Anda di halaman 1dari 6

Nama : Arih Hanan Az Zahra Institusi : Poltekkes Kemenkes Semarang

NIM : P1337420120336 Ruang : Khadijah VK

Penatalaksanaan Medis Komplikasi


Etiologi
Konsep Intranatal Care  Induksi persalinan a. Kematian janin
 Serviks inkompeten  SC b. Sindrom distress
Intranatal merupakan suatu proses pengeluaran hasil  Ketegangan uterus yang napas
konsepsi atau pengeluaran bayi yang cukup bulan atau  Pemberian ntibiotik
berlebihan profiklaksis c. Infeksi
mendekati cukup bulan yang dapat hidup diluar  Factor keturunan intraventrikular
 Pemberian kortikosteroid
kandungan, dan disusul dengan pengeluaran plasenta  Kelainan letak janin untuk pematangan paru d. Hipoplasia
baik secara spontan maupun dengan bantuan. dalam rahiam pulmonal
 Infeksi e. Prolaps tali pusat
f. Malpresentasi janin

Definisi KPD
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput WOC INTRANATAL
ketuban sebelum terjadi proses persalinan yang dapat KETUBAN PECAH DINI
terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang Pemeriksaan Penunjang
waktu (Ida Ayu, 2010). 1. Pemeriksaan spekulum, untuk mengambil sampel
cairan ketuban di froniks posterior dan mengambil
sampel cairan untuk kultur dan pemeriksaan
bakteriologis.
Patofisiologi KPD
Kala 1 2. Melakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati,
1.Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya Persalinan sehingga tidak banyak manipulasi daerah pelvis
jaringan ikat dan vaskularisasi Bila untuk mengurangi kemungkinan-kemungkinan
infeksi asenden dan persalinan prematuritas.
2.Peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin,
menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi 7
depolimerisasi kolagen pada selaput korion / amnion,
menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah
spontan.
Aktivitas RAS terangsang

Pasien terganggu (sulit


tidur)

Gangguan pola tidur


3. Pola-pola Fungsi Kesehatan
Konsep Asuhan Keperawatan a. Pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
b. Pola nutrisi dan metabolisme
c. Pola aktifitas
d. Pola eleminasi
Pengkajian e. Pola istirahat dan tidur
f. Pola hubungan dan peran
Dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua g. Pola penagulangan stres
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.   h. Pola sensori dan kognitif
1. Identitas klien   i. Pola persepsi dan konsep diri
2. Riwayat Kesehatan  j. Pola reproduksi dan sosial
a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit  k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Alasan klien datang ke tempat bidan atau klinik, yang diungkapkan 4. Pemeriksaan Fisik
dengan kata-katanya sendiri (Chapman & Cathy, 2013).  a.Kepala
b. Keluhan Utama Saat Dikaji  b. Leher
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit c. Mata
dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi. d. Telinga
Biasanya pada klien post operasi seksio sesarea mengeluh nyeri pada e. Hidung
bagian luka operasi (Maryunani, 2015), keluhan ini diuraikan dengan cara f. Dada
PQRST  g. Abdomen
c. Riwayat Kesehatan Dahulu  h. Genitalia
Klien dengan postpartum SC akan mengalami penyakit yang sama i. Anus
sebelumnya (Hipertensi/ plasenta previa), sehingga pada kehamilan j. Ekstremitas
berikutnya akan dilakukan operasi SC (Maryunani, 2015).  k. Muskuloskeletal
d. Riwayat Kesehatan Keluarga  l. Tanda-tanda vital
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga memiliki
penyakit yang sama dengan pasien atau keluarga memiliki riwayat
penyakit keterunan seperti Diabetes, Hipertensi, Penyakit Jantung, dan Diagnosa Keperawatan
sebagainya, sehingga klien dilakukan operasi SC. (Chapman & Cathy,
2013) Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah :
e.Riwayat Psikososial 1. Ansietas b.d. kekhawatiran mengalami kegagalan
Riwayat klien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya,
berat badan yang semakin meningkat dan membuat harga diri rendah. 2. Gangguan Pola Tidur b.d.hambatan lingkungan
3. Nyeri Akut b.d. agen pencedera fisiologis
Rencana Keperawatan 
Rencana Keperawatan pada diagnosa yang mungkin muncul dengan KPD adalah :
1. Ansietas b.d. kekhawatiran mengalami kegagalan
Setelah dilakuka tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan ansietas berkurang atau hilang dengan criteria : 
a. Perilaku gelisah menurun
b. Perilaku tegang menurun 
c. Pola tidur membaik
Reduksi Anxietas (I.09314)
1. Observasi
 Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
2. Terapeutik
 Ciptakan suasana  terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat anxietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
 Diskusikan perencanaan  realistis tentang peristiwa yang akan datang
3. Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
 Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Setelah dilakuka tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan nyeri
berkurang atau hilang dengan kriteriia 
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan a. Keluhan nyeri menurun 
Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan b. Ekspresi wajah meringis menurun 
pola tidur klien membaik dengan kriteria hasil  Manajemen Nyeri (I. 08238)
 Keluhan sulit tidur menurun  Observasi
 Keluhan tidak puas tidur menurun  1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Keluhan pola tidur berubah menurun  2. Identifikasi skala nyeri
Dukungan Tidur 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Observasi 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Terapeutik 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
1. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
2. Jadwalkan pemberian Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan 8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
3. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya 9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara Terapeutik
rutin
2. Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
aktivitas lainnya hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
3. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
4. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis: kelelahan, 2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
sesak napas saat aktivitas) pencahayaan, kebisingan)
5. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
kemampuan 4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Implementasi Evaluasi

Implementasi keperawatan merupakan rangkaian aktivitas Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk
keperawatan dari hari yang harus dilakukan dan didokumentasikan dapat menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan.
dengan cermat. Perawat melakukan pengawasan terhadap Evaluasi pada dasarnya adalah membandingkan status kesehatan
efektifitas intervensi yang dilakukan, bersamaan pula dengan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan
menilai perkembangan pasien terhadap pencapaian tujuan atau (Tarwoto & Wartonah, 2015). Yang dimana evaluasi keperawatan
hasil yang diharapkan. Pada tahap ini, perawat harus ini dicatat dan disesuaikan dengan setiap diagnose keperawatan.
melaksanakan tindakan keperawatan yang ada didalam rencana Evaluasi untuk setiap diagnose keperawatan meliputi data subjektif
keperawatan dan langsung mencatatnya dalam format tindakan (S) dan objektif (O), Analisa permasalahan (A) klien berdasarkan
keperawatan (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) S dan O, serta perencanaan ulang (P) berdasarkan hasil Analisa
data diatas.

Daftar Pustaka
Asmadi. 2012. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Bandiyah, S. 2012. Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Baradero, D., & Siswadi. 2012. Keperawatan Perioperative: Prinsip Dan Praktik. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Hidayat, A.A.A. 2010. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan edisi 2. Jakarta:Salemba
Hakimi, 2010 : Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC
Ida Ayu, C. M. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC Joseph H. K. 2010.
Catatan Kuliah: Ginekologi dan Obstetri (Obsgin). Suha Medika : Yogyakarta
SDKI, SLKI, SIKI

Anda mungkin juga menyukai