REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
Jl. Ir. Soekarno Km. 20 Telp. (022) 7798252-7798253
Fax. (022) 7798256 Jawa Barat 45363 JATINANGOR – SUMEDANG 45363
Jl. Ampera Raya Cilandak Timur Telp. (021) 7806944-7805088-7806602
Fax. (022) 7824157 Jakarta Selatan 12560
Soal :
1. Menurut pandangan para pengkaji hukum di Indonesia, sistem pemerintahan dibagi
dalam tiga kategori : sistem Presidensial, sistem Parlementer dan sistem Campuran,
Pemerintah Indonesia menganut sistem yang mana? Jelaskan ciri-cirinya
berdasarkan pasal-pasal di dalam UUD 1945!
Pada saat ini Indonesia menganut Sistem Presidensial dimana ciri-cirinya:
a. Pemerintahan dan negara dipimpin langsung oleh presiden.
b. Presiden selaku lembaga eksekutif diangkat melalui pemilihan rakyat atau
badan perwakilan rakyat.
c. Presiden punya hak istimewa (hak prerogatif) untuk mengangkat dan
memecat menteri atau pejabat setingkat menteri.
d. Menteri memiliki tanggung jawab langsung kepada presiden.
e. Presiden tidak memiliki tanggung jawab pada kekuasaan legislatif.
f. Presiden tidak bisa dipecat oleh lembaga legislatif.
g. Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus
kepala negara.
h. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan
dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
i. Presiden memiliki hak prerogatif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
j. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif
(bukan kepada kekuasaan legislatif).
k. Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
l. Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.
2. Menurut Ilmu Politik, konsep Kekuasaan berkaitan erat dengan konsep Kekuatan.
a. Jelaskan keterkaitan Konsep Kekuasaan dengan Konsep Kekuatan!
Keterkaitan Konsep Kekuasaan dengan Konsep Kekuatan
Kekuasaan dalam arti tertentu adalah kekuatan yang disetujui. Adanya
kekuasaan dalam berbagai manifestasinya, termasuk kekuatan harus diterima oleh
umat manusia, karena manusia menurut kodratnya ditakdirkan untuk hidup
berkelompok. Manusia ditakdirkan oleh hakikatnya sebagai makhluk sosial, untuk
menerima adanya penyelenggaraan kekuasaan, sekalipun penyelenggaraan itu
didasarkan atas kekuatan belaka.
b. Apa yang melatarbelakangi John Locke dan Montesqueiu mencetuskan dan
mengembangkan Teori Pemisahan Kekuasaan dan Pembagian Kekuasaan?
Yang melatarbelakangi John Locke dan Montesqueiu mencetuskan dan
mengembangkan Teori Pemisahan Kekuasaan dan Pembagian Kekuasaan adalah
untuk menghindari terjadinya kesewenang-wenangan /kuasa absolut dalam aktivitas
ketatanegaraan yg terpusat.
a. Kepastian Hukum
Asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara negara.
c. Kepentingan Umum
Asas tersebut merupakan asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
d. Keterbukaan
Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi,
golongan, dan rahasia.
e. Proporsionalitas
Asas proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara
hak dan kewajiban penyelenggara negara.
f. Profesionalitas
Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Akuntabilitas
Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
h. Efisiensi
Asas yang berorientasi pada minimalisasi penggunaan sumber daya dalam
penyelenggaraan negara untuk mencapai hasil kerja yang terbaik.
i. Efektivitas
Asas yang berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan berdaya guna.
j. Keadilan
Asas keadilan adalah bahwa setiap tindakan dalam penyelenggaraan negara
harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara.