Segala puji bagi Tuhan YME yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-
Nya. Alhamdulillah, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PATOFISIOLOGI. dengan judul “ASMA” Karena
terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis, maka makalah ini jauh dari sempurna.
Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis menyadari
bahwa tugas makalah ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari
pembaca. Semoga makalah ini berman faat bagi penulis dan pembaca.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................1
Daftar Isi..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3
A. Latar Belakang...................................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................3
B. Tujuan dan Manfaat............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Pengertian.........................................................................................3
B. Gejala Dari Penyait Asma................................................................4
C. Penyebab Dari Penyait Asma...........................................................5
D. Patofisiologi Dari Penyait Asma......................................................5
E. Pathway............................................................................................6
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG.
Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia. Asma dapat bersifat
ringan dan tidak mengganggu aktiviti, akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu
aktiviti bahkan kegiatan harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan
dapat menimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan produktiviti serta
menurunkan kualiti hidup. Kemajuan ilmu dan teknologi di belahan dunia ini tidak
sepenuhnya diikuti dengan kemajuan penatalaksanaan asma, hal itu tampak dari data
berbagai negara yang menunjukkan peningkatan kunjungan ke darurat gawat, rawat inap,
kesakitan dan bahkan kematian karena asma. Berbagai argumentasi diketengahkan seperti
perbaikan kolektif data, perbaikan diagnosis dan deteksi perburukan dan sebagainya. Akan
tetapi juga disadari masih banyak permasalahan akibat keterlambatan penanganan baik
karena penderita maupun dokter (medis).
Kesepakatan bagaimana menangani asma dengan benar yang dilakukan oleh National
Institute of Heallth National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) bekerja sama dengan
World Health Organization (WHO) bertujuan memberikan petunjuk bagi para dokter dan
tenaga kesehatan untuk melakukan penatalaksanaan asma yang optimal sehingga
menurunkan angka kesakitan dan kematian asma. Petunjuk penatalaksanaan yang telah
dibuat dianjurkan dipakai di seluruh dunia disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan
negara masing-masing. Merujuk kepada pedoman tersebut, disusun pedoman
penanggulangan asma di Indonesia. Diharapkan dengan mengikuti petunjuk ini dokter dapat
menatalaksana asma dengan tepat dan benar, baik yang bekerja di layanan kesehatan dengan
fasiliti minimal di daerah perifer, maupun di rumah sakit dengan fasiliti lengkap di pusat-
pusat kota. Dewasa ini penatalaksanaan penyakit harus berdasarkan bukti medis (evidence
based medicine). Ada 4 kriteria bukti medis yaitu bukti A, B, C dan D. Bukti A adalah yang
paling tinggi nilainya dan sangat dianjurkan untuk diterapkan, sedangkan bukti D adalah
yang paling rendah. Pada tabel 1 dapat dilihat keempat kriteria tersebut. Petunjuk
penatalaksanaan yang dimuat di buku ini sebagian berdasarkan bukti medis.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan asma?
2. Tanda dan gejala dari penyakit asma.
3. Jenis gangguan dari penyakit asma?
4. Akibat dari gangguan penyakit asma
5. Patofisiologi penyakit asma.
3. TUJUAN DAN MANFAAT
Agar mahasiswa memahami apa itu penyakit asma, penyebab,gejala,akibat serta
patofisiologi terjadinya penyakit asma.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Penyakit asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang
berarti “sukar bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan
mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma juga disebut penyakit paru-
paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena
pengencangan dari otot sekitar saluran pernafasan, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan,
dan iritasi pada saluran nafas di paru-paru. Hal lain juga disebutkan bahwa Asma adalah
penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap
bermacam – macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan
sekresi yang berlebih – lebihan dari kelenjar – kelenjar di mukosa bronchus. Asma adalah
penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan
karena pengencangan dari otot sekitar saluran pernafasan, peradangan, rasa nyeri,
3
pembengkakan, dan iritasi pada saluran nafas di paru-paru dengan kata lain Asma adalah
suatu keadaan di mana terjadi penyempitan pada aliran nafas akibat dari rangsangan
tertentu(pemicu)sehingga menyebabkan peradangan dan menyebabkan sulitnya bernafas dan
berbunyi "ngik" setiap bernafas.
Hal ini biasanya mengurangi kualitas hidup seorang penderita karena bisa
menyebabkan gampang lelah dan gampang sakit. Pada saat seseorang penderita asma terkena
faktor pemicunya, maka dinding saluran nafasnya akan menyempit dan membengkak
sehingga menyebabkan sesak nafas. Kadang, dinding saluran nafas pun dilumuri oleh lendir
yang lengket sehingga dapat menyebabkan sesak nafas yang lebih parah. Jika tidak ditangani
dengan baik, asma bahkan dapat menyebabkan kematian. Banyak kasus-kasus penyakit asma
di masyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun belum tentu
mendapatkan pengobatan secara baik. Belum lagi masalah biaya pengobatan, absennya dari
sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial serta pengaruh sesak.
Asma dan rinitis alergi merupakan penyakit alergi yang saat ini masih menjadi
problem kesehatan karena pengaruhnya dalam menurunkan tingkat kualitas hidup dan
dibutuhkan biaya besar dalam penatalaksanaannya. Dengan angka prevalensi yang berbeda-
beda antara satu kota dengan kota lainnya dalam satu negara, di Indonesia prevalensi asma
berkisar antara 5-7%.11 Definisi asma menurut Global Initiative for Asthma (GINA), asma
adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran napas dengan berbagai sel yang berperan,
khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada individu yang rentan inflamasi,
mengakibatkan gejala episode mengi yang berulang, sesak napas, dada terasa tertekan, dan
batuk khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini berhubungan dengan obstruksi saluran
napas yang luas dan bervariasi dengan sifat sebagian reversibel baik secara spontan maupun
dengan pengobatan. Inflamasi ini juga berhubungan dengan hipereaktivitas jalan napas
terhadap berbagai rangsangan.
Asma juga merupakan suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang
menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga menyebabkan
gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk terutama
pada malam atau dini hari.Penyebab pasti dari penyakit asma belum diketahui.
Para peneliti berpikir beberapa interaksi faktor genetik dan lingkungan bisa
menyebabkan asma, paling sering terjadi pada awal kehidupan.
Sesak dada.
4
Batuk, terutama pada malam hari atau dini hari.
Napas pendek.
Mengi, kondisi yang menyebabkan suara siulan saat menghembuskan napas.
Serangan asma adalah episode yang terjadi ketika gejalanya memburuk. Serangan asma dapat
terjadi secara tiba-tiba dan dapat mengancam jiwa. Orang yang menderita asma parah mengalami
serangan asma lebih sering.
Pola dalam gejala asma penting dan dapat membantu dokter membuat diagnosis. Perhatikan
kapan gejala terjadi:
5. PATHWAY ASMA
5
Faktor Pencetus Serangan
Histamin
Sel mast berikatan dengan basophil sehingga terjadi pelepasan
produk sel mast, berupa Histamin, Leukosit dan Sitokin
Penumpukan CO2
Demam Sesak nafas di paru-paru
Kelelahan otot
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang
disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma juga disebut penyakit paru-paru kronis
yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini disebabkan karena pengencangan dari
otot sekitar saluran pernafasan, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan, dan iritasi pada
saluran nafas di paru-paru. Hal lain juga disebutkan bahwa Asma adalah penyakit yang
disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus terhadap bermacam – macam
stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau bronkhiolus dan sekresi yang
berlebih – lebihan dari kelenjar – kelenjar di mukosa bronchus.
7
DAFTAR PUSTAKA
Tamher Sayti, Heryati. 2002. Patologi nekrosis cedera kulit.Tran Info Media.
Jakarta Timur
http://www.scribd.com/doc/43977116/Nekrosis-Sel
https://www.academia.edu/5466932/Nekrosis
http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120067_2_2566.pdf
https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Necrosis&hl=id&sl=en&tl=id&client