OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN
SARS”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR …………………………...…………………….. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3. Tujuan .......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 5
2.1. Definisi SARS ……………………...…….................................5
2.2. Etiologi SARS………………..….............................................10
2.3. Patofisiologi SARS……...……………...............................……... 16
2.4. Tanda dan Gejala SARS......................................................... 19
2.5. Pemeriksaan Diagnostik SARS ………………………….……. 20
2.6. Penatalaksanaan SARS …………………………………......... 21
2.7. Komplikasi SARS ……………………………………………...22
2.8. Asuhan Keperawatan SARS …………………………………..23
BAB III PENUTUP ................................................................................. 23
3.1. Kesimpulan .................................................................................. 23
3.2. Saran ............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 27
BAB I
PENDAHULUAN
SARS itu singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome atau Corona Virus
Pneumonia (CVP), suspek (suspect case) terjadi pada seseorang setelah 1 Februari 2003 lalu.
Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda kawasan Asia dan terus
meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas keenam di wilayah
administrative.
Badan kesehatan dunia (WHO) mengeluarkan suatu peringatan keseluruh dunia tentang
adanya suatu penyakit yang disebutnya sebagai syndrome pernafasan akut parah (SARS).
Penyakit ini digambarkan sebagai radang paru (Pneumonia) yang berkembang secara sangat
cepat, progresif dan sering kali bersifat fatal, dan diduga berawal dari suatu provinsi di China
utara.
SARS secara klinis lebih banyak melihatkan bagian bawah. Dibandingkan dengan
saluran napas bagian atas. Pada saluran napas bawah, sel-sel asinus adalah sasaran yang lebih
banyak terkena dari pada trakea ataupun bronkus. Menurut hasil pemeriksaan post mortem
yang dilakukan, diketahui bahwa SARS memiliki 2fase di dalam patogenesisnya.
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-
paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya
pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).
2.2 Etiologi
Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun
tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :
1) Pneumonia
6) Emboli paru
2.3 Patofisisologi
Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan
paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya
melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.
Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga
melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu
merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan
secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui
udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu
gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan
penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam
atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak
langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada
petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi
atau nebulasi.
Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-
pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien
penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada
pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut
probable SARS atau bisa diduga terkena SARS.
Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul
bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah
gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita
SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan
pasien.
Bronkoskopi.
2.6 Penatalaksanaan
1) Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
Terapi oksigen
Humidifikasi dengan nebulizer
Fisioterapi dada
Pengaturan cairan
Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
Obat inotropic
Ventilasi mekanis
Drainase empyema
Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup
2) Terapi antibiotic
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan
fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum
tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk
menutupi terhadap patogen pernafasan Common per nasional atau pedoman
pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik.
Selain efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory
dikenal memiliki sifat, khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada
kursus SARS adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil
pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan
atau terapi antibiotik saja.
2.7 Komplikasi
1) Abses paru
2) Efusi pleural
3) Empisema
4) Gagal nafas
5) Perikarditis
6) Meningitis
7) Atelektasis
8) Hipotensi
9) Delirium
11) Dehidrasi
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 38 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : SWASTA
Pendidikan : SMA
Alamat : Ploso
No. Reg : 19210
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur : 35 Tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Ploso
RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sesak nafas
PEMERIKSAAN FISIK
TD : 100/60 mmHg
RR : 35x/menit
Suhu : 38,50C
Nadi : 105x/menit
Pemeriksaan Per Sistem
Hidung
Mulut
Area dada
Inspeksi : Sesak, batuk, nyeri dada, penggunaan alat bantu pernafasan, pernafasan
diafragma dan perut meningkat pernafasan cuping hidung.
Wajah
Inspeksi :sembab,pucat,konjungtivapucat
Leher
Jantung
Inspeksi : Simetris
Ekstrimitasbawah
Palpasi :Tidak ada CRT, suhu akral panas, tidak adanya odem
System reproduksi
Anamnesa : tidak ada keluhan
Persepsisensori
Anamnesa : tidak ada nyeri pada mata, tidak ada masalah pada penglihatan
Mata
Inspeksi : simetris.
Kornea : Normal berkilau
Iris dan pupil : warna iris dan ukuran normal
Lensa : Normal jernih dan transparan
Sclera : warna ( putih)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal
(seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku
penderita tampak kebiruan ( sianosis, karena kekurangan oksigen).
Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbuhan cairan ditempat yang seharusnya terisi udara).
CT-scan toraks menunjukkan gambaran Bronkiolitis Obleterans Organizing Pneumonia (BOOP).
ANALISIS DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Pasien mengeluh Hipersekresi jalan napas Bersihan jalan napas tidak
sesak nafas. efektif
DO:
- Terdapat ronkhi pada
paru kanan dan kiri.
- Tidak mampu batuk
secara produktif.
- Terdapat sianosis.
- Frekuensi nafas
35x/mnt.
- Frekuensi nadi
105x/menit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan napas tidak efektif
Berhubungan dengan Hipersekresi jalan napas yang ditandai dengan :
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
Bersihan jalan napas tidak Tujuan: Manajemen Jalan Napas 1.01011
Setelah dilakukan tindakan
efektif b.d Hipersekresi jalan Observasi:
keperawatan dalam waktu
napas yang ditandai dengan: 2x24 jam masalah nyeri 1. Monitor jalan napas.
angkut teratasi.
DS: Pasien mengeluh 2. Monitor bunyi napas
Kriteria Hasil:
sesak nafas. 1. Batuk efektif tambahan.
meningkat.
DO: 3. Monitor sputum.
2. Sianosis menurun
- Terdapat ronkhi pada 3. Ronkhi menurun Terapeutik:
4. Frekuensi nafas
paru kanan dan kiri. 4. Pertahankan kepatenan jalan
membaik
- Tidak mampu batuk 5. Frekuendi nadi napas dengan head-tit dan
membaik.
secara produktif. chin-lift.
- Terdapat sianosis. 5. Posisikan semi-Fowler atau
- Frekuensi nafas Fowler.
35x/mnt. 6. Berikan minum hangat.
- Frekuensi nadi 7. Lakukan fisioterapi dada,jika
105x/menit. perlu.
8. Lakukan penghisapan lender
kurang dari 15 detik.
9. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal.
10. Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep McGill.
11. Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi:
12. Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari.
13. Ajarkan teknik batuk efektif.
Kolaborasi:
14. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TTD DAN
DIAGNOSA NAMA
PUKUL IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TERANG
PERAWAT
Bersihan jalan napas 08.00 1. Memonitor jalan napas Reni
tidak efektif b.d
08.30 2. Memonitor bunyi nafas Reni
Hipersekresi jalan
napas yang ditandai
08.45 3. Memonitor spitum Dian
dengan:
DS: Pasien
4. Mempertahankan kepatenan jalan
09.00 Dian
mengeluh nafas.
sesak nafas.
5. Memposisikan semi-Fowler atau
DO: 09.30 Nila
Fowler
- Terdapat
ronkhi pada 10.00 6. Memberikan minuman hangat Nila
paru kanan
10.30 7. Melakukan fisioterapi dada Ipus
dan kiri. 10.45 8. Melakukan penghisapan lender Ipus
kurang dari 15detik.
11.15 9. Melakukan hiperoksigenasi sebelum Prabu
penghisapan endrotrakeal.
10. Mengeluarkan sumbatan benda padat Prabu
dengan forsep MbGill
11. Memberikan oksigen
CATATAN PERKEMBANGAN
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
https://www.academia.edu./35770094/Makalah_sars