Oleh :
Yofi Hasbi Favian
NIM : A21801881
A. Latar Belakang
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan
yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak
karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk
itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress
yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan depat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui
kesenangannya melakukan permainan (Whaley, 2001).
Anak usia prasekolah menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak
bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan,
anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih
mainan maupun dalam aktivitas bermainnya. Anak mempunyai rasa ingin tahu
yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya dibongkar-pasang, bahkan
dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak
dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan
perlukaan (Kalpan, 2000).
Anak usia prasekolah dan anak usia sekolah yang dirawat di ruang Kanthil
sebanyak 45%. Anak tersebut terlihat jenuh dan bosan. Anak rewel apabila
bertemu dengan orang baru dan petugas kesehatan. Selama dirumah sakit anak
belum pernah dilakukan terapi bermain. Dapat disimpulkan bahwa anak
mengalami kecemasan akibat hospitalisasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit, anak dapat mencapai tugas
perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan walaupun dalam
kondisi sakit.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit diharapkan :
a. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan tenaga kesehatan.
b. Mengalihkan perhatian anak saat dilakukan tindakan keperawatan.
c. Membuat suasana gembira dan senang.
d. Memahami petunjuk dan perintah atau aturan bermain.
e. Mampu menebak dan mewarnai gambar binatang.
f. Menjalin hubungan sosialisasi perawat dan anak.
g. Mengurangi tingkat kecemasan anak akibat hospitalisasi.
F. Kegiatan
1. Pengorganisasian
Penanggung jawab :
Moderator :
Observer :
Fasilitator :
Keterangan :
: Anak preschool
: Observer
: Moderator
: Fasilitator
3. Metode
Bermain dengan anak menebak dan mewarnai gambar binatang.
4. Media
a. Kertas bergambar
b. Pensil warna
5. Langkah- Langkah Terapi Bermain
G. Evaluasi
1. Kriteria
a. Anak dapat mengikuti proses terapi bermain menebak dan mewarnai
gambar binatang tanpa rewel.
b. Anak dapat menebak dan mewarnai gambar binatang tanpa adanya rasa
takut.
c. Anak mau diajak bicara oleh perawat dan tidak takut lagi bertemu
perawat.
d. Anak merasa senang dan tersenyum gembira.
e. Anak dapat tenang selama dilakukan tindakan keperawatan.
f. Anak dapat mewarnai gambar binatang tidak melenceng dari sketsa yang
diberikan.
g. Anak dapat memegang pensil warna sesuai teknik yang benar.
2. Prosedur
a. Secara observasi :
1. Hasil mewarnai gambar binatang tidak melenceng dari sketsa yang
ada.
2. Anak dapat memegang pensil warna sesuai teknik yang benar.
b. Memberikan pertanyaan secara lisan menebak gambar binatang.
c. Menganjurkan anak untuk mewarnai gambar binatang.
TERAPI BERMAIN
(Mewarnai Gambar Binatang)
C. Macam-macam Warna
Veltman M,W Browne K.D. 2000. An Evaluation of Favorite Kind of Day Drawing
from Psychially Maltreated Children. Child Abuse and Neglect..,24 : 1249 –
55.
Whaley L.F, Wong D.L. 1991. Nursing Care of infants and children in-ed, St Louis :
Mosby year book, : 1126.