No register : 05-87-72
Tanggal. MRS : 31 Desember 2010 Jam 13.00 WITA
Tanggal Partus : 31 Desember 2010 Jam 16.45 WITA
Tanggal pengkajian : 31 Desember 2010 Jam 13.30 WITA
Nama Pengkaji : Tasliyah Noor Ningtiyas
KALA I
LANGKAH 1: IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI
Nama : Ny. K / Tn. A
Umur : 25 tahun / 39 tahun
Nikah : 1 kali / 1 tahun
Suku : Makassar / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMK / SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Banta bantaeng
3) Riwayat ginekologi
Ibu tidak menderita penyakit pada system reproduksinya.
4) Riwayat KB
Ibu belum pernah ber-KB sebelumnya.
8. Ekstremitas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises
Palpasi : Tidak ada edema pada tungkai bawah.
Perkusi : Refleks patella (+) ki/ka.
9. Genitalia
Inspeksi :Tidak ada varises pada vulva, tampak pengeluaran lendir dan darah.
Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 31 desember 2010
Hasil:
1) V/V = TAK
2) Porsio = lunak / tipis.
3) Ketuban = (+)
4) Presentase = kepala
5) Penurunan kepala = HII-III , 2/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 8 cm.
DJJ terdengar jelas dan teratur pada pada satu tempat yakni kudran kanan bawah abdomen ibu
dengan frekuensi = 136 x /menit.
Analisa dan Interpretasi Data
Pada anak tunggal ,DJJ terdengar hanya satu tempat.
(Obstetri Fisiologi,UNPAD, hal 170)
Pada kehamilan tunggal teraba 2 bagian besar yaitu bokong dan kepala.
(Emanuaba, hal 133).
7. Hidup
DS :
Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada sebelah kiri
DO:
Pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
Palpasi:Leopold I : 3 jbpx, 32 cm = gestasi 39 minggu 5 hari.
DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan bawah dengan frekuensi 132 x/ menit
Analisa dan interpretasi data
Tanda tanda janin hidup adalah DJJ dapat di dengar dengan jelas serta pembesaran perut sesuai
usia kehamilan dan teraba gerakan janin.
(Obstetri Fisiologi, UNPAD hal 184 ).
8. Keadaan Ibu dan janin baik.
DS :
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya terutama pada perut sebelah kiri
DO :
Pada palpasi abdomen teraba gerakan janin
DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah dengan frekuensi 132x/ menit
Tidak ada oedema pada wajah dan tungkai ibu.
Keadaan umum ibu baik.
Kesadaran ibu komposmentis.
Tanda tanda vital ( TTV )
TD = 100 / 80 mmHg
N = 80 x / mnt
S = 36,6c
P = 20 x / mnt
Analisis dan Interpretasi Data
DJJ terdengar jelas ,kuat dan teratur dengan frekuensi 120-160 x /menit menendakan janin
dalam keaaan normal dan baik.
(Obstetri Fisiologi UNPAD, Bandung .1983)
Oedema positif pada wajah dan tungkai dapat menunjukkan adanya tanda preeklamsi.Apabila
tidak mengalami oedema pada wajah dan tungkai berarti ibu dalam keadaan baik.
(Anonim, Asuhan Kebidanan Dalam Konteks Keluarga,hal 76)
Keadaan ibu baik terlihat dari tanda tanda vital ibu dalam batas normal dan keadaan umum
ibu baik dan kesadaran ibu komposmentis .
9. Inpartu kala 1 fase aktif
DS :
Ibu mengatakan sakit perut tembus kebelakang disertai dengan pengeluaran lendir dan darah
dari jalan lahir.
DO :
Kontraksi uterus kuat dan teratur (4 x dalam 10 menit, durasi 35 40 detik )
Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 31 desember 2010.
Hasil:
1) V/V = TAK
2) Porsio = menipis, lunak
3) Ketuban = (+)
4) Presentase = kepala
5) Penurunan kepala = HII-III , 2/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 8 cm.
Analisis dan Interpretasi Data
Fungsi progesterone untuk merelaksasi otot otot rahim, 1 2 minggu sebelumpartus. Kadar
hormone estrogen dan progesterone mulai menurun sehingga fungsi progesterone sebagai
penenang akan berkurang yang akan menyebabkan kontraksi. Otot otot akan mengalami anoksia.
Hal ini akan menyebabkan nyeri.
Tanda tanda inpartu adalah nyeri perut tembus belakang ,ada pelepasan lender dan darah ,ada
pembukaan dan biasanya disertai pecahnya ketuban.
(Manuaba,hal 165)
Fasee aktif biasanya dimulai sejak ibu mulai mengalami kontraksi teratur dan maju
pembukaan 4-10 cm
(Ilmu kebidanan ,hal 182)
Fase aktif kala I persalinan ditandai dengan pembukaan serviks 4 cm hingg pembukaan 10cm
terjadi dengan kecepatan rata rata 1cm / jam untuk primigravida dan 1-2 jam untuk multigravida)
Pelepasan lender berasal dari kanalis servikalis karena servik mulai membuka dan mendatar
sedangkanpelepasan darah berasal dari pembuluh kapiler yang pecahdisertai kanalis servikalis
karena pergeseran waktu servik membuka.
(ilmu kebidanan hal 177)
Intervensi
Tanggal 31-12 -2010
39. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban lalu letakkan da;lam kantung plastik.
Rasional : Diharapkan plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap karena bila ada yang tertinggal
dapat menyebabkan perdarahan dan mencegah terjadinya infeksi silang.
40. Periksa robekan jalan lahir
Rasional : Robekan jalan lahir akan mengakibatkan perdarahan aktif
41. Evaluasi kontraksi uterus
Rasional : uterus yang berkontraksi menandakan kala IV berlangsung normal.
42. Letakkan bayi di atas dada sampai berhasil menyusui.
Rasional :Agar bisa mempercepat hubungan kasih sayang antara ibu dan bayinya.
43. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/BB, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan
vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
Rasional : untuk mengetahui keadaan bayi dan pemberian vit K yaitu untuk mencegah
perdarahan otak, dan tetes mata untuk mencegah infeksi mata
44. Lakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
Rasional :Mendeteksi dini kelainan nfisik pada bayi.
45. Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Rasional : hepatitis B untuk memberi kekebalan pada tubuh bayi
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus.
Rasional : kontraksi uterus yang baik menandakan kala IV berlangsung normal
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
Rasional : Diharapkan ibu dan keluarga mengetahui bagaimana kontraksi uterus yang baik dan
dapat memassase uterus sendiri.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
Rasional : Diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya perdarahan.
49. Observasi TD dan nadi ibu
Rasional : untuk memastikan keadaan ibu tetap dalam keadaan baik.
50. Ukur suhu dan hitung pernafasan.
Rasional : untuk memastikan keadaan ibu tetap dalam keadaan baik.
51. Rendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
Rasional : mendekontaminasi peralatan untuk mencegah infeksi silang.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
Rasional : mencegah infeksi silang
53. Bersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai
pakaian bersih dan kering.
Rasional : memberikan rasa nyaman pada ibu dan mencegah infeksi silang.
54. Pastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum.
Rasional : agar dapat memulihakan tenaga ibu yang telah keluar saat bersalin
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
Rasional : mencegah infeksi silang
56. Bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% lalu lepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% .
Rasional : sebagai tindakan desinfeksi yag berguna mencegah infeksi silang.
57. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Rasional : merupakan dekontaminasi agar tidak terkontaminasi dengan bakteri
58. Melengkapi partograf.
Rasional : sebagai catatan pemantauan persalinan dan dapat dijadikan barang bukti..
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 31 -12 -2010
39. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban lalu meletakkan dalam kantung plastik.
Hasil : Plasenta lengkap dan telah dimasukkan ke dalam plastik.
40. Memeriksa robekan jalan lahir
Hasil : tidak ada robekan jalan lahir.
41. Mengevaluasi kontraksi uterus
Hasil : Kontraksi teraba bundar dan keras.
42. Meletakkan bayi di atas dada sampai berhasil menyusui.
Hasil : Bayi telah menyusu sendiri.
43. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/BB, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan
vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
Hasil : BB bayi saat lahir =3.000 gram, telah ditetesi salep mata dan disuntik vit K.
44. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
Hasil : tidakditemukan adanya kelainan .
45. Memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan hepatitis B.
46. Melakukan pemantauan kontraksi uterus.
Hasil : kontraksi uterus teraba bundar dan keras.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase fundus uteri dan menilai kontraksi.
Hasil : Ibu dan keluarga telah tau cara massase fundus uteri dan melakukannya.
48. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
Hasil : Perdarahan 400 cc.
49. Mengobservasi TD dan nadi ibu
Hasil : Jam 17.30 =TD :100/80 mmHg, Nadi :80 x/i.
Jam 18.30 =TD :100/70 mmHg, Nadi :78 x/i.
50. Mengukur suhu dan menghitung pernafasan.
Hasil :.Suhu = 36 C.
Pernapasan =20 x/i
51. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). mencuci dan membilas peralatan setelah di dekontaminasi.
Hasil : Semua peralatan bekas pakai telah direndam dalam larutan klorin 0,5%, dicuci dan
dibilas.
52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
Hasil : bahan-bahan yang terkontaminasi telah di buang ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai
pakaian bersih dan kering.
Hasil :Ibu telah bersih dari sisa cairan ketuban , lendir dan darah..
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu
ingin minum.
Hasil : Ibu terlihat merasa nyaman.
55. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
Hasil : Tempat bersalin telah didekontaminasi.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% lalu melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% .
Hasil : sarung tangan telah dilepaskan secara terbalik dan direndam dalam larutan clorin 0,5%.
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Hasil : Tangan telah dicuci dengan sabun di bawah air yang mengalir.
58. Melengkapi partograf.
Hasil : Isi partograf telah dilengkapi.
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 31-12- 2010
1. Keadaan umum ibu baik.
2. Kala IV berlangsung normal, di tandai dengan
Kontraksi uterus baik, teraba bundar dan keras
Jumlah pendarahan 400 cc
TTV dalam batas normal
TD = 100 / 70 mmHg.
N = 78 / menit
P = 20x / menit
S = 36 C.
TFU 1 jari di bawah pusat.
No register : 05-87-72
Tanggal. MRS : 31 Desember 2010 Jam 13.00 WITA
Tanggal Partus : 31 Desember 2010 Jam 16.45 WITA
Tanggal pengkajian : 31 Desember 2010 Jam 13.30 WITA
Nama Pengkaji : Tasliyah Noor Ningtiyas
KALA I
A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI
Nama : Ny. K / Tn. A
Umur : 25 tahun / 39 tahun
Nikah : 1 kali / 1 tahun
Suku : Makassar / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMK / SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Banta bantaeng
DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu mengatakan sakit perut tembus kebelakang di sertai pelepasan lendir dan darah.
2. Ibu mengatakan sakitnya hilang timbul dan mempengaruhi akfivitasnya
3. Ibu mengatakan mengelus ngelus perut dan memijat punggungnya serta berjalan jalan untuk
mengatasi keluhannya..
4. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ke pertama.
5. Ibu mengatakan HPHT tanggal 29-03-2010 HTP tanggal 05-01-2011
6. Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat terutama sebelah kiri
7. Ibu mengatakan umur kehamilannya 9 bulan.
8. Ibu mengatakan rajin memeriksakan kehamilannya di puskesmas dan telah mendapat
imunisasi TT1 dan TT2 .
9. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil.
DATA OBJEKTIF ( O )
1. Keadaan umum ibu baik.
2. Kesadaran komposmentis.
3. TTV :
TD = 100 / 80 mmHg
N = 80x / mnt
S = 36,6 C
P = 20 x / mnt
4.
Kepala dan rambut
Inspeksi :kulit kepala bersih, rambut lurus ,tidak mudah rontok,
Palpasi :Tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
Wajah
Inspeksi : ekspresi wajah ibu meringis saat ada his, tidak ada cloasma.
Palapasi :Tidak ada oedema.
Mata
Inspeksi:simetris ki/ka, sclera putih, conjungtiva merah muda.
Telinga
Inspeksi: bersih, simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen.
Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat sekret dan polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir merah muda dan lembab , gigi bersih, tidak ada caries dan gigi lubang.,gusi
merah muda, tidak sariawan, lidah tidak kotor.
5. Leher :
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan vena jungularis.
6. Payudara :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tampak hiperpigmentasi pada areola mammae, Puting susu
menonjol, tonus otot payudara tampak longgar.
Palpasi : Tidak teraba massa dan nyeri tekan .
7. Abdomen
Inspeksi : Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tampak striae alba dan linea nigra,ada bekas
luka operasi, tonus otot perut longgar.
Palpasi :
o Leopold I : 3 jbpx, 32 cm
o Leopold II : punggung kanan
o Leopold III : presentase kepala
o Leopold IV : BDP / divergen
TBJ = TFU x Lingkar perut =32x 92= 2.994 gram.
Auskultasi :DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah abdomen ibu dengan
frekuensi = 132 x /menit.
8. Ekstremitas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises
Palpasi : Tidak ada edema pada tungkai bawah.
Perkusi : Refleks patella (+) ki/ka.
9. Genitalia
Inspeksi :Tidak ada varises pada vulva, tampak pengeluaran lendir dan darah.
Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 31 -12- 2010 jam 13.10 WITA
Hasil:
1) V/V = TAK
2) Porsio = lunak / tebal.
3) Ketuban = (+)
4) Presentase = kepala
5) Penurunan kepala = HII-III , 2/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 8 cm.
ASSESMENT ( A )
Diagnosa : GI P0A0, Gestasi 35 minggu 5 hari, situs memanjang , PUKA, presentase kepala,
intrauterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala 1 fase aktif.
PLANNING ( P )
Tanggal 31-12- 2010
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil :ibu tidak cemas dan merasa tenang setelah mendapat penjelasan bahwa keadaannya dan
janin baik.
2. Menjelaskan penyebab nyeri
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan mau menerimanya.
3. Mengajarkan ibu miring kiri
Hasil :sambil menunggu kala II ibu berbaring miring kiri.
4. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan lahan saat ada
his.
Hasil : Ibu melakukan apa yang di ajurkan.
5. Menganjurkan ibu untuk BAK dan cuci kaki.(Pantau Output cairan)
Hasil : ibu BAK =100 cc.( pukul 13.00)
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan intake cairan dan nutrisi saat his berkurang
( pantau intake cairan )
Hasil :ibu minum = 100 cc (pukul 13.00)
7. Mengobservasi nadi (tiap 30 menit) ,TD dan suhu ibu (tiap 1 jam ) dan DJJ serta his (tiap 30
menit )
Hasil :
A. Latar belakang
Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2011 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dam kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah
Indonesia (Media Aesculapius FKUI).
Kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa.
(Sarwono, 2008).
Tali pusat terbentuk sejak awal kehamilan. Setelah embrio terbentuk, yaitu pada
minggu ke 5, tali pusat sudah bisa terlihat melalui pemeriksaan USG, yang tampak
sebagai benang tipis diantara embrio dan plasenta. Itu lah yang akan menjadi cikal
bakal tali pusat. Seiring janin berkembang, tali pusat bertambah panjang dan
diameternya juga bertambaha lebar karena ia memulai tugasnya menjadi selang dan
makanan buat janin.
