Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

“STILLBIRTH”

Oleh :

Acep Sugandi
214119095

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2019
A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Definisi Stillbirth

Stillbirth (lahir mati) adalah keadaan bila kematian bayi terjadi sebelum lahir,
tetapi setelah kehamilan 20 minggu atau lebih. Kebanyakan kematian sewaktu bayi
masih di dalam rahim. Namun, 10 % terjadi sebelum persalinan (Arnot, 2009).
Menurut kamus kesehatan Kelahiran mati (stillbirth) adalah peristiwa atau
kondisi yang terjadi sebelum espulsi lengkap atau ektraksi yaitu bayi mengalami
kematian, hal ini hasil fertilisasi dari ibu pada atau setelah usia kehamilan 20 minggu.
Kematian ditandai dengan fakta bahwa, setelah pemisahan tersebut, janin tidak
bernapas atau menunjukkan bukti kehidupan lainnya seperti detak jantung, denyut
tali pusat, atau gerakan otot sukarela tertentu (Arnot, 2009).
Bayi meninggal dalam kandungan atau stillbirth adalah saat bayi dilahirkan
dalam keadaan tidak bernyawa, setelah minggu ke-20 kehamilan. Kematian
bayi sebelum minggu ke-20 kehamilan disebut keguguran (Kelley MC, et al., 2012).
Definisi yang direkomendasikan oleh WHO untuk perbandingan internasional
menyebut bayi meninggal dalam kandungan atau stillbirth adalah bayi yang lahir
tanpa tanda-tanda kehidupan pada usia kandungan 28 minggu atau lebih (Kelley MC,
et al., 2012).
2. Etiologi

Penyebab bayi stillbirth adalah:


 Cacat lahir, dengan atau tanpa kelainan abnormal.
 Masalah tali pusar. Dengan prolaps tali pusar, tali tersebut keluar dari vagina
sebelum bayi keluar, memblokir suplai oksigen sebelum bayi dapat bernapas
sendiri. Atau tali tersebut dapat membuat simpul atau membungkus erat di sekitar
tubuh atau leher bayi sebelum kelahiran.
 Masalah plasenta, yang memberi asupan nutrisi pada bayi. Dalam solusio
plasenta, plasenta terlalu awal terpisah dari dinding rahim.
 Kondisi ibu seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, terutama tekanan darah
tinggi akibat kehamilan atau preeclampsia.
 Pembatasan pertumbuhan intrauterine atau IUGR, yang menempatkan bayi pada
risiko kematian akibat kurang nutrisi.
 Sangat kurang nutrisi.
 Infeksi selama masa kehamilan.
 Paparan terhadap agen lingkungan seperti pestisida atau karbon monoksida.
 Riwayat pribadi atau keluarga terkait kondisi pembekuan darah seperti
trombosis, tromboflebitis, atau emboli paru.
3. Faktor Resiko Stillbirth

Faktor yang meningkatkan risiko bayi meninggal dalam kandungan atau


stillbirth adalah:
 Memiliki riwayat kehamilan dengan kejadian lahir mati atau stillbirth sebelumnya
 Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan
 Merokok
 Obesitas
 Usia di bawah 15 atau di atas 35 tahun
4. Pemeriksaan Penunjang

Penetapan diagnosa diperoleh dengan cara anamnesa & pemeriksaan


penunjang meliputi palpasi, auskultasi, reaksi kehamilan & rotgen foto abdomen.
a. Anamesis
1) Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari / gerakan janin
berkurang
2) Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar
3) Ibu merasakan perutnya sering menjadi keras
4) Ibu merasakan sakit seperti mau melahirkan
b. Inspeksi/ tidak kelihatan gerakan-gerakan janin
c. Palpasi:
1) TFU lebih rendah dari seharusn!a tua kehamilan
2) Tidak teraba gerakan janin
d. Auskultasi : tidak terdengar DJJ
e. Rontgen foto abdomen
f. USG : Tidak terlihat DJJ dan gerakan janin (Yeyeh, Ai Rukiyah dkk : 2010).
5. Penatalaksanaan Klinik

Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin
atau kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya
sehingga tidak terobati.
 Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari.
Tanda-tandanya berupa overlopping tulang tengkorak, hiperfleksi columna
vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp.
 USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan
kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan,
tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
 Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien
selalu didampingi oleh orang terdekatnya, yakinkan bahwa kemungkinan besar
 Pilihan cara persalian dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspetatif, perlu
dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum mengambil keputusan.
 Bila pilihan penanganan adalah ekspetatif maka tunggu persalinan spontan
hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa
komplikasi.
 Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan
penanganan aktif.
 Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu :
- Jika servik matamg, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau
prostaglandin.
- Jika servik belum matang, lakukan pematangan servik dengan prostaglandin
aatu kateter foley, dengan catatan jangan lakukan amniotomi karena beresiko
infeksi.
- Persalinan dengan seksio sesaria merupakan alternatif terakhir.
 Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan
serviks belum matang matangkann serviks dengan misoprostol :
- Tempatkan misoprostol 25 mg dipuncak vagina, dapat diulang sesudah 6 jam
- Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mg misoprostol, naikkan dosis menjadi 50
mg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih dari 50 mg setiap kali dan jangan
melebihi dosis.
 Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotic untuk metritis
 Jika tes pembekuan darah sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah
pecah, waspada koagulopati.
 Berikan kesempatan kepada Ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan
kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
 Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi
plasenta dan infeksi.
6. Pengkajian Sesuai Data Fokus

a. Data Subyektif
1. Identitas
a) Nama ibu / suami
Nama penderita dan suaminya ditanyakan untuk mengenal dan memanggil
penderita supaya tidak keliru dengan penderita yang lain.
b) Umur ibu / suami :
Kehamilan yang pertama kali dengan baik antara 19-35 tahun, dengan otot
masih bersifat sangat elastis dan mudah diregang. Tetapi menurut
pengalaman, penderita umur 25-35 tahun masih mudah untuk melahirkan
jadi melahirkan tidak saja umur 19-25 tahun, primitua dikatakan mulai 35
tahun dimana usia >35 thn merupakan faktor predisposisi terjadinya
Stillbirth.
c) Agama
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan klien. Dengan diketahui agama pasien akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan dialam melaksanakan asuhan kebidanan.
d) Suku/bangsa
Untuk mengetahui latar belakang sosial budaya yang mempengaruhi
kesehatan klien.
e) Pendidikan
Tingkat pendidikan yang rendah merupakan faktor predisposisi
terjadinya Stillbirth.
f) Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi ibu dimana
status sosial ekonomi rendah menjadi faktor predisposisi terjadinya
Stillbirth.
g) Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan diperlukan bila mengadakan
kunjungan rumah (home care/home visit ke ibu)
1) Keluhan
Pada ibu dengan Stillbirth umumnya memiliki keluhan
utama tidak merasakan gerakan janin selama beberapa waktu dan
perut yang tidak kunjung membesar atau malah mengecil.
2) Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk menentukan tanggal tafsiran persalinan. Hal ini
memungkinkan bidan untuk memperkirakan tanggal kelahiran dan
setelah itu, memperkirakan usia kehamilan saat itu. Jika kehamilan
telah lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga
fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi
dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental
dan hijau, akibatnya cairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-
paru janin dan menyebabkan kematian janin.
 Siklus : normalnya 28/35 hari.
 Lama : normalnya 5 – 7 hari.
 Teratur/tidak
 Banyaknya : normalnya 2 – 3 pembalut/hari
 Dismenorrhoea : normalnya sebelum/ saat/ setelah haid.
 HPHT : menentukan tafsiran persalinan dan usia
kehamilan (sebagai patokan apakah klien
melahirkan at term atau tidak. Bila hari
pertama haid terakhir diketahui maka dapat
memperhitungkan usia kehamilan dan
perkiraan persalinan dengan rumus Nagel
(hari + 7, bulan – 3, tahun + 1)
3) Riwayat Obstetri Lalu
Mengetahui berapa kali klien melahirkan dan mengalami
abortus, jika sudah pernah melahirkan, usia anak terkecil ditanyakan
untuk mengetahui jarak kelahiran. Paritas pertama dan kelima atau
lebih merupakan faktor predisposisi terjadinya Stillbirth.
4) Riwayat Kehamilan Sekarang

Mengetahui apa semasa hamil klien melakukan kontrol


kehamilan (ANC) yang baik atau tidak, sebab kehamilan tanpa
pengawasan antenatal menjadi faktor predisposisi terjadinya
Stillbirth.

