Anda di halaman 1dari 53

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN LEHER

TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUANUMUM.
Setelahmengikutipraktikumberikutdiharapkanmahasiswadapatmelakukanketerampila
ndalam melakukanpemeriksaankepaladanleher.
2. TUJUANKHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukanpemeriksaanfisikpadakepala(wajah,mata,telinga,hidung,sinus,mulut)
b. Melakukan pemeriksaanleher
c. Mengidentifikasiabnormalitasyangditemukanpadapemeriksaankepaladanleher

No TINDAKAN
PERSIAPAN KLIEN
1 Persiapan klien alat
1. Sarungtangan/handscoen
2. Lidikapas
3. Penlight
4. Otoskop
5. Garputala
6. Jam tangan (yangadadetiknya)
7. Speculumnasal
8. Toungespatel
9. Kasa
10. Stetoskop
11. bengkok
2 Persklienpan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3. MemberikanposisiyangnyamanpadaKlien
4. Informedconcent
3 Persklienpan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yangnyaman
2. Gunakansketselsaatmelakukanprosedur
4 PersklienpanKlien:
AturposisiKliensenyamanmungkindansesuaikebutuhanpemeriksaan.
PELAKSANAAN
5 MengucapkanBasmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat di dekat klien
8 Memakaihandscoenbersih
A. MENGKAJI RAMBUT
9 Bantu Klien untuk duduk atau berbaring, pastikan Klien merasa nyaman.
10 menanyakanapakahKlienmemilikiriwayatpenggunaancatrambut,obat
pengeriting/pelurus,riwayatkemoterapi,Kuturambut(jikamemakai
rambut palsu lepaskan terlebih dahulu) dll
11 Inspeksi warna rambut dan apakah pertumbuhan rambut pada kulit kepala
merata.
12 Inspeksi dan palpasi ketebalan dan ketipisan rambut
13 Palpasi tekstur dan kelembaban rambut ada tidaknya kutu ketombe
14 Perhatikanadanyainfeksidenganmemisahkanrambutmenjadibeberapa
bagiklien,periksabagkliennbelakangtelingadandisepanjanggarisbatas
rambut di leher
15 Perawat Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien dan
mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada
Kepala dan Wajah.
16 Mencatat Hasil Pemeriksaan Rambut di status Klien.
17 Evaluasi Pengkajian Rambut Klien:
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaankeadaan
rambut untuk klien
B. MENGKAJI KEPALA DAN WAJAH
18 Bantu Klien untuk duduk atau berbaring, pastikan Klien merasa nyaman.
19 Amati ukuran, bentuk dan kesimetrisan kepala
20 Inspeksi bentuk wajah,melihat adanya edema/cekungan, daerah bibir
skliennosis/tidak,Pucat/tidak
21 Palpasi kepala, lakukan gerakan memutar yang lembut dengan menggunakan
ujung jari mulai dari bagi klien belakang dan palpasi ke arah depan sampai
Temporal, palpasi klien sisi kepala apakah ada
(Tenderness, Instability, Crepitation, Massa dll)
22 Periksa kesimetrisan pergerakan wajah : minta klien untuk menaikkan
kedua alis, menurunkan kedua alis, mengerutkan dahi, menutup mata rapat-
rapat, mengembungkan pipi dan tersenyum memperlihatkan gigi
23 Perawat Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien dan
mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada Mata.
24 Mencatat Hasil Pemeriksaan kepala dan wajah di status Klien.
25 EvaluasiPengkajkliennkepaladanwajah:
 KlienBersih,rapidannyaman
 Perawatmampumenyimpulkanhasildaripemeriksaankeadaankepa
ladanwajah(mis.Apakahadakelainanbentukatautidakdll.)
C. MENGKAJI MATA
26 Inspeksi alis mata untuk melihat distribusi rambut, kesejajaran, kebersihan
kulit dan pergerakan (minta klien untuk menaikkan dan menurunkan alis
mata), menilai distribusi rambut dan arah lengkungan
bulu mata
27 Inspeksi kelopak mata untuk menilai karakteristik permukaan, posisi kelopak
mata dari kornea, kemampuan dan frekuensi berkedip
28 Amati konjunctiva bulbar untuk menilai warna, tekstur dan adanya lesi.
Regangkan kelopak mata dengan ibu jari dan jari telunjuk, tekan tulang orbita
bagklienn atas dan bawah, minta klien untuk melihat keatas, kebawah

29 Amati konjunctiva palpebra dengan menekuk kelopak mata kearah luar. Tekuk
kedua kelopak mata dan minta klien melihat keatas, regangkan kelopak mata
bawah dengan jari telunjuk  untuk melihat anemis, tekstur,
Melirik dari satu sisi ke sisi yang lain amati sklera
30 Inspeksi dan palpasi saccus lakrimalis, gland lakrimalis dan ductus
nasolakrimalis

31 Inspeksi kejernihan dan tekstur kornea, minta klien menatap lurus


kedepan, pegang penlight pada sudut oblik (menyerong/oblik) terhadap
mata dan gerakkan penlight secara perlahan melintasi permukaan kornea
32 Inspeksi ruang anterior untuk menilai transparansi dan kedalaman,
gunakan pencahayaan menyerong seperti yang dilakukan pada
pemeriksaankornea
33 Inspeksi pupil untuk menilai warna, bentuk (miosis/midrkliensis) dan
kesimetrisan serta reaksi terhadap cahaya (isokor/anisokor),ukuran
(normal (3-5mm)
34 Pemeriksaanvisus (ketajamanpenglihatan)
a. Gantungkan snellen cart pada jarak 6 meter dari Klien
35 b. Minta Klien/keluarga berdiri pada jarak 6 meter dari snellen cart

36 c.LakukanpemeriksaanpadamatakanandgncaramintaKlienmenutup mata
kirinya, kemudian minta Klien menyebutkan huruf pada snellen cart
yang anda tunjuk. Selanjutnya lakukan pemeriksaanyang sama
padamatakiri.JikaKlienbutahuruf,makagantihurufpadasnellencart
dengan gerakanjari.
37 d. Penulisan hasil pemeriksaan
Mis:matakiri6/6,artinyaKliendapatmelihatpadajarak6meter, dimana
orang normal juga dapat melihat pada jarak 6 meter.
Bila Klien mengalami Gangguan, dapat terjadi perubahan visus.
Mis :Mata kanan 4/6, artinya klien hanya dapat melihat pada jarak 4
meter, dimana orang normal dapat melihat pada jarak 6 meter.
38 Pemeriksaanlapangpandang
a.Kliendudukatauberdirikuranglebihjarak1meterberhadapandengan
pemeriksa

Catatan:
Pemeriksa memegang
objek/benda(mis.Pulpen
atau pencil) untuk
memeriksa lapang
pandang

39 b.LakukanpemeriksaanpadamatakananKliendgncara:Klienmenutup
mata kiri, sedangkan pemeriksa menutup mata kanannya. Kemudian
Kliendisuruhmelihatteruspadamatakiripemeriksadanpemeriksa
harus selalu melihat ke mata kanan Klien.
40 c. Pemeriksa menggerakkan jarinya dari arah luar ke dalam. Jika Klien
mulaimelihatgerakanobjekdaripemeriksa,klienharusmemberitahu,
dan hal ini dibandingkan dengan pemeriksa, apakah klien pun telah
melihatnya.Bilaadagangguanlapangpenglihatan(visualfield)maka
pemeriksa akan lebih dahulu melihat gerakan tersebut.
41 d. Lakukan hal yang sama pada mata kiri.
42 Perawat Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien dan
mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada
telinga.
43 Mencatat Hasil Pemeriksaan mata di status Klien.
44 Evaluasi Pengkajian mata:
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan keadaan
lapang pandangklien.
D. MENGKAJI TELINGA
45 Inspeksi warna, kesimetrisan dan posisi telinga
46 Perhatikan kesemetrisan telinga klien terhadap posisi mata
47 Lipat pinna kedepan (pinna seharusnya kembali ke keadaan semula)
48 Tekan tragus kedepan, tekan processus mastoideus
49 Inspeksisalurantelingaluaruntukmelihatadanyaserumen,lesikulit,pus
dandarahdenganmenggunakanotoskop
 Pada orang dewasa, pegang daun telinga/ heliks dan perlahan-lahan
tarikdauntelingakeatasdankebelakangsehinggalurusdanmenjadi
mudahdklienmatai.
 Padaanak-anak,tarikdauntelingakebawah.

50 Inspeksi warna pada membran timpani


51 Lakukan pemeriksaan pendengaran
a. Pemeriksaansederhanadenganmenggunakanjamtangan
 Ciptakansuasanaruanganyangtenang
52  PegangsebuaharlojidisampingtelingaKlien
53  SuruhKlienmenyatakanapakahmendengardetakarloji
54  Pindahposisiarlojimenjauh,detakkanterdengarnormalnyasampai
30 cm daritelinga
55  Bandingkantelingakanandankiri
56 b. Pemeriksaansederhanadengancaratesbisik
 Aturposisiklienmembelakangipemeriksapadajarak4-6m.
57  Instruksikanklienuntukmenutupsalahsatutelingayangtidak
diperiksadengantangan
58  Bisikkansuatubilangan,misal”tujuhenam”
59  Mintaklienuntukmengulangibilanganyangdidengar
60  Periksatelingalainnyadengancarayangsama
61  Bandingkan kemampuan mendengar telinga kanan dan kiriklien.
62 c. PemeriksaanRinne
(tujuan:untukmembandingkanantarakonduksiudaradengan
konduksitulang.Normalnyakonduksiudara>baikdaritulang)
 Vibrasikan/getarkangarputala
63  Letakkangarputalapadaprosessusmastoideusklien
64  AnjurkanKlien/keluargauntukmemberitahukansewaktutidak
mendengarkan getaranlagi
65  Angkatgarputaladanpegangdidepanlubangtelingaklienberjarak
kurang lebih 1-2cm
66  AnjurkanKlien/keluargauntukmemberitahukanmasih
mendengarkan suara/tidak. Normalnya masih mendengarkan
67  Lakukanhalyangsamapadakeduatelinga
68 Interpretasi :
 Positifbilatulangsudahtidakbergetar/mendengartetapiudara
masihmendengar
 Negatifbilatulangsudahtidakbergetardanudarajugasudahtidak
mendengar
 PadatulikonduksiterjadiRinnenegatif,padatulipersepsiterjadi
Rinne positif
69 d. PemeriksaanWeber
 Vibrasikan/getarkangarputala
70  LetakkangarputaladitengahpuncakkepalaKlien

71  Tanyakankepadaklienapakahbunyiterdengarjelaspadakedua
telingaataulebihjelaspadasalahsatutelingasaja
72 Interpretasi :
 Bila getaran/suara lebih keras pada telinga KANAN disebut
lateralisasiKANAN
 Bila getaran/suara lebih keras pada telinga KIRI  disebut
lateralisasiKIRI
 Bilagetaran/suaraantaratelingaKANANdanKIRIsama tidakada
lateralisasi/NORMAL
 Pada tuli konduksi  terjadi LATERALISASI ke sisi yang TULI
karenatulikonduksilebihmendengargetarandibandingkantelinga
yangsehat
 PadatulipersepsiterjadiLATERALISASIkesisiyangSEHAT
73 e. PemeriksaanSwabach
 Vibrasikan/getarkan garputala
74  Letakkangarputalapadaprosessusmastoideusklien

75  Anjurkanorangyangdiperiksamengangkattanganbilasudahtidak
mendengar atau tidak merasakan getaran
76  Bilaorangyangdiperiksasudahtidakmendengaratautidak
merasakangetaranmakapindahkeprosessusmastoideus
pemeriksa
77  BilapemeriksamasihMENDENGARmakahasilnyaswabach
MEMENDEK
78  Bila pemeriksa tidak mendengar maka tes harus diulangi dengan
aluryangberkebalikangetarkangarputalakemudkliennletakkan di
prosessus mastoideus pemeriksa, setelah tidak mendengar
dengancepatgarputaladipindahkankeprosessusmastoideusorang
yag diperiksa Bila orang yang diperiksa masih mendengar
hasilnya swabachMEMANJANG
 BilaorangyangdiperiksatidakmendengarNormal
79  PadaorangdengantulikonduksiterjadiswabachMEMANJANG
 PadatulipersepsiterjadiswabachMEMENDEK
80 Perawat Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien dan
mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada
Hidung
81 Mencatat Hasil Pemeriksaan telinga di status Klien.
82 EvaluasiPengkajianTelinga:
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan telinga
kesimetrisanya, kebersihan dan apakah klien mengalamituli
konduksi atau tuli persepsi
E. MENGKAJI HIDUNG
83 Inspeksi hidung bagian klien luar untuk melihat adanya kelainan bentuk,
ukuran atau warna, septum nasi
84 Inspeksi rongga hidung dengan penlight atau speculum nasal, catat
adanya kemerahan, pembengkakan dan cairan yang keluar dari hidung
85 Palpasi hidung bagi klien luar dengan lembut untuk menentukan area
yang mengalami nyeri tekan, terdapat massa dan mengalami pergeseran
tulang kartilago, devkliensi septum nasi
86 Tentukan kepatenan rongga hidung, minta klien menutup mulut,
mengeluarkan tekanan pada salah satu lubang hidung dan bernafas pada
lubang hidung yang lain (ulangi prosedur untuk lubang hidung yang
berbeda)
87 Palpasi semua sinus paranasalis untuk mengetahui adanya nyeri tekan
88 Perawat Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien dan
mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada
Hidung
89 Mencatat Hasil Pemeriksaan hidung di status Klien.
90 Evaluasi Pengkajian Hidung:
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan kelainan
bentuk, ukuran, warna, pembekakandll.
F. MENGKAJI MULUT
91 Inspeksi bibir luar untuk mengkaji kesimetrisan kontur, warna, tekstur.
Minta klien mengerucutkan bibirnya seolah akan bersiul
92 Inspeksi dan palpasi lapisan bibir terdalam dan mukosa bukal terhadap
warna, kelembaban, tekstur dan adanya lesi
93 Inspeksi palatum, uvula, dan tonsila palatina (tekan lidah dengan tounge
spatel, gunakan penlight untuk mempermudah pengamatan)
94 Amati gigi dan gusi saat memeriksa bibir bagklienn dalam. Bila klien
memakai gigi palsu, lepas terlebih dahulu.
95 Minta klien menjulurkan lidah, amati permukaan lidah (posisi, warna,
tekstur)
96 Amati pergerakan lidah
97 Minta klien menempelkan ujung lidahnya di langit-langit mulut, amati
pangkal lidah, dasar mulut, amati juga ductus saliva untuk mengetahui
adanya pembengkakan

98 Palpasi lidah dan dasar mulut untuk mengetahui adanya nodul/tonjolan,


kondisiduktussaliva(gunakankasssauntukmemegangujunglidah,jari
telunjuktanganyanglainpalpasiareabelakang,pinggirdanpangkal
lidah)
99 Perawat Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien dan
mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada
lidah
100 Mencatat Hasil Pemeriksaan lidah di status Klien.
101 Evaluasi Pengkajian lidah:

KlienBersih, rapi dannyaman

Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan kelainan
bentuk, ukuran, warna, pembekakandll.
F. MENGKAJI LEHER
102 Minta klien menegakkan kepala, inspeksi otot leher
(sternokleidomastoideus dan trapezius) untuk melihat adanya
pembengkakan atau massa abnormal
103 Gerakkandagukedada(menentukanfungsiototsternokleidomastoideus)
104 Tengadahkankepalasehinggadagumengarahkeatas(menentukanfungsi
otottrapezius)
105 Gerakkan kepala sehingga telinga bergerak kearah bahu kanan dan kiri
(menentukan fungsi otot sternokleidomastoideus)
106 Hadapkan kepala ke kanan dan kiri (menentukan fungsi otot
sternokleidomastoideus)
107 Minta klien menghadapkan kepala kesalah satu sisi melawan tahanan
tangan Anda, ulangi pada sisi yang lain (menentukan fungsi otot
sternokleidomastoideus)
108 Minta klien mengangkat bahu melawan tahanan tangan Anda
(menentukan fungsi otot trapezius)
109 Palpasi seluruh bagklienn leher untuk menemukan adanya pembesaran
nodus limfe
110 Palpasi trakea untuk mengetahui adanya devkliensi lateral. Letakkan
ujung jari atau ibu jari pada trakea di insisura suprasternum, gerakkan
jarikesisikiridankananyangdibatasiolehklavikula,bagkliennanterior otot
sternokleidomastoideus dantrakea

111 Palpasi adanya bendungan vena jugularis (JVD) dengan cara kepala
ditinggikan 45o miring kiri, letakkan penggaris tegak lurus sternal angle,
letakkan penggaris ke 2 secara horizontal dari sternokleidomastoideus
(normalnya <4-5 cm)

112 Inspeksi dan palpasi kelenjar tiroid

Pendekatan posterior :
1. Letakkan kedua tangan disekeliling leher klien, posisikan ujung jari
pada bagklienn bawah leher dklientastrakea
113 2. Minta klien menelan (jika perlu, berikan air minum), rasakan adanya
pembesaransaatismustiroidbergeraknaik(ismusterletakdiseberang
trakea, dibawah kartilago krikoid)

114 3. Pada pemeriksaan lobus tiroid kanan, minta klien sedikit menunduk
dan menengokkan kepalanya sedikit ke kanan (kesisi yang sedang
diperiksa) dengan jari kiri geser trakea secara perlahan kekanan,
dengan jari kanan palpasi lobus tiroid, minta klien menelan saat
melakukan palpasi (ulangi langkah untuk lobus kiri tiroid)

115

Pendekatan Anterior
1. Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah dklientas trakea dan
palpasi ismus tiroid saat klien menelan
116 2. Ulangi langkah 2-3 seperti pendekatan posterior
117 Apabiladidugaterdapatpembesarankelenjarauskultasiareatiroiduntuk
mengetahui adanya “bruit” (bunyi desir halus yang ditimbulkanoleh
turbulensi aliran darah). Gunakan bagklienn stetoskop yang berbentuk
bel.
118 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
119 RapikandanberikanposisiyangnyamanpadaKlien/keluarga
120 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi
hasil pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan
tindakan sudah selesai.
121 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
122 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan
baju Klien
123 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawatmampumenyipulkanhasilpengkajianapakahadamassa
abnormal, pembekakan, benduangan vena jugularis, pembesaran
kelenjar tiroid dll.
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK THORAK

TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUANUMUM.
Setelahmengikutipraktikumberikutdiharapkanmahasiswadapatmelakukanket
erampilan dalammelakukanpemeriksaanfisikpadathorak
2. TUJUANKHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
1. Melakukanpemeriksaanfisikpadathorak
2. Melakukanpemeriksaanfisikpadapayudara
3. Melakukan pemeriksaan fisik padaaksila
4. Mengidentifikasiabnormalitasyangditemukanpadapemeriksaanthor
ak,payudaradan aksila

Gambar:suaraperkusiparu,normalnyaadalahresonannamundaritandagarishitamkebawah
adalah dullness (karena ada organhepar)
Tabel 1. Suara auskultasi paru-paru

Tabel 2. Suara perkusi paru-paru

No. TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat
1. Sarungtangan/handscoen
2. Penggaris
3. Stetoskop
4. Ballpoint
5. Lembardokumentasi
2 Persiapan perawat : Memperkenalkan diri
1. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
2. Memberikan posisi yang nyaman padaKlien
Informedconcent

3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yangnyaman
2. Gunakansketselsaatmelakukanprosedur,jagaprivasiklien
PELAKSANAAN
4 Mengucapkan Basmallah
5 Perawat mencuci tangan
6 Meletakkan alat di dekat klien
7 Memakai handscoen bersih
A. MENGKAJI THORAK
8 Inspeksibentukdankesimetrisandadadarisudutpandangposteriordanlateral,
bandingkandiameteranteroposteriordengandiametertransversum/lateral.

(gbr bentukdadanormal) (gbr dada barrel chest/pada penyakit paru


obstruktifkronik, terjadi peningkatan diameteranteroposterior)

(gbr bentuk dadafunnelchest) (gbrbentukdadapigeonchest/terjadipada


kifoskoliosis)
9 Inspeksikesejajaranspina.Mintaklienberdiri,dariposisilateraldanbelakang (ketika
inspeksi dari belakang, minta klien membungkuk) amati 3 lengkung
normal:servikal,thorakal,lumbal.

10 Posisikan pasien supine Amati pola pernafasan (frekuensi dan irama pernafasan,
kedalaman, upaya bernafas, retraksi supraklavikula), ictus cordis
11 Pemeriksaan thorak anterior (posisi pasien tidur terlentang)
Palpasi thorak anterior : kaji temperatur dan integritas seluruh kulit dada (jika
tidakadakeluhanpernafasan).Palpasisemuaareadadauntukmengetahuiadanya
massaataupergerakanabnormal,hindaripalpasiyangdalamjikaadakeluhan
nyeri (jika ada keluhan pernafasan)
12 Palpasi dada untuk mengetahui adanya ekskursi pernafasan :
 Letakkan kedua telapak tangan pada thorak bawah klien, jari-jari
disepanjangsisilateralselubungiga(ribcage)danibujaridisepanjang costa
 Mintaklienmengambilnafasdalam,amatipergerakankeduatangan

(normalnyagerakansimetriskanankiri)

13 Palpasidadauntukmengetahuifremitusvocal/taktil(getaranhalusyang
dirasakanpadadindingdadakliensaatklienberbicara)
 Letakkanpermukaanujungjari/bagianulnartanganpadadadaposterior
klien,dimulaididekatapexparu
 Mintaklienmengulangibeberapakata,missal:“tujuhpuluhtujuh“
 Ulangi2langkahdiatas,geserkeduatanganberurutansampaibagian dasar
paru (sesuaigambar)
 Bandingkanfremituspadakeduaparudanfremitusantaraareaapexdan
basisparu(normalnyasamaantarakanandankiri)
14 Lakukan perkusi secara sistematis dimulai dari atas klavikula pada ruang
supraklavikulardilanjutkankebawahhinggamencapaidiafragma(sesuaigambar diatas).
Posisi tangan saat perkusi :
Letakkantangannondominandiataspermukaantubuhyangakandilakukan
perkusi.ujungjaritengahdaritangandominan(pleksor)memukuldasar
persendian pleksimeter (tgn non dominan)

15 Auskultasi dada, lakukan urutan seperti langkah yang digunakan dalam perkusi
yang dimulai dari bronki diantara sternum dan klavikula
16 Pemeriksaan thorak posterior (posisi pasien duduk)
Palpasithorakposterior(ekspansithorak):letakkankeduatelapaktangandiatas thorak bagian
bawah, kedua ibu jari didekatkan diatas spina dan jari-jari
diregangkankearahlateral.Mintaklienmenariknafasdalam,amatipergerakan keduatangan.

(normalnyagerakansimetriskanankiri)

17 Lakukanpalpasifremitustaktil(sepertilangkah12)untukbagianposterior (sesuaigambar)

18 Lakukan perkusi secara sistematis pd area yang digambarkan di atas


19 Auskultasi dada, lakukan urutan langkah pada area yang digambarkan di atas,
bandingkan antara sisi kanan dan kiri
20 Identifikasiimpulsapicaldgncaramemiringkanpasienkekiri.Catat:letak
impuls,diameter,amplitudo(normalnyabiasanyasptketukan)
Catatan:padahipertrofiventrikelkiriamplitudoterusmenerus,padagagal jantung
kongestifmenyebar

21 Palpasiimpulsventrikelkananpadaparasternumkiridanareaepigastrik
(kuatnyaimpulsdidugapembesaranventrikelkanan)
22 Perkusi jantung
 Batas kiri jantung : lakukan perkusi dari arah lateral ke medial. Perubahan antara
bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung
kiri. Normalnya:
Atas :ICSIIkiridilineaparastrenaliskiri (pinggangjantung)
Bawah: ICS V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( tempat iktus)
 Batas kanan jantung : dilakukan dari arah lateral ke medial. agak sulit
menentukanbatasjantungkanankarenaletaknyaagakjauhdaridinding depan
thorak. Normalnya:
– Atas:ICSIIkananlineaparasternaliskanan
– Bawah:ICSIII-IVkanan,dilineaparasternaliskanan.

23 Auskultasijantungdenganmenggunakanstetoskoppadaareayangditunjukkan
padagambar.Gunakandiafragmastetoskopuntukbunyinadatinggi(mis:bunyi
S1&S2),sedangkanbelstetoskopuntukbunyinadarendahpadabatassternum kiri bawah
danapeks.
 Normalnya pada auskultasi jantung
terdengar bunyi S1 &S2.
 BunyiabnormaladalahS3danS4.
 S1 terjadi karena penutupan katup mitral &
trikuspidalis.
 Sedangkan S2 terjaadi karena penutupan
katupsemilunaraortadanarteripulmonal.

24 Perawat Menyampaikan informasi hasil pemeriksaan kepada Klien dan


mengkomunikasikan kepada klien untuk pemeriksaan selanjutnya pada Payudara dan
Aksila.
25 Mencatat Hasil Pemeriksaan thorax di status Klien.
26 Evaluasi Pengkajklienn Thorax:
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan bentuk dada, pola
nafassimetrisatautidak,bunyijantungdll.
B. MENGKAJI PAYUDARA DAN AKSILA
27 Memberikan posisi yang nyaman pada klien
28 Amati ukuran, kesimetrisan dan kontur atau bentuk payudara
29 1) Amatikulitpadapayudarauntukmelihatadanyaperubahanwarnaatau
hiperpigmentasi,bengkak/edema,
2) Amatiareolauntukmengetahuiukuran,bentuk,kesimetrisan,warna,
karakteristikpermukaandanadanyamassaataunlesi
3) Amatiputtinguntukmengetahuiukuran,bentuk,posisi,warna,lesidan rabas
(pengeluaran cairanabnormal)
30 Tentukan adanya retraksi dengan meminta klien :
1) Meletakkan kedua lengan disamping
2) Meletakkan kedua lengan menekanpinggul
3) Mengangkatlengankeataskepala
4) Mengangkatlengankesamping,badanmembungkukkedepan
31 Palpasinoduslimfeaksilaris,subklavikulardansupraklavikularpadasaatklien
duduklenganklienabduksidanbertumpupadalenganatasperawat

(palpasinodussupraklavikular) (palpasinodussubklavikular) (palpasi


nodusaksila)
32 Palpasi 3 nodus aksila lainnya di area :
 Kelompokpectoralis
 Kelompoklateralis
 Kelompoksubskapularis

33 Palpasi Payudara
Apabilapasienmengeluhkanadanyabenjolanpadasalahsatupayudara,awali
pemeriksaanpadapayudarayangnormal
34 Mintaklienberbaringkemudianmerentangkanlengandanmeletakkantangannya
dibelakang kepala
35 Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk dibawah bahu klien
36 Gunakanpermukaanketigaujungjaribagiantengahdanbuatgerakanmemutar secara
perlahan padapayudara
Pilih salah satu dari kedua pola dibawah in
 Hand of theclock
 Pola garis-garisvertical

37 Mulaidarisalahsatutitikpalpasidangerakkanketigaujungjarisecarasistematis
sampaipadatitikakhiruntukmeyakinkanbahwasemuapermukaanpayudara sudahdikaji
38 Beri perhatian khusus pada area kuadran luar atas dan ekor Spence

i:

39 Jika ditemukan massa catat (lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, mobilitas, kulit dibawah
benjolan, putting, nyeri tekan)
40 Ajarkan klien mengenai teknik pemeriksaan payudara mandiri
41 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
42 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Klien
43 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah
selesai.
44 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
45 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
46 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawatmampumenyipulkanhasilpengkajianapakahadamassa
abnormal,pembekakan.
 Kliendapatmelakukanpemeriksaanpayudarasecaramandiri.
PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN

I. TUJUAN PRAKTIKUM
TUJUANUMUM.
Setelahmengikutipraktikumberikutdiharapkanmahasiswadapatmelakukanket
erampilan dalam melakukan pemeriksaanabdomen.
TUJUAN KHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
1. Melakukanpemeriksaanabdomensecarainspeksi,auskultasi,palpasidanperkusi
2. Melakukan pemeriksaanhepar
3. Melakukan pemeriksaansphleen
4. Mengidentifikasi abnormalitas padaabdomen
II. KONSEPTEORI
Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi.
Pemeriksaan ini berbeda dengan tahapan pemeriksaan pada organ lain.
Auskultasi dilakukan terlebih dahulu sebelum palpasi dan perkusi, agar hasil
pemeriksaan lebih akurat karena belum dilakukan
manipulasipadaabdomen.Pembagiantopografiabdomendapatdiamatipadagam
bardibawah ini:

No. TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Bakinstrumen
3. Sarungtangan/handscoen
4. Kassasteril
5. Selimut
6. Tissue
7. Bullpen
8. Bengkok
9. Lembardokumentasi
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3. MemberikanposisiyangnyamanpadaKlien
4. Informedconcent
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yangnyaman
2. Gunakansketselsaatmelakukanprosedur
4 Persklienpan Klien :
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
PELAKSANAAN
5 Mengucapkan Basmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat di dekat klien
8 Memakai handscoen
A. INSPEKSI
9 Posisikan pasien supine (telentang) dengan nyaman
10 Buka baju pasien,bantu/minta pasien untuk turunkan celana hingga simfisis
11 Tutup dada dan daerah simfisis pasien menunakan selimut
12 Amati permukaan abdomen (rata, abdominal frog, scapoid/cekung) kesimetrisan
abdomen,kulit(warna,lesi,penyebaranpembuluhdarahvena),gerakandinding
abdomen(gelombangperistaltik,pulsasi),umbilikus,pembesaranorgan,massa
B. AUSKULTASI
1) MENDENGARKAN PERISTALTIKUSUS
13 Letakkandiafragmastetoskoppadakuadrankiribawahdindingabdomen
(sesuaikandengangambar)padaabdomenpasien
14 Dengarkan suara peristaltik usus, hitung selama 1 menit
 Normaldewasa:5–35x/menit
 Normalanak:5–15x/menit
2) MENDENGARKAN SUARA PEMBULUH DARAH
15 Letakkan diafragma stetoskop, dengarkan bising yang muncul
 Misalnya “bruit” hepatik terdengar pada karsinomahepar

C. PALPASI
16 Lakukan palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke dalam
(jika pasien mengeluhkan nyeri, sebaiknya diperiksa paling akhir)
17 Jika dinding abdomen tegang, minta pasien untuk menekuk lutut. Tekan daerah muskulus
rectus abdominalis, minta pasien nafas dalam
(muskulusrectusrelaksasimakaadaspasmevolunter,jikakontraksi/kakumaka itu
spasmesejati)
18 1) PALPASI BIMANUAL
(dilakukan dgn 2 tangan, untuk memeriksa organ dalam)
Letakkantangankiridipinggangkananataukiripasien,dantangankananpada bagian depan
dindingabdomen

19 2) PEMERIKSAAN BALLOTTEMENT
memberikantekananyangmendadakpadadindingabdomendandengancepat tangan
ditarikkembali
20 Amati gerakan/pantulan abdomen
(cairanasitesakanberpindahuntuksementarasehinggamassayangmembesar
dalamronggaabdomendapatterasasaatmemantul)
21 Letakkan satu tangan pada satu sisi perut pasien
22 Tangan yang lain mendorong/menekan sisi perut yang berlawanan
23 Rasakan adanya tekanan gelombang cairan pada tangan pertama
D. PERKUSI
24 Tentukan bagian abdomen yang akan dilakukan perkusi
25 Tempatkan telapak tangan kiri pada bagian yang akan di perkusi.
Lakukan perkusi sesuai urutan gambar di bawah ini.

26 Ketuk punggung jari telunjuk/tengah tangan kiri dengan jari telunjuk/tengah


tangan kanan
27 Dengarkan suara yang ditimbulkan
(perkusi abdomen normal adalah timpani, hati berbunyi redup/dullness)
1) PEMERIKSAAN SHIFTING DULLNESS
28 Miringkan pasien ke kanan
29 Perkusiabdomenbagianatasdanbawah
(atasterdengantimpani,bawahredup)
30 Miringkan pasien pada sisi yang berlawanan
(akan terdengar yang semula redup akan berubah menjadi timpani)
31 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
32 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Klien
33 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah selesai.

34 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan


35 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
36 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawat mampu menyipulkan hasil pengkajian Ispeksi, Palpasi, auskultsi dan
perkusi
 Perawatmampumenyimpulkanapakahadapembesaranorgandalam,berapa
suarabisingususklien,dll
PEMERIKSAAN HEPATOMEGALI DAN SPLENOMEGALI

No TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Bakinstrumen
3. Sarung tangan/handscoensteril
4. Kassasteril
5. Selimut
6. Penggaris
7. Bullpen
8. Lembardokumentasi
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3. MemberikanposisiyangnyamanpadaKlien
4. Informedconcent
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yangnyaman
2. Gunakansketselsaatmelakukanprosedur
4 Persklienpan Klien :
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
5 Mengucapkan Basmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat di dekat klien
8 Memakai handscoen bersih
A. HEPATOMEGALI
9 Mengposisikan pasien supine (telentang)
10 Buka baju pasien,bantu/minta pasien untuk turunkan celana hingga simfisis
11 Tutup dada dan daerah simfisi pasien dengan selimut
12  Buat garis imajiner dari midclavikula ke arcus costa kemudian hubungkan
umbilicus, bagi menjadi 3bagian
 Buat garis imajiner pada processus xypoideus menuju umbilicus, bagi menjadi
3bagianpadaanakdan2bagianpadaanak>5tahundandewasa
13 melakukanpalpasipadatepiheparsambilmemotivasipasienuntukinspirasi(tepi
yang keras menunjukkan sirosis). Perhatikan adanya nyeri tekan dan massa.
14 Menukur jaraknya dari margin kosta pada garis mid klavikula

15 Rapikan alat-alat yang telah digunakan


16 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Klien
17 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
18 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawatmampumenyipulkanhasilpengkajianapakahadapembesaran Hepar
atautidak
B. SPLENOMEGALI
19 melakukanperabaanpadalimpa(limpanormalnyatidakteraba)denganposisi pasien:
a. Supine dengan kedua kakifleksi

b. Posisipasienberbaringmiringkekanandenganposisikeduatungkaifleksi pada
pinggang danlutut

20 Lakukan perabaan pada limpa (limpa normalnya tidak teraba)


21 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
22 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Klien
23 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah selesai.

24 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan


25 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
26 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawatmampumenyipulkanhasilpengkajianapakahadapembesaran limpa
atautidak
PROSEDUR PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL & EKSTREMITAS

TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUANUMUM.
Setelahmengikutipraktikumberikutdiharapkanmahasiswadapatmelakukanket
erampilan dalammelakukanpemeriksaanpadamuskuloskeletal
2. TUJUANKHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukan pemeriksaanotot
b. Melakukan pemeriksaantulang
c. Melakukan pemeriksaantendon
d. Mengidentifikasi kelainan yang

ditemukan saat pemeriksaan Skala kekuatan otot:


Skala Ciri –ciri

0 Paralisis total

1 Tdk ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot

2 Ada gerakan pd sendi tetapi tdk dpt melawan gravitasi (hanya bergeser)

3 Bisamelawangravitasitetapitdkdptmenahan/melawantahanan pemeriksa.

4 Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatannya berkurang

5 Dpt melawan tahanan pemeriksa dgn kekuatan maksimal.

No TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat
1. Sarungtangan/handscoen
2. Penggaris
3. Bullpen
4. Lembardokumentasi
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3. MemberikanposisiyangnyamanpadaKlien
4. Informedconcent
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yangnyaman
2. Gunakansketselsaatmelakukanprosedur
4 Persiapan Pasien :
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
PELAKSANAAN
5 Mengucapkan Basmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat di dekat klien
8 Memakai handscoen bersih
9 Mintaklienuntukberdiri,amatistrukturrangkadanperhatikanadanyakelainan dandeformitas

10 Amatiadanyakontrakturdenganmemintaklienuntukmenggerakkanpersendian ekstremitas

11 Minta klien merentangkan kedua lengan kedepan, amati adanya tremor, ukuran
otot(atropi,hipertrofi)sertaukurlingkarekstremitas(perbedaan>1cmdi anggapbermakna).

A. Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot


12 Sternokleidomastoideus
klien menengok ke salah satu sisi dengan melawan tahanan tangan pemeriksa
13 Trapezius:letakkankeduatanganpadabahuklien,mintaklienmenaikkanbahu melawan
tahanan tanganpemeriksa
14 Deltoideus:mintaklienmengangkatkedualengandanmelawandorongantangan
pemeriksa kearah bawah.
15 Ototpanggul:posisikanklientelentangdengankeduatungkaiekstensi,minta
klienmengangkatsalahsatutungkai,dorongtungkaikebawah
16 Abduksi panggul : posisikan klien telentang dengan kedua tungkai
ekstensi,letakkankeduatanganpadapermukaanlateralmasing-masinglutut
klien,mintaklienmeregangkankeduatungkai,melawantahananpemeriksa
17 Aduksi panggul : posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan
tangandiantarakedualututklien,mintaklienmerapatkankeduatungkaimelawan
tahananpemeriksa
B. Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot, kekuatan otot
18 Bisep:mintaklienmerentangkankedualengandanmencobamenekuknya,
pemeriksanmenahanlenganagartetapektensi
19 Trisep:mintaklienmenekukkedualengandanmencobamerentangkannya
melawanusahapemeriksauntukmembuatlenganklientetapfleksi
20 Otot pergelangan tangan dan jari-jari : minta klien meregangkan kelima jari dan melawan
usaha pemeriksa untuk mengumpulkan kelima jari
21 Kekuatan genggaman : minta klien menggenggam jari telunjuk dan jari tengah pemeriksa,
tarik kedua jari dari genggaman klien
22 Hamstring:posisikanklientelentang,kedualututditekuk,mintaklienmeluruskan tungkai
melawan tahananpemeriksa
23 Kuadrisep : posisikan klien telentang, lutut setengah ekstensi, klien menahan
usaha pemeriksa untuk memfleksikan lutut
24 Otot mata kaki dan kaki : minta klien melawan usaha pemeriksa untuk
mendorsofleksikankakinyadankembalimelawanusahapemeriksauntuk
memfleksikan kakinya
25 Palpasitulangekstremitasdansetiappersendianuntukmenemukanareayang
mengalamiedemaataunyeritekan,bengkak,krepitasidannodul
26 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
27 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Klien
28 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah
selesai.
29 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
30 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
31 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawatmampumenyipulkanhasilpengkajianapakahadakelainan,
deformitas,kekuatanototpasien,edemaataunyeritekan,bengkak,
krepitasi, nodul dll.
PROSEDUR PEMERIKSAAN NEUROLOGI

TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUANUMUM.
Setelahmengikutipraktikumberikutdiharapkanmahasiswadapatmelakukanket
erampilan dalam melakukan pemeriksaanneurologis
2. TUJUANKHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukan pemeriksaan reflekfisiologis
b. Melakukan

pemeriksaan reflek patologis


Peringkat Deskripsi
4+ Hiperaktif (dengan klonus)
3+ Lebih cepat dari rata-rata, tidak perlu dianggap abnormal
2+ Rata-rata, normal
1+ Berkurang, normal rendah
0 Tidak ada respon

No. TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat
1. Sarungtangan/handscoen
2. Hammerreflek
3. Kapas
4. Bullpen
5. Lembardokumentasi
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3. MemberikanposisiyangnyamanpadaKlien
4. Informedconcent
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yangnyaman
2. Gunakansketselsaatmelakukanprosedur
4 Persiapan Pasien :
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
PELAKSANAAN
5 Mengucapkan Basmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat di dekat klien
8 Memakai handscoen bersih
9 melakukan pemeriksaan reflek dengan palu reflek (reflek hummer)
A. REFLEKFISIOLOGIS
1. REFLEKBISEP
10 Fleksikansikuklien,letakkanlenganbawahkliendiataspahadenganposisitelapak tangan
menghadapkeatas

11 Letakkan ibu jari tangan kiri, diatas tendon bisep klien


12 Perkusi ibu jari pemeriksa dengan reflek hummer
13 Amatiadanyafleksiringanyangnormalpadasikuklien,rasakankontraksiototbisep
2. REFLEK TRISEP
14 Fleksikan siku klien, sangga lengan klien dengan tangan nondominan
15 Palpasi tendon trisep sekitar 2-5 cm diatas siku
16 Perkusi reflek hummer pada tendon trisep

17 Amati adanya ekstensi ringan yang normal pada siku


3. REFLEK BRAKIORADIALIS
18 Letakkan lengan klien dalam posisi istirahat (pronasi)
19 Ketukkanreflekhummersecaralangsungpadaradius2-5cmdiataspergelangan tangan atau
processusstiloid

20 Amatiadanyafleksidansupinasinormalpadalenganklien,jari-jaritangansedikit ekstensi

4. REFLEK PATELA
21 Mintakliendudukditepimejaperiksaagarkakikliendapatmenjuntaidenganbebas tidak
menginjaklantai
22 Tentukanlokasitendonpatellayangberadatepatdibawahpatella(tempurunglutut)

23 Ketukkan reflek hummer langsung pada tendon patela


24 Amati adanya ektensi kaki atau tendangan kaki yang normal
5. REFLEK ACHILLES
25 Mintakliendudukditepimejaperiksaagarkakikliendapatmenjuntaidenganbebas
tidak menginjak lantai
26 Dorsofleksikansedikitpergelangankakikliendenganmenopangkankakiklienpada
tanganpemeriksa

27 Ketukkan reflek hummer pada tendon Achilles tepat diatas tumit


28 Amati dan rasakan plantar fleksi (sentakan kebawah) yang normal pada kaki klien
6. REFLEK ABDOMINAL
29 Posisikan klien supine dan buka area abdomen
30 Lakukanpemeriksaandengancaramenggoreskansikatpemeriksasecaravertical,
horizontal dan diagonal pada daerah epigastrik sampai umbilicus. Normalnya
dinding abdomen akankontraksi
B. REFLEKPATOLOGIS
1. REFLEK PLANTAR(BABINSKI)
31 Gunakan bagian jarum dari reflek hummer
32 Gores tepi lateral telapak kaki klien, mulai dari tumit melengkung sampai pangkal ibu
jari
33 Babinski (+) jika dorsum fleksi ibu jari, diikuti fanning (pengembangan) jari-jari

2. REFLEK CHADDOCK
34 Goreskanbagianmaleoluslateral(bukulali)dariarahlateralkearahmedialsampai
dibawahibujarikaki.

Respon : pemeriksaan Chaddock (+), responnya seperti babinski


3. REFLEK OPPENHEIM
35 Cara:pengurutankristaanteriortibiadariproksimalkedistal
Respon:sepertirefleksbabinsky

4. REFLEK GORDON
36 Cara:penekananbetissecarakeras
Respon:sepertirefleksbabinsky

5. REFLEK SCHAFFER
37 Cara : memencet tendon achilles secara keras Respon
: seperti refleks babinsky

6. REFLEK GONDA
38 Cara : penekukan (plantar fleksi) maksimal jari kaki ke-4 Respon
: seperti reflek babinsky

7. REFLEK HOFFMAN
39 Cara : goresan pada kuku jari tengah pasien
Respon:ibujari,telunjukdanjarilainnyafleksi

8. REFLEK PRIMITIF BAYI


40 Sucking refleks
Cara : sentuhan pada bibir
Respons : gerakan bibir, lidah dan rahang bawah seolah–olah menyusu
41 Snout refleks
Cara : ketukan pada bibir atas
Respons : kontraksi otot – otot disekitar bibir /dibawah hidung
42 Graps refleks
Cara:penekanan/penempatanjarisipemeriksapadatelapaktanganpasien.
Respons:tanganpasienmengepal
43 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
44 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Klien
45 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah selesai.

46 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan


47 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
48 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawatmampumenyipulkanhasilpengkajianapakahadakelainanpada
reflekpatilogisdanreflekfisiologis
PEMERIKSAAN SYARAF KRANIAL

No TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat
1. Bahanbacaan
2. Vial-vialberisibahanberaroma(vanilaataukopi)
3. Objek-objekyangsudahdikenal(koin,klipkertas,peniti)
4. Jepitpengamanataujarumsteril
5. Kartusnellen
6. Penlight
7. Vial-vialberisigula,garam,bubukkopihalussecukupnya
8. Spatellidah
9. Duakomberisiairpanasdandingin
10. Bola-bola kapas yang berujunglancip
11. Garputala
12. Hammerreflek
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yangnyaman
2. Posisikan pasien duduknyaman
4 Persklienpan Klien :
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
PELAKSANAAN
5 Mengucapkan Basmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat di dekat klien
8 Memakai handscoen bersih
9 Prosedur Pemeriksaan :
1. Nervus Olfaktorius/N I(sensorik)
Nervus olfaktorius diperiksa dengan zat-zat (bau-bauan) seperti : kopi, vanila.
Padapemeriksaaniniyangperludiperhatikanadalahadanyapenyakitintranasal
sepertiinfluenzakarenadapatmemberikanhasilnegatifatauhasilpemeriksaan menjadi
samar/tidakvalid.
Cara pemeriksaan :
tiap lubang hidung diuji terpisah. Pasien atau pemeriksa menutup salah satu lubang
hidung pasien kemudian pasien disuruh mencium salah satu zat dan
tanyakanapakahpasienmenciumsesuatudantanyakanzatyangdicium.Untuk
hasilyangvalid,lakukandenganbeberapazat/bau-bauanyangberbeda,tidak
hanyapada1macamzatsaja.
Penilaian :
Pasien yang dapat mengenal semua zat dengan baik disebut daya cium baik
(normosmi).Biladayaciumkurangdisebuthiposmidanbilatidakdapatmencium sama
sekali disebutanosmi.
2. Nervus Optikus/N II(sensorik)
Kelainan-kelainan pada mata perlu dicatat sebelum pemeriksaan misalnya : katarak,
infeksi konjungtiva atau infeksi lainnya. Bila pasien menggunakan kaca mata tetap
diperkenankan dipakai.
a. Ketajamanpenglihatan
Pasien disuruh membaca buku dengan jarak 35 cm kemudian dinilai apakah
pasiendapatmelihattulisandenganjelas,kalautidakbisalanjutkandenganjarak
bacayangdapatdigunakanklien,catatjarakbacaklientersebut.
Pasiendisuruhmelihatsatubenda,tanyakanapakahbendayangdilihat
jelas/kabur,duabentukatautidakterlihatsamasekali/buta.
b. Lapanganpenglihatan
Carapemeriksaan:alatyangdigunakansebagaiobjekbiasanyajaripemeriksa. Fungsi mata
diperiksa bergantian. Pasien dan pemeriksa duduk atau berdiri berhadapan, mata yang
akan diperiksa berhadapan sejajar dengan mata
pemeriksa.Jarakantarapemeriksadanpasienberkisar60-100cm.Matayanglain
ditutup.Objekdigerakkanolehpemeriksapadabidangtengahkedalamsampai
pasien melihat objek, catat berapa derajat lapang penglihatan klien.
3.
4. Nervus Okulomotorius/N III(motorik)
Merupakannervusyangmempersarafiotot-ototbolamataekstena,levator palpebra dan
konstriktorpupil.
Cara pemeriksaan :
Diobservasiapakahterdapatedemakelopakmata,hiperemi,konjungtiva,hiperemi sklerata,
kelopak mata jatuh (ptosis), celah mata sempit (endophthalmus), dan bola mata
menonjol(exophthalmus).
5. Nervus Trokhlearis/N IV(motorik)
Pemeriksaanpupildenganmenggunakanpenerangansenterkecil.Yangdiperiksa
adalahukuranpupil(miosisbilaukuranpupil<3mm,midriasis>5mm),bentuk
pupil,kesamaanukuranantarakeduapupil(isokor/sama,anisokor/tidaksama),
danreaksipupilterhadapcahaya(positifbilatampakkontraksipupil,negative
bila tidak ada kontraksi pupil. Dilihat juga apakah terdapat perdarahan pupil (diperiksa
dengan funduskopi).

gbr ukuran pupil


6. NervusTrigeminus/NV(motorikdansensorik)
Merupakansyarafyangmempersarafisensoriswajahdanototpengunyah.Alat
yangdigunakan:kapas,jarum,botolberisiairpanas,kuliper/jangkadangarpu penala.
Sensibilitas wajah.
Rasaraba:pemeriksaandilakukandengankapasyangdigulungmemanjang,
denganmenyentuhkankapaskewajahpasiendimulaidariareanormalkearea
dengankelainan.
Bandingkan rasa raba pasien antara wajah kiri dan kanan.
Rasa nyeri : dengan menggunakan tusukan jarum tajam dan tumpul. Tanyakan
padaklienapakahmerasakanrasatajamdantumpul.Dimulaidariareanormalke area
dengankelainan.
Rasa suhu : dengan cara yang sama tapi dengan menggunakan botol berisi air
dingin dan air panas, diuji dengan bergantian (panas-dingin). Pasien disuruh
meyebutkan panas atau dingin yang dirasakan
Rasasikap:dilakukandenganmenutupkeduamatapasien,pasiendiminta
menyebutkanareawajahyangdisentuh(atasataubawah)
Rasagelar:pasiendisuruhmembedakanadaatautidakgetarangarpupenalayang dientuhkan
ke wajahpasien.
Otot mengyunyah
Caraperiksaan:pasiendisuruhmengatupmulutkuat-kuatkemudiandipalpasi
keduaototpengunyah(muskulusmaseterdantemporalis)apakahkontraksinya
baik,kurangatautidakada.Kemudiandilihatapakahposismulutklier.Simetris atau
tidak, mulutmiring.
7. Nervus Abdusens/N VI(motorik)
Fungsiototbolamatadinilaidengankeenamarahutamayaitulateral.Lateralatas, medial
atas, medial bawah, lateral bawah, keatas dan kebawah. Pasien disuruh mengikuti arah
pemeriksaan yang dilakukan pemeriksa sesuai dengan keenam
arahtersebut.Normalbilapasiendapatmengikutiarahdenganbaik.Terbatasbila
pasientidakdapatmengikutidenganbaikkarenakelemahanotot
mata, ninstagmus bila gerakan bola mata pasien bolak balik involunter.
8. NervusFasialis/NVII(motorikdansensorik)
Cara pemeriksaan :
Fungsisensoris:denganmemberikansedikitberbagaizatdi2/3lidahbagian depan seperti
gula, garam dan kina. Pasien menutup mata dan disuruh menjulurkan lidah pada
waktu diuji dan selama menentukan zat-zat yang
dirasakanklienmenyebutkannyaatauditulisdikertasolehklien.
Fungsi motoris : minta pasien mengangkat kedua alis matanya, cemberut, menutup
mata dgn rapat, memperlihatkan gigi, tersenyum dan menggembungkan pipinya.
9. Nervus Akustikus/N VIII(sensorik)
1. Pendengaran:tesbisik,weber,rinne,swabach(lihatdipemeriksaan
telingga)
2. Keseimbangan : dilakukan dengan memperhatikan apakah klien kehilangan
keseimbangan hingga tubuh bergoyang-goyang (keseimbangan
menurun)dannormalbilapasiendapatberdiri/berjalandenganseimbang.
10. NervusGlosso-faringeus/NIX(motorikdansensorik)
Carapemeriksaandenganmenyentuhkantongspatelkeposteriorfaringpasien.
Timbulnyareflekmuntahadalahnormal(positif),negativebilatidakadareflek
muntah dan amati adanya kesulitan menelan.
10. NervusVagus/NX(motorikdansensorik)
Cara pemeriksaan :
Fungsisensoris:pasiendisuruhmembukamulutlebar-lebardandisuruhberkata ‘aaah’ Jika
ada gangguan maka otot stylopharyngeus tak dapat terangkat dan
menyempitdanakibatnyaronggahidungdanronggamulutmasihberhubungan
sehinggabocor.
Fungsimotorik:observasidenyutjantungklienapakahadatakikardiatau brakardi.
11. Nervus Aksesorius/N XI(motorik)
Cara pemeriksaan : dengan menyuruh pasien menengok kesatu sisi melawan tangan
pemeriksa sedang mempalpasi otot wajah Test angkat bahu dengan
pemeriksamenekanbahupasienkebawahdanpasienberusahamengangkatbahu ke atas.
Normal bila klien dapat melakukannya dengan baik, bila tidak dapat kemungkinan
klien mengalamiparase.
12. Nervus Hipoglosus(motorik)
Cara pemeriksaan : pasien disuruh menjulurkan lidah dan menarik lidah kembali,
dilakukanberulangkali.Normalbilagerakanlidahterkoordinasidenganbaik,
parese/miringbilaterdapatlesipadahipoglosus.

10 Rapikan alat-alat yang telah digunakan


11 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Klien
12 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah
selesai.
13 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
14 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
15 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawatmampumenyipulkanhasilpengkajianapakahadakelainanpada nervus.
PROSEDUR PEMERIKSAAN INTEGUMEN

TUJUAN PRAKTIKUM
a. TUJUANUMUM.
Setelahmengikutipraktikumberikutdiharapkanmahasiswadapatmelakukanket
erampilan dalammelakukanpemeriksaanpadaintegumen.
b. TUJUANKHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
1. Melakukan pemeriksaankulit
2. Melakukan pemeriksaankuku
3. Melakukan pemeriksaanrambut
4. Mengidentifikasikelainanyangditemukanpadapemeriksaanintegumen

No. TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat
1. Sarungtangan/handscoen
2. Penggaris
3. Bullpen
4. Lembardokumentasi
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3. MemberikanposisiyangnyamanpadaKlien
4. Informedconcent
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yangnyaman
2. Gunakansketselsaatmelakukanprosedur
4 PersklienpanKlien :
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
PELAKSANAAN
5 MengucapkanBasmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat di dekat klien
8 Memakaihandscoenbersih
A. PEMERIKSAAN KULIT
9 Amati warna kulit
10 Kaji adanya lesi dan edema
11 Palpasi kelembaban kulit
12 Palpasi suhu kulit, bandingkan suhu kedua kaki dan kedua tangan dengan
menggunakan punggung jari
13 Tarik/cubitkulituntukmengetahuiturgorkulit(normalnyakembalicepat<20 detik)

B. PEMERIKSAAN RAMBUT
14 Inspeksipolapenyebaranrambut.Normalnyapenyebaranrambutmerata,tidak
adalesi/pitak.
15 Inspeksi warna rambut, perhatikan kesesuaian antara warna dan usia. Dan
inspeksiadanyawarnarambutcoklatkemerahanyangmungkinterjadipada
malnutrisi.
16 Inspeksi kebersihan kulit kepala dari kutu dan ketombe.
17 Lakukan palpasi area rambut dan kepala dengan pola sirkuler. Perhatikan ada/
tidaknya massa atau nyeri tekan
18 Perhatihankonsistensirambut:halusataukasar,pecah-pecah,ataumudahrontok saat
dipegang
C. PEMERIKSAAN KUKU
19 Amatibentukkukujariuntukmenentukanlengkungandansudutkuku(abnormal bila sudut
>600)
20 Amati warna dan tekstur kuku jari tangan dan kaki
21 Lakukan pemeriksaan CRT dengan mencubit pada ujung kuku (normal < 3 dtk)
22 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
23 RapikandanberikanposisiyangnyamanpadaKlien/keluarga
24 PerawatMengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah
selesai.
25 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
26 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
27 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawat mampu menyipulkan hasil pengkajian pada keadaan kulit, tugor
kulitdll
 Perawatmampumenyipulkanhasilpengkajianpadakeadaanrambut,
penyebaranrambut,konsistensirambutdll
 Perawat mampu menyipulkan hasil pengkajian pada keadaan kuku, tekstur jari
danCRT.
PROSEDUR PEMERIKSAAN GENITALIA FEMININA EKSTERNA

TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUANUMUM.
Setelahmengikutipraktikumberikutdiharapkanmahasiswadapatmelakukanket
erampilan
dalammelakukanpemeriksaangenitaliafemininaeksternadengantepatdanbena
r.
2. TUJUANKHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukankontrakawaluntukpemeriksaangenitaliafemininaeksternadengantepa
t.
b. Melakukanpersiapanalatyangdibutuhkansaatpemeriksaangenitaliafe
mininaeksterna dengantepat.
c. Melakukanpersiapanpasienyangakandilakukanpemeriksaangenitaliafe
mininaeksterna denganbenar.
d. Melakukanprosedurpemeriksaangenitaliafemininaeksternasesuaidenga
nproseduryang tepat.

KONSEP TEORI
Pemeriksaan genitalia wanita sebaiknya menjadi bagian dari pemeriksaan
perawatan
kesehatanpreventifkarenatingginyainsidenkankerrahimdanvagina.Kematianakiba
tkankeruterus
sudahberkurangselama40tahunterakhir,berkatadanyaGeneralCheckUpteraturdan
pemakaiantes Pap Smear. Kanker ovarium masih terhitung sebanyak 4%
keseluruhan kanker pada wanita dan menyebabkan lebih banyak kematian akibat
kanker saluran reproduksi wanita dan menyebabkan
lebihbanyakkematianakibatkankersaluranreproduksiwanitalainnyadikarenakansul
itnyakanker
initerdeteksi.Semuawanitadiatas18tahunsebaiknyamenjalanipemeriksaantahunan.
Pemeriksaan genitalia juga berfungsi untuk melihat adanya insiden penyakit
yang tertular melalui hubungan seksual (PHS). Genetalia eksternal dapat dikaji
selama pemeriksaan terpisah, bersama tindakan
higienerutin,ataupadasaatinsersikateterurinal.

No TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat :
1. Mejapemeriksaandenganpenyanggakaki(mejaGyn)
*(Bilatidakadapasiendibaringkanditempattidurdenganposisisupinesambil
menekukkakinya)
2. Lampuyangdapatdiaturpencahayaannya
3. Selimut
4. Sarungtangansteril2pasang.(Persiapkansarungtangancadangan)
5. Larutanchlorin10%dalamwaskomuntukdekontaminasihandschoen
6. 5 bola kapas/kapascebok
7. Kassa sterilsecukupnya
8. Larutansavlon
9. Waskom 1buah
10. Bengkok
11. Komsteril1buah
Sarungtanganbersih
12. Lembardokumentasi
13. Ballpoin
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3. Memintapasienmengosongkanbladderdanbowelnya
4. Memberikanposisiyangnyamanpadapasien(sims)
5. Bilaperawatlaki-laki,dapatmenyertakanasistenwanitauntuk
menciptakan kondisiteraputik.
6. Informedconcent
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakanlingkunganyangamandannyamanagarpasientetaprileks
2. Pasangsketsel/sampiransesaatsebelummelakukanprosedur
4 PersklienpanKlien :
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
PELAKSANAAN
5 Mengucapkan Basmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat di dekat klien
9 Bantu/memintapasienuntukmembukaareasekitargenitaliaeksternayangakan
dilakukanpemeriksaan.Gunakanselimutuntukmenutupiareadiatassimpisis
pubis
10 Dekatkanlampupadaareayangakandiperiksadenganmengaturcahayadan
letaknyaagardapatmembantujalannyapemeriksaan
11 Gunakan Sarung tangan bersih pada kedua tangan
12 Minta pasien membuka selimut sebatas area yang akan diperiksa.
A. Inspeksi
13 Kuantitasdankualitaspenyebarantumbuhnyarambutpubis.Pastikanbebasdari kotoran
dankutu.
Normalnyarambutpubis:pertumbuhanrambutpubismeratamembentuk
segitigadiatasperineumdansepanjangpermukaanmedialpaha.
14 Karakteristikpermukaanlabiamayora.Periksakesimetrisan,ada/tidaknya
edema,lesi,bauataudischarge(pus/lendir/darah).
Normalnyalabiamayora:simetris,tampakkeringdanlembab.Bilalabiamayora
tampakmenebal,haltersebutnormalpadawanitamenopouse.Labiaminorayang
tampaklebihbesar/menonjoldaripadalabiamayoraadalahlazimditemukanpada
bayi. Labia mayora tampak membuka pada wanita yang telah melahirkan.
15 Bukadenganlembutlabiamayoradenganjari-jaritangannondominanuntuk menginspeksi
klitoris, labia minora, orificium uretra, dan orificium vagina
(inspeksibentuk,warna,lesi,edema,posisi).
Normalnya : klitoris normalnya tidak akan lebih dari 2 cm panjangnya, dan diameternya
tidak > 0,5 cm. Labia minora normalnya lebih tipis dari labia mayora,
salahsatusisimungkinlebihtebaldarisisiyanglain.Permukaandalamnyawarna
merahmudagelap.Perhatikanbilaadafistula,polip,lesi,iritasidaninflamasi.
16 Observasi perineum dengan seksama, perhatikan warna dan posisi.
Normalnya : nampak halus, bila pada nulipara, maka perineum akan terasa tebal dan
halus.
17 Lepas sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
B. Palpasi
18 Dengan telapak tangan menghadap ke atas, masukkan jari telunjuk pemeriksa
sedalambukujarikedua,berikantekanankeatas,sambilmemerahkelenjarskene
kearahluar,lihatadatidaknyapengeluaran,perhatikanada/tidaknyanyeri.
Normalnya : tidak terdapat pengeluaran discharge dari skene dan teraba lunak.
19 PalpasikelenjarBartholin,padasetiapsisidenganibujaridanjaritelujukberada
diluarlabiamayoradanintroitus.Perhatikanadanyapembengkakan,nyeri,massa,
ataudischarge.

20 Mintapasienuntukmengejankebawah,menujukearahjaripemeriksa(seperti
saatBAK)untukmengkajiteganganototpadasalurankeluarvagina.Kemudian minta
pasien untuk tidak lagi mengejan. Amati ada tidaknya penonjolan dan
inkontinensiaurin.
Normalnya : tidak terdapat penonjolan jaringan keluar dari orificium vagina saat mengejan.

21 Palpasi perineum, rasakan permukaan yang normalnya berkonsistensi halus.


Jaringan akan terasa tebal dan halus pada wanita nullipara, dan lebih tebal dankaku pada
wanita multipara.
22 Lakukan vulva higiene untuk membersihkan discharge yang mungkin keluar setelah
pemeriksaan. ambil 5 bola kapas, masukkan dalam kom berisi savlon. Peras kapas
savlon, kemudian bersihkan dengan kapas savlon mulai dari labia
mayorakanan(sekaliusapdariarahklitoriskerektum,buang),labiamayorakiri
(sekaliusapdariarahklitoriskerektum,buang),bukabagiandalamdenganibu
jaridanjaditengah,bersihkanlabiaminorakanan(sekaliusapdariarahklitoris ke rektum,
buang), labia minora kiri (sekali usap dari arah klitoris ke rektum,
buang),danterakhirpadabagiantengahsampaiperineum(sekaliusapdariarah
klitoris ke rektum, buang).
23 Keringkanareagenitaliaeksternadengankassasterilperlahan-lahanhingga savlonhilang.

24 Rapikan alat-alat yang telah digunakan


25 RapikandanberikanposisiyangnyamanpadaKlien/keluarga
26 PerawatMengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah
selesai.
27 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
28 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
29 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawat mampu menyipulkan hasil pengkajian apakah ada massa
abnormal, pembekakan, kebersihan.dll
PROSEDUR PEMERIKSAAN GENITALIA MASKULINA EKSTERNA

TUJUAN PRAKTIKUM
1. TUJUANUMUM.
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat
melakukan keterampilan dalam melakukan pemeriksaan genitalia maskulina
eksterna dengan tepat dan benar.
2. TUJUANKHUSUS.
Setelah melakukan praktikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukankontrakawaluntukpemeriksaangenitaliamaskulinaeksternadengantep
at.
b. Melakukan persiapan alat yang dibutuhkan saat pemeriksaan genitalia
maskulina eksterna dengantepat.
c. Melakukanpersiapanpasienyangakandilakukanpemeriksaangenitaliamas
kulinaeksterna denganbenar.
d. Melakukanprosedurpemeriksaangenitaliamaskulinaeksternasesuaidenga
nproseduryang tepat.

KONSEP TEORI
Karena tingginya infeksi menular seksual pada remaja dan dewasa muda,
genitalia maskulina sebaiknya rutin diperiksa saat pemeriksaan kesehatan
dilakukan.

No TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat :
1. Sarungtangansteril1pasang.(Persiapkansarungtangancadangan)
2. Palureflek
3. Selimut
4. Lembardokumentasi
5. Ballpoin
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3. Memintapasienmengosongkanbladderdanbowelnya
4. Memberikanposisiyangnyamanpadapasien(supine)
5. Bilaperawatwanita,dapatmenyertakanasistenlaki-lakiuntuk
menciptakan kondisiteraputik.
6. Informedconcent
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakanlingkunganyangamandannyamandanjagapasientetaprileks
2. Pasangsketsel/sampiransesaatsebelummelakukanprosedur
4 PersklienpanKlien :
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
PELAKSAAN
5 MengucapkanBasmallah
6 Perawat mencuci tangan
7 Meletakkan alat di dekat klien
8 Bantu/mintapasienuntukmembukaareasekitargenitaliaeksternayangakan
dilakukanpemeriksaandangunakanselimutuntukmenutupidaerahdiatas simpisis.

9 Minta pasien membuka selimut sebatas area yang akan diperiksa.


10 Dekatkan lampu pada area yang akan diperiksa dengan mengatur cahaya dan
letaknya agar dapat membantu jalannya pemeriksaan
11 Gunakan Sarung tangan bersih pada kedua tangan
A. Inspeksi
13 Kajikematanganseksualpasien,perhatikanukurandanbentukpenis,ukuran,
warnadanteksturskrotal,karakterdanpenyebaranpubis.
Normal:peningkatanukurantestispertamadimulaidalamperiodepraremaja,
danselamaperiodetersebutbelumnampakbulupubis.Akhirmasapubertas, testis dan
penis membesar sampai ukuran dan bentuk dewasa. Kulit skrotal
menjadilebihgelapdanmengeriput.Rambutdaerahtersebutkasar,penistidak
berbuludanskrotumberbulusedikit.

14 Inspeksikulityangmenutupigenitalia,adatidaknyakutu,kemerahan,ekskoriasi, ataulesi-
lesi.Normalnya:bersihtanpalesi-lesi.
15 Amati struktur penis (pada pria yang belum disirkumsisi, tarik prepusium) inspeksi
kepala penis dan meatus uretra terhadap adanya cairan, lesi, edema dan inflamasi.
Normal : saat prepusium ditarik pada pria yang beum disirkumsisi, akan tampak sedikit
smegma (kerak putih kekuningan akibat endapan urine dan kotoran), pada pria yang telah
disirkumsisi, kepala penis nampakkemerahan dan
kering tanpa smegma.
16 Inspeksimeatusuretra,tampakseperticelahdanterletakditengah(tidaknampak
hipospadiaatauepispadia).Observasimeatusuretraterhadapadanyacairan,lesi,
atauedema.
17 Observasi batang penis dan bagian bawahnya untuk mengetahui ada tidaknya
jaringan parut, lesi atau edema.
18 Inspeksiukuran,warnadanbentuksistematisskrotum,observasiadanyalesidan edema.

19 MintaklienmengejansepertisaatBAB,skrotumakanmenurun.Lakukaninspeksi
keduaareainguinalmengenaitanda-tandapembesaranyangjelas,kemungkinan adanya
herniaingunalis
B. Palpasi
20 Palpasi lembut batang penis diantara ibu jari dan kedua jari-jari utama untuk
mengetahuiadanyapengerasanataunyerilokal.Normalnya:penisharusnya
lunakdanbebasdarinodul.
21 Angkatpeniskeatas,palpasilembuttestisdanepididimisdiantaraibujaridan
keduajariutama.Perhatikanukuran,bentuk,dankonsistensi.Tanyakanpada
pasienapakahsaatdilakukanpalpasitimbulnyeriyangtakbiasa.
22 Palpasi vas deferens secara terpisah. Karena saluran ini membentuk blok spermatik di
area inguinal. Normalnya vas deferens teraba halus dan teraba terpisahtanpanodul-
nodulataupembengkakan,varikokel(pembengkakanpada pembuluhdarah).

23 Periksa reflek kremasterik dengan menggoreskanujungreflek hammer paha


bagiandalam.Normalnyatestisdanskrotumpadasisiyangdiperiksaakan terangkat.

24 Palpasi kanal dan lingkar inguinal untuk memastikan ada tidaknya hernia.

25 Mulai dengan menginvasi dengan lembut kulit skrotal pada sisi kanan, dimulai pada titik
rendah pada skrotum. Gerakkan jari telunjuk ke arah atas sepanjang vas deferens ke
dalam kanal inguinal. Normalnya tidak ada penekanan, hernia
inguinalisdanindirek.

26 Rapikan alat-alat yang telah digunakan


27 RapikandanberikanposisiyangnyamanpadaKlien/keluarga
28 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah selesai.

29 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan


30 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
31 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawat mampu menyipulkan hasil pengkajian apakah ada massa
abnormal, pembekakan, kebersihan.dll
PEMERIKSAAN ANUS, REKTUM DAN PROSTAT

No TINDAKAN
PERSIAPAN
1 Persiapan alat
1. Handscoen/sarungtangan
2. Jelly/lubricant
3. Tabungsteril
4. Tissue/kapas
5. Mejapemeriksaan
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskanmaksuddantujuanpemeriksaan
3. MemberikanposisiyangnyamanpadaKlien
4. Informedconcent
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yangnyaman
2. Gunakansketselsaatmelakukanprosedur
4 PersklienpanKlien :
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
PELAKSANAAN
4 Mengucapkan Basmallah
5 Perawat mencuci tangan
6 Meletakkan alat di dekat klien
7 Memakaihandscoenbersih
8 Persilakan pasien untuk membuka/melepas celana (jaga privasi pasien), gunakan
selimut untuk menutup area di atas simpisis
9 Bantu pasien untuk memilih salah satu posisi : berbaring kearah lateral sinistra dengan kaki
flexi, berdiri dan pasien membungkuk, berbaring pada posisi litotomi
10 Berikan jelly/ lubricant pada jari telunjuk tangan dominan
11 Pisahkan gluteus dengan tangan kiri, beri pelumas pada kanal anus dan rectum.
12 Sebelumnya jelaskan pada pasien bahwa ia akan merasa seperti BAB saat jari
menyentuh rektum tetapi ia tidak akan BAB. relaksasikan sfingter ani dengan
tekanan lunak permukaan palmar telunjuk pada anus .
13 Minta pasien untuk menarik napas dalam, sementara itu masukkan jari telunjuk secara
hati-hati saat sfingter ani rileks (Jangan mencoba untuk memaksakan
pemeriksaan,pertimbangkanuntukpemberianlocalanastesi),apabilasfingterani
terasateganghentikansementara,teruskanprosessaatsfingteranirileks.
Rasakan sesuai urutan :
 Ada/tidaknyatonusototsfingterani
 Ada/tidaknyapembesaranvenavaricosayangmengakibatkanhemoroid
 Ada/tidaknyamassaataukonsistensipadatpadadindingrectum
 Ada/tidaknyatahananakibatskibalaatautumpukanfesesyangmengeras
akibatkonstipasi
 Untukpasienlaki-lakisekaliguslakukanpemeriksaanprostat

Gbr.Kankerrektum Gbr.Prostatnormal Gbr.Pembesaranprostat

14 (untukpemeriksaanpadalaki-laki)
Jelaskan pada pasien bahwa ia akan merasa ingin BAK saat perabaan prostat tetapi ia tidak
akan BAK
Raba prostat di daerah anterior rectum dan lakukan penekanan pada area di atas
simpisis menggunakan tangan non dominan. Ukuran normal tepi-tepi prostat
tidak lebih dari 4 cm dan normal teraba kenyal seperti balon karet

Jikaadatanda-tandaprostatitis,urutperlahankearahkaudaldantampung
specimenyangkeluarmelaluiuretrapadatabungsteriluntukpemeriksaan
laboratorium

15 Minta pasien untuk menarik nafas dalam, keluarkan jari secara hati-hati
16 Bersihkan area rectum dengankasa
17 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
18 Perawat melepaskan handscoen
19 RapikandanberikanposisiyangnyamanpadaKlien/keluarga
20 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi hasil
pemeriksaankepadaKlien/keluargadanmengkomunikasikantindakansudah
selesai.
21 Perawat mencuci tangan
22 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien dan merapikan baju Klien
23 Evaluasi :
 Klien Bersih, rapi dannyaman
 Tempat tidurrapi
 Perawatmampumenyipulkanhasilpengkajianapakahadamassa,
pembengkakanpembuluhdarah,nyeritekan,ataunodulus)

Anda mungkin juga menyukai