Adanya lilitan tali pusat di leher dalam kehamilan menurutnya, pada umumnya
tidak menimbulkan masalah. Namun dalam proses persalinan dimana mulai timbul
kontraksi rahim dan kepala janin mulai turun dan memasuki rongga panggul, maka
lilitan tali pusat menjadi semakin erat dan menyebabkan penekanan atau kompresi
pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat. Akibatnya, suplai darah yang mengandung
oksigen dan zat makanan ke janin akan berkurang, yang mengakibatkan janin menjadi
sesak atau hipoksia.
Pada usia 8 bulan umumnya kepala bayi belum memasuki bagian atas panggul
ibu hamil. Pada saat itu ukuran bayi relative masih kecil dan jumlah air ketuban banyak
sehingga memungkinkan bayi terlilit tali pusat. Pada kehamilan kembar dan air ketuban
berlebihan atau polihidramnion, kemungkinan bayi terlilit tali pusat akan meningkat.
Tali pusat yang panjang juga dapat menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat
bayi rata-rata adalah 50 sampai 60 cm. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali pusat
berbeda-beda. Dikatakan panjang tali pusat jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek
jika panjangnya kurang dari 30 cm. (Sarwono, 2008).
Lilitan tali pusat ini sendiri dapat mengakibatkan suatu kejadian fatal yaitu
kematian bayi. Karena puntiran tali pusat yang berulang-ulang ke satu arah tersebut
mengakibatkan atus darah dari ibu ke janin tersumbat total. Lilitan tali pusat pada bayi
yang terlalu erat sampai dua atau tiga kali bisa menyebabkan kompresi tali pusat
sehingga janin mengalami kekurangan oksigen. (Sarwono, 2008).
Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada bayi
baru lahir dilakukan dengan benar benar sesuai dengan prosedur kesehatan.
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan tali pusat yang
menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi (Media Aesculapius FKUI ).
Dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan terhindar dari
infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak
positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke 5 dan hari ke 7 tanpa ada
komplikasi, sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak benar
adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan
kematian. (Sarwono, 2008).
Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memberikan penanganan tentang perawatn dan pemotongan tali pusat pada bayi baru
lahir.
B. Tujuan.
1. Tujuan Umum.
Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memberikan penanganan tentang lilitan tali pusat.
2. Tujuan Khusus.
a. Dapat menjelaskan tanda-tanda bayi terlilit tali pusat.
b. Dapat menyebutkan penyebab terjadinya lilitan tali pusat.
c. Dapat menjelaskan cara mengatasi lilitan tali pusat
C. Manfaat.
Dengan adanya makalah ini, maka dapat memberikan manfaat serta
pengetahuan yang berguna bagi mahasiswa, khususnya Mahasiswa Akademi
Kebidanan dalam memahami tentang perawatan dan pemotongan tali pusat pada bayi
baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Etiologi.
Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan umumnya kehamilan janin belum
memasuki bagian atas panggul. Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan jumlah air
ketuban berlebihan ( polihidramnion) kemungkinan bayi terlilit tali pusat.
Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-
rata 50 60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-beda. Dikatakan
panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari 30 cm.
Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi pada
trimester pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali
pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan umumnya bayi bergerak bebas.
Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal tersebut
menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia / kekurangan
oksigen.
C. Diagnosa.
Beberapa hal yang menandai bayi terlilit tali pusat, yaitu:
1. Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah
janin (kepala atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai
adanya lilitan tali pusat.
2. Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan
usaha untuk memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu dicurigai pula
adanya lilitan tali pusat.
3. Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG
3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.
4. Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat, umumnya
dapat dijumpai dengan tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal,
terutama pada saat kontraksi rahim.
D. Penatalaksanaan
Melakukan pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah ada
gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa
tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai erat atau tidaknya
lilitan. Namun dengan USG berwarna (Coller Doppen) atau USG tiga dimensi, dan
dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau tidak dileher, atau sekitar tubuh
yang lain pada janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut.
B. Etiologi.
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran
bayi besar / baby giant.Faktor-faktor dari bayi tersebut diantaranya :
Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi dari ibu yang
menderita diabetes selama kehamilan. Sering memiliki kesamaan, mereka cenderung
besar dan montok akibat bertambahnya lemak tubuh dan membesarnya organ
dalam,mukanya sembab dan kemerahan ( plethonic ) seperti bayi yang sedang
mendapat kortikosteroid. Bayi dari ibu yang menderita Diabetes memperlihatkan insiden
sindrom kegawatan pernafasanyang lebih besar dari pada bayi ibu yang normal pada
umur kehamilan yang sama. Insiden yang lebih besar mungkin terkait dengan
pengaruh antagonis antara kortisol dan insulin pola sintesissurfakton.
Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan kelahiran bayi besar (bayi
giant). Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan jugamempengaruhi
kelahiran bayi besar.
D. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah.
2. Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)
E. Komplikasi
Bayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efek ibu.
Yang walaupun dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka seringdisarankan
persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Situasi ini biasanya dinilai pada
sekitar kehamilan 38 minggu. Penilaian yang seksama terhadap pelvisi b u . Tingkat
penurunan kepala janin dan diatas serviks.
Bersama dengan pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya.
Seringkali akanmenunjukkan apakah induksi persalinan kemungkinan dan
menimbulkan persalinan pervaginam. Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan
seksiosesarea yang direncanakan. Pada kasus-kasus Bordeline dapat
dilakukan persalinan percobaan yang singkat. Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika
bayilebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intrakranial,
distosia bahu, ruptur uteri, serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota
gerak merupakan beberapa komplikasi yng mungkin terjadi. Jika terjadi
penyulit- penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. Karena hal
ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana.
Walaupundemikian, yang perlu dingat bahwa persalinan dari bayi besar (baby giant )
dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya dapat dilakukan
oleh dokter bedah kebidanan yang terampil
F. Penatalaksanaan
Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang seksama terhadap janin yang sedang
tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan predisposisi
terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya sejumlah
kontrol terhadap pertumbuhan yang berlebihan. Peningkatan resiko bayi besar jika
kehamilan dibiarkan hingga aterm harus diingat dan seksio sesarea efektif harus
dilakukan kapan saja persalinan pervaginam.
1. Pemantauan glukosa darah(Pada saat datang atau umur 3 jam, kemudian tiap 6 jam
sampai 24 jamatau bila kadar glukosa 45 gr% dua kali berturut-turut.
2. Pemantauan elektrolit
3. Pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi
4. Bolus glukosa parenteral sesuai indikasi
5. Hidrokortison 5 mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian glukosa parenteral
tidak efektif
BAB III
TINJAUAN KASUS
B. Data objektif
1. Keadaan umum : kurang baik
Status emosional : stabil.
2. Tanda vital
TD :100/80 mmHg Pols : 80x/m
Resp : 24x/m Temp :37.0C
TB :160Cm BB : 70 Kg
3. Wajah.
Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat
Sklera tidak ikterik.
Hidung : Tidak ada polip dan pengeluaran cairan.
Mulut : Lidah bersih dan tidak ada kelainan
Gigi : Tidak ada caries hanya gigi berlubang.
4. Telinga : Tidak ada serumen dan pengeluaran cairan.
5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan
Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
6. Mammae : Simetris kanan dan kiri.
Papilae menonjol.
Ariola menghitam.
Benjolan / tumor tidak ada.
7. Punggung dan pinggang : tidak ada kelainan.
8. Posisi tulang belakang : Normal.
9. Abdomen : membesar sesuai umur kehamilan.
Linea / strie :Tidak ada.
Bekas luka operasi :tidak ada.
