Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Sub Pokok Bahasan : Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Napza


Sasaran : Pasien detox
Waktu : 30 Menit
Tanggal : 11 Juni 2019
Tempat : Ruangan Detox RSJ Sambang Lihum

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu memahami mengenai bahaya
penyalahgunaan NAPZA dan tidak melakukan penyalahgunaan NAPZA.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penjelasan selama 20 menit diharapkan sasaran dapat mengerti
mengenai :
1. Pengertian NAPZA
2. Klasifikasi NAPZA
3. Gajala dini dari penyalahgunaan NAPZA
4. Pengaruh NAPZA terhadap tubuh manusia dan lingkungannya
5. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA
6. Tidak melakukan penyalahgunaan NAPZA
III. POKOK MATERI
1. Pengertian NAPZA
2. Klasifikasi NAPZA
3. Gajala dini dari penyalahgunaan NAPZA
4. Pengaruh NAPZA terhadap tubuh manusia dan lingkungannya
5. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA
6. Tidak melakukan penyalahgunaan NAPZA

IV. MEDIA PENYULUHAN


Media : Leaflet, PPT

V. SETTING TEMPAT

Keterangan :
1. Leader : 6. Speaker
2. Co. Leader : 7. LCD
3. Fasilitator :
4. Observer :
5. Peserta :
VI. PENGORGANISASIAN

1. Leader : Fransiskus Heri , S.Kep

2. Co. Leader : Fransiskus saperius , S.Kep

3. Operator : Fahrudin , S.Kep

4. Observer + Notulen : Anastasia Indriani G. S.Kep.

5. Fasilitator : Reri Apriliansina , S.Kep Elta Nora S.Kep

Lolla Vita Loka , S.Kep Ilaniati S.Kep

Rahmiyanti S.Kep Dwi Anugrani P. S.Kep

Ria Arianti Putri S.Kep Beltza Relia S.Kep

Anis Silvia S.Kep Pron Yogi


VII. STRATEGI PELAKSANAAN

NO WAKTU KEGIATAN PESERTA


1 3 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Memperhatikan
kesehatan
4. Kontrak waktu bersama pasien
2 20 menit Pelaksanaan :
1. Penyuluh menyampaikan pertanyaan 1. Memperhatikan
mengenai upaya pencegahan 2. Menjawab
penyalah gunaan NAPZA. 3. Mengikuti
2. Pendengar menjawab pertanyaan penyampaian dari
sesuai pengetahuan. materi dari awal
3. Penyuluh menjelaskan materi upaya sampai akhir
pencegahan penyalah gunaan 4. Antusias dalam
NAPZA mengikuti
4. Pendengar menyimak pembahasan penyampaian materi
materi.
3 5 menit Evaluasi :
1. Memotivasi peserta untuk bertanya 1. Bertanya
seputar upaya pencegahan penyalah 2. Mendengarkan
gunaan NAPZA dan mengungkapkan 3. Mendengarkan
apa yang dirasakannya 4. Menjawab
2. Penyuluh menyampaikan jawaban. pertanyaan
3. Penyuluh memberikan pertanyaan
seputar upaya pencegahan penyalah
gunaan NAPZA kepada peserta
4. Peserta menjawab pertanyaan yang
diberikan
4 2 menit Terminasi :
1. Memperhatikan
1. Memberikan motivasi dan pujian 2. Mendengarkan
kepada seluruh pasien yang telah 3. Menjawab salam
mengikuti penyuluhan kesehatan
2. Mengucapkan terima kasih kepada
warga
3. Mengucapkan salam penutup

VIII. KRITERIA EVALUASI


A. Evaluasi struktur
1. Klien ada di tempat
2. Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan di ruang Detox
3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan kesehatan dilakukan
sebelumnya.
B. Evaluasi Proses
1. Klien antusias dalam kegiatan terapi bermain
2. Klien mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
LAMPIRAN

A. DEFINISI
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA
adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
B. JENIS
1. Narkotika : Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah : zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, ada 3 golongan :
a. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, Kokain, Ganja.
b. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
c. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.
2. Psikotropika : Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
3. Zat Adiktif Lainnya : Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan
dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu
dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
1) Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
2) Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
3) Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker ).
b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.
C. DAMPAK FISIK KARENA NAPZA
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena
rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang
berbahaya. Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA
dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Saat menggunakan NAPZA: Jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh
tak acuh), mengantuk, agresif,curiga
2. Kelebihan disis (overdosis): Nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit
teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
3. Sedang ketagihan (putus zat/sakau) : Mata dan hidungberair, menguap
terusmenerus,diare, rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas andi,kejang,
kesadaran menurun.
4. Pengaruh jangka panjang: Penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan
dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan
atau bagian tubuh lain.
D. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
2. Faktor Lingkungan :
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.
a. Lingkungan Keluarga :
1) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
2) Hubungan kurang harmonis
3) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
4) Orang tua terlampau sibuk, acuh
5) Orang tua otoriter
6) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
7) Kurangnya kehidupan beragama.
b. Lingkungan Sekolah :
1) Sekolah yang kurang disiplin
2) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
4) Adanya murid pengguna NAPZA
c. Lingkungan Teman Sebaya :
1) Berteman dengan penyalahguna
2) Tekanan atau ancaman dari teman
d. Lingkungan Masyrakat / Sosial :
1) Lemahnya penegak hukum
2) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

E. Gejala Dini Pengguna NAPZA


1. Tanda Fisik
a. Kesehatan fisik menurun
b. Penampilan diri menurun
c. Badan kurus, lemah, malas
d. Pernapasan lambat dan dangkal
e. Suhu badan tidak beraturan
f. Pupil mata mengecil
g. Tekanan darah menurun
h. Tejang otot
i. Kesadaran makin lama makin menurun
j. Selera makan berkurang
2. Tanda-tanda di rumah
a. Membangkang terhadap teguran orang tua
b. Semakin jarang ikut kegiatan keluarga
c. Mulai melupakan tangung jawab rutinnya di rumah
d. Sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman
e. Sering pergi ke diskotik, mall atau pesta
f. Pola tidur berubah: pagi susah dibangunkan, malam suka begadang
g. Bila ditanya, sikapnya defensive atau penuh kebencian
h. Menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang (bokek)
i. Mering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, dan ini sering tidak
diketahui.
j. Sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alas an
(pandai-pandailah mengecek apakah uang yang dimintanya untuk bayar ini dan
itu di sekolah, betul-betul diminta oleh sekolah dan dibayarkan).
k. Malas mengurus diri (tidak mau membereskan tempat tidur, malas menggosok
gigi, kamar berantakan, malas membantu).
l. Sering tersinggung dan mudah marah
m. Menarik diri, sering di kamar dan mudah marah
n. Sering berbohong
o. Bersikap lbih kasar terhadap angota keluarga lainnya dibandingkan dengan
sebelumnya.
p. Sekali-kali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo (cedal) dan
jalansempoyongan
q. Ada obat-obatan, kertas timah, bau-bauan yang tidak biasa di rumah (terutama
kamar mandinya atau kamar tidurnya), atau ditemukan jarum suntik namun ia
mengatakan barang-barang itu bukan miliknya.

F. PENGARUH NAPZA PADA TUBUH MANUSIA DAN LINGKUNGAN


1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup
lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
- gangguan daya ingat
- gangguan perhatian / konsentrasi
- gangguan bertindak rasional
- gangguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.
b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ).
pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan
seksual
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau
melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk membeli
zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah ( GO ), raja
singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang mengunakan jarum
suntik secara bersama – sama membuat angka penularan HIV / AIDS semakin
meningkat. Penyakit HIV / AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan
seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin. Sistem
Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
f. Kulit
Terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,
sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
g. Komplikasi pada kehamilan :
- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS
- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
- Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
2. Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
- Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi
pertengkaran, mudah tersinggung.
- Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
- Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib,
hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
- Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau
pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
- Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk
biaya pengobatan dan rehabilitasi.
b. Di Lingkungan Sekolah :
- Merusak disiplin dan motivasi belajar.
- Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
- Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.
c. Di Lingkungan Masyarakat :
- Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna /
mangsanya.
- Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah
menjadi ketergantungan.
- Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
- Meningkatnya kecelakaan.

G. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :


1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan
melakukan intervensi.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan
NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA
Cara pencegahan :
1. Ketahuilah bahwa obat tersebut sangat berbahaya jangan sekali-kali mencoba.
2. Bina hubungan yang harmonis dengan orang tua sehingga perilaku kita lebih
terkontrol.
3. Katakan tidak bila ada yang menawari.
4. Berhati-hatilah dalam bergaul.
5. Perkuat keimanan kepada Tuhan.
6. Buat para orangtua : ciptakan keluarga yang harmonis, jalin komunikasi yang
bersahabat dengan putra-putri Anda.
7. Buat remaja : jadilah remaja yang aktif dan menyenangkan, berprestasi tinggi,
tahan uji, mandiri, ikuti kegiatan positif dan bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai