris, tali pusat masih basah, tidak ada penonjolan
pada tali pusat saat menangis, tidak ada perdarahan tali
pusat,bising usus dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
j) Ekstremitas atas
Simetris, jumlah jari lengkap, tidak ada fraktur pada klavikula,
pergerakan kuat.
k) Ekstermitas bawah
Simetris, jumlah jari lengkap, pergerakan aktif.
l) Sistem syaraf
Reflek rooting (+), reflek sucking (+), reflek swallowing(+).
m) Genitalia
Jenis kelamin laki-laki, lubang uretra (+), testis sudah berada
dalam skrotum, BAB (+).
n) Punggung dan anus
Tidak ada cekungan, anus berlubang, BAB(+).
o) Kulit
Warna kulit kemerahan, terdapat verniks caseosa pada lengan
dan punggung bayi, tidak ada pembengkakan.
c. Analisa (A)
Diagnosa :
Noenatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 jam.
d. Penatalaksanaan (P)
Hari/Tanggal : kamis 15 November 2018
Pukul : 04. 33 WITA
1) Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan yang di dapat
yaitu keadaan umum bayi baik denyut jantung normal 136 x/menit,
suhu 36,80C, respirasi 48x/menit, BB : 3100 gram, PB : 49 cm,
LIKA : 30 cm, LIDA: 30 cm, LILA : 10 cm, pemeriksaan fisik
keseluruhan normal, tidak cacat dan tidak terdapat tanda lahir. Ibu
mengerti dan mengetahui keadaan bayinya.
2) Menginformasikan kepada ibu cara mencegah kehilangan panas
badan bayi dengan menyelimuti bayi, meletakkannya pada tempat
yang hangat serta mengganti selimut bayi bila basah dan jangan
lupa menutupi kepalanya. Ibu mengerti tentang penjelasan yang
diberikan.
3) Menginformasikan pada ibu bahwa bayi sudah diberikan :
a) Suntikan itamin K (phytomenadione 2 mg) dengan dosis injeksi
1 mg (0,5 ml) gunanya untuk mencegah kemungkinan
terjadinya perdarahan, disuntikkan pada paha kiri anterolateral
secara intramuskular pada pukul 04.35 Wita.
b) Salep mata antibiotik profilaksis (chloramphenicol-1% 10 mg)
untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata bayi akibat
penyesuaian diluar kandungan pada pukul 04.35 Wita.
c) Satu jam setelah pemberian suntikkan Vitamin K, bayi
diberikan imunisasi Hepatitis B dengan dosis 0,5 cc gunanya
untuk mencegah penyakit kuning, disuntikkan pada paha kanan
anterolateral secara intramuscular pada pukul 05.35 Wita
Bayi sudah disuntikkan vit. K pada paha kiri anterolateral,
sudah diolesi salep mata dan imunisasi Hepatitis pada paha
kanan anterolateral 1 jam setelah pemberian suntikkan vit. K.
4) Memantau keadaan bayi dalam 2 jam pertama yaitu memeriksa tali
pusat bayi yang kemungkinan terjadi perdarahan. Tali pusat bayi
tidak mengalami perdarahan
5) Menginformasikan kepada ibu tentang manfaat Menyusui Dini agar
tercipta kontak batin antara ibu dan bayi dan rahim ibu dapat
berkontraksi dengan baik. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
6) Menginformasikan kepada ibu tentang posisi atau cara menyusui
yang baik dan benar. Ibu mengerti dan akan berusaha melaksanakan
cara menyusui yang benar. (satpel terlampir)
7) Menginformasikan kepada ibu tentang perawatan bayi di rumah,
yaitu menjaga agar suhu tubuh bayi tetap hangat, memandikan bayi
menggunakan air hangat 1 kali sehari, dan selalu menjaga
kebersihan tali pusat yaitu dengan membersihkan tali pusat bayi
dengan air bersih dan sabun saat mandi atau kotor. Jangan
mengolesi tali pusat dengan obat atau ramuan tradisional. Ibu
mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
8) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 13
Desember 2019. Ibu bersedia untuk datang kunjungan ulang.
D. POST NATAL CARE ( PNC )
1. Kunjungan Nifas I
Hari/Tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Waktu : 16.00 WITA
Tempat : Puskesmas Karang Pule
a. Subjektif (S)
1) Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya yang ke-
2, dan mengatakan mampu untuk merawat bayinya.
2) Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya.
3) Ibu mengatakan sudah beristirahat, makan dan minum obat sesuai
dengan anjuran.
4) Ibu mengatakan sudah BAK dan BAB.
5) Ibu mengatakan masih ada keluar darah dari jalan lahirnya.
6) Ibu mengatakan sudah bisa berjalan perlahan-lahan ke kamar
mandi.
b. Objektif (O)
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Emosi : Stabil
Tanda-tanda vital
a) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b) Nadi : 80 x/menit
c) Suhu : 36,50 C,
d) Respirasi : 22 x/menit
2) Pemeriksaan fisik :
a) Mata :
Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak Ikterus.
b) Payudara
Simetris (+/+), puting susu menonjol (+/+), retraksi/dimpling
(-/-), nyeri tekan (-/-), benjolan /massa (-/-), pengeluaran
kolostrum (+/+).
c) Abdomen
Luka bekas operasi (-), TFU 2 jari di bawah pusat, kandung
kemih kosong.
d) Genitalia
Oedema (-), Varices (-), Lokhea rubra (+), warna (merah),
Jumlah: 10 cc, konsistensi cair, bau (khas lochea).
e) Ekstremitas bawah
Oedema (-/-), kemerahan dan rasa panas pada betis (-/-),
tromboflebietis (-/-).
c. Analisa (A)
Diagnosa : P2A0H2, ibu nifas normal hari pertama.
d. Penatalaksanaan(P)
Hari/tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Pukul : 16.10 WITA
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu, yaitu keadaan umum Ibu
baik, TD: 110/70 mmHg, Nadi: 80 x/menit, Suhu : 36,5ºC,
Respirasi : 22 x/menit. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Memberikan penyuluhan tentang :
a) Menjelaskan pada ibu pentingnya mobilisasi dini, dengan tujuan
untuk mempercepat proses pengecilan dari rahim serta dalam
upaya proses penyembuhan luka jahitan, dan memperlancar
peredaran darah.
Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan.
b) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum dengan porsi lebih
daripada waktu hamil, karena hal tersebut dapat menambah
produksi ASI, serta menganjurkan ibu untuk lebih sering
mengkonsumsi kacang-kacangan dan sayur-sayuran untuk
menambah produksi ASI nya dan menjelaskan pada ibu agar
tidak mengkonsumsi makanan yang pedas-pedas dan bersantan
karena makanan tersebut merupakan salah satu penyebab yang
dapat mempengaruhi alat pencernaan bayi, seperti bayi dapat
terserang diare.
Ibu bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
c) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu dapat
memanfaatkan waktu tidur pada saat bayi tidur. Ibu bersedia
melakukan apa yang dianjurkan.
d) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygienenya
(kebersihan diri) dengan cara mandi minimal 2 kali sehari,
mencuci kemaluan hanya dengan menggunakan air dan sabun,
kemudian lap kering, bersihkan luka bekas jahitan
menggunakan air dingin, jangan menggunakan air hangat karena
dapat merapuhkan benang jahitan. Menganjurkan ibu untuk
cebok sehabis BAB dan BAK dengan cara yang benar yaitu
membersihkan dari kemaluan lalu ke anus, serta mengganti
pembalut minimal 2x sehari.
Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan dan bersedia
melakukan apa yang dianjurkan.
e) Mengiformasikan tentang tanda bahaya ibu nifas seperti demam
tinggi, keluar darah yang banyak dari jalan lahir, bau busuk dari
jalan lahir, pusing luar biasa, mengalami penyulit dalam
menyusui, kram perut yang luar biasa, penglihatan mendadak
kabur, bengkak di wajah, tangan, dan kaki, serta nyeri ulu hati.
Menganjurkan ibu untuk segera memeriksakan diri ke tenaga
kesehatan bila mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.
Ibu mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dan
bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
f) Mengingatkan ibu untuk meminum obat sesuai dengan dosis
yang telah dianjurkan, yaitu tablet amoxicillin 500 mg (3x1),
tablet paracetamol 500 mg (3x1), tablet tambah darah 200 mg
(1x1).
Ibu bersedia minum obat yang sudah diberikan sesuai dengan
dosis yang dianjurkan.
g) Mengimformasikan pada ibu tentang pentingnya kunjungan
ulang ibu nifas, yaitu ibu harus datang kunjungan ke Bidan atau
tenaga kesehatan terdekat yaitu pada tanggal 11 Desember 2019.
Ibu bersedia datang kunjungan ulang tanggal 11 Desember
2019.
a. Subjektif (S)
1) Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan kuat.
2) Ibu mengatakan bayinya BAB ± 2 kali dalam sehari dan sudah
BAK
3) Ibu mengatakan gerakan bayinya aktif.
b. Objektif (O)
1) Keadaan umum bayi baik, tangisan kuat, tonus otot dan tingkat
aktifitas baik, warna kulit dan ekstrimitas kemerahan.
2) BB 3100 gram, respirasi 48 x/menit, suhu 36,90C, denyut
jantung 140 x/menit.
3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Tidak ada luka, UUB datar, tidak ada bintik-bintik bekas biang
keringat pada kepala bayi, caput succadaneum (-), cephal
hematoma (-).
b) Telinga
Tidak terdapat pengeluaran cairan/sekret.
c) Mata
Seklera tidak ikterus, tidak ada pus pada mata.
d) Dada
Tidak ada pembengkakan putting susu, putting tidak ada sekret,
tidak ada kelainan bunyi nafas dan bunyi jantung, tidak ada
retraksi dinding dada.
e) Perut
Tali pusat belum lepas dan belum kering, tidak ada tanda-tanda
perdarahan dan infeksi. Kembung (-),
f) Ekstremitas atas
Gerakan aktif.
g) Sistem Syaraf
Refleks rooting (+), refleks sucking (+), refleks swallowing (+).
h) Genitalia
Tidak ada ruam popok, tidak ada tanda-tanda infeksi.
i) Ekstrimitas bawah
Gerakan aktif.
j) Kulit
Tidak ikterus.
c. Analisa (A)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 hari
d. Penatalaksanaan (P)
Hari/Tanggal : Senin, 09 Desember 2019
Pukul : 16.30 WITA
1) Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga tentang
keadaan bayinya bahwa keadaan bayi baik dan hasil pemeriksaan
yang didapatkan. Keadaan umum bayi baik, BB 3.100 gram, suhu
36,9 0C, DJ 140 x/menit. Ibu sudah mengetahui keadaan umum
bayinya.
2) Mengingatkan kembali pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari,
perawatan tali pusat, dan tanda-tanda bahaya pada bayi. ibu sudah
mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
melaksanakan anjuran yang di berikan oleh bidan. (satpel terlampir)
3) Menginformasikan kepada ibu untuk tidak memberikan makanan
selain ASI sampai bayi berusia 6 bulan (ASI ekslusif). (satpel
terlampir).
4) Memotivasi ibu agar menyusui bayinya setiap 1-2 jam atau setiap
bayi menangis dan mengajarkan kepada ibu bagaimana posisi
menyusui yang baik. Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan bersedia melaksanakan anjuran yang di berikan oleh
bidan.
5) Menginformasikan kepada ibu untuk mengganti popok jika sudah
buang air besar maupun buang air kecil dengan popok yang bersih
dan kering supaya tidak terjadi ruam popok pada bayi (bintik-bintik
merah pada pantat bayi), selain itu untuk mencegah supaya bayi
tidak kedinginan (hipotermi). Ibu sudah mengerti dengan penjelasan
yang diberikan dan bersedi melaksanakan anjuran yang di berikan
oleh bidan.
6) Mengingatkan ibu agar tetap menjaga suhu tubuh bayi jangan sampai
kedinginan dengan cara memandikan bayi dengan air hangat dan
jangan terlalu lama, pakaikan penutup kepala dan jangan menaruh
bayi dekat jendela atau pintu. Ibu sudah mengerti dengan penjelasan
yang diberikan dan bersedia melaksanakan anjuran yang di berikan
oleh bidan.
7) Menginformasikan kepada ibu untuk menjemur bayinya di bawah
sinar matahari pagi antara pukul 07.00-08.00 selama 15-30 menit
untuk kesehatan kulit dan pertumbuhan tulang yang baik, serta
membantu proses metabolisme billirubin darah sehingga mencegah
bayi kuning. Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dan bersedia melaksanakan anjuran yang di berikan oleh bidan.
8) Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tanda-tanda bahaya pada
bayi yaitu bayi tidak mau menyusu seperti biasa, kejang, sesak nafas,
merintih, mata bernanah, tali pusat kemerahan atau bernanah, kulit
berwarna kuning, anjurkan pada ibu dan keluarga untuk segera
membawa bayi ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami salah
satu tanda tersebut. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia
mengikuti anjuran.
9) Menyepakati kunjungan ulang dengan ibu pada tanggal 15 Desember
2019. Ibu bersedia untuk dikunjungi lagi pada tanggal tersebut.
3. Kunjungan Nifas II
Hari/Tanggal : Minggu, 15 Desember 2019
Pukul : 06.00 wita
Tempat : Rumah Ny. “F”
a. Subjektif ( S )
1) Ibu mengatakan dirinya dalam keadaan sehat.
2) Ibu mengatakan telah sering berjalan-jalan, dan tidak ada
kesulitan
3) Ibu mengatakan tidak ada mengalami kesulitan saat BAK dan
BAB.
4) Ibu mengatakan makan setiap harinya 3 kali sehari.
5) Ibu mengatakan sudah minum obat sesuai dosis yang dianjurkan.
6) Ibu mengatakan tetap memberi ASI pada bayinya.
7) Ibu mengatakan mendapat istirahat yang cukup.
8) Ibu mengatakan tidak mengalami tanda-tanda bahaya sejak
pemeriksaan terakhir sampai saat ini.
b. Objektif ( O )
1) Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis. Tanda-tanda
vital : Tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi : 82/menit, Suhu :
36,7 ºC, Respirasi : 20 x/menit.
2) Pemeriksaan fisik :
a) Mata
Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus
b) Payudara
Bersih, puting susu menonjol, tidak ada bendungan ASI dan
tidak ada lecet pada puting susu, pengeluaran ASI (+/+)
c) Abdomen
TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
d) Genetalia
Lochea : Sangunolenta (merah kekuningan).
e) Ekstremitas
Atas : Kuku pucat ( - / - ), odema ( - / - ), varises ( - / - )
Bawah : Oedema ( - / - ), varices ( - / - ), kuku pucat ( - / - ),
kemerahan pada betis ( - / - ).
c. Analisa ( A )
Diagnose : P2A0H2, ibu nifas normal hari ke-6.
d. Penatalaksanaan ( P )
Hari/Tanggal : Minggu, 15 Desember 2019
Pukul : 16.30 wita
1) Menginformasikan pada ibu tentang keadaan ibu dan hasil
pemeriksaan yang didapatkan yaitu tanda vital normal, serta tidak
tanda bahaya dan kelainan. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan
mengerti tentang keadaanya.
2) Menginformasikan untuk mengingat kembali ibu mengenai ASI
eksklusif dan kapan jadwal pemberian makanan tambahan, yaitu
setelah bayi ibu berumur 6 bulan baru boleh diberikan makanan
tambahan. Ibu mengetahuai dan bersedia melakukan apa yang
dianjurkan.
3) Menjelaskan kembali kepada ibu tentang nutrisi masa nifas yaitu
ibu harus makan dan minum dengan porsi lebih daripada waktu
hamil, karena hal tersebut dapat menambah produksi ASI, serta
menganjurkan ibu untuk lebih sering mengkonsumsi kacang-
kacangan dan sayur-sayuran untuk menambah produksi ASI nya
dan menjelaskan pada ibu agar tidak mengkonsumsi makanan
yang pedas-pedas dan bersantan karena makanan tersebut
merupakan salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi alat
pencernaan bayi, seperti bayi dapat terserang diare.
Ibu bersedia mengikuti anjuran.
4) Menganjurkan ibu untuk istirahat apabila bayinya sudah
disusui/tertidur.
Ibu sudah mengikuti anjuran.
5) Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygienenya terutama
di daerah genetalia dengan cara selalu mengganti pakaian dalam
setiap hari atau tiap kali basah minimal 2 kali sehari.
Ibu bersedia mengikuti anjuran.
6) Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
seperti demam tinggi, keluar darah yang banyak dari jalan lahir,
bau busuk dari jalan lahir, pusing luar biasa, mengalami penyulit
dalam menyusui, kram perut yang luar biasa, penglihatan
mendadak kabur, bengkak di wajah, tangan, dan kaki, serta nyeri
ulu hati. Menganjurkan ibu untuk segera memeriksakan diri ke
tenaga kesehatan bila mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.
Ibu mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dan
bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
7) Menganjurkan ibu agar segera menggunakan alat kontrasepsi
(KB) untuk memberi jarak pada kehamilan berikutnya. Ibu
bersedia untuk menggunakan alat kontrasepsi (KB) pada 30 hari
pasca persalinan.
a. Subjektif (S)
1) Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat.
2) Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah putus.
3) Ibu mengatakan bayinya BAB ± 4-5 kali dalam sehari dan BAK
>8 kali dalam sehari.
4) Ibu mengatakan gerakan bayinya aktif.
5) Ibu mengatakan tidak ada tanda-tanda bahaya/kelainan yang
terjadi pada bayinya sejak kunjungan terakhir.
b. Objektif (O)
1) Keadaan umum bayi baik, BB 3000 gram, respirasi 48 x/menit,
suhu 36,7 0 C, denyut jantung 140 x/menit.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
Tidak ada luka, UUB datar, tidak ada bintik-bintik bekas
biang keringat pada kepala bayi, caput succedaneum (-),
cephal hematoma (-).
b) Telinga
Tidak terdapat pengeluaran cairan/sekret.
c) Mata
Konjungtiva tidak pucat, sclera ikterus (-/-), tidak ada pus.
d) Dada
Tidak ada pembengkakan putting susu, putting tidak ada
sekret, tidak ada kelainan bunyi nafas dan bunyi jantung,
tidak ada retraksi dinding dada.
e) Ekstremitas atas
Gerakan aktif.
f) Sistem Syaraf
Reflek rooting (+), reflek sucking (+), refleks swallowing
(+), refleks moro(+), refleks menggenggam (+), tonicneck
(+).
g) Perut
Kembung (-), tidak ada benjolan, tali pusat sudah kering.
h) Genitalia
Tidak ada ruam popok, tidak ada tanda-tanda infeksi.
i) Ekstrimitas bawah
Gerakan aktif.
j) Kulit
Tidak ikterus.
c. Analisa (A)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan hari ke-6.
d. Penatalaksanaan (P)
Hari/Tanggal : Minggu, 15 Desember 2019
Pukul : 16.30 wita
1) Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang keadaan
bayinya bahwa keadaan bayi normal dan hasil pemeriksaan yang
didapatkan bahwa BB bayinya 3000 gram. Tanda-tanda vital
bayinya normal yaitu DJ 136 x/menit, S: 370C, RR; 46 x/menit.
Ibu sudah mengetahui keadaan umum bayinya.
2) Menginformasikan kepada ibu bahwa mata bayi dalam keadaan
kuning dan menganjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya
serta menjemur bayinya di bawah sinar matahari pagi antara
pukul 07.00-08.00 selama 15-30 menit untuk kesehatan kulit
dan pertumbuhan tulang yang baik, serta membantu proses
metabolisme billirubin darah sehingga mencegah bayi kuning.
Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
bersedia melaksanakan anjuran yang di berikan.
3) Mengingatkan kembali pada ibu tentang perawatan bayi sehari-
hari yaitu menjaga suhu tubuh bayi dari kedinginan dengan cara
memandikan bayi dengan air hangat, jangan memberikan
makanan lain selain ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Ibu
sudah mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan mau
melakukannya (satpel terlampir).
4) Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga tanda-tanda
bahaya pada bayi yaitu bayi tidak mau menyusu seperti biasa,
kejang, sesak nafas, merintih, mata bernanah, kulit berwarna
kuning, anjurkan pada ibu dan keluarga untuk segera membawa
bayi ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami salah satu
tanda tersebut. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia
mengikuti anjuran.
5) Menyepakati kunjungan ulang dengan ibu pada tanggal 26
Desemberr 2019. Ibu bersedia untuk dikunjungi lagi pada
tanggal tersebut.
a. Subjektif ( S )
1) Ibu mengatakan dirinya dalam keadaan sehat.
2) Ibu mengatakan telah sering berjalan – jalan, dan tidak ada
kesulitan
3) Ibu mengatakan tidak ada mengalami kesulitan saat BAK dan
BAB.
4) Ibu mengatakan makan setiap harinya 3 kali sehari.
5) Ibu mengatakan sudah minum obat sesuai dosis yang dianjurkan.
6) Ibu mengatakan tetap memberi ASI pada bayinya.
7) Ibu mengatakan mendapat istirahat yang cukup.
8) Ibu mengatakan tidak mengalami tanda-tanda bahaya sejak
pemeriksaan terakhir sampai saat ini.
b. Objektif ( O )
1) Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis. Tanda-tanda
vital : Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi : 82/menit, Suhu :
36,7 ºC, Respirasi : 20 x/menit.
2) Pemeriksaan fisik :
a) Mata
Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus
b) Payudara
Bersih, puting susu menonjol, tidak ada bendungan ASI dan
tidak ada lecet pada puting susu, pengeluaran ASI (+/+)
c) Abdomen
TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
d) Genetalia
Lochea ( - ).
e) Ekstremitas
Atas : Kuku pucat ( - / - ), odema ( - / - ), varises ( - / - )
Bawah : Oedema ( - / - ), varices ( - / - ), kuku pucat ( - / - ),
kemerahan pada betis ( - / - ).
c. Analisa ( A )
Diagnose : P2A0H2, ibu nifas normal hari ke-35.
d. Penatalaksanaan ( P )
Hari/Tanggal : Senin, 13 Januari 2019
Pukul : 09.10 wita
1) Menginformasikan pada ibu tentang keadaan ibu dan hasil
pemeriksaan yang didapatkan yaitu tanda vital normal, serta tidak
tanda bahaya dan kelainan. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan
mengerti tentang keadaanya.
2) Menginformasikan untuk mengingat kembali ibu mengenai ASI
eksklusif dan kapan jadwal pemberian makanan tambahan, yaitu
setelah bayi ibu berumur 6 bulan baru boleh diberikan makanan
tambahan. Ibu mengetahuai dan bersedia melakukan apa yang
dianjurkan.
3) Menjelaskan kembali kepada ibu tentang nutrisi masa nifas yaitu
ibu harus makan dan minum dengan porsi lebih daripada waktu
hamil, karena hal tersebut dapat menambah produksi ASI, serta
menganjurkan ibu untuk lebih sering mengkonsumsi kacang-
kacangan dan sayur-sayuran untuk menambah produksi ASI nya
dan menjelaskan pada ibu agar tidak mengkonsumsi makanan
yang pedas-pedas dan bersantan karena makanan tersebut
merupakan salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi alat
pencernaan bayi, seperti bayi dapat terserang diare.
Ibu bersedia mengikuti anjuran.
4) Menganjurkan ibu untuk istirahat apabila bayinya sudah
disusui/tertidur.
Ibu sudah mengikuti anjuran.
5) Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygienenya terutama
di daerah genetalia dengan cara selalu mengganti pakaian dalam
setiap hari atau tiap kali basah minimal 2 kali sehari.
Ibu bersedia mengikuti anjuran.
6) Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
seperti demam tinggi, keluar darah yang banyak dari jalan lahir,
bau busuk dari jalan lahir, pusing luar biasa, mengalami penyulit
dalam menyusui, kram perut yang luar biasa, penglihatan
mendadak kabur, bengkak di wajah, tangan, dan kaki, serta nyeri
ulu hati. Menganjurkan ibu untuk segera memeriksakan diri ke
tenaga kesehatan bila mengalami salah satu tanda bahaya tersebut.
Ibu mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dan
bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
7) Menganjurkan ibu agar segera menggunakan alat kontrasepsi
(KB) untuk memberi jarak pada kehamilan berikutnya. Ibu
bersedia untuk menggunakan alat kontrasepsi (KB) pada 30 hari
pasca persalinan.
a. Subjektif (S)
1) Ibu mengatakan bayinya menyusu pada ibunya dengan kuat
(minum ASI banyak), reflek menghisap baik, gerakan aktif,
tidak mengalami gangguan pernapasan, bayi tidak ikterus
2) Ibu mengatakan bayinya BAB 4-5 x dalam sehari.
3) Ibu mengatakan bayinya sering kencing > 10 kali sehari.
4) Ibu mengatakan gerakan bayinya aktif tali pusatnya sudah
terlepas serta tidak ada tanda-tanda bahaya/kelainan yang terjadi
pada bayinya.
b. Objektif (O)
1) Keadaan umum bayi baik, BB 4000 gram, respirasi 46 x/menit,
suhu 36,5 0 C, denyut jantung 136 x/menit.
2) Bayi menyusui dengan kuat, reflek menghisap baik, gerakan
aktif, tidak mengalami gangguan pernapasan dan tidak ikterus
c. Analisa (A)
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan hari ke-31
d. Penatalaksanaan (P)
Hari/Tanggal : Kamis, 09 Januari 2019
Pukul : 09.50 Wita
1) Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang keadaan
bayinya bahwa keadaan bayi normal dan hasil pemeriksaan yang
didapatkan bahwa BB bayinya 4000 gram. Tanda-tanda vital
bayinya normal yaitu DJ 136 x/menit, S: 36,5 0C, RR; 46 x/menit.
Ibu sudah mengetahui keadaan umum bayinya.
2) Mengingatkan kembali pada ibu tentang perawatan bayi sehari-
hari yaitu menjaga suhu tubuh bayi dari kedinginan dengan cara
memandikan bayi dengan air hangat, jangan memberikan
makanan lain selain ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Ibu sudah
mengerti dengan penjelasan yang di berikan oleh bidan dan mau
melakukannya (satpel terlampir).
3) Mengingatkan kembali kepada ibu dan keluarga tanda-tanda
bahaya pada bayi yaitu bayi tidak mau menyusu seperti biasa,
kejang, sesak nafas, merintih, mata bernanah, kulit berwarna
kuning, anjurkan pada ibu dan keluarga untuk segera membawa
bayi ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami salah satu
tanda tersebut. Ibu dan keluarga mengerti dan bersedia mengikuti
anjuran.
4) Menyarankan ibu untuk tetap membawa bayinya ke posyandu
untuk mendapatkan imunisasi dan menimbang bayinya untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Ibu
bersedia mengikuti anjuran.
a. Subyektif ( S )
1) Ibu merasa dirinya sudah sehat.
2) Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi.
3) Ibu mengatakan belum pernah berhubungan sejak melahirkan.
b. Obyektif ( O )
a. Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmetis
c) Keadaan Emosional : Stabil
b. Pemeriksaan tanda – tanda vital :
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Nadi : 80 x / menit
c) Respirasi : 21 x /menit
d) Suhu : 36,5C
c. Pemeriksaan fisik :
a) Wajah : Tidak pucat
b) Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus.
c) Payudara : Simetris, bersih, putting susu menonjol, tidak ada
bendungan ASI dan tidak ada lecet pada putting
susu, pengeluaran ASI (+).
d) Abdomen : TFU tidak teraba, tidak adamassa/benjolan tidak
ada nyeri tekan.
e) Genitalia : Bersih tidak ada pengeluaran lochea.
c. Analisa ( A )
Calon akseptor KB IUD
d. Penatalaksanaan ( P )
Tanggal : Kamis, 09 Januari 2019
Pukul : 10.10 wita
1) Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik dan ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.
2) Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang KB secara umum,
pengertian KB, macam-macam alat KB, efek samping dan kontra
indikasi.(satpel terlampir).ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.
3) Memberikan kesempatan kepada ibu untuk mendiskusikan jenis
alat kontrasepsi yang akan digunakan bersama suaminya.Ibu
mengatakan akan mendiskusikan terlebih dahulu dengan suaminya
mengenai jenis kontrasepsi yang akan digunakan yaitu KB IUD.
4) Membuat kesepakatan dengan ibu untuk kunjungan ulang pada
tanggal 13 januari 2019. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang pada
waktu yang ditentukan.
2. Kunjungan KB II
Tanggal : Senin, 13 Januari 2019
Jam : 09.00 wita
Tempat : Puskesmas Karang Pule
a. Subyektif ( S )
1) Ibu ingin menggunakan KB IUD
2) Ibu sudah mengetahui informasi tentang KB IUD
3) Ibu sudah mendapat persetujuan dari suami bahwa dirinya akan
menggunakan KB IUD.
b. Obyektif ( O )
1) Pemeriksaan umum :
a) Keadaan umum : baik
b) Kesadaran : composmentis
c) Emosi : stabil
2) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah : 100/70 mmHg
b) Nadi : 80 x / menit
c) Respirasi : 22 x /menit
d) Suhu : 36,8 C
3) Pemeriksaan Fisik :
a) Wajah : Tidak pucat
b) Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus.
c) Payudara : Simetris, puting susu tidak lecet, pengeluaran
ASI (-)
d) Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan.
e) Genetalia : Bersih tidak ada pengeluaran lochea.
c. Analisa ( A )
Akseptor KB IUD
d. PENATALAKSANAAN ( P )
Tanggal : Senin , 13 Januari 2019 , Pukul :09.00 Wita
1) Melakukan konseling pemantapan/konseling metode khusus
mengenai keuntungan, kerugian dan efek samping suntik.
2) Menginformasikan mengenai efek samping KB IUD, seperti :
a) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan )
b) Haid lebih lama dan banyak
c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
d) Saat haid lebih sakit
3) Ibu bersedia untuk menggunakan alat kontasepsi sesuai dengan
kesepakatan suami.
4) Menjelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan pemasangan Kb IUD.
5) Menjelaskan cara kerja KB IUD
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kacum uteri.
c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam sel
alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan
sperma untuk fertilisasi.
d) Memungkinkan untuk mencegah implementasi telur dalam
rahim
6) Beritahu ibu untuk datang kembali 1 minggu kemudian tanggal 20
Januari 2019 dan ibu bersedia datang pada tanggal yang ditentukan.
BAB IV
PEMBAHASAN