Pergerakan janin :ada.
Perkusi abdomen :tidak dilakukan.
VII. EVALUASI
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :03.00 Wib.
1.Ibu merasa resah dalam menghadapi proses persalinan.
2.Ibu merasa nyaman setelah diberikan konseling oleh bidan.
3.Ibu sudah berbaring dalam posisi miring.
KALA I
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :06.00 Wib
1. SUBJEK.
Ibu mengeluh nyeri di atas simpisis, pinggang dan vagina.
Ibu mengeluh seperti mau BAB.
2. OBJEKTIF
a. TD :110/80 mmHgPols :84 x/m
b. Tem :37C
c. Resp :24 x/m
d. TB :156 Cm
e. BB :65Kg
f. LILA :29 Cm
g. Pemeriksaan Leopold
Tinggi fundus uteri : 42cm.
Posisi punggung janin : PUKA.
Bagian terendah janin : kepala.
Penurunan bagian terendah : Disvergent 2/5
h. DJJ : 140 X /menit.
i. TBJ : 4805 Gram
j. TTP : 09-03-2012
k. Pembukaan : 9 cm.
l. K/U : kurang Baik
3. ASSASMENT.
Ibu Inpartu dengan G: II P: I A:O , umur kehamilan 39 minggu,janin hidup
intra uterin, posisi PUKA, presentasi kepala dan convergent, penurunan bagian
terendah 2/5,pembukaan servik 9 cm,his ada, kontraksi 4 x/10 menit, konsistensi his
sedang, pada saat persalinan.
4. PLEANING.
a. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga.
b. Menginformasikan keadaan ibu dan janinya berdasarkan hasil pemeriksaan.
c. Berikan dukungan dan asuhan pada ibu.
d. Jelaskan kemajuan persalinan pada ibu dan keluarga.
e. Pantau kemajuan persalinan sesuai dengan partograf.
f. Lakukan VT dan Vital sign setiap 30 menit atau setiap 4 jam sekali sesuai indikasi
KALA II
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :07:00 Wib
1. SUBJEKTIF.
Ibu mengatakan nyeri di atas simpisis yang menjalar ke pinggang yang sangat
kuat dan keinginan mengedan.
2. OBJEKTIF.
a. TD :120/80 mmHg.
b. Pols : 84 x/m.
c. Temp :37C.
d. Resp :24 x/m.
e. VT :10 Cm.
f. DJJ : 140 x/m.
g. Penurunan kepala : 0/5.
h. Kontraksi 5 x/10 menit selama >40 detik
Ketuban pecah warna jernih
Bayi lahir lengkap, dengan lilitan tali pusat dan BBL lebih di atas upnormal.
3. ASSESMENT
Ibu inpartu kala II persalinan, keadaan umum ibu kurang baik, ibu dengan Hb di
bawah normal, pada saat persalinan, bayi dengan kondisi lilitan tali pusat, perineum ibu
harus di epis karena perineum kaku dan terjadinya gawat janin.
4. PLANNING / PERENCANAAN
a. Antisipasi persalinan normal.
b. Pimpin persalinan, dan puji pada saat his.
c. Anjurkan perubahan posisi untuk mengurangi rasa sakit.
d. Beri dukungan pada ibu dalam menghadapi persalinan.
e. Jelaskan kemajuan persalinan.
f. Minta bantuan pada keluarga untuk membantu ibu dengan dorongan doa pada saat
persalinan
KALA III
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :07: 15 Wib
1. SUBJEKTIF
a. Ibu mengatakan terasa nyeri pada perut.
2. OBJEKTIF
a. Tidak adanya bayi kedua.
b. Menyuntikkan oxitosin 10 unit /IM, 2 menit setelah bayi lahir.
c. Adanya kontraksi.
d. Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
e. Pengeluaran plasenta lengkap dengan selaput ketuban warna merah.
3.ANALISA DATA
a. Ibu inpartu kala III persalianan.
b. Perdarahan 550cc.
c. Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
4. PLANNING / PERENCANAAN.
a. Berikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat
b. pelepasan plasenta
1) Oksitosin dapat diberikan setelah 2 menit bayi lahir.
2) Jika tidak tersedia oksitosin, rangsang pada puting ibu atau susukan bayi segera
untuk menghasilkan oksitosin alami.
3) Lakukan penegangan tali pusat terkendali.
4) PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi.
5) Begitu plasenta terasa terlepas, keluarkan dengan menggerakan tangan atau klem
pada tali pusat mendekati plasenta,keluarkan plasenta dengan gerakanke bawah dan
ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan memegang plasenta dan perlahan
memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
6) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, massage fundus uteri agar
menimbulkan kontraksi yang dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah
perdarahan pasca persalin.
KALA IV
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :07; 20 Wib
1. SUBJEKTIF.
a. Ibu mengatakan banyak darah keluar pada saat tidur miring ke samping.
b. Ibu mengatakan bayinya belum bisa menyyusui.
2. OBJEKTIF
a. K/U :ibu dan bayi kurang baik.
b. TD :120/80 x/m
c. Pols :82 x/m
d. Temp :37,4C
e. Resp :24 x/m
f. TFU : 2 jari di bawah pusat
g. Kontraksi uterus baik.
h. Perdarahan normal.
i. Lokhea rubra
j. Bayi TB : 48 cm BB : 4100gram
3. ANALISA DATA.
Perdarahan kala IV normal.
melakukan penghetingan pada bagian perineum karena episiotomy.
Penanganan lebih lanjut terhadap bayi.
4. PLANNING / PERENCANAAN
a. Observasi k/u ibu dan bayi 2 jam sekali persalianan
b. Periksa tinggi fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 30
menit kedua.
c. Periksa tanda vital sign,kandung kemih,perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan 30 menit setelah jam kedua.
d. Anjurkan pada ibu agar minum air yang banyak untuk mencegah dehidrasi.
e. Bersihkan perineum ibu dan kenakan ibu pakaian yang bersih dan kering.
f. Biarkan ibu beristirahat dan membantunya dalam posisi yang nyaman.
g. Biarkan bayi pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayinya.
h. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun sendiri dan boleh di bantu jika ibu
merasa pusing dan lemah.
i. Pastikan ibu sudah BAK setelah 3 jam persalinan
Catatan Persalinan
Pada tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul : 09:00 Wib
His kurang kuat sampai proses persalinan berlansung, pembukaan lengkap,
penurunan kepala 0/5,DJJ 140x /menit,persalinan siap di pimpin, pada saat persalinan
bayi terjadinya lilitan tali pusat, sedikit sulit pada saat bidan menolong persalinan, bayi
lahir pukul :07:00 Wib, panjang tali pusat 55 cm,berat plasenta 500 gram, jumlah
kotiledon 20, plasenta lahir lengkap,jenis kelamin bayi laki laki,BB 4100 gram, PB 48
cm, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lokhea rubra, perdarahan
normal,k/u ibu baik hanya saja ibu merasa nyeri di bagian perineum karena harus di
heating.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Tali pusat atau Umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9
bulan 10 hari menyuplai zat zat gizi dan oksigen janin. (Sarwono, 2008).
Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Lilitan tali pusat pada bayi
terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan.
Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari4.000
gram. Makrosomia adalah bila berat badannya lebih dari 4000 gram. Beratneonatus
pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram.
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi besar
/ baby giant.Faktor-faktor dari bayi tersebut diantaranya : Bayi dan ibu yang menderita
diabetes sebelum hamil dan bayi dariibu yang menderita diabetes selama kehamilan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh
penulis, oleh karena itu penulis sangat berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Dan harapan penulis semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa STIKes Getsampena. Atas
perhatian teman- teman, pembaca, penulis ucapkan banyak terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA.