Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan, Islam pun


memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran1 maupun hadits yang
berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang menjaga
kesehatan: Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan pelayanan


kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut kami membuat sebuah makalah yang
berjudul “Paradigma Keperawatan Dalam Islam”.

Keperawatan Islami, bertujuan memberikan pelayanan keperawatan


melebihi harapan klien dengan menggunakan kaidah Islam berdasar Al-Qur’an
dan Hadis dalam menerapkan ahlak pribadi muslim, landasan kerja dan perilaku
muslim serta penampilan dan ciri khas seorang perawat muslim2.

Hasil penelitian Maulana Pandu, (2010) Mayoritas perawat Rumah Sakit


Islam Surakarta mengalami kepuasan dalam bekerja. Namun demikian kepuasan
kerja yang terjadi pada perawat yang menerapkan keperawatan islami belum dapat
dijelaskan. Hal ini bisa berakibat pelayanan keperawatan banyak berdasar pada
aliran pemikiran positivism dan pragmatism yang disadari semakin menjauhkan
manusia dari nilai etika universal sehingga tugas keperawatan tidak melahirkan
suatu rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah karena hanya
lahir dari motivasi untuk tujuan jangka pendek seperti sekedar melaksanakan
kewajiban, motif mencari upah3.
1
Kitab Suci Umat Islam
2
Martono,2007
3
Ridwan, 2010

1
Kondisi tersebut mengakibatkan kepuasan kerja perawat masih kurang,
sedangkan kepuasan kerja yang dirasakan perawat, diharapkan berdampak
terhadap kualitas kinerja pelayanan keperawatan. Ketidakpuasan kerja perawat
tersebut berkaitan dengan faktor kebijakan dan imbalan (Dewi Basmala,2004).
Perusahaan jasa seperti rumah sakit peran sumber daya manusia sangat diperlukan
karena ia berhubungan langsung dengan kepuasan yang akan dirasakan pasien
rumah sakit tersebut (Novadilastri, 2004) dan (Fatati, 2005).

Kepuasan kerja perawat sangat menentukan kepuasan pasien karena


perawat yang mengalami kepuasan dalam pekerjaan akan menunjukkan perilaku
dan aktivitas yang citizenship seperti menolong sesama pekerja, menolong pasien
dan lebih kooperatif (Moorman (1993) dalam Luthans (1995). Pendapat ini
didukung oleh Syptak, Masrland dan Ulmer (1999) yang menyatakan terdapat
korelasi langsung antara kepuasan perawat dengan kepuasan pasien.

Menurut Robbins (2003) sikap karyawan yang positif dapat ditunjukkan


karena karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja, sedangkan karyawan yang
tidak puas dengan pekerjaan akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap
pekerjaan. Dampak Perbuatan Ikhsan dalam asuhan keperawatan akan melahirkan
: Niat yang Ikhlas, bahwa segala sesuatu diniatkan hanyalah kepada Allah semata,
sehingga dengan keikhlasan yang bersih hanya kepada Allah akan memberikan
barier (benteng) bagi pekerjaan kita agar tetap konsisten dalam garis yang
ditetapkan agama dan profesi. Pekerjaan yang rapi, senantiasa berorientasi kepada
kualitas yang tinggi karena merasakan segala sesuatu berada dalam pengawasan
Allah SWT. Penyelesaian hasil yang baik, artinya setelah berbuat maksimal atas
segala aktivitas, maka secara sunatullah melahirkan pekerjaan yang baik atau
memiliki kualitas yang tinggi. Ikhsan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
bisa menimbulkan komunikasi terapeutik antara perawat dan pasien yang bisa
meningkatkan kualitas mutu pelayanan keperawatan yang berdampak pada
kepuasan pasien dan kepuasan perawat.

