Anda di halaman 1dari 6

Kepribadian perawat

Nursalam (2007) mengungkapkan bahwa keperawatan adalah bentuk


pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada
masyarakat yangmengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai
derajat kesehatan yangmaksimal. Menurut Nursalam (2007), bentuk pemenuhan
kebutuhan dasar tersebut dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada
masyarakat, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan
yang dipersepsikan sakit menuju suatu kondisi yang dipersepsikan sehat oleh
masyarakat. Melihat dan memperhatikan hal tersebut, maka dunia keperawatan dapat
digambarkan sebagai bentuk pengabdian dan bantuan kepada masyarakat yang
menitik beratkan pada pelayanan yang maksimal, sehingga dapat membantu
perubahanyang ada pada pasien kearah yang lebih baik, yakni kesembuhan dan
kesehatan.
Selanjutnya Kusnanto (2003) menjelaskan bahwa bentuk pelayanan
profesional keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
bersandarkan pada ilmu keperawatan dan berbentuk pelayanan kesehatan yang
komprehensif bagi setiap kalangan dan lapisan masyarakat. Artinya, bentuk layanan
kesehatan yang professional yang diberikan oleh perawat hendaklah secara total dan
menyeluruh sebagai bentuk pengabdian keilmuan secara professional yang
membutuhkan karakter tersendiri yang harus dimiliki oleh seorangperawat sebagai
pelayan kesehatan, karena bila pengabdian yang professional tersebut tidak diikuti
oleh karakter perawat yang tepat, maka pelayanan kesehatan yang diberikan tidak
akan maksimal. Oleh karena itu, penting bagi seorang perawat untuk mengetahui,
membangun, menumbuhkan dan membekali dirinya dengan karakter keperawatan
berdasarkan karakter-karakter utama yang dinginkan oleh masyarakat sebagai
pengguna jasa pelayanan kesehatantersebut.
Secara umum istilah karakter sering disamakan orang dengan istilah
kepribadian, Personality, temperamen dan juga watak. Berdasarkan istilah tersebut,
karakter sering didefinisikan orang sebagai bentuk ataupun gambaran dari kepribadian
seseorang. Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, karakter merupakan sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budipekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam
pengertian ini karakter menggambarkan sifat-sifat, akhlak dan budi pekerti yang
menjadi ciri khas dan membedakanantara satu orang dengan orang lain. Selanjutnya,
Hill (2005) menjelaskan karakter sebagai determeninasi yang menunjukkan kekhasan
seseorang dalam berpikir dan bertindak, berdasarkan standar perilaku yang tinggi
dalam berbagai situasi. Sementara itu, Alwisol (2005) mendefinisikan karakter
sebagai gambaran tingkah laku seseorang yang menitik beratkan pada nilai atau value
(benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implicit. Sementara itu,peneliti
sendiri mendefinisikan karakter sebagai bentuk kekhasan seseorang, baik dalam
berpikir dan berperilaku berdasarkan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Lebih jauh, Maxwell (Husen,dkk., 2010) menjelaskan bahwa karakter yang
baik lebih dari sekedar sebuah perkataan, melainkan sebuah pilihan yang dibangun
sedikit demi sedikit, dengan pikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaan, keberanian,
usaha keras, dan bahkan dibentukdari kesulitan hidup. Artinya, karakter yang baik
tidaklah ada dan tumbuh dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan dan
dibentuk, sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang mencirikan dan membedakan satu
individu atau komunitas dengan individu lain atau komunitas lainnya. Oleh karena
itulah, nilai atau value yang terkandung dalam karakter yang tergambar dari perilaku
individu, akan menggambarkan bagaimana pola perkembangan danpendidikan, serta
lingkungan yang dialami oleh individu tersebut dalam masa pertumbuhan dan
perkembangannya, sehingga terbangun dan terbentuklah suatu karakter yang
menjadi ciri khastertentu dari individu tersebut.
Menurut Alhamdu (2014), seorang perawat professional harus memiliki
kepribadian yang baik. Berikut adalah kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang
perawat professional:
a. Kedaan fisik yang sehat
Pekerjaan yang penuh dinamika memerlukan kondisi badan yang baik dan sehat
serta energy yang banyak. Sebagai seorang perawat, kita harus bisa menjaga dan
merawat kesehatan tubuh kita sendiri sebelum merawat orang lain.
b. Jujur dan Ikhlas
Pada umumnya setiap orang merasa tenang dalam hubungannya dengan orang
lain perasaan aman akan diperoleh dan tidak perlu curiga terhadap orang lain.
Perawat harus mengatakan apa adanya tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan pasien tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Selain itu perawat
juga harus ikhlas dalam setiap melakukan kegiatan saat bertugas.
c. Berjiwa sportif
Perawat harus menjalankan tugasnya dengan benar, apabila mengalami kesalahan
perawat harus mengevaluasinya lagi dan intropeksi diri.
d. Ramah
Sebagai seorang perawat harus menunjukkan sikap ramah, murah senyum dan
bantu pasien apabila ada yang memerlukan bantuan. Sehingga dengan karakter
ramah yang dimunculkan diharapkan dapat membantu mengurangi beban
penderitaan pasien atau pun membantu kesembuhan pasien secara psikologis.
e. Peduli
Peduli sebagai sikap perawat yang perhatian memberikan penghargaan dan
pengakuan terhadap keberadaan pasien dan keluarganya.
f. Dapat dipercaya
Perawat harus bisa menjaga privasi pasien.
g. Terampil
Terampil sebagai bentuk dari keahliahan, kecakapan, dan kemampuan yang
dimi8liki seorang perawat dalam melaksanankan tugasnya atau dalam
memberikan bantuan kepada pasien dengan cepat, tepat, baik dan benar.
h. Sikap sopan santun
Sebagai seorang perawat harus menghormati yang lebih tua dari kita sekalipun itu
pasien, tidakn hanya dengan yang lebih tua dengan teman sejawat atau umurnya
dibawah kita pun juga.

Allah SWT mengirimkan manusia ke alam dunia ini tiada lain supaya manusia
beribadah kepada Allah SWT. “Tidak ada suatu kegiatan, tiada suatu perbuatan dari
bangun tidur sampai tidur kembali kecuali semata-mata untuk mengabdikan diri kita
kepada Allah SWT, untuk beribadah kepada Allah SWT”.

Dalam menunaikan ibadah, baik mahdhah maupun ghairu mahdhah, bila tidak
dilandasi dengan keimanan maka sia-sialah dihadapan Allah SWT. Keimanan sudah
ada namun tidak dengan keikhlasan, maka ini juga kurang sempurna diterima oleh
Allah SWT. Ibadah yang paling sempurna, ibadah yang paling istimewa, ibadah yang
paling hebat dihadapan Allah yaitu ibadah yang dilakukan dengan ikhlas dengan
semata-mata berserah diri kepada Allah SWT.

Amal seorang hamba muslim akan diterima dan diberi pahala oleh Allah
apabila telah memenuhi syarat utama yaitu Ikhlas ( ‫) اﻼْﺧِﻹَُ ُص‬Yang menjadikan
ibadah itu murni hanya ditujukan kepada Allah semata. Allah berfirman :
ُ َُ‫اﻮ ةﺎو ذﻚِﻟَد ﻟُﯾﻦِا ﯿﱢﻤَﻘْ ﺔَ ُ ﻟﺪﱢﯾﻦا ﺣَ ﻔَﻨُءﺎو ﯿﻤِﻘُﯾَُ ﻟﺼﱠﻼا اﻮ ة وﻣَأ ﺮِﻣُﺎإ ُوا ﻻﱠ ﻟ ﺪُﺒْﻌَﯿُِ ﷲﱠ واﻣَ ﻟَﯿﻦِﺼِﻠْﺨُ ﮫ‬
‫وﺗْﺆُﯾَُ ﻟﺰﱠﻛا‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”. (QS. Al Bayyinah : 5)

Kemudian hadits-hadits yang memerintahkan untuk ikhlas adalah:


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ﷲﱠ ﻗِ لﺎُ ﻟﺮﱢﯾا ءﺎُ ُإ أ ﱠن ﻮْﺧَفﻣَ أ ﺎُﺧفﻋُﺎ ﻢُﻜْﯿَﻠَُ ﻟﺸﱢﺮا اك ﻗُﺮَﻐْﺻَﻷْ ﺎﻟَو اﻣَﻮُ ﻟﺸﱢﺮا ﺎ اك ﯾُﺮَﻐْﺻَﻷْ ُ ﺎ‬
ُ‫رﺳَلﻮ‬
“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syrik
kecil”, para sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, apa itu syirik kecil? Rasulullah
menjawab : “Riya”.

Diriwayatkan dari Amir al-Mukminin (pemimpin kaum beriman) Abu Hafsh


Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu beliau mengatakan:
Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ يﻣﺎﻧﻮ ئﻣﺮا ﻧﻤﺎ ﻟﻜﻞوإ تﺑﺎﻟﻨﯿﺎ لﻷﻋﻤﺎا ﻧﻤﺎإ‬.‫ﻣﻦ و ﺳﻮﻟﮫور ﻟﻲ ﷲا ﺳﻮﻟﮫ ﻓﮭﺠﺮﺗﮫور ﻟﻲ ﷲا ﺠﺮﺗﮫھ ﻓﻤﻦ ﻛﺎﻧﺖ‬
‫ﻟﯿﮫإ ﺎﺟﺮھ ﻟﻲ ﻣﺎإ ﯾﻨﻜﺤﮭﺎ ﻓﮭﺠﺮﺗﮫ أةﻣﺮا أو ﺠﺮﺗﮫ ﻟﺪﻧﯿﺎ ﯾﺼﯿﺒﮭﺎھ ﻛﺎﻧﺖ‬
“Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan
mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta
kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-
Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena
wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia
inginkan.”

Islam telah mengajarkan praktek hubungan sosial dan kepedulian terhadap


sesama dalam suatu ajaran khusus, yakni akhlaq, yang diamalkan/dipraktekkan harus
mengandung unsur aqidah dan syari’ah. Praktek pelayanan kesehatan di rumah sakit
merupakan bagian kecil dari pelajaran dan pengamalan akhlaq. Oleh karena asuhan
keperawatan merupakan bagian dari akhlaq, maka seorang muslim yang menjalankan
fungsi khalifah harus mampu berjalan seiring dengan fungsi manusia sebagai hamba
Allah dengan demikian melaksanakan pelayanan kesehatan adalah bagian dari ibadah.
(Rusdi, 2002).
Profesi keperawatan bagi umat Islam diyakini suatu profesi yang bernilai
ibadah, mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan (humanistik), mendahulukan
kepentingan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat di atas
kepentingan sendiri dengan menggunakan pendekatan holistik. Islam telah
mengajarkan tentang pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan komprehensif
baik bio-psiko-sosio kultural maupun spritual yang ditujukan kepada individu maupun
masyarakat.

Kegiatan medis dan keperawatan dalam Islam merupakan manifestasi dari


fungsi manusia sebagai khalifah dan hamba Allah dalam melaksanakan
kemanusiaannya, menolong manusia lain yang mempunyai masalah kesehatan dan
memenuhi kebutuhan dasarnya baik aktual maupun potensial. Permasalahan klien
dengan segala keunikannya tersebut harus dihadapi dengan pendekatan silaturrahmi
(interpersonal) dengan sebaik-baiknya didasari dengan iman, ilmu dan amalan
kesehatan profesional terhadap individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat
dengan berpedoman kepada kaidah-kaidah Islam, medik dan keperawatan yang
mencakup:
a. Menerapkan konsep, teori dan prinsip dalam keilmuan yang terkait dengan
asuhan medik dan asuhan keperawatan dengan mengutamakan pedoman pada Al-
Qur’an dan Hadits
b. Mempertanggungjawabkan atas segala tindakan dan perbuatan yang berdasarkan
bukti (evidence-based health care)
c. Berlaku jujur, ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada pasien baik secara
individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat dan semata-mata
mengharapkan ridho Allah
d. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan dan menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada asuhan keperawatan yang berdasarkan bukti (evidence-based
health care).

Beberapa bentuk layanan kesehatan yang islami dapat berwujud:


a. Niat yang Ikhlas, bahwa segala sesuatu diniatkan hanyalah kepada Allah semata,
sehingga dengan keikhlasan yang bersih hanya kepada Allah akan memberikan
barier (benteng) bagi pekerjaan kita agar tetap konsisten dalam garis-garis yang
ditetapkan agama dan profesi.
b. Pekerjaan yang rapih, senantiasa berorientasi kepada kualitas yang tinggi karena
merasakan segala sesuatu berada dalam pengawasan Allah SWT.
c. Penyelesaian hasil yang baik, artinya setelah berbuat maksimal atas segala
aktivitas, maka secara sunatullah melahirkan pekerjaan yang baik atau memiliki
kualitas yang tinggi. (Ridwansyah, 2008)

Alhamdu. 2014. Karakter Utama Perawat Sebagai Pelayan Kesehatan Yang Multikultural.
Medan: USU Press

Anda mungkin juga menyukai