Anda di halaman 1dari 10

TERAPI BERMAIN

MEWARNAI DENGAN PASIR DI RUANG HEMATOONKOLOGI ANAK

RSUD ULIN BANJARMASIN

DOSEN PEMBIMBING

SAPARIAH ANGGRAINI, S.KEP., NERS M.KEP.


YUNITA HUSNA, S.KEP NERS

OLEH :

I KADEK SENIANTRA, S.KEP 113063J118027


I NYOMAN ADI P., S.KEP 113063J118028
ILANIATI, S.KEP 113063J118029
INA PEMBERIANI 113063J118030
JONATHAN A. G. S, S.KEP 113063J118034
LOLA VITA LOKA S.KEP 113063J118035

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Adriana, 2011). Aktivitas
bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal dalam
kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit, untuk itu dengan
melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya
karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan
dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan
bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Anak-anak dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain
dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk
mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak
selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk
mampu mengenali tingkat perkembangan anak (Erlita, 2007).
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon, pensil atau pasir warna akan
membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik
halusnya, karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan
untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain
pada anak usia pra sekolah dengan cara mewarnai gambar.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti permainan ini anak akan merasa relaks dan dapat menstimulasi
perkembanagan anak serta meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Anak dapat lebih mengenali warna
b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
c. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
d. Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan
e. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
f. Beradaptasi dengan lingkungan
g. Mempererat hubungan antara perawat dan anak.

C. SASARAN
1. Anak usia (3 – 5 tahun).
2. Anak yang dirawat di ruang hematoonkologi anak.
3. Selama di rawat yang di dampingi orang tua.
4. Anak yang menyukai gambar dan mewarnai gambar.
5. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain.
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi mewarnai gambar dengan pasir warna.
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
1. Anak usia (3 – 5 tahun).
2. Anak yang dirawat di ruang hematoonkologi anak.
3. Selama di rawat yang di dampingi orang tua.
4. Anak yang menyukai gambar dan mewarnai gambar.
5. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain.
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi mewarnai gambar dengan pasir warna.

B. PRINSIP BERMAIN
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga/orangtua

C. KARAKTERISTIK PERMAINAN
Alat mainan dapat diberikan pada anak usia dibawah 5 tahun dalam keadaan kondisi
sakit ringan, dimana anak dalam keadaan yang membutuhkan perawatan dan pengobatan
yang minimal. Pengamatan dekat dan tanda vital serta status dalam keadaan normal dan
kondisi sakit sedang, dimana anak dalam keadaan yang membutuhkan perawatan dan
pengobatan yang sedang, pengamatan dekat dan status psikologis dalam keadaan normal.
Sedangkan anak dalam keadaan sakit berat tidak diberikan aktivitas bermain karena anak
berada dalam status psikologis dan tanda vital yang belum normal, anak gelisah, mengamuk
serta membutuhkan perawatan yang ketat.
Pada usia bayi, saat anak mengalami sakit ringan, alat mainan yang sesuai seperti balok
dengan warna yang bervariasi, buku bergambar, cangkir atau sendok, kotak musik, giring-
giring yang dipegang, boneka yang berbunyi. Sedangkan saat anak sakit sedang, mainan
yang dapat diberikan berupa kotak musik, giring-giring yang dipegang, boneka yang
berbunyi (Wong, et al, 2015).
Alat mainan yang dapat didorong dan ditarik, balok-balok, mainan bermusik, alat

rumah tangga, telephone mainan, buku gambar, kertas, crayon, dan manik-manik besar

dapat diberikan pada anak usia pra-sekolah saat mengalami sakit yang ringan. Sedangkan

pada saat anak sakit dalam tingkat yang sedang, mainan yang diberikan dapat berupa

mainan bermusik, alat rumah tangga, telephone mainan, buku bergambar, dan manik-manik

besar (Wong, et al, 2015).

Pada usia pra sekolah, saat mereka mengalami sakit ringan, alat mainan yang dapat

diberikan berupa boneka-bonekaan, mobil-mobilan, buku gambar, teka-teki, menyusun

potongan gambar, kertas untuk melipat-lipat, crayon, alat mainan bermusik dan majalah

anak-anak.Anak pra sekolah mengalami sakit sedang, mainan yang diberikan dapat berupa

boneka-bonekaan, mobil-mobilan, buku bergambar, dan alat mainan musik (Mettayan,

2013).

Pada usia sekolah, anak sudah mulai melakukan imaginasi. Maka alat mainan yang

dapat diberikan berupa permainan teka-teki, buku bacaan, alat untuk menggambar, alat

musik seperti harmonika (Ettytarty, 2016).

Sedangkan pada saat remaja, anak mulai mencurahkan kreativitas yang dimilikinya,

maka alat mainan yang diberikan dapat berupa permainan catur, alat untuk mengggambar

seperti cat air, kanvas, kertas, majalah anak-anak atau remaja, dan buku cerita

(Hardjadinata, 2011).
BAB III
METODOLOGI PERMAINAN

A. DESKRIPSI BERMAIN
Bermain merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik untuk
belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat
mengenal waktu, jarak serta suara. Terapi bermain yang dilaksanakan adalah storytelling
dan pengenalan bentuk dan nama-nama buah-buahan (Lina Sophy, 2013).
Mewarnai dengan menggunakan pasir sebagai media warna termasuk dalam teknik
kolase. Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan, seperti kertas dan
pasir yang di tempelkan pada permukaan gambar, kolase merupakan karya seni rupa dua
dimensi yang menggunkan berbagai macam panduan bahan, cara kerjanya cukup mudah
dengan menggunakan sebuah gambar hitam putih yang diolesi bagian-bagian yang akan
diberikan warna dengan menggunakan pasir, sehingga bagian-bagian yang perlu diberi
warna terisi penuh dengan warna (Rinny, 2017).
Beberapa keuntungan mewarnai dengan menggunakan pasir :
1. Melatih kemampuan motorik halus
2. Melatih kemampuan motorik kasar
3. Melatih keterampilan anak
4. Melatih tumbuh kembang anak
B. TUJUAN PERMAINAN
a) Anak dapat lebih mengenali warna
b) Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
c) Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
d) Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan
e) Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
f) Beradaptasi dengan lingkungan
g) Mempererat hubungan antara perawat dan anak.
C. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN
Membuka stiker dan memberikan warna pada stiker dan memadukan warna sehingga
menjadi suatu perpaduan warna yang menarik dan gambar menjadi lebih berwarna.

D. ALAT BERMAIN
a) Stiker gambar dengan pasir warna
b) Gunting
c) Karpet
d) Lembar penilaian (Observasi)
E. MEDIA PERMAINAN
Gambar dan pasir warna

F. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Peserta : moderator
: Fasilitator
: Observer
: Leader

G. WAKTU PELAKSANAAN
1. Tanggal : 16 Februari 2019
2. Pukul : 14.00- 15.30 WITA
3. Tempat : Ruang hematoonkologi anak
H. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI
1. Anak cuek untuk mau mendengarkan arahan dari leader

2. Anak rewel

Anak juga akan cenderung lebih manja, minta perhatian lebih pada orang tua serta

bersikap cuek pada perawat yang akan merawatnya karena anak belum dapat

beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Stress yang umumnya terjadi berhubungan

dengan hospitalisasi adalah takut akan unfamiliarity, lingkungan rumah sakit yang

menakutkan, rutinitas rumah sakit, prosedur yang menyakitkan, dan takut akan

kematian.

I. ANTISIPASI HAMBATAN
Dilakukannya pengawasan selama proses bermain pada anak dan membina keakraban
dan saling percaya pada anak, serta memotivasi anak untuk percaya diri.

J. PENGORGANISASIAN
Jumlah leader sekaligus sebagai pendamping 1 orang, moderator 1 orang, fasilitator 1
orang, dan 3 orang observer dengan susunan sebagai berikut :
1. Pembimbing Pendidikan :
Safariah Anggreini S.Kep Ners M.Kep
2. Pembimbing Ruangan :
Yunita Husna S.Kep Ners
3. Leader : I Kadek Seniantara, S.Kep
4. Moderator : I Nyoman Adi P., S.Kep
5. Observer : Jonathan Aloysisius G.S., S.Kep
6. Fasilitator :
a. Ilaniati S.Kep
b. Ina Pemberiani S.Kep
c. Lola Vita Loka, S.Kep
K. SISTEM EVALUASI BAB
1) Evalusi Struktur
a. Anak yang hadir di ruangan saat di lakukan terapi bermain dalam waktu satu hari
terdapat 1 orang anak dan maksimal 5 orang anak untuk diberikan terapi mewarnai
gambar menggunakan pasir warna.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang hematoonkologi Tulip lantai 3.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2) Evaluasi Proses
a. Anak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan mewarnai gambar dengan pasir
warna.
b. Anak mengikuti terapi bermain mewarnai gambar dengan pasir warna dari awal
sampai akhir.
c. Anak tidak terdapat yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar dengan pasir
warna.
3) Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira setelah dilakukan terapi mewarnai gambar
dengan pasir warna.
b. Tingkat kecemasan sesudah diberikan terapi mewarnai gambar dengan pasir
warna tingkat kecemasan menurun dan berada pada tingkat kecemasan ringan
dengan presentase 76,6 %.
c. Anak mewarnai stiker gambar dengan pasir warna sesuai dengan contoh yang
diberikan.
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakainya dalam mewarnai misalnya
anak menyebutkan warna merah, kuning, hijau, dan biru.
BAB IV

PENUTUP KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Mewarnai dengan menggunakan media pasir adalah salah satu permainan yang
sesuai untuk anak yang berusia 5 tahun yang dapat bereksplorasi sesuai dengan
imajinasi anak dan kreativitas sendiri bahkan dengan tambahan bahan-bahan bekas
disekeliling akan menambah permainan samakin menyenangkan pasir, adapun manfaat
yang diperoleh anak ketika mewarnai dengan menggunakan pasir yaitu dapat
meningkatkan aspek kognitif , motorik halus, bahasa, maupun sosial emosional agar
dapat melatih koordinasi antara mata dengan tangan. Mewarnai gambar dengan
menggunakan pasir juga dapat menurunkan kecemasan pada anak
Mewarnai dengan menggunakan pasir telah mendapatkan hasil yang cukup
baik, dari semua anak-anak dapat berperan aktif dalam sebuah permainan dari awal
sampai berakhirnya sebuah permainan.
B. SARAN
Mewarnai dengan menggunakan media pasir diharapkan dapat menjadi acuan
tentang terapi bermain dalam mengatasi kecemasan pada anak yang sedang menjalani
perawatan di Rumah Sakit namun dengan metode dan teknik yang berbeda yang sesuai
dengan tahap tumbuh kembang dan hoby anak.

Anda mungkin juga menyukai