DISUSUN OLEH:
Assalamu’alaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayatnya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan
Maternitas Manajemen Nyeri Persalinan
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. untuk itu saya berharap adanya kritik,saran dan ulasan demi
perbaikan dimasa yang akan datang.Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata yang kurang berkenan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Pengertian Persalinan
2. Jenis Persalinan
3. Tahap Persalinan
4. Nyeri Persalinan
5. Etiologi Nyeri Persalinan
6. Penanganan Nyeri Persalinan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil setiap tahunnya. Sebagian besar
kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi
berat dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu.World
Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami
komplikasi perdarahan pasca persalinan. (Sarwono,2010).
Selama kala I persalinan normal, nyeri bisa diakibatkan oleh kontraksi involunter
otot uteri. Kontraksi cenderung dirasakan di punggung bawah pada awal persalinan.
Sensasi nyeri melingkari batang tubuh bawah, yang mencakup abdomen dan
punggung. Kontraksi umumnya berlangsung sekitar 45 sampai 90 detik. Ketika
persalinan mengalami kemajuan, intensitas setiap kontraksi meningkat, menghasilkan
intensitas nyeri yang lebih besar (Reeder & Griffin, 2014).
Nyeri persalinan dapat menimbulkan stress yang menyebabkan pelepasan hormon
yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid.Hormon tersebut menyebabkan
terjadinya ketegangan otot polos dan penyempitan pembuluh darah yang dapat
menyebabkan penurunan kontraksi uterus,penurunan sirkulis
keuteroplasenta,pengurangan aliran darah oksigen ke uterus serta iskemia jaringan
yang mengakibatkan proses persalinan lama dan membuat implus nyeri semakin
banyak (Felaili,dkk,2017).
Tingkat nyeri dalam proes persalinan yang dirasakan oleh setiap ibu bersalin
bersifat subjektif.Tidak hanya bergantung pada intensitas his tetapi juga bergantung
pada keadaan mental ibu saat menghadapi persalinan.Pengalaman terhadap persepsi
nyeri,pada umumnya primpira memiliki sensor nyeri yang lebih peka dari pada
multipara (Prawiroharjo,2009).
Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta dilatasi
mulut rahim dan segmen bawah rahim.Intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan
kontraksi dan tekanan yang terjadi,nyeri bertambah ketika mulut rahim intensitas
nyeri sebanding dengan kekuatan dan tekanan yang terjadi nyeri bertambah ketika
mulut rahim dan segmen bawah rahim.(Mander,2013)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep persalinan ?
2. Apakah yang dimaksud dengan nyeri persalinan ?
3. Bagaimana penanganan nyeri persalinan ?
4. Apa saja kasus dan bagaimana EBP yang terdapat pada nyeri persalinan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep persalinan ?
2. Untuk mengetahui tentang nyeri persalinan ?
3. Untuk mengetahui penanganan nyeri persalinan ?
4. Untuk mengetahui kasus dan EBP nyeri persalinan ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1.Pengertian persalian
Berdasarkan Manuaba (2010), Persalinan adalah proses alami yang akan
berlangsung dengan sendirinya,tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam
penyulit yangmembahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan
pengawasan,pertolongan, dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai.
Persalinan normal merupakan suatuproses pengeluaran bayi dengan usia
kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan
tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar persalinan merupakan persalinan normal,
hanya sebagian saja (12-15%) merupakan persalinan patologik (Saifuddin, 2010)
Persalinan berlangung secara alamiah, tetapi tetap diperlukan pemantauankhusus
karena setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda,sehingga dapat
mengurangi risiko kematian ibu dan janin pada saatpersalinan.Selain itu, selama
kehamilan ataupun persalinan dapat terjadikomplikasi karena kesalahan penolong
dalampersalinaan, baik tenaga non-kesehatan seperti dukun ataupun tenaga
kesehatankhususnya bidan (Wahyuni,2014).
2.Jenis Persalinan
Menurut (Saifuddin, 2011) Persalinan berdasarkan umur kehamilan yaitu:
a. Abortus: pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan,
berat janin <500gram atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu
b. Partus Immaturus: partusdari hasil konsepsi pada kehamilan dibawah 28 minggu
dengan berat janin kurang dari 1000 gram.
c. Partus Prematurus: kelahiran hidup bayi dengan berat antara 1000 gram sampai
2500 gram sebelum usia 37 minggu.
d. Utertus Maturusatau Aterm:persalinan pada kehamilan 37-42 minggu, berat janin
diatas 2500 gram.
e. Partus Postmaturusatau Postterm:persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
hari perkiraan lahir.
Bentuk-bentuk persalinan menurut Manuaba (2010) yaitu: a.
a. Persalinan spontan:bila proses persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri.
b.Persalinan buatan : bila proses persalinan dibantu oleh tenaga dari luar c.
c.Persalinan anjuran (partus presipitatus).
3.TahapPersalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Tahapan Persalinan tersebutadalah 1) Kala I,
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I dinamakan juga kala
pembukaan, Normalnya Kala I berlangsung selama 12- 14 jam. 2)Kala II, Kala II
disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena
kekuatanhisdankekuatanmengedan,janindidorongkeluarsampailahir.3) Kala III, dalam
kala III atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
4) Kala IV, Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala
tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum. (Rohani dkk, 2011, dalam
Wahyuni, 2014).
4.Nyeri Persalian
Persalinan diawali dengan penurunan hormon progesterone. Respon tersebut
memberikan umpan balik ke hipotalamus untuk mensekresi oksitosin yag di keluarkan
melalui hipofisis posterior. Pengaruh dari oksitosin membuat terjadinya kontraksi otot
myometrium yang berdampak terhadap munculnya respon nyeri dari ibu. Nyeri
melahirkan berbeda dengan karakteristik jenis nyeri yang lain. Nyeri melahirkan
adalah bagian dari proses normal, dapat diprediksi munculnya nyeri yakni sekitar
hamil aterm sehingga ada waktu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi, nyeri
yang muncul adalah bersifat akut memiliki tanggang waktu yang singkat, munculnya
nyeri secara intermitten dan berhenti jika proses persalinan sudah berakhir. Terdapat
2 fase pada kala 1 yaitu: fase laten pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam sedangkan fase aktif yaitu pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10
cm), berlangsung sekitar 6 jam fase aktif terbagi atas fase akselerasi (sekitar 2 jam),
fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam ), pembukaan 4 cm sampai 9 cm, fase deselerasi
(sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+10 cm). Hampir semua ibu
mengalami nyeri melahirkan. Melahirkan tanpa nyeri hanya dirasakan oleh sedikit ibu
hamil. Nyeri sangat sangat menganggu dan menyulitkan banyak orang.Nyeri bersifat
subjektif artinya antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam
menyikapi nyeri tersebut. Perbandingan sakala nyeri dengan indeks nyeri (0-50) MPI
(McGill Pan Index) pada beberapa kondisi yang berbeda-beda yakni : persalinan
primipara skala indeks nyeri 38, persalinan multipara skala indeks nyeri 30.dari 78%
primipara di temukan 37% nyeri berat, 35% nyeri sangat hebat (intolerable) dan 28%
nyeri sedang (Manurung,2011) Rasa nyeri yang dirasakan merupakan signal untuk
memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Rasa nyeri
pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi ini
menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim (serviks), penipisan serviks dan
iskemia. Oleh karna rahim adalah organ interna, maka nyeri yang timbul disebut nyeri
viseral sehingga menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar
ke arah paha (Judha, 2012). Rasa nyeri akibat perubahan serviks dan iskemia Rahim
ialah nyeri visera.Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke
daerah lumbal punggung dan menurun ke paha.Biasanya ibu bersalin mengalami rasa
nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri interval antarkontraksi.
Nyeri melahirkan dapat berupa nyeri lokal disertai keram dan sensasi robekan akibat
regangan dan laserasi serviks, vagina, atau jaringan perineum. Rasa nyeri sering
digambarkan sebagai sensasi terbakar yang dirasakan saat jaringan meregang. Rasa
nyeri juga dapat beralih sehingga dapat dirasakan di punggung, di pinggang, dan di
paha (Fauziah, 2015).
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1.Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah
cukup bulan (37-42 minggu) atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan.
2.Nyeri pada proses persalinan diakibatkan karena kontraksi uterus serta dilatasi
mulut rahim dan segmen bawah rahim.Rasa nyeri yang dirasakan merupakan signal
untuk memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan.
3.Penanganan nyeri persalinan bisa dilakukan dengan teknik massage yaitu teknik
kneading dan teknik nafas dalam
4.Nyeri pada proses persalinan adalah hal yang wajar terjadi pada ibu dan tingkat
nyeri dari masing-masing individu itu berbeda.Dengan adanya Evidance Based
Practice (EBP)nyeri dapat diatasi dengan adanya manajemen dan penanganan yang
tepat yang dapt dilakukan oleh tenaga medis. Hal yang dapat mengatasi nyeri secara
nonfarmakologis diantaranya massage dan teknik nafas dalam . Teknik kneading
adalah teknik yang baik udan memberikan rasa nyaman pada pasien dan teknik nafas
dalam adalah manajemen nyeri yang mampu dilakukan secaramandiri oleh pasien
B. Saran
Untuk tenaga kesehatan harus selalu meningkatakan ilmunya dengan berbagai
macam teknik-teknik yang ada, namun tidak boleh memilih teknik yang sembarangan
karna keselamatan dan kesejahteraan pasien adalah tujuan utama.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?hl=in-ID&ie=UTF-8&source=android-
browser&q=makalajlh+manajemen+nyeri+persalinan&client=ms-id-mi-
rev1&gws_rd=ssl