Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN SARS

OLEH :

1. ANITA RULIANTI (192102005)


2. DIAN AYU SAFITRI (192102009)
3. IPUS SONIA (192102015)
4. M. PRABU ASWINAR Y. B. (192102019)
5. NILA DWI PUSPITASARI (192102020)
6. RENI ROBIYATI (192102022)

D III KEPERAWATAN 2019


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN AJARAN 2020 – 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN
SARS”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita.

Jombang, 23 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR …………………………...…………………….. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3. Tujuan .......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 5
2.1. Definisi SARS ……………………...…….................................5
2.2. Etiologi SARS………………..….............................................10
2.3. Patofisiologi SARS……...……………...............................……... 16
2.4. Tanda dan Gejala SARS......................................................... 19
2.5. Pemeriksaan Diagnostik SARS ………………………….……. 20
2.6. Penatalaksanaan SARS …………………………………......... 21
2.7. Komplikasi SARS ……………………………………………...22
2.8. Asuhan Keperawatan SARS …………………………………..23
BAB III PENUTUP ................................................................................. 23
3.1. Kesimpulan .................................................................................. 23
3.2. Saran ............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SARS itu singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome atau Corona Virus
Pneumonia (CVP), suspek (suspect case) terjadi pada seseorang setelah 1 Februari 2003 lalu.
Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini terus melanda kawasan Asia dan terus
meminta korban. Seorang pasien di Hongkong menjadi korban tewas keenam di wilayah
administrative.

Badan kesehatan dunia (WHO) mengeluarkan suatu peringatan keseluruh dunia tentang
adanya suatu penyakit yang disebutnya sebagai syndrome pernafasan akut parah (SARS).
Penyakit ini digambarkan sebagai radang paru (Pneumonia) yang berkembang secara sangat
cepat, progresif dan sering kali bersifat fatal, dan diduga berawal dari suatu provinsi di China
utara.

SARS secara klinis lebih banyak melihatkan bagian bawah. Dibandingkan dengan
saluran napas bagian atas. Pada saluran napas bawah, sel-sel asinus adalah sasaran yang lebih
banyak terkena dari pada trakea ataupun bronkus. Menurut hasil pemeriksaan post mortem
yang dilakukan, diketahui bahwa SARS memiliki 2fase di dalam patogenesisnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyakit SARS?


2. Apa etiologi penyakit SARS?
3. Bagaimana patofisiologi penykit SARS?
4. Apa tanda dan gejala penyakit SARS?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada penyakit SARS?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit SARS?
7. Apa saja komplikasi pada penyakit SARS?
8. Bagaimana asuhan keperawatan SARS?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi penyakit SARS


2. Untuk mengetahui etiologi penyakit SARS
3. Untuk mengetahui patofisiologi penykit SARS
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit SARS
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada penyakit SARS
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada penyakit SARS
7. Untuk mengetahui komplikasi pada penyakit SARS
8. Untuk mengetahui asuhan keperatan pada SARS
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit


pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-
paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya
pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).

2.2 Etiologi

Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO mengumumkan


kesepakatan bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi adalah mayoritas agen
penyebab SARS. Coronavirus berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa
Latin yang artinya “crown” atau mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu
sendiri yang kalau dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota.

Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun
tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :

1) Pneumonia

2) Tekanan darah yang sangat rendah (syok)

3) Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung)

4) Beberapa transfusi darah

5) Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi

6) Emboli paru

7) Cedera pada dada

8) Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin


9) Trauma hebat

10) Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak). 

2.3 Patofisisologi

Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae)


yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus ini stabil pada tinja dan
urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada
penderita diare. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui
saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru.

Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan
paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya
melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien.
Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga
melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi.

Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya pada waktu
merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau kontak langsung dengan
secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau probable. Penularan melalui
udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu kendaraan atau dalam satu
gedung diperkirakan tidak terjadi, asal tidak kontak langsung berhadapan dengan
penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat terdapat demam
atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.

Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak
langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada
petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi
atau nebulasi.

2.4 Tanda dan Gejala

Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-
pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien
penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada
pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut
probable SARS atau bisa diduga terkena SARS.

Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul
bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah
gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita
SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan
pasien.

Tetap diperlukan pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena


penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya
mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim
hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis. Tapi
semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus dilangsungkan sampai sekarang.

2.5 Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.

2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi


pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali
rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena
kekurangan oksigen).

3) Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :

 Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat


yang seharusnya terisi udara)

 Gas darah arteri

 Hitung jenis darah dan kimia darah

 Bronkoskopi. 

4) Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.

5) Pemeriksaan Bakteriologis  :  sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau


transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy
6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8
jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody.

2.6 Penatalaksanaan

1) Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
 Terapi oksigen
 Humidifikasi dengan nebulizer
 Fisioterapi dada
 Pengaturan cairan
 Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
 Obat inotropic
 Ventilasi mekanis
 Drainase empyema
 Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup
2) Terapi antibiotic
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena menyajikan
fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan untuk
mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari pertama infeksi belum
tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan demikian diperlukan untuk
menutupi terhadap patogen pernafasan Common per nasional atau pedoman
pengobatan lokal bagi masyarakat-diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik.
Selain efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik immunomodulatory
dikenal memiliki sifat, khususnya quinolones dan makrolid. Efeknya pada
kursus SARS adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian kecil
pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa pengobatan
atau terapi antibiotik saja.
2.7 Komplikasi

1) Abses paru

2) Efusi pleural

3) Empisema

4) Gagal nafas

5) Perikarditis

6) Meningitis

7) Atelektasis

8) Hipotensi

9) Delirium

10) Asidosis metabolic

11) Dehidrasi

2.8 Asuhan Keperawatan SARS

I. PENGKAJIAN

A. Identitas Klien
Nama : Tn. A

Umur : 38 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : SWASTA

Pendidikan : SMA

Alamat : Ploso
No. Reg : 19210

Tgl. MRS : 24 SEPTEMBER 2020 (14.00)

Diagnosis medis : Sars

Tgl Pengkajian : 24 SEPTEMBER 2020 (14.00)

B. Penanggung Jawab
Nama : Ny.A

Umur : 35 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hubungan dengan pasien : Istri

Alamat : Ploso

RIWAYAT KEPERAWATAN

a. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sesak nafas

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RS Moedjito pada tanggal 24 september pada pukul 14.00 dengan
keluhan sesak nafas frekuensi nafas 35x/menit, nadi lebih 105x/menit, gangguan
kesadaran, kondisi umum lemah.
c. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien mengatakan jika sebelumnya belum pernah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan jika kakeknya dari pihak ibu pernah menderita jantung.
e. Riwayat Kesehatan
Pasien tinggal bersama istrinya dan 2 anaknya. .Pasien juga memiliki kebiasaan merokok

PENGKAJIAN POLA GORDON


POLA SAAT DI RUMAH/SBLUM MRS SAAT MRS
 Pola persepsi Pasien mengatakan jika merasa Penggunakan obat sesuai
terhadap kesehatan sakit, pasien hanya beristirahat resep dokter.
saja.
 Pola nutrisi  Px makan 1 porsi habis  Px hanya makan 3- 5
setiap kali makan. sendok makan per
 Minum ± 2000 cc tiap hari. porsi
 Minum ±500 cc tiap
hari
 Pola eliminasi  Bab 2x sehari, konsistensi  Px belum BAB sama
lembek, warna kuning, bau sekali
khas  BAK 1x sehari
 BAK 5-6x sehari, warna
kuning jernih
 Pola aktivitas  Px biasanya bekerja  Px hanya tiduran
 Px melakukan aktivitas  Px tidak bisa
sehari – hari sendiri melakukan aktivitas
sehari - hari atau
meminta bantuan
keluarga untuk
melakukan
aktivitasnya
 Pola istirahat tidur  Px tidur siang 1 jam  Px tidur siang
 Tidur malam dimulai jam 9 2jam/hari
malam dan bangun jam 5  Pxt idur malam 7
pagi. jam/hari
 Pola persepsi dan  Tidak ada gangguan  Px tidak nyaman
konsep diri :  Pasien ingin bekerja lebih dengan kondisi saat
a. Gambaran diri baik ini
b. Ideal diri  Pasien berusaha melakukan  Pasien ingin sembuh
c. Harga diri segala sesuatu dengan  Pasien bertindak
d. Peran diri optimal kooperatif
 Px bekerja sebagai swasta  Px tidak bisa bekerja
terlebih dahulu
 Pola sensori dan  Sensori  Sensori
kognitif  Hidung dapat membedakan  Merasa sesak nafas
bau busuk dan sedap  Lidah dapat
 Lidah dapat membedakan membedakan asin,
asin, asam,manis, pahit asam,manis, pahit
 Mata dapat melihat pada  Mata dapat melihat
jarak ± 3 m pada jarak ± 3 m
 Px dapat membedakan  Px dapat
kasar dan halus membedakan kasar
 Kognitif dan halus
 Proses berpikir lancar dan  Kognitif
daya ingat baik Proses berpikir lancer dan
daya ingat baik
 Pola hubungan dan  Hubungan dengan istri dan  Hubungan istri dan
peran anaknya, serta lingkungan anaknya, serta lingkungan
sekitar baik sekitar baik
 Pola seksual TIDAK TERKAJI TIDAK TERKAJI
 Pola pertahanan  Px berusaha mengatasi  Px meminta bantuan
(kopin) masalahnya sendiri jika ada istri untuk mengatasi
kesulitan masalahnya.

 Pola keyakinan  Px beribadah sholat 5  Px hanya bisa berdoa


waktu di tempat tidur

PEMERIKSAAN FISIK
TD : 100/60 mmHg
RR : 35x/menit
Suhu : 38,50C
Nadi : 105x/menit
Pemeriksaan Per Sistem
Hidung

Inspeksi : terdapat sputum berlebih

Palpasi : ada nyeri tekan

Mulut

Inspeksi :mukosa bibir kering, bibir tampak pucat

Area dada

Inspeksi : Sesak, batuk, nyeri dada, penggunaan alat bantu pernafasan, pernafasan
diafragma dan perut meningkat pernafasan cuping hidung.

Palpasi : terdapat nyeri tekan

Perkusi : suara perkusi redup sampai pekak

Auskultasi : didapatkan ronkhi pada paru kanan dan kiri,

Cardiovascular dan Limfe


Anamnesa : tidak ada keluhan

Wajah

Inspeksi :sembab,pucat,konjungtivapucat

Leher

Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Jantung

Inspeksi : Simetris

Palpasi : iktus cordis tidak nampak

Auskultasi : BJ1 Bj2 normal


Ekstrimitasatas

Inspeksi : Tidak sianosis

Palpasi : tidak ada CRT, suhu akral panas

Ekstrimitasbawah

Inspeksi :Tidak sianosis

Palpasi :Tidak ada CRT, suhu akral panas, tidak adanya odem

System reproduksi
Anamnesa : tidak ada keluhan
Persepsisensori
Anamnesa : tidak ada nyeri pada mata, tidak ada masalah pada penglihatan
Mata
Inspeksi : simetris.
Kornea : Normal berkilau
Iris dan pupil : warna iris dan ukuran normal
Lensa : Normal jernih dan transparan
Sclera : warna ( putih)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal
(seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku
penderita tampak kebiruan ( sianosis, karena kekurangan oksigen).
Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbuhan cairan ditempat yang seharusnya terisi udara).
CT-scan toraks menunjukkan gambaran Bronkiolitis Obleterans Organizing Pneumonia (BOOP).

ANALISIS DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
 DS: Pasien mengeluh Hipersekresi jalan napas Bersihan jalan napas tidak
sesak nafas. efektif
 DO:
- Terdapat ronkhi pada
paru kanan dan kiri.
- Tidak mampu batuk
secara produktif.
- Terdapat sianosis.
- Frekuensi nafas
35x/mnt.
- Frekuensi nadi
105x/menit.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan napas tidak efektif
Berhubungan dengan Hipersekresi jalan napas yang ditandai dengan :

 DS: Pasien mengeluh sesak nafas.


 DO:
- Terdapat ronkhi pada paru kanan dan kiri.
- Tidak mampu batuk secara produktif.
- Terdapat sianosis.
- Frekuensi nafas 35x/mnt.
- Frekuensi nadi 105x/menit.
- Nadi 80x/menit

INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
Bersihan jalan napas tidak Tujuan: Manajemen Jalan Napas 1.01011
Setelah dilakukan tindakan
efektif b.d Hipersekresi jalan Observasi:
keperawatan dalam waktu
napas yang ditandai dengan: 2x24 jam masalah nyeri 1. Monitor jalan napas.
angkut teratasi.
 DS: Pasien mengeluh 2. Monitor bunyi napas
Kriteria Hasil:
sesak nafas. 1. Batuk efektif tambahan.
meningkat.
 DO: 3. Monitor sputum.
2. Sianosis menurun
- Terdapat ronkhi pada 3. Ronkhi menurun Terapeutik:
4. Frekuensi nafas
paru kanan dan kiri. 4. Pertahankan kepatenan jalan
membaik
- Tidak mampu batuk 5. Frekuendi nadi napas dengan head-tit dan
membaik.
secara produktif. chin-lift.
- Terdapat sianosis. 5. Posisikan semi-Fowler atau
- Frekuensi nafas Fowler.
35x/mnt. 6. Berikan minum hangat.
- Frekuensi nadi 7. Lakukan fisioterapi dada,jika
105x/menit. perlu.
8. Lakukan penghisapan lender
kurang dari 15 detik.
9. Lakukan hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal.
10. Keluarkan sumbatan benda
padat dengan forsep McGill.
11. Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi:
12. Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari.
13. Ajarkan teknik batuk efektif.
Kolaborasi:
14. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TTD DAN
DIAGNOSA NAMA
PUKUL IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TERANG
PERAWAT
Bersihan jalan napas 08.00 1. Memonitor jalan napas Reni
tidak efektif b.d
08.30 2. Memonitor bunyi nafas Reni
Hipersekresi jalan
napas yang ditandai
08.45 3. Memonitor spitum Dian
dengan:
 DS: Pasien
4. Mempertahankan kepatenan jalan
09.00 Dian
mengeluh nafas.
sesak nafas.
5. Memposisikan semi-Fowler atau
 DO: 09.30 Nila
Fowler
- Terdapat
ronkhi pada 10.00 6. Memberikan minuman hangat Nila
paru kanan
10.30 7. Melakukan fisioterapi dada Ipus
dan kiri. 10.45 8. Melakukan penghisapan lender Ipus
kurang dari 15detik.
11.15 9. Melakukan hiperoksigenasi sebelum Prabu
penghisapan endrotrakeal.
10. Mengeluarkan sumbatan benda padat Prabu
dengan forsep MbGill
11. Memberikan oksigen

- Tidak mampu 12.00 12. Menganjurkan asupan cairan Anita


2000ml/hari
batuk secara
produktif.
- Terdapat
sianosis.
12.30 13. Mengajarkan teknikbatuk efektif Anita

13.00 14. Mengkolaborasi pemberian Reni


bronkodilator, ekspektoran, mukolitik.

CATATAN PERKEMBANGAN

DIAGNOSA KEPERAWATN CATATAN PERKEMBANGAN


Bersihan jalan napas tidak efektif S : Pasien masih mengeluh sesak nafas.
b.d Hipersekresi jalan napas yang O : Terdapat ronkhi pada paru kanan dan kiri.
ditandai dengan: Tidak mampu batuk secara produktif.
 DS: Pasien masih mengeluh Terdapat sianosis.
sesak nafas. Frekuensi nafas 30x/mnt.
 DO: Frekuensi nadi 105x/menit.
- Terdapat ronkhi pada paru A : Masalah bersihan jalas napas tidak efektif belum teratasi.
kanan dan kiri. P : Lanjutkan intervensi.
- Tidak mampu batuk secara Observasi:
produktif. 1. Monitor jalan napas.
- Terdapat sianosis. 2. Monitor bunyi napas tambahan.
- Frekuensi nafas 30x/mnt. 3. Monitor sputum.
- Frekuensi nadi 105x/menit. Terapeutik:
4. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tit dan chin-
lift.
5. Posisikan semi-Fowler atau Fowler.
6. Berikan minum hangat.
7. Lakukan fisioterapi dada,jika perlu.
8. Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik.
9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal.
10. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill.
11. Berikan oksigen, jika perlu.
Edukasi:
12. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari.
13. Ajarkan teknik batuk efektif.
Kolaborasi:
14. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit


pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan


paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya
pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).

3.2 Saran

Kita sebagai mahasiswa Perawat di harapkan mengerti dan memahami


tentang Asuhan Keperawatan pada Klien SARS, dan kami mohon kritikannya
bagi pembaca Asuhan Keperawatan yang kami buat agar bisa membangun
makalah ini dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Ditelusuri Pada Tanggal 22 September 2020

https://www.academia.edu./35770094/Makalah_sars

Anda mungkin juga menyukai