Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KASUS ASMA

BRONKIAL

Penyusunan Makalah Ini Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kegawatan Maternal dan

Neonatal Yang Di Ampu Oleh Ibu Hj. Dedeh Rohayati, SST.,M.Kes

DISUSUN OLEH : Kelompok 10

Ika Novita A.14.19.0042

Risma Nurani A.14.19.0054

Yanti Aulia Hambali A.14.19.0064

TINGKAT 2B

YAYASAN PRIANGAN CIANJUR


AKADEMI KEBIDANAN CIANJUR
Jln. Raya Abdullah Bin Nuh No. 13 Cianjur
Telp./fax. (0263) 271283 Cianjur
Email: akbidcianjur@yahoo.com
Website: www.akbidcianjur.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Kasus Asma
Bronkial”. Makalah ini disusun berdasarkan RTM (Rencana Tugas Mahasiswa)
Akademi Kebidanan Cianjur.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kegawatan Maternal dan Neonatal. Selanjutnya saya ucapkan terimakasih
kepada ibu Hj. Dedeh Rohayati, SST.,M.Kes sebagai dosen mata kuliah
Kegawatan Maternal dan Neonatal yang telah memberikan arahan dan petunjuk
yang jelas, sehingga mempermudah saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Terimakasih juga kepada teman teman seperjuangan yang telah mendukung
selesainya makalah ini tepat waktu, saya menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna oleh karena itu saya sangat terbuka pada kritik dan saran yang
membangun sehingga makalah ini bisa lebih baik lagi semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu
kebidanan.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan......................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
BAB II Pembahasan.....................................................................................2

2.1 Definisi Asma Bronkial.........................................................................2


2.2 Etiologi Asma Bronkial.........................................................................2
2.3 Tanda dan Gejala...................................................................................3
2.4 Jenis jenis Asma....................................................................................3
2.5 Patofisiologi..........................................................................................4
2.6 Pemeriksaan Laboratorium...................................................................4
2.7 Pemeriksaan Penunjang........................................................................5
2.8 Penatalaksanaan....................................................................................6
2.9 Pengaruh terhadap kehamilan & persalinan.........................................7
2.10 Hal-Hal Untuk Mencegah Agar Tidak Terjadi Serangan Asma Selama
Hamil.......................................................................................................7

BAB III Tinjauan Kasus............................................................................8

3.1 Pengkajian..............................................................................................8

3.2 Interpretasi Data.....................................................................................15

3.3 Identifikasi diagnosa & masalah potensial............................................15

3.4 Identifikasi Tindakan segera..................................................................16

3.5 Rencana menyeluruh.............................................................................16

3.6 Implementasi Kebidanan.......................................................................17

3.7 Evaluasi.................................................................................................18
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian.........................................................................................19
4.2 Identitas Klien...................................................................................19
4.3 Keluhan utama..................................................................................19
4.4 Riwayat kesehatan Dahulu................................................................19
4.5 Riwayat kesehatan Keluarga.............................................................19
4.6 Pemeriksaan Fisik.............................................................................20
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................21
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan akan menimbulkan perubahan yang luas
terhadap sebagian besar pada fisiologi organ-organ tubuh sehubungan dengan
rahim yang membesar bersama dengan tuanya kehamilan sehingga rongga
dada menjadi sempit dan gerakan paru akan terbatas untuk mengambil O2
selama pernapasan, ini akan mengakibatkan gangguan pernapasan yaitu
Asma. Dalam penatalaksanaannya pun juga akan berbeda antara Asma dalam
kehamilan dan persalinan dengan asma pada wanita yang tidak sedang hamil
atau bersalin.
Pada kehamilan, tingkat keparahan asma sendiri dapat berubah, baik
menjadi semakin ringan, berat, atau tidak berubah sama sekali. Walaupun
adanya kekhawatiran akan penggunaan obat-obatan selama kehamilan, asma
yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan efek yang tidak diinginkan
terhadap janin berupa peningkatan mortalitas perinatal, angka kejadian
prematuritas, dan angka kejadian berat badan bayi lahir rendah sehingga
penanganan asma yang baik dengan pemantauan ketat serta pengobatan asma
dengan prinsip reliever dan controller akan menurunkan morbiditas serta
mortalitas ibu hamil dengan asma, sehingga dapat menghasilkan outcome
maternal dan fetal yang maksimal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Asma?
2. Apa etiologi dari Asma?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari Asma.
4. Bagaimana Patofisiologi dari Asma?
5. Bagaimana cara menentukan diagnosa pada Asma ?
6. Bagaimana cara penatalaksanaan Asma pada kehamilan ?
7. Bagaimana pencegahan Asma ?
8. Bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Asma ?
9. Bagaimana Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan Asma ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Asma Bronkial
Asma adalah kondisi dimana otot-otot bronchi (saluran udara pada paru)
mengalami kontraksi penyimpitan sihingga menyulitkan pernapasan. Asma
bronkial, atau lebih populer dengan sebutan asma atau sesak napas, telah
dikenal luas di masyarakat. Namun pengetahuan tentang asma bronkial hanya
terbatas pada gejala asma bronkial saja, diantaranya dada terasa tertekan,
sesak napas, batuk berdahak, napas berbunyi (mengi), dll. Asma bronkial
merupakan salah satu Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yakni
penyakit paru yang memiliki kumpulan gejala klinis (sindrom) seperti yang
telah disebutkan di atas. PPOK terdiri dari:
 Asma Bronkial (asma/bengek)
 Bronkitis kronis (radang saluran napas bagian bawah)
 Emfisema paru (penurunan daya elastisitas paru)

2.2 Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronkhial.
1. Faktor Predisposisi
- Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita
alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah
terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor
pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernapasannya juga bisa
diturunkan.
2. Faktor Prepisitas
- Alergen
Dimana alergen dapat dibagai menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
Ex : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut
Ex : Makanan dan obat-obatan
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
Ex : perhiasan, logam, dan jam tangan
- Perubahan Cuaca
- Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti : musim hujan, musim kemarau,
musim bunga,. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga
dan debu
- Stress
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita
asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya
belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
- Olahraga / aktifitas jasmani yang berar
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktifitas jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat
paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena
aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas.
2.3 Tanda / Gejala Asma
- Kesulitan bernafas
- Kenaikan denyut nadi
- Nafas berbunyi, terutama saat menghembuskan udara
- Batuk kering
- Kejang otot di sekitar dada
2.4 Jenis-Jenis Asma
Asma dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Asma interisik (berasal dari dalam)
Yang sebab serangannya tidak diketahui
- Asma eksterisik (berasal dari luar)
Yang pemicu serangannya berasal dari luar tubuh (biasanya lewat
pernafasan). Serangan asma dapat berlangsung singkat atau berhari-hari.
Bisanya serangan dimulai hanya beberapa menit setelah timbulnya
pemicu. Frekuensi asma berbeda-beda pada tiap penderita. Serangan
asma yang hebat dapat menyebabkan kematian
2.5 Patofisiologi
Asma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan herediter utama.
Peningkatan respon saluran nafas dan peradangan berhubungan dengan gen
pada kromosom 5, 6,11, 12, 14 & 16 termasuk reseptor Ig E yang afinitasnya
tinggi, kelompok gen sitokin dan reseptor antigen Y –Cell sedangkan
lingkungan yang menjadi alergen tergantung individu masing-masing seperti
influenza atau rokok. Asma merupakan obstruksi saluran nafas yang
reversible dari kontraksi otot polos bronkus, hipersekresi mukus dan edem
mukosa. Terjadi peradangan di saluran nafas dan menjadi responsive terhadap
beberapa rangsangan termasuk zat iritan, infeksi virus, aspirin, air dingin dan
olahraga. Aktifitas sel mast oleh sitokin menjadi media konstriksi bronkus
dengan lepasnya histamine, prostalgladine D2 dan leukotrienes. Karena
prostagladin seri F dan ergonovine dapat menjadikan asma, maka
penggunaanya sebagai obat-obat dibidang obstetric sebaiknya dapat dihindari
jika memungkinkan.
2.6 Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya :
 Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari
kristal eosinofil.
 Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari
cabang bronkus.
 Crede yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
 Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat
mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus
plug.
2. Pemeriksaan darah
 Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
 Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas 15000 / mm 3
dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
 Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E
pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu
serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni
radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta
diafragma yang menurun.
2. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang
dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
3. Elektrokardiograf
Gambaran elektrokardiografi yang terjaid selama serangan dapat dibagi
menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada
empisema paru, yaitu :
- Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis
deviasi dan clock wise rotation
- Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya
RBB (Right Bundle Branch Block)
- Tanda – tanda hipoksemia, yakni sinus tachycardia, SVES dan VES
atau terjadinya depresi segmen ST negative.
4. Scanning Paru
Dengan scaning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi
udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru
5. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang
paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon
pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan
sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol (inhaler atau
nebulizer) golongan adrenergik. Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak
lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon
aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidka saja
penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk berat
obstruksi dan efek pengobatan. Banyak penderita tanpa keluhan tetapi
pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi
6. USG
Ibu hamil penderita asma sebaiknya rajin memeriksakan janinnya sejak
awal. Pemeriksaan denga USG dilakukan sejak usia kehamilan 12 – 20
minggu untuk mengetahui pertumbuhan janin. USG dapat diulang pada
TM II dan TM III terutama bila derajat asmanya berada pada tingkat
sedang – berat
7. Electronic Fetal Heart rate Monitoring
Untuk memeriksa detak jantung janin
2.8 Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan
serangan asma.
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya
mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan
penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatannya yang
diberikan dan bekerja sama dengan dokter atauperawat yang
merawatnya.
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2 , yaitu :
1. Pengobatan non Farmakologik :
- Memberikan penyuluhan
- Menghindari faktor pencetus
- Pemberian cairan
- Fisiotherapy
- Beri O2 bila perlu
2. Pengobatan Farmakologi
- Bronkodilator yang melebarkan saluran nafas
Seperti aminofilin atai kortikosteroid inhalasi atau oral pada
serangan asma ringan. Obat antiasma umumnya tidak berpengaruh
negatife terhadap janin kecuali adrenalin. Adrenalin mempengaruhi
pertumbuhan janin karena penyempitan pembuluh darah ke janin
yang dapat mengganggu oksigenasi pada janin tersebut.
- Memilih obat yang tidak mempengaruhi air susu.
Aminofilin dapat terkandung dalam air susu sehingga bayi akan
mengalami gangguan pencernaan, gelisah dan gangguan tidur.
Obat antiasma lainnya dan kortikosteroid umumnya tidak berbahaya
karena kadarnya dalam air susu sangat kecil
2.9 Pengaruh Terhadap Kehamilan & Persalinan
- Keguguran
- Persalinan prematur
- Pertumuhan janin terhambat
2.10 Hal-Hal Untuk Mencegah Agar Tidak Terjadi Serangan Asma
Selama Hamil
 Jangan merokok
 Kenali faktor pencetus
 Hindari flu, batuk, pilek atau infeksi saluran nafas lainnya. Kalu tubuh
terkena flu segera obati. Jangan tunda pengobatan kalu ingin asma
kambuh.
 Bila tetap mendapat serangan asma, segera berobat untuk menghindari
terjadinya kekurangan oksigen pada janin
 Hanya makan obat-obatan yang dianjurkan dokter.
 Hindari faktor risiko lain selama kehamilan
 Jangan memelihara kucing atau hewan berbulu lainnya.
 Pilih tempat tinggal yang jauh dari faktor polusi, juga hindari lingkungan
dalam rumah dari perabotan yang membuat alergi. Seperti bulu karpet,
bulu kapuk, asap rokok, dan debu yang menempel di alat-alat rumah
tangga.
 Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang
 Sering – sering melakukan rileksasi dan mengatur pernafasan
 Lakukan olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat
sehingga tahan terhadap faktor pencetus.
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Asma Pada Kehamilan


I. Pengkajian
Tanggal   : 01 April 2008
Jam         : 10.00 di BPS Mojoroto Kediri
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu           : Ny S
Umur                  : 25 tahun
Agama                : Islam
Suku Bangsa       : Jawa/Indonesia
Pekerjaan           : IRT
Pendidikan          : SMA
Alamat                : Banyuwangi
Nama Suami       : Tn ”D”
Umur                  : 30 tahun
Agama                : Islam
Suku Bangsa       : Jawa/Indonesia
Pekerjaan           : Wiraswasta
Pendidikan          : SMA
Alamat                : Banyuwangi
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan merasakan sesak saat bernafas
3. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Penyakit Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TBC, HIV/AIDS, Hepatitis B dll, menahun seperti DM,
Hipertensi, jantung, dll, Menurun Hipertensi, DM dll
 Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan ibunya pernah menderita penyakit asma

 Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu mengatakan pad akehamilannya sekarang disertai
penyakit Asma sejak trimester 2 yaitu pada usia kehamilan 6 bulan.
4. Riwayat Menstruasi
- Amenorhoe : 7 bulan
- Menarche : 12 tahun
- Lama : ± 7 hari
- Banyak/sedikit : Banyak
- Siklus : ± 28 hari
- Dismonerhoe : (+) pada hari 1 – 3 menstruasi
- Fluor albus : (+) kadang-kadang sebelum 2 hari
menstruasi
- HPHT : 24 Juli 2007
- TP / HPL : 01 Mei 2008
5. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang pertama.
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB
7. Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan pernikahan 1 x dan usia pernikahannya  1 th
8. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga dan lingkungan
sekitarnya baik
9. Riwayat Sosial Budaya
Ibu mengatakan kadang masih mempercayai adat istiadat yang ada
didaerahnya.
10. Pola kebiasaan sehari – hari
Pola Kebiasaan Sebelum hamil Sesudah hamil
1.   Nutrisi -     Makan sehari 3x porsi-     Makan sehari 3 -4x porsi biasanya
biasanya sayur, lauk sayur, lauk pauk. Minum ± 8 gelas
pauk. Minum ± 8 sehari
gelas sehari

2.   Eliminasi -     BAB 1 – 2 x/ hari, bau


a.       BAB khas, konsistensi-     BAB 1 – 2 x/ hari, bau khas,
lembek warna kuning konsistensi lembek warna kuning
kecoklatan kecoklatan

-     BAK 5 – 6 x/hari,


-      bau khas, warna
b.      BAK jernih kekuningan -     BAK 6 - 7 x/hari, bau khas, warna
jernih kekuningan.
-     Mengajar dan
melakukan kegiatan
3.   Aktifitas sebagai ibu RT misal-      Sejak usia kehamilan 8,5 bln ibu
memasak, mencuci dll cuti mengajar, karena asma yang
menyertai kehamilannya ibu
Tidur malam ± 6 – 8 mengurangi kegiatan Rtnya
jam/hari, tidur siang   
± 1 – 2 jam (kadang-
kadang)
4.   Istirahat -     2 – 3 x dalam 1 mgg -     Tidur malam ± 6 – 8 jam/hari, tidur
siang    ± 2 – 3 jam/hari
-     Mandi 2 - 3 x dalam
sehari, ganti celana
5.   Sexual dalam 2 x sehari Ibu mengatakan jarang melakukan
hub sexual saat dirinya hamil

6.   Personal -     Mandi 2 - 3 x dalam sehari, ganti


Higiene celana dalam 2 x sehari

B. Data Objektive
1. Pemeriksaan Umum
KU                          : baik
Kesadaran               : Composmetis
BB sebelum hamil :   56 Kg
BB sekarang            : 66 Kg
TB                           : 155 cm
Lila                          : 23 cm
TTV ; TD                : 120/90 mmHg
                N       : 90 x / mnt
                RR     : 30 x / mnt
                S       : 367 0 C

2. Pemeriksaan Khusus
 Inspeksi
-   Kepala : Rambut hitam, kulit kepala bersih, luka (-),
ketombe (-), tidak rontok, benjolan (-).
-   Muka : Simetris
-   Mata : Konjungtiva merah muda, sklera puith anemis
(-), oedema palpebra (-)
-   Hidung : Simetris, tidak polip, tidak ada sekret hidung
-   Bibir : Cyanosis (-), mukosa kering (-), stomatitis (-),
lidah tdk kotor
-   Gigi : Caries (-)
-   Telinga : Bersih, tidak ada serumen
-   Leher : Pembesaran K. Tyroid (-), pembesaran vena
jugularis
-   Buah dada : Keluarnya colostrum puting susu menonjol,
areola coklat
-   Perut : Linea nigra (+), strie albican (-), pembesaran
sesuai UK
-   Ekstrimitas : Kekuatan otot 5   5 , tidak ada 2   2

-   Genetalia : Baik


-   Anus : Hemoroid  (-)
Nyeri (-)
 Palpasi
-    Leher           : tidak ada pembengkakan
-    Genetalia      : -
-    Buah dada    : Massa (-)
-    Abdomen     :
a.       Leopold I : TFU 3 jari dibawah prsesus
xipoideus (UK 36 mgg)
b.      Leopold II : PUKA, DJJ : 130 x/mnt
c.       Leopold III : Persentasi Kepala
d.      Leopold IV : Belum masuk PAP
Variasi         : -
Mc. Donald : TFU 31,5 cm
TBJ             : 3177,5 gr
 Auskultasi
-   Dada : Menunjukkan Ronkhi dan bising mengi
difus inspirasi dan ekspirasi. Ekspirasi
memanjang pada status asmatikus,
pernapasan sangat sulit dan bising mengi
dapat didengar tanpa stetoskop
(Kedaruratan ibstetri dan ginekologi Hal :
95)
-   DJJ : 130 x / mnt
-Pucntum : dibawah pusat
Maximum

3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium : Dilakukan
1.      Px Sputum  terdapat adanya kristal
charcot leyden yang merupakan
e.         degranulasi dari kristal eosinopil.
2.      Px darah  AGD normal, terdapat
peningkatan dari SGOT dan LDH,
Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-
kadang diatas 15.000 / mm3 
menandakan terdapatnya suatu infeksi
3.      Px faktor alergi  peningkatan IGE pada
waktu serangan dan menurun pd waktu
bebeas dari serangan
b. .Laboratorium : Dilakukan
1.      Px Radiologi (Foto thoraks)  Normal,
juga digunakan untuk mengetahui, jika
f.    ada komplikasi seperti pneomonia.
(Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi ; hal
97)
2.      Px tes kulit  Normal, untuk mencari
faktor alergi
3.      EKG  terdapatnya tanda-tanda
hipertropi otot jantung
4.      Px USG  Janin tunggal, hidup,
intrauteri, presentasi kepala
II. INTERPRETASI DATA
Dx :      NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma    
Bronchial
Ds  :      Ibu mengatakan adanya serangan asma dan sesak dada disertai oleh
batuk dan mengi
Do  :      Ku Baik
 TTV : TD      : 120/90 mmHg            Bising mengi (+)
              N      : 90 x / mnt
              S       : 367 0 C
Ronchi : (+)
Masalah : - Sesak dada
                 - Bising mengi
Kebutuhan : - Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat dan minum
- Menganjurkan ibu untuk bernafas normal saat timbul
serangan
- Menganjurkan ibu untuk menghindari tempat-tempat polusi
III. Megantisipasi Diagnosa / Masalah Potensial
Dx : NY ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma
Bronchial
Dx Potensial : Infeksi saluran pernafasan
Mx Potensial : - Sesak nafas
                         - Foetel Nafas
Antisipasi penanganan :
Mx Sesak nafas :
- Memberikan obat – obatan Asma yang sama dengan obat asma saat tidak
hamil misalnya : Aminofilin, Eidrin, Epinefrin dan Kortikosteroid.
- Mencegah agar tidak terjadi serangan asma saat hamil yaitu dengan
menghindari kebiasaan buruk misalnya merokok, dan jangan menunda
pengobatan agar tidak memperparah keadaan
Mx Foetal Distres :
- Memeriksa janin secara teratur melalui USG dan Doppler
- Memberi obat yang tidak membahayakan janin
- Anjurkan ibu untuk miring ke kiri saat tidur agar sirkulasi O2 ke janin
lancar.

IV. Mengidentifikasi Kebutuhan Segera


Kolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain untuk menemukan
terapi yang tepat untuk metalaksanakan pasien
V. Menyusun Rencana Asuhan
Tujuan : Asma pada ibu berkurang / sembuh
Kriteria hasil : sesak nafas, mengi batuk-batuk pada ibu berkurang dan
kehamilannya normal sampai aterm
1. Sembuhkan dan mengendalikan gejala Asma
R/ Agar gejala dini langsung diatasi dan asma tidak makin memburuk.
2. Hindarkan kemungkinan infeksi pernafasan dan tekanan emosional
R/ Tekanan emosional seperti terkejut, marah, sedih dll, akan memicu
serangan asma yang jika terjadi secara berulang-ulang akan
menyebabkan terjadinya infeksi pernafasan.
3. Ajarkan Olahraga atau senam asma
R/ Agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan terhadap faktor
pencetus terjadinya asma
4. Ingatkan agar ibu hanya minum obat-obatan yang dianjurkan oleh
dokter
R/ Mencegah agar tidak mempengaruhi pertumbuhan janin
5. Berikan terapi inhalasi kortikosteroid, bronkodilator dan Aminofilin
R/ Penggunaan terapi inhalasi / inhaler dapat digunakan sendiri
sewaktu-waktu jika terjadi serangan asma
6. Berikan bronkhodilator (terbutaline 2,5 mg oral setiap 4 – 6 jam atau
250 g setiap 15 menit dalam 3 dosis )
R/ Merelaksasi otak halus dan menurunkan spasme jalan nafas, mengi
dan produksi mukosa.
7. Berikan antibiotik jika ada kecurigaan adanya infeksi
R/ Antibiotikmencegah terjadinya infeksi
8. Hindari stress dan ciptakan lingkungan psikologi yang tenang.
R/ Jika lingkungan psikologi tenang, maka emosi ibu akan stabil 
sehingga mengurangi serangan asma
9. Beri KIE pada ibu untuk tidak memelihara kucing dan hewan berbulu
lainnya
R/ Dulu hewan merupakan salah satu faktor pencetus alergi
10. Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien contoh : meninggikan
kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
R/ Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi pernafasan
dengan menggunakan gravitasi
11. Beri penjelasan pad aklien tentang penyakitnya dan diskusikan
obat pernafasan efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan.
R/ Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi
pada rencana pengobatan serta penting bagi pasien memahami
perbedaan antara efek samping mengganggu dan merugikan.
12. Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai
toleransi jantung memberikan air hangat.
R/ Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, penggunaan
cairan hangat dapat menurunkan kekentalan sekret, penggunaan cairan
hangat dapat menurunkan spasme bronkus  

VI. Implementasi
- Menyembuhkan dan mengendalikan gejala asma
- Mengajarkan olahraga atau senam asma
- Mengingatkan agar ibu hanya minum obat-obatan yang dianjurkan oleh
dokter
- Memberikan terapi inhalasi kortikosteroid, bronkodilator dan Aminofilin
- Memberikan bronkodilator (terbutaline 2,5 mg oral setiap 4 – 6 jam atau
250 g setiap 15 menit dalam 3 dosis )
- Memberikan KIE pada ibu untuk tidak memelihara kucing dan hewan
berbulu lainnya
- Menempatkan posisi yang nyaman pada pasien. Contoh : meninggikan
kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
- Memberikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan
mendiskusikan obat pernafasan efek samping dan reaksi yang tidak
diinginkan
- Menganjurkan untuk meningkatkan masukan cairan sampai dengan 3000
ml/hari sesuai toleransi jantung memberikan air hangat.
VII. Evaluasi
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan apa yang disampaikan petugas
O : KU Baik
TTV ;       TD      : 140/80 mmHg
        N      : 84 x / mnt
        RR    : 28 x / mnt
        S       : 367 0 C
A : Ny ”S” GIP0000 UK 36 minggu T/H/I Letkep dengan Asma Brnchial
P :  - KIE tentang keadaan Ibu
- Berikan terapi oral hingga serangan asma ibu berkurang
- Anjurkan senam asma
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan tahap yang sistematis dalam mengumpulkan

data tentang individu, keluarga, dan kelompok ( Carpenito & Moyet, 2007)

Dalam melakukan pengkajian pada klien data didapatkan dari klien, beserta

keluarga, catatan medis serta tenaga kesehatan lain.

4.2 Identitas klien

Dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, data bisa didapatkan dari

klien, keluarga dan juga perawat di Puskesmas.

4.3 Keluhan utama

Pada keluhan utama dalam tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus tidak
ada terdapat kesenjangan data pada saat dilakukan pengkajian.

4.4 Riwayat Kesehatan Dahulu

Pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan data,

karena pada kasus yang di temui klien memiliki riwayat pernah dirawat

sebanyak 2 kali dengan kasus yang sama.

4.5 Riwayat kesehatan keluarga

Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga dari genogram keluarga ada

mengalami penyakit yang sama seperti yang diderita klien, karena dikonsep

teoritis terdapat faktor resiko pada asma bronchial, dan pada kasus terdapat

kelurga klien yang mengalami penyakit asma, hipertensi dan juga DM.
4.6 Pemeriksaan fisik

Dalam pengkajian pemeriksaan fisik pada teoritis dan tinjauan kasus tidak

terdapat adanya kesenjangan data karena pemeriksaan sangat penting


dilakukan untuk menggali sejauh mana perkembangan penyakit dan kondisi

klien.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Asma adalah kondisi dimana otot-otot bronchi (saluran udara pada paru)
mengalami kontraksi penyimpitan sihingga menyulitkan pernapasan. Asma
bronkial, atau lebih populer dengan sebutan asma atau sesak napas, telah
dikenal luas di masyarakat. Namun pengetahuan tentang asma bronkial hanya
terbatas pada gejala asma bronkial saja, diantaranya dada terasa tertekan,
sesak napas, batuk berdahak, napas berbunyi (mengi), dll. Asma bronkial
merupakan salah satu Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yakni
penyakit paru yang memiliki kumpulan gejala klinis (sindrom) seperti yang
telah disebutkan di atas. PPOK terdiri dari:
 Asma Bronkial (asma/bengek)
 Bronkitis kronis (radang saluran napas bagian bawah)
 Emfisema paru (penurunan daya elastisitas paru)
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Pemberdayaan Perempuan. 2014. Angka Kematian Ibu.


Available from : http://www.menegpp.go.id/v2/index.php/datadanin
formasi /kesehatan?download=23:angka-kematian-ibu-melahirkan-aki.
[Accessed 2014, July 19].
2. From the Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global
Initiative for Asthma (GINA) 2014. Available from:
http://www.ginasthma.org/. [Accessed 2014, July 19].
3. Cunningham FG et al. Asma Dalam Kehamilan. Dalam: Obstetri
Wiilliams Volume II. Edisi XXI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
4. Prawirohardjo S & Hanifa W. Asma Dalam Kehamilan. Dalam: Ilmu
Kandungan. Edisi II. 2005. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
5. Moechtar R. Asma Dalam Kehamilan. Dalam: Sinopsis Obstetri. Jilid II.
Edisi II. 1998. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Anda mungkin juga menyukai