TINJAUAN PUSTAKA
B. Landasan Teori
1. Konsep Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata
(Notoatmodjo, 2012).
b. Jenis Pengetahuan
Pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan dalam konteks
kesehatan sangat beraneka ragam. Pengetahuan merupakan bagian
perilaku kesehatan.
Jenis pengetahuan diantaranya sebagai berikut :
1) Pengetahuan implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam
dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang
tidak bersifat nyata, seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan
prinsip.
2) Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam
c. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan yang dicakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentangobyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang
telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan. Contoh: menyimpulkan,meramalkan dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materiyang telah dipelajari pada situasi dan kondisireal
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus,metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen,tetapi masih
e. Pengukuran Pengetahuan
2. Konsep Perilaku
a. Pengertian
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk
hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang sampai
dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas
masing-masing (Notoatmodjo,2007).
Menurut Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa perilaku
kesehatan merupakan respon seseorang terhadap stimulus yang
berhubungan dengan sistem pelayanan kesehatan, sakit, penyakit,
makanan, minuman, serta lingkungan. Hasil dari beberapa
pengalaman dan hasil observasi yang terjadi di lapangan (masyarakat)
10
11
12
d. Pengukuran Perilaku
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu:
1) Secara langsung (observasi)
Yaitu mengamati tindakan dari subyek dalam rangka
memelihara kesehatannya.
2) Secara tidak langsung
Yaitu menggunakan metode mengingat kembali (recall),
metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap
subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan
obyek tertentu (Notoatmodjo,2007).
3. Konsep Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh, dan pendidik bagi
anak- anaknya. Pola asuh ibu adalah pemberian kasih sayang, perhatian,
rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga dan memungkinkan anak
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Kebutuhan dasar
untuk tumbuh kembang anak dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu
asuh ,asih dan asah.
1) Asuh
adalah kebutuhan fisik–biomedis yang meliputi: nutrisi yang
mencukupi dan seimbang, perawatan kesehatan dasar, pakaian,
perumahan, hygiene diri dan lingkungan, dan kesegaran jasmani
(olah ragadan rekreasi).
13
a. Biasanya anak balita sudah mempunyai adik, atau ibu yang bekerja
penuh, sehingga perhatian ibu berkurang.
b. Anak balita sudah mulai bermain di tanah yang memungkinkan untuk
terinfeksi berbagai macam penyakit. (Notoatmojo, 2007).
14
5. Konsep Diare
a. Definisi diare
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan
volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah
(Alimul,2012).
b. Jenis diare
Secara klinis diare dapat dibedakan menjadi tiga macam sindrom,
yaitu:
1) Diare Akut (Gastroenteritis)
Diare akut terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat. Diare akut berlangsung singkat dalam beberapa
jam sampai 7 hari atau 14 hari. Diare akut disebabkan oleh virus
atau kuman, akibat efek samping obat atau gejala dari gangguan
saluran cerna. Penyakit diare akut dapat ditularkan dengan cara
fekal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Peluang
untuk mengalami diare akut antara laki-laki dan perempuan
15
c. Penyebab Diare
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1) Faktor Infeksi
a) Infeksi Enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Misalnya; Infeksi
bakteri E.coli, infeksi Rotavirus, dan infeksi Parasit (cacing dan
protozoa).
b) Infeksi Parenteral, yaitu infeksi diluar alat pencernaan
makanan. Misal ; otitis media akut, yaitu suatu penyakit infeksi
atau peradangan telinga bagian tengah yang biasanya
disebabkan oleh penjalaran infeksi dari tenggorokan dan
biasanya sering terjadi pada bayi dan anak berumur dibawah
dua tahun.
2) Faktor Malabsorpsi
a) Malabsorpsi Karbohidrat
b) Malabsorpsi Lemak
16
17
f. Diagnosis Diare
1) Anamnase
Dari penderita atau keluarga diperoleh keterangan :
Lamanya sakit
a) Frekuensinya
b) Warnanya
c) Baunya
d) Ada tidaknya batuk,panas dan kejang
e) Jenis, bentuk, banyaknya makanan dan minuman sebelum dan
sesudah sakit
f) Berat badan sebelum sakit
2) Gejala Klinis
18
g. Pencegahan Diare
Kegiatan pencegahan penyakit diare pada balita yang benar dan
efektif yang dapat dilakukan adalah:
1) Perilaku Sehat
a) Pemberian ASI
19
20
21
h. Penataksanaan Diare
Melaksanakan tatalaksana diare yang standar melalui Lima Langkah
Tuntaskan Diare (LINTAS Diare ),meliputi :
1) Berikan Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari
rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, yang
dapat mengurangi mual dan muntah. Apabila tidak tersedia,
berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
matang. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare
untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa
minum harus segera dibawa ke sarana kesehatan untuk mendapat
pertolongan cairan melalui infus.
22
23
24
25
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.1Kerangka konsep pengetahuan dan tindakan ibu dalam melakukan tata
laksana terapi diare pada balita di Kecamatan Kalibagor
26
27