Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR

OKSIGENASI
Seorang laki-kaki usia 50 tahun dirawat diruang penyakit dalam RS Seger
Warasdengan diagnosa medis pneumonia. Klien mengeluh sesak napas, batuk berdahak, dan
susah mengeluarkan dahak. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data pasien terlihat sesak,
lemah,RR: 35x/menit reguler, S : 38.50C, N : 104 x/menit kuat dan teratur, terdengar bunyi
ronchi pada auskultasi paru, terdapat retraksi intercosta. Hasil pemeriksaan laboratorium dari
IGD didapatkan hasil leukosit 13.000 /uL, Hb 14 g/dl. Program dokter pasien mendapat
injeksi cefotaxim 1 gram per 8 jam secara intravena,pemberian oksigen dengan nasal kanule
3 liter/menit, dan terapi inhalasi Ventolin:Bisolvon = 1:1 tiap 12jam.

1. Analisa Data

Data subyektif Data obyektif


1) Pasien mengeluh sesak nafas 1) Pasien terlihat sesak
2) Pasien mengatakan batuk berdahak 2) Lemah
3) Pasien mengatakan susah 3) RR : 35x/menit regular
mengeluarkan dahak 4) Suhu 38,50o
5) Nadi 104 x/menit kuat dan teratur
6) leukosit 13.000 /uL
7) Hb 14 g/dl
8) terdengar bunyi ronchi pada auskultasi
paru
9) terdapat retraksi intercosta
10) injeksi cefotaxim 1 gram per 8 jam secara
intravena
11) pemberian oksigen dengan nasal kanule 3
liter/menit,
12) terapi inhalasi Ventolin:Bisolvon = 1:1
tiap 12jam

2. Diagnosa keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan
ditandai dengan pasien mengeluh sesak nafas, pasien mengatakan susah
mengeluarkan dahak, RR: 35x/menit regular, terdengar bunyi ronchi pada
auskultasi paru.
2) Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan Suhu
38,50o,nadi 104 x/menit, RR: 35x/menit.
No SDKI SLKI SIKI
1. (Bersihan jalan nafas (bersihan jalan nafas: (Latihan batuk efektif : I.01006)
tidak efektif : D.0001) L.01001) Observasi :
Bersihan jalan nafas tidak Ekspetasi : meningkat 1) Identifikasi kemampuan batuk
2) Monitor adanya retensi sputum
efektif berhubungan dengan kriteria hasil:
3) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
sekresi yang tertahan 1. Batuk efektif menjadi Terapeutik:
meningkat 1) Atur posisi semifowler/fowler
ditandai dengan pasien 2. Produksi sputum menurun 2) Pasang perlak atau bengkok dipangkuan pasien
mengeluh sesak nafas, 3. Dyspnea menurun 3) Buang secret pada tempat sputum
4. Frekuensi nafas membaik Edukasi :
pasien mengatakan susah
1) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
mengeluarkan dahak, RR: 2) Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik
ditahan selama 2 detik kemudian keluarkan dari mulut dengan
35x/menit regular, terdengar
bibir mencucu selama 8 detik
bunyi ronchi pada auskultasi 3) Anjurkan mengulangi Tarik nafas dalam hingga 3 kali
4) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas
paru.
dalam yang ke 3
Kolaborasi :
1) Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran jika perlu

(Manajemen jalan nafas : I.01011)


Observasi :
1) Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
2) Monitor bunyi nafas tambahan (ronchi)
3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik :
1) Berikan minum air hangat
2) Lakukan fisioterapi dada
3) Berkan oksigen
Edukasi :
1) Ajarkan Teknik batuk efektif
2 (Hipertermia : D.0130) (Termoregulasi : L.14134) (manajemen hipertermia : I.15506)
Hipertermia berhubungan Ekspetasi : membaik Observasi :
1. Identifikasi penyebab hipertermia
dengan proses penyakit kriteria hasil:
1. Konsumsi oksigen 2. Monitor suhu tubuh
ditandai dengan Suhu menurun 3. Monitor komplikasi akibat hipertermia
2. Takikardi menurun Terapetik :
38,50o,nadi 104 x/menit,
3. Takipnea menurun 1. Sediakan lingkungan yang dingin
RR: 35x/menit. 4. Suhu tubuh membaik 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan tuibuh
4. Berikan cairan oral
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika
perlu.

Anda mungkin juga menyukai