OLEH :
KELOMPOK-1
Nama Kelompok :
1. Dwi Utari, S.Kep 9. Emmi Dorenci, S.Kep
2. Endang Rotua Pakpahan, S.Kep 10. Hafizuddin, S.kep
3. Hendi Lumban Gaol, S.Kep 11. Mellin Hutagalung, S.Kep
4. Andi Sahputra, S.Kep 12. Hizkia, S.Kep
5. Marlina Sinaga, S.Kep 13. Delvin Lombu, S.Kep
6. Debora Anzelina Sirait, S.Kep 14. Ayu Sastia, S.Kep
7. Mutia Mislika, S.Kep 15. Asri Mirdani Hia, S.Kep
8. Kristin Situmeang, S.kep 16. Alysia, S.Kep
17. Andriansyah, S.Kep
Stase :
Keperawatan Anak
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan kasih -Nyalah sehingga kami dapat menyusun “Proposal Satuan
Acara Bermain (SAB) Terapi Bermain “Tebak Suara” Pada Anak Usia Pra
Sekolah Di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi Medan” ini yang telah
ditentukan. Proposal terapi bemain ini diajukan guna memenuhi tugas profesi
yang diberikan pada stase Keperawatan Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan
masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk
dapat menyelesaikan Proposal Terapi Bernain ini baik itu secara langsung maupun
tidak langsung.
Kami menyadari isi ini Proposal Terapi Bernain masih jauh dari kategori
sempurna, baik dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan.oleh karen itu,
kritik dan saran yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan,
sangat kami harapkan demi kesempurnaan Proposal Terapi Bernain ini.
Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN
Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan
dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di
rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan
kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain
sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti
kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia
toddler (3 - 6 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada
usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang
bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar
menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat
menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai
gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu
mengenali tingkat perkembangan anak.
Perawat sebagai care provider atau pemberi asuhan keperawatan pada anak
berperan penting dalam proses penyembuhan anak dan tumbuh kembangnya
selama hospitalisasi. Selain berupaya mengurangi kecemasan pada anak
yang hospitalisasi, perawat juga perlu mengupayakan agar perkembangan
bisa berjalan dengan optimal selama perawatan, yaitu dengan melaksanakan
program terapi bermain dengan memperhatikan pertimbangan terapi.
Berdasarkan ulasan dari Christian Aid, Islamic Relief dan UNICEF (2006),
bahwa untuk meningkatkan sense of belonging pada anak yatim dan
vulnerable digunakan beberapa cara yaitu:
1) Memperkuat ikatan keluarga dan komunitas, yaitu dengan menyatukan
anak dengan keluarga, adopsi, penempatan yang aman
2) Pemberian dukungan material dan ekonomi, berupa bantuan materi
seperti makanan, pakaian, kesehatan, serta pelatihan bisnis
3) Dukungan Emosional, berupa perhatian, kasih sayang, serta kesempatan
untuk pengalaman sosial dengan teman dengan jalan yang rekresional
seperti bermain game
4) Dukungan Pendidikan berupa pendidikan/sekolah formal,
ekstrakurikuler, dan pendidikan life-skill
5) Dukungan Advokat, berupa perlindungan hukum seperti perlindungan
dari diskriminasi dan hak asasi manusia. Dari penjabaran tersebut,
proposal ini menggunakan pendekatan pada dukungan emosional
berupa pemberian perlakuan berupa game.
Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek
terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling
efektif untuk menurunkan stres pada anak dan penting untuk kesejahteraan
mental dan emosional anak.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk menjadi aktif sehingga anak tidak akan merasa bosan Selama di
panti
1.2.2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama ± 35 menit anak akan mampu:
1. Kebutuhan bermain anak terpenuhi
2. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya melalui
pengalaman bermain yang tepat
3. Mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak selama di
panti.
4. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
5. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress
6. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi
anak.
7. Untuk meningkatkan koping yang efektif
8. Untuk menambah pengetahuan mengenali binatang dan suaranya.
9. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
10. Sebagai alat komunikasi antara perawat dan klien
1.3 Manfaat
1. Bagi Anak
2. Bagi perawat
TINJAUAN TEORITIS
Bermain juga merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa (Hidayat, 2005). Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa,
dan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan anak serta merupakan satu
cara yang paling efektif untuk menurunkan stres pada anak dan penting untuk
kesejahteraan mental dan emosional anak (Nursalam, 2005).
Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Panti Asuhan Terima Kasih
Abadi Medan
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia 3-6 tahun
Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak
Hari / Tanggal : Rabu, 10 Maret 2021
Waktu : Pkl. 10.00 sd selesai
Tempat Bermain : Di Panti Asuhan Terima Kasih Abadi Medan
A. Judul
Terapi bermain “Tebak Suara”
Alasan : Terapi bermain “Tebak Suara” judul ini dipilih kelompok untuk
menambah pengetahuan mengenali binatang dan suaranya,
untuk menambah pengetahuan anak dan mengembangkan
imajinasi pada anak.
B. Karakteristik Permainan
Anak dibimbing untuk menjawab suara hewan apa yang putar dengan
menunjukkan gambar hewan terkait.
C. Sasaran
1. Anak usia (3 - 6 tahun)
2. Anak yang ada di panti asuhan
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain tebak suara.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menjadi aktif sehingga anak tidak akan merasa bosan atau jenuh di
Panti.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama ± 35 menit anak akan mampu:
1. Kebutuhan bermain anak terpenuhi
2. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya melalui pengalaman
bermain yang tepat
3. Mengekspresikan keinginan, persaan, dan fantasi anak selama di panti.
4. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
5. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress.
6. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
7. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk menambah
pengetahuan mengenali binatang dan suaranya.
8. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
9. Sebagai alat komunikasi antara perawat dan klien
E. Media
1. Gambar Binatang
2. Suara Hewan
3. Speaker
4. Laptop
5. Lembar penilaian
6. Pensil warna
F. Setting Tempat
Ketua
Moderator
Co Leader
Sekretaris
CI
Leader
Bendahara
Observe
r
Peserta Anak
Observe
r
Observe
r
G. Strategi Bermain
No Tahapan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pendahuluan 1. Mengucapkan salam Menjawab salam 3 menit
Moderator
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Apersepsi Memperhatikan
1 Pembukaan 1. Kata Sambutan dari Mendengarkan 7 menit
Ketua Panitia
2. Membuka kegiatan Mendengarkan
dengan mengucapkan
salam.
3. Memperkenalkan diri Mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan Menjelaskan
dari terapi bermain
oleh leader
5. Kontrak waktu anak Menerima
dan ibu panti
3 Kegiatan 1. Menjelaskan tata cara Menjelaskan 15 menit
Bermain pelaksanaan terapi
bermain mewarnai
dan menebak suara
kepada anak oleh co
leader Bingung
2. Memberikan
kesempatan kepada
anak untuk bertanya
jika belum jelas Antusias saat
3. Membagikan kertas menerima peralatan
bergambar dan pensil
warna. Memulai untuk
4. Fasilitator mewarnai gambar
mendampingi anak
dan memberikan
motivasi kepada anak Menjawab
5. Menanyakan kepada pertanyaan
anak apakah telah
selesai mewarnai
gambar Mendengarkan
6. Memberitahu anak
bahwa waktu yang
diberikan telah selesai Memperhatikan
7. Memberikan pujian
terhadap anak yang
mampu mewarnai
gambar sampai selesai
4 Penutup 1. Memotivasi anak Menceritakan 5 menit
untuk menyebutkan
apa yang diwarnai
2. Mengumumkan nama
anak yang dapat
mewarnai dengan
baik.
3. Membagikan reward Gembira
kepada seluruh
peserta
5 Terminasi 1. Memberikan motivasi Memperhatikan 5 menit
dan pujian kepada
seluruh anak yang
telah mengikuti
program terapi
bermain
2. Mengucapkan terima Mendengarkan
kasih kepada anak
dan orang tua
3. Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup
H. Antisipasi Hambatan/Masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang panti untuk mendampingi anak
selama program terapi.
I. Pengorganisasian
1. Pembimbing Pendidikan :
a. Ns. Marthalena Simamora, M.Kep
b. Ns. Laura Siregar, M.Kep
c. Ns. Rani Kawati Damanik, M.Kep
2. Ketua : Hafizuddin, S.Kep
3. Sekretaris : Ayu Sastiya, S.Kep
4. Bendahara : Kristin Situmeang, S.Kep
5. Moderator : Dwi Utari, S.Kep
6. Leader : Marlina, S.Kep
7. Co Leader : Hendi Nurul Prasticia Lumban Gaol, S.Kep
8. Observer :
a. Andi Sahputra, S.Kep
b. Kristin Situmeang, S.Kep
9. Fasilitator :
a. Endang Rotua Pakpahan, S.Kep
b. Asri Mirdani Hia, S.Kep
c. Debora E Sirait, S.Kep
d. Hiskia, S.Kep
e. Mutia Mislika, S.Kep
f. Alisya, S.Kep
g. Mellin Widya Hutagalung, S.Kep
h. Emmi Dorenci Tinambunan S.Kep
i. Andriyanshah, S.Kep
j. Hafizuddin, S.Kep
10. Dokumentasi :
a. Kristin Situmeang, S.Kep
b. Ayu Sastiya, S.Kep
J. Fungsi Peran
1. Ketua : Mengontrol Semua Kegiatan Terapi Bermain
2. Sekretasi : Mencatat semua kegiatan yang akan dilakukan
3. Bendahara : Mengumpulkan dana yang diperlukan
4. Moderator :
Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi tanggung jawab
agar berjalan sesuai dengan topik
5. Leader : Mengkoordinir acara kegiatan terapi bermain anak
6. Co Leader
Membantu leader dalam mengawasi jalanya kegiatan terapi bermain
7. Observer
Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang
direkam dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala
observasi terapi bermain.
8. Fasilitator
Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi bermain
dapat tercapai dan mendapingi anak dalam bermain.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak
bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak
mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual,
sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.
Bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan
membantu anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress.
3.2. Saran
Terapi bermain dapat menjadi jembatan bagi anak untuk mendapatkan self
belonging dan mengurangi rasa kebosanan bahkan kecemasan pada anak.
Sebaikanya panti asuhan sering menerapkan terapi bermain pada anak
karena pada hakikatnya anak tidak dapat dipisahkan dari sebuah permainan.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaeminah, ISSN: 2301-8267 Vol. 03, No.01 Januari 2015, Game Therapy
Untuk Meningkatkan Sense Of Belonging Anak Panti Asuhan
Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.
Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth
Edition.Mosby Year Book. Toronto
Canadahttp://sidikjaricerdas.wordpress.com /2010/08/09/ bermain-puzzle-
melatihkonsentrasi-anak/
Choenarom, C., Williams, R.A., & Hagerty., B.M. (2005). The role of sense of
belonging and social support on stress and depression in individuals with
depression. Archives of Psychiatric Nursing, 19, 18–29. Colman, A.M.
(2008).
Dian, E.A., Dwiartanti, D., Chairani, S., Sarwendah, Mawati., T.K. (2011). 10
minggu mencari cinta: Program intervensi bagi penghuni panti werdha dan
panti asuhan. PKMM 3-3-2.
Maghfiroh, R. (2011). Persepsi prestasi pada anak terlantar yang tinggal di panti
asuhan al-hikmah Sawojajar Malang. Laporan penelitian. Departemen
Sosial Republik Indonesia (1989). Definisi anti asuhan.
PPK. (2009). Pola Pengasuhan Anak di Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Kota
Solo dan Kabupaten Klaten. Kerjasama Pusat Penelitian Kependudukan,
LPPM UNS dengan UNICEF.
Santrock, J.W. 2007. Remaja, edisi ke sebelas. Jakarta: Erlangga. Schaefer, C.A.
& Reid, S.E. (1986). Game play: Therapeutic use of chilhood games. New
York: John Wiley and Sons.