Pada ibu dengan Stillbirth, perlu dikaji lebih mendalam


tentang gerakan janin. Mulai dari kapan gerakan terakhir, pola
gerakan, lokasi gerakan dirasakan paling banyak, bagaimana sensasi
yang ditimbulkan saat janin bergerak, dan hal penting lainnya.
5) Rwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi
Untuk mengetahui sejauh mana klien dan suami merencanakan
kehamilan ini. Pada kasus Stillbirth, ini sangat berpengaruh pada
penerimaan ibu dan keluarga atas kematian janin
6) Riwayat Kesehatan dan Penyakit Klien
untuk mengidentifikasi adanya penyakit yang pernah dan
sedang dialami klien yang berpotensi menjadi penyebab Stillbirth.
 Jantung
Penyakit jantung menyebabkan ketidakmampuan jantung
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan O2 untuk tumbuh kembang
janin. Terjadi relatif-absolut gangguan pertukaran O2-CO2 paru
(hipertensi-edema paru) yang dapat menyebabkan terjadinya
kematian janin.
 Hipertensi
Hipertensi dapat menyebabkan kekurangan O2 pada janin
yang disebabkan oleh berkurangnya suplai darah dari ibu ke
plasenta yang disebabkan oleh spasme dan kadang-kadang
trombosis dari pembuluh darah ibu.
 Ginjal
Ditandai dengan fatigue, gagal tumbuh, pucat, lidah kering,
hipertensi, proteinun, nokturia.
 Hepatitis
Hepatitis dapat terjadi pada setiap kehamilan dan
mempunyai pengaruh buruk bagi janin dan ibu.
 Asma / TBC
Dampak terhadap kehamilan adalah kekurangan O2 (PO2
< 59 mmHg) sehingga dapat menyebabkan kematian janin
 Diabetes
Tanda dan gejala diabetes yang mudah dikenali adalah “3P”
yaitu polydipsia, polyphagia dan polyuria. Pada STILLBIRTH, DM
merupakan salah satu etiologinya dimana terjadi kerusakan
pembuluh darah, viskositas darah meningkat, aterosklerosisi
sekunder dan kerusakan organ lainnya.
7) Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit dalam keluarga yang
berpotensi menurun atau menular kepada ibu dan bayi, meliputi
penyakit jantung, hipertensi, asma, diabetes mellitus, hepatitis, TBC,
kelainan darah, maupun gemelli.
8) Riwayat Psikososial dan Budaya
 Kawin berapa kali, pada umur .... th
 Apakah kehamilan direncanakan/tidak
 Apakah keluarga mendukung kehamilan ini ....
 Respon keluarga pada kehamilan ini ....

Berkaitan dengan tingkat kesuburan, kematangan fisik,


psikologis, dan sosial klien.
9) Data Fungsi Kesehatan
 Nutrisi

Terakhir makan: (meliputi waktu terakhir makan, jumlah, dan jenis


makanan yang dimakan ibu).

Terakhir minum: (meliputi waktu terakhir minum, jumlah, dan jenis


minuman yang diminum ibu).
Informasi ini untuk memperkirakan besarnya intake ibu menjelang
masuk Rumah Sakit sebagai cadangan energi ibu untuk proses
perawatan yang akan diterimanya.
 Eliminasi
Meliputi waktu terakhir ibu BAB dan BAK.
 Istirahat tidur

Ibu terakhir tidur pada pukul berapa dan berapa lama (untuk
menentukan status istirahat terakhir ibu yang juga merupakan
cadangan energi sebelum menjalani perawatan). Kualitas tidur
nyenyak dan tidak terganggu.
 Aktivitas
Aktivitas terakhir apa dan jam berapa, yang dilakukan ibu sebelum
mendapati masuk rumah sakit.
 Aktivitas Seksual
Kapan terakhir kali ibu melakukan hubungan seksual.
 Personal hygiene
Kapan ibu terakhir mandi, ganti pakaian dan celana dalam.
b. Data Objektif
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik secara inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi, maupun pemeriksaan penunjang.
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum: Baik/ jelek
b) Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang
terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan
menjadi compos mentis, apatis, delirium, somnolen, stupor, dan coma.
Dalam persalinan perlu mengetahui kesadaran ibu, karena jika
kesadaran ibu terganggu, maka akan sangat berpengaruh pada proses
persalinan itu sendiri, mengingat persalinan merupakan usaha dari ibu
secara sadar yang dilaksanakan sesuai pimpinan persalinan yang
diberikan oleh bidan.
c) Tanda-Tanda Vital:
 Tekanan Darah : Tekanan darah normal antara 100/60,
140/90 mmHg. Pada PER, didapatkan
Tekanan darah sistolik antara 140-160
mmHg dan tekanan darah Diastolik 90-
110 mmHg
 Nadi : Normalnya antara 80-110 x/mnt
 Respiration Rate (RR) : Pernafasan normal 16-24x/menit. Bila
lebih dari 24x/menit menandakan adanya
takipnea.
 Suhu : Suhu normal 36,10C – 37,60C, suhu tubuh
> 37,60C dikatakan demam dan perlu
dicurigai adanya infeksi.
d) Antropometri
 Berat Badan
Menurut salmah, dkk, 2006, peningkatan BB normal total selama
kehamilan adalah 12,5 kg. atau kita bisa hitung dengan
menggunakan BMI
 Tinggi Badan
Ibu hamil dengan tinggi badan < 145 cm, kemungkinan mempunyai
panggul sempit.
 Lingkar Lengan Atas (LILA)
LILA yang kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk
status gizi yang kurang.
2) Pemeriksaan Fisik (data fokus)
a) Muka/ Wajah
edema/tidak, tidak ikterus, conjungtiva merah muda/pucat, sklera
putih/tidak.
b) Mulut
Bibir tidak pucat.
c) Payudara
- Pembesaran : tidak ada pembesaran, simetris.
- Puting susu : menonjol
- Kebersihan : bersih
d) Abdomen/ uterus
- Kebersihan : bersih
- Pemeriksaan Leopold, dilakukan dengan palpasi, meliputi palpasi
Leopold I-IV dengan penjelasan sebagai berikut:
- Leopold I : Untuk mengetahui tuanya kehamilan dan bagian apa
yang terdapat di fundus.
Normalnya teraba lunak, tidak bulat dan tidak
melenting, mengetahui TFU dan TBJ.
Pada Stillbirth fundus uteri teraba lebih kecil dari
usia kehamilan yang seharusnya.
Mengukur TFU dengan metline pada UK > 22 minggu.
Rumus perkiraan usia kehamilan berdasarkan TFU
dalam cm (Mac Donald):
- Leopold II : Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian apa
yang ada disamping kiri dan kanan uterus ibu. Pada
letak membujur dapat ditetapkan punggung anak
yang teraba bagian keras, memanjang seperti papan
dan sisi yang berlawanan teraba bagian kecil janin.
Dan banyak lagi kemungkinan perabaan pada letak
yang lain.
Pada Stillbirth, utamanya dengan kematian diatas
4 minggu, bagian janin akan sulit teraba karena
badan janin telah menjadi sangat lemas, tulang-
tulang janin saling tumpang tindih dan hubungan
antar tulang telah sangat rapuh.
- Leopold III : Menentukan bagian terendah janin dan apakah
bagian terendah tersebut sudah masuk PAP atau
belum (Posisi tangan petugas konvergen, divergen
atau sejajar)
Pada kematian janin yang lama akan sulit menilai
bagian terendah janin, umumnya teraba
ballotement.
- Leopold IV : Menentukan seberapa jauh bagian terendah janin
masuk pintu atas pinggul. Penurunan bagian
terendah/terbawah dengan metode lima jari
perlimaan
Pada kematian janin yang lama akan sulit menilai
sejauh mana bagian terendah janin masuk pintu
atas panggul.
- Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ)
DJJ harus diantara 110-160 x/menit.
Pada Stillbirth tidak terdengar denyut jantung janin.
e) Ekstremitas Atas/ Bawah
- Oedema : -/-
Oedema tungkai terjadi akibat sirkulasi vena terganggu akibat terkena
uterus yang membesar pada vena-vena panggul.
- Varices :
- Varices merupakan pembesaran dan pelebaran pembuluh darah yang
sering dijumpai pada ibu hamil di sekitar vulva, vagina, paha, tungkai
bawah.
- Refleks patella : +/+
Normal jika tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon
diketuk. Bila refleks patella negatif, kemungkinan pasien kekurangan
vitamin B1.
f) Genetalia
- Vulva dan Vagina
Oedema : tidak
Varices : tidak
Bartholinitis : tidak
Pembesaran kelenjar skene : tidak
Pada wanita hamil sering mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Keadaan ini dalam batas normal (tidak berwarna, tidak
berbau, tidak gatal).
- Anus : tidak ada hemorrhoid
Wasir (haemorroid) dalam kehamilan terjadi pelebaran vena
haemorroidalis interna dan pleksus hommorroidalis eksternal karena
terdapatnya konstipasi dan pembesaran uterus.
3) Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Dalam (VT)
Untuk mengetahui tanda-tanda persalinan dengan melakukan pemeriksaan
langsung pada jalan lahir.
Tanggal : jam : oleh :
a) Adakah kelainan pada dinding vagiana, elastisitas perineum
b) Pembukaan : 1-10 cm (evoluasi tiap 4 jam)
Pada primigravida, pembukaan pada fase laten 1 cm/jam. Dan pada
multigravida, pembukaan pada fase laten 2 cm/jam
c) Penipisan / effacement
d) Ketuban : utuh (u) / sudah pecah , jika sudah keruh atau jernih
e) Presentasi : kepala
f) Denominator : UUK depan
g) Adakah bagian kecil di sekeliling bagian terendah (presentasi ganda)
h) Hodge : I – IV
1. Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan
bagian atas simfisis dan promontorium.
2. Bidang Hodge II: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak
setinggi bagian bawah simfisis.
3. Bidang Hodge III: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II,
terletak setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III,
terletak setinggi os koksigeus.

Pada Stillbirth dimana direncanakan terminasi kehamilan, penilaian serviks


dilakukan dengan skor bishop

a) Pemeriksaan lab : Pada Stillbirth penting untuk mengetahui kadar


faktor-faktor pembekuan dalam tubuh ibu.
b) USG : Pada Stillbirth penting untuk memastikan tidak ada
gerakan otot jantung janin dan tanda-tanda
kematian janin lainnya seperti spalding sign’s dll

7. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul

a. Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan dan kontraksi uterus
b. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian diri sendiri dan janin
8. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
- Observasi TTV - Untuk mengetahui
2. Nyeri Tujuan:
keadaan umum klien
berhubungan
Setelah dilakukan - Lakukan - Meningkatkan koping
dengan dilatasi
tindakan 3 x 24 jam pengkajian nyeri klien dalam
serviks, trauma
nyeri teratasi dengan mengatasi nyeri
jaringan dan
kriteria hasil: - Ajarkan metode - Untuk mengetahui
kontraksi uterus
- Pasien tidak distraksi lokasi nyeri, skala,
mengeluh nyeri lagi - Kolaborasi dan intensitasnya
- Skala nyeri Berikan analgetik - Untuk mengurangi
berkurang (<3) nyeri
- Analgetik berfungsi
untuk mengurangi
nyeri
- Observasi TTV - Mengetahui keadaan
3. Resiko tinggi Tujuan:
umum klien
infeksi
Setelah dilakukan - Terangkan pada - Untuk mencegah
berhubungan
tindakan 3 x 24 jam klien pentingnya terjadinya infeksi
dengan trauma
pasien tidak vulva hygiene berkelanjutan
jaringan
mengalami infeksi - Lakukan teknik - Inkubasi kuman pada
dengan kriteria hasil: vulva hygiene area genital yang
- Tidak merasa nyeri relatif cepat dapat
pada daerah vulva. menyebabkan infeksi
- Tidak merasa gatal - Tingkatkan teknik - Membantu mencegah
- TTV dalam batas cuci tangan yang penularan bakteri
normal benar untuk
meningkatkan
personal hygiene
klien
- Jelaskan - Pengetahuan dapat
4. Ansietas Tujuan :
prosedur dan arti membantu
berhubungan
Setelah dilakukan gejala menurunkan rasa
dengan ancaman
tindakan 3 x 24 jam takut dan
kematian diri
pasien tidak meningkatkan rasa
sendiri dan janin
mengalami kontrol terhadap
kecemasan dengan situasi
ktriteria hasil: - Berikan informasi - Pengetahuan akan
- Klien dalam bentuk membantu ibu untuk
mendiskusikan verbal dan tertulis mengatasi apa yang
ketakutan serta beri sedang terjadi
mengenai diri janin kesempatan klien dengan lebih efektif.
dan masa depan untuk Informasi sebaiknya
kehamilan, juga mengajukan tertulis, agar nantinya
mengenai pertanyaan memungkinkan ibu
ketakutan yang untuk mengulang
sehat dan tidak informasi akibat
sehat tingkat stress.
- Klien tampak - Pantau respon - Menandai tingkat
tenang verbal dan non kecemasan yang
- Klien tidak terlihat verbal ibu dan sedang dialami ibu
cemas lagi pasangan atau pasangan.
- Libatkan ibu - Menjadi mampu
dalam melakukan sesuatu
perencanaan dan untuk membantu
berpatisipasi mengontrol situasi
dalam perawatan sehingga dapat
sebanyak menurunkan rasa
mungkin takut
DAFTAR PUSTAKA

David Arnot, dkk (2009). Pustaka kesehatan Populer Masalah Psikologi, lansia dan
penyalahgunaan obat. PT Bhuana Ilmu Populer.
Kelley MC, et al. (2012). Silent loss and the clinical encounter: Parents’ and physicians’
experiences of stillbirth – a qualitative analysis.
Wilkison, judith M.2008. buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan NOC
di terjemahkan oleh: widyawati, dkk. Jakarta. EGC
Hamilton, Persis Mary.1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida bagus Gde. 2010. Buku Ajar Panthoom Obstetri. Jakarta: Trans Info Media.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Pillitteri, Adele.2002. Buku Saku Asuhan Ibu & Anak. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Yeyeh, Ai Rukiyah dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan. Jakarta: TIM.

Anda mungkin juga menyukai