Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATERNITAS

MANAJEMEN NYERI PERSALINAN

DOSEN PEMBIMBING: P.Sulistyowati,M.Kep,dan TIM

DISUSUN OLEH:

RENI MELINDA (19.041)

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayatnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Maternitas Manajemen Nyeri Persalinan

Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. untuk itu saya berharap adanya kritik,saran dan ulasan demi
perbaikan dimasa yang akan datang.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata yang kurang berkenan.

Wassalamu’alaikum wr.wb.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Pengertian Persalinan
2. Jenis Persalinan
3. Tahap Persalinan
4. Nyeri Persalinan
5. Etiologi Nyeri Persalinan
6. Penanganan Nyeri Persalinan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil setiap tahunnya. Sebagian besar
kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi
berat dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu.World
Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami
komplikasi perdarahan pasca persalinan. (Sarwono,2010).
Selama kala I persalinan normal, nyeri bisa diakibatkan oleh kontraksi involunter
otot uteri. Kontraksi cenderung dirasakan di punggung bawah pada awal persalinan.
Sensasi nyeri melingkari batang tubuh bawah, yang mencakup abdomen dan
punggung. Kontraksi umumnya berlangsung sekitar 45 sampai 90 detik. Ketika
persalinan mengalami kemajuan, intensitas setiap kontraksi meningkat, menghasilkan
intensitas nyeri yang lebih besar (Reeder & Griffin, 2014).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan hormon
yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid.Hormon tersebut menyebabkan
terjadinya ketegangan otot polos dan penyempitan pembuluh darah yang dapat
menyebabkan penurunan kontraksi uterus,penurunan sirkulis
keuteroplasenta,pengurangan aliran darah oksigen ke uterus serta iskemia jaringan
yang mengakibatkan proses persalinan lama dan membuat implus nyeri semakin
banyak (Felaili,dkk,2017).
Tingkat nyeri dalam proes persalinan yang dirasakan oleh setiap ibu bersalin
bersifat subjektif.Tidak hanya bergantung pada intensitas his tetapi juga bergantung
pada keadaan mental ibu saat menghadapi persalinan.Pengalaman terhadap persepsi
nyeri,pada umumnya primpira memiliki sensor nyeri yang lebih peka dari pada
multipara (Prawiroharjo,2009).
Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta dilatasi
mulut rahim dan segmen bawah rahim.Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan
kontraksi dan tekanan yang terjadi,nyeri bertambah ketika mulut rahim intensitas
nyeri sebanding dengan kekuatan dan tekanan yang terjadi nyeri bertambah ketika
mulut rahim dan segmen bawah rahim.(Mander,2013)

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep persalinan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan nyeri persalinan ?
3. Bagaimana penanganan nyeri persalinan ?
4. Apa saja kasus dan bagaimana EBP yang terdapat pada nyeri persalinan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep persalinan ?
2. Untuk mengetahui tentang nyeri persalinan ?
3. Untuk mengetahui penanganan nyeri persalinan ?
4. Untuk mengetahui kasus dan EBP nyeri persalinan ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1.Pengertian persalian
Berdasarkan Manuaba (2010), Persalinan adalah proses alami yang akan
berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam
penyulit yangmembahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan,pertolongan, dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.
Persalinan normal merupakan suatuproses pengeluaran bayi dengan usia
kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan
tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar persalinan merupakan persalinan normal,
hanya sebagian saja (12-15%) merupakan persalinan patologik (Saifuddin, 2010)
Persalinan berlangung secara alamiah, tetapi tetap diperlukan pemantauankhusus
karena setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda,sehingga dapat
mengurangi risiko kematian ibu dan janin pada saatpersalinan.Selain itu, selama
kehamilan ataupun persalinan dapat terjadikomplikasi karena kesalahan penolong
dalampersalinaan, baik tenaga non-kesehatan seperti dukun ataupun tenaga
kesehatankhususnya bidan (Wahyuni,2014).

2.Jenis Persalinan
Menurut (Saifuddin, 2011) Persalinan berdasarkan umur kehamilan yaitu:
a. Abortus: pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan,
berat janin <500gram atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu
b. Partus Immaturus: partusdari hasil konsepsi pada kehamilan dibawah 28 minggu
dengan berat janin kurang dari 1000 gram.
c. Partus Prematurus: kelahiran hidup bayi dengan berat antara 1000 gram sampai
2500 gram sebelum usia 37 minggu.
d. Utertus Maturusatau Aterm:persalinan pada kehamilan 37-42 minggu, berat janin
diatas 2500 gram.
e. Partus Postmaturusatau Postterm:persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
hari perkiraan lahir.
Bentuk-bentuk persalinan menurut Manuaba (2010) yaitu: a.
a. Persalinan spontan:bila proses persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
b.Persalinan buatan : bila proses persalinan dibantu oleh tenaga dari luar c.
c.Persalinan anjuran (partus presipitatus).

3.TahapPersalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Tahapan Persalinan tersebutadalah 1) Kala I,
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I dinamakan juga kala
pembukaan, Normalnya Kala I berlangsung selama 12- 14 jam. 2)Kala II, Kala II
disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena
kekuatanhisdankekuatanmengedan,janindidorongkeluarsampailahir.3) Kala III, dalam
kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
4) Kala IV, Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala
tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum. (Rohani dkk, 2011, dalam
Wahyuni, 2014).

4.Nyeri Persalian
Persalinan diawali dengan penurunan hormon progesterone. Respon tersebut
memberikan umpan balik ke hipotalamus untuk mensekresi oksitosin yag di keluarkan
melalui hipofisis posterior. Pengaruh dari oksitosin membuat terjadinya kontraksi otot
myometrium yang berdampak terhadap munculnya respon nyeri dari ibu. Nyeri
melahirkan berbeda dengan karakteristik jenis nyeri yang lain. Nyeri melahirkan
adalah bagian dari proses normal, dapat diprediksi munculnya nyeri yakni sekitar
hamil aterm sehingga ada waktu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi, nyeri
yang muncul adalah bersifat akut memiliki tanggang waktu yang singkat, munculnya
nyeri secara intermitten dan berhenti jika proses persalinan sudah berakhir. Terdapat
2 fase pada kala 1 yaitu: fase laten pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam sedangkan fase aktif yaitu pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10
cm), berlangsung sekitar 6 jam fase aktif terbagi atas fase akselerasi (sekitar 2 jam),
fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam ), pembukaan 4 cm sampai 9 cm, fase deselerasi
(sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+10 cm). Hampir semua ibu
mengalami nyeri melahirkan. Melahirkan tanpa nyeri hanya dirasakan oleh sedikit ibu
hamil. Nyeri sangat sangat menganggu dan menyulitkan banyak orang.Nyeri bersifat
subjektif artinya antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam
menyikapi nyeri tersebut. Perbandingan sakala nyeri dengan indeks nyeri (0-50) MPI
(McGill Pan Index) pada beberapa kondisi yang berbeda-beda yakni : persalinan
primipara skala indeks nyeri 38, persalinan multipara skala indeks nyeri 30.dari 78%
primipara di temukan 37% nyeri berat, 35% nyeri sangat hebat (intolerable) dan 28%
nyeri sedang (Manurung,2011) Rasa nyeri yang dirasakan merupakan signal untuk
memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Rasa nyeri
pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi ini
menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks), penipisan serviks dan
iskemia. Oleh karna rahim adalah organ interna, maka nyeri yang timbul disebut nyeri
viseral sehingga menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar
ke arah paha (Judha, 2012). Rasa nyeri akibat perubahan serviks dan iskemia Rahim
ialah nyeri visera.Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke
daerah lumbal punggung dan menurun ke paha.Biasanya ibu bersalin mengalami rasa
nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri interval antarkontraksi.
Nyeri melahirkan dapat berupa nyeri lokal disertai keram dan sensasi robekan akibat
regangan dan laserasi serviks, vagina, atau jaringan perineum. Rasa nyeri sering
digambarkan sebagai sensasi terbakar yang dirasakan saat jaringan meregang. Rasa
nyeri juga dapat beralih sehingga dapat dirasakan di punggung, di pinggang, dan di
paha (Fauziah, 2015).

5.Etiologi Nyeri Persalinan


Menurut(Padila, 2014) rasa nyeri melahirkan muncul karena dari banyak penelitian
yang mendukung bahwa nyeri melahirkan kala 1 adalah akibat dilatasi serviks dan
segmen uterus bawah, dengan distensi lanjut, peregangan, dan truma pada serat otot
dan ligament yang menyokong struktur- struktur ini menyatakan bahwa faktor berikut
mendukung teori tersebut:
a. Peregangan otot polos telah ditunjukan menjadi rangsangan pada
nyerivisceral.Intensitas yang dialami pada kontraksi dikaitkan dengan derajat dan
kecepatan dilatasi serviks dan segmen uterus bawah.
b. Intensitas dan waktu nyeri dikaitkan dengan terbentuknya tekanan intrauterin
yang menambah dilatasi structural tersebut. Pada awal persalinan, terdapat
pembentukan tekanan perlahan dan nyeri dirasakan kira-kira 20 detik setelah mulai
kontraksi uterus.Pada persalinan selanjutnya, terdapat pembentukan tekanan lebuh
cepat yang mengakibatkan waktu kelambatan minimal sebelum adanya persepsinyeri.
c.Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan, mereka mengalami
nyeri serupa dengan yang dirasakan selama kontraksi uterus. Rangsangan persalinan
kala 1 di transmisikan dari serat aferen melalui pleksus hipogastrik superior, inferior,
dan tengah, rantai simpatik torakal bawah,dan lumbal, ke ganglia akar saraf posterior.
Nyeri dapat disebar dari area pelviks ke umbilicus, paha atas, dan area midsakral.

6.Penanganan nyeri pada persalinan


a.Massage
Massage yang dapat kita gunakan yaitu massage dengan menggunakan teknik
kneading. Kneading merupakan teknik menggunakan tekanan yang sedang dengan
sapuan yang panjang, meremas menggunakan jari-jari tangan diatas lapisan
superficial dari jaringan otot. Teknik kneading membantu mengontrol rasa sakit dan
meningkatkan sirkulasi. Selain itu teknik kneading juga dapat memberikan efek
fisiologis berupa peningkatan aliran darah, aliran limfatik, stimulasi sistem saraf,
menghilangkan rasa sakit dengan cara meningkatkan ambang rasa sakit oleh karena
merangsang peningkatan produksi hormone endorphin, meningkatkan aliran balik
vena yang akan membantu secara efisien pengembalian darah ke jantung, serta
membantu mengalirkan asam laktat yang tertimbun dalam otot sehingga membantu
mempercepat eliminasi asam laktat dalam darah dan otot (Felaili,2017).
Massage merupakan salah satu teknik aplikasi teori gate-control,dengan
menggunakan teknik massage atau pijat dapat meredakan nyeri dengan menghambat
sinyal nyeri, meningkatkan aliran darah dan oksigenasi ke seluruh jaringan (Murray
and Huelsmann, 2009).. Pijat secara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks,
dan nyaman dalam.
c.Relaksasi nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa
nyeri pada ibu bersalin secara non farmakologis. Dengan menarik nafas dalam-dalam
pada saat ada kontraksi dengan menggunakan pernapasan dada melalui hidung akan
mengalirkan oksigen ke darah yang kemudian dialirkan keseluruh tubuh akan
mengeluarkan hormon endorphin yang merupakan penghilang rasa sakit yang alami
didalam tubuh (Winny,2015). Menurut Faradillah, (2014) menyatakan bahwa teknik
relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri dengan cara merileksasikan
otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan
prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan
aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemik. Pada kondisi rileks
tubuh akan menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang
diperlukan saat stress. Karena hormon seks estrogen dan progesteron serta hormon
stress adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama. Ketika kita
mengurangi stres maka mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Jadi,
perlunya relaksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk meproduksi
hormon yang penting untuk mendapatkan tubuh yang bebas darinyeri.
B.Kasus dan Evidance Based Practice (EBP)
1.Kasus
Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta dilatasi
mulut rahim dan segmen bawah rahim. Apabila nyeri tidak diatasi dengan baik dapat
menimbulkan masalah lain yang dapat meningkatkan angka morbiditas pada ibu dan
bayi . Penelitan yang dilakukan oleh Faujiah, Herliani dan Diana (2018) tentang
Pengaruh Kombinasi Teknik Kneading Dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Primigravida Di Wilayah Kerja Upt
Puskesmas Rajapolah Tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
penurunan/ manajemen nyeri pada proses persalian dengan kombinasi teknik
kneading relaksasi nafasdalam persalinan. Penelitian dilakukan pada ibu bersalin
primigravida di wilayah kerja UPT Puskesmas Rajapolah sejumlah 35 responden,
dengan metode accidental sampling , penelitian dilakukan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Rajapolah pada bulan 01 Januari – 10 Maret 2018. Alat pengumpul data
menggunakan Numeric Rating Scale untuk mengukur tingkat nyeri sebelum dan
sesudah diberikan intervensi dan lembar daftar tilik kombinasi teknik kneading
relaksasi nafas dalam pada persalinan. Hasil menunjukan bahwa sebelumnya ibu
bersalin mengalami nyeri dari 35 orang dengan sebagian besar ibu bersalin
primigravida mengalami nyeri persalinan adalah berat yaitu sebanyak 26
orang(74,29%) dan setelah dilakukan tindakan bahwa 35 orang yang mengalami
penurunan nyeri setelah diberikan kombinasi teknik kneading dan relaksasi
nafasdalam dengan sebagaian besar nyeri persalinan sedang yaitu sebanyak 22
orang(62,86%).

2. Evidance Based Practice (EBP)


Seluruh ibu bersalin mengalami nyeri proses persalinan dari nyeri ringan sampai
nyeri berat. Hal tersebut tersebut terjadi karna belum ada intervensi yang
dilakukansehingga manajemen nyerinya belum dilakukan. Dengan adanya teknik
kneading dan relaksasi nafas menjadi Evidance Based Practice yang mampu
mengurangi nyeri dan pasien mampu menajemen nyerinya.Pada teknik tersebut pasien
akan merasa nyaman dan rileks mampu mengurangi kecemasan persalinan. Dengan
adanya teknik kneading dan relaksasi nafasini akan mengurangi kejadian ibu bersalin
memiliki pengalaman persalinan yang buruk, menghindari adanya trauma persalinan
yang berkepanjangan dan bahkan secara tidak langsung dapat menyebabkan post
partum blues dan mampu meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan bagi ibu dan
bayinya.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

1.Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah
cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.
2.Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta dilatasi
mulut rahim dan segmen bawah rahim.Rasa nyeri yang dirasakan merupakan signal
untuk memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan.
3.Penanganan nyeri persalinan bisa dilakukan dengan teknik massage yaitu teknik
kneading dan teknik nafas dalam
4.Nyeri pada proses persalinan adalah hal yang wajar terjadi pada ibu dan tingkat
nyeri dari masing-masing individu itu berbeda.Dengan adanya Evidance Based
Practice (EBP)nyeri dapat diatasi dengan adanya manajemen dan penanganan yang
tepat yang dapt dilakukan oleh tenaga medis. Hal yang dapat mengatasi nyeri secara
nonfarmakologis diantaranya massage dan teknik nafas dalam . Teknik kneading
adalah teknik yang baik udan memberikan rasa nyaman pada pasien dan teknik nafas
dalam adalah manajemen nyeri yang mampu dilakukan secaramandiri oleh pasien

B. Saran
Untuk tenaga kesehatan harus selalu meningkatakan ilmunya dengan berbagai
macam teknik-teknik yang ada, namun tidak boleh memilih teknik yang sembarangan
karna keselamatan dan kesejahteraan pasien adalah tujuan utama.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?hl=in-ID&ie=UTF-8&source=android-
browser&q=makalajlh+manajemen+nyeri+persalinan&client=ms-id-mi-
rev1&gws_rd=ssl

Anda mungkin juga menyukai