PIELONEPRITIS
Disusun Oleh : Kelompok 1
Anggota:
Dian Ayu Safitri (192102009)
Ika Safira Handayani (192102013)
Reni Robiyati (192102022)
Rinda Septiana(192102023)
Riska Sulaimah Hazzah (192102024)
DEFINISI
• Pielonefritis adalah reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada pielum
dan parenkim ginjal (Purnomo, 2011).
• Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya
akut maupun kronis (Brunner & Suddarth, 2002 : 1436).
• Maka dapat disimpulkan bahwa pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis
ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan karena adanya infeksi oleh
bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang di mulai dari saluran kemih
bagian bawah terus naik ke ginjal.
KLASIFIKASI
Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Pielonefritis akut
Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2
minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat
menimbulkan gejala lanjut yang disebut pielonefritis kronis (Brunner &
Suddarth, 2002 : 1436).
2. Pielonefritis kronis
Pielonefritis kronik juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga
karena faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.
Pielonefritis kronik dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat
inflamasi yang berulang kali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan
terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronik.
ETIOLOGI
1. Escherichia coli
2. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke kandung kemih
3. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal
atau pembesaran prostat)
4. Refluks uretrovesikal, dimana katup uretrovesikal yang tidak kompeten
menyebabkan urine mengalir balik ke dalam ureter.
5. Obstruksi traktus urinarius yang meningkatkan kerentanan ginjal terhadap
infeksi.
6. Tumor kandung kemih
7. Hiperplasia prostatik benigna
8. Batu urinarius
MANIFESTASI KLINIS
1. Pyelonefritis akut 2. Pielonefritis kronik
• Adanya serangan Pyelonefritis akut yang berulang-ulang
Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba berupa :
biasanya tidak mempunyai gejala yang sfesifik.
• Demam, menggigil
• Biasanya tanpa gejala infeksi, kecuali terjadi eksaserbasi.
• Nyeri di punggung bagian bawah, dan nyeri ketuk
• Sakit kepala, nafsu makan rendah dan berat badan menurun.
pada kostovertebrel (CVA),
• Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia,
• Mual dan muntah
asidosis, proteinuria, pyuria, dan kepekatan urin menurun.
• Leokositosis : Peningkatan leukosit • Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien
• Beberapa penderita menunjukkan gejala infeksi mengalami gagal ginjal.
saluran kemih bagian bawah, yaitu sering berkemih • Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
dan nyeri ketika berkemih (disuria). • Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan
• Bisa terjadi pembesaran salah satu atau kedua luka pada jaringan.
ginjal. Biasanya diserta infiltrasiinterstisial sel – sel • Infeksi yang menetap atau kambuh dapat menyebabkan jaringan
inflamasi. parut progresif di ginjal disertai gagal ginjal pada akhirnya.
PATOFISIOLOGI
• Secara khas infeksi menyebar dari kandung kemih ke dalam ureter,
kemudian ke ginjal, seperti terjadi pada refluk vesikoureter. Refluks
vesikoureter dapat terjadi karena kelemahan kongenital pada tempat
oertemuan (junction) ureter dan kandung kemih.
• Bakteri yang mengalir balik ke jaringan intrarenal dapat menimbulkan koloni
infeksi dalam tempo 24 hingga 48 jam. Infeksi dapat pula terjadi karena
instrumentasi (seperti tindakan kateterisasi, sistoskopi, atau bedah urologi),
karena infeksi hematogen (seperti pada septicemia atau endokarditis), atau
mungkin juga karena infeksi limfatik. Bakteri naik ke ginjal dan pelvis ginjal
melalui saluran kandung kemih dan uretra.
KOMPLIKASI
• Nekrosis papila ginjal.
• Fionefrosis.
• Abses perinefrit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis
2. Bakteriologis
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby 2. Penatalaksanaan Keperawatan
dan Nancy E. Smith tahun 2007:
• Untuk membantu perawatan infeksi ginjal,
• Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan berikut beberapa hal yang
obat-obat antimikrobial
• harus dilakukan:
• Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung
kemih. • Anjurkan klien untuk minum banyak air
(sekitar 2,5 liter ) untuk membantu
• Meningkatkan rasa nyaman. pengosongan kandung kemih serta
• Meningkatkan kapasitas kandung kemih kontaminasi urin.
menggunakan obat farmakologi tambahan • Perhatikan makanan (diet) supaya tidak
antispasmodic dan anticholinergic seperti
oxybutinin (Ditropan) dan propantheline (Pro-
terbentuk batu ginjal
Banthine). • Anjurkan untuk banyak istirahat di tempat
• Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada tidur
pencegahan kerusakan ginjal secara progresif. • Terapi antibiotika
PENCEGAHAN
1. Membersihkan setelah buang air besar, terutama pada wanita.
2. Senantiasa membersihkan dari depan ke belakang, jangan dari belakang ke
depan. Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi bakteri dari feses
sewaktu buang air besar agar tidak masuk melalui vagina dan menyerang
uretra.
3. Pada waktu pemasangan kateter harus diperhatikan kebersihan dan
kesterilan alat agar tidak terjadi infeksi.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Identitas Klien 2. Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi nama pasien, tempat Kaji apakah ada riwayat penyakit seperti
tanggal lahir, usia, status perkawinan, adanya keluhan obstruksi pada saluran kemih (yang
pekerjaan, agama, alamat, jenis meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi).
kelamin, pendidikan terakhir, suku Tumor kandung kemih struktur, hyperplasia
bangsa, tanggal masuk rumah sakit, prostatic benigna, dan diabetes mellitus. Penting
nomor rekam medik, nama orangtua. untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian obat-
obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap
jenis obat dan didokumentasikan
• Riwayat Penyakit
3. Riwayat kesehatan sekarang
1. Keluhan utama
Pada pengkajian biasanya ditemukan
Jika klien mengalami kemungkinan riwayat peningkatan suhu tubuh
pielonepritis keluhan klien disertai menggigil biasanya dikeluhkan beberapa
biasanya berupa rasa nyeri hari sebelum klien meminta pertolongan pada tim
punggung bawah dan dysuria kesehatan. Pada klien pielonepritis biasanya
didapatkan keluhan nyeri
4. Psikososiokultural 5. Pola Fungsi Kesehatan
Pengkajian pengetahuan pasien • Pola persepsi dan pemeliharaan
tentang factor untuk menurunkan risiko kesehatan : Kurangnya pengetahuan
kekambuhan, sumber informasi yang ada, pasien tentang pencegahan
dan rencana perawatan rumah.
Pengkajian mekanisme koping yang
• Pola istirahat dan tidur : Istirahat dan
digunkan klien untuk menilai respons tidur pasien mengalami gangguan
emosi klien terhadap penyakit yang karena gelisah dan nyeri
dideritanya dan perubahan peran klien • Pola eliminasi : Pasien cenderung
dalam keluarga dan masyarakat, serta mengalami disuria dan sering kencing
respons atau pengaruhnya dalam
kehidupan saehari-harinya baik dalam • Pola aktivitas : Aktivitas pasien
keluarga ataupun masyarakat. mengalami gangguan karena rasa nyeri
yang kadang datang
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital 2. Palpasi
• Keadaan umum : Klien lemah Sering didapatkan distensi kandung
kemih. Pada palpasi,area konstovertebra sering
• Tingkat kesadaran : Composmentis didapatkan adanya perasaan tidak nyaman dan
• Suhu tubuh : Meningkat dapat melebihi mungkin didapatkan adanya masa dari
39,4ºC pembesaran ginjal akibat infiltrasi interstisial
sel-sel inflamsi pada palpasi ginjal.
• Frekuensi denyut nadi : Mengalami
peningkatan sesuai dengan peningkatan suhu 3. Perkusi
tubuh Perkusi pada sudut kostovertebrata
• Sklerotic arteri Vena : Sering didapatkan memberikan stimulus nyeri lokal di sertai suatu
adanya peningkatan tekanan darah secara penjalaran nyeri ke pinggang dan perut.
bermakna atau pada penurunan fungsi sistem 4. Auskultasi
akan terjadi penurunan sistem dibawah 90
mmHg yang memberikan indikasi terjadinya Tidak didapatkan adanya bruit ginjal
syok sepsis
DATA FOKUS
DO DS
Klien mengatakan nyeri pada saat berkemih Tampak klien mengeluh nyeri pada saat berkemih
Klien mengeluh demam hilang timbul Tampak klien mengeluh nyeri pada saat berkemih
Klien mengatakan nyeri di punggung bagian bawah Tampak klien mengeluh nyeri pada punggung bagian
bawah
Klien mengatakan mengalami mual dan muntah Klien tampak lemas
Wajah klien tampak meringis
Suhu tubuh klien > 37,5 C