Anda di halaman 1dari 7

b.

Data obyektif
a.       Keadaan umum : baik
b.      Kesadaran : composmentis
c.       Tanda-tanda vital
T : 100/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 38oC
R : 24 x/mnt
a.       Pemeriksaan fisik
Kepala :Rambut warna hitam, bersih, tidak rontok, tidak mudah dicabut, penyebaran
merata.
Muka :Tidak sembab/oedema, ekspresi wajah kadang-kadang menyeringai
menahan sakit.
Hidung :Bentuk simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, bersih, tidak ada polip.
Mata : Bentuk simetris, tidak sembab, konjungtiva palpebra,
warna merah muda, sklera putih.
Mulut : Mulut tidak ada stomatitis, tidak ada caries, bibir
lembab.
Leher :Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
kelenjar limfe.
Dada :Pernafasan normal, payudara bentuk simetris, membesar, tegang, keras pada
perabaan, nyeri tekan, puting susu agak tenggelam, dan terdapat sedikit lecet pada
kedua puting.
Abdomen :TFU tidak teraba/tidak ada fluktuasi, kandung kencing kosong.
Genetalia :Tidak ada varices, tidak ada oedema, tidak ada condiloma akuminata/matalata,
lochea berwarna putih, bau khas, tidak banyak, jahitan perineum utuh.
2. Analisa data
Diagnosa/masalah Data dasar
P10001 post partum hari ke Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama tanggal 19 Agustus 2008.
14 laktasi terjadi mastitis, •  Ibu mengatakan badan panas dingin, payudara terasa nyeri.
involusi baik, KU ibu dan Bayi lahir normal, spontan belakang kepala, langsung menangis, hidup, jenis kelamin
bayi baik dengan masalah 3100 gr, PB : 50 cm
nyeri tekan payudara. •  Bayi tidak rewel, tidak ikterus.
•   - Payudara ibu membesar, tegang, keras dan nyeri tekan
•   - Puting susu sedikit lecet, sementara tidak meneteki bayinya.
•   - TFU tidak teraba
•   - Lochea alba
•   - Saat payudara dipalpasi ibu tampak menahan rasa sakit.

B. Diagnosa Kebidanan
P10001 post partum hari ke 14 laktasi terjadi mastitis, involusi baik, KU ibu dan
bayi baik dengan masalah : Nyeri
Prognosa : baik
C. Perencanaan
1.      Diagnosa : P10001 post partum hari ke 14 laktasi terjadi mastitis, involusi baik,
KU ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri.
Tujuan : - Mastitis teratasi
- Nyeri berkurang
Kriteria : - Ibu tidak mengeluh payudara nyeri, tegang dan keras
•   - Tidak ada pus
•   - ASI keluar lancar
•   - Bayi tidak rewel
Intervensi
a. Lakukan pendekatan kepada klien dan dengarkan keluhannya.
R/ Ibu menajdi lebih kooperatif dalam mengutarakan masalahnya.
b. Observasi KU ibu dan bayi.
R/ Deteksi dni terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
c. Beri penjelasan pada klien tentang penyebab radang payudara/mastitis.
R/ Ibu mengetahui penyebab sehingga kooperatif dalam menghadapi tindakan.
d. Kaji tingkat nyeri pada kedua payudara ibu.
R/ Nyeri dalam keadaan lanjut merupakan tanda infeksi sehingga memerlukan
pengawasan yang lebih lanjut.
e. Beri penjelasan tentang penyebab rasa nyeri.
R/ Pengertian yang baik akan membuat ibu kooperatif dalam perawatan.
f. Ajarkan dan lakukan manajemen perawatan pada payudara bengkak dan puting
susu lecet.
R/ Dengan disusukan secara adekuat mastitis akan hilang.
g. Motivasi ibu untuk menyusui bayinya sering dimulai dari payudara yang tidak
lecet dan tidak sakit serta mengurangi pemberian PASI.
R/ Produksi dan pengeluaran ASI lancar, sehingga tidak terjadi mastitis.
h. Berikan antipiretik, antibiotik dan analgetik.
R/ Antipiretik menurunkan suhu badan, antibiotoik membunuh kuman dan
analgetik untuk anti nyeri.
D. Pelaksanaan
Tanggal 02-09-2008, pukul 06.20 WIB
1.      Diagnosa : P10001 post partum hari ke 14 laktasi terjadi mastitis, involusi baik,
KU ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri
Implementasi
a.       Melakukan pendekatan kepada klien yang mendengarkan keluhannya.
b.      Melakukan observasi : Keadaan umum ibu : baik
T : 100/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 38oC
R : 24 x/mnt
Laktasi, produksi ASI banyak, pengeluaran ASI kurang karena bayi belum bisa
menetek, TFU tidak teraba, lochea alba, keadaan bayi : baik, tidak rewel, tidak
ikterus, turgor kulit baik
c. Memberi penjelasan pada ibu tentang penyebab mastitis yaitu staphylococcus
aureus, infeksi terjadi melalui luka pada puting susu tetapi mungkin juga melalui
peredaran darah. Tanda-tandanya rasa panas dingin disertai dengan kenaikan
suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan.
d. Mengkaji tingkat nyeri pada kedua payudara ibu.
e. Memberi penjelasan tentang penyebab nyeri yaitu terjadi karena adanya infeksi
yang terjadi pada luka pada puting susu dan juga nyeri tersebut dikarenakan
payudara yang tegang yang berisi produksi ASI yang penuh pada payudara yang
terbendung pada payudara.
f. Mengajarkan dan melakukan manajemen perawatan
1) Payudara bengkak
- Kompres hangat dulu untuk mengurangi rasa sakit
- Ibu harus rileks
- Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
- Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah)
- Stimulasi payudara dan puting
2) Puting susu lecet
- Olesi puting susu yang lecet dengan ASI akhir (hind milk)
- Puting yang lecet diistirahatkan 1x24 jam biasanya akan sembuh sendiri dalam
2x24 jam
- Selama puting susu diistirahatkan ASI tetap dikeluarkan dengan tangan tidak
menggunakan pompa
3) Pesan ibu untuk
- Payudara disokong dengan kutang yang terbuat dari bahan yang menyerap
keringat
- Beri kompres hangat bila bayi tidak menyusu
- Beri kompres dingin pasca menyusui
g. Memotivasi ibu untuk menyusui bayinya lebih sering dimulai dari payudara yang
tidak lecet dan tidak sakit serta mengurangi pemberian PASI.
h. Memberikan obat : paracetamol X (3x1), amoxillin X (3x1), solvitral (3x1).

E. Evaluasi
Tanggal 02-09-2008, pukul 05.55 WIB
Diagnosa : P10001 post partum hari ke-14 laktasi terjadi mastitis, involusi baik, KU
ibu dan bayi baik dengan masalah : Nyeri
S : - Ibu mengatakan telah mengerti penjelasan petugas tentang perubahan
yang terjadi pada masa nifas dan penyebab mastitis.
- Ibu mengatakan akan melakukan perawatan pada payudara.
O : - Ibu kooperatif dalam bertanya.
- Ibu dapat mengungkapkan kembali penjelasan dari petugas.
- Ibu dapat meniru gerakan pijat ringan pada payudara.
A : P10001, post partum hari ke-14, involusi baik, KU ibu dan bayi baik
dengan mastitis. Pengetahuan ibu tentang mastitis dan penyebab nyeri bertambah.
P : Lanjutkan rencana tindakan.
•   Tanyakan pada bu apakah nasehat yang diberikan telah dilaksanakan.
•   Kaji ulang tingkat nyeri.
•   Tanyakan pada ibu apakah obat sudah diminum.
•   Anjurkan kontrol jika obat habis atau bila payudara semakin nyeri dan terdapat
pus.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

4.1 Post partum pada hari ke-14 Tanggal 02-09-2008, pukul 06.20 WIB dilakukan
pemeriksaan, dari hasil pemeriksaan terdapat permasalahan pada payudara: ibu
mengeluh nyeri pada payudaranya setelah 14 hari melahirkan. Berdasarkan data
yang didapat penulis melihat klien memiliki permasalahan mastitis, hal tersebut
sesuai teori Sarwono, 2002Mammae membesar, nyeri, dan pada suatu tempat kulit
merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan, jika tidak lekas diberi
pengobatan bisa terjadi abses. Pada klien ini, diberikan asuhan perawatan
payudara dan ibu disarankan untuk sering meneteki bayinya, meneteki yang baik,
sebelum meneteki berikan kompres hangat pada dada sebelum meneteki atau
mandi air hangat, pijat punggung dan leher, dan basahi putting agar bayi mudah
menetek. Setelah diberikan perawatan dalam beberapa hari, ibu merasa lebih baik
dan produksi ASI menjadi lancar, sehingga bayi pun mendapatkan ASI secara
eksklusif.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada seorang ibu dimulai segera
setelah ada kemungkinan kehamilan, bersalin hingga masa nifas serta
pemberian asuhan pada bayi baru lahir. Asuhan yang diberikan pada Ny. M
dilakukan sampai masa nifas. pada persalinan Ny. M tidak menemui
permasalahan yang berat. Pada hari ke-14 post partum payudara ibu
mengalami mastitis. Untuk penatalaksanaan kasus ini, Ny. M mendapatkan
asuhan perawatan payudara, dan disarankan agar menyusui bayinya sesering
mungkin, cara menyusui yang benar, mengompres dengan air hangat.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi BPS
Di lihat dari fasilitas pelayanan kesehatan, pemberian asuhan kebidanan di
BPS sudah baik, tingkatkan kualitas pelayanan dan jaga kebersihan di
tempat praktek.
5.2.2 Bagi institusi
pihak lembaga lebih mengoptimalkan dalam melakukan pendekatan kepada
pihak yang dijadikan lahan untuk praktik sehingga akan terjalin kerjasama
yang baik dalam upaya menempatkan mahasiswa di lapangan dan melakukan
bimbingan pada mahasiswa.
5.2.3 Bagi Mahasiswa
Belajar dari pengalaman, diharapkan untuk angkatan selanjutnya bisa lebih
baik dalam melakukan manajemen asuhan kebidanan antenatal, intranatal,
postnatal, dan bayi baru lahir secara komprehensif. Dan lebih mempersiapkan
skill maupun teori sebelum terjun ke lapangan.
5.2.4 Bagi Klien
Diharapkan klien dapat memperhatikan asuhan-asuhan yang diberikan terutama
asuhan perawatan payudara untuk mencegah dari bendungan ASI menjadi
mastitis, dank lien diharapkan sering melakukan kunjungan baik untuk
memeriksakan bayi maupun ibunya.

Anda mungkin juga menyukai