Anda di halaman 1dari 53

Senin, 07 Februari 2011

ASKEB INC lilitan tali pusat 1 x

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY K GESTASI 39


MINGGU 5 HARI DENGAN LILITAN TALI PUSAT
DI RUMAH SAKIT UMUM ISLAM FAISAL
TGL 31-12-2010

No register : 05-87-72
Tanggal. MRS : 31 Desember 2010 Jam 13.00 WITA
Tanggal Partus : 31 Desember 2010 Jam 16.45 WITA
Tanggal pengkajian : 31 Desember 2010 Jam 13.30 WITA
Nama Pengkaji : Tasliyah Noor Ningtiyas
KALA I
LANGKAH 1: IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI
Nama : Ny. K / Tn. A
Umur : 25 tahun / 39 tahun
Nikah : 1 kali / 1 tahun
Suku : Makassar / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMK / SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Banta bantaeng

B. DATA BIOLOGIS / FISIOLOGIS


1) Keluhan utama : sakit perut tembus kebelakang di sertai pelepasan lendir dan darah.
2) Riwayat keluhan utama :
a. Mulai dirasakan sejak tanggal 30 desember 2010, Pukul 17.00 wita s/d sekarang
b. Sifat keluhan hilang timbul.
c. Keluhan dirasakan pada daerah perut tembus ke pinggang dan bokong.
d. Upaya klien untuk mengatasi keluhannya ibu mengelus ngelus perut.

C. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU DAN SEKARANG:


1) Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat.
2) Ibu mengatakan tidak menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, dan paru paru.
3) Ibu mengatakan tidak ada ketergantungan obat obatan, alcohol, dan rokok.
4) Ibu mengatakan tidak pernah diopname di rumah sakit karena sakit.

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA.


1) Tidak ada riwayat penyakit menular dan keturunan dalam keluarga
2) Tidak ada riwayat DM, hipertensi dan jantung.
3) Ada riwayat kehamilan kembar.
E. RIWAYAT REPRODUKSI.
1) Riwayat haid
Menarce : 16 tahun
Siklus haid : 28 30 hari
Durasi : 5 7 hari
Perlangsungan : normal.
Dismenore : tidak ada.
2) Riwayat Kehamilan sekarang
Ibu mengatakan bahwa ia hamil yang pertama , tidak pernah mengalami keguguran .(GI P0 A0)
HPHT tanggal 29 - 03 - 2010, HTP : 05- 01 2011.
Ibu mengatakan umur kehamilannya 9 bulan.
Ibu memeriksakan kehamilannya 4 kali di BPS dan puskesmas.
Ibu mengatakan sudah mendapat suntikan TT1 dan TT2 .
Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat pada bagian kiri perutnya.
Selama hamil ibu tidak pernah merasakan nyeri perut dan kepala yang hebat.

3) Riwayat ginekologi
Ibu tidak menderita penyakit pada system reproduksinya.
4) Riwayat KB
Ibu belum pernah ber-KB sebelumnya.

F. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN EKONOMI


1) Ibu menikah 1 kali dengan suami sekarang 1 tahun.
2) Ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan ini.
3) Ibu tinggal serumah dengan keluarga suami yang biasa membantu dalam pekerjaan rumah
sehari hari.
4) Pengambil keputusan dan penanggung biaya adalah suami sepenuhnya.
5) Hubungan ibu dan keluarga dengan orang lain baik.
6) Ibu senantiasa berdoa demi keselamatan janin dan dirinya.

G. RIWAYAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


1) Kebutuhan nutrisi
Kebiasaan :
- Pola makan ibu baik
- Frekuensi makan 3x sehari,dengan nasi, sayur, lauk.
- Minum sebanyak 7 8 gelas perhari
Selama inpartu
- Ibu makan 1 kali dan lebih banyak minum.
2) Kebutuhan eliminasi :
Kebiasaan :
- frekuensi BAK 5-6 x perhari
- warna kuning jernih dengan bau amoniak
- Tidak ada gangguan BAK
- Frekuensi BAB 2x sehari
- Tidak ada gangguan BAB.
Selama inpartu :
- Ibu BAK 5-6 kali sehari .
- Selama ibu inpartu, belum pernah BAB.
3) Personal hygiene
Kebiasaan :
- mandi : 2x sehari dengan menggunakan sabun.
- Keramas : 3x seminggu dengan menggunakan shampoo.
- Gosok gigi : 3x sehari dengan menggunakan pasta gigi
- Ganti pakaian : setiap kali lembab.
Selama inpartu :
- Ibu belum pernah mandi.
4) Kebutuhan istirahat / tidur
Kebiasaan :
- tidur siang 2 jam.
- tidur malam 8 jam.
Selama inpartu :
- Ibu tidak pernah tidur.
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum ibu baik, ibu tampak meringis kesakitan saat timbul his.
2. Kesadaran komposmentis.
3. TTV :
TD = 100 / 80 mmHg
N = 80x / mnt
S = 36,6 C
P = 20 x / mnt
4.
Kepala dan rambut
Inspeksi :kulit kepala bersih, rambut lurus ,tidak mudah rontok,
Palpasi :Tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
Wajah
Inspeksi : ekspresi wajah ibu meringis saat ada his, tidak ada cloasma.
Palapasi :Tidak ada oedema.
Mata
Inspeksi:simetris ki/ka, sclera putih, conjungtiva merah muda.
Telinga
Inspeksi: bersih, simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen.
Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat sekret dan polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir merah muda dan lembab , gigi bersih, tidak ada caries dan gigi lubang.,gusi
merah muda, tidak sariawan, lidah tidak kotor.
5. Leher :
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan vena jungularis.
6. Payudara :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tampak hiperpigmentasi pada areola mammae, Puting susu
menonjol, tonus otot payudara tampak kencang.
Palpasi : Tidak teraba massa dan nyeri tekan .
7. Abdomen
Inspeksi : Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tampak striae livide dan linea nigra,tidak ada
bekas luka operasi, tonus otot perut tegang.
Palpasi :
o Leopold I : 3 jbpx, 32 cm
o Leopold II : punggung kanan
o Leopold III : presentase kepala
o Leopold IV : BDP / divergen
TBJ = TFU x Lingkar perut =32 x 92 = 2.944gram.
Auskultasi :DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah abdomen ibu dengan
frekuensi = 132 x /menit.

8. Ekstremitas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises
Palpasi : Tidak ada edema pada tungkai bawah.
Perkusi : Refleks patella (+) ki/ka.
9. Genitalia
Inspeksi :Tidak ada varises pada vulva, tampak pengeluaran lendir dan darah.
Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 31 desember 2010
Hasil:
1) V/V = TAK
2) Porsio = lunak / tipis.
3) Ketuban = (+)
4) Presentase = kepala
5) Penurunan kepala = HII-III , 2/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 8 cm.

LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL


Diagnosa : GI P0 A0, Gestasi 39 minggu 5 hari, situs memanjang , PUKA, presentase kepala,
intrauterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala 1 fase aktif.
1. GI P0 A0
DS :
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya.
DO :
Pembesaran perut sesuai kehamilan , tonus otot perut tampak tegang, tampak striae alba dan
linea nigra pada dinding abdomen.
Palpasi abdomen:
Leopold I : 3 jbpx, 32 cm
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : presentase kepala
Leopold IV : BDP / divergen
Auskultasi :DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah abdomen ibu dengan
frekuensi = 132 x /menit.

Analisa dan Interpretasi Data


Pada primigravida ,tonus otot perut tampak tegang. Nampak striae livide dan linea nigra .
(Obstetri Fisiologi, UNPAD, hal 182 )
Diagnosa pasti hamil dapat dibuat jika ibu merasakan pergerakan janin ,terdengar DJJ dan juga
dapat dirasakan gerakan janin dan teraba bagian janin.
(Hanifa Wiknjosastro,Ilmu kebidanan ED.III ,hal 129)
2. Gestasi 39 Minggu 5 hari
DS :
Ibu mengatakan HPHT : tanggal 29-03-2010 HTP= 05-01-2011.
Ibu mengatakan umur kehamilannya 9 bulan
DO:
Tgl pengkajian =31-12-2010
TFU = 3 jbpx, 32 cm.
Analisa dan Interpretasi Data
Dari HPHT tanggal 29032010 sampai tanggal penkajian 31 12 2010 maka gestasi 39
minggu 5 hari.
(Obstetri Fisiologi ,UNPAD hal 127)
TFU dalam cm /3,5 =32 /3,5 =9,14.Berarti usia kehamilan ibu berdasarkan perhitungan Mac
Donald adalah 9 bulan.
(Obstetri Fisiologi,UNPAD hal 162).

3. Situs memanjang , PUKA


DS:
Ibu mengatakan janinnya bergerak kuat pada perut disebelah kiri.
DO:
Palpasi abdomen:
Leopold I : 3 jbpx, 32 cm
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : presentase kepala
Leopold IV : BDP
Auskultasi :DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah abdomen ibu dengan
frekuensi = 136 x /menit.
Analisis dan Interpretasi Data
Dikatakan situs memanjang dikarenakan sumbu tubuh bayi sejajar sumbu ibu hamil .Pada
posisi ini bias di dapat variasi posisi dimana kepala berada di bagian bawah rongga rahim.
(Prawirohardjo, Sarwono.Ilmu Kebidanan.ED III.2006. Hal. 119 ).
Adanya bagian yang teraba keras, lebar ,dan datar seperti papan menandakan punggung
janin .Adapun yang teraba pada sisi lain yakni bagian terkecil janin seperti kaki, tangan, dan
lutut.
4. Presentase Kepala
DS :-
DO :
Leopold I teraba bagian yang lebar dan lembek pada daerah fundus uteri dan pada Leopold III
teraba bagian keras, bulat dan melenting pada bagian bawah perut ibu.
Analisis dan Interpretasi Data
Pada palpasi Leopold I teraba bagian yang lebar dan lembek pada daerah fundus uteri dan pada
Leopold III teraba bagian keras,bulat dan melenting pada bagian bawah perut ibu, ini
menandakan bagian yang terendah adalah kepala.
5. Intra Uterin
DS :
Ibu mengatakan janinya bergerak kuat pada perut disebelah kiri.
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat selama hamil.
DO:
Pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
Palpasi:
o Leopold I : 3 jbpx, 32 cm
o Leopold II : punggung kanan
o Leopold III : presentase kepala
o Leopold IV : BDP / divergen
Tidak ada nyeri tekan saat palpasi.
Analisis dan Interpretasi Data
Pada kehamilan intrauterine hasil konsepsi berada di dalam javum teri sehingga pembesaran
uterus sesuai dengan usia kehamilan dan dapat bertahan sampai aterm dalam corpus uteri.
Anak yang hidup di dalam rahim dapat tumbuh dan berkembang di dalam cavum uteri sesuai
umur kehamilan dan ibu tidak merasakan nyeri perut hebat..
(Obstetri fisiologi,UNPAD Bandung 1983,Asuhan Kebidanan Antenatal ,2005)
6. Tunggal.
DS :
Ibu merasakan pergerakan janinnya hanya pada satu tempat (sebelah kiri perutnya).
DO :
Pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
Palpasi:
o Leopold I : 3 jbpx, 32 cm
o Leopold II : punggung kanan
o Leopold III : presentase kepala
o Leopold IV : BDP / divergen

DJJ terdengar jelas dan teratur pada pada satu tempat yakni kudran kanan bawah abdomen ibu
dengan frekuensi = 136 x /menit.
Analisa dan Interpretasi Data
Pada anak tunggal ,DJJ terdengar hanya satu tempat.
(Obstetri Fisiologi,UNPAD, hal 170)
Pada kehamilan tunggal teraba 2 bagian besar yaitu bokong dan kepala.
(Emanuaba, hal 133).
7. Hidup
DS :
Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat terutama pada sebelah kiri
DO:
Pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
Palpasi:Leopold I : 3 jbpx, 32 cm = gestasi 39 minggu 5 hari.
DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan bawah dengan frekuensi 132 x/ menit
Analisa dan interpretasi data
Tanda tanda janin hidup adalah DJJ dapat di dengar dengan jelas serta pembesaran perut sesuai
usia kehamilan dan teraba gerakan janin.
(Obstetri Fisiologi, UNPAD hal 184 ).
8. Keadaan Ibu dan janin baik.
DS :
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya terutama pada perut sebelah kiri
DO :
Pada palpasi abdomen teraba gerakan janin
DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah dengan frekuensi 132x/ menit
Tidak ada oedema pada wajah dan tungkai ibu.
Keadaan umum ibu baik.
Kesadaran ibu komposmentis.
Tanda tanda vital ( TTV )
TD = 100 / 80 mmHg
N = 80 x / mnt
S = 36,6c
P = 20 x / mnt
Analisis dan Interpretasi Data
DJJ terdengar jelas ,kuat dan teratur dengan frekuensi 120-160 x /menit menendakan janin
dalam keaaan normal dan baik.
(Obstetri Fisiologi UNPAD, Bandung .1983)
Oedema positif pada wajah dan tungkai dapat menunjukkan adanya tanda preeklamsi.Apabila
tidak mengalami oedema pada wajah dan tungkai berarti ibu dalam keadaan baik.
(Anonim, Asuhan Kebidanan Dalam Konteks Keluarga,hal 76)
Keadaan ibu baik terlihat dari tanda tanda vital ibu dalam batas normal dan keadaan umum
ibu baik dan kesadaran ibu komposmentis .
9. Inpartu kala 1 fase aktif
DS :
Ibu mengatakan sakit perut tembus kebelakang disertai dengan pengeluaran lendir dan darah
dari jalan lahir.
DO :
Kontraksi uterus kuat dan teratur (4 x dalam 10 menit, durasi 35 40 detik )
Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 31 desember 2010.
Hasil:
1) V/V = TAK
2) Porsio = menipis, lunak
3) Ketuban = (+)
4) Presentase = kepala
5) Penurunan kepala = HII-III , 2/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 8 cm.
Analisis dan Interpretasi Data
Fungsi progesterone untuk merelaksasi otot otot rahim, 1 2 minggu sebelumpartus. Kadar
hormone estrogen dan progesterone mulai menurun sehingga fungsi progesterone sebagai
penenang akan berkurang yang akan menyebabkan kontraksi. Otot otot akan mengalami anoksia.
Hal ini akan menyebabkan nyeri.
Tanda tanda inpartu adalah nyeri perut tembus belakang ,ada pelepasan lender dan darah ,ada
pembukaan dan biasanya disertai pecahnya ketuban.
(Manuaba,hal 165)
Fasee aktif biasanya dimulai sejak ibu mulai mengalami kontraksi teratur dan maju
pembukaan 4-10 cm
(Ilmu kebidanan ,hal 182)
Fase aktif kala I persalinan ditandai dengan pembukaan serviks 4 cm hingg pembukaan 10cm
terjadi dengan kecepatan rata rata 1cm / jam untuk primigravida dan 1-2 jam untuk multigravida)
Pelepasan lender berasal dari kanalis servikalis karena servik mulai membuka dan mendatar
sedangkanpelepasan darah berasal dari pembuluh kapiler yang pecahdisertai kanalis servikalis
karena pergeseran waktu servik membuka.
(ilmu kebidanan hal 177)

LANGKAH III ANTISIPASI ADANYA MASALAH POTENSIAL


Tidak ada data yang menunjang
LANGKAH IV EVALUASI PERLUNYA TINDAKAN KOLABORASI
Tidak ada data yang menunjang untuk dilakukan tindakan emergency / kolaborasi.
LANGKAH V INTERVENSI / RENCANA TINDAKAN
Diagnosa : GI P0 A0, Gestasi 39 minggu 5 hari, situs memanjang , PUKA, presentase kepala,
intrauterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala 1 fase aktif.
Tujuan :
Kala I fase aktif berlangsung normal
Keadaan ibu dan janin tetap baik.
Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri.
Kriteria :
Paling lambat , 2 jam kemudian ( jam 15.00) terjadi penurunan kepala 0/5 disertai pembukaan
lengkap 10 cm.
Kontraksi uterus baik ,dengan his berangsur angsur durasinya semakin lama ,interval semakin
sering ,frekuensi semakin sering.
TTV ibu dalam batas normal :
TD = 110/80-140/90 mmHg.
N = 60-100 x /menit.
S = 36-37 C
P = 20-24 x /menit.
Baik bila kandung kemih ibu tetap kosong
DJJ janin berkisar antar 120-160 x / menit.
Ketuban pecah saat pembukaan hampir atau telah lengkap,dan bila ketuban pecah warna air
ketuban jernih .
Tidak ada moulage.
Ibu tidak berteriak teriak berlebihan bila his datang.
Rencana Tindakan :
Tanggal 31 desember 2010
1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional : dengan memberikan ibu penjelasan tentang hasil pemeriksaan maka ibu dapat
mengetahui bagaimana keadaan kesehatannya, janin dan persalinannya.
2. Jelaskan penyebab nyeri
Rasional : Agar ibu mengerti penyebab rasa nyeri yang timbul atau yang dirasakan sehingga ibu
dapat beradaptasi dengan nyeri.
3. Ajarkanibu miring kiri
Rasional:Agar vena kava inferio tidak tertekan sehingga memperlancar O2 dari ibu ke janin.
4. Anjurkan ibu untuk menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan lahan saat ada his.
Rasional :Dengan pengaturan nafas diharapkan dapat mengurangi ketegangan saat his.
5. Anjurkan ibu untuk BAK dan cuci kaki.(Pantau Output cairan )
Rasional :Kandung kemih yang penuh dapat memberikan rasa tidak nyaman pada ibu bdan
menghambat penurunan bagian terendah janin , mengganggu kontraksi ,dan berpotensial
menimbulkan infeksi.
6. Anjurkan keluarga untuk memberikan intake cairan dan nutrisi saat his berkurang ( pantau
intake )
Rasional : Diharapkan dengan pemberian cairan /nutrisi yang adekuat dapat menjaga
keseimbangan energy dalam tubuh sehingga tidak terjadi dehidrasi dan kelelahan serta member
tenaga dalam persalinan.
7. Observasi nadi (tiap 30 menit) ,TD dan suhu ibu (tiap 1 jam ) dan DJJ serta his (tiap 30 menit )
Rasional :Untuk memantau keadaan ibu dan janin.
8. Lakukan VT tiap 4 jam atau 2 jam bila ada indikasi.
Rasional :Untuk memantau kemajuan persalinan .
9. Dokumentasi hasil pemantauan kala I dalam partograf.
Rasional :Sebagai standarisasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan untuk memantau kemajuan
persalinan ,keadaan ibu dan janin sehingga memudahkan dalam memantau pengambilan
keputusan klinik selanjutnya.
10. Berikan support ibu
Rasional : Agar ibu optimis dalam menghadapi persalinan .

LANGKAH VI IMPLEMENTASI / TINDAKAN


Tanggal 31 desember 2010
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil :ibu tidak cemas dan merasa tenang setelah mendapat penjelasan bahwa keadaannya dan
janin baik.
2. Menjelaskan penyebab nyeri
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan mau menerimanya.
3. Mengajarkan ibu miring kiri
Hasil :sambil menunggu kala II ibu berbaring miring kiri.
4. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan lahan saat ada
his.
Hasil : Ibu melakukan apa yang di ajurkan.
5. Menganjurkan ibu untuk BAK dan cuci kaki.(Pantau Output cairan)
Hasil : ibu BAK =100 cc.( pukul 13.00)
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan intake cairan dan nutrisi saat his berkurang
( pantau intake cairan )
Hasil :ibu minum = 100 cc (pukul 13.00)
7. Mengobservasi nadi (tiap 30 menit) ,TD dan suhu ibu (tiap 1 jam ) dan DJJ serta his (tiap 30
menit )
Hasil :

Pukul Frekuensi His Durasi DJJ Nadi TD Suhu


13.00 3 x 10 35 - 40 13 80 10 /80 mmHg 36,6c
13.30 3 x 10 35 - 40 132x 82 - -
14.00 3 x 10 35 - 40 134x 82 - -
14.30 4x 10 40- 45 134x 83 - -
15.00 4 x 10 40- 45 138x 80 - -
15.30 5x10 50 > 140x 80 - -
16.00 5x10 50 > 140x 82 - -
16.30 5x10 50 > 140x 82 - -

8. Melakukan VT tiap 4 jam atau 2 jam bila ada indikasi.


Hasil :
VT tanggal 31- 12- 2010 Jam :16.30
1) V/V = TAK
2) Porsio = melesap.
3) Ketuban = (-), jernih
4) Presentase = belakang kepala UUK kiri depan.
5) Penurunan kepala = H IV, 0/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 10 cm.
9. Mendokumentasi hasil pemantauan kala I dalam partograf.
Hasil : Partograf sudah di isi.
10. Memberikan support ibu
Hasil : Ibu merasa optimis karena terus menerus mendapat dukungan.

LANGKAH VII EVALUASI


Tanggal 31 desember 2010
1. Kala I fase aktif berlangsung memanjang ditandai dengan :
- Partograf melewati garis waspada.
- Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bulat )
2. Kondisi ibu dan janin baik ditandai dengan :
- Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal:
TD = 100 / 80 mmHg
N = 80x / mnt
S = 36,6 C
P = 20 x / mnt
- DJJ terdengar jelas dan teratur frekuensi : 140x/menit
3. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri.

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL FISIOLOGIS KALA II


LANGKAH 1 : IDENTIFIKASI DATA DASAR
DS : ~ ibu mengatakan sakit perut semakin kuat
~ ibu mengatakan adanya dorongan kuat untuk meneran.
~ ibu mengatakan ingin BAB dan ada tekanan pada anus
DO : ~His 4 x10 dengan durasi 50 detik
~Ibu tidak dapat beradaptasi dengan nyeri.
~Ibu tampak ingin meneran.
~ perineum menonjol,
~ Ada tekanan pada anus.
~ vuva dan anus membuka
~ Keadaan ibu dan janin baik
~VT tanggal 31-12-2010 jam 16.30 wita.
Hasil: -
1) V/V = TAK
2) Porsio = melesap.
3) Ketuban = (-), jernih
4) Presentase = belakang kepala UUK kiri depan.
5) Penurunan kepala = H IV, 0/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 10 cm.
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Diagnosa : Inpartu kala II
DS : ~ ibu mengatakan sakit perut semakin kuat
~ ibu mengatakan adanya dorongan kuat untuk meneran.
~ ibu mengatakan ingin BAB dan ada tekanan pada anus
DO : ~His 4 x10 dengan durasi 50 detik
~Ibu tidak dapat beradaptasi dengan nyeri.
~Ibu tampak ingin meneran.
~ perineum menonjol,
~ Ada tekanan pada anus.
~ vuva dan anus membuka
~ Keadaan ibu dan janin baik
~VT tanggal 31-12-2010 jam 16.30 WITA.
Hasil: -
1) V/V = TAK
2) Porsio = melesap.
3) Ketuban = (-), jernih
4) Presentase = belakang kepala UUK kiri depan.
5) Penurunan kepala = H IV, 0/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 10 cm.

Analisa dan interpretasi data


- Pada kala II (pengeluaran) his terkordinasi ,kuat, cepat, dan lebih lama kira kira 2-3 kali ,kepala
janin telah turun ke dalam rongga panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin
mengedan karena adanya tekanan pada rectum ,ibu merasa ingin BAB dengan tanda anus terbuka
pada saat his kepala sudah mulai klihatan di vulva dsan perineum meregang dengan adanya his
yang adekuat dan tenaga mengedan yang terpimpin akan lahir kepala di ikuti oleh seluruh badan
janin.
(Sinopsis Obstetri hal 195)
- Stadium kala II persalinan di definisikan mulai dari dilatasi serviks penuh (10 cm) sampai di
ikuti dengan kelahiran bayi yang ditandai dengan adanya penonjolan perineum ,vagina
melebar,anus mendatar dan membuka prsentase mulai tampak kemudian akan berlanjut selama
kontraksi.
(Obstetri Fisiologi UNPAD, Bandung )
- Dengan adanya his yang adekuat menyebabkan segmen bawah rahim berkontraksi dan
mendorong janin turun kebawah segman bawah rahim yang tertarik keatas sehingga terjadi
dilatasi dan relksasi sehingga membentuk saluran jalan lahir.
(Vicky Champwan,Asuhan Kebidanan persalinan dan kelahiranhal 23 -25)
- Dengan adanya his yang adekuat menyebabkan segmen bawah rahim berkontraksi dan
mendorong janin turun kebawah segman bawah rahim yang tertarik keatas sehingga terjadi
dilatasi dan relksasi sehingga membentuk saluran jalan lahir.
(Obstetri Fisiologi UNPAD, Bandung )
LANGKAH III .ANTISIPASI DIAGNOSA P0TENSIAL
Tidak ada data yang menunjang
LANGKAH IV EVALUASI TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Tidak data yang menunjang untuk dilakukan tindakan segera / kolaborasi
LANGKAH V RENCANA TINDAKAN
Diagnosa: Inpartu kala II
Tujuan : ~Kala II berlangsung normal
~ Bayi lahir normal
~ tidak terjadi rupture perineum.
Kriteria :
~ Kala II berlansung tidak lebih dari -1 jam.
~ Bayi lahir dalam 30 menit, menangis segera, dan bernapas spontan.
~ Tidak terjadi aspiksia dan hipotermi
~ Jumlah pedarahan kurang dari 500 cc .
~ Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras
INTERVENSI
1. Lihat Adanya Tanda gejala Kala Dua
Rasional : diharapkan dapat mengetahui apakah sudah dapat memimpin persalinan atau belum
2. Siap diri dan alat
Rasional : mempersiapkan diri sebelumnya dan mencegah infeksi silang dan siapapabila
pembukaan sudah lengkap.
3. Pakai celemek plastik.
Rasional : dapat mencegah infeksi silang antara petugas dengan pasien dari percikan air ketuban
dan darah.
4. Lepas semua perhiasan dan cuci tangan dengan sabun di bawah air yang mengalir.
Rasional : diharapkan dapat mencegah infeksi silang dan memberikan kenyamanan saat
menolong.
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
Rasional : mencegahdiri agar tidak terkena infeksi darah dari jalan lahir.
6. Ambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan
kembali kedalam wadah partus set.
Rasional : menyiapkan peralatan dalam keadaan siap pakai
7. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas savlon, dengan gerakan vulva ke perineum.
Rasional :dapat mencegah infeksi silang dan menjaga personal hygine vulva dan perineum.
8. Lakukan VT
Rasional : untuk mengetahui pembukaan dan kemajuan persalinan
9. Dekontaminasikan sarung tangan dengan mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan
ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Rasional : mencegah infeksi silang
10. Dengarkan DJJ setelah kontraksi selesai
Rasional : untuk mengetahui keadaan janin
11. beri tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk
meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
Rasional : agar ibu tidak khawatir dengan keadaan janin dan mempersiapkan diri dalam proses
persalinan
12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
Rasional : dapat membantu melancarkan proses persalinan
13. Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
Rasional : Cara memimpin persalinan yang baik dapat mempercepat proses persalinan .
14. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5 6 cm.
Rasional : untuk mengeringkan tubuh bayi ketika baru lahir dari sisa air ketuban dan darah.
15. Letakan duk steril di bawah bokong ibu dengan cara melipat 1/3 bagian dari duk steril.
Rasional : sebagai alas untuk menyokong perineum
16. Buka tutup partus set secara terbalik dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
Rasional : mempersiapkan alat dalam keadaan siap pakai
17. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Rasional : untuk mencegah infeksi silang antara petugas dan pasien.
18. Pimpin persalinan , sokong perineum,dan tahan puncak kepala.
Rasional : dengan menyokong perineum dapat mengurangi dan mencegah rupture perineum
19. Setelah kepala keluar seka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudian periksa
adanya lilitan tali pusat pada leher janin
Rasional : menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril untuk membersihkan bayi dari
lender,darah dan air ktuban ibu,dan memeriksa adanya lilitan tali pusat untuk mencegah bayi dari
aspiksia dan kematian janin
20. Tunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Rasional :dapat menghilangkan torsi yang terjadi akibat putaran paksi dalam. pada leher.
21. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan
kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
Rasional : untuk membantu pengeluaran tubuh bayi agar tidak terjadi rupture perineum
22. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan
dan siku sebelah atas.
Rasional : membantu pengeluaran tubuh bayi seluruhnya dan mencegah rupture.
23. Lahirkan seluruh badan dengan menyusuri punggung, bokong dan tungkai.
Rasional : membantu pengeluaran tubuh bayi seluruhnya dan mencegah tangan menjungkit,
sehingga tidak terjadi rupture.
24. Nilai bayi dan letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari
tubuhnya.
Rasional : Dengan posisi tersebut memudahkan bayi untuk bernafas dan mencegah terjadinya
hipotermi.
25. Keringkan dan bungkus badan bayi.
Rasional : Mencegah bayi agar tidak hipotermi.
26. Periksa fundus uteri.
Rasional : Untuk memastikan janin tunggal.
27. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
Rasional : Diharapkan ibu mengetahui tindakan yang akan dilakukan.
28. Potong tali pusat
Rasional : Dengan memotong tali pusat akan memutuskan hubungan bayi dengan ibu dan
membantu proses pernafasan dan sirkulasi.
29. Ganti pembungkus bayi dengan kain yang kering dan bersih.
Rasional : Untuk mencegah hipotermi akibat kehilangan panas dengan cara konduksi.
30. Berikan bayi kepada ibu untuk di susui.
Rasional : hisapan bayi akan meransang hipofise proses pengeluaran hormone oksitosin yang
akan menambah uterus berkontraksi dan bayi mendapat terapi psikologis.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Implementasi tanggal 31-12-2011
1. .Melihat adanya tanda gejala kala dua (DO-RAN, TEK-NUS, PER-JOL, VUL-KA).
Hasil :Sudah ada dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva
membuka
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan 1 ampul oksitosin
& memasukan alat suntik sekali pakai 2 ml ke dalam wadah partus set.
a. Alat-alat dalam partus set
- 1 pasang handscoen
- 2 buah klem
- koher
- Gunting tali pusat
- Kasa steril
- Duk steril
- Kateter
b. Alat hecting
- Nalvuder
- Gunting benang
- Jarum dan banang cat gut
- Kasa steril
- Com berisi betadine
c. Ember berisi larutan clorin 0,5%
d. Ember berisi larutan DTT
e. Tempat sampah dan tempat plasenta
f. Pakaian ibu dan bayi
Hasil : semua peralatan telah tersedia.
3. Memakai celemek plastik.
Hasil : celemek telah dipasang.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
Hasil : Semua perhiasan di tangan sudah dilepas , tangan telah dicuci.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.
Hasil : Tangan telah terpasang sarung tangan DTT.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan
kembali kedalam wadah partus set.
Hasil : suntikan oksitoksin sudah siap.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas savlon, dengan gerakan vulva ke perineum.
Hasil : Vulva sudah bersih.
8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban
sudah pecah.
Hasil :VT tanggal 12 Juni 2010 Jam :20.30
1) V/V = TAK
2) Porsio = melesap.
3) Ketuban = (-), jernih
4) Presentase = belakang kepala UUK kiri depan.
5) Penurunan kepala = H IV, 0/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 10 cm.
9. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan mencelupkan tangan kanan yang bersarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Hasil : Sarung tangan telah dicelupkan ke dalam larutan clorin 0,5 % dan telah direndam dalam
keadaan terbalik.
10. Mendengarkan DJJ setelah kontraksi selesai
Hasil : DJJ =132 x /menit.
11. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu
untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
Hasil : ibu mengerti apa yang disampaikan.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
Hasil : ibu dalam posisi semi fowler.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
Hasil : Ibu meneran sesuai pimpinan bidan.
14. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5 6 cm.
Hasil : Handuk bersih telah terpasang di atas perut ibu.
15. Meletakan duk steril di bawah bokong ibu dengan cara melipat 1/3 bagian dari duk steril.
Hasil :Telah tersedia duk di bawah bokong ibu unuk menyokong perineum .
16. Membuka tutup partus set secara terbalik dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
Hasil : tutup bak partus telah dibuka secata terbalik dan alat siap pakai
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Hasil : Sarung tangan DTT telah terpasang.
18. Memimpin persalinan , sokong perineum,dan tahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi
terlalu cepat.
Hasil : Tidak terjadi rupture perineum.
19. Menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril
Hasil :mulut,hidung, dan muka bayi telah bersih dari lendir dan darah
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
Hasil : Terdapat lilitan tali pusat 1 x ,melonggarkan lilitan tali pusat di leher dan melepaskannya
melewati bayi.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Hasil : Putaran paksi luar terjadi secara spontan .
22. Melahirkan bahu depan dan belakang
Hasil :Bahu depan dan belakang bayi telah lahir.
23. Melahirkan seluruh badan dengan menyangga badan dan menyusuri punggung, bokong dan
tungkai.
Hasil : bayi telah lahir setelah dilakukan sangga susur.
24. Menilai bayi dan meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari
tubuhnya.
Hasil : APGAR score 8/10 .
25. Mengeringkan badan bayi dan mengganti selimut yang basah dengan yang kering dan bersih.
Hasil : Bayi telah diselimuti dengan sarung yang kering dan bersih..
26. Periksa fundus uteri.
Hasil : Janin tunggal.TFU setinggi pusat.
27. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
Hasil : ibu telah mengetahui tindakan yang akan dilakukan.
28. Memotong tali pusat diantara kedua klem dengan menggunakan tangan kiri untuk
melindungi bayi kemudian memotong diantara kedua klem .
Hasil : tali pusat telah dipotong
29. Menengkurapkan bayi di atas dada ibu.
Hasil : Bayi telah ditengkurapkan di atas dada ibu.
30. Menutup badan dan kepala bayi menggunakan selimut yang kering dan bersih.
Hasil : Badan dan kepala bayi telah diselimuti dengan selimut yang kering dan bersih.
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 12 Juni 2010
1. Kala 2 berlangsung normal kurang lebih 30 menit dengan lilitan tali pusat.
2. Keadaan Bayi sehat ,Bayi lahir spontan,segera menangis pada tanggal 31-12-2010 jam 16.45
WITA.
JK = perempuan, BB =3000 gram, PB =49 cm, A/s =8/10 .
3. Kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras
4. TFU setinggi pusat
5. Ibu tampak senang dengan kelahiran bayinya.
6. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
7. Plasenta belum lepas.

ASUHAN KEBIDANAN KALA III


LANGKAH 1 IDENTIFIKASI DATA DASAR
DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.
DO :
Keadaan ibu dan bayi baik, bayi lahir spontan dan langsung menangis pada tanggal 31-12-
2010 jam 16.45 WITA. JK = perempuan, BB =3000 gram, PB =49 cm, A/s = 8/10 .
TFU setinggi pusat.
Ibu tampak merasa senang dengan kelahiran bayinya.
kontraksi uterus baik.
placenta belum lahir.
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA /MASALAH AKTUAL
Diagnosa : perlangsungan kala III
DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.
DO :
Keadaan ibu dan bayi baik, bayi lahir spontan dan langsung menangis pada tanggal 31-12-
2010 jam 16.45 WITA. JK = perempuan, BB =3000 gram, PB =49 cm, A/s = 8/10 .
TFU setinggi pusat.
Ibu tampak merasa senang dengan kelahiran bayinya.
kontraksi uterus baik.
placenta belum lahir.

Analisa dan interpretasi data


Setelah bayi lahir , kontraksi rahim istirahat, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi
pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya, beberapa saat kemudian timbul his
pelepasan dan pengeluaran uri,,dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas terdorong ke
dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas symphisis atau
fundus uteri,seluruh proses biasanya berlangsung 5- 30menit .Setelah bayi lahir , pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah 100-200 cc
(Sinopsis Obstetri hal 97)
Pada waktu kala III ,volume uteri sedang berkurang, TFU teraba setinggi pusat .Pada saat itu
uterus berkontraksi memperkecil permukaaan kavum uteri sehingga akan terasa sakit teraba bulat
dank eras.
(Rustam ,Muchtar.Sinopsis Obstetri Fisiologi)
LANGKAH III ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Maslah potensial : Antisipasi terjadinya retensio plasenta .
DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah .
DO :
Kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar ).
TFU setinggi pusat.
Bayi lahir spontan tunggal.
Plasenta belum lepas.
Perdarahan 75 cc.
Analisa dan interpretasi data :
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 30 menit setelah
bayi lahir , sebab plasenta melekat lebih dalam .Jika plasenta sudah lepas tetapi belum lengkap
karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak.
(Sinopsis Obstetri hal 299)
Plasenta belum lahir dalam setengah jam setelah bayi lahir hal ini disebabkan karena kavum
plasenta yang belum lepas dari dinding uterus karena kontraksi yang kurang baik dari plasenta
melekat kuat pada dinding uterus, plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum
keluar karena tidak adanya usaha usaha untuk melahirkan atau salah penanganan kala III.
LANGKAH IV TINDAKAN SEGARA KOLABORASI
Tidak ada indikasi yang menunjang untuk dilakukan tindakan kolaborasi.
LANGKAH V RENCANA TINDAKAN /INTERVENSI.
Diagnosa aktual : perlangsungan kala III .
Diagnosa potensial :Antisipasi terjadinya retensio plasenta.
Tujuan : - kala III berlansung normal
Kriteria : - kontraksi uterus baik teraba bundar dan keras
- Plasenta lahir tidak lebih dari 30 menit.
- placenta dan selaput ketuban lahir lengkap
- Pendarahan di bawah 500cc
Intervensi
Tanggal 12 juni 2010
8. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
Rasional : dapat memudahkan dalam proses PTT
9. Letakkan tangan kiri di atas simfisis untuk menahan bagian bawah uterus dengan tangan
kanan memegang klem terdekat vulva
Rasional : memudahkan plasenta keluar sesuai kurve jalan lahir hingga tampak pada vulva
10. Renggangkan tali pusat saat uterus berkontraksi dengan tangan kiri penolong mendorong
uterus ke arah dorsokranial.
Rasional : Akan memudahkan plasenta terlepas dari tempat implantasinya.
11. Lahirkan plasenta dengan menarik ke bawah dan ke atas.
Rasional : memudahkan plasenta keluar sesuai kurve jalan lahir
12. Jemput plasenta dan memutar searah jarum jam .
Rasional : Untuk mencegah robekan dari selaput ketuban dan tertinggalnya selaput ketuban yang
dapat menyebabkan perdarahan hebat .
13. Lakukan massase uterus.
Rasional : Massase akan merangsang kontraksi uterus .
14. Periksa apakah plasenta dan selaput ketuban sudah lengkap.
Rasional : Adanya sisa selaput plasenta dan selaput ketuban dapat menyebabkan perdarahan ,
15. Memasukkan plasenta ke dalam kantong plastic .
Rasional : Dapat mencegah infeksi silang antara petugas dan pasien.
LANGKAH V IMPLEMENTASI
Tanggal 31-12-2010.
31. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.
Hasil : klem telah di pindahkan.
32. Meletakkan tangan kiri di atas simfisis untuk menahan bagian bawah uterus dengan tangan
kanan memegang klem terdekat vulva.
Hasil : tangan kiri telah diletakkan di atas simfisis untuk menahan bagian bawah uterus dengan
tangan kanan memegang klem terdekat vulva.
33. Merenggangkan tali pusat saat uterus berkontraksi dengan tangan kiri penolong mendorong
uterus ke arah dorsokranial.
Hasil : tali pusat telah diregangkan saat uterus berkontraksi .
34. Melahirkan plasenta dengan menarik ke bawah dan ke atas.
Hasil : plasent dilahirkan dengn ditarik ke bawah dan ke atas.
35. Menjemput plasenta dan memutar searah jarum jam .
Hasil : Plasenta telah dijemput dan diputar searah jarum jam.
36. Melakukan massase uterus.
Hasil : telah dilakukan massase uterus.
37. Memeriksa apakah plasenta dan selaput ketuban sudah lengkap.
Hasil : Plasenta dan selaput ketuban telah lahir lengkap.
38. Memasukkan plasenta ke dalam kantong plastic .
Hasil : Plasenta telah dimasukkan ke dalam kantong plastik.
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 31-12- 2010
1. Kala III berlangsung normal di tandai dengan
Lama kala III kurang lebih 30 menit
Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
Kontraksi uterus baik,teraba bundar dan keras
TFU 1 jari di bawah pusat.
Pendarahan 400 cc
2. Keadaan ibu baik
TTV dalam batas normal
TD : 110/80mmHg
P : 20x/menit
N : 84x/menit
S : 36,5 C.
3. terdapat luka episotomi

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KALA IV


LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
DS : ibu mengatakan lelah setelah persalinan
DO :
Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
TFU 1 jari di bawah pusat
Tidak ada robekan jalan lahir
TTV
TD : 100/80
N : 80 x/i
S: 36,6 C
P: 20 x/i
Perdarahan = 400 cc.
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa : perlangsungan kala IV
DS : ibu mengatakan lelah setelah persalinan
DO :
Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
TFU 1 jari di bawah pusat
Ada luka bekas episiotomy, dan telah dilakukan penjahitan.
TTV
TD : 100/80
N : 80 x/i
S: 36,6C
P: 20 x/i
Perdarahan = 400 cc.
Analisa dan interpretasi data
Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya pendarahan post partum.
(Sinopsis Obstetri , hal 97)
Kala IV berlangsung mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kelahiran.
(Manuaba, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, hal 37 ).

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Masalah potensial : antisipasi terjadinya pendarahan postpartum
DS : ibu mengatakan lelah setelah melahirkan.
DO :
Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap pukul 21.15 WITA.
kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
TFU 1 jari di bawah pusat
Ada luka bekas episiotomi yang telah dijahit.
TTV
TD : 100/80
N : 80 x/i
S: 36,6C
P: 20 x/i
Perdarahan = 400 cc.
Analisa dan interpretasi data
Setelah lahirnya plasenta pada kala III dapat terjadi perdarahan yang hebat atau
berbahaya.Perdarahan itu dinamakan perdarahan yang abnormal jika melebihi 500 ml.Dan darah
yang keluar setelah anak lahir harus ditakar.Perdarahan ini bisa disebabkan oleh atonia
uteri,perlukaan jalan lahir atau sisa plasenta.
(Obstetri Fisiologi ,UNPAD,hal 288-289)
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang melebihi 500 ccdalam waktu 24 jam setelah
anak lahir, perdarahan post partum yang utama disebabkan oleh luka jalan lahir.
LANGKAH IV TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI
Tidak ada indikasi atau data yang menunjang untuk di lakukan tindakan segera
LANGKAH V RENCANA TINDAKAN
Diagnosa aktual : perlangsungan kala IV
Tujuan : - kala IV berlangsung normal
Kriteria : - kontraksi uterus baik,teraba bundar dan keras .
-Tidak terjadi perdarahan melebihi 500 ml.
-TTV dalam batas nomal
TD = 110/80-120/80 mmHg.
N = 60-100x /menit
P = 20-24x /menit
S = 36,5-37,5 C.
Masalah potensial : Antisipasi terjadinya perdarahan postpartum.
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan post partum.
Kriteria : - Kontraksi uterus baik ,teraba bundar dan keras.
-Perdarahan tidak lebih dari 500cc.
- plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap.

Intervensi
Tanggal 31-12 -2010
39. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban lalu letakkan da;lam kantung plastik.
Rasional : Diharapkan plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap karena bila ada yang tertinggal
dapat menyebabkan perdarahan dan mencegah terjadinya infeksi silang.
40. Periksa robekan jalan lahir
Rasional : Robekan jalan lahir akan mengakibatkan perdarahan aktif
41. Evaluasi kontraksi uterus
Rasional : uterus yang berkontraksi menandakan kala IV berlangsung normal.
42. Letakkan bayi di atas dada sampai berhasil menyusui.
Rasional :Agar bisa mempercepat hubungan kasih sayang antara ibu dan bayinya.
43. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/BB, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan
vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
Rasional : untuk mengetahui keadaan bayi dan pemberian vit K yaitu untuk mencegah
perdarahan otak, dan tetes mata untuk mencegah infeksi mata
44. Lakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
Rasional :Mendeteksi dini kelainan nfisik pada bayi.
45. Berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Rasional : hepatitis B untuk memberi kekebalan pada tubuh bayi
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus.
Rasional : kontraksi uterus yang baik menandakan kala IV berlangsung normal
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
Rasional : Diharapkan ibu dan keluarga mengetahui bagaimana kontraksi uterus yang baik dan
dapat memassase uterus sendiri.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
Rasional : Diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya perdarahan.
49. Observasi TD dan nadi ibu
Rasional : untuk memastikan keadaan ibu tetap dalam keadaan baik.
50. Ukur suhu dan hitung pernafasan.
Rasional : untuk memastikan keadaan ibu tetap dalam keadaan baik.
51. Rendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
Rasional : mendekontaminasi peralatan untuk mencegah infeksi silang.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
Rasional : mencegah infeksi silang
53. Bersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai
pakaian bersih dan kering.
Rasional : memberikan rasa nyaman pada ibu dan mencegah infeksi silang.
54. Pastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum.
Rasional : agar dapat memulihakan tenaga ibu yang telah keluar saat bersalin
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
Rasional : mencegah infeksi silang
56. Bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% lalu lepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% .
Rasional : sebagai tindakan desinfeksi yag berguna mencegah infeksi silang.
57. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Rasional : merupakan dekontaminasi agar tidak terkontaminasi dengan bakteri
58. Melengkapi partograf.
Rasional : sebagai catatan pemantauan persalinan dan dapat dijadikan barang bukti..
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 31 -12 -2010
39. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban lalu meletakkan dalam kantung plastik.
Hasil : Plasenta lengkap dan telah dimasukkan ke dalam plastik.
40. Memeriksa robekan jalan lahir
Hasil : tidak ada robekan jalan lahir.
41. Mengevaluasi kontraksi uterus
Hasil : Kontraksi teraba bundar dan keras.
42. Meletakkan bayi di atas dada sampai berhasil menyusui.
Hasil : Bayi telah menyusu sendiri.
43. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/BB, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan
vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
Hasil : BB bayi saat lahir =3.000 gram, telah ditetesi salep mata dan disuntik vit K.
44. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
Hasil : tidakditemukan adanya kelainan .
45. Memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan hepatitis B.
46. Melakukan pemantauan kontraksi uterus.
Hasil : kontraksi uterus teraba bundar dan keras.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase fundus uteri dan menilai kontraksi.
Hasil : Ibu dan keluarga telah tau cara massase fundus uteri dan melakukannya.
48. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
Hasil : Perdarahan 400 cc.
49. Mengobservasi TD dan nadi ibu
Hasil : Jam 17.30 =TD :100/80 mmHg, Nadi :80 x/i.
Jam 18.30 =TD :100/70 mmHg, Nadi :78 x/i.
50. Mengukur suhu dan menghitung pernafasan.
Hasil :.Suhu = 36 C.
Pernapasan =20 x/i
51. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). mencuci dan membilas peralatan setelah di dekontaminasi.
Hasil : Semua peralatan bekas pakai telah direndam dalam larutan klorin 0,5%, dicuci dan
dibilas.
52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
Hasil : bahan-bahan yang terkontaminasi telah di buang ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai
pakaian bersih dan kering.
Hasil :Ibu telah bersih dari sisa cairan ketuban , lendir dan darah..
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu
ingin minum.
Hasil : Ibu terlihat merasa nyaman.
55. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
Hasil : Tempat bersalin telah didekontaminasi.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% lalu melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% .
Hasil : sarung tangan telah dilepaskan secara terbalik dan direndam dalam larutan clorin 0,5%.
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Hasil : Tangan telah dicuci dengan sabun di bawah air yang mengalir.
58. Melengkapi partograf.
Hasil : Isi partograf telah dilengkapi.
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 31-12- 2010
1. Keadaan umum ibu baik.
2. Kala IV berlangsung normal, di tandai dengan
Kontraksi uterus baik, teraba bundar dan keras
Jumlah pendarahan 400 cc
TTV dalam batas normal
TD = 100 / 70 mmHg.
N = 78 / menit
P = 20x / menit
S = 36 C.
TFU 1 jari di bawah pusat.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL


PADA NY K GESTASI 39 MINGGU 5 HARI
DENGAN LILITAN TALI PUSAT
DI RSUI FAISAL
TGL 31-12-2010

No register : 05-87-72
Tanggal. MRS : 31 Desember 2010 Jam 13.00 WITA
Tanggal Partus : 31 Desember 2010 Jam 16.45 WITA
Tanggal pengkajian : 31 Desember 2010 Jam 13.30 WITA
Nama Pengkaji : Tasliyah Noor Ningtiyas
KALA I
A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI
Nama : Ny. K / Tn. A
Umur : 25 tahun / 39 tahun
Nikah : 1 kali / 1 tahun
Suku : Makassar / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMK / SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Banta bantaeng

DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu mengatakan sakit perut tembus kebelakang di sertai pelepasan lendir dan darah.
2. Ibu mengatakan sakitnya hilang timbul dan mempengaruhi akfivitasnya
3. Ibu mengatakan mengelus ngelus perut dan memijat punggungnya serta berjalan jalan untuk
mengatasi keluhannya..
4. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ke pertama.
5. Ibu mengatakan HPHT tanggal 29-03-2010 HTP tanggal 05-01-2011
6. Ibu mengatakan pergerakan janinnya kuat terutama sebelah kiri
7. Ibu mengatakan umur kehamilannya 9 bulan.
8. Ibu mengatakan rajin memeriksakan kehamilannya di puskesmas dan telah mendapat
imunisasi TT1 dan TT2 .
9. Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut hebat selama hamil.
DATA OBJEKTIF ( O )
1. Keadaan umum ibu baik.
2. Kesadaran komposmentis.
3. TTV :
TD = 100 / 80 mmHg
N = 80x / mnt
S = 36,6 C
P = 20 x / mnt
4.
Kepala dan rambut
Inspeksi :kulit kepala bersih, rambut lurus ,tidak mudah rontok,
Palpasi :Tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
Wajah
Inspeksi : ekspresi wajah ibu meringis saat ada his, tidak ada cloasma.
Palapasi :Tidak ada oedema.
Mata
Inspeksi:simetris ki/ka, sclera putih, conjungtiva merah muda.
Telinga
Inspeksi: bersih, simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen.
Hidung
Inspeksi : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat sekret dan polip.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
Mulut dan gigi
Inspeksi : Bibir merah muda dan lembab , gigi bersih, tidak ada caries dan gigi lubang.,gusi
merah muda, tidak sariawan, lidah tidak kotor.
5. Leher :
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, dan vena jungularis.
6. Payudara :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tampak hiperpigmentasi pada areola mammae, Puting susu
menonjol, tonus otot payudara tampak longgar.
Palpasi : Tidak teraba massa dan nyeri tekan .
7. Abdomen
Inspeksi : Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tampak striae alba dan linea nigra,ada bekas
luka operasi, tonus otot perut longgar.
Palpasi :
o Leopold I : 3 jbpx, 32 cm
o Leopold II : punggung kanan
o Leopold III : presentase kepala
o Leopold IV : BDP / divergen
TBJ = TFU x Lingkar perut =32x 92= 2.994 gram.
Auskultasi :DJJ terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah abdomen ibu dengan
frekuensi = 132 x /menit.
8. Ekstremitas
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises
Palpasi : Tidak ada edema pada tungkai bawah.
Perkusi : Refleks patella (+) ki/ka.
9. Genitalia
Inspeksi :Tidak ada varises pada vulva, tampak pengeluaran lendir dan darah.
Pemeriksaan dalam (VT) tanggal 31 -12- 2010 jam 13.10 WITA
Hasil:
1) V/V = TAK
2) Porsio = lunak / tebal.
3) Ketuban = (+)
4) Presentase = kepala
5) Penurunan kepala = HII-III , 2/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 8 cm.
ASSESMENT ( A )
Diagnosa : GI P0A0, Gestasi 35 minggu 5 hari, situs memanjang , PUKA, presentase kepala,
intrauterin, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala 1 fase aktif.
PLANNING ( P )
Tanggal 31-12- 2010
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil :ibu tidak cemas dan merasa tenang setelah mendapat penjelasan bahwa keadaannya dan
janin baik.
2. Menjelaskan penyebab nyeri
Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan mau menerimanya.
3. Mengajarkan ibu miring kiri
Hasil :sambil menunggu kala II ibu berbaring miring kiri.
4. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan lahan saat ada
his.
Hasil : Ibu melakukan apa yang di ajurkan.
5. Menganjurkan ibu untuk BAK dan cuci kaki.(Pantau Output cairan)
Hasil : ibu BAK =100 cc.( pukul 13.00)
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan intake cairan dan nutrisi saat his berkurang
( pantau intake cairan )
Hasil :ibu minum = 100 cc (pukul 13.00)
7. Mengobservasi nadi (tiap 30 menit) ,TD dan suhu ibu (tiap 1 jam ) dan DJJ serta his (tiap 30
menit )
Hasil :

Pukul Frekuensi His Durasi DJJ Nadi TD Suhu


13.00 3 x 10 35 - 40 13 80 10 /80 mmHg 36,6c
13.30 3 x 10 35 - 40 132x 82 - -
14.00 3 x 10 35 - 40 134x 82 - -
14.30 4x 10 40- 45 134x 83 - -
15.00 4 x 10 40- 45 138x 80 - -
15.30 5x10 50 > 140x 80 - -
16.00 5x10 50 > 140x 82 - -
16.30 5x10 50 > 140x 82 - -

8. Melakukan VT tiap 4 jam atau 2 jam bila ada indikasi.


Hasil :
VT tanggal 31- 12- 2010 Jam :16.30
11) V/V = TAK
12) Porsio = melesap.
13) Ketuban = (-), jernih
14) Presentase = belakang kepala UUK kiri depan.
15) Penurunan kepala = H IV, 0/5
16) Moulase = (-)
17) Penumbungan = (-)
18) Kesan panggul = Normal
19) Pelepasan = lendir dan darah.
20) Pembukaan = 10 cm.
9. Mendokumentasi hasil pemantauan kala I dalam partograf.
Hasil : Partograf sudah di isi.
10. Memberikan support ibu
Hasil : Ibu merasa optimis karena terus menerus mendapat dukungan.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


KALA II (SOAP)
DATA SUBJEKTIF ( S ):
Ibu mengatakan sakit perut semakin kuat
Ibu mengatakan adanya dorongan kuat untuk meneran.
Ibu mengatakan ingin BAB dan ada tekanan pada anus
DATA OBJEKTIF :
His 4 x10 dengan durasi 50 detik
Ibu tidak dapat beradaptasi dengan nyeri.
Ibu tampak ingin meneran.
Perineum menonjol.
Ada tekanan pada anus.
Vulva dan anus membuka
Keadaan ibu dan janin baik
VT tanggal 31 12 -2010 jam 16.30 WITA
Hasil:
1) V/V = TAK
2) Porsio = melesap.
3) Ketuban = (-), jernih
4) Presentase = belakang kepala UUK kiri depan.
5) Penurunan kepala = H IV, 0/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 10 cm.
ASSASEMENT (A)
Diagnosa : Inpartu kala II
PLANNING (P)
1. .Melihat adanya tanda gejala kala dua (DO-RAN, TEK-NUS, PER-JOL, VUL-KA).
Hasil :Sudah ada dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva
membuka.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan 1 ampul oksitosin
& memasukan alat suntik sekali pakai 2 ml ke dalam wadah partus set.
a. Alat-alat dalam partus set .
- 1 pasang handscoen.
- 2 buah klem .
- koher.
- Gunting tali pusat.
- Kasa steril.
- Duk steril.
- Kateter.
b. Alat hecting
- Nalvuder .
- Gunting benang .
- Jarum dan banang cat gut.
- Kasa steril.
- Com berisi betadine.
c. Penghisap lender.
d. Ember berisi larutan clorin 0,5%.
e. Ember berisi larutan DTT.
f. Tempat sampah dan tempat plasenta.
g. Pakaian ibu dan bayi.
Hasil : semua peralatan telah tersedia.
3. Memakai celemek plastik.
Hasil : celemek telah dipasang.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun & air mengalir.
Hasil : Semua perhiasan di tangan sudah dilepas, tangan telah dicuci.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.
Hasil : Tangan telah terpasang sarung tangan DTT.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan
kembali kedalam wadah partus set.
Hasil : suntikan oksitoksin sudah siap.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas savlon, dengan gerakan vulva ke perineum.
Hasil : Vulva sudah bersih.
8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban
sudah pecah.
Hasil :VT tanggal 31 -12-2010 Jam :16.30
1) V/V = TAK
2) Porsio = melesap.
3) Ketuban = (-), jernih
4) Presentase = belakang kepala UUK kiri depan.
5) Penurunan kepala = H IV, 0/5
6) Moulase = (-)
7) Penumbungan = (-)
8) Kesan panggul = Normal
9) Pelepasan = lendir dan darah.
10) Pembukaan = 10 cm.
9. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan mencelupkan tangan kanan yang bersarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Hasil : Sarung tangan telah dicelupkan ke dalam larutan clorin 0,5 % dan telah direndam dalam
keadaan terbalik.
10. Mendengarkan DJJ setelah kontraksi selesai.
Hasil : DJJ =132 x /menit.
11. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu
untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
Hasil : ibu mengerti apa yang disampaikan.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
Hasil : ibu dalam posisi semi fowler.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
Hasil : Ibu meneran sesuai pimpinan bidan.
14. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5 6 cm.
Hasil : Handuk bersih telah terpasang di atas perut ibu.
15. Meletakan duk steril di bawah bokong ibu dengan cara melipat 1/3 bagian dari duk steril.
Hasil :Telah tersedia duk di bawah bokong ibu unuk menyokong perineum .
16. Membuka tutup partus set secara terbalik dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
Hasil : tutup bak partus telah dibuka secata terbalik dan alat siap pakai
17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Hasil : Sarung tangan DTT telah terpasang.
18. Memimpin persalinan , sokong perineum,dan tahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi
terlalu cepat.
Hasil : Tidak terjadi rupture perineum.
19. Menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril
Hasil :mulut,hidung, dan muka bayi telah bersih dari lendir dan darah
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
Hasil : ada lilitan tali pusat , tali pusat dilongarkan dan dikeluarkan dari kepala bayi
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Hasil : Putaran paksi luar terjadi secara spontan .
22. Melahirkan bahu depan dan belakang.
Hasil :Bahu depan dan belakang bayi telah lahir.
23. Melahirkan seluruh badan dengan menyangga badan dan menyusuri punggung, bokong dan
tungkai.
Hasil : bayi telah lahir setelah dilakukan sangga susur.
24. Menilai bayi dan meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari
tubuhnya.
Hasil : APGAR score 8/10 .
25. Mengeringkan badan bayi dan mengganti selimut yang basah dengan yang kering dan bersih.
Hasil : Bayi telah diselimuti dengan sarung yang kering dan bersih..
26. Periksa fundus uteri.
Hasil : Janin tunggal.TFU setinggi pusat.
27. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
Hasil : ibu telah mengetahui tindakan yang akan dilakukan.
28. Memotong tali pusat diantara kedua klem dengan menggunakan tangan kiri untuk
melindungi bayi kemudian memotong diantara kedua klem .
Hasil : tali pusat telah dipotong
29. Menengkurapkan bayi di atas dada ibu.
Hasil : Bayi telah ditengkurapkan di atas dada ibu.
30. Menutup badan dan kepala bayi menggunakan selimut yang kering dan bersih.
Hasil : Badan dan kepala bayi telah diselimuti dengan selimut yang kering dan bersih.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL FISIOLOGIS
PADA KALA III (SOAP)

DATA SUBJEKTIF (S) :


Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah.
DATA OBJEKTIF (O) :
Keadaan ibu dan bayi baik, bayi lahir spontan dan langsung menangis pada tanggal 31-12-
2011 jam 16.30 WITA. JK = perempuan, BB =3000 gram, PB =46 cm, A/s = 8/10 .
TFU setinggi pusat.
Ibu tampak merasa senang dengan kelahiran bayinya.
kontraksi uterus baik.
placenta belum lahir.
ASSASEMENT (A) :
Diagnosa : Perlangsungan kala III .
PLANNING (P) :
Tanggal 31 -12-2011
31. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.
Hasil : Klem telah di pindahkan.
32. Meletakkan tangan kiri di atas simfisis untuk menahan bagian bawah uterus dengan tangan
kanan memegang klem terdekat vulva.
Hasil : Tangan kiri telah diletakkan di atas simfisis untuk menahan bagian bawah uterus dengan
tangan kanan memegang klem terdekat vulva.
33. Merenggangkan tali pusat saat uterus berkontraksi dengan tangan kiri penolong mendorong
uterus ke arah dorsokranial.
Hasil : Tali pusat telah diregangkan saat uterus berkontraksi .
34. Melahirkan plasenta dengan menarik ke bawah dan ke atas.
Hasil : plasent dilahirkan dengn ditarik ke bawah dan ke atas.
35. Menjemput plasenta dan memutar searah jarum jam .
Hasil : Plasenta telah dijemput dan diputar searah jarum jam.
36. Melakukan massase uterus.
Hasil : Telah dilakukan massase uterus.
37. Memeriksa apakah plasenta dan selaput ketuban sudah lengkap.
Hasil : Plasenta dan selaput ketuban telah lahir lengkap.
38. Memasukkan plasenta ke dalam kantong plastic .
Hasil : Plasenta telah dimasukkan ke dalam kantong plastik.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA KALA IV
DATA SUBJEKTIF :
Ibu mengatakan lelah setelah persalinan
DATA OBJEKTIF :
Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar.
TFU 1 jari di bawah pusat .
Ada luka bekas episiotomy yang telah dijahit.
TTV :
TD : 100/80 mmHg.
N : 80 x/i
S: 36,6C
P: 20 x/i
Perdarahan = 400 cc.
ASSASEMENT (A )
Diagnosa aktua : Perlangsungan kala IV .
Diagnosa potensial : Antisipasi terjadinya perdarahan postpartum
PLANNING (P)
Tanggal 31- 12-2010
39. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban lalu meletakkan dalam kantung plastik.
Hasil : Plasenta lengkap dan telah dimasukkan ke dalam plastik.
40. Memeriksa robekan jalan lahir
Hasil : tidak ada robekan jalan lahir.
41. Mengevaluasi kontraksi uterus
Hasil : Kontraksi teraba bundar dan keras.
42. Meletakkan bayi di atas dada sampai berhasil menyusui.
Hasil : Bayi telah menyusu sendiri.
43. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/BB, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan
vitamin K1 1 mg intramuskuler di paha kiri anterolateral.
Hasil : BB bayi saat lahir =3.000 gram, telah ditetesi salep mata dan disuntik vit K.
44. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir.
Hasil : tidakditemukan adanya kelainan .
45. Memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan hepatitis B.
46. Melakukan pemantauan kontraksi uterus.
Hasil : kontraksi uterus teraba bundar dan keras.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase fundus uteri dan menilai kontraksi.
Hasil : Ibu dan keluarga telah tau cara massase fundus uteri dan melakukannya.
48. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
Hasil : Perdarahan 400 cc.
49. Mengobservasi TD dan nadi ibu
Hasil : Jam 17.30 =TD :100/80 mmHg, Nadi :80 x/i.
Jam 18.30 =TD :100/70 mmHg, Nadi :78 x/i.
50. Mengukur suhu dan menghitung pernafasan.
Hasil :.Suhu = 36 C.
Pernapasan =20 x/i
51. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). mencuci dan membilas peralatan setelah di dekontaminasi.
Hasil : Semua peralatan bekas pakai telah direndam dalam larutan klorin 0,5%, dicuci dan
dibilas.
52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
Hasil : bahan-bahan yang terkontaminasi telah di buang ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dari sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai
pakaian bersih dan kering.
Hasil :Ibu telah bersih dari sisa cairan ketuban , lendir dan darah..
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu
ingin minum.
Hasil : Ibu terlihat merasa nyaman.
55. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
Hasil : Tempat bersalin telah didekontaminasi.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% lalu melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% .
Hasil : sarung tangan telah dilepaskan secara terbalik dan direndam dalam larutan clorin 0,5%.
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Hasil : Tangan telah dicuci dengan sabun di bawah air yang mengalir.
58. Melengkapi partograf.
Hasil : Isi partograf telah dilengkapi.
Diposting oleh tasliyah N di 06.20
Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2011 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dam kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah
Indonesia (Media Aesculapius FKUI).
Kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa.
(Sarwono, 2008).
Tali pusat terbentuk sejak awal kehamilan. Setelah embrio terbentuk, yaitu pada
minggu ke 5, tali pusat sudah bisa terlihat melalui pemeriksaan USG, yang tampak
sebagai benang tipis diantara embrio dan plasenta. Itu lah yang akan menjadi cikal
bakal tali pusat. Seiring janin berkembang, tali pusat bertambah panjang dan
diameternya juga bertambaha lebar karena ia memulai tugasnya menjadi selang dan
makanan buat janin.
Adanya lilitan tali pusat di leher dalam kehamilan menurutnya, pada umumnya
tidak menimbulkan masalah. Namun dalam proses persalinan dimana mulai timbul
kontraksi rahim dan kepala janin mulai turun dan memasuki rongga panggul, maka
lilitan tali pusat menjadi semakin erat dan menyebabkan penekanan atau kompresi
pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat. Akibatnya, suplai darah yang mengandung
oksigen dan zat makanan ke janin akan berkurang, yang mengakibatkan janin menjadi
sesak atau hipoksia.
Pada usia 8 bulan umumnya kepala bayi belum memasuki bagian atas panggul
ibu hamil. Pada saat itu ukuran bayi relative masih kecil dan jumlah air ketuban banyak
sehingga memungkinkan bayi terlilit tali pusat. Pada kehamilan kembar dan air ketuban
berlebihan atau polihidramnion, kemungkinan bayi terlilit tali pusat akan meningkat.
Tali pusat yang panjang juga dapat menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat
bayi rata-rata adalah 50 sampai 60 cm. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali pusat
berbeda-beda. Dikatakan panjang tali pusat jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek
jika panjangnya kurang dari 30 cm. (Sarwono, 2008).
Lilitan tali pusat ini sendiri dapat mengakibatkan suatu kejadian fatal yaitu
kematian bayi. Karena puntiran tali pusat yang berulang-ulang ke satu arah tersebut
mengakibatkan atus darah dari ibu ke janin tersumbat total. Lilitan tali pusat pada bayi
yang terlalu erat sampai dua atau tiga kali bisa menyebabkan kompresi tali pusat
sehingga janin mengalami kekurangan oksigen. (Sarwono, 2008).
Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada bayi
baru lahir dilakukan dengan benar benar sesuai dengan prosedur kesehatan.
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan tali pusat yang
menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi (Media Aesculapius FKUI ).
Dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan terhindar dari
infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak
positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke 5 dan hari ke 7 tanpa ada
komplikasi, sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak benar
adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan
kematian. (Sarwono, 2008).
Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memberikan penanganan tentang perawatn dan pemotongan tali pusat pada bayi baru
lahir.

B. Tujuan.
1. Tujuan Umum.
Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memberikan penanganan tentang lilitan tali pusat.
2. Tujuan Khusus.
a. Dapat menjelaskan tanda-tanda bayi terlilit tali pusat.
b. Dapat menyebutkan penyebab terjadinya lilitan tali pusat.
c. Dapat menjelaskan cara mengatasi lilitan tali pusat
C. Manfaat.
Dengan adanya makalah ini, maka dapat memberikan manfaat serta
pengetahuan yang berguna bagi mahasiswa, khususnya Mahasiswa Akademi
Kebidanan dalam memahami tentang perawatan dan pemotongan tali pusat pada bayi
baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN

I. LILITAN TALI PUSAT


A. Definisi
Tali pusat atau Umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9
bulan 10 hari menyuplai zat zat gizi dan oksigen janin. (Sarwono, 2008).
Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus
dipotong dan diikat atau dijepit. (Sarwono, 2008).

B. Etiologi.
Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan umumnya kehamilan janin belum
memasuki bagian atas panggul. Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan jumlah air
ketuban berlebihan ( polihidramnion) kemungkinan bayi terlilit tali pusat.
Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-
rata 50 60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-beda. Dikatakan
panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari 30 cm.
Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi pada
trimester pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali
pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan umumnya bayi bergerak bebas.
Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal tersebut
menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia / kekurangan
oksigen.

C. Diagnosa.
Beberapa hal yang menandai bayi terlilit tali pusat, yaitu:

1. Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah
janin (kepala atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai
adanya lilitan tali pusat.
2. Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan
usaha untuk memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu dicurigai pula
adanya lilitan tali pusat.

3. Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG
3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.

4. Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat, umumnya
dapat dijumpai dengan tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal,
terutama pada saat kontraksi rahim.

5. Infeksi Tali Pusat ( Tetanus Neonatorum )

D. Penatalaksanaan
Melakukan pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah ada
gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa
tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai erat atau tidaknya
lilitan. Namun dengan USG berwarna (Coller Doppen) atau USG tiga dimensi, dan
dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau tidak dileher, atau sekitar tubuh
yang lain pada janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut.

II. BAYI BESAR.


A. Definisi.
Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari4.000
gram.Makrosomia adalah bila berat badannya lebih dari 4000 gram. B e r a t neonatus
pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram. Frekuensi berat
badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari4500 gram adalah
0,4%.

B. Etiologi.
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran
bayi besar / baby giant.Faktor-faktor dari bayi tersebut diantaranya :
Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi dari ibu yang
menderita diabetes selama kehamilan. Sering memiliki kesamaan, mereka cenderung
besar dan montok akibat bertambahnya lemak tubuh dan membesarnya organ
dalam,mukanya sembab dan kemerahan ( plethonic ) seperti bayi yang sedang
mendapat kortikosteroid. Bayi dari ibu yang menderita Diabetes memperlihatkan insiden
sindrom kegawatan pernafasanyang lebih besar dari pada bayi ibu yang normal pada
umur kehamilan yang sama. Insiden yang lebih besar mungkin terkait dengan
pengaruh antagonis antara kortisol dan insulin pola sintesissurfakton.
Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan kelahiran bayi besar (bayi
giant). Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan jugamempengaruhi
kelahiran bayi besar.

C. Tanda dan gejala.


1. Berat badan lebih dari 4000 gram pada saat lahir .
2. Wajah menggembung, pletoris (wajah tomat).
3. Besar untuk usia gestasi.
4. Riwayat intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnion

D. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah.
2. Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)

E. Komplikasi
Bayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efek ibu.
Yang walaupun dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka seringdisarankan
persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Situasi ini biasanya dinilai pada
sekitar kehamilan 38 minggu. Penilaian yang seksama terhadap pelvisi b u . Tingkat
penurunan kepala janin dan diatas serviks.
Bersama dengan pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya.
Seringkali akanmenunjukkan apakah induksi persalinan kemungkinan dan
menimbulkan persalinan pervaginam. Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan
seksiosesarea yang direncanakan. Pada kasus-kasus Bordeline dapat
dilakukan persalinan percobaan yang singkat. Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika
bayilebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intrakranial,
distosia bahu, ruptur uteri, serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota
gerak merupakan beberapa komplikasi yng mungkin terjadi. Jika terjadi
penyulit- penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. Karena hal
ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana.
Walaupundemikian, yang perlu dingat bahwa persalinan dari bayi besar (baby giant )
dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya dapat dilakukan
oleh dokter bedah kebidanan yang terampil

F. Penatalaksanaan
Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang seksama terhadap janin yang sedang
tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan predisposisi
terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya sejumlah
kontrol terhadap pertumbuhan yang berlebihan. Peningkatan resiko bayi besar jika
kehamilan dibiarkan hingga aterm harus diingat dan seksio sesarea efektif harus
dilakukan kapan saja persalinan pervaginam.
1. Pemantauan glukosa darah(Pada saat datang atau umur 3 jam, kemudian tiap 6 jam
sampai 24 jamatau bila kadar glukosa 45 gr% dua kali berturut-turut.
2. Pemantauan elektrolit
3. Pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi
4. Bolus glukosa parenteral sesuai indikasi
5. Hidrokortison 5 mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian glukosa parenteral
tidak efektif
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY


Tanggal :09- Maret- 2012 Pukul :03.00 Wib
I. PENGUMPULAN DATA
A. Data subjektif
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :03.00 Wib.
1. Alasan utama masuk kamar bersalin : Ingin melahirkan.
2. Perasaan sejak datang ke klinik : Nyeri di atas simpisis dan
pinggang.
3. Tanda tanda bersalinan.
Kontraksi : Ada.
Sejak tanggal : 08- Maret- 2012 .
Pukul : 22.00 Wib.
Frekwensi : 3 x setiap 10 menit.
Lamanya : 20 40 detik.
Lokasi ketidak nyamanan : simpisis, pinggang dan vagina.
4. Pengeluaran vagina
Darah / lendir : Ada
Darah segar : Ada Jumlah : 50 cc Warna: merah.
Air ketuban : Ada Jumlah : 500 cc Warna: Jernih.
5. Masalah masalah yang khusus : Tidak ada.
6. Riwayat kehamilan sekarang.
HPHT : 02- 06- 2011
ANC : 3 kali di bidan.
7. Riwayat imunisasi : Lengkap.
8. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu :Tidak ada.
9. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ada
10. Makan dan minum terakhir pukul : 20.00 WIB
: Nasi, sayur- sayuran dan lauk pauk serta air putih.
11. BAB terakhir : 15.00wib.
12. BAK terakhir : 23:20wib.
13. Tidur : Kurang tidur karena nyeri pada perut.
14. Psikologi : Cemas.
15. Keluhan lain : tidak ada.

B. Data objektif
1. Keadaan umum : kurang baik
Status emosional : stabil.
2. Tanda vital
TD :100/80 mmHg Pols : 80x/m
Resp : 24x/m Temp :37.0C
TB :160Cm BB : 70 Kg
3. Wajah.
Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat
Sklera tidak ikterik.
Hidung : Tidak ada polip dan pengeluaran cairan.
Mulut : Lidah bersih dan tidak ada kelainan
Gigi : Tidak ada caries hanya gigi berlubang.
4. Telinga : Tidak ada serumen dan pengeluaran cairan.
5. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan
Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
6. Mammae : Simetris kanan dan kiri.
Papilae menonjol.
Ariola menghitam.
Benjolan / tumor tidak ada.
7. Punggung dan pinggang : tidak ada kelainan.
8. Posisi tulang belakang : Normal.
9. Abdomen : membesar sesuai umur kehamilan.
Linea / strie :Tidak ada.
Bekas luka operasi :tidak ada.
Pergerakan janin :ada.
Perkusi abdomen :tidak dilakukan.

C. Pemeriksaan Khusus Kebidanan


1. Kontraksi : ada.
2. Palpasi ( menurut Leopold ).
Leopold I : 32 cm.
Leopold II : Puka.
Leopold III : kepala.
Leopold IV :Disvergent.
3. Penurunan kepala : 2/5.
4. Auskultasi DJJ : 140 x/menit.
5. Frekwensi : teratur.
6. Estimate Body Weight ( EBW ) : 3455 Gram
7. Ano genitalia : Normal.
8. Oedema : tidak ada.
9. Luka vagina : tidak ada.
10. Kemerahan : tidak ada.
11. Varices : tidak ada
12. Pengeluaran cairan : ada.
13. Perineum : ada bekas jahitan.
14. Ekstremitas : Normal.
Oedema pada tangan dan kaki: tidak ada.
Oedema ekstremitas bawah : tidak ada.
Varices tungkai dan kaki : tidak ada.
Kemerahan : ada.
Reflek kanan kiri : Ada ( + ).
Kekakuan sendi : tidak ada.
15. Pemeriksaan pervaginam
Indikasi : inpartu Pukul :06.00Wib.
Oleh : Bidan Fadli Ariani.
Dinding vagina : Kaku.
Konsistensi portio : Retrofleksi.
Pembukaan servik : 9cm.
Ketuban : utuh.
Presentasi janin : Kepala.
Penurunan bagian terendah : 2/5

II. INTERPRESTASI DATA.


Diagnosa : G: II P:I A: 0.
Usia kehamilan : 39 Minggu.
: Janin hidup intra uteri, janin tunggal, Presentasi kepala, penurunan. Kepala
2/5,Disvergent,Fase aktif kala I,K/U Kurang Baik.
Data dasar ibu : HPHT :02- 06- 2011.
Adanya pergerakan janin.
Nyeri di atas simpisis, pinggang dan vagina.
O : Adanya lendir bercampur darah dari vagina.
Kontraksi 3 x/ 10 menit.
Pembukaan 6cm, penurunan kepala.
Ketuban utuh, his kekuatan sedang, DJJ 140 x /menit.
Masalah : Tidak ada.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Perineum kaku dan lubang vagina kecil, bayi Nampak lebih besar.
IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI.
Episitomi pada kala II.
V. RENCANA MANAJEMEN
a. Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga.
b. Informasikan kepada ibu tentang keadaan diri dan janinya.
c. Beri dukungan dan asuhan pada ibu.
d. Jaga hak dan privasi ibu pada saat melakukan pemeriksaan.
e. Jelaskan pada ibu setiap kemajuan persalinan sesuai partograf.
f. Anjurkan pada ibu berbaring posisi miring.
g. Ajarkan pada ibu cara bernafas saat adanya kontraksi .
h. Lanjutkan VT dan vital sign setiap 4 jam sekali kemudian prediksi.

VI. PELAKSANAAN MANAJEMEN


a. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
b. Menjelaskan pada ibu dan keluarga kemajuan persalinan
c. Menjaga hak privasi ibu dan meminta maaf saat melakukan pemeriksaan dengan
menggunakan penutup atau tirai.
d. Menginformasikan kepada ibu tentang keadaan diri dan janinya berdasarkan hasil
pemeriksaan.
TD : 100/80 mmHg.
Temp : 37,0 C.
Pols : 82x/m.
Resp : 24 x/m.
BB : 70 Kg.
TB : 160 Cm.
e. Pemeriksaan leopold :
Tinggi fundus uteri : 42 cm.
Posisi punggung janin : PUKA.
Bagian terendah janin : kepala.
Penurunan bagian terendah janin : Disvergent 2/5
LILA : 29Cm
DJJ :140 x/m
TBJ : 4455 Gram.
Keadaan janin tunggal
f. Menjaga hak dan privasi ibu saat persalinan antara lain menggunakan
penutup/ tirai,menghadirkan suami atau orang terdekat sebagai pendamping
persalunan.
g. Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahanyang terjadi serta prosedur yang
akan di laksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
h. Memantau kemajuan persalinan sesuai partograf.
i. Bantulah ibu dalam persalinanjika tampak gelisahdan ketakutan.
1) Berikan dukungan dan keyakinan pada ibu.
2) Dengarkan keluhan ibu saat menghadapi persalinan
3) Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu akan tetapi apabila ibu dalam
posisi berbaring di tempat tidur menganjurkan untuk miring.

VII. EVALUASI
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :03.00 Wib.
1.Ibu merasa resah dalam menghadapi proses persalinan.
2.Ibu merasa nyaman setelah diberikan konseling oleh bidan.
3.Ibu sudah berbaring dalam posisi miring.

B. PENDOKUMENTASIAN ( SOAP ) PADA IBU INC


IDENTITAS
Nama Ibu :Nuraida Nama Suami : M. yanis
Umur : 32 tahun Umur : 34 tahun
Suku/ bangsa : Aceh Suku/ Bangsa : Aceh
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : PNS Pendidikan :
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : wiraswasta.

Nama anak : Bayi Nuraida


Umur anak : 1 hari
Jenis kelamin : laki- laki
Berat badan anak : 4100gram
Panjang badan : 48cm

KALA I
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :06.00 Wib
1. SUBJEK.
Ibu mengeluh nyeri di atas simpisis, pinggang dan vagina.
Ibu mengeluh seperti mau BAB.
2. OBJEKTIF
a. TD :110/80 mmHgPols :84 x/m
b. Tem :37C
c. Resp :24 x/m
d. TB :156 Cm
e. BB :65Kg
f. LILA :29 Cm
g. Pemeriksaan Leopold
Tinggi fundus uteri : 42cm.
Posisi punggung janin : PUKA.
Bagian terendah janin : kepala.
Penurunan bagian terendah : Disvergent 2/5
h. DJJ : 140 X /menit.
i. TBJ : 4805 Gram
j. TTP : 09-03-2012
k. Pembukaan : 9 cm.
l. K/U : kurang Baik

3. ASSASMENT.
Ibu Inpartu dengan G: II P: I A:O , umur kehamilan 39 minggu,janin hidup
intra uterin, posisi PUKA, presentasi kepala dan convergent, penurunan bagian
terendah 2/5,pembukaan servik 9 cm,his ada, kontraksi 4 x/10 menit, konsistensi his
sedang, pada saat persalinan.

4. PLEANING.
a. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga.
b. Menginformasikan keadaan ibu dan janinya berdasarkan hasil pemeriksaan.
c. Berikan dukungan dan asuhan pada ibu.
d. Jelaskan kemajuan persalinan pada ibu dan keluarga.
e. Pantau kemajuan persalinan sesuai dengan partograf.
f. Lakukan VT dan Vital sign setiap 30 menit atau setiap 4 jam sekali sesuai indikasi

KALA II
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :07:00 Wib
1. SUBJEKTIF.
Ibu mengatakan nyeri di atas simpisis yang menjalar ke pinggang yang sangat
kuat dan keinginan mengedan.

2. OBJEKTIF.
a. TD :120/80 mmHg.
b. Pols : 84 x/m.
c. Temp :37C.
d. Resp :24 x/m.
e. VT :10 Cm.
f. DJJ : 140 x/m.
g. Penurunan kepala : 0/5.
h. Kontraksi 5 x/10 menit selama >40 detik
Ketuban pecah warna jernih
Bayi lahir lengkap, dengan lilitan tali pusat dan BBL lebih di atas upnormal.

3. ASSESMENT
Ibu inpartu kala II persalinan, keadaan umum ibu kurang baik, ibu dengan Hb di
bawah normal, pada saat persalinan, bayi dengan kondisi lilitan tali pusat, perineum ibu
harus di epis karena perineum kaku dan terjadinya gawat janin.

4. PLANNING / PERENCANAAN
a. Antisipasi persalinan normal.
b. Pimpin persalinan, dan puji pada saat his.
c. Anjurkan perubahan posisi untuk mengurangi rasa sakit.
d. Beri dukungan pada ibu dalam menghadapi persalinan.
e. Jelaskan kemajuan persalinan.
f. Minta bantuan pada keluarga untuk membantu ibu dengan dorongan doa pada saat
persalinan

KALA III
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :07: 15 Wib
1. SUBJEKTIF
a. Ibu mengatakan terasa nyeri pada perut.

2. OBJEKTIF
a. Tidak adanya bayi kedua.
b. Menyuntikkan oxitosin 10 unit /IM, 2 menit setelah bayi lahir.
c. Adanya kontraksi.
d. Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
e. Pengeluaran plasenta lengkap dengan selaput ketuban warna merah.

3.ANALISA DATA
a. Ibu inpartu kala III persalianan.
b. Perdarahan 550cc.
c. Tinggi fundus uteri setinggi pusat.

4. PLANNING / PERENCANAAN.
a. Berikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat
b. pelepasan plasenta
1) Oksitosin dapat diberikan setelah 2 menit bayi lahir.
2) Jika tidak tersedia oksitosin, rangsang pada puting ibu atau susukan bayi segera
untuk menghasilkan oksitosin alami.
3) Lakukan penegangan tali pusat terkendali.
4) PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi.
5) Begitu plasenta terasa terlepas, keluarkan dengan menggerakan tangan atau klem
pada tali pusat mendekati plasenta,keluarkan plasenta dengan gerakanke bawah dan
ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan memegang plasenta dan perlahan
memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
6) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, massage fundus uteri agar
menimbulkan kontraksi yang dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah
perdarahan pasca persalin.
KALA IV
Tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul :07; 20 Wib
1. SUBJEKTIF.
a. Ibu mengatakan banyak darah keluar pada saat tidur miring ke samping.
b. Ibu mengatakan bayinya belum bisa menyyusui.
2. OBJEKTIF
a. K/U :ibu dan bayi kurang baik.
b. TD :120/80 x/m
c. Pols :82 x/m
d. Temp :37,4C
e. Resp :24 x/m
f. TFU : 2 jari di bawah pusat
g. Kontraksi uterus baik.
h. Perdarahan normal.
i. Lokhea rubra
j. Bayi TB : 48 cm BB : 4100gram
3. ANALISA DATA.
Perdarahan kala IV normal.
melakukan penghetingan pada bagian perineum karena episiotomy.
Penanganan lebih lanjut terhadap bayi.

4. PLANNING / PERENCANAAN
a. Observasi k/u ibu dan bayi 2 jam sekali persalianan
b. Periksa tinggi fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 30
menit kedua.
c. Periksa tanda vital sign,kandung kemih,perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan 30 menit setelah jam kedua.
d. Anjurkan pada ibu agar minum air yang banyak untuk mencegah dehidrasi.
e. Bersihkan perineum ibu dan kenakan ibu pakaian yang bersih dan kering.
f. Biarkan ibu beristirahat dan membantunya dalam posisi yang nyaman.
g. Biarkan bayi pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayinya.
h. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun sendiri dan boleh di bantu jika ibu
merasa pusing dan lemah.
i. Pastikan ibu sudah BAK setelah 3 jam persalinan

Catatan Persalinan
Pada tanggal : 09- Maret- 2012 Pukul : 09:00 Wib
His kurang kuat sampai proses persalinan berlansung, pembukaan lengkap,
penurunan kepala 0/5,DJJ 140x /menit,persalinan siap di pimpin, pada saat persalinan
bayi terjadinya lilitan tali pusat, sedikit sulit pada saat bidan menolong persalinan, bayi
lahir pukul :07:00 Wib, panjang tali pusat 55 cm,berat plasenta 500 gram, jumlah
kotiledon 20, plasenta lahir lengkap,jenis kelamin bayi laki laki,BB 4100 gram, PB 48
cm, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lokhea rubra, perdarahan
normal,k/u ibu baik hanya saja ibu merasa nyeri di bagian perineum karena harus di
heating.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan.
Tali pusat atau Umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9
bulan 10 hari menyuplai zat zat gizi dan oksigen janin. (Sarwono, 2008).
Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Lilitan tali pusat pada bayi
terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan.
Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari4.000
gram. Makrosomia adalah bila berat badannya lebih dari 4000 gram. Beratneonatus
pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram.
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi besar
/ baby giant.Faktor-faktor dari bayi tersebut diantaranya : Bayi dan ibu yang menderita
diabetes sebelum hamil dan bayi dariibu yang menderita diabetes selama kehamilan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh
penulis, oleh karena itu penulis sangat berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Dan harapan penulis semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi mahasiswa STIKes Getsampena. Atas
perhatian teman- teman, pembaca, penulis ucapkan banyak terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA.

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Tridasa Printer.


Teber, Ben-Zian. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai