Anda di halaman 1dari 7

TAKE AND GIVE

Pembelajaran take and give merupakan suatu proses pembelajaran yang berusaha mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Pernyataan lebih mengarah ke teori
belajar bermakna yang tergolong pada aliran psikologi belajar kognitif.

 Langka-Langkah

Dalam model take and give ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh penyidik, yaitu
persiapan awal sebelum di kelas dan langkah pembelajaran di kelas.

a. Siapkan media yang terbuat dari katu.


b. Jelaskan materi sesuai TPK.
c. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk di
pelajari (dihafal) lebih kurang 5 menit. Kartu dibuat dengan ukuran kurang lebih 10x15 cm
sebnyak siswa dikelas. Tiap kartu berisi submateri (yang berbeda dengan kartu yang lainnya,
materi sesuai TPK).
d. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap siswa
harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh.
e. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-
masing (take and give) .
f. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan.
g. Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya
(kartu orang lain).
h. Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan
penguatan.
i. Kesimpulan.

TALKING STICK

Talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli
Amerika utuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum
(pertemuan antarsuku), dan sudah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku indian sebagai alat
menyimak secara adil dan tidak memihak.

 Langkah-Langkah
a. Guru mambagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
c. Guru memanggil ketu-ketua untuk satu materi tugas sehingga kelompok mendapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah secara kooperatif berisi penemuan.
e. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
f. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g. Evaluasi
h. Penutup.
TEAM ASSISTED INDIVIDUALLY (TAI)

Team assisted individualization (TAI) memiliki dasar pemikiran yaitu untuk mengadaptasi
pembelajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan maupun pencapaian
prestasi siswa. Metode ini termasuk dalam pembelajaran kooperatif.

 Langkah-Langkah

Model pembelaran tipe TAI memiliki 8 tahapan dalam pelaksaannya, yaitu (1) Placement Test; (2)
Teams; (3) Teaching Group; (4) Student Creative; (5) Team Study; (6) Fact Test; (7) Team Score and Team
Recognotion; (8) Whole-Class Unit. Berikuti penjelasannya satu per satu.
 Placement Test. Pada langkah ini guru memberikan tes awal (pre-test) kepada siswa. Cara ini
bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai harian atau nilai pada bab sebelumnya yang
diperoleh siswa sehingga guru dapat mengetahui kekurangan siswa pada bidang tertentu.
 Teams. Langkah ini cukup penting dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TAI. Pada
tahap ini guru membentuk kelompok-kelompokyang bersifat heterogen yang trerdiri dari 4-5
siswa.
 Teaching Group. Guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian tugas kelompok
 Student Creative. Pada langkah ketiga, gurucperlu menekankan dan menciptakan persepsi
bahwa keberhasilan setiap siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.
 Team Study. Pada tahapan Team Study, siswa belajar bersama dengan mengerjakan tugas-tugas
dari LKS yang diberikan dalam kelompoknya. Pada tahapan ini guru juga memberikan bantuan
secara individual kepada siswa yang membutuhkan, dengan dibantu siswa-siswa yang memiliki
kemampuan akademis bagus di dalam kelompok tersebut yang berperan sebagai peer tutoring
(tutor sebaya).
 Fact Test. Guru memberikan tes-tes kecil berdarakan fakta yang diperoleh siswa, misanya
dengan memberikan kuis, dan sebagainya.
 Team Score and Team Recognotion. Selajutnya, guru memberikan skor pada hasil kerja
kelompok dan memberikan “gelar” penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara
cemerlang dan kelompoknyang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
Misalnya dengan menyebut mereka sebagai “kelompok OK”, “kelompok LUAR BIASA”, dan
sebagainya.
 Whole-Class Units. Langkah terakhir, guru menyajikan kembali materidi akhir bab dengan
strategi pemecahan masalah untuk seluruh siswa di kelasnya.

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)


Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan
dan reinforcement.
 Langkah-Langkah
 Penyajian Kelas (Class Presentation
Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas atau sering juga
disebut dengan presentasi kelas (class presentation). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
pokok materi, dan penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan kepada kelompok. Kegiatan ini
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru.
Pada saat penyajian kelas, perserta didik harus benar-benar memerhatikan dan memahami
materi yang disampaikan guru, karean akan membantu peserta didik bekerja lebih baik pada
saat kerja kelompok dan pada saat game atau permainan karena skor game atau permainan
akan menentukan kelompok.
 Belajar dalam Kelompok (Teams)
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan kriteria kemampuan
(prestasi) peserta didik dari ulangan harian sebelummnya, jenis kelamin, etnik, dan ras.
Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik. Fungsi kelompok adalah untuk
lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan
anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau permainan.
Setelah guru memberikan penyajian kelas, kelompok ( tim atau kelompok belajar) bertugas
untuk mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok ini kegiatan peserta didik adalah
mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa. Dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.
 Permainan (Games)
Game taua permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi, dan
dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari penyajian kelas dan
belajar kelompok. Kebanyakan game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Game atau permainan ini dimainkan pada meja turnamen atau lomba
oleh 3 orang peserta didk yang mewakili tim atau kelompoknya masing-masing. Peserta didik
memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.
Peserta didik yang menjawab benar akan mendapatkan skor. Skor ini yang nantinya
dikumpulkan untuk turnamen atau lomba mingguan.
 Pertandingan atau Lomba (Tournament)
Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau permainan terjadi. Biasanya
turnamen atau lomba dilakukan pada akhir mimggu atau pada setiap unit setelah guru
melakukan presentasikelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD).
Pada turnamen atau lomba pertama, guru membagi peserta didik krdalam beberapa meja
turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinngi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga
peserta didik selanjutnya pada meja II, dan seterusnya.
 Penghargaan Kelompok (Team Recognotin)
Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,
masing-masing tim atau kelompok akan mendapatkan sertifikat atau hadiah apabila rata-rata
skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Tim atau kelompok mendapatkan julukan “Super
Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan
“Good Team” apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik
atas prestasi yang telah mereka buat.

THINK PAIRS SHARE (TPS)


Think pair share adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk
berfikir dan merespons serta saling bantu satu sama lain. Model ini memperkenalkan ide “waktu
berpikir atau waktu tunggu” yang menjadi factor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
merespons pertanyaan. TPS adalah adalah strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank
Lyman dan koleganya dari Universitas Maryland pada tahun 1981. TPS mampu mengubah asumsi bahwa
metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan.
 Langkah-Langkah
 Tahap satu, think (berpikir)
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran. Proses TPS
dimulai pada saat ini, yaitu guru mengemukakan pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke
seluruh kelas. Pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan
dijawab dengan berbagai macam jawaban.
 Tahap dua, pair (berpasangan)
Pada tahap ini siswa berpikirsecara individu. Guru meminta kepada siswa untuk secara
berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru dalam waktu
tertentu. Lamanya waktu ditetapkan berdasarkan pemahaman guru terhadap siswanya, sifat
pertanyaanya, dan jadwal pembelajaran. Siswa disarankan menulis jawaban atau pemecahan
masalah hasil pemikirannya.
 Tahap tiga, share (berbagi)
Pada tahap ini siswa secara individu mewakili kelompok atau berdua maju bersama untuk
melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada tahap terakhir ini siswa seluruh kelas akan
memperoleh keuntungan dalam bentuk mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep
yang sama dinyatakan dengan cara yang berbeda oleh individu yang berbeda.

THINK TALK WRITE (TTW)


Think talk write merupakan suatu model pembelajaran untuk melatih keterampilan peserta didik
dalam menulis. Think artinya berpikir, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berpikir artinya
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Menurut Sardiman,
berpikir adalah aktuvitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis, dan menarik
kesimpulan.
a. Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk
pelaksanaanya.
b. Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara individu
tentang apa yang ia ketahui san tidak ketahui dalam masalah tersebut. Ketika peserta didik
membuat catatan kecil inilah akan terjadi proses berpikir (think) pada peserta didik. Setelah itu,
peserta didik berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut secara individu. Kegiatan ini
bertujuan agar peserta didik dapat membedakan atau menyatukan ide-ide yang terdapat pada
bacaan untuk kemudian diterjemahka kedalam bahasa sendiri.
c. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (3-5 siswa).
d. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan dari
hasil catatan (talk). Dalam kegiatan ini mereka menggunakan bahasa dan kata-kata mereka
sendiri untuk menyampaikan ide-ide dalam diskusi. Pemahaman dibangun melalui interakasinya
dalam diskusi. Diskusi diharapkan dapat menghasilkan solusi atas soal yang diberikan.
e. Dari hasil diskusi, peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas
soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep , metode, dan solusi) dalam bentuk tulisan (write)
dengan bahasanya sendiri. Pada tulisan itu peserta didik menghubungkan ide-ide yang
diperolehnya melalui diskusi.
f. Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok lai diminta
memberikan tanggapan.
g. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang
dipelajari. Sebelum itu dipilih beberapa atau satu orang peserta didik sebagai perwakilan
kelompok untuk menjaikan jawabannya, sedangkan kelompok lain diminta memberikan
tanggapan.

TIME TOKEN
Tiem token adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Siswa dibentuk ke dalam kelompok
belajar, yang dalam pembelajaran ini mengajarkan keterampilan social untuk menghindari siswa
mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali dalam berdiskusi.
 Langkah-Langkah
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Guru mengondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (ccoperative learning/CL).
Cooperative learning merupakan pembelajaran yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai
makhluk social yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung
jawab bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu,
dalam belajar berkelompok secara koopeeratif, siswa dilatih dan dibiasakan saling berbagi
pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuck bekerja sama saling membantu mengonstruksi konsep, menyelesaikan
persoalan atau inquiri dengan anggota kelompok 4-5 orang siswa.
c. Guru mmemberi tugas kepada siswa.
d. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu kurang lebih 30 detik per kupon pada
tiap siswa.
e. Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi
komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan
siswa lainnnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih
memegang kupon harus biacara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga
semua anak menyampaikan pendapatnya.
f. Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.

TREEFINGER
Model treefinger merupakan salah satu dari sedikit yang menangani masalah kreatfitas secara
langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana mencapai keterpaduan. Dengan melibatkan
keterampilan kognitif dan afektif pada setiap tingkat dari model ini, Treefinger menunjukan saling
hubungan dan ketergantungan antara keduanya dalam mendorong belajar kreatif.

 Langkah-Langkah
1. Tahap I: Basic tools
Basic tool atau teknik kreativitas meliputu keterampilan berpikir divergen (Guildford, 1967,
dikutip Parke, 1989) dan teknik-teknik kreatif. Pada bagian pengenalan, fungsi-fungsi divergen
meliputi perkembangan dari kelancaran (fluency), kelenturan (flexibility), keaslian (originality),
dan keterincian (elaboration) dalam berpikir.
2. Tahap II: Practice with process
Pratic with process, yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan keterampilan
yang telah dipelajari pada tahap I dalam situasi praktis. Segi pengenalan pada tahap II ini
meliputi penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian (evaluasi). Di samping itu, termasuk juga
transformasi dari beraneka produk dan isi, keterampilan metodologis atau penelitian, pemikiran
yang melibatkan analogy dan kiasan (metaphor).
3. Tahap III: Working with real problems
Working with real problem, yaitu menerapkan keterampilan yang dipelajari pada dua tahap
pertama terhadap tantangan pada dunia nyata. Disini siswa menggunakan kemampuannya
dengan cara-cara yang bermakna bagi kehidipannya. Siswa tidak hanya belajar keterampilan
berfikir kreatif, tetapi juga bagaimana menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka.

TWO STAY-TWO STRAY (DUA TINGGAL-DUA TAMU)


Model pembelajaran kooperatip dua tinggal dua tamu adalah dua orang siswa tinggal di
kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang yang tinggal bertugas memberikan
informasi kepada tamu tentang hasil kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil
diskusi kelompok yang dikunjjunginya.
 Langkah-Langkah
a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa.
b. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan
masing-masing bertamu ke kelompok yang lain.
c. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka
ke tamu mereka.
d. Tanu mohon diri dam kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari
kelompok lain.
e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK)


Model pembelajaran visual, auditory, kinesthetic atau VAK adalah model pembelajaran yang
mengoptimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk menjadikan si belajar merasa nyaman. Model
pembelajaran VAK merupakan anak dari model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk
menjadikan situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjadikan kesuksesan bagi pembelajarnya di
masa depan.
 Langkah-Langkah
→ Tahap Persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat siswa
dalam belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang
kepada siswa, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk menjadikan siswa lebih
siap dalam menerima pelajaran.
→ Tahap Penyampaian (kegiatan inti pada eksplorasi)
Pada kegiatan inti, guru mengarahkan siswa untuk menemukan materi pelajaran yang baru
secara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindra, yang sesuai dengan gaya
belajar VAK. Tahap ini biasa disebut eksplorasi.
→ Tahap Pelatihan (kegiatan inti pada elaborasi)
Pada tahap pelatihan guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan menyerap pengetahuan
serta keterampilan baru dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan gaya belajar VAK.
→ Tahap Penampilan Hasil (kegiatan inti pada konfirmasi)
Tahap penampilan hasil merupakan tahap seorang guru membantu siswa dalam menerapkan
dan memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru yang mereka dapatkan, pada
kegiatan belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai