Anda di halaman 1dari 12

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN IBU DENGAN RESIKO

KETUBAN PECAH DINI (KPD)

Disusun oleh :
Mita Indah Sari (14.401.16.059)
Mohammad Isomudin (14.401.16.061)
Mohammad Ali sobri (14.401.16.062)
Mohammad Asrul Z. (14.401.16.063)
Mohammad Fatkhur R. (14.401.16.064)
Niken Algama (14.401.16.065)
Nilam Permata J.F (14.401.16.066)
Novita Christanti (14.401.16.067)
Novita Dwi Lestari (14.401.16.068)
Novita Husnul Hotimah (14.401.16.069)
Nur Milatul Maisyaroh (14.401.16.070)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PRODI DIII KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN IBU DENGAN RESIKO KPD”
menurut beberapa ahli. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiwa-mahasisi Sekolah
Tinggi DIII Keperawatan Rustida Krikilan.

Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari buku. Dalam
penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari adanya bantuan pihak tertentu, oleh karena itu
kami tidak lupa mengucapkan banyak trimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, harapan kami agara tulisan ini dapat diterima dan dapat
berguna bagi semua pihak. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritikan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Krikilan, 20 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................1

C. Tujuan...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. Konsep teori KPD..........................................................................................2


2. konsep Asuhan Keperawatan pada KPD..........................................................10

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan........................................................................................................13

B.Saran..................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA 
BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEP TEORI
A. Definisi
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-
tanda persalinan
B. Etiologi
Etilogi ketuban pecah dini belum diketahui. Factor predisposisi ketuban
pecah dini ialah infeksi genitalia, serviks inkompten, gemeli, hidramnion,
kehamilan patern, disproporsi sefalopelvik.
C. Manifestasi Klinis
 Keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
kecoklatan atau sedikit-dekit sekaligus banyak
 Dapat disertai demam bila ada infeksi
 Janin mudah diraba
 Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
 Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
dan air ketuban sudah kering
D. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan leukosit darah : >15000/ul nila terjadi infeksi.
 Tes lakmus berubah menjadi biru
 Amnionsintesis
 USG : menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang
E. Komplikasi
Komplikasi paling sering terjadi pada KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu
adalah sindrom distress pernapasan ( RDS = Respiratory Distress Syndrome) , yang
terjadi pada 10-40 % bayi baru lahir.
1. Resiko infeksi meningkat pada kejadian KPD .
2. Semua ibu hamil dengan KPD premature sebaiknya dievaluasi untuk
kemungkinan terjadinya korioamnionitis ( radang pada korio dan amnion).
3. Selain itu kejadian prolaps atau keluarnya tali pusar dapat terjadi pada KPD.
4. Resiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada KPD preterm.
5. Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm .
kejadianya mencapai hamper 10 % apabila KPD preterm ini terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 23 minggu.
6. Infeksi, partus preterm, prolabs tali pusar distosia (partus kering).
F. Patofisiologis
Ketuban pecah dini pada kehamilan atrem atau preterm atau tanpa
komplikasi harus dirujuk di rumah sakit, pasien dirujuk dengan posisi panggul
lebih tinggi dari badanyan, bila mungkin dengan posisi bersujud. Kalua perlu
kepala janin didorong keatas 2 jari agar tali pusar tidak tertekan oleh jari. Tali
pusar divulsa dibungkus air hangat dialpisi pelastik bila ada demam atau terjadi
infeksi saat rujukan atau pecah lebih dari 6 jam, berikan anti biotik seperti
penisilin, proclaim 1,2 juta iu intra muscular dab amoicili 1 g/oral pada kehamilan
kurang dari 22 minggu dilakukan tindakan konservatif, yaitu tirah baring,
diberikan sedative berupa venobarbital 3x 30mg. berikan antibiotic selama 5 hari
dan glukokortikosteroid, contoh dexamethasone 3x5mg selama 2 hari. Pada
kehamila 33-35 minggu, lakukan terapi konservatif selama 24 jam lau induksi
persalinan. Bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan.
Pafa kehamil lebih dari 36 minggu bila ada his pimpin meneran dan
akselarasi uteri. Bila tidak ada his, lakukan induksi persalinan bila ketuban pecah
kurang dari 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5 atau ketuban pecah lebih dari 6
jam dan skor pelvik lebih 5, seksio sesarea bila ketuban 5 jam skor pelvik kurang.
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor
register  , dan diagnosa keperAWATAN
b. Riwayat penyakit
a) Riwayat kesehatan sekarang ;
ibu datang dengan pecahnya ketuban sebelum usia kehamilan
mencapai 37 minggu dengan atau tanpa komplikasi 
b) Riwayat kesehatan dahulu
 Adanya trauma sebelumnya akibat efek pemeriksaan
amnion
 Sintesi ,pemeriksaan pelvis dan hubungan seksual
 Infeksi vagiana /serviks oleh kuman sterptokokus 
 Selaput amnion yang lemah/tipis
 Posisi fetus tidak normal 
 Kelainan pada otot serviks atau genital seperti panjang
serviks yang pendek 
 Multiparitas dan peningkatan usia ibu serta defisiensi
nutrisi
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT,
TBC, penyakit kelamin abortus, yang mungkin penyakit tersebut
diturunkan kepada klien.
d. Riwayat psikososial
Riwayat klien nifas  biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya,
berat badan yang semakin meningkat dan membuat harga diri rendah.
2. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
pencegahan, Penanganan, dan perawatan serta kurangnya menjaga
kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan
dirinya
b. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari
keinginan untuk menyusui bayinya.
c. Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat
lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena
mengalami kelemahan dan nyeri.
d. Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena terjadinya odema
dari trigono, yang menimbulkan inveksi dari uretra sehingga sering terjadi
konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.
e. Pola istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena
adanya kehadiran sang bayi dan nyeri epis setelah persalinan
f. Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih
menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan konsep
diri antara lain dan body image dan ideal diri
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat
adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
b. Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar tioroid, karena
adanya proses menerang yang salah
c. Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata, konjungtiva, dan
kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses
persalinan yang mengalami perdarahan, sclera kuning
d. Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana kebersihanya,
adakah cairan yang keluar dari telinga.
e. Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-kadang
ditemukan pernapasan cuping hidung
f. Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper pigmentasi areola
mamae dan papilla mamae. Pada klien nifas abdomen kendor kadang-
kadang striae masih terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
g. Genitaliua
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
h. Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture
i. Ekstermitas
Pemeriksaan odema untuk mrlihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi infeksi maternal yang berhubungan dengan prosedur
infasif,pemeriksaan vagina berulang dan rupture membrane amniotic
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan ketegangan otot
rahim.
3. Defisit  / kurang pengetahuan berhubungan dengan pengakuan persalinan
premature.
5. INTERVENSI KEPERAWATAN 
a. Resiko infeksi b.d ketuban pecah dini  Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3×24 jam  di harapkan pasien tidak menunjukan
tanda-tanda infeksi . dengan criteria hasil :
  -  Tanda-tanda infeksi tidak tidak ada.
  -  Tidak ada lagi cairan ketuban yang keluar dari pervaginaan.
  -  DJJ normal
  -  Leukosit pasien kembali normal
  -  Suhu 36-37
  Intervensi:
  1. Kaji tanda-tanda infeksi
  2. Pantau keadaan umum pasien
  3. Bina hubungan saling percaya melalui komunikasi therapeutic.
  4. Berikan lingkungan yang nyaman untuk pasien
  5. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat antiseptik sesuai
terapi.
  Rasional:
  1. Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi yang muncul
  2. Untuk melihat perkembangan kesehatan pasien.
  3. Untuk memudahkan perawat melakukan tindakan.
  4. Agar istirahat pasien terpenuhi
  5. Untuk proses penyembuhan pasien
b. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d ketegangan otot rahim. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam  di harapkan nyeri
berkurang / nyeri hilang . dengan criteria hasil :
  -  Tanda-tanda vital dalam batas normal.
     TD :120/80 mm Hg
     N : 60-120 X/ menit.
  -  Pasien tampak tenang/rileks.
  -  Pasien mengatakan nyeri pada perut berkurang.
  Intervensi:  
  1. Kali tanda-tanda Vital pasien.
  2. Kaji skala nyeri (1-10)
  3. Ajarkan pasien teknik relaksasi
  4. Atur posisi pasien
  5. Berikan lingkungan yang nyaman dan batasi pengunjung.
  Rasional:
  1. Mengetahui perubahan pada tubuh
  2. Untuk mengetahui derajat nyeri pasien dan menentukan tindakan yang
akan dilakukan.
  3. Untuk mengurangi  nyeri yang dirasakan pasien.
  4. Untuk memberikan rasa nyaman.
  5. Untuk mengurangi tingkat stress pasien dan pasien dapat beristirahat.
c. Defisit / kurang pengetahuan b.d pengakuan persalinan premature Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam  diharapkan pasien
memahami pengetahuan tentang penyakitnya . dengan criteria hasil :
  -  Pasien terlihat tidak bingung lagi.
  Intervensi:
  1. Kaji apa pasien tahu tentang  tanda-tanda dan gejala normal selama
kehamilan.
  2. Ajarkan tentang apa yang harus dilakukan jika tanda KPD muncul
kembali
  3. Libatkan keluarga agar memantau kondisi pasien .
   Rasional:
  1. Mengetahui pengetahuan dasar pasien
  2. Mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi yang bisa
membahayakan ibu-janin
  3. Untuk membantu merencanakan tindakan berikutnya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M.2001. Rencana Perawatan Maternitas /Bayi, Jakarta:EGC

Maryuni Anik. 2016. Management kebidanan terlengkap. Jakarta. EGC

Sukarni. 2104. Patologi kehamilan, persalinan, nifas, dan neonatus resiko tinggi. Yogyakarta.
Nuha medika

Anda mungkin juga menyukai