2
Asuhan Keperawatan Islami yang diberikan secara profesional oleh
perawat dengan kaidah Islam memberi kesempatan Umat Islam di negeri ini
mendapatkan pelayanan atau asuhan keperawatan berkualitas sesuai dengan
keimanannya sebagai seorang muslim. Bagi perawat muslim pemahaman dan
pengamalan terhadap rukun iman dan Islam belumlah cukup dikategorikan dalam
insan yang sempurna dalam pengamalan agamanya, jika belum diikuti oleh
perbuatan yang ikhsan. Hal ini yang mendasari implementasi asuhan keperawatan
Islami selain berlandaskan pada keilmuan, karena Islam mementingkan
professionalisme, pengetahuan dan keterampilan. Perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan sebagai sebuah sistem, profesi perawat dengan segala
penguasaan ilmu pengetehuan, nilai iman dan islam yang dimiliki perawat
merupakan input. Pelaksanaan proses yang diiringi dengan rasa syukur atas
nikmat karunia Allah dan dimanifestasikan dalam sifat Ikhsan, yaitu rasa ikhlas
dalam bekerja sebagai ibadah dalam bentuk perilaku caring, profesional, ahlakul
karimah dan kerjasama yang baik, berdampak pada pelayanan keperawatan yang
diberikan mampu menyentuh esensi fitrah manusia. Kondisi demikian ini akan
melahirkan rasa empati, pandai bersyukur sehingga menghasilkan output
kepuasan kerja perawat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah definisi karekteristik?

2. Bagaimanakah pengertian keperawatan Islami?

3. Bagaimanakah karakeristik keperawatan Islami?

4. Bagaimanakah ciri khas perawat islami yang profesional?

5. Bagaimanakah landasan kerja dan perilaku perawat?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi karekteristik.

3
2. Untuk mengetahui pengertian keperawatan Islami.

3. Untuk mengetahui karakeristik keperawatan Islami.

4. Untuk mengetahui ciri khas perawat islami yang profesional.

5. Untuk mengetahui landasan kerja dan perilaku perawat.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah dengan metode


pengumpulan data dari berbagai sumber.

BAB II

PEMBAHASAN

4
2.1 Pengertian Karakteristik

Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup


seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga
tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan4. Selain itu,
menurut Caragih (2013) karakteristik merupakan ciri atau karateristik yang
secara alamiah melekat pada diri seseorang yang meliputi umur, jenis
kelamin, ras/suku, pengetahuan, agama/ kepercayaan dan sebagainya.

2.2 Pengertian Keperawatan Islami

Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk


pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif, ditunjukan kepada individu
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup selurug
proses kehidupan manusia.

Menurut keislaman adalah suatu Manifestasi dari ibadah yang


berbentuk pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan dan amal
serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio- spiritual yang
kompehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik
sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.

2.3 Karakteristik Keperawatan Islami

Keperawatan Islami adalah: pelayanan keperawatan sebagai bentuk


ibadah berdasar Al-Quran dan Hadis untuk mencari Ridho Allah SWT,
4
Nanda, 2013

5
dengan karakteristik: Profesional, Ramah, Amanah, Istiqomah, Sabar, dan
Ikhlas.

Menurut Widarti (2010), implementasi nilai Islami dalam


pelayanan kesehatan mencangkup beberapa karakteristik.

a. Profesional

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan


kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
ilmu yang dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan
keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan keperawatan
professional serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik
profesi.

Keperawatan Islami mengutamakan bekerja dengan cerdas


dan dilandasi ilmu sesuai dengan Al Quran surat Al
Mujadalah:11.

 Nilai - Nilai Islami dalam Peran dan Fungsi Perawat


Profesional :

a) Peran Pelaksana

Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat


dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau
tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan
masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak
sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta
rehabilitator.

1. Sebagai comforter, perawat berusaha memberi


kenyamanan dan rasa aman pada klien. Islam

6
mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong
terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara
tulus ikhlas dan holistic, sehingga kita dapat merasakan
apa yang klien kita rasakan.

Ibarat orang mukmin saling mencintai kasih mengasihi


dan saling menyayangi adalah lukisan satu tubuh jika
salah satu angggota tubuhnya sakit maka selruh tubuh
akan merasa sakit.( HR.Muttafaq Alaih)

2. Peran sebagai protector, lebih berfokus pada


kemampuan perawat melindungi dan menjamin agar
hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang
dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya,
kewajiban perawat memenuhi hak klien untuk
menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan
manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan
atau tindakan keperawatan. Dalam islam kita tidak
boleh membuka aib sausara kita sendiri karena jika kita
membukanya sama saja kita memakan bangkai saudara
kita yang mati sebagaimana dalam surah Al- Hujurat
ayat 12.
3. Peran sebagai communicator, akan nampak bila perawat
bertindak sebagai mediator antara klien dengan anggota
tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan
keberadaan perawat mendampingi klien sebagai
pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat
dalam islam harus memberikan dukungan.
4. Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan
pemberian askep yakni mengembalikan fungsi organ
atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi
normal.

7
b) Peran Sebagai Pendidik (Health Educator)

Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu,


keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga
keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan
kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat). Sebagaimana dalam Q.S Ali-Imran ayat 148.

c) Peran Sebagai Pengelola

Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung


jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan
keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya
sesuai dengan konsep manajemen keperawatan dalam
kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola
perawat berperan dalam memantau dan menjamin kualitas
asuhan/pelayanan keperawatan serta mengorganisasi dan
mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. sesuai yang
termaktub dalam Q.S Al- Baqarah ayat 11.

d) Peran Sebagai Peneliti

Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan


mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil
penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan
dan pendidikan keperawatan. Penelitian bertujuan untuk
menghasilkan :

1. Jawaban terhadap pertanyaan.


2. Solusi penyelesaian masalah baik melalui produk
teknologi atau metode baru maupun berupa produk jasa.

8
3. Penemuan dan penafsiran fakta baru.
4. Pengujian teori berdasarkan kondisi atau fakta baru.
5. Perumusan teori baru.

Quran Surah Al-Qashash ayat 77.

 Nilai – nilai Islami dalam Fungsi Perawat Profesional

a) Fungsi Dependen

Perawat yang memerlukan kolaborasi dengan tim / anggota


kesehatan lainnya yang ada di Rumah Sakit atau Institusi
seperti dokter, apoteker dan tim kesehatan lainnya. Dalam
pandangan islam kita diajarkan untuk bersilaturahim antar
sesama manusia dalam hal ini hablumminannas atau
hubungan manusia dengan manusia seperti termaktub
dalam al-qur’an surah Al-Hujurat ayat 13.

b) Fungsi Independen

Perawat yang mandiri. Dalam hal ini seorang perawat


bertanggung jawab penuh atas kenyamanan, kesehatan dan
keselamatan pasien. Seorang perawat melakukan tindakan
keperawatan secara mandiri pada pasien. Islam sangat
menjunjung tinggi sebuah tanggung jawab dan tanggung
jawab ini adalah sebuah amanah yang harus dipertanggung
jawabkan baik dunia maupun akhirat.

Sebagaimana dalam hadist yang berbunyi: “setiap kalian


itu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap apa
yang Ia pimpin”. (HR. Muttafaq Alaih).

c) Fungsi Interdependen

9
Hubungan perawat dengan perawat lainnya, misalnya
perawat primer dan perawat sekunder dan ketua tim yang
menginstruksikan kepada anggota tim lainnya. Dalam
islam kita diajarkan untuk saling menghormati, menghargai
satu sama lain, serta bekerjasama dan menjunjung tinggi
profesionalisme sesuai hadits dimana Rasulullah bersabda
“Serahkan sesuatu pada ahlinya, karena apabila sesuatu itu
diurus oleh bukan ahlinya maka tunggulah
kehancurannya’, artinya yang dituntut adalah
profesionalisme.

b. Ramah

Keperawatan Islami menuntut bekerja dengan muka cerah,


senyum, komunikasi yang baik, sikap yang menyejukan.

“ Sesungguhnya jika kamu tidak menolong orang banyak


dengan hartamu, maka (dapat juga) kamu menolong mereka
dengan muka berseri dan perekerti yang baik (HR. Abu Ya’la)

Ramah tamah berdasarkan ukhuwah dalam pergaulan, kapan


dan dimana ia berada, terutama terhadap pasien dan orang-
orang yang dho’if5 (HR. Bukhori Muslim dan Turmudzi).
Ketahilah bahwa bermuka manis kepada orang yang sedang
menderita sakit adalah merupakan sebagian dari pada
pengobatan.

Dan ketahuilah bahwa yang bisa meringankan penderitaan


orang sakit, bukanlah harta benda, akan tetapi wajah yang
berseri-seri dan budi perkerti yang baik. (HR.Ibnu Ja’la
disyahkan oleh Hakim dari Abi Hurairah.)

5
lemah/miskin

10
Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak
membedakan kaya atau miskin, golongan muslim atau non-
muslim. Hadist riwayat Al-Tarmidzi :

“Senyumu terhadap saudaramu adalah merupakan suatu


kebajikan”.

Ramah dan santun seorang perawat yang patut kita hadirkan


adalah wajah Yang Selalu Ceria Entah kenapa wajah yang
cerah ceria selalu tampak menyenagkan, sebaliknya wajah yang
cemberut, angkuh, musam, selalu saja terlihat tidak
menyenangkan. Rasulullah SAW bahkan bersabda :

“Janganlah selalu membebani jiwamu dengan sesungguh hati.


Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab,
bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang
berat, ia akan menjadi buta”. (HR Abu Dawud).

Marilah kita bertekad sekuatnya agar setiap berjumpa


dengan orang lain terutama pasien upayakan berwajah secerah-
cerahnya. Senyuman Yang Tulus Rasulullah SAW senantiasa
tersenyum manis, bila dipandang beliau terlihat menyenangkan
hati. Senyum merupakan sunnah Rasul. Senyum, selain akan
membahagiakan kita juga akan membahagiakan orang yang
melihat kita. QS.Al-Imran, 159.

Kata-Kata Yang Santun Dan Lembut Pilihlah kata-kata


yang paling sopan, dengan cara paling santun dalam
berkomunikasi dengan pasien. Bahasanya baik dan bersih, serta
disampaikan dengan cara yang lembut. Sikap seperti inilah
yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika berbicara dihadapan
para sahabatnya sehingga menimbulkan suasana
menyenangkan dan penuh keakraban. Selalu Menyapa Dan

11
Senang Mengucapkan Salam Upayakan diri kita agar menjadi
orang yang selalu terlebih dahulu mengucapkan sapa dan
salam. Sampaikan salam dengan penuh kesungguhan, rama dan
cerah. Jabatlah tangan pasien kita dengan penuh kehangatan.
Hati-hati jangan berlebihan sehingga menyakitinya. Kemudian
lepaslah tangan kita ketika tangan pasien mulai melepaskannya.

c. Amanah

Keperawatan Islami mengembangkan sifat amanah yaitu:


jujur, bertangung jawab, terpercaya

Menyimpan rahasia Sabda Nabi Muhammad SAW : Bila


seorang menutup rahasia/keaiban orang lain di dunia, pasti
Allah menutup pula rahasia keaibannya di hari kiamat (QS. An
Nisa :58)

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Bertanggung jawab “Dan janganlah engkau menurut saja apa-


apa yang tidak engkau ketahui, sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, hati itu masing-masingnya adalah bertanggung
jawab”

d. Istiqomah

Keperawatan Islami mengajarkan bekerja dengan sunguh-


sunguh, konsisten, komitmen tinggi, bekerja keras, ulet, tidak

12
mengenal lelah, yang sesuai dengan salah satu sifat Rasulullah
SAW.(Qs Al ahqaf 13-14)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Robb kami


ialah Allah”, kemudian mereka tetap beristiqomah, maka tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula)
berduka cita, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka
kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan (di dunia)”

e. Sabar

Keperawatan Islami mengjarkan bekerja dengan tenang,


tidak tergesa-gesa tetapi cepat dan tepat, tetap sabar,terus
berupaya sampai saat tawakal, sabar tidak berarti lamban,
Innallaaha ma’ashobiriin ( Sesungguhnya Allah menyukai
orang yang sabar ).

Sikap sabar merupakan sesuatu yang mulia dan merupakan


sifat terpuji, yang dengannya Allah Swt. Membedakan antara
manusia dengan binatang adalah sifat sabar ketika marah. Dan
ini bukan sesuatu yang aneh, sifat sabar adalah penghulu dari
segala kemuliaan dan sumber segala kebaikan serta sumber
segala ketenangan.

Sabar adalah sebuah sifat yang apabila berpegang padanya,


maka akan mendapat cinta Allah dan Allah juga akan menaruh
cinta kepada setiap hati bagi orang yang sabar.

Rassulullah ketika berkata kepada Asyaji’Abdil Qais,


“Sesunggguhnya pada diri kamu terdapat dua hal yang sangat
dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu sifat sabar dan bersikap
tidak terges-gesa.”

13
Sabar dan Tak Lekas Marah Bila seorang perawat sedang kesal,
waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan yang tidak
terkendali biasanya menghasilkan kata dan prilaku yang keji,
yang akan melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien
merasa takut dan disa berakibat patal bagi penya kitnya. Kita
harus senantiasa bersabar dan menyayangi pasien seperti
keluarga sendiri. Penyabar dan pemaaf adalah salah satu dari
budi pekerti yang luhur, yang sangat penting dipelihara.

QS.Asy-Syura, : 43

Yang artinya : “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan,


sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diutamakan.”

Walaupun semua pasien membutuhkan pertolongan dan kasih


sayang, tetapi tidak semua pasien menunjukan perasaan kasih
sayang, bahkan tidak kurang adanya pasien yang justru yang
menjengkelkan dan tidak menunjukan simpati sama sekali.
Akan tetapi melayaninya dengan sabar adalah perbuatan yang
terpuji disisi Allah . (HR.Tirmidzi dari Abu Huraira ,Al-Baqarah
:153)

f. Ikhlas

Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata


demi memperoleh ridhla dan perkenan Allah dalam proses
keperawatannya. Bekerja harus ikhlas, jangan terpaksa, Al
‘amalu bin niyah ( Setiap pekerjaan dinilai sesuai niatnya).
Bekerja dengan niat ikhlas akan mendapatkkan pahala dan bila

14
tidak ikhlas tidak berpahala. Allah menerangkan dalam QS Al
Bayyinah :5

Benar-benar dengan niat yang ikhlas untuk beramal Tidak


mengharapkan balasan atau pujian. Karena amal yang diterima
Allah hanyalah amal yang didasarkan pada keikhlasan. HR.
Abu Dawud & Nasa’idari abi umamah. Ikhlas disini dapat
dilakukan dengan cara : Selalu Menolong Dengan Segala Cara
Bersegeralah menolong seseorang dengan segenap
kemampuan, baik berupa harta, tenaga, waktu atau setidak-
tidaknya perhatian yang tulus hanya untuk mendengarkan
keluh kesahnya. Setiap kali kita menolong seseorang dengan
ikhlas, berarti kita telah menabung untuk mendapat pertolongan
Allah. Karena sesungguhnya kesempatan menolong orang lain
hanya ada jika Allah yang maha agung memberi kesempatan
kepada kita. Andaikata kemampuan menolong secara fisik
sangat terbatas, tolonglah dengan taburan do’a. Percayalah,
tidak ada kebaikan sekecil apapun kecuali diperhatikan dan
dibalas dengan sempurna oleh Allah SWT.

Sumbangkan Ilmu Pengetahuan. Sedikitpun jangan pernah


sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang kita
miliki agar orang lain bertambah ilmunya, wawasannya,
pengalamannya dan kemampuannya. Kita harus amanah
dengan ilmu dan pengalaman kita dengan cara menyalurkannya
untuk membantu orang lain.

Hindari Penghinaan Terhadap Pasien Segala sesuatu yang


bersifat merendahkan, mengejek, menghina dalam bentuk
apapun terhadap seseorang, baik tentang postur tubuhnya,
keadaan penyakitnya, kepribadiannya, keadaan sosial dan
sebagainya. Sedikitpun jangan pernah kita lakukan kalau kita

15
sebagai seorang perawat. Akibat perbuatan itu akan muncul
perasaan sakit hati atau sampai bisa mendendam. Tolonglah
pasien dengan ikhlas karena diahadapan Allah manusia adalah
sama.

2.4 Ciri Khas Perawat Islami yang Profesional

Perawat sebagai profesional yang Islami direfleksikan melalui :


penampilan fisik, sikap yang agamis, psikomotor, pengetahuan,
kemampuan berkomunikasi, pengambilan keputusan, kesejawatan yang
dapat bekerja sama dengan harmonis.

Prinsip keperawatan dalam Islam : Melayanu itu ibadah, memberi


dahulu dan kita akan menerima, mengerti orang lain lebih dulu,
membahagiakan orang lain dahulu, melakukan sikap empati dan
menumbuhkan sinergi, membiasakan dengan ucapan: salam, basmalah,
hamdalah dan berdo’a (Widarti, 2010).

Berikut adalah ciri khas dari seorang perawat, yaitu :

1. Berpakaian bagi wanita

a) Seragam menutupi seluruh badan selain wajah dan kedua


telapak tangan
b) Tidak ketat sehingga masih menampakan bentuk tubuh yang
ditutupinya
c) Tidak tipis temaram sehingga warna kulit masih bisa dilihat
d) Tidak menyerupai laki-laki
e) Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang
f) Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya

2. Berinteraksi dengan sesama muslim

a) Memberi bantuan memenuhi kebutuhan dasarnya

16
b) Menyebarkan salam
c) Menjenguknya jika ia sakit
d) Menjawabnya jika ia bersin
e) Mengunjunginya karena Allah
f) Memenuhi undangannya
g) Tidak menyebut aib dan mengunjingnya, secara terang atau
sembunyi
h) Berbaik sangka kepadanya
i) Tidak boleh memata-matai dan mengawasnya, baik dengan
mata maupun telinga
j) Tidak membocorkan rahasianya
k) Menampakan perhatian dan kasih sayang kepadanya
l) Tidak menghibahnya dan membelanya jika ada seseorang
yang menghibahnya
m) Memaafkan kesalahannya
n) Mendo’akannya dari tempat yang jauh

3. Berinteraksi dengan non muslim

a) Berbuat adil dan baik pada orang non muslim


b) Boleh membantu orang non muslim yang menderita
c) Jangan menghina orang non muslim
d) Wanita Islam dilarang menikah dengan laki-laki non muslim
e) Tidak boleh memberi salam kepada orang non muslim
f) Apabila orang non muslim itu memberi salam maka
jawablah hanya dengan ucapan Wa’alaikum

4. Hijab

a) Perawat wanita memberikan asuhan keperawatan secara


langsung pada pasien wanita

17
b) Perawat wanita boleh memberikan asuhan keparawatan secara
langsung pada pasien laki-laki dalam konsisi khusus atau
kegawatdaruratan ketika tidak ada lagi perawta laki-laki yang
memungkinkan untuk memberikan bantuan
c) Perawat laki-laki memberikan asuhan keparawatan secara
lagsung kepada pasien laki-laki
d) Perawat laki-laki memberikan asuhan keperawatan secara
langsung pada pasien wanita dalam kondisi khusus atau
kegawatdaruratan ketika tidak ada lagi perawat wanita yang
memungkinkan untuk memberikan bantuan
e) Perawat memisahkan penempatan ruang perawatan antara
pasien wanita dengan pasien laki-laki dewasa, kecuali pasien
anak-anak usia 0-7 tahun

2.5 Landasan Kerja dan Perilaku Perawat

1. Iman-Islam-Ihsan

a) Percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,


para rasul-Nya, hari kebangkitan dan qadha (peraturan) dan qadar
atau kuasa-Nya.
b) Mempresentasikan keimanan dengan amal shaleh sesuai dengan
syariat Islam
c) Bekerja dengan konsep iman dan menggunakan prinsip ihsan
sebagai fungsi control mandiri atas prestasi kinerja yang
dipercayainya sebagai representasi dari iman
d) Mendirikan dan menjaga shalatnya dan shalat kliennya dalam
kondisi apapun sesuai syariah

2. Taqwa

a) Bekerja dengan profesional melaksanakan perintah Allah dan


menjauhi larangan-Nya

18
b) Bekerja dengan senantiasa mengendalikan dorongan emosi dan
penguasaan kecenderungan hawa nafsunya dengan memenuhi
dorongan itu dalam batas yang diperkenankan oleh ajaran agama
c) Berkerja dengan melakukan tidakan yang baik, misalnya berlaku
benar, memegang amanah, adil, dapat dipercaya, dapat
menyesuaikan diri dan bergaul dengan orang lain, serta
menghindari permusuhan dan kezaliman.

3. Ilmu (Profesionalisme)

a) Berupaya menerapkan konsep, teori dan prinsip dalam keilmuan


yang terkait dalam asuhan keperawatan dnegan mengutamakan
pedoman pada Al- Qur’an dan Hadits
b) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan Islami melalui kegiatan-kegiatan pengkajian yang
berdasarkan bukti (evidence-based Healthcare)
c) Mempertanggungjawabkan atas segala tindakan dan perbuatan
berdasarkan bukti (evidence-based Healthcare)
d) Berlaku jujur, Ikhlas dalam memberikan pertolongan kepada
pasien baik secara individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat dan semata-mata mengharapkan ridho Allah
e) Bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan menyelesaikan masalah pelayanan
kesehatan yang berorientasi pada asuhan keperawatan yang
berdasarkan bukti(evidence-based Healthcare)

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan Islami adalah: pelayanan keperawatan sebagai bentuk


ibadah berdasar Al-Quran dan Hadis untuk mencari Ridho Allah SWT,
dengan karakteristik dan akhlak seorang perawat menurut agama Islam itu
harus : Profesional, ramah, amanah, istiqomah, sabar, ikhlas dan
penampilan yang menyenangkan dan menutupi aurat.

20
Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan keperawatan professional serta memiliki sikap
profesional sesuai kode etik profesi dan sesuai dengan ajaran agama Islam.
Peran perawat itu sangat penting dalam keadaan apapun juga kita sebagai
seorang perawat harus siap menolong dengan ikhlas walaupun dalam
keadaan sakaratul maut sekalipun dan janganlah kita takut. Sebagai
seorang perawat yang profeional kita harus mengikuti delapan etos kerja

3.2 Saran

Demikianlah penulisan makalah ini semoga ini bermanfaat bagi


para pembaca maupun penulis. Besar harapan semoga didalam
makalah dengan materi kerakteristi keperawatan Islami ini dapat
menjadi refrensi bagi pembaca atau mahasiswa sebgai calon perawat
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya,


Bandung: PT Syamil Media Cipta

Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I


atas Barbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan

Sudjana Nana, Tuntunan Penyusuna Karya Ilmiah, Bandung :


Sinar Baru Algensindo, 1986

21
Sudalhar. Keperawatan Islami, Tuban : CV Duta Ilmu Indonesia

Martono,2007

Ridwan, 2010

Nanda, 2013

22

Anda mungkin juga menyukai