Anda di halaman 1dari 6

Strategi Pelaksanaan 1 Halusinasi

SP 1 Halusinasi : Melatih pasien mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik Strategi


pelaksanaan 1 Halusinasi meliputi 5 tahap yaitu:

1.Tahap 1 Pra Interaksi


Hal yang dilakuakn pada tahap ini adalah dengan menyiapkan alat yang akan digunakan
untuk melakukan tahap kerja. Alat yang dapat disiapkan antara lain, kertas atau buku cacatan
dan pena.
2. Tahap 2 Orientasi
Pada tahap orientasi, hal yang perlu dilakukan perawat yaitu memperkenalkan diri, menyapa
pasien serta mengucapkan salam, menanyakan kabar serta keluhan yang dirasakan pasien,
serta melakukan kontrak waktu untuk melakukan tahap kerja strategi pelaksanaan.
3. Tahap 3 Kerja
Pada tahap kerja, perawat terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keluhan pasien dan
membantu pasien mengidentifikasi yang dirasakannya. Setelah itu, ajarkan pasien cara untuk
mengontrol hal tersebut dengan cara menghardik.
4.Tahap 4 Terminasi
Pada tahap ini, perawat mengevaluasi hasil kerjanya terhadap pasien. Setelah itu melakukan
kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
5.Tahap 5 Dokumentasi
setelah kegiatan telah selesai, maka perawat harus mencatat seluruh hasil tindakan dalam
catatan keperawatan. Catatan tersebut meliputi: nama dan tanda tangan perawat, tanggal dan
jam pemeriksaan/kegiatan, serta hasil dari pemeriksaan/kegiatan.
Roleplay Pelaksanaan
Strategi Pelaksanaan 1 Halusinasi
Tahap Pra-Interaksi
Perawat : (melakukan persiapan alat alat kesehatan dan pendukung lain yaitu
kertas/buku catatan dan pena)
Tahap Orientasi
Perawat : “Selamat pagi mbak. Perkenalkan nama saya perawat Friska Amelia , biasa
dipanggil Amel. Saya disini perawat yang akan merawat Mbak. Kalau boleh tau Nama Mbak
siapa ? Mbak senangnya dipanggil apa?”

Pasien : “Nama saya Matcha . Panggil saja mbak caca ”

Perawat : “Baiklah Mbak Caca ,oke kalau begitu bagaimana perasaan Mbak caca hari
ini? Apakah ada keluhan atau ada yang ingin mbak caca sampaikan ke saya ?”

Pasien : “Saya merasa ada yang ngejar-ngejar saya Sus, saat saya sedang berjalan
serasa ada yang mengikuti saya lalu seperti mengejar saya. Saya takut Sus, Ketika saya
sedang di taman saya juga sering mendengar suara yang memanggil-manggil nama saya”
(wajah tegang dan tampak ketakutan)

Perawat : “Baiklah Mbak Caca , bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang


suara yang mengganggu Mbak Caca dan perihal perasaan jika ada yang mengejar dan
memanggil manggil nama mbak caca . Nanti kita juga akan mempelajari cara mengontrol hal
tersebut. Bagaimana Apakah Mbak bersedia?”

Pasien : “Ya Sus”

Perawat : “Berapa lama Mbak caca ingin bercerita dengan saya ? dan dimana tempat
yang mbak caca ingin berbincang?”

Pasien : “Terserah Sus. Saya ingin di taman sus ”

Perawat : “Baik mbak caca Bagaimana jika 20 menit apakah mbak caca keberatan ?”
Pasien : “Ya, boleh Sus”

Tahap Kerja
Perawat : “Apakah Mbak caca merasakan ada yang mengejar-ngejar dan apakah
Mbak mendengar suara tanpa ada wujudnya?”

Pasien : “Iya Sus. Saya mendengar Suara itu muncul dari belakang saya dan lama-
kelamaan suaranya semakin mendekat sehingga saya merasa ada yang mengejar ngejar saya
sus

Perawat : “Apa yang dikatakan suara tersebut Mbak?”

Pasien : “Suaranya manggil-manggil nama saya Sus, CACA CACA CACA CACA
terus katanya Hidupmu tidak akan tenang . Saya takut sekali Sus” (raut wajah ketakutan dan
khawatir)

Perawat : “Saya percaya dengan Mbak caca mendengar suara tersebut, tetapi belum
tentu orang lain termasuk saya mendengar suara yang sama seperti yang Mbak dengarkan.
Apakah Mbak menedengar suara itu terus menerus atau hanya sewaktu-waktu saja?”

Pasien : “Sewaktu-waktu tapi akhir akhir ini sering Sus”

Perawat : “Kapan waktu yang paling sering Mbak caca mendengar suara itu dan
berapa kali dalam sehari Mbak mendengarnya?”

Pasien : “Paling sering sore menjelang malam hari, tapi terkadang juga muncul tiba-
tiba. Kadang sekali, tapi kadang-kadang bisa dua kali Sus”

Perawat : “Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu Mbak caca
sedang sendiri?”
Pasien : “Iya Sus, biasanya kalau lagi berjalan sendiri saya suka mikirin keadaan
hidup saya keluarga saya dan teman teman saya . Saya suka stress kalau mikirin itu sus , terus
tiba-tiba suara itu muncul”

Perawat : “Apa yang Mbak caca rasakan atau bagaimana perasaan Mbak ketika
mendengar suara itu?”

Pasien : “Pertama saya diamkan namun lama kelamaan saya ketakutan Sus. Saya
takut sekali dan merasa terancam” (wajah tegang dan keringat dingin)

Perawat : “Kemudian apa yang Mbak caca lakukan jika mendengar suara itu?”

Pasien : “Ketika suara itu muncul, saya berteriak kepada suara itu dan lari menuju
kamar sus . Saya takut akan hal itu ” (ketakutan)

Perawat : “Apakah dengan cara mbak caca lari suara-suara itu hilang?”

Pasien : “Tidak Sus. Suaranya malah semakin terdengar jelas dan selalu mengikuti
saya sus . Saya benar-benar takut”

Perawat : “Apa yang Mbak caca alami itu namanya Halusinasi. Bagaimana kalau
sekarang kita belajar cara-cara untuk mencegah suara itu muncul, apa Mbak caca mau?”

Pasien : “boleh Sus. Tapi bagaimana caranya?”

Perawat :“Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu menghardik, minum
obat, bercakap-cakap dengan orang lain, dan melakukan aktifitas. Bagaimana kalau kita latih
cara yang pertama dahulu, yaitu dengan menghardik, apakah Mbak bersedia?”

Pasien : “Iya Sus”

Perawat : “Baik, kita mulai sekarang ya Mbak caca. Saya akan mempraktekan terlebih
dahulu, kemudian baru Mbak mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan. Begini...
jika suara itu muncul, katakan dengan keras “silahkan pergi..pergi saya tidak mau dengar..
kamu saya tidak kenal kamu suara itu palsu” sambil menutup kedua telinga Mbak. Lakukan
terus hal itu sampai suaranya hilang. Seperti itu ya mbak caca, coba sekarang Mbak ulangi
lagi seperti yang saya lakukan tadi?”

Pasien : “Baik Sus. “silahkan pergi..pergi saya tidak kenal kamu,saya tidak mau
dengar kamu, suara palsu”(sambil menutup telinga)

Perawat : “good job Bagus sekali Mbak caca, coba lakukan sekali lagi”
Pasien : silahkan pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu saya tidak kenal kamu
suara itu palsu (mengangguk)

Perawat : “Wah... bagus sekali Mbak. Mbak sudah bisa melakukannya”

Pasien : terimakasih sus (tersenyum)

Perawat : “Bagaimana perasaan Mbak setelah kita kita bercakap-cakap?”

Pasien : “Sekarang saya lebih lega dan tenang Sus” (wajah rileks)

Perawat : “Syukurlah Mbak caca . Apakah Mbak masih ingat pembicaraan kita
mengenai permasalahan Mbak dan cara mengatasinya?

Pasien : “Iya Sus. Saya mengalami halusinasi, sering muncul kalau saya lagi
sendirian. Kalau suaranya muncul, saya bisa mengatasinya dengan menghardik seperti yang
mbak ajarkan”

Perawat : “Mbak masih ingat caranya?”

Pasien : “Iya Sus. Kalau ada suara itu, saya harus menutup telinga dan mengatakan
“silahkan pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu saya tidak kenal kamu suara itu palsu”
sampai suaranya hilang”
Perawat : “Bagus sekali karena Mbak sudah mengerti. Jika hal tersebut itu muncul
lagi, tolong Mbak praktekkan cara yang sudah saya ajarkan , dan masukkan dalam jadwal
harian Mbak. Mbak bisa melakukannya 2 hingga 3 kali sehari pada pukul 09:00, 14:00 dan
jam 20:00 ?”

Pasien : “Baik Sus, akan saya lakukan” (mengangguk)

Perawat : “Baiklah Mbak. Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang


cara yang kedua yaitu dengan minum obat untuk mencegah suara-suara itu muncul, apakah
Mbak bersedia?”

Pasien : “Ya. Saya bersedia Sus”

Perawat : “Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang di taman saja dan waktunya
pukul 10.00?”
Pasien : “Iya nggap apa-apa Sus”

Perawat : “Kalau begitu saya pamit dulu Mbak, sampai bertemu besok. Selamat pagi”
(berdiri dan meninggalkan ruangan)

Pasien : “Pagi” (Tersenyum)

Tahap Dokumentasi
Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan pasien)

Anda mungkin juga menyukai