Pembelajaran take and give merupakan suatu proses pembelajaran yang berusaha mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Pernyataan lebih mengarah ke teori
belajar bermakna yang tergolong pada aliran psikologi belajar kognitif.
Langka-Langkah
Dalam model take and give ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh penyidik, yaitu
persiapan awal sebelum di kelas dan langkah pembelajaran di kelas.
TALKING STICK
Talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli
Amerika utuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum
(pertemuan antarsuku), dan sudah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku indian sebagai alat
menyimak secara adil dan tidak memihak.
Langkah-Langkah
a. Guru mambagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
c. Guru memanggil ketu-ketua untuk satu materi tugas sehingga kelompok mendapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah secara kooperatif berisi penemuan.
e. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g. Evaluasi
h. Penutup.
TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY (TAI)
Team assisted individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi
pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian
prestasi siswa. Metode ini termasuk dalam pembelajaran kooperatif.
Langkah-Langkah
Model pembelaran tipe TAI memiliki 8 tahapan dalam pelaksaannya, yaitu (1) Placement Test; (2)
Teams; (3) Teaching Group; (4) Student Creative; (5) Team Study; (6) Fact Test; (7) Team Score and Team
Recognotion; (8) Whole-Class Unit. Berikuti penjelasannya satu per satu.
Placement Test. Pada langkah ini guru memberikan tes awal (pre-test) kepada siswa. Cara ini
bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai harian atau nilai pada bab sebelumnya yang
diperoleh siswa sehingga guru dapat mengetahui kekurangan siswa pada bidang tertentu.
Teams. Langkah ini cukup penting dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TAI. Pada
tahap ini guru membentuk kelompok-kelompokyang bersifat heterogen yang trerdiri dari 4-5
siswa.
Teaching Group. Guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian tugas kelompok
Student Creative. Pada langkah ketiga, gurucperlu menekankan dan menciptakan persepsi
bahwa keberhasilan setiap siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
Team Study. Pada tahapan Team Study, siswa belajar bersama dengan mengerjakan tugas-tugas
dari LKS yang diberikan dalam kelompoknya. Pada tahapan ini guru juga memberikan bantuan
secara individual kepada siswa yang membutuhkan, dengan dibantu siswa-siswa yang memiliki
kemampuan akademis bagus di dalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer tutoring
(tutor sebaya).
Fact Test. Guru memberikan tes-tes kecil berdarakan fakta yang diperoleh siswa, misanya
dengan memberikan kuis, dan sebagainya.
Team Score and Team Recognotion. Selajutnya, guru memberikan skor pada hasil kerja
kelompok dan memberikan “gelar” penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara
cemerlang dan kelompoknyang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
Misalnya dengan menyebut mereka sebagai “kelompok OK”, “kelompok LUAR BIASA”, dan
sebagainya.
Whole-Class Units. Langkah terakhir, guru menyajikan kembali materidi akhir bab dengan
strategi pemecahan masalah untuk seluruh siswa di kelasnya.
TIME TOKEN
Tiem token adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Siswa dibentuk ke dalam kelompok
belajar, yang dalam pembelajaran ini mengajarkan keterampilan social untuk menghindari siswa
mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali dalam berdiskusi.
Langkah-Langkah
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Guru mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (ccoperative learning/CL).
Cooperative learning merupakan pembelajaran yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai
makhluk social yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung
jawab bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu,
dalam belajar berkelompok secara koopeeratif, siswa dilatih dan dibiasakan saling berbagi
pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuck bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep, menyelesaikan
persoalan atau inquiri dengan anggota kelompok 4-5 orang siswa.
c. Guru mmemberi tugas kepada siswa.
d. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik per kupon pada
tiap siswa.
e. Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi
komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan
siswa lainnnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih
memegang kupon harus biacara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga
semua anak menyampaikan pendapatnya.
f. Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
TREEFINGER
Model treefinger merupakan salah satu dari sedikit yang menangani masalah kreatfitas secara
langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Dengan melibatkan
keterampilan kognitif dan afektif pada setiap tingkat dari model ini, Treefinger menunjukan saling
hubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam mendorong belajar kreatif.
Langkah-Langkah
1. Tahap I: Basic tools
Basic tool atau teknik kreativitas meliputu keterampilan berpikir divergen (Guildford, 1967,
dikutip Parke, 1989) dan teknik-teknik kreatif. Pada bagian pengenalan, fungsi-fungsi divergen
meliputi perkembangan dari kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality),
dan keterincian (elaboration) dalam berpikir.
2. Tahap II: Practice with process
Pratic with process, yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan
yang telah dipelajari pada tahap I dalam situasi praktis. Segi pengenalan pada tahap II ini
meliputi penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian (evaluasi). Di samping itu, termasuk juga
transformasi dari beraneka produk dan isi, keterampilan metodologis atau penelitian, pemikiran
yang melibatkan analogy dan kiasan (metaphor).
3. Tahap III: Working with real problems
Working with real problem, yaitu menerapkan keterampilan yang dipelajari pada dua tahap
pertama terhadap tantangan pada dunia nyata. Disini siswa menggunakan kemampuannya
dengan cara-cara yang bermakna bagi kehidipannya. Siswa tidak hanya belajar keterampilan
berfikir kreatif, tetapi juga bagaimana menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka.