Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PARADIGMA KEPERAWATAN DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

1. ERMA LISTYANI
2. EVA SUPRIYATIN
3. LUTFI ANGGODO
4. NOVI INDRIYANI
5. PUJI LESTARI
6. ROIS AMIN MUNFARID
7. TRI SUSANTO
8. YEKTI PURWANINGSIH
9. YOVI HASBI FAVIAN
S1 KEPERAWATAN REGULER B BANJARNEGARA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2018

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, lagi Maha Penyayang.
Segala puji adalah milik Allah Tuhan yang maha mengatur lagi maha bijaksana, yang maha
penyayang lagi maha dermawan dan maha pengasih lagi maha pemurah. Karena hanya
dengan rakhmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.

Sebagai manusia biasa, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Demi kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini, kami mohon kritik
dan saran dari berbagai pihak dalam rangka penyempurnaan makalah ini.

Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini, dengan
tidak mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu kami dalam
melaksanakan kuliah nanti. Amiieen. . . . . .

Banjarnegara, September 2018


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal,
jasmani, harta, dan keturunannya. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan
kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa islam amat kaya tentang tuntunan kesehatan.

Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan, islam pun memberikan
penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun hadits yang berkaitan tentang pentingnya
kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang menjaga kesehatan:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan pelayanan kesehatan.


Berkaitan dengan hal tersebut kami membuat sebuah makalah yang berjudul “Paradigma
Keperawatan Dalam Islam”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah keperawatan Islam?

2. Apa pengertian keperawatan?


3. Apa pengertian Paradigma Keperawatan dalam Islam ?

4. Apa saja komponen-komponen Paradigma Keperawatan dalam Islam?

5. Apa saja prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan?

6. Apa peran Keperawatan Islam?

C. Tujuan Penulisan

Pada penulisan kami ini memberikan sebuah penjelasan tentang paradigma


keperawatan dalam islam agar kita sebagai seorang muslim dapat mengaplikasikan dalam
praktik keperawatan. Selain itu penulisan ini kami buat untuk memenuhi tugas pengantar
profesi keperawatan. Demikianlah penulisan ini kami buat semoga bermanfaat bagi
semuanya terkhusus bagi penulis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Keperawatan Islam

Untuk dunia keperawatan seorang tokoh muslimah yang ikut membantu rasul untuk
mengobati kaum muslimin yang terluka yang bernama Rufaidah Binti Sa’ Ad Al- Asalmiya,
Ummu Attiyah, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh ilmu pengetahuan dan keperawatan
lainnya baik dijaman rasul maupun sesudah kerasulan.

Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ ad, mereka lebih
mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale
seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris. Apabila kita mau menelaah lebih jauh
lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu
mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan kebijakan dari pihak gereja yang
lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah
Arab di mana Islam telah diajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan
terutama dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam
ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai-nilai kesehatan seperti:
pentingnya menjaga kebersihan diri (Personal Hygiene), menjaga kebersihan makanan,
mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.

Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-
Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yatsrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu
golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia
mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang
Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di
luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia
menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan
Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW juga
memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu olehnya. Rufaidah juga melatih
beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat dan dalam perang Khibar mereka meminta
ijin kepada rasul untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang
terluka dan rasul pun mengijinkannya. Inilah dimulainya awal mula dunia medis dan dunia
keperawatan. Rufaidah juga memberikan perhatian terhadap aktifitas masyarakat, kepada
anak yatim, penderita gangguan jiwa, beliau mempunyai kepribadian yang luhur danempati
sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti.
Sentuhan sisi kemanusiaan ini penting bagi seorang perawat (nurse), sehingga sisi tekhnologi
dan sisi kemanusiaan (human touch) jadi seimbang.

Itulah sejarah singkat tokoh keperawatan dalam sejarah Islam dan kami akan
menjelaskan sejarah perkembangan dunia keperawatan dalam dunia Islam dari masa ke masa.

1. Masa penyebaran Islam (The Islamic Period) 570 – 632 M. Pada masa ini keperawatan
sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), pada masa inilah Rufaidah binti
Sa’ ad memberikan kontribusinya kepada dunia keperawatan.

2. Masa setelah Nabi (Post prophetic era) 632 – 1000 M. Masa ini setelah nabi wafat, pada
masa ini lebih di dominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh Islam dalam
dunia kedokteran seperti Ibnu Sinna (Avicenna), Abu Bakar ibnu Zakariya Ar-Razi (Ar-
Razi), bahkan Ar-Razi sendiri menulis dua karangang tentang ”The Reason why some
persons and common people leave a physician even if he is clever“.

3. Masa pertengahan 1000 – 1500 M. Pada masa ini Negara-negara arab membangun rumah
sakit dengan baik dan mengenalkan perawatan orang sakit, dan di rumah sakit tersebut
dimulai pemisahan antara kamar perawatan laki-laki dan perempuan dan sampai
sekarang banyak diikuti semua rumah sakit di seluruh dunia.

4. Masa Modern ( 1500 – sekarang ). Pada masa inilah perawat-perawat asing dari dunia
barat mulai berkembang dan mulai ada. Tapi pada masa ini seorang perawat bidan
muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-Khateeb mendapatkan Diploma
Keperawatan di Kairo.

Jadi, demikianlah sekelumit dunia keperawatan dalam Islam dan kami ingin mengajak
para pembaca terutama para perawat bahwa ilmu pengetahuan sudah dimulai oleh islam
terutama dunia kesehatan dan keperawatan sudah ada di jaman rasul.

Profesi keperawatan merupakan ladang ibadah kita, manakala kita lakukan dengan
penuh kesungguhan serta penuh keihklasan. Oleh karenanya untuk dapat melaksanakan tugas
profesi yang bernilai ibadah tentunya perlu dilandasasi oleh kaidah-kaidah agama yang kita
yakini bersama.

B. Pengertian Keperawatan

Pengertian keperawatan menurut Abdellah, F.G. (1960) “Nursing is based upon art
and science which would the attitudes, intellectual competencies and technical skills of the
individual nurse into the desire and ability to help people sick or well cope with their health
needs, and may be carried out under general of specific medical direction”

Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan


professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif,
ditunjukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
selurug proses kehidupan manusia.

Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan
professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada
keimanan, keilmuan dan amal.

Pengertian menurut keislaman nantinya dapat kita kaitkan kepada komponen


paradigma keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita memahami pengertiannya
paradigma keperawatan dalam Islam

C. Pengertian dan Komponen-Komponen Paradigma Keperawatan Dalam Islam

Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-
nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan
sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam. Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam
memiliki empat komponen yang dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu:

1. Manusia Dan Kemanusiaan.


Firman Allah SWT:

Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS. At-Tiin: 4)

Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik bentuknya
dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis,

dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan oleh Allah kepada
manusia kecuali Iblis.

Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar dan An-Naas.

Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat dilihat,
memakan sesuatu, mendengar, berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.

An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social.

Sebagaimana firman Allah SWT.

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Manusia memiliki tiga komponen antara lain:

a. Jasad (fisik )
Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan
tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” (QS. Al-Anbiyaa: 8 )

b. Ruh.
Artinya: ”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh
(ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad:
72)

c. Nafs (jiwa)
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.
Ar-Ra’d: 28)

2. Lingkungan
a. Lingkungan Internal:
Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:

Genetik, struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual.

b. Lingkungan Eksternal:
Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi kesehatan maupun perawatan, meliputi:

Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual

Sehat dan Kesehatan

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek
jasmani, rohani dan social.

Dilandasi oleh Firman Allah SWT:

Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS.
Ar-Ra’d: 28)

Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah ”Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan
punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugrahkan
kepadanya“

Upaya kesehatan adalah sebagai berikut:


c. Promotif

Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)

d. Prefentif

Firman Allah SWT:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” ( QS. At-Tahrim : 6)

e. Kuratif

Firman Allah SWT:

Artinya: “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,” (QS. Asy-Syuara: 80)

f. Rehabilitatif.

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’du: 11)

3. Keperawatan.
Keperawatan adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan
professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada
keimanan, keilmuan dan amal.

D. Prinsip-prinsip Islam dalam Kesehatan

Dalam ilmu kesehatan islam pun mengajarkan beberapa prinsip tentang kesehatan.
Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:
1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta benda umat
manusia

2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah

3. Justice

4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi

E. Peran Keperawatan Islam

Sebagai seorang perawat islam perlu adanya peran terhadap ilmu keperawat tersebut.
Peran yang dapat kita lakukan antara lain:

Mengintegrasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan

Islam mengajarkan kita beberapa aspek nilai-nilai yang dapat menjadikan manusia itu
terlihat baik disisi Allah SWT. Oleh karena itu nilai-nilai keislaman perlu di integrasikan
terhadap ilmu keperawatan yang berkembang pada saat ini. Adanya pengintegrasian ini
dimaksudkan akan terciptanya seorang perawat yang bercirikan agama Islam.

Mengaplikasikan Nilai-nilai Keislaman dalam Ilmu Keperawatan

Setelah adanya pengintegrasian maka perlu adanya realisasi dari pada nilai-nilai
tersebut untuk diaplikasikan terhadap praktik keperawatan.

Misalnya ketika seorang perawat mendapati pasien yang beragama islam, dan pasien tersebut
memiliki penyakit yang apabila terkena air maka penyakit tersebut bertambah. Maka seorang
perawat tersebut perlu untuk mengajarkan bertayamum kepada pasien/klien agar klien tidak
bertambah sakitnya, namun tidak pula meninggalkan ibadahnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan dalam islam tidak hanya menjalankan pekerjaannya sebagai profesi tetapi
sebagai bentuk syiar islam, yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman serta
mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

Oleh karena itu empat komponen dari paradigma keperawatan dalam Islam perlu untuk lebih
dicermati sehingga terciptanya seorang perawat professional yang Islami.

B. Penutup

Demikianlah penulisan kami ini semoga penulisan kami kali ini bermanfaat bagi para
pembaca maupun penulis. Dan kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan pada
penulisan kami kali ini.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT Syamil Media
Cipta

Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I atas Barbagai Persoalan
Umat, Bandung: Penerbit Mizan

Anda mungkin juga